Sunteți pe pagina 1din 68

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA IBU.

S TERUTAMA
PADA IBU. S DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI

Ilutrasi Anggota Keluarga Dengan Hipertensi

Pada kesempatan kali ini penulis akan menyajikan data tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
yang telah penulis laksanakan mulai dari tanggal 5 Mei sampai dengan 12 Mei 2014 melalui
peninjauan langsung pada keluarga terutama yang mengalami masalah kesehatan Hipertensi di
Dusun Gampong Teungoh, Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Baca Juga : Asuhan Keperawatan keluarga Ibu S terutama An. D yang mengalami masalah
kesehatan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
a. Kepala Keluarga (KK) : Ibu S
b. Alamat Dan Telepon/Hp : Gampong Baloy, Kecamatan Blang
Mangat/ -
c. Pekerjaan Kepala Keluarga : Bertani/ Berkebun
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SD
e. Komposisi Keluarga
Tabel 3.1 komposisi keluarga ibu S

Hubungan
N Umur Pendidikan
Nama Jenis keluarga kepala
o (tahun) terakhir
keluarga
1 Ibu Saidah P KK 54 SMP
2 An. Musliadi L Anak 28 SMA
3 An. Marzuki L Anak 20 SMA
f. Tipe Keluarga : tipe keluarga ibu S adalah single parent
g. Suku Bangsa : Aceh
h. Agama : Islam
i. Status Sosial Ekonomi
Status ekonomi keluarga merupakan ekonomi menengah kebawah. Penghasilan keluarga dari
bertani. Keluarga ibu S mengatakan dengan penghasilan tersebut ibu S merasa belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena saat ini saat ini ibu S sebagai kepala keluarga dan
saat ini pula dirinya sedang sakit. Anak ibu S yaitu An. Ma sehari-harinya hanya bekerja sebagai
buruh lepas yang kadang kala ada hasil dan kadang tidak dan An.Mu tidak bekerja hanya
membantu ibu S bertani.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga Ibu S hanya di habiskan di rumah saja dengan menonton televisi.
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan dan tugas perkembangan keluarga ibu S saat ini adalah keluarga dengan
anak dewasa (pelepasan) dengan tugas keluarga:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Keluarga ibu S belum bisa memenuhi tugasnya sebagai kepala keluarga yang mana anaknya
belum ada yang mandiri dan berkeluarga dan masih tergantung pada dirinya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Ibu S mengatakan dirinya kini sedang mengalami masalah kesehatan dengan gejala sakit kepala,
pusing, lemas, mudah cemas, dan sudah pernah berobat dan memiliki riwayat darah tinggi
sebelumnya. Masalah kesehatan ini sudah dialami ibu S semenjak 1 tahun lebih dan masih
menjadi masalah kesehatannya sampai saat ini karena tidak atau belum kunjung sembuh.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Ibu S mengatakan riwayat kesehatan keluarganya terdahulu juga memiliki riwayat darah tinggi
dan penyakit kencing manis seperti yang dialami oleh ayah dan adik kandung ibu S yang
memiliki riwayat hipertensi dan kencing manis.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga ibu S adalah milik pribadi dengan tipe rumah semi permanen dengan luas 5x7
m2 dan berlantai semen, di dalam rumah ada 3 kamar dengan ventilasi yang bagus dan
mendapatkan udara yang bersih, keadaan rumah kurang terawat, SPAL dengan kondisi bersih
yang dialiri ke parit, sumber air bersih dari sumur dengan warna jernih, dan sumber air minum
berasal dari air mineral isi ulang.
b. Karakteritik Tetangga dan Komunitasnya
Ibu S hanya tinggal dengan dua anaknya yang jauh dari sanak saudaranya yang lain.
Karakteristik tetangga dan komunitas ibu S sangat baik dan saling gotong royong dalam hal
kegiatan apapun di lingkungannya dalam berbagai acara. Umumnya penduduk di sekitar tetangga
ibu S berprofesi sebagai petani. Komunikasi antar tetangga sangat baik dan saling menghargai.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Ibu S sudah lama tinggal di desa tersebut semenjak berkeluarga. Suami ibu S hampir 6 tahun
tiada, namun anak-anak ibu S belum berkeluarga. Karabat dari keluarga ibu S berada di daerah
lain yang agak jauh dari rumah ibu S, namun tidak terlalu jauh dari rumah keluarga almarhum
suaminya.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga ibu S hidup berdampingan dengan tetangga dan terjalin komunikasi dengan baik antar
masyarakat, keluarga Ibu S sering terlibat dalam kegiatan di desanya terlebih begitu juga dengan
anak-anaknya. Namun disaat sakit ibu S jarang keluar rumah dan lebih sering istirahat
dirumahnya (bedrest).
e. Sistem Pendukung Keluarga
Lingkungan tempat tinggal keluarga Ibu S berada jauh dari familinya namun saat ibu S
membutuhkan bantuan tetangga ibu S senang membantu. Keluarga ibu S tergolong keluarga
yang kurang mampu sehingga disaat ibu S keluarga tidak mempunyai biaya untuk berobat
maksimal sehingga ibu S tidak sembuh total dalam berobat.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur Peran
Ibu S menjadi tumpuan keluarga dan menjadi kepala keluarga. Anak-anak ibu S sudah dewasa
namun belum mampu untuk berkeluarga sehingga masih menjadi tanggung jawab ibu S dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun begitu anak-anaknya juga sudah biasa membantu ibu S
mengerjakan kebutuhannya sendiri tapi belum mampu menggantikan peran pengganti ibu S yang
mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Nilai Dan Norma Budaya Keluarga
Nilai dan norma budaya yang diberlakukan keluarga Ibu S berdasarkan anjuran agama dan adat
istiadat yang berlaku di tempatnya terutama dalam hal pendidikan agama dan norma agama.
c. Pola Komunikasi Keluarga
Sistem komunikasi yang diterapkan Ibu S dalam keluarga termasuk hal yang umum di lakukan
di masyarakat di sekitarnya. Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa Aceh,
komunikasi bersifat terbuka satu sama lain sehingga apabila ada masalah akan cepat
terselesaikan dan komunikasi yang dilakukan biasa saat selesai makan malam dan saat bersantai.
d. Struktur Pendukung Kekuatan Keluarga
Keluarga Ibu S masih memiliki kerabat yang bisa diharapkan bilamana memerlukan bantuan.
Masalah kesehatan yang terjadi pada ibu S masih bisa diobati dengan dukungan anggota keluarga
namun keluarga ibu S jarang mengabari kerabatnya karena tidak ingin membuat kerabatnya
khawatir.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Pendidikan/Afektif
Keluarga ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari dirinya, namun Ibu
S hanya dapat menyekolahkan anaknya sampai jenjang SMA.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku baik dengan sesama
karena menurut keluarga dalam hidup ini manusia selalu membutuhkan satu sama lainnya .
c. Fungsi Ekonomi
Menurut keluarga penghasilan hanya diperoleh dari hasil bertani yang mungkin hanya 3 bulan
sekali namun keluarga ibu S sudah bersyukur dengan keadaanya walaupun kadang tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kini ibu S sudah sering berada di kasur ketimbang di
sawah .
d. Fungsi Pemenuhan (Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan)
1) Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga Ibu S sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada ibu S dan sudah pernah
berobat namun sering juga ibu S menganggap sakitnya karena faktor usia. Namun keluarga tidak
mengetahui bahwa penyebabnya juga muncul dari asupan nutrisi yang salah.
2) Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Ibu S sudah bisa memutuskan untuk berobat ke puskesmas atau tempat praktik jika mengalami
gejala seperti sakit kepala dan pusing untuk mendapatkan perawatan dan konsultasi kesehatan
namun kadang kala ibu S tidak mampu pergi berobat dan anaknya tidak berada dirumah
membuat ibu S tidak terkontrol peyakitnya.
3) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Ibu S tinggal bersama kedua anaknya. Menurut pengakuan ibu S anaknya sering tidak ada
dirumah sehingga ibu sangat khawatir jika terkadang sakit tidak ada yang melihatnya.
4) Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat
Tipe rumah Ibu S tergolong tipe rumah yang sederhana namun jarang terawat yang mungkin
tugas Ibu S yang sudah tumpang tindih yang dan kini ibu S tidak bias beraktivitas maksimal
untuk memenuhi perawatan dan memelihara lingkungan rumah.
5) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Ibu S saat pertama sakit selalu kontrol akan penyakitnya namun sudah 6 bulan terakhir ini ibu S
sudah jarang kontrol penyakitnya ke puskesmas.
e. Fungsi Religius
Keluarga ibu S beragama islam dan ajaran maupun prilaku kedua anaknya ia tekankan harus
sesuai dengan ajaran agama. Begitu juga kegiatan agama didesanya yang dulunya saat aktif
mengikuti segala bentuk kegiatan keagamaan namun sekarang sudah jarang selama aktivitasnya
berkurang karena sakit.
f. Fungsi Reproduksi
Keluarga ibu S adalah keluarga single parent yang tentu saja tidak lagi memiliki keturunan dan
ibu S juga sudah tidak produktif lagi.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor (Masalah) Jangka Pendek
Ibu S gelisah karena masalah kesakitan yang dialaminya sangat menggangu kebiasan
rutinitasnya sehari-hari. Ibu S merupakan masih menjadi tumpuan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan sehari jadi ibu sangat mengingikan untuk sembuh total dan bisa beraktivitas secara
normal.
b. Stress (Masalah) Jangka Panjang
Ibu S cemas dengan kondisinya yang sudah mampu merawat anaknya dan terlebih anak-anaknya
adalah laki-laki sehingga kebutuhan keluarga tidak bisa ia harapkan pada anaknya semua.
c. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Stressor (Masalah)
Ibu S dan keluarga mengaku cemas dengan kesehatan anggota keluarganya namun keluarga tidak
putus asa dan tidak terlihat menampilkan perilaku yang maladaptif.
d. Strategi Koping yang digunakan
Ibu S dan anaknya selalu mengharapkan adanya petunjuk dan mengharapkan ridha Allah dalam
segala kejadian maupun masalah yang terjadi.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga tidak menunjukkan sikap maupun tindakan yang maladaptif dalam menghadapi
masalah.
7. Harapan Keluarga
Keluarga ibu S berharap dengan kehadiran perawat dapat membantu mereka dalam hal kesehatan
dan untuk mengurangi masalah kesehatan yang sedang dialaminya.
8. Data Tambahan
Ibu S mengatakan sakit kepala dengan skala nyeri 2, ibu S mengatakan tidak bisa tidur dengan
nyenyak dan sering memegang kepala. Keluarga mengatakan Ibu S selama ini jarang beraktivitas
dan keadaan ini sudah dirasakan selama kurang lebih 1 tahun terakhir. Keluarga mengatakan ibu
S sudah jarang mengontrol penyakitnya ke puskesmas.
Skala kekuatan otot Ibu S :

9. Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga (head to toe)


Tabel 3.2: Pemeriksaan kesehatan Ibu S tanggal 6 Mei 2014
No Area pemeriksaan Hasil
1 Kepala Bentuk oval, rambut ikal, hitam dan lebat.
Nyeri kepala. Tidak ada benjolan di daerah
kranium.
2 Mata/ wajah Ibu S mengeluh matanya kadang-kadang kabur
dan berkunang-kunang saat reaksi nyeri dan
wajah menegang
3 Hidung Penciuman (nervus olfaktorius) tidak ada
masalah
4 Mulut Mulut kering, napas bau, lidah kotor, mukosa
kering.
5 Leher Terkadang Ibu S mengeluh nyeri di pundak
menjalar ke leher. Tidak ada pembesaran
kelenjar limpa.
6 Dada/ thorak Dada simetris, nyeri (+), jantung berdebar-
debar jika sedang sakit/nyeri.
7 Abdomen kadang mengalami konstipasi (namun
peristaltik dalam batas normal saat
pengkajian).
8 Tangan Ekstremitas atas terasa hangat, kram
kelemahan, dapat bergerak minimal dan tidak
ada tanda-tanda yang bermasalah.

