Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Endang Kwartiningsih*, Arif Jumari, Anisya D., Sugihartati, Eka P.W., Sumarni
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112
*Email: end_kwart@yahoo.com
Abstract: Gas purification from the content of H2S using Fe-EDTA (Iron Chelated Solution)
gave several advantages. The advantages were the absorbent solution can be regenerated
that means a cheap operation cost, the separated sulfur was a solid that is easy to handle and
is save to be disposal to environment. This research was done by simulation and experimental.
The simulation step was done by mathematical model arrangement representing the absorption
process in packed column through mass transfer arrangement such as mass transfer equations
and chemical reaction. The experimental step was done with the making of Fe-EDTA solution
from FeCl2 and EDTA. Then Fe-EDTA solution was flown in counter current packed column that
was contacted with H2S in the methane gas. By comparing gas composition result of experiment
and simulation, the value of mass transfer coefficient in gas phase ( kAga), mass transfer
coefficient in liquid phase (kAla) and the reaction rate constant ( k) were found. The values of
mass transfer coefficient in liquid phase (kAla) were lower than values of mass transfer
coefficient in gas phase (kAga) and the reaction rate constant (k). It meant that H2S absorption
process using Fe-EDTA absorbent solution was determined by mass transfer process in liquid
phase. The higher flow rate of absorbent, the higher value of mass transfer coefficient in liquid
phase. The smaller packing diameter, the higher value of mass transfer coefficient in liquid
phase.From analysis of dimension, the relation of dimensionless number between Sherwood
number and flow rate of absorbent, packing diameter was
0 .0744 1.71
k Al a.D p 2 .v.D p Dp
15.78
D AB
Dk
49
2-
garam besi ke dalam larutan EDTA (Horikawa, (interface) ke badan cair. Ion S yang telah
2004). berada dalam badan cair selanjutnya bereaksi
3+
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dengan larutan absorben Fe-EDTA (ion Fe )
2+
model matematis pada absorbsi H2S membentuk sulfur (S) dan ion ferri (Fe ).
menggunakan larutan Fe-EDTA sehingga Kecepatan perpindahan massa komponen
2-
diperoleh data data koefisien transfer massa A (ion S ) dari badan gas ke interface mengikuti
dan konstanta kecepatan reaksi pada absorbsi persamaan 8 dan 9. Sedangkan kecepatan
H2S menggunakan larutan absorben Fe-EDTA. perpindahan massa komponen A (ion S2-) dari
Data-data kinetika tersebut nantinya merupakan interface ke badan cair mengikuti persamaan 10
data yang bersifat fundamental yang sangat dan 11. Persamaan kesetimbangan di interfase
diperlukan pada perancangan alat absorbsi H2S mengikuti persamaan 12 (Levenspiel, O., 1999).
menggunakan larutan absorben Fe-EDTA dalam NA = kAg (PA- PAi) (8)
skala pilot plant maupun dalam skala yang lebih NA = kAga (PA PAi) (9)
besar di industri. NA = kAl (CAi - CA) (10)
Pada penyerapan H2S dalam gas NA = kAla (CAi CA) (11)
menggunakan larutan absorben Iron Chelated PAi = H. CAi (12)
Solution, proses diawali dengan absorbsi H2S
oleh air dan reaksi dissosiasi dalam air. Proses Persamaan 11 dapat ditulis menjadi persamaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut berikut :
(OBrien, 1991)
CAi = CA + NA/kAla (13)
H 2 S ( g ) H 2 O(l )
H 2 S (l ) (1)
Dengan susbstitusi persamaan 11 dan 12 ke
HS H
H 2 S (l ) (2) persamaan 9 diperoleh :
HS
S 2 H (3) NA = kAga (PA H.CA H.NA/kAla) (14)
2-
Selanjutnya ion sulfur (S ) bereaksi dengan ion Akhirnya persamaan 14 menjadi persamaan 15.
