Sunteți pe pagina 1din 13

Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung Mocaf dan Tepung Beras

Pecah Kulit

Vety Eka Septiani1, Idrus Jusat2, Hendra Wijaya2


1
Majoring Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University
2
Departement of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
septi1109@hotmail.com

Abstract

Nowadays, people prefer choose the fast food in completing nutritional needs. One of
them is functional food which has revolving in society, such as snack bar. Snack bar available in
the market, usually use soy flour as basic materials. In this research has a general purpose
which is to make gluten-free snack bar by using the basic ingredients of mocaf flour and brown
rice flour in the utilization of local food in Indonesia. Before analyzing the snack bar, snack bar
will be conducted organoleptic tests by assessing the hedonic and hedonic quality to get
acceptance of the treatment with the most preferred. Furthermore, best treatment of the results of
organoleptic tests, will be conducted chemical analysis (proximate analysis) and physical
analysis. The parameters of the organoleptic test will be tested statistically by using One Way
Anova then tested continue with Bonferonni. The results showed that the snack bar most
preferred is 75% of mocaf flour and 25% of brown rice flour that exist in the treatment of F2.
The results of chemical analysis showed the water content is 5.92%, ash content is 1.68%, the fat
content is 4.42%, protein content is 5.6% and the carbohydrate content was 82.83%. Physical
analysis results showed that the hardness is 275.5 g force, for springiness is 0.69 mm and for
cohesiveness is 0.98. Keyword : Gluten Free, Red Beans, Snack Bar, Healthy Snack, Mocaf
Flour, Brown Rice Flour.
Abstrak
Pola hidup masayarakat sekarang cenderung lebih memilih makanan yang praktis dalam
memenuhi kebutuhan gizinya. Salah satu pangan fungsional yang beredar di masyarakat adalah
snack bar. Snack bar yang ada di pasaran, biasanya menggunakan tepung kedelai sebagai bahan
dasarnya. Pada penelitian ini mempunyai tujuan umum yaitu membuat snack bar bebas gluten
dengan menggunakan bahan dasar tepung mocaf dan tepung beras pecah kulit dalam
pemanfaatan pangan lokal yang ada di Indonesia. Sebelum snack bar ini dianalisis kimia dan
fisik, dilakukan uji organoleptik dengan menilai hedonik dan mutu hedonik untuk mendapatkan
perlakuan dengan daya terima yang paling disukai. Selanjutnya perlakuan terbaik hasil uji
organoleptik, dilakukan analisis kimia (analisis proksimat) dan analisis fisik. Parameter dari uji
organoleptik akan diuji statistic dengan menggunakan One Way Anova kemudian di uji lanjut
dengan Bonferonni. Hasil peneitian menunjukkan bahwa snack bar yang paling disukai adalah
75% Tepung Mocaf dan 25% Tepung beras pecah kulit yang ada pada perlakuan F2. Hasil
analisis kimia menunjukkan kadar air 5,92% , kadar abu 1,68%, kadar lemak 4,42%, kadar
protein 5,6% dan kadar karbohidrat 82,83%. Hasil analisis fisik menunjukkan bahwa hardness
(kekerasan) adalah 275,5 g force, untuk springiness (elastisitas) adalah 0,69 mm dan untuk
cohesiveness (daya kohesif) adalah 0,98. Kata kunci : Bebas Gluten, Kacang Merah, Snack Bar,
Snack Sehat Tepung Mocaf, Tepung Beras Pecah Kulit.
PENDAHULUAN (Rein., et al. 2014). Salah satu produk
pangan cepat saji bernilai fungsional
Seiring dengan berjalannya waktu, yang sedang berkembang di berbagai
pola hidup modern saat ini terutama di negara adalah snack bar. Selain itu,
perkotaan sebagian besar masyarakat konsumsi akan makanan bar di
cenderung memilih makanan yang Indonesia masih sangat kecil dan
praktis dalam memenuhi kebutuhan beberapa orang bahkan belum
nutrisinya. Praktis dalam artian mudah mengetahui. Hanya 34,5% masayarakat
diperoleh dan cepat saji sehingga siap Indonesia yang mengetahui tentang bar
untuk dikonsumsi. Pola hidup ini.