9 Kaki Esktremitas bawah terasa hangat, kram,


bergerak minimal.
10 Genetalia Tidak dikaji dan tidak ada keluhan.
11 Keadaan Umum Lemas, menahan rasa sakit dan takut.
12 Lain-lainnya :
Berat badan 65 Kg
Tinggi badan 155 cm
Vital sign TD: 160/100 mmHg, Pulse: 80x/ i, RR: 24x/ i,
T: 37oC

Tabel 3.3: Pemeriksaan kesehatan An. Mu tanggal 6 Mei 2014


No Area pemeriksaan Hasil
1 Kepala Bentuk oval, rambut ikal, lurus, dan tidak ada
masalah kesehatan.
2 Mata Tidak anemis, tidak ada masalah penglihatan.
3 Hidung Tidak ada secret, tidak ada masalah
penciuman.
4 Mulut Mukosa lembab, tidak ada kesulitan menelan,
gigi utuh
5 Leher Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
kelenjar limpa
6 Dada Simetris, bunyi jantung dan paru dalam batas
normal
7 Abdomen Tidak ada distensi, peristaltik (+), tidak
terdapat kelainan/ masalah kesehatan
8 Tangan Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
9 Kaki Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
10 Lain-lainnya :
Berat badan 50 Kg
Tinggi badan 160 cm
Vital sign TD: 120/80 mmHg, Pulse: 80x/ i, RR: 20x/ i,
T: 36oC
11 Keadaan umum Tidak terdapat masalah kesehatan

Tabel 3.4: Pemeriksaan kesehatan An. Ma tanggal 6 Mei 2014


No Area pemeriksaan Hasil
1 Kepala Rambut bersih, lebat, lurus dan bebas ketombe
2 Mata Sklera mata kiri dan kanan tidak anemis dan
palpebra merah mudah
3 Hidung Tidak bersekret, dan tidak ada kelainan
penciuman
4 Mulut Mukosa lembab, tidak ada kesulitan menelan,
gigi utuh
5 Leher Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
kelenjar limpa
6 Dada Simetris, bunyi jantung dan paru dalam batas
normal
7 Abdomen Tidak ada distensi, peristaltik (+), tidak
terdapat kelainan/ masalah kesehatan
8 Tangan Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
9 Kaki Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
10 Lain-lainnya :
Berat badan 50 Kg
Tinggi badan 155 cm
Vital sign TD: 120/80 mmHg, Pulse: 80x/ i, RR: 20x/ i,
T: 36oC
11 Keadaan umum Tidak terdapat masalah kesehatan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Tabel 3.5 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Tanggal: 6 Mei 2014 Gangguan rasa Ketidakmampuan
Data Subjektif: nyaman (nyeri) keluarga dalam
- Ibu S mengeluh sakit kepala merawat anggota
- Ibu S mengatakan nyeri skala 2 keluarga yang
- anak-anak ibu S mengatakan mengalami hipertensi.
kurang memahami cara merawat
ibu S
- ibu S tidak diet makanan khusus
dan makan tanpa ada pantangan.
- Pola tidur ibu S tidak sesuai dan
kurang dari kebutuhan.
Data Objektif:
- Ibu S sering terlihat memegang
kepala bagian belakang.
- Wajah ibu S terlihat cemas dan
tagang.
- TD : 160/100 mmHg
- Pulse : 80 x/menit
- RR : 24 x/menit
- T : 37oC
2 Tanggal : 6 Mei 2014 Intoleransi aktivitas Ketidakmampuan
Data Subjektif: keluarga dalam
- Ibu S mengatakan selama ini tidak merawat anggota
bisa mengerjakan aktifitasnya keluarga yang
sehari-hari dan sering bedrest. mengalami
- Keluarga mengatakan bahwa hipertensi.
ibunya sudah mengalami penyakit
ini lebih sari 1 tahun dan sudah
jarang bekerja atau pergi kesawah
selama ini.
Data Objektif:
- Ibu S tidak bisa mengerjakan
pekerjaanya dengan maksimal.
- Ibu S sering bedrest total saat sakit.
- Ibu S sering mengeluh nyeri dan
susah tidur.
Skala kekuatan dan persentasi
kekuatan otot
4444 4444
4444 4444

Tabel 3.5: Lanjutan Analisa Data


No Data Masalah Etiologi
3 Tanggal 6 Mei 2014 Resiko terjadi Ketidak mampuan
Data Subjektif: komplikasi penyakit keluarga mengenal
- Ibu S mengatakan tidak mengerti hipertensi ( Cedera masalah kesehatan
dampak dari darah tinggi yang di CerebroVasculer/ pada anggota keluarga
deritanya CVA) yang sakit
- Ibu S mengatakan tidak pernah
pantangan makan.
- Ibu S mengatakan sudah jarang
kontrol ke puskesmas
Data Objektif:
- TD : 160/100 mmHg.
- Jarang kontrol ke Puskesmas.
- Keluarga ibu.S tidak tahu tentang
Diet pada hipertensi.
- Keluarga tidak ada yang mampu
merawat dan mengidentifikasi
tanda-tanda komplikasi yang terjadi
pada ibu S.

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan


Tabel 3.6 Rumusan Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan (PES)
1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi ditandai dengan Data Subjektif:
Ibu S mengeluh sakit kepala, Ibu S mengatakan nyeri skala 2 , anak-anak ibu S
mengatakan kurang memahami cara merawat ibu S, ibu S tidak diet makanan khusus
dan makan tanpa ada pantangan, Pola tidur ibu S tidak sesuai dan kurang dari
kebutuhan. Data Objektif: Ibu S sring terlihat memegang kepala bagian berlakang.,
Wajah ibu S terlihat cemas dan tagang, vitak sign :TD : 160/100 mmHg, Pulse : 80
x/menit, RR : 24 x/menit, T : 37oC.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
2 anggota keluarga yang mengalami hipertensi ditandai dengan Data Subjektif: Ibu S
mengatakan selama ini tidak bisa mengerjakan aktifitasnya sehari-hari dan sering
bedrest, Keluarga mengatakan bahwa ibunya sudah mengalami penyakit ini lebih sari 1
tahun dan sudah jarang bekerja atau pergi kesawah selama ini. Data Objektif: Ibu S
tidak bisa mengerjakan pekerjaanya dengan maksimal, Ibu S sering bedrest total saat
sakit, Ibu S sering mengeluh nyeri dan susah tidur .
Skala kekuatan dan persentasi kekuatan otot
4 4
4 4

Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi (Cedera CerebroVasculer /CVA)


berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Data Subjektif: Ibu S mengatakan tidak
3 mengerti dampak dari darah tinggi, Ibu S mengatakan tidak pernah pantangan makan.
Data Objektif: TD : 160/100 mmHg, Jarang kontrol ke Puskesmas, Keluarga ibu S
tidak tahu tentang Diet pada hipertensi, Keluarga tidak ada yang mampu merawat dan
mengidentifikasi tanda-tanda komplikasi yang terjadi pada ibu S.

3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami hipertensi.
Tabel 3.7 Skoring Diagnosa Keperawatan 1
N Kriteria Skor Pembenaran
o
1 Sifat masalah: 3x 1 = 1 Masalah sudah terjadi dan menjadi
tidak/kurang 3 penyebab timbulnya berbagai masalah
sehat lainya. Nyeri kepala dirasakan ibu S
karena peningkatan tekanan vaskuler
serebral yang ditandai dengan TD :
160/100 mmHg.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Masalah dapat diatasi dengan
masalah dapat 2 mengatasi gejala dan penyebab
diubah: hipertensi dan kontrol teratur.
sebagian
3 Potensial 2x1 = 2/3 Rasa nyeri dapat dikurangi melalui
masalah untuk 3 pengobatan dan perawatan yang tepat
dicegah : cukup
4 Menonjalnya 2x1 = 1 Keluarga menyadari ibu S
masalah: 2 mempunyai masalah dampak dari
masalah berat hipertensi maka segera mengatasi
dan harus masalah tersebut
segera harus
ditangani.
Total skor 3 2/3
Diagnosa Keperawatan 2
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami hipertensi.
Tabel 3.8 Skoring Diagnosa Keperawatan 2
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 2x 1 = 2/3 Hipertensi yang dialami oleh ibu S
ancaman 3 menyebabkan Ibu S tidak sanggup
kesehatan melakukan aktivitas-aktivitas yang
berat dan menyebabkan ibu S harus
bedrest total selama sakit jadi jika
dibiarkan ini akan menyebabkan
resiko komplikasi penyakit lainnya.
2 Kemungkinan 2x2 = 2 Masalah intoleransi aktivitas terjadi
masalah dapat 2 karena ibu S nyeri bertambah saat
diubah: mudah beraktivitas jadi masalah dapat selesai
dengan hilangnya keluhan nyeri.
3 Potensial 3x1 = 1 Kemungkinan masalah dapat dicegah
masalah untuk 3 dengan menghindari faktor pencetus,
dicegah: tinggi serta fasilitas pelayanan pasien dapat
dijangkau.
4 Menonjolnya 1x2 = Ibu S mengatakan ini sulit bergerak
masalah: 2 dan membuatnya cemas karena haus
masalah ada istirahat total akan tetapi ia tetap
tapi tidak perlu bekerja dengan sesekali memaksakan
segera diri.
ditangani
Total skor 4 1/6

Diagnosa Keperawatan 3
Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi (CVA) berhubungan dengan Ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit.
Tabel 3.9 Skoring Diagnosa Keperawatan 3
No kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 2x 1 = 2/3 Penyakit Hipertensi merupakan
ancaman 3 penyakit menahun yang sulit sembuh
kesehatan total.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Komplikasi pada Hipertensi bisa
masalah dapat 2 disebabkan dari berbagai faktor apalagi
diubah: bila klien tidak disiplin dalam
sebagian perawatan kesehatannya.
3 Potensial 3x1 = 3 Sumber-sumber dan tindakan untuk
masalah untuk 3 mencegah meningkatnya tekanan darah
dicegah: bisa terjangkau oleh keluarga Ny.S
tinggi
4 Menonjolnya 0x1 = 0 Masalah belum muncul sehingga
masalah: 2 masalah tidak dianggap serius oleh Ny.
masalah tidak S dan keluarganya
dirasakannya.
Total skor 3 2/3

4. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Tabel 3.10 Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota 4 1/6
keluarga yang mengalami hipertensi.
2 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota 3 2/3
keluarga yang mengalami hipertensi.
3 Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi (CVA)
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga
3 2/3
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga
yang sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. C Pendidikan : S1
Umur : 65 Tahun Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Alamat : jln. Plam No. 11 Padang
Suku : Minang

b. Komposisi Keluarga
N
Nama Jk Hub. Klg Umur Pendidikan Pekerjaan
o
1 Ny. L P Istri 63 Th SMP IRT
2 An. C P Anak 22 Th D1 Mahasiswi
3 An. F L Anak 17 Th SMK Siswa
4 An. T P Anak 9 Th SD Siswa
5 An. Z P Anak 3 Th Belum Sekolah -

c. Genogram

Keterangan: laki-laki
Perempuan

/ Meninggal

Penderita

d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.C adalah tipe keluarga nuclear family yang terdiri dari Tn.C sebagai
kepala keluarga, Ny. L sebagai istri dan An. C, An. F, An. T dan An. Z sebagai anak.
e. Suku Bangsa
Keluarga Tn. C bersuku minang dan pada keluarga Tn. C terdapat kebiasaan pola makan
yang kurang bergizi. Dalam mengasuh anak sesuai dengan budaya yang dianut keluarga.
f. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. C adalah islam. Keluarga Tn. C biasanya melakukan
shalat 5 waktu dirumah tapi kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah dimasyarakat
g. status social ekonomi
Tn. C adalah seorang PNS yang gajinya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penghasilan Tn. C kurang lebih 2juta per bulan. Ny. L bekerja sebagai IRT dan anak-anaknya
sedang melanjutkan pendidikan kecuali An. Z karena belum sekolah.
h. aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. C mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal. aktivitas rekreasi
biasanya berkumpul dengan keluarga lain. Pada sore hari biasanya Ny. L duduk-duduk didepan
rumah bersama anaknya. Jenis rekreasi lainnya adalah menonton TV bersama anggota keluarga
sambil bercanda dengan anak.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. C adalah tahap perkembangan keluarga dengan Dewasa
Muda.
b. tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah persiapan anaknya untuk
melanjutkan pendidikanya lagi ke yang lebih tinggi. An. C mau meneruskan kuliahnya dan An. F
mau tamat SMK dan melanjutkan ke bangku perkuliahan.
c. riwayat keluarga inti
Tn. C dan Ny. L sudah menikah selama 23 tahun yang lalu, setelah satu tahun menikah baru
dikaruniai anak. Tn. C sering mengeluh tulangnya sakit sakit jika makan makanan seperti buah
melinjo, kacang panjang dan sayur paku. Serta jika terlalu lama di air. Tn. C sudah lama
mengalami sakit ini dan hanya diobati dengan tidak mengkonsumsi makanan itu dan tidak lala-
lama dalam air. Tn. C juga sering memgeluh giginya sakit jika minuk atau makan makanan yang
terlalu manis. Ny. L mengeluh badanya bertambah besar dan Ny. L pun cemas takut terkena
penyakit karna dia mengganggap dirinya sudah tua. An. C, An. T dan An. Z tidak ada keluhan
dan riwayat imunisasi lengkap. Sedangkan An. F mengeluh kepalanya sakit.
d. riwayat keluarga sebelumnya
Ny. L mengatakan bahwa dia pernah mengalami penyakit TB Paru 10 tahun yang lalu dan
dia sudah dinyatakan sembuh setelah berobat ke dokter. Dari keluarga Ny. K ada riwayat
keturunan penyakit Hipertensi sedangkan dari keluarga Tn. C tidak ada riwayat penyakit
keturunan.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki oleh keluarga Tn. C adalah permanent dan milik pribadi, yang terdiri
dari 2 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 dapur dan
1 ruangan kosong (gudang). rumah tersebut berlantai keramik dan dindingnya terbuat dari bata
dan semen. mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan.
Peralatan yang ada dirumah Tn. C adalah perabotan rumah tangga yang sederhana serta
peralatan dapur. terlihat keluarga mempunyai TV sebagai media informasi dan hiburan.
Sedangkan penyediaan air bersih berasal dari sumur. Keluarga mengatakan sampah rumah
tangga yang telah dikumpulkan biasanya dibakar dan kadang-kadang ditimbun. Keadaan rumah
bersih.
b. Denah rumah