3+
feri (Fe ) yang ada di dalam larutan
S 2 2 Fe 3
S ( s) 2Fe 2 ( PA H .C A )
(4) N A' (15)
Sulfur hasil reaksi (4) adalah sulfur padat yang
1 H
berada didalam sistem larutan absorben. k Ag a k Al a
Selanjutnya sulfur padat tersebut dipisahkan
secara filtrasi. Filtrat dari dari hasil filtrasi 2-
Ion S yang telah berada dalam badan cair
digenerasi menggunakan udara. Pada saat selanjutnya bereaksi dengan larutan absorben
regenerasi terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut : 3+
Fe-EDTA (ion Fe ) membentuk sulfur (S) dan
2+
1
12 O2 (l )
O 2 ( g ) H 2 O (l ) ion ferro (Fe ) dengan asumsi reaksi adalah
2 (5) reaksi elementer maka kecepaan reaksi
2 3
1
2 O2 (l ) 2 Fe H 2O
2 Fe 2OH mengikuti persamaan 16.
(6)
S 2 2 Fe 3
S 2 Fe 2
Larutan yang telah diregenerasi kembali - rA = k. CA. CB
2
(16)
mengandung ion ferri selanjutnya digunakan dengan
kembali untuk menyerap H2S. Secara 2-
A = ion sulfide (S )
keseluruhan proses absorbsi dan regenerasi 3+
B = ion ferri (Fe )
dapat dituliskan sebagai berikut C = sulfur (S)
D = ion ferro (Fe2+)
H 2 S ( g ) 12 O2 ( g )
H 2 O(l ) S ( s ) (7) Dengan asumsi proses absorbsi adalah
adiabatik dan isotermal (suhu operasi tetap),
Ditinjau dari aspek kinetika reaksi, reaksi panas pelarutan kecil sehingga diabaikan,
penyerapan H2S oleh larutan absorben dapat proses berlangsung dalam keadaan steady state
dikategorikan sebagai reaksi heteregen yaitu dan reaksi antara ion sulfide,S2- dan ion ion
gas dan cair. Mula-mula H2S (ion S2-) mendifusi ferro (Fe2+) terjadi di fase cair, maka model
dari badan gas ke lapisan film gas (interface), matematis proses absorbsi disusun dalam
selanjutnya mendifusi lagi dari lapisan film cair elemen volum setebal z sebagai berikut :
2
dC D 2.k .C A .C B . A.
Gz+z Lz+z (26)
dz L
Gambar 1. Elemen volum setebal z Persamaan (18), (20), (22), (24) dan (26)
merupakan persamaan diferensial ordiner yang
2-
Neraca massa komponen A (ion sulfide,S ) dapat diselesaikan secara simultan dengan
dalam fase gas dalam elemen volum setebal z minimasi SSE menggunakan program Matlab
: sehingga diperoleh nilai kAga, kAla dan k.
(G.P/R.T). yAz+z (G.P/R.T) yAz - Keadaan batas yang digunakan:
(Y A .P H .C A )
A.z - 0 = 0 (17) z=0; yA=yA; CA=0; CB=CB0; CC=0; CD= 0
1 H
k Ag a k Al a z=z; yA=yA0; CA=CA ; CB=CB; CC=CC; CD=CD
REGENERATOR
ABSORBER
dalam gas berkurang. Gas metana miskin H2S
keluar dari puncak kolom dan larutan yang
Gas metana Pemisahan
mengandung padatan sulfur dipompa ke kolom + H2S partikel udara
DAFTAR PUSTAKA
Chiang, A. S. T. and Y.-W. Chen, 1987,
Selective Removal of Hydrogen Sulfide
Pollutant with Zinc oxide, Proc. of 4th Air
Pollution Control Technical Conference,
National Taiwan University, Taipei: 199-
206.
Geankoplis, 1993, Transport Processes and Unit
Operation, 3rd ed., Prentice Hall, New
Jersey.