masyarakat yang cenderung menyadari Snack bar didefinisikan sebagai
akan pentingnya kesehatan dan tingginya produk makanan ringan yang memiliki
tingkat kesibukan masyarakat bentuk batang dan merupakan campuran
menyebabkan kebutuhan pangan tidak dari berbagai bahan seperti sereal, buah-
sebatas pada pemenuhan kebutuhan gizi buahan, kacang-kacangan yang diikat
konvensional bagi tubuh serta pemuas satu sama lain dengan bantuan agen
mulut dengan cita rasa enak, melainkan pengikat (binder). Pada penelitian ini,
pangan diharapkan mampu berfungsi snack bar yang akan dibuat dengan
menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, bahan baku lokal yaitu tepung mocaf dan
aman dikonsumsi serta praktis dalam tepung beras pecah kulit dengan
penyajiannya (Winarno dan tambahan kacang merah yang akan
Felicia,2007) dalam (Taufik dijadikan snack bar bebas gluten. Gluten
Rahman,2011) adalah zat yang hanya ada pada tepung
Akhir-akhir ini tren konsumsi terigu dan pada jenis tepung lainnya
pangan mulai menunjukkan kesadaran tidak ada, sifat dari zat ini adalah kenyal
masyarakat akan pentingnya konsumsi dan elastis. Dikatakan bebas gluten pada
makanan yang tidak hanya sekedar snack bar ini karena untuk mengurangi
mengenyangkan tetapi juga memberikan terjadinya penyakit coeliac disease yang
efek positif bagi kesehatan tubuh. meningkat setiap tahunnya sepuluh kali
Pangan fungsional merupakan pangan lipat didunia, sehigga pasar produk
yang karena kandungan komponen pangan bebas gluten juga akan
aktifnya dapat memberikan manfaat bagi meningkat tajam (Gallagher.,et al.,2004)
kesehatan, di luar manfaat yang dalam (Sarifudin.,et al 2015).
diberikan oleh zat-zat gizi yang Penelitian yang menggunakan
terkandung didalamnya. Para ilmuwan tepung dari tanaman serealia seperti
Jepang menekankan pada tiga fungsi jagung, beras, serta tepung dari tanaman
dasar pangan fungsional yaitu sensori umbi-umbian seperti singkong, kentang,
(warna dan penampilan menarik serta ubi jalar sebagai pengganti tepung terigu
citarasa yang enak), nutrisional (bergizi dalam produk roti-rotian telah banyak
tinggi) dan fisiologikal (memberi dilakukan (Arendt., et al., 2002). Tepung
pengaruh fungsi fisiologis bagi tubuh).
mocaf dan tepung beras pecah kulit Beras pecah kulit adalah gandum
memiliki potensi yang baik untuk beras belum diasah yang dihasilkan
digunakan dalam pembuatan bar ini dengan membuang sekamnya dengan
karena kandungan nilai zat gizi yang ada menggunakan mortir dan alu atau karet
dalam tepung mocaf dan tepung beras gulungan. Warna beras pecah kulit ini
pecah kulit ini cukup tinggi. cokelat, kemerahan atau keunguan.
Tepung mocaf (Modified Cassava Embrio mungkin dibiarkan tetap utuh
Flour) yang dalam bahasa Indonesia atau tidak utuh tergantung pada proses
disebut tepung ubi kayu dimodifikasi, penggilingan. Penggilingan adalah
dikatakan sebagai proses modifikasi proses yang dapat membedakan beras
sebab pada pembuatan mocaf dilakukan coklat dari beras putih . Perbedaannya
proses khusus yang disebut dengan adalah tidak hanya dengan penggilingan
fermentasi atau pemeraman yang tetapi juga nilai gizinya. Selama
menggunakan jasa mikrobia atau enzim polishing 15% dari protein, 85% dari
tertentu, sehingga selama proses lemak, 90% dari kalsium,75% dari
fermentasi berlangsung terjadi fosfor, 80% dari tiamin ,70% dari
perubahan yang luar biasa dalam masa riboflavin dan 68% dari niacin
ubi baik dari aspek perubahan fisik, dihilangkan (Varshini.,et al 2013)
kimiawi, dan mikrobiologis serta Beras pecah kulit memiliki serat
inderawi. Kandungan pati tepung mocaf makanan yang tinggi (obat cuci perut
yang tinggi dapat digunakan untuk yang baik, mencegah penyakit gastro-
substitusi tepung terigu dalam intestinal dan baik untuk penderita
pembuatan biskuit. (Suarti., et al 2015) diabetes); kaya akan vitamin B dan
Mocaf memiliki karakteristik mirip mineral (mencegah beri-beri); dan tinggi
terigu sehingga dapat digunakan sebagai lemak (sumber energi). Beras pecah kulit
bahan pengganti terigu atau campuran juga mengandung asam fitat tinggi
terigu 30 % 100 % dan dapat menekan (antioksidan antikanker.); menurunkan
biaya konsumsi tepung terigu 20- 30%. kolesterol serum (mencegah penyakit
Dibandingkan dengan tepung ubi kayu kardio vaskular); dan indeks glikemik
biasa atau tepung gaplek, mocaf makanannya rendah (rendah pati,
memiliki penampakan yang lebih baik karbohidrat kompleks tinggi yang
yaitu lebih putih, lembut, dan tidak bau menurunkan risiko diabetes tipe 2).