c. karakteristik tetangga dan komunitas RW


keluarga Tn. C dengan tetangga berjalan dengan baik. tipe komunitas sifatnya homogen,
yaitu umumnya bersuku minang walaupun dari berbagai daerah disumatra barat.
d. mobilitas geografis
Keluarga Tn.C adalah penduduk asli yang mana mata pencarian keluarganya adalah
sebagai seorang PNS.
e. perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.m lebih sering berinteraksi dengan istri dan anaknya pada sore dan malam
hari. Aktifitas yang dilakukan biasanya menonton TV, bercanda dengan anak mereka dan
menceritakan pengalaman masing-masing sambil memainkan alat musik.
Sedangkan dengan masyarakat lingkungan perumahan interaksi berjalan dengan baik.Ny. L
ikut dalam kader, arisan, dan wirid. Begitu pula dengan Tn. C juga ikut jika ada acara gotong
royong dan kerja bakti.
f. sisitem pendukung keluarga
Keluarga Tn. C menggunakan system pendukung yang tersedia di lingkungannya seperti:
puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter. Kalau berobat ke puskesmas keluarga Tn. C
menggunakan kartu ASKES.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. pola komunikasi keluarga
Kelurga Tn.J mempunyai pola komunikasi yang cukup baik ,terbuka dan dua arah anggota
keluarga mengutarakan keinginan-keinginan dan perasaan secara terbuka .bila timbul masalah
dalam keluarga berusaha mendiskusikan dan memberikan umpan balik yang tepat. Tidak ada
pola komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga. Sebagai pengambil keputusan
dalam suatu masalah setelah dimusyawarahkan yaitu Tn. C.
b. struktur kekuatan keluarga
Tn. C merupakan pemegang kendali rumah tangga yang sekaligus berperan sebagai kepala
keluarga. Proses pengambilan keputusan dalam keluarga ini dengan cara musyawarah antara Tn.
C dan Ny. L dan anak-anaknya. menurut Ny. L suaminya adalah seorang yang tidak pemarah
dan pengertian terhadap istri dan sayang terhadap anak mereka. Ny. L mengendalikan
pendapatan untuk digunakan sebagai pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran wajib lainya
seperti tagihan litrik, biaya pendidikan anak dan biaya tidak terduga .
c. struktur peran
Saat ini Tn. C berperan sebagai bapak dan sekaligus merangkap sebagai kepala keluarga
dan bertindak mencari nafkah. Sedangkan Ny. L berperan sebagai ibu rumah tangga yang
mengurus suami, rumah dan mengurus anak serta An. C sebagai kakak yang patut dijadikan
contoh untuk adik-adiknya.
d. nilai dan norma keluarga
Kelurga Tn. C menganggap nilai dan norma sesuai dengan apa yang ada dimasyarakat. Tn.
C mengatakan tidak percaya pada dukun atau para normal lainnya. Namun Tn. C selalu yakin
pada doa yang selalu dihaturkanya kepada allah akan memberi berkah pada keluarganya. kalau
sakit Tn. C dan keluarga biasanya pergi berobat ke pelayanan kesehatan.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Antara Tn. C, Ny. L dan 4 anaknya tampak saling menyayangi. Tn . C mencari nafkah
untuk kelurganya dan dia tidak pernah mengeluh dan jarang sekali terjadi pertengkaran dalam
kelurga ini.walaupun kadang-kadang terdapat suatu masalah tapi dapat diselesaikan oleh
keluarga dengan jalan musyswarah.
b. Fungsi Sosialisasi
Dengan lingkungan sekitar keluarga Tn. C mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan
lingkungan dan sering mengajak anak-anak mereka untuk mengunjungi keluarga yang lain
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn. C sehat adalah bila keluarga dapat melaksanakan seluruh aktifitas
dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, flu, sakit kepala dan yang lainya (penurunan
kesehatan). Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana kesehatan menurun sehingga
mengganggu aktifitas yang biasanya dilakukan.
d. fungsi reproduksi
Kelurga Tn. C berharap tidak mendapatkan anak lagi karena sudah dianggap cukup. Ny. L
menggunakan kontrasepsi.
e. fungsi ekonomi
Tn. C dapat memenuhi keuangankeluarganya dan Ny. L mengontrol penggunaan uangnya
dengan baik. Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan dan sandang yang cukup.

VI. SETRESS DAN KOPING KELUARGA


a. stressor jangka pendek
Perubahan kesehatan pada Tn. C yang sering sakit atau penykitnya sering kambuh sehingga
menimbulkan perasaan cemas pada Tn. C. Dia takut kalau dia sakit bagaimana dia bekerja untuk
mencari nafkah untuk keluarganya.
b. Stressor jangka panjang
Tn. C cukup kwatir untuk kehidupan mendatang dengan jaman yang selalu berubah,
apakah dia sanggup untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya serta pendidikan Tn. C sendiri.
c. kemampuan keluarga berespon
Terhadap setress jangka pendek keluarga akan membawa Tn. C untuk melanjutkan
pengobatanya serta mengontrol asupan makananya.
d. strategi koping yang digunakan
Kelurga menggunakan system dukungan sosialnya. sedangkan jika ada masalah kelurga
berusaha untuk mendiskusikannya untuk mencari jalan penyelesaianya.
e. strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak mempunyai adaptasi disfungsional.
f. harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi adalah agar masalah tersebut
dapat diatasi dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan kesehatan.
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah perawat keluarga dapat
memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi keluarga dan membantu keluarga
mengatasi masalah tersebut. Selain itu dengan adanya kunjungan rumah tersebut keluarga
berharap dapat menambah pengetahuan mereka tentang kesehatan.ANALISA DATA
No DATA Masalah Diagnosa
1 DS: Potensial pola Potensial pola
Kelurga mengatakan bahwa Tn. C nutrisi pada Tn. C, nutrisi pada Tn. C
sudah cukup lama menderita keluarga Tn. C keluarga Tn. C b.d
reumatik kurang
Menurut keluarga reumatik itu kemampuan
adalah sakit tulang karena keluarga merawat
makanan dan suhu dingin anggota keluarga
Menurut keluarga tanda dan gejala dengan masalah
reumatik itu sakit tulang jika reumatik.
makan makanan pantangan dan
suhu dingin
Tn. C mengeluh tulangnya jika
makan makanan seperti buah
melinjo, kacang kacangan dan
sayur paku
Tn. C mengatakan bahwa saat ini ia
mencoba mengatur atau
menghindari makanan yang
dapat menyebabkan kambuh
penyakitnya dan melanjutkan
pengobatan yang sedang
dijalaninya.

DO:
Keluarga tidak dapat menyebutkan
akibat lanjut sakit reumatik
Keluarga bertanya bagaimana
perawatan bagi penderita
penyakit reumatik
2 DS: Gagguan rasa Gagguan rasa
Keluarga mengatakan Tn. C sering nyaman : nyeri nyaman : nyeri
tampak kesakitan pada Tn. C pada Tn. C
Tn. C mengatakan sakitnya sering keluarga Tn. C keluarga Tn. C b.d
kambuh walaupun sudah ketidakmampuan
mengurangi makanan yang keluarga dalam
menyebabkan reumatik merawat anggota
Keluarga mengatakan suhu keluarga yang
didaerahnya dingin pada malam sakit.
hari.

DO:
Tn. C tampak menyeringis
Keluarga tidak mengetahui akibat
lanjut dari penyakit reumatik

SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa keperawatan 1: Potensial pola nutrisi pada Tn. C, keluarga Tn. C b.d kurang
kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah reumatik.
N NILA
KRITERIA BOBOT SKOR PEMBENARAN
O I
1 Sifat masalah: 1 1 1/3x1= 1/3 Sifat masalah
Actual : 3 dikatakan potensial
Resiko : 2 karena merupakan
Potensial : 1 peningkatan
keteraturan pola
makan dengan
konsumsi yang benar.
Karena masalah
timbul jika
mengkonsumsi
makanan tersebut.
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 Masalah dapat diubah
masalah tidak dapat jika segera dilakukan
diubah: intervensi yang tepat,
Mudah : 2 namun intervensi ini
Sebagian : 1 harus dilakukan oleh
Tidak dapat : 0 keluarga yang mana
butuh evaluasi apakah
tindakan tepat/tidak,
keluarga harus selalu
memperhatikan
asupan makanan.
3 Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah tidak dapat
dapat dicegah: langsung diatasi
Tinggi : 3 dengan perawatan
Cukup : 2 singkat, tapi harus
Rendah : 1 kerja sama dengan
anggota keluarga
untuk mendapatkan
hasil yang baik.
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1= 1 Keluarga merasakan
masalah: masalah yang ada
Masalah berat, harus mengganggu karena
segera ditangani : 2 membuat keluarga
Ada masalah tapi tidak dapat
tidak perlu ditangani melakukan pekerjaan
:1 sehingga dapat
Masalah tidak menurunkan status
dirasakan : 0 kesehatan klien dan
mengganggu
kenyamanan klien.

Total Skor 3

Diagnosa keperawatan 2 : Gagguan rasa nyaman : nyeri pada Tn. C keluarga Tn.C b.d
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
N
KRITERIA NILAI BOBOT SKOR PEMBENARAN
O
1 Sifat masalah: 3 1 3/3x1= 1 Masalah ini telah
Actual : 3 actual dan bila tidak
Resiko : 2 ditangani maka akan
Potensial : 1 mengganggu
kesehatan klien yaitu
nyeri pada tulang
ekstremitas klien
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 Informasi tantang
masalah tidak dapat reumatik cukup
diubah: banyak. Tindakan
Mudah : 2 yang dapat dilakukan
Sebagian : 1 untuk mencegahnya
Tidak dapat : 0 dapat lebih
ditingkatkan lagi oleh
keluarga.
3. Potensial masalah 2 1 2/3x1= 2/3 Masalah dirasakan
dapat dicegah: tiap klien
Tinggi : 3 mengkonsumsi
Cukup : 2 makanan itu.
Rendah : 1
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1= 1 Kelurga melihat
masalah: bahwa permasalahan
Masalah berat, adalah berat harus
harus segera segera ditangani.
ditangani : 2
Ada masalah tapi
tidak perlu
ditangani : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total Skor 3 2/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Gagguan rasa nyaman : nyeri pada Tn. C keluarga Tn.C b.d ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit
2. Potensial pola nutrisi pada Tn. C, keluarga Tn. C b.d kurang kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan masalah reumatik
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. S DENGAN

MASALAH ASAM URAT DI KELURAHAN KARANGROTO RT.03/RW.08,


KECAMATAN GENUK, KOTA

SEMARANG

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum

a. Nama Kepala keluarga : Tn.S

b. Usia : 33 Th

: Ds.Karangroto RT : 02 RW: 08, Kec.Genuk, Kota Semarang.

d. Pekerjaan Tn.R : Swasta

e. Pendidikan : SMK

f. Komposisi Keluarga :

No Nam JK Hub Umur Pen Status imunisasi


(tahu
a d
n) Ket

BC Polio DPT Hepatit Campa


is k
G
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Tn. L Suami 50 SMK Lengkap


2 P Istri 40 SMA Lengkap
S
3 P Anak 12 SD Lengkap
Ny.S
4 P 3 - Lengkap
An. 1
Anak v
A
An. 2
K

g.Genogram
n.

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

Tn. S

: Klien

: Meninggal

: Tinggal satu rumah

h. Tipe keluarga : Keluarga Ny.Y adalah tipe keluarga inti yang terdiri hanya ibu dan
cucu nya dengan status Ny.Y sebagai janda.
i. Suku bangsa : Keluarga Ny.Y merupakan suku jawa dan pada keluarga mereka
tidak memiliki kebiasaan kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan anggota
keluarganya.
j. Agama

Ny. Y dan keluarga menganut ajaran agama Islam.


Kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan oleh keluarga Ny.Y dirumah maupun di
masyarakat antara lain melakukan doa bersama keluarga dirumah.

k. Status sosial ekonomi keluarga

Ny. Y bekerja sebagai pedagang, total penghasilan Ny.Y


tidak menentu tergantung ada tidaknya barang dagangan
yang ada untuk bisa dijual dipasar perhari kurang lebih
pendapatan hanya sampai 50 ribu itupun kalau barang
dagangan yang dijualnya laku semua,Untuk menghidupi
kebutuhan sehari-hari Ny.Y dan cucu nya yang tinggal satu
rumah , Ny.Y berusaha untuk mencukup-cukupkan
pendapatan dari usahanya.
l. Aktifitas rekreasi keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga Ny.Y jarang dilakukan karena mengingat bahwa


kebutuhan untuk rekreasi itu sangat membutuhkan biaya jadi keluarga hanya
mengisi waktu luang dengan menonton tv dan kadang ikut berkumpul dengan
tetangga. Keluarga Ny.Y memiliki waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi secara
santai pada saat nonton tv pada siang dan malam hari.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahapan Perkembangan Keluarga Saat Ini

Saat ini Ny.Y sudah pisah/cerai dengan suami serta tidak satu rumah dengan anak-
anaknya, Tugas perkembangan keluarga Ny.Y saat ini

Mempertahankan komunikasi terbuka

Mempersiapkan untuk hidup mandiri.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga Ny.Y
Sedangkan tugas keluarga yang belum optimal dicapai sampai saat ini adalah
merawat kesehatan keluarga, dimana Ny.Y menderita katarak dan asam urat (Gout)
yang memerlukan perawatan dan perhatian khusus.

3. Riwayat keluarga inti.

Dalam keluarga Ny.Y menderita penyakit katarak dan Asam urat (Gout).

4. Riwayat Kesehatan keluarga sebelumnya

Kurang lebih 3 tahun yang lalu Ny.Y menderita katarak dan asam urat (Gout). Ny.Y
pernah akan menjalanim operasi katarak akan tetapi Ny.Y membatalkan untuk
operasi karena takut kalau setelah operasi Ny.Y tidak dapat melihat lagi.

C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah

Bangunan rumah terdiri dari 1 lantai.Ukuran rumah adalah tipe 21,terdiri dari 1
ruang tamu yang jadi satu dengan ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1
ruang dapur. Bangunan rumah permanen. Lantai rumah terbuat dari keramik
dengan keadaan bersih dan penataan alat dan perabotan rumah tangga cukup rapi.
Setiap kamar tidur memiliki jendela dan penerangan yang cukup. Berikut adalah
gambar denah dari hasil pengkajian yang kami lakukan di rumah Ny. T :

U
Keterangan :

B C D A. Ruang keluarga dan

ruang tamu

B. Kamar tidur

A E C. Kamar tidur

D. kamar manndi

E. dapur/ ruang makan

F. teras

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Sebagian besar tetangga Ny.Y bekerja sebagai buruh pabrik dan pedagang ,Ny. Y
mengatakan hubungan dengan tetangga sekitar baik dan komunikasi dengan
tetangga juga baik. Ny. Y mengatakan aktif mengikuti kegiatan di desanya seperti,
PKK dan Pengajian.

