Sunteți pe pagina 1din 1

Latar Belakang

Istilah demokrasi berasal dari penggalan kata demos dan cratos atau cratein yang dalam
bahasa Yunani berarti rakyat dan pemerintahan. Abraham Lincoln pada tahun 1863 berpendapat
bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi
sesungguhnya memiliki banyak pengertian tergantung perspektif para ahli. Harold Laski
berpendapat bahwa demokrasi tidak dapat diberi batasan karena rentang sejarahnya yang sangat
panjang dan telah berevolusi sebagai konsep yang menentukan (Hendra Nurtjahjo, 2006 : 71).

Berdasarkan banyak literatur yang telah ada, demokrasi diyakini berasal dari pengalaman
bernegara orang-orang Yunani kuno, tepatnya di kota (polis) Athena sekitar tahun 500 SM. Saat
itu Yunani terdiri dari beberapa kota (polis), yaitu Athena, Makedonia, dan Sparta. Pada tahun
508 SM, seoarmng warga Athena bernama Kleistenes mengadakan beberapa pembaharuan
pemerintahan negara kota Athena (Magnis Suseno, 1997 : 100). Kleistenes membagi warga
Yunani sebanyak 300.000 orang menjadi beberapa suku yang masing-masing terdiri dari
beberapa demes dan demes mengirim wakilnya ke dalam majelis dengan jumlah tiap perwakilan
sebanyak 500 orang. Keanggotaan mejelis dibatasi satu tahun dan seseorang hanya dibatasi dua
kali untuk menjadi seorang majelis. Tugas majelis adalah mengambil keputusan terkait
permasalahan yang terjadi di kota Athena. Bentuk pemerintahan baru ini disebut demokratia.
Istilah demokrasi sendiri dikemukakan oleh seorang sejarawan bernama Herodotus (290-420
SM) untuk menyebut sistem pemerintahan yang diperbaharui oleh Kleistenens. Sistem
demokratia Athena kemudian diambil alih oleh polis lain di Yunani. Demokratia di Athena
bertahan sampai dihancurkan oleh Alexander Agung dari Romawi pada tahun 322 SM. Sejak saat
itu, demokrasi di Yunani dianggap hilang dari muka bumi. Selanjutnya Eropa memasuki masa
kegelapan (dark age).

Gagasan demokrasi kembali berkembang di Eropa terutama setelah kemunculan konsep


nation state pada abad ke-17. Gagasan ini dicetuskan oleh Homas Hobbe (1588-1679), John
Locke (1632-1704), Mostequieu (1689-1755), dan J.J. Rousseau (1712-1778). Yang kemudian
mendorongkan perkembangan demokrasi dan konstitusionalisme di Eropa dan Amerika Utara
(Aidul Fitricia Azhari, 2005 : 2). Selama kurun waktu tersebut, muncul ide sekulerisasi dan
kedaulatan rakyat. Berdasarkan sejarah singkat tersebut, dapat disimpulkan bahwa demokrasi
yang berkembang di Yunani disebut demokrasi kuno dan demokrasi yang selanjutnya
berkembang di Eropa Barat disebut demokrasi modern.

Sesungguhnya tidak ada pengertian yang cukup untuk mewakili konsep demokrasi sebab
istilah tersebut tumbuh seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat. Semakin tinggi
kompleksitas kehidupan suatu masyarakat maka semakin sulit dan tidak sederhana demokrasi
untuk didefinisikan (Eep Saefulloh Fatah, 1994 : 5). Berdasarkan berbagai pengertian yang
berkembang dalam sejarah demokrasi, demokrasi dapat dibagi menjadi tiga makna, yaitu
demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, demokrasi sebagai sistem polituik, dan demokrasi
sebagai sikap hidup.

S-ar putea să vă placă și