apek. Mocaf memiliki kandungan nutrisi Beras pecah kulit juga mengandung Mg,
yang berbeda dengan tepung terigu. K dan Fosfor yang cukup tinggi
Perbedaan kandungan nutrisi yang (Ramadayanti, 2012).
mendasar adalah, mocaf tidak Kacang merah memiliki kandungan
mengandung zat gluten, zat yang hanya gizi yang sangat baik, hal ini sangat
ada pada terigu yang menentukan menguntungkan bagi kesehatan tubuh
kekenyalan makanan (Suarti., et al 2015) manusia apalagi jika diolah secara baik
dan benar. Kacang merah kering
merupakan sumber protein nabati, adalah kacang merah, margarin,telur,
karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, gula, selai nanas, garam, air, dan bahan
folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat kimia untuk analisis proksimat. Bahan
besi. Namun kelemahan dari kacang- yang digunakan dalam analisis kimia
kacangan adalah tingginya kandungan adalah 2 gram campuran selen, 12 ml
senyawa nirgizi yang sebagian besar H2SO4 untuk analisis protein. N-heksan
didominasi oleh asam fitat (Astawan, dan kertas saring untuk analisis lemak.
2009) dan tingginya bau langu yang 30 ml HCl 25%, 20 ml air, kertas saring,
mengakibatkan produk akhir menjadi heksan untuk analisis karbohidrat (gula
kurang diterima masyarakat (Yodatama, total).
2011) dalam (Huda dan Titi,2015)
Penggunaan tepung mocaf dan Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten
tepung beras pecah kulit serta bahan
Pembuatan snack bar bebas gluten
tambahan kacang merah dalam
ini diawali dengan menyiapkan semua
pembuatan snack bar ini ini adalah
bahannya dan ditimbang sesuai dengan
sebagai sumber komponen utama gizi
formulasi pembuatan snack bar,
makro dan mikro yang harus ada dalam
kemudian tepung mocaf dan tepung
sebuah produk pangan fungsional ini. .
beras pecah kulit dicampur dengan
Dari ketiga bahan tersebut dapat
bahan lainnya (gula, garam, margarin,
diformulasi agar snack bar mampu
telur dan selai nanas), setelah itu
memenuhi kecukupan kalori yang
dimixing selama 20 menit. Lalu
disyaratkan. Untuk sasaran dalam
masukkan kacang merah yang telah
penelitian ini adalah orang umum agar
direbus ke dalam adonan yang telah
mengurangi terjadinya penyakit coeliac
dimixing. Setelah tercampur rata
disease.
semuanya, masukkan adonan ke dalam
METODE PENELITIAN loyang berukuran 26,5x10x3,5 cm.
Setelah proses pencetakan, kemudian
Bahan panggang adonan snack bar dalam suhu
1200 C selama 40 menit, kemudian
Bahan-bahan yang digunakan dalam
dipanggang kembali dengan suhu 1400 C
penelitian ini adalah bahan utama, bahan
selama 5 menit. Snack bar yang telah
tambahan dan bahan kimia. Bahan utama
matang didiamkan selama 30 menit di
yang digunakan adalah tepung mocaf
suhu ruang.
dan tepung beras pecah kulit. Tepung
mocaf yang digunakan adalah tepung Tahapan Penelitian
mocaf yang diproduksi oleh produsen
CV. Karunia Maha Cipta, Kabupaten Tahapan penelitian pertama adalah
Bandung Barat. Bahan utama lain adalah pembuatan snack bar. Pembuatan snack
tepung beras pecah kulit yang diproduksi bar ini dengan melakukan 5 perlakuan
oleh Appoli, Jawa Tengah (Kebun Kita). yang konsentrasi tepung mocaf dan
Bahan tambahan lain yang digunakan
tepung beras pecah kulitnya berbeda- Hasil dan Pembahasan
beda yaitu 100%:0%, 75%:25%,
50%:50%, 25%:75% dan 0%:100%. Uji Organoleptik
Setelah itu, dilakukan uji organolpetik.