3. Mobilitas geografis dan Transportasi keluarga .

Kurang lebih selama 45 tahun dengan suku jawa Ny.Y tinggal menetap di Ds.
Karangroto RT : 03 RW: 08,Kec,Genuk,Kota Semarang.
Alat transportasi yang ada didaerah banyak seperti angkutan kota, biasanya
keluarga Ny.Y menggunakan jasa angkutan umum atau sepeda motor untuk bekerja
ke pasar.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Ny. Y biasanya mengikuti perkumpulan di desa. Ny.Y berkumpul dengan


tetangganya saat pulang bekerja atau malam hari kegiatan yang dilakukan salah
satu nya ngobrol bareng tetangga disekitar rumah.

5. Sistem pendukung keluarga.

Untuk pengambilan keputusan dilakukan oleh Ny.Y karena disini status Ny.Y sebagai
kepala rumah tangga tunggal dalam keluarga.

D. Struktur Keluarga
1. Struktur peran

Ny.Y merupakan kepala keluarga sekaligus sebagai ibu dan nenek.

2. Norma dan nilai keluarga

Peraturan maupun pandangan dan nilai-nilai yang diterapkan keluarga adalah


ketika siang hari cucu Ny.Y yang tinggal satu rumah harus istrahat siang setelah
beraktivitas disekolah, dan sejauh ini tidak ada norma yang dianut oleh keluarga Ny.
Y selain aturan dari agama islam.

3. Pola komunikasi keluarga

Setiap keputusan yang diambil oleh Ny.Y sebagai kepala rumah tangga. Sejauh ini
tidak ada masalah komunikasi yang dihadapi. Dalam berkomunikasi sehari - hari Ny.
Y mengunakan bahasa jawa.

4. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga terdiri dari Ibu dan 1 cucu. Dan semua keputusan diambil oleh kepala
rumah tangga disini adalah Ny.Y.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif

Keluarga Ny. Y adalah suatu keluarga yang sederhana. Dalam menggapai suatu
tujuan selalu mendapat dukungan dari anggota keluarga yang lain. Kehangatan
dapat tercipta karena anggota keluarga penuh pengertian, saling menghormati, dan
ada rasa tanggung jawab.

2. Fungsi sosial

Keluarga Ny. Y selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik pada
cucunya. Selain itu cucunya dalam berteman juga tidak dibeda bedakan atau
berteman dengan semua tetangga.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, dari Ny.Y langsung
membawa anggotanya ke puskesmas itu pun kalau sudah parah. Ny.Y mengatakan
kalau sebenarnya beliau menderita sakit katarak dana sam urat (Gout) sudah 3
tahun yang lalu baru 1 tahun terakhir ini beliau memikirkan tentang penyakit itu.
Sekitar 6 bulanan terakhir Ny.Ysering merasakan pandangan matanya mulai kapur
dan pada sklera matanya terdapat warna putih keruh yang mulai menutupi sklera
matanya dan merasa sendi-sendi kakinya terasa sakit dan pegal-pegal.Tetapi beliau
tidak pernah ke dokter untuk berobat hanya mengkonsumsi jamu-jamu yang dijual
diwarung saja.

4. Fungsi reproduksi

Ny.Y berusia 45 th, Ny.Y mengikuti program KB suntik selama hampir 10 th, beliau
memiliki 2 orang anak dan sudah berkeluarga semua ,tidak ada rencana untuk
menambah anak karena status pernikahan Ny.Y sudah cerai dengan suaminya.

5. Fungsi ekonomi

Ny.Y seorang pedagang dan ibu rumah tangga. total penghasilan Ny.Y tidak
menentu tergantung ada tidaknya barang dagangan yang ada untuk bisa dijual
dipasar perhari kurang lebih pendapatan hanya sampai 50 ribu itupun kalau barang
dagangan yang dijualnya laku semua,Untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari Ny.Y
dan cucu nya yang tinggal satu rumah, Ny.Y berusaha untuk mencukup-cukupkan
pendapatan dari usahanya.
F. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang

Stressor yang saat ini dirasakan keluarga Ny.Y selama 6 bulan terakhir ini adalah
penyakit pegal-pegal dan nyeri pada sendi-sendi kaki yang kadang muncul ketika
Ny. Y merasa kelelahan fisik setelah beraktivitas dan pandangan mata yang
semakin tidak jelas (kabur).

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga Ny. Y sudah bisa beradaptasi dengan penyakit yang beliau derita. Setiap
kali kambuh Ny. Y meminum obat jamu tradisional yang dibeli diwarung dan
beristirahat yang cukup.

3. Strategi koping yang digunakan

Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang muncul maka akan berusaha
diselesaikan sendiri dan juga meminta pendapat dari anak-anaknya sehingga akan
mendapatkan jalan keluar.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Setiap ada masalah keluarga Ny.Y menyelesaikannya dengan adaptasi yang terbuka
dan positif.

G. Harapan keluarga terhadapa peran perawata

Keluarga Ny. Y berharap bahwa penyakit Katarak dan Asam Urat


(Gout) dapat berkurang dan sembuh agar dapat melakukan
aktifitas seperti biasa.

H. Pemeriksaan fisik(Head to toe)


Pemeriksaan fisik ini dilakukan pada setiap anggota keluarga terutama yang
diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.

1. Pemeriksaan fisik umum


Keadaan umum dari masing-masing keluarga dari pemeriksaan tanda-tanda vital
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Komponen Ny.Y An. A

Keadaan Umum TD : 130/90mmHg, TD: -

Nadi : 91x/menit Nadi: 93x/menit

BB: 47 kg
BB : 50 kg

Keluhan - Saat kelelahan kaki Ny.Y Tidak ada keluhan


terasa cekot-cekot, nyeri
pada sendi-sendi kaki dan
kram pada lutut, biasanya
kalau kambuh Ny.Ygunakan
untuk istirahat

- Pandangan mata yang


semakin kapur,kadang
dibuat untuk melihat mata
terasa perih dan
pandangan kabur,Ny.Y
biasa mengunakan untuk
beristirahat.
Kepala dan Rambut : Bersih, simetris Bersih, simetris

Mata : Tidak Anemis, terdapat Tidak Anemis


warna putih keruh pada
sekitar sclera pada mata
sebelah kanan.

Wajah: Simetris Simetris

Hidung: Simetris,tidak terdapat Simetris,tidak terdapat


polip,tidak terdapat lesi polip,tidak terdapat lesi

Mulut: Mukosa mulut lembab,tidak Mukosa mulut


terdapat perdarahan pada lembab,tidak terdapat
gusi dan gigi perdarahan pada gusi dan
gigi
Tidak terdapat sariawan
Tidak terdapat sariawan

Leher: Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


kelenjar thiroid kelenjar thiroid

Dada: Simetris Simetris

Abdomen: Simetris Simetris

Ekstremitas : Bagian ekstremitas bawah Baik


(kaki sebelah kanan)
terganggu karena kadang-
kadang mengalami nyeri
pada daerah
persendiankakinya

Lab : - -

II. ANALISA DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA


No. Data Diagnosa keperawatan keluarga

1. Data subjektif : Kurang pengetahuan keluarga Ny.Y


berhubungan dengan ketidakmampuan
Kurang lebih 3 tahun yang lalu Ny.Y
keluarga merawat anggota keluarga
menderita katarak. Ny.Y pernah akan
menjalanim operasi katarak akan tetapi Ny.Y dengan masalah penglihatan (Katarak)
membatalkan untuk operasi karena takut
kalau setelah operasi Ny.Y tidak dapat
melihat lagi.

Data objektif :

- TD : 130/90mmHg,

Nadi : 91x/menit

BB : 50 kg

Terdapat warna putih keruh pada sekitar


sklera pada mata sebelah kanan.

2 Data subjektif: Gangguan rasa nyaman : nyeri pada


keluarga Ny.Y terutama pada Ny.Y
saat ini yang dirasakan keluarga Ny.Y selama
berhubungan dengan ketidakmampuan
6 bulan terakhir ini adalah penyakit pegal-
keluarga merawat anggota keluarga
pegal dan nyeri pada sendi-sendi kaki yang
dengan masalah nyeri pada persendian
kadang muncul ketika Ny. Y merasa kelelahan
kaki sebelah kanan.
fisik setelah beraktivitas

Data Objektif:

- TD : 130/90mmHg,

Nadi : 91x/menit

BB : 50 kg
II. SKORING.

Kurang pengetahuan keluarga Ny.Y berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penglihatan (Katarak).

Kriteria Skor Total Pembenaran

1.Sifat Masalah : 3/3x1= 1 Masalah penyakit Katarak sudah terjadi


dan apabila tidak segera ditangani akan
Aktual
mengakibatkan kebutaan.

2. Kemungkinan 2/2x2= 2 Kemungkinan masalah untuk dirubah


masalah untuk hanya sebagian hal ini dapat dilihat dari
dirubah: keinginan Ny.Y untuk mau berobat ke
tenaga kesehatan namun untuk
Hanya sebagian
dilakukan tindakan medis (Operasi) tidak
mau karena Ny.Y takut kalau setelah
operasi mengalami kebutaan.

3. Potensi masalah 2/3x1 2/3 Keluhan pusing penglihatan kabur sudah


untuk dicegah: dirasakan selama kurang lebih 3 tahun
cukup yang lalu ,tindakan yang dilakukan Ny.Y
adalah menggunakan obat tetes mata
yang dibeli di apotik dan dengan cara
menyuci mata dengan rendaman daun
sirih secara rutin.

4. Menonjolnya 1/2x1 1/2 Keluarga menyadari perlunya perawatan


katarak karena keluarga beranggapan
masalah :
bahwa kesehatan itu sangatlah penting.

Masalah dirasakan
dan harus segera
ditangani
Jumlah 41/6
Total

Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Ny.Y terutama pada Ny.Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah nyeri pada persendian kaki sebelah kanan.

Kriteria Skor Total Pembenaran

1. Sifat Masalah : 3/3X1 1 Masalah penyakit Asam Urat (Gout)


sudah terjadi dan apabila tidak segera
ditangani akan mengakibatkan kelainan
pada persendian (kaki,tangan,lutut) .

2. Kemungkinan 1/2X2 1 Yang bisa dilakukan untuk mengatasi


masalah untuk masalah Asam urat (Gout) pada Ny.Y
dirubah: yaitu dengan mempertahankan agar
aktivitas klien terkontrol dan bisa
Hanya sebagian
dilakukan dengan perawatan yang benar.
Sementara saat ini Ny.Y belum pernah
berobat dan belum mengetahui cara
perawatan Asam Urat (Gout).

3. Potensi masalah 2/3X1 2/3 Potensial masalah dapat dicegah cukup,


untuk dicegah: karena saat ini Ny.Y belum pernah
cukup berobat dan dalam hal makan masih
seperti biasa (tidak makan sayur-
sayuran,minum es). Dan gejala yang
muncul pada Ny.Y pegal-pegal,sendi-
sendi terasa nyeri khususnya daerah
persendian kaki.

4. Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga menyadari perlunya perawatan


Asam Urat (Gout) karena keluarga
masalah :
beranggapan bahwa kesehatan itu
sangatlah penting.
Masalah dirasakan
dan harus segera
ditangani

Jumlah 32/3
Total

IV. PRIORITAS DAN DIAGNOSA MASALAH

1. Kurang pengetahuan keluarga Ny.Y berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah penglihatan (Katarak)

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Ny.Y


terutama pada Ny.Y berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah nyeri
pada persendian kaki sebelah kanan.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama KK : Ny.Y

Umur : 45 Tahun

Alamat : RT 03/RW 08 Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk,


Kota Semarang

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi

Umum Khusus Kriteria Standar

1. Kurang Setelah 1. Setelah 1x30 menit


pengetahuan dilakukan pertemuan keluarga
mampu mengenal
keluarga Ny.Y tindakan
masalah katarak,
berhubungan keperawatan dengan mampu :
dengan selama 1
1.1 Menyebutkan
ketidakmampuan minggu Ny Y Respon suatu penyakit pada
pengertian katarak
keluarga mengenal verbal mata dimana keadaan
merawat masalah lensa mata biasanya
anggota kesehatan jernih dan bening
keluarga dengan katarak dan menjadi keruh.
masalah paham tentang
penglihatan penyakit
(Katarak) katarak.

1.2 Menyebutkan penyebab


dari katarak
Penyebab katarak :

Ketuaan, biasany
Respon
dijumpai katara
verbal
senilis
Trauma, terjad
karena pukulan bend
tumpul /tajam
terpapar oleh sinar
atau benda-bend
radioaktif.
Penyakit mata seper
Uveitis
Penyakit sistemi
seperti DM.
Congenital

Tanda-tanda katarak:

Penglihatan teras
kabur.

Pada lensa mat


terlihat keruh.

1.3 Menyebutkan tanda- Penglihatan teras


tanda katarak ganda

Jika melihat bend


yang terang teras
sangat menyilauka
Respon
( melihat lampu da
verbal
matahari).

Jika melihat suat


warna terjad
perubahan dalam
melihat warn
tersebut.

Terdapat bintik-binti
hitam pada suat
lapang pandang pad
posisi tertentu.
Perawatan setela
bedah katarak:

Mencuci tanga
sebelum dan sesuda
tindakan keperawatan

Menjaga kebersiha
mata dengan hati-ha
1.4. Menjelaskan menggunakan kapa
Perawatan setelah basah yang lembut.
bedah katarak
Menyapu kelopak mat
dengan lembut da
sudut dalam keluar.

Memakai da
meneteskan oba
Respon
seperti yan
verbal
dianjurkan.