Uji organoleptik dilakukan kepada
Uji organolpetik ini dilakukan kepada
panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang.
panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang
Hasil uji organoleptik didapatkan bahwa
di Laboratorium Kimia Universitas Esa
perlakuan yang paling disukai adalah
Unggul. Insturmen yang digunakan
perlakuan F2 dan perlakuan yang paling
dalam uji organleptik menggunakan
tidak disukai adalah perlakuan F5. Hasil
instrument VAS (Visual Analogue Scale).
ini didapatkan berdasarkan parameter
Kemudian, dari hasil uji organoleptik keseluruhan kesukaan, dimana parameter
didapatkan perlakuan snack bar yang keseluruhan kesukaan merupakan
paling disukai dan paling tidak disukai. jumlah hasil mean dari empat parameter
Hasil uji organoleptik diolah dengan (warna, tekstur, aroma dan rasa).
menggunakan uji statistic One Way
Tabel 1. Hasil Analisis Uji Organoleptik
Anova kemudian dilanjutkan dengan uji
Lanjut Bonferonni. Perlakuan yang
paling disukai itulah yang akan Nilai Nilai
dianalisis. Analisis yang dilakukan Parameter MeanSD P MeanSD P Sig
adalah analisis proksimat dan analisis Tertinggi Terendah
tekstur. Analisis proksimat yang Warna 60,6022,38 2 44,7722,77 5 0,035*
dilakukan adalah kadar protein dengan Tekstur 59,4 19,39 2 38,220,32 5 0,009*
menggunakan metode Semi Mikro 2 5
Aroma 64,6717,22 53,2325,92 0,349
Kjeldhal, kadar lemak dengan
Rasa 60,6719,7 3 48,6320,48 1 0,054
menggunakan metode Hidrolisis
(Weibull), kadar karbohidrat dengan Keseluruhan 2 5
244,2353,83 184,8371,25 0,000*
kesukaan
menggunakan metode By Difference,
kadar air menggunakan metode SNI 01- *signifikan
2891-1992 butir 5.1 dan kadar abu
menggunakan metode SNI 01-2891- Warna
1992 butir 6.1. Analisis tekstur yang
Snack bar dengan daya terima paling
dilakukan terdiri dari tiga parameter
disukai terhadap parameter warna yaitu
yaitu hardness (kekerasan), springiness
perlakuan F2 (75% Tepung Mocaf : 25%
(elastisitas) dan cohesiveness (daya
Tepung Beras Pecah Kulit) yang
kohesif). Metode yang digunakan dalam
mempunyai nilai mean 60,60 (22,38),
analisis tekstur ini menggunakan metode
dengan nilai mean dari mutu warna
Texture Analyzer.
adalah 47 (21,03) dalam range
penilaian warna coklat kehitaman
sampai warna putih gading. Sedangkan
snack bar dengan daya terima yang memegang peranan utama dalam
paling tidak disukai terhadap parameter penampilan makanan. Selain itu juga
warna adalah perlakuan F5 (100% dikarenakan apabila semakin banyak
Tepung Beras Pecah Kulit : 0% Tepung konsentrasi tepung mocaf digunakan
Mocaf) yang mempunyai nilai mean maka warna yang dihasilkan akan sedikit
44,77 (22,77), dengan nilai mean mutu lebih terang.
warna yaitu 32,47 (18,46) dalam range
penilaian warna coklat kehitaman Kemudian dilakukan uji lanjut
sampai warna putih gading. dengan menggunakan uji lanjut
bonferonni untuk menyatakan beda
Warna yang dihasilkan pada snack nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut
bar perlakuan F2 yang konsentrasi bonferonni terhadap parameter warna,
tepung mocafnya 75% dan 25% tepung bahwa ada perlakuan beda nyata antara
beras pecah kulit sedikit lebih terang perlakuan F2.
dibandingkan dengan perlakuan F5 yang
menghasilkan snack bar berwarna Tekstur
kecoklatan.
Setiap bentuk makanan mempunyai
Warna dapat disebabkan karena sifat tekstur sendiri tergantung pada
adanya proses karamelisasi gula dan keadaan fisik, ukuran dan bentuk sel
reaksi maillard, Kadar abu yang dikandungnya. Penilaian tekstur
mempengaruhi warna produk makanan, dapat berupa kekerasan, elastisitas
semakin tinggi kadar abunya maka ataupun kerenyahan (Karim, 2013).
semakin coklat warna produk yang Snack bar dengan daya terima
dihasilkan (Martunis, 2012). Perbedaan paling disukai terhadap parameter
warna yang terjadi juga karena proses tekstur yaitu perlakuan F2 (75% Tepung
pemanggangan. Secara alamiah pigmen Mocaf : 25% Tepung Beras Pecah Kulit)
atau warna dirusak oleh adanya yang mempunyai nilai mean 59,4
pemanasan. Secara kimia, perubahan (17,27), dengan nilai mean mutu
warna dapat disebabkan oleh perubahan tekstur adalah 41,17 (17,75) dalam
pH atau oksidasi selama penyimpanan. range penilaian tekstur padat keras
Hasilnya, pangan olahan kehilangan sampai tekstur renyah. Sedangkan snack
warna dan dapat menurunkan nilai bar dengan daya terima yang paling
sensorik. tidak disukai terhadap parameter tekstur
adalah perlakuan F5 (100% Tepung
Hasil uji statistik menggunakan uji Beras Pecah Kulit : 0% Tepung Mocaf)
one way anova menunjukkan nilai P yang mempunyai mean 38,2 (20,32),
value = 0,035 < = 0,05 maka Ho dengan nilai mean mutu tekstur adalah
ditolak. Maka ada pengaruh yang 31,87 (21,35) dalam range penilaian
signifikan antar pemberian tepung snack tekstur padat keras sampai renyah.
bar terhadap parameter warna. Hal ini formulasi F2 konsentrasi tepungnya
disebabkan, karena warna makanan
lebih besar yaitu 75% tepung mocaf dan Hasil uji statistik menggunakan uji
25% tepung beras pecah kulit,sehingga one way anova menunjukkan nilai P
teksturnya tidak terlalu keras. value = 0,015 < = 0,05 maka Ho
ditolak. Maka ada pengaruh yang
Hasil uji statistik menggunakan uji signifikan antar pemberian tepung snack
one way anova menunjukkan nilai P bar terhadap parameter keseluruhan. Hal
value = 0,009 < = 0,05 maka Ho ini disebabkan, karena warna, tekstur,
ditolak. Maka ada pengaruh yang aroma dan rasa merupakan satu benang
signifikan antar pemberian tepung snack merah yang saling berkaitan dan
bar terhadap parameter tekstur. Hal ini parameter yang penting dalam
disebabkan, karena semakin banyak menentukan kesukaan suatu makanan.
konsentrasi tepung beras pecah kulit
diberikan maka semakin rendah Kemudian dilakukan uji lanjut
kesukaan panelis terhadap parameter dengan menggunakan uji lanjut
tekstur. bonferonni untuk menyatakan beda
nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut
Kemudian dilakukan uji lanjut bonferonni terhadap parameter
dengan menggunakan uji lanjut keseluruhan kesukaan, bahwa ada
bonferonni untuk menyatakan beda perlakuan beda nyata antara perlakuan
nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut F2 dengan F5 dan F5 dengan F2.
bonferonni terhadap parameter warna,
bahwa ada perlakuan beda nyata antara
perlakuan F2 dengan F5 dan F5 dengan
Hasil Analisis Proksimat
F2.
Uji analisis proksimat dilakukan
Keseluruhan Kesukaan
pada pelakuan snack bar yang paling
Berdasarkan grafik 4.9, didapatkan disukai oleh. Snack bar yang paling
snack bar dengan daya terima paling disukai adalah snack bar perlakuan F2
disukai terhadap parameter tingkat dengan konsentrasi tepung mocaf 75%
keseluruhan kesukaan yaitu perlakuan dan tepung beras pecah kulit 25%.