Duduk/berbarin
kepala condon
kebelakang denga
lembut tarik kelopa
mata bawah, teteska
sesuai program
2 Gangguan rasa Setelah Setelah dilakukan
nyaman : nyeri dilakukan pertemuan 4 x 30
menit, keluarga : Dapat
pada keluarga tindakan
mengenal masalah
Ny.Y terutama keperawatan dengan mampu :
pada Ny.Y selama 1
Menyebutkan
berhubungan minggu Ny Y pengertian Asam Urat
dengan mengenal (Gout)
Respon suatu proses inflamas
ketidakmampuan masalah
verbal yang terjadi karen
keluarga kesehatan
deposisi kristal asam
merawat Asam Urat
urat pada jaringa
anggota (Gout).
sekitar sendi.
keluarga dengan
Mampu menyebutkan
masalah nyeri penyebab (Asam urat)
pada persendian
kaki sebelah Gout disebabkan ole
kanan. adanya kelaina
Respon
metabolik dalam
verbal
pembentukan puri
atau ekresi asam ura
yang kurang dari ginja
yang menyebaka
Mampu menyebutkan hyperuricemia
tanda dan gejala (asam
urat.)

Gejala awal da
artritis gout adala
panas, kemerahan da
pembengkakan pad
Respon sendi yang tipikal da
verbal tiba-tiba. Persendia
yang sering terken
adalah persendia
kecil pada basis da
ibu jari kaki.
Contoh menu makanan
untuk penderita gout:

Makanan pagi (06.00


07.00 wib).

Dadar telur kentan


(1 porsi)

Nasi

Kopi kedelai denga


susu rendah remak
Respon
Verbal Pisang atau jus buah

Makanan tengah ha
(11.45-12.15 wib).

Nasi
Ikan pepes

Tahu kukus

Urapan

Pepaya

Makanan Malam
(18.00-18.30 wib).

Nasi

Tempe Bacem

Sayur Asem

Pisang
VI. IMPLEMENTASI
Tgl No. Implementasi Evaluasi
Dx

17/01/12 1 1. Mendatangi rumah Tn.R S:


memperkenalkan diri sebagai
19.00 Keluarga mengatakan
Wib mahasiswa yang praktek
bersedia membantu.
keperawatan komunitas pariwisata

Tn.R mengatakan
2. Melakukan kontrak waktu
kesediaannya untuk
berikutnya
dikunjungi kembali

O:

Keluarga tampak
tersenyum dan
kooperatif

18/01/12 1 1. mengingatkan pada keluarga Tn.R S:


tentang kontrak yang telah disepakati
19.00 saya kira tidak kesini
Wib
2. mengajukan pertanyaan pada Tn.R mbak?
dan keluarga tentang pengkajian
Tn.R mengatakan
umum dari keluarga
saya sering
3. menggali keadaan penyakit yang mengalami kekakuan
diderita pada keluarga Tn. R saat 3 pada kaki saya,apalagi
bulan terakhir dan saat ini. kalau musim hujan
seperti ini mb sering
4. Melakukan kontrak waktu
nyeri
berikutnya

O:

Tn. R kooperatif dan


menjawab saat
diberikan pertanyaan

19/01/12 1 1. Mengingatkan keluarga akan kontrak S:


yang telah disepakati
20.00 Keluarga mengatakan
Wib
2. Menanyakan apa yang diketahui masih ingat dengan
keluarga tentang sakit Tn R yang waktu yang telah
sering mengalami kesemutan,pegal- disepakati
pegal,kram,nyeri pada kaki
atau
Tn.R mengatakan
keluarga menyebutnya sakit remautik
sering mengalami
kata banyak tetangga nya.
kesemutan,kram dan
3. Mendiskusikan dengan keluarga nyeri pada kaki
tentang sebelah kanan nya

Pengertian reumathoid artritis Ny.S mengatakan

Penyebab reumathoid artritis kurang tahu cara


penanganan sakit
tanda-tanda dan gejala reumathoid Tn.R hanya yang bisa
arthritis dilakukan adalah
memijat dan
diet pada penderita reumathoid
membelikan jamu
arthritis
diwarung.
penatalaksanaan reumathoid
arthritis Tn.R bertanya boleh
tidak jika
4. Memberikan kesempatan pada kram,kesemutan dan
keluarga untuk bertanya tentang hal- kaki nya terasa nyeri
hal yang belum jelas. minum jamu yang
dijual diwarung seperti
5. Memberikan kesempatan
jamu encok.
kepada keluarga untuk
mengambil keputusan dalam
merawat Tn.R keluarga yang
O:
mengalami sakit reumathoid
arthritis Tn.R dan Ny.S
tersenyum dan aktif
6. Memberikan reinforcement positif
mendengarkan
atas keputusan keluarga
7. Mengucapkan terima kasih
pada Tn.R dan Ny. Stampak
keluarga atas waktunya senang dan
tersenyum

A. Pengkajian Keluarga (gastrits)


1. Data Umum
a. Kepala Keluarga (KK) : Bpk. B
b. Alamat Dan Telepon/Hp : Gampong Baloy, Kecamatan Blang
Mangat/ -
c. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
e. Komposisi Keluarga
Tabel 3.1 komposisi keluarga Bpk. B
Hubungan keluarga Umur
No Nama Jenis Pendidikan
kepala keluarga (tahun)
1 Bpk. Bukhari L Suami/KK 37 SMP
2 Ibu. Rosmadah P Istri 27 SMP
3 An. Malikul Aziz L Anak 6 Blm tamat SD
4 An. Mulyani P Anak 2 Blm Sekolah

f. Tipe Keluarga : tipe keluarga Bpk. B merupakan keluarga inti


yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak.
g. Suku Bangsa : Aceh
h. Agama : Islam
i. Status Sosial Ekonomi
Bpk. B bekerja sebagai wiraswasta yang penghasilan keluarga 1,2 juta/ bulan sehingga
menurut pengakuan keluarga penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
sehari-hari.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga Bpk. B hanya di habiskan untuk berjalan-jalan sore bersama
keluarga ke tempat saudaranya 2 kali dalam sebulan.
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan dan tugas perkembangan keluarga Bpk. B saat ini adalah keluarga
dengan anak usia sekolah dengan tugas keluarga:
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan yang
lebih luas.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.
b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Bpk. B mengatakan ibu R mengeluh sakit di daerah perut hingga ke hulu hati yang
dirasakannya semenjak 6 bulan yang lalu,namun Ibu R sudah pernah berobat di klinik dan
puskesmas namun gejala yang dirasakan sering kambuh. Gejala yang Ibu R rasakan
diantaranya mual dan terkadang muntah, tidak nafsu makan karena setiap hendak makan Ibu
R takut sakit perut, mulut pahit dan rasa terbakar setelah makan dan muntah sehingga Ibu R
jarang makan. Gejala lainya yang dirasakan ialah rasa penuh atau kembung yang kadangkala
membuatnya susah bernapas dan sakit kepala hebat jika tidak minum obat.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Dari pengakuan keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit selama setahun
terakhir ini, namun 2 bulan yang lalu tiba-tiba ibu R mengeluh sakit perut yang sangat tidak
nyaman setelah berobat ke puskesmas ibu R di diagnosa menderita Gastritis namun tidak
harus di rawat inap akan tetapi sakit ibu R sering kambuh, dari penulusan penulis riwayat
penyakit keluarga terdahulu juga tidak ada yang mengalami sakit yang seperti ibu R rasakan
saat ini.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. B adalah milik pribadi dengan tipe rumah permanen
dengan luas 8x10 m2 dan berlantai keramik di dalam rumah ada 3 kamar dengan ventilasi
yang bagus dan mendapatkan udara yang bersih, keadaan rumah bersih, SPAL terbuat dari
beton dan kondisi bersih yang dialiri ke parit, sumber air bersih dari sumur dengan warna
keruh, dan sumber air minum berasal dari air mineral isi ulang.
b. Karakteritik Tetangga dan Komunitasnya
Keluarga Bpk. B tinggal Gampong Baloy Kecamatan blang mangat yang hampir seluruhnya
tetangganya berprofesi sebagai petani dan berekonomi menengah ke bawah. Tetangga
keluarga Bpk. B sangat akrab dan suka menolong bila ada tetangga yang sakit atau
membutuhkan bantuan.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk. B hidup serumah dengan anggota keluarganya, keluarga belum pernah
berpindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Bpk. B hidup berdampingan dengan tetangga dan terjalin komunikasi dengan baik
antar masyarakat, keluarga Bpk. B sering terlibat dalam kegiatan di desanya terlebih Bpk. B
merupakan anggota perangkat desa.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Lingkungan tempat tinggal keluarga Bpk. B berada berdampingan dengan saudaranya jadi
jika keluarga Bpk. B membutuhkan bantuan akan sangat memudahkan keluarga dalam
kondisi yang kritis terlebih Bpk. B juga dikenal baik di masyarakat.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur Peran
Bpk. B berperan sebagai kepala keluarga yang harus membantu memenuhi kebutuhan istri
dan anak-anaknya, namun sebagian tugas Bpk. B juga dibantu ibu R untuk merawat dan
memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan mengurusi kedua anaknya.
b. Nilai Dan Norma Budaya Keluarga
Nilai dan norma budaya yang diberlakukan keluarga Bpk. B berdasarkan anjuran agama dan
adat istiadat yang berlaku di tempatnya terutama dalam hal pendidikan agama dan norma
agama.
c. Pola Komunikasi Keluarga
Sistem komunikasi yang diterapkan Bpk. B dalam keluarga termasuk hal yang umum di
lakukan di masyarakat di sekitarnya. Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan
bahasa Aceh, komunikasi bersifat terbuka satu sama lain sehingga apabila ada masalah akan
cepat terselesaikan dan komunikasi yang dilakukan biasa saat selesai makan malam dan saat
bersantai.
d. Struktur Pendukung Kekuatan Keluarga
Keluarga Bpk. B berlatar pendidikan rendah sehingga pemahaman tentang kesehatan sangat
minim, terlihat jelas saat penulis mencoba bertanya bagaimana sikap keluarga bila ibu R
sakit, keluarga tidak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam merawat ibu R.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Pendidikan/Afektif
Keluarga ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga mereka tidak
mau anak-anaknya seperti dirinya yang putus sekolah. Upaya yang dilakukan keluarga dalam
pendidikan ialah keluarga berusaha menabung sebagian penghasilannya untuk masa depan
anak-anaknya di masa yang akan datang.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku seseuai dengan ajaran
agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah maupun di lingkungan
tempat tinggalnya.
c. Fungsi Ekonomi
Menurut keluarga penghasilan yang diperoleh tidak menentu dan hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari di dalam keluarganya. Sehingga keluarga mengalami defisit kebutuhan
dikarenakan keluarga juga menyisihkan penghasilannya untuk menabung.
d. Fungsi Pemenuhan (Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan)
1. Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga Bpk. B mempunyai masalah kesehatan yaitu ibu R yang mengeluh tidak selera
makan, merasa mual dan muntah, pening, nyeri di hulu hati sehingga keluarga tidak mampu
mengenal masalah yang dialami oleh ibu R.
2. Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Bila ada keluarga Bpk. B yang sakit terutama ibu R, keluarga langsung membawa ibu R ke
puskesmas, tempat praktik dokter/ perawat.
3. Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Ibu R mengatakan tidak mengetahui cara merawat dan pemahaman tentang gastritis, namun
kalau dirinya merasa tidak nyaman dengan perutnya ibu R hanya meminum obat yang di
belinya.
4. Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat
Rumah keluarga Bpk. B berlantai keramik yang berkontruksi beton permanen, keadaan
rumah bersih dengan ventilasi yang baik.

5. Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Keluarga Bpk. B saat ini sudah jarang membawa Ibu R berobat bila karena jika memang Ibu
R merasa sakit keluarga biasanya membeli obat di klinik tanpa harus membawa ibu R.
e. Fungsi Religius
Bpk. B dan Ibu R beserta kedua anaknya rutin mengerjakan perintah agama dan sering
mengikuti pengajian di balai-balai pengajian di desanya.
f. Fungsi Reproduksi
Keluarga Bpk. B keluarga tidak memilki keinginan untuk menambah anak lagi, dan sat ini
ibu R sedang menjalani program KB yaitu dengan metode suntik dalam masa 3 bulan.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor (Masalah) Jangka Pendek
Ibu R sangat gelisah karena masalah kesakitan yang dialaminya sangat menggangu kebiasan
rutinitasnya sehari-hari. Keluarga juga mengatakan kesulitan dalam hal perawatan Ibu R
karena tidak ada yang mampu merawat saat ibu R mengeluh kesakitan.
b. Stress (Masalah) Jangka Panjang
Keluarga Bpk B berharap sakit yang dialami Ibu R dapat cepat sembuh dan sakit lambungnya
tidak kambuh kembali.
c. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Stressor (Masalah)
Bpk. B dan keluarga berkeyakinan dan selalu berharap bahwa ibu R bisa sembuh dan bisa
kembali beraktivitas dengan nyaman dan jika Ibu R mengeluh sakit perut dan lain sebagainya
keluarga dengan segera membawa Ibu R berobat ke klinik atau puskesmas.
d. Strategi Koping yang digunakan
Ibu R dalam menghadapi masalah kesehatan maupun masalah lainnnya selalu musyawarah
dengan suaminya Bpk. B.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga tidak menunjukkan sikap maupun tindakan yang maladaptif dalam menghadapi
masalah.
7. Harapan Keluarga
Keluarga Bpk. B berharap dengan kehadiran perawat dapat membantu mereka dalam hal
kesehatan dan untuk mengurangi masalah kesehatan yang sedang dialaminya.
8. Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga (head to toe)
Bpk. B (KK) : Tanggal 1 Mei 2014
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 60 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Temperatur : 37oC
: Kepala oval, rambut ikal merata, bersih, lebat, lurus dan bebas ketombe.
: Sklera anemis, visus normal, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK.
: Tidak bersekret, bersih dan tidak ada kelainan penciuman.
: Mukosa lembab, tidak ada kesulitan menelan , gigi utuh.
: Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan, bunyi jantung dan paru dalam batas normal.
n : Tidak ada distensi, peristaltik (+) dalam batas normal.
Genetalia : Tidak dikaji dan ada keluhan.
as : Ekstremitas atas tidak ada udem, nyeri dan bebas keluhan. Ekstremitas bawah juga tidak ada
keluhan
Umum : Compos mentis dengan orientasi yang baik. Bpk B saat ini tidak ada masalah kesehatan.