F2 (75% Tepung Mocaf : 25% Tepung
Tabel 2. Hasil analisis proksimat
Beras Pecah Kulit) dengan nilai mean
Parameter Hasil
244,23 (53,83). Sedangkan snack bar
dengan daya terima yang paling tidak Kadar air 5,92 %
disukai terhadap parameter tingkat Kadar abu 1,68 %
keseluruhn kesukaan adalah perlakuan
Kadar lemak 4,42 %
F5 (100% Tepung Beras Pecah Kulit :
0% Tepung Mocaf) dengan nilai mean Kadar protein 5,6 %
184,83 (71,25). Kadar KH 82,38 %
Kadar Air Rendahnya kadar abu pada perlakuan
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa F2 ini dikarenakan pada snack bar
kadar air pada perlakuan F2 adalah perlakuan F2 ini menggunakan
5,92%. Kadar air pada perlakuan F2 konsentrasi tepung mocaf lebih besar
(75% Tepung mocaf : 25% Tepung daripada konsentrasi tepung beras pecah
Beras Pecah Kulit) ini memiliki kadar air kulit yaitu dengan perbandingan
yang rendah dibandingkan penelitian 75%:25%. Kadar abu pada tepung mocaf
sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya hanya 0,4% (Salim,2011).
yaitu snack bar berbahan dasar tepung
sorghum memiliki kadar air 11,29% Kadar Lemak
sampai 15,85% (Rufaziah,2011).
Kadar air pada snack bar F2 lebih Kadar lemak yang didapat adalah
rendah dikarenakan, nilai kadar air snack 4,42%. Kadar abu pada snack bar
bar sangat dipengaruhi oleh bahan yang perlakuan F2 ini mempunyai nilai yang
digunakan. Pada penelitian snack bar tidak jauh berbeda dengan penelitian
tepung sorghum menggunakan manisan yang sebelumnya snack bar dengan
buah seperti cherry hijau, cherry merah bahan dasar tepung sorghum yaitu
dan manisan mangga yang mengandung 3,77% sampai 14,63%. Telur dan
air sedangkan pada snack bar perlakuan margarin dikenal sebagai sumber asam
F2 ini tidak menggunakan manisan buah lemak esensial dan digunakan sebagai
hanya menggunakan selai nanas. sumber utama lemak dalam formulasi
produk snack bar ini. Kandungan lemak
Menurut Winarno (2008) dalam telur ayam sekitar 11,5 %.
(Avianty.,et al 2013) kadar air bahan
pangan yang aman untuk penyimpanan Apabila dibandingkan dengan
adalah kurang dari 14% sehingga snack produk komersil yaitu soyjoy rasin
bar dengan kadar air rendah ini aman peanut, kandungan lemaknya adalah 6
untuk disimpan. Kadar air 14-15% gram/30 gr sedangkan kandungan lemak
cukup untuk mencegah pertumbuhan yang ada pada snack bar perlakuan 2 ini
bakteri dan kapang. adalah 1,65 gr/39 gr. Dari hasil
kandungan lemak, terlihat bahwa snack
Kadar Abu bar berbahan dasar tepung mocaf dan
tepung beras pecah kulit ini memiliki
Berdasarkan hasil uji proksimat yang kandungan lemak yang lebih rendah
ada pada tabel 1, menunjukkan bahwa dibandingkan dengan produk komersil
kadar abu yang didapat adalah 1,68%. yang ada di pasaran. Hal ini
Kadar abu pada snack bar perlakuan F2 dikarenakan, hanya telur dan margarin
ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang merupakan sumber utama dalam
sebelumnya yaitu snack bar dengan pembuatan snack bar sedangkan pada
bahan dasar tepung sorghum yang soyjoy raisin peanut selain
mempunyai kadar abu berkisar 1,47% menggunakan telur dan mentega sebagai
sampai 2,17% (Rufaziah,2011)
sumber lemak, snack bar ini juga protein yang lebih rendah yaitu 2,25
menggunakan kacang tanah. Dalam 100 gr/39 gr. Hal ini disebabkan karena
g kacang tanah mengandung 42.7% turunnya kandungan protein pada kacang
lemak. merah yang memiliki protein yang
cukup tinggi.