Ibu R : Tanggal 1 Mei 2014


Berat Badan : 65 kg
Tinggi badan : 160 cm
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 70 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Temperatur : 37 oC
: Bentuk oval, rambut ikal, hitam dan lebat. Sakit kepala. Tidak ada benjolan di daerah
kranium.
ah : Nervus optikus normal namun visus dalam batas normal, skera anemis, tidak ada tanda-tanda
TIK.
Hidung : Penciuman (nervus olfaktorius) tidak ada
masalah.
Mulut : Mulut kering, napas bau, lidah kotor, mukosa
kering.
: Terkadang Ibu R mengeluh nyeri di pundak menjalar ke leher. Tidak ada pembesaran kelenjar
limpa.
Dada : Dada simetris, nyeri (-), bunyi jantung dan nafas dalam batasan normal.
: Adanya nyeri tekan pada abdomen, perut kembung (distensi abdomen), peristaltik lebih dari
20x/ menit dan frekuensi BAB 2x/ hari.
: frekuensi berkemih 3-5 x/hari.
Ekstremitas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan.
Keadaan Umum : Lemas dan menahan rasa sakit.
An. M.A : Tanggal 1 Mei 2014
Berat Badan : 15 kg
Tinggi Badan : 90 cm
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 90 x/menit
Respirasi : 28x/menit
Temperatur : 36oC
: Distribusi merata, lurus, dan tidak ada masalah kesehatan.
Mata : Tidak anemis, tidak ada masalah penglihatan.
: Tidak ada serumen, tampak bersih, dan tidak ada
masalah pendengaran.
Hidung : Tidak ada secret, tidak ada masalah penciuman.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
dada : Simetris, tidak ada udem, dan bunyi napas dan
jantung dalam batasan normal.
Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, peristaltic (+).
Ekstremitas : Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan.
An. M : Tanggal 1 Mei 2014
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 70 cm
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Temperatur : 36oC
: Bentuk oval, rambut ikal, lurus, dan tidak ada masalah kesehatan.
Mata : Tidak anemis, tidak ada masalah penglihatan.
Hidung : Tidak ada secret, tidak ada masalah penciuman.
: Tidak penumpukan serumen, tidak ada masalah dengan pendengaran.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
Thorak/ Dada : Simetris, bunyi jantung dan paru normal.
: Tidak ada distensi abdomen, peristaltik dalam batasan normal, BAB 1x/ hari.
as : Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan pada ekstremitas atas maupun bawah.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Tanggal: 2 Mei 2014 Risiko tinggi Ketidakmampuan
Data Subjektif: gangguan keluarga dalam
Ibu R mengeluh tidak nafsu pemenuhan nutrisi mengenal masalah
makan ,merasa mual dan muntah kurang dari Gastritis.
jika makan. kebutuhan tubuh.
Data Objektif:
- Porsi yang disajikan keluarga
hanya mampu di habiskan yang
di habiskan.
- Ibu R sering merasa mual dan perih
saat makan
2 Tanggal : 2 Mei 2014 Nyeri akut Ketidakmampuan
Data Subjektif: keluarga dalam
Ibu R mengeluh nyeri di hulu hati, merawat anggota
sakit perut. keluarga yang
Data Objektif: mengalami nyeri.
- Nyeri tekan pada area epigastrium,
distensi abdomen.
- Ibu R tampak menahan nyeri saat
di tekan di bagian abdomen.

3 Tanggal: 2 Mei 2014 Defisit perawatan Ketidakmampuan


Data Subjektif: diri keluarga dalam
- Ibu R mengatakan susah dengan mengambil keputusan
keadaanya merawat anggota
- Ibu R selalu bertanya tentang keluarga yang
penyakitnya. mengalmai Gastritis.
Data Objektif:
- Ibu R dan keluarga tampak
bingung kerena ketidaktahuan
keluarga tentang penyakit.
- Keluarga tampak lama dalam
pengambilan tindakan perawatan
ibu R.
- Keluarga belum bisa menyesuaikan
menu/ diet makanan yang dapat di
konsumsi ibu R yang mengalami
masalah pencernaan.
- Keluarga dan Ibu R tampak
bertanya-tanya tentang
penyakitnya.
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.3 Rumusan Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan (PES)
1 Risiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
keluarga Bpk. B terutama Ibu R berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah Gastritis ditandai dengan, Data Subjektif: Ibu R mengeluh
tidak nafsu makan, merasa mual dan muntah Data Objektif: Porsi yang disajikan
hanya mampu di habiskan yang di habiskan, Ibu R sering merasa mual dan perih saat
makan.

Nyeri akut pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R berhubungan dengan


2 Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri
ditandai dengan Data subjektif: Ibu R mengeluh nyeri di hulu hati, sakit perut. Data
Objektif: Nyeri tekan pada area epigastrium, distensi abdomen, Ibu R tampak menahan
nyeri saat di tekan di bagian abdomen.

Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan merawat anggota keluarga
3 yang mengalami Gastritis. Data Subjektif: Ibu R mengatakan susah dengan
keadaaanya, Ibu R selalu bertanya tentang penyakitnya. Data Objektif: Ibu R dan
keluarga tampak bingung kerena ketidaktahuan keluarga tentang penyakit, Keluarga
tampak lama dalam pengambilan tindakan perawatan ibu R, Keluarga belum bisa
menyesuaikan menu/ diet makanan yang dapat di konsumsi ibu R yang mengalami
masalah pencernaan, Keluarga dan Ibu R tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya.

3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan


Diagnosa 1
Risiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga
Bpk. B terutama Ibu R berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah Gastritis.
Tabel 3.4 Skoring Diagnosa 1
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 2x 1 = 2/3 Masalah belum terlihat terjadi namun berisiko
ancaman 3 kerena Ibu R dalam sebulan ini sakit perutnya
kesehatan kambuh kembali dan jarang makan karena
mengeluh mual, perih dan sakit seperti terbakar
sesudah makan.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Resiko bisa diatasi jika masalah sakit perut dan
masalah dapat 2 gangguan percernaan ibu R dapat di hilangkan.
diubah: sebagian
3 Potensial 2x1 = 2/3 Masalah yang terjadi belum tampak secara
masalah untuk 3 signifikan sehingga potensial masalah dapat di
dicegah : cukup cegah, namun penyebab utamanya sulit untuk di
hilangkan.
4 Menonjolnya 1x1 = 1/2 Ibu R tidak merasa bahwa kekuragan makan
masalah: ada 2 yang dialaminya tidak dianggap sebagai sesuatu
masalah tetapi masalah yang serius karena ibu R memiliki BB
tidak perlu segera yang lebih dari yang seharusnya, namun kurang
ditangani . makan malah memperparah keadaan
penyakitnya.
Total skor 2 5/6

Diagnosa 2
Nyeri akut pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri.
Tabel 3.5 Skoring Diagnosa 2
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 3x 1 = 1 Ibu R mengeluh saat makan atau sesudah
tidak/kurang 3 makan karena sakit sekali perutnya dan
sehat. kadang-kadang menjalar ke kepala dan pundak.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Masalah nyeri terjadi karena masalah
masalah dapat 2 pencernaan ibu R namun masalah bisa dapat
diubah: dicegah karena ibu R sudah terbiasa dan sering
sebagian minum obat jika terjadi masalah nyeri sehingga
masalah dapat dicegah dengan cepat namun
terkadang ibu R sudah bosan dengan obat
sehingga kadang jarang diminumnya.
3 Potensial 3x1 = 1 Masalah yang terjadi pada ibu R sebenarnya
masalah untuk 3 sudah lama terjadi dan ibu R sudah tahu minum
dicegah: tinggi obat jika mengalami sakit perut sehingga upaya
yang dilakukannya sudah benar namun perlu
mendapatkan informasi dan teknik perawatan
yang mendetail untuk memaksimalkan
perawatannya.
4 Menonjolnya 2x1 = 1 Ibu R mengatakan ini masalah yang harus bisa
masalah: 2 dihilangkan karena jika masih nyeri saat makan
masalah berat dirinya takut dan tidak nafsu makan.
harus segera
ditangani
Total skor 4

Diagnosa 3
Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan merawat anggota keluarga yang
mengalami Gastritis.
Tabel 3.6 Skoring Diagnosa 3
N kriteria Skor Pembenaran
o
1 Sifat masalah: 2x 1 = 2/3 Keluarga sudah mengetahui bahwa ibu R
ancaman 3 mengalami masalah nyeri saat makan atau
kesehatan sesudah makan, sehingga keluarga membiarkan
ibu R tidak menghabiskan makanannya atau
kadang jarang makan sehingga berisiko
menimbulkan masalah lain yang tidak diketahui
keluarga saat ini.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Perawatan pada ibu R dapat dilakukan oleh
masalah dapat 2 anggota keluarga dan perawat bisa
diubah: sebagian mengedukasikan cara perawatan kepada ibu R
dan membujuk ibu R untuk bisa makan secara
maksimal.
3 Potensial masalah 2x1 = 2/3 Masalah dapat segera diatasi karena masalah
untuk dicegah: 3 yang terjadi belum signifikan namun bila
cukup diabaikan bisa menjadi masalah yang serius.
4 Menonjolnya 0x1 = 0 Keluarga tidak mengetahui sepenuhnya masalah
masalah: masalah 2 yang dialami ibu R sehingga perawatan anggota
tidak keluarga belum maksimal dilakukan. Akan tetapi
dirasakannya. keluarga menganggap ini bukan masalah yang
serius yang harus dipikirkannya.
Total skor 1 2/3

4. Priotitas Diagnosa Keperawatan


Tabel 3.7 Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1 Nyeri akut pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami nyeri. 4

2 Risiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal 2 5/6
masalah Gastritis.

3 Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. B terutama Ibu R


berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
mengambil keputusan merawat anggota keluarga yang mengalami 1 2/3
Gastritis.
ASUHAN KEPERAWATAN (karies gigi)

I. DATA UMUM
a. Nama kepala keluarga : Tn V
b.Usia : 37 th
c. Alamat : Jl.Perintis Kemerdekaan no 110 Padang

d. Pekerjaan kepala keluarga : PNS (tata usaha UNAND)


e. Pendidikan kepala keluarga : S1 Manajaemen Pendidikan UNP
Komposisi keluarga :
Hub Status
N dg Umu Pendidik Pekerjaa imunisa
o Nama JK KK r an n si
33
NY.R th
An. M Rauf 47 -
1 A P Istri bln S1 RT Lengkap
2 An. M L Anak 8 - - Lengkap
3 Azhim A L Anak bln - - *
* kecuali campak
g.Genogram

Keterangan:

= laki-laki X= meninggal

= perempuan --------- = serumah

h. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Bpk.V adalah tipe keluarga inti tradisional

yang terdiri dari BpkV, Ibu S dan 2 orang anak laki-laki yaitu An. R dan An.A yang
masing-masing berumur 3 tahun 11 bulan dan 8 bulan. Walaupun tipe keluarga
Bpk.V adalah keluarga inti, namun rumahnya berdekatan dengan kerabat/keluarga
Ibu. S, sehingga jika Ibu S ingin pergi ke pasar sebentar, anak-anaknya biasanya
dititipkan pada keluarga Ibu. S ataupaun pada anak kos di sebelah rumahnya.
i. Suku Bangsa
Bpk.V dan Ibu. S keduanya berasal dari suku minang, tepatnya Bpk.V
bersuku pisang dan Ibu.S bersuku jambak. Namun selama ini belum ada ditemui
masalah yang berkaitan dengan suku bangsa karena mereka berasal dari daerah
yang sama yaitu daerah minang.Pola makan suku minang yang dikenal suka dengan
makanan yang pedas, bersantan dan berlemak tidak ditemui dalam keluarga Bpk.V.
Namun keluarga Bpk.V biasanya lebih suka dengan makanan yang digoreng. An R
tidak suka dengan makanan yang pedas.Dalam berkomunikasi sehari-hari, keluarga
Bpk.V menggunakan bahasa minang.
j. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Bpk.V adalah islam. Keluarga Bpk.V
biasanya melakukan shalat lima waktu dirumah dan jarang shalat berjamaah di
mesjid.Ini dikarenakan Bpk. V sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat
pergi ke mesjid. Bpk.V biasanya berada di rumah waktu shalat magrib, isya dan
subuh. Sedangkan Ibu. S sibuk dengan pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga dan
mengasuh dua orang anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Pernah Bpk.V mengajak
An.R shalat berjamaah di mesjid, namun ternyata An.R mengganggu shalat
berjamaah, sehingga sejak saat itu Bpk.V tidak pernah lagi shalat berjamaah di
mesjid.Namun sekarang Bpk.V sering magrib berjamaah di rumah bersama An.R,
dimana Bpk.V sebagai imamnya dan An.R sebagai makmum yang mengikuti
dibelakang sambil belajar shalat. Setelah shalat Bpk.V biasanya membaca al-quran
dan mengajarkan An.R membaca huruf hijaiyah.Dan sekarang An.R sudah bisa
membaca huruf hijaiyah sampai tsa.
k. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Sumber pendapatan keluarga sepenuhnya dipegang oleh Bpk.V sebagai
kepala keluarga yaitu dari gaji Bpk.V sebagai PNS di tata usaha Unand. Dan saat ini
Bpk.V juga diperbantukan di ICMI. Ibu.S juga membantu pemenuhan kebutuhan
keluarga dengan uang dari sewa kamar kosnya.Dari gaji Bpk.V perbulan, keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Jika ditotalkan antara
gaji Bpk.V dengan sewa kamar kos Ibu.S perbulan didapatkan sekitar Rp.2.000.000
bahkan lebih. Pengeluaran rumah tangga berfokus pada pembiayaan kebutuha hidup
sehari-hari dan tagihan rutin perbulan yaitu tagihan listrik, air/PAM, dan telepon.
Untuk tagihan ritin ini, biasanya keluarga Bpk.V mengeluarka uang sekitar
Rp.360.000.Keluarga Bpk.V memiliki peralatan elektronik yang bisa dibilang lengkap
seperti rice cooker, kipas angin, kulkas, televisi,dan VCD.
l. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bpk.V memiliki aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal. Aktivitas
rekreasi biasanya berkumpul dengan keluarga seperti dengan bermain dengan anak-
anak ataupun dengan menonton TV bersama.Keluarga Bpk.V juga ada berekreasi
keluar kota seperti waktu lebaran kemaren (2006), dimana keluarga Bpk.V
berekreasi ke tempat pemandian Batang Tabik.
Selain itu Bpk.V juga sering mengajak An. R dan istrinya Ibu.S berekreasi
ke pusat perbelanjaan seperti matahari, minang plaza, dll.Namun sejak An. A lahir,
Ibu.S jarang pergi berekreasi lagi karena An.A masih kecil. Setiap pagi, sebelum
Bpk.V pergi bekerja An. R sering diajak meraton pagi ataupun bermain bola
basket/voli didepan rumahnya. Dan ketika hari Minggu, Bpk.V biasanya mengajak
An.R berenang atau bermain bola basket di lapangan basket FK.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap poerkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bpk.V saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga dengan anak pra sekolah yaitu anak pertama dengan usia 2,5 5 tahun,
dengan tugas perkembangan keluarga sebagai berikut:
a. memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi,
dan rasa aman
. membantu anak untuk bersosialisasi
c. beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga

b.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Yang paling terasa bagi keluarga adalah adanya sibling rivalry yatu
persaingan antara kakak-beradik. An.R merasa adiknya adalah saingannya,
terutama dalam mendapatkan kasih sayang ataupun perhatian dari orang lain.An.R
akan marah sekali pada adiknya ketika lawan mainnya tiba-tiba maninggalkannya
hanya karena ingin memanggil An.A.An.R juga akan marah kalau mainannya
dipegang oleh An.A.

c. Riwayat keluarga inti


Bapak V dan ibu S menikah sejak 4 tahun lalu (2002). Ibu S dan
mengatakan bahwa ia dan Bpk. V mulanya dikenalkan oleh orangtua (ibu) dari ibu
S.Mulanya Ibu. S kurang tertarik dengan Bpk V. Namun karena ibu S salut dengan
keoptimisan Bpk. V thd Ibu. S, akhirnya Ibu. S tertarik juga thd Bpk V. Di samping
itu Ibu S juga kasihan thd Bpk V karena belum juga dapat jodoh dan sudah sejak
kecil Bpk V tidak mendapat kasih sayang dari ibunya .Itu karena ibunya meninggal
ketika usianya masih kecil.
Pada saat ini riwayat kesehatan keluarga adalah :
Bpk V biasanya mengeluh kalau dia merasa capek, lelah, letih,lesu. Ini karena
kesibukan Bpk V sendiri. Sebenarnya dia juga tidak menginginkan kerja yang terlalu
sibuk, namun karena tuntutan profesi,maka harus dijalaninya. Biasanya rasa
capeknya hilang setelah An. R menginjak-injak tubuh bpk V. Bpk V dalam enam
bulan terakhir tidak mengalami penyakit yang serius. Hanya menderita flu disertai
demam pada saat Hari Raya Idul Fitri th 2006.Bpk V mengatasinya hanya dengan
banyak minum air putih kadang juga minum madu + telur dan biasanya flu cepat
hilang. Kalau tidak,beliau minum parasetamol,pernah juga procold.tapi kalau makn
procol dengan jarak lima jam Bpk V menjadi sakit kepala. Sejak itu dia biarkan sakit
kepalanya dan menghentikan minum obat luar. Bpk V mengatakan dulu sejak SD
menderita pembengkakan kelenjar. Lalu dia memeriksakan ke puskesmas tapi hanya
diberi suntikan saja,dan Bpk V merasa tidak jauh lebih baik. Lalu dia konsultasikan
ke dokter bedah , menurut dokter tsb Bpk V dianjurkan segera dioperasi. Bpk V
tidak menuruti perintah dokter juga sering sakit kepala namun mencari pengobatan
alternatif yaitu dengan meminum air rebusan tanaman Binalu Limau Kapas. Setelah
meminum rutin dua kali sehari, pembengkakan kelenjar itu menjadi hilang. Bpk V
juga pernah menderita Tifus th 1997,menurutnya karena ia saat itu terlalu banyak
ikut kegiatan organisasi. Bpk V mengatakan bahwa dia tetap makan teratur namun
memang keadaan lingk kostya yang tidak bersih yakni di belakang kampus UNP. Bpk
V memeriksakan ke bidan dan setelah di tes serologi titer antigennya >300. Bpk V
mengatakan bahwa BABnya lancar yaitu dua kali sehari,kadang-kadang juga
konstipasi. Namun, menurutnya itu karena tergantung dari makanan.

Ibu S tidak pernah menderita penyakit serius. Hanya penyakit karena perubahan
cuaca seperti flu ataupun demam. Biasanya ibu S meminum obat tradisional seperti
air kacang, air bengkoang + madu dan untuk mengatasi demam Ibu S minum air
bunga raya. Ibu S pernah di diagnosa penyakit asam urat ketika mengikuti check up
gratis dekat rumahnya, lalu dia memeriksakan ke dokter karena menurut ibu S itu
tidak benar. Karena gejala yang ditanyakan hanya sakit-sakit sendi biasa yang
menurut ibu S itu karena kelelahan bekerja.

An R pernah mencret selama tiga hari ketika berusia 1 th 2 bln dan bisul di kepala.
Ibu S membawa An R ke dokter psesialis anak yang biasa mereka kunjungi. Doter
memberi An R obat Amoxixillin,namun setelah itu gigi depan atas 4 buah An R
menjadi karies. Satu bulan sebelum puasa Ramadhan th 2006 An R juga pernah
muntah karena kebanyakan makan mie sedap. An R juga pernah muntah ketika
bermain sama Bpk V. Orangtuanya membawa An R ke RS. Yos Sudarso karena
penanganannya lebih cepat.

An A yang baru berusia 8 bln belum pernah mengalami pemyakit serius. Hanya
menderita flu biasa sudah 3 x yakni ketika umur 4 bln, awal oktober 2006 dan 6
januari 2007 . Ibu S membawa ke puskesmas dan diberi obat batuk + obat demam
anak.

d.Riwayat keluarga sebelumnya


Ibu S mengatakan kedua orangtuanya masih ada sampai sekarang. Ibu S
mengatakan tidak ada penyakit-penyakit serius/berat seperti penyakit
jantung,penyakit gula,hipertensi dsb di dalam keluarganya. Namun, penyakit maag
banyak ditemui pada keluarga Ibu S. Saudara perempuan Ibu S dan kedua
orangtuanya menderita penyakit maag. Kedua orangtua Ibu S juga menderita
penyakit rematik dan asam urat.
Keluarga dari Bpk V ada yang menderita stroke yakni ayah Bpk V ketika
berumur 30 th. Selain itu ada juga menderita sakit mata / katarak.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik rumah
Keluarga bpk V tinggal di rumah pemberian orangtua Ibu S di lingkungan
yang cukup padat berupa rumah petak. Mereka tinggal berdekatan dengan rumah
keluarga ibu S. Rumah yang mereka tempati sekarang ini adalah pemberian dari
orang tua Ibu.S yang diberikan setelah mereka menikah. Luas rumah kira-kira
30m3.Rumah terdiri dari 1 ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga, 1
ruang makan, 1 kamar tidur,1 dapur dan 1 kamar mandi/WC. Antara ruang tamu
dan ruang keluarga dipisahkan oleh dinding dan tirai.Rumah tersebut berlantai
semen dan dindingnya dari batu bata.Rumah tidak memiliki halaman untuk
menanam tanaman ataupun untuk bermain An.R, namun rumah memiliki teras
berlantai semen.
Perabotan yang ada di rumah keluarga Bpk.V adalah lemari,tempat tidur,meja
makan,kursi makan.Keluarga tidak memiliki kursi tamu karena luas rumah yang
kecil sehingga tidak memungkinkan diletakkannya kursi tamu.Selain itu keluarga
memiliki kulkas yang berukuran besar, TV,rice cooker,VCD,telepon,dan kipas
angin.Ada lemari yang terletak di dinding pamisah ruang tamu dan ruang makan,
yang mana disana ditempatkan TV, VCD, dan telepon.Pada ruang makan
ditempatkan lemari pakaian dan kulkas yang letaknya persis juga didepan kamar
tidur keluarga Bpk.V.
Pencahayaan dan ventilasi cukup baik,kecuali pada dapur.Dapur kurang
terpapar dengan sinar matahari dan ventilasi yang sedikit.Tapi sanitasinya
baik.Sampah biasanya dikumpulkan dan dibuang di depan rumah yang nantinya
dibakar.Atau kadangkala sampah yang dikumpulkan digantungkan pada tempat
penggantungan sampah didepan rumah yang nantinya diambil oleh petugas
sampah.
Pengaliran air limbah rumah tangga ke selokan yang berada disamping rumah
yang akhirnya bermuara kekali di depan rumah. Aliran selokan yang berada
disamping rumah tidak bisa dinilai karena tertutup oleh semen.Untuk penyediaan air
bersih berasal dari air ledeng/PAM dan sumber penerangan keluarga dari lampu
listrik.
Secara umum kebersihan rumah cukup baik dan rapi,namun kadangkala
rumah sedikit barantakan jika An.R bermain dengan mainan-mainannya. Rumah
keluarga Bpk.V berdampingan dengan rumah kos, sehingga teras rumah juga
bersatu.Diteras rumah terdapat pot-pot tempat mananam bunga, jemuran
kain.Teras ini biasanya juga dimanfaatkan untuk tempat bermain An.R seperti
bermain bola.Teras diberi pagar dari kayu.

b.Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga tinggal di lingkungan kampus kedokteran, sehingga di sekitar rumah
banyak terdapat kos-kosan mahasiswa.Antara rumah yang satu dengan rumah yang
lain,jaraknya sangat berdekatan dan rapat.Hubungan keluarga Bpk.V dengan
tetangga berjalan dengan baik.Tipe komunitas yang berada di sekitar tempat tinggal
sifatnya homogen yaitu berasal dari suku minang walaupun dari berbagai daerah di
sumatera barat.Sebagian besar komunitas RW adlah warga pendatang yang
berprofesi sebagai pegawai negeri,pegawai swasta,maupun pedagang.Tetangga
terdekat keluarga Bpk.V dalaha anak kos yang berada tepat disebelah rumahnya
setelah itu baru keluarga Ibu.S sendiri.

Ibu.S ada mengikuti arisan RT, tapi sekarang hanya menitip saja,karena
harus menjaga An.A yang masih kecil.Sedangkan Bpk.V sendiri jarang berinteraksi
dengan masyarakat sekitar, karena kesibukannya. Dulu pernah Bpk.V ikut dalam
kegiatan Siskamling, namun sekarang tidak lagi, karena kegiatan Siskamling itu
sendiri yang sudah tidak ada lagi.An.R akrab denganb siapa saja terutama dengan
mahasiswa perempuan yang kabetulan kos disamping rumahnya.Tapi An.R jarang
bermain dengan anak-anak sekitar yang sebaya dengannya, karena Ibu.S takut
anaknya terbawa pengaruh buruk dari teman-teman An.R.Ibu S lebih memilih
membiarkan temen-temen An.R untuk datang dan bermain kerumahnya, sehingga
dia dapat mengawasi anaknya.Namun biasanya An.R bermain dengan saudara
sepupu yang sebaya dengannya.

c.Mobilitas geografi
Ibu.S telah lama tinggal didaerah ini yaitu sejak dia masih kecil umur 4 bulan.
Sedangkan Bpk.V tinggal di Padang sejak dia tama SMA yaitu pada tahun
1989.Setelah menikah dengan Ibu.S, Bpk.V tinggal di rumah pemberian orang tua
Ibu.S yang mereka tempati sekarang ini.Kira-kira mereka sudah tinggal di rumah ini
4 tahun.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Karena Bpk.V sibuk dengan pekerjaannya, maka waktu berkumpul dengan
keluarga sedikit.Bpk.V biasanya pulang sore hari sekitar jam 5, bahkan kadangkala
malam hari.Dan pernah juga Bpk.V pulang hingga larut malam karena harus lembur.
Namun Bpk.V bisa memanfaatkan waktu yang sedikit ini dengan keluarga.Kalau
pulang sore, biasanya pada malam harinya Bpk.V sering bermain ataupun
bercengkerama dengan anak-anaknya. Kadangkala mereka juga menonton bareng.
Namun kalau Bpk.V pulang malam, waktu bermain dengan anak-anaknya tidak ada
karena anak-anaknya sudah tidur.Pagi harinya Bpk.V sering mengajak An.A main
bola basket/voli di depan rumahnya sebelum pergi kerja.
Sedangkan hubungan dengan tetangga baik, walaupun jarang berinteraksi
dengan tetangga sekitar.Bpk.V sekali-sakali ada berkumpul dengan tetangga sekitar
rumahnya untuk sekedar berbincang-bincang atau bersantai di depan rumahnya.
Hubungan dengan kedua keluarga besar baik dari pihak Bpk.V maupun Ibu.S
berjalan denagn baik dan mereka saling mengunjungi. Karena keluarga besar Ibu.S
tinggal di samping rumah, sehingga mereka setiap hari saling mengunjungi.
Sedangkan dengan keluarga besar Bpk.V, mereka jarang mengunjunginya karena
berada di luar kota tepatnya kota Bukittinggi. Biasanya mereka mereka pergi kesana
pada hari-hari besar seperti hari lebaran kemaren.

e. Sistem pendukung keluarga


Saat pengkajian, anggota keluarga Bpk V sehat, kecuali An. A yang kebetulan
sedang sakit flu.Biasanya jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka
keluarga besar Ibu.S maupun tetangga sekitar bersedia membantu dengan
meminjamkan motor ataupun dengan memberi obat-obat praktis. Biasanya keluarga
Bpk.V menggunakan sistem pendukung kesehatan yang ada seperti puskesmas,
rumah sakit maupun praktek dokter.Dan Ibu.S mengatakan kalau An. S yang
sedang sakit ini telah dibawanya puskesmas.

IV. STRUKTUR KELUARGA


Pola komunikasi keluarga
Keluarga Bpk.V mempunyai pola komunikasi yang fungsional.Komunikasi
berjalan denagn dua arah dan saling memuaskan kedua belah puhak.Kalau ada
maslah keluarga, biasanya didiskusikan dan diberikan umpan balik yang tepat.
Kadangkala antara Ibu.S dan Bpk.V ada terjadi perbedaan pendapat, namun segera
mereda karena biasanya dengan kesadaran sendiri akan meminta maaf jika merasa
bersalah.
Komunikasi dengan An.R juga cukup lancar, karena An.R sudah berumur
hampir 4 tahun, jadi kata-kata An.R sudah cukup dimengerti dan tidak
membingungkan lagi. Namun komunikasi verbal dengan An.A belum bisa,karena
masih kecil-8 bulan.Tapi An. A sudah bisa memanggi pa,ataupun ma.Dalam
berkomunikasi sehari-hari, keluarga Bpk.V menggunakan bahasa minang. Tidak ada
pola kominikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.

truktur kekuatan keluarga


Yang memegang kendali rumah tangga tetap pada Bpk.V sebagai kepala
keluarga. Dalam urusan rumah tangga seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(memasak,mencuci,dll), mengurus dan mengasuh anak, tetap dipegang oleh Ibu.S
sebagai ibu rumah tangga.Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
musyawarah ataupun konsensus.Maksudnya bila ada perbedaan pendapat masih
bisa disatukan.

c. Struktur peran
Saat ini Bpk.V berperan sebagai kepala rumah tangga yang
bertanggungjawab pada keluarganya, mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan
primer maupun sekunder keluarga. Selain itu Bpk.V juga berperan sebagai
penenang bila An.R mengganggu Ibu.S yang sedang bekerja melakukan pekerjaan
rumah tangga ataupun mengganggu adiknya. Sedangkan Ibu.S berperan sebagi
pengurus rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti
memasak,mencuci,dll dan merawat anak. Sebagai istri, Ibu.S menghormati dan
berbakti kepada suami dalam memenuhi kebutuhan seksual suami.

Nilai dan norma keluarga


Ibu.S menyakini tentang nilai-nilai yang berhubungan dengan kesehatan yang
ada di masyarakat.Ibu.S mengatakan tidak pernah percaya pada
dukun/paranormal.Kalau sakit,keluarga biasanya menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada. Nila An.R atau An.A sakit, keluarga Ibu.S akan langsung
membawa anaknya ke puskesmas,rumah sakit maupun ke dokter speialis anak yang
sudah menjadi langganan keluarganya.

V. FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif
Ibu.S mengatakan sangat bahagia dengan perkawinannya.Jarang sekali ada
pertengkaran yang berkepanjangan karena mereka mampu mengatasinya dengan
segera.Bpk.V dan Ibu.S satu sama lain bersikap saling mengisi kekurangan masing-
masing, saling menghargai, dan saling membutuhkan satu sama lain.Apalagi
sekarang telah dikaruniai dua orang anak.
Tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun sandang
keluarga.Ibu.S mengatakan gaji suaminya sudah lebih dari cukup dalam pemenuhan
kebutuhan keluarga. Ibu.S tidak ada menuntut lebih dari suami.Ibu.S ingin lebih
memperhatikan dan merawat kedua ankanya yang masih kecil-kecil.Ketika Bpk.V
sedang tidak bekerja, Bpk.V gantian menjaga An.R maupun An.A agar tidak
mengganggu kegiatan rumah tangga Ibu.S

ungsi sosialisasi
Untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya dilakukan berdua.Waktu
luang dimanfaatkan keluarga untuk mempererat hubungan dan mencurahkan kasih
sayang pada ank-anaknya.Ibu.S lebih banyak bersama anak-anaknya daripada
Bpk.V, namun tidak ada masalah dalam hal ini, karena keluarga mengerti dengan
pekerjaan Bpk.V.Ibu.S selalu mengawasi anak-anaknya bermain.An.R biasanya
bermain dengan sepupu yang sebaya dengannya ataupun dengan anak kos. An.R
jarang bermain dengan teman-teman sekitar yang sebaya dengannya.Karena Ibu S
takut An.A terbawa pengaruh buruk dari teman-temannya. Ibu.S lebih senang jika
teman-teman An.S datang dan bermain kerumahnya.Namun An.R biasanya bermain
dengan saudara sepupu yang sebaya dengannya.

ungsi ekonomi
Ibu.S mengatakan bahwa kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan
sudah terpenuhi dengan baik.Begitu juga kebutuhan sekunder juga sudah cukup
terpenuhi.Ini terlihat dari fasilitas rumah yang dimiliki seperti adanya kipas angin,
TV,VCD, kulkas, rice cooker dan telepon. Kalau sakit terutama Bpk.V maupun
Ibu.S,biasanya sebelum pergi ke pusat pelayanan kesehatan, mereka menggunakan
pengobatan tradisional dulu, tapi kalau sudah agak parah baru dibawa ke pusat
pelayanan kesehatan.

fungsi reproduksi
Keluarga Bpk.V memiliki 2 orang anak.Ada rencana untuk menambah anak,
tapi nanti setelah umur An.A sudah agak besar.Baik Bpk maupun Ibu.S tidak
mempermasalahkan jenis kelamin anaknya, yang jelas mensyukuri saja yang
diberikan Tuhan. Jarak antara An.R dengan An.A adalah hampir 4 tahun.Keluarga
Bpk.V selama ini menggunakan cara KB sistem cabut untuk mencegah kehamilan.
Ini adalah cara alami tanpa menggunakan obat ataupun alat kontrasepsi. Ibu.S
mengatakan bahwa menstruasinya tidak teratur sejak usianya masih gadis.
Terkadang dia menstruasi sekali dalam 2 bulan dan bahkan ada yang sekali dalam 3
bulan.

ungsi perawatan kesehatan


Ibu S mengatakan bahwa sakit adalah tanda dan gejala yang tidak biasa nya
dan anaknya tidak bisa lagi bermain-main. Sedangkan sakit bagi keluarga bpk V bila
anggota keluarga mampu beraktivitas dan bermain-main.
Masalah kesehatan dalam keluarga bpkV jarang mengalami penyakit yang
berat,biasanya hanya sakit ringan.
Bpk V biasanya mengeluh kalau dia merasa capek, lelah, letih,lesu. Ini karena
kesibukan bpk V sendiri. Sebenarnya dia juga tidak menginginkan kerja yang terlalu
sibuk, namun karena tuntutan profesi,maka harus dijalaninya. Biasanya rasa
capeknya hilang setelah An. R menginjak-injak tubuh bpk V. Bpk V dalam enam
bulan terakhir tidak mengalami penyakit yang serius. Hanya menderita flu disertai
demam pada saat Hari Raya Idul Fitri th 2006.Bpk V mengatasinya hanya dengan
banyak minum air putih kadang juga minum madu + telur dan biasanya flu cepat
hilang. Kalau tidak,beliau minum parasetamol,pernah juga procold.tapi kalau makn
procol dengan jarak lima jam bpk V menjadi sakit kepala. Sejak itu dia biarkan sakit
kepalanya dan menghentikan minum obat luar. Bpk V mengatakan dulu sejak SD
menderita pembengkakan kelenjar. Lalu dia memeriksakan ke puskesmas tapi hanya
diberi suntikan saja,dan bpk V merasa tidak jauh lebih baik. Lalu dia konsultasikan
ke dokter bedah , menurut dokter tsb bpk V dianjurkan segera dioperasi. Bpk V
tidak menuruti perintah dokter juga sering sakit kepala namun mencari pengobatan
alternatif yaitu dengan meminum air rebusan tanaman Binalu Limau Kapas. Setelah
meminum rutin dua kali sehari, pembengkakan kelenjar itu menjadi hilang. Bpk V
juga pernah menderita Tifus th 1997,menurutnya karena ia saat itu terlalu banyak
ikut kegiatan organisasi. Bpk V mengatakan bahwa dia tetap makan teratur namun
memang keadaan lingk kostnya yang tidak bersih yakni di blkg kampus UNP. Bpk V
memeriksakan ke bidan dan setelah di tes serologi kadar ....... >300. bpk V
mengatakan bahwa BABnya lancar yaitu dua kali sehari,kadang2 juga konstipasi.
Namun, menurutnya itu karena tergantung dari makanan.

Ibu S tidak pernah menderita penyakit serius. Hanya penyakit karena perubahan
cuaca seperti flu. Biasanya ibu S meminum obat tradisional spt........., air kacang.
Untuk mengatasi demam ibu S minum air bunga raya . ibu S pernah di diagnosa
penyakit asam urat ketika mengikuti check up gratis dekat rumahnyalalu dia
memeriksakan ke dokter karena menurut ibu S itu tidak benar. Karena gejala yang
ditanyakan hanya sakit2 sendi biasa yang menurut ibu S itu karena kelelahan
bekerja.
An R pernah mencret selama tiga hari ketika berusia 1 th 2 bln dan bisul di kepala.
Ibu S membawa An R ke dokter psesialis anak yang biasa mereka kunjungi. Doter
memberi An R obat Amoxixillin,namun setelah itu gigi depan atas 4 buah An R
menjadi karies. Satu bulan sebelum puasa Ramadhan th 2006 An R juga pernah
muntah karena kebanyakan makan mie sedap. An R juga pernah muntah ketika
bermain sama bpk V. Orangtuanya membawa An R ke RS. Yos Sudarso karena
penanganannya lebih cepat.

An A yang baru berusia 8 bln belum pernah mengalami pemyakit serius. Hanya
menderita flu biasa sudah 3 x yakni ketika umur 4 bln, awal oktober 2006 dan 6
januari 2007 . Ibu S membawa ke puskesmas dan diberi obat batuk + obat demam
anak.

VI. STERSS DAN KOPING KELUARGA


Stessor jangka pendek
Perubahan dalam kesehatan anggota keluarga, yaitu ketika An R maupun An A
yang tiba-tiba menderita sakit. Ketika An R yang sudah beberapa kali muntah
melalui kondisi yang bebeda-beda, sehingga membuat ibu S bingung dan cemas.
Selain itu An A yang juga sakit flu saat pengkajian sudah 3 hari, yang sebelumnya
An A juga sakit flu seperti ini. Stess lain yang juga mempengaruhi yakni takut bila
ada gempa . Ini karena anaknya yang masih kecil-kecil

Stressor jangka panjang


Ibu S cukup khawatir dengan tingkah An R yang sangat hiperaktiv , apalagi
kalau An R sampai mengganggu ketika ada tamu yang datang ke rumah dengan
mengajak dan memaksa untuk bermain bersamanya. Ibu S juga khawatir melihat
An R yang sering marah dan merasa tersaingi ketika ibu S lebih banyak bersama An
A.

Kemampuan keluarga berespon


Terhadap stress jangka pendek, yaitu ketika An.R maupun An.A sakit, keluarga
akan membawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas, rumah
sakit,maupun ke tempet praktek dokter. Sedangkan untuk sterss gempa, seperti
gempa yang menimpa sumatera barat pada tahun 2004 kamaren, keluarga Bpk.V
pergi mengungsi ke RS.M.Djamil.

Strategi koping yang digunakan


Bila mendapat masalah, Bpk V dan Ibu S bersama-sama membicarakan dan
mencari penyelesaiannya.Ibu S dan Bpk.V tidaka berlarut0larut dalam menghadapi
permasalahan dan sering kali berinisiatif dengan kesadaran sendiri untuk mengakhiri
permasalahan.

Strategi adpatasi disfungsional


Kadangkala, jika Ibu.S mempunyai keiginan yang menurut dia baik, tetapi tidak
disetujui Bpk.V, Ibu.S akan tetap melakukan keinginannya tersebut tanpa
sepengetahuan Bpk.V.Tapi Kemudian Ibu.S berterus terang kepada Bpk.V.

VII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN YANG ADA


Keluarga merasa pelayanan kesehatan yang didapatkan selama ini sudah
cukup memuaskan dan tidak ada masalah pada petugas kesehatan.Menurut Ibu.S
petugas kesehatan cukup ramah,walaupun ada beberapa petugas kesehatan yang
cara bicaranya keras.Untuk itu Ibu.S berharap agar pelayanan kesehatan
mempertahankan mutu pelayanan kesehatan.
Keluarga juga sangat antusias jika diadakan lomba-lomba bayi dan balita
sehat.Namun sayangnya kegiatan tersebut jarang diadakan.Dan keluarga berharap
pada petugas kesehatan agar kegiatan tersebut lebih sering diadakan karena bisa
menunjang perkembangan kognitif maupun motorik anak-anaknya.

B. ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG MASALAH KEP DIAGNOSA KEP
1.

DS:
a. Ibu. S mengatakan bahwa
An.R suka sekali memakan
permen,coklat dan es
b. Ibu. S mengatakan bahwa
An.R menggosok gigi kadang
hanya 1 x sehari

DO:
1. Saat PF terlihat hampir
seluruh gigi An.R berwarna Resiko infeksi
coklat kehitaman, 2 buah pada An.R
gigi geraham atas belakang keluarga Bpk.V
berlobang b.d KMK merawat
Resiko infeksi b.d anggota keluarga
2. An.R nafasnya berbau
karies dentis pada dengan masalah
An.R karies dentis

S-ar putea să vă placă și