Kadar Protein
Kadar Karbohidrat
Kadar protein yang didapat dari
analisis proksimat adalah 5,6%. Apabila Berdasatkan hasil analisa proksimat,
dibandingan dengan penelitian yang kadar karbohidrat yang didapat adalah
sebelumnya yaitu snack bar berbahan 82,38%. Kadar karbohidrat pada snack
dasar tepung sorghum yang mempunyai bar perlakuan F2 ini tidak jauh berbeda
nilai kadar protein 7,03 % sampai dengan snack bar pada penelitian
14,10%, snack bar perlakuan F2 ini sebelumnya yang menggunakan bahan
memiliki nilai kadar protein yang dasar tepung sorghum dengan nilai kadar
rendah. Hal ini disebabkan, karena karbohidrat 70,92 % sampai 91.1%
mengalami proses pemasakan pada (Rufaizah,2011). Hal ini disebakan,
kacang merah yang direbus terlalu lama karena kadar pati yang ada pada tepung
dengan suhu yang tinggi mocaf cukup tinggi yaitu 87,3% dalam
100 gr (Salim,2011) sehingga pada
Berdasarkan berat kering per 100 gr perlakuan F2 yang konsentrasi tepung
bahan pangan yang diuji juga terjadi mocafnya 75% dan tepung beras pecah
penurunan kadar protein pada semua 25% menghasilkan snack bar dengan
bahan pangan yang direbus. Proses kadar karbohidrat yang tinggi. Semakin
perebusan dapat menurunkan nilai gizi banyak penggunaan tepung mocaf pada
karena bahan pangan yang langsung setiap perlakuan semakin tinggi nilai
terkena air rebusan akan menurunkan zat karbohidratnya. Kadar pati (starch
gizi terutama vitamin-vitamin larut air content) pada mocaf kurang lebih 87,3%
(seperti vitamin B kompleks dan vitamin dan beras pecah kulit 76% (Suarni,
C) dan juga protein. Pengolahan bahan 2012).
pangan sangat mempengaruhi kerusakan
yang terjadi pada protein. Semakin Apabila dibandingkan dengan
tinggi suhu dan semakin lama waktu produk komersil yang ada di pasaran
pengolahan semakin tinggi kerusakan yaitu soyjoy raisin peanut yang memliki
protein yang terjadi pada bahan pangan kandungan karbohidrat 16 gr/30 gr,
tersebut. (Sundari., et al,2015) snack bar dengan perlakuan F2
kandungan karbohidratnya lebih tinggi
Jika dibandingkan dengan produk yaitu 19,74/39 gr. Hal ini disebakan
komersial yang ada di pasaran yaitu karena kandungan karbohidrat pada
soyjoy raisin peanut, kandungan tepung mocaf lebih tinggi dibandingkan
proteinnya yaitu 4 gr/30 gr. Snack bar dengan tepung kedelai yang digunakan
pada perlakuan F2 memiliki kandungan
dalam bahan dasar soyjoy raisin peanut. Hardness (Kekerasan)
Kadar karbohidrat tepung kedelai adalah
36,94% (Taufik rahman., et al,2011) Kekerasan adalah daya tahan untuk
pecah akibat daya tekan yang diberikan.
Hasil Analisis Tekstur Nilai kekerasan pada bar dapat
diakibatkan oleh proses retrogradasi pati.
Tekstur makanan adalah sifat fisik Retrogradasi merupakan proses
yang berasal dari struktur makanan dan terbentuknya ikatan antara amilosa
berhubungan dengan bentuk, pemecahan amilosa yang telah terdispersi ke dalam
dan aliran karena gaya yang diberikan air. Semakin banyak amilosa yang
(sifat reologi), dan diukur secara terdispersi, maka proses retrogradasi pati
subjektif dengan indera pengecap, semakin mungkin terjadi semakin keras
pendengar, dan penglihat. Tekstur produk tersebut (Febrianto.,dkk. 2014).
makanan juga dapat diukur secara Hasil analisa kekerasan pada snack
objektif sebagai fungsi dari massa, jarak, bar perlakuan 2 (75% Tepung Mocaf :
tekanan, dan waktu. Tekstur suatu 25% Tepung Beras pecah Kulit)
produk pangan merupakan salah satu menunjukkan nilai kekerasan sebesar
faktor penting yang mempengaruhi 275,5 g. Bar komersial (fruit soy bar)
penerimaannya oleh konsumen. yang ada di pasaran memiliki nilai
tingkat kekerasan sekitar 1100 g force,
Uji tekstur pada snack bar ini ini berarti snack bar pada perlakuan F2
menggunakan metode Texture Analyzer ini memiliki tekstur yang tidak keras
yang memiliki 3 komponen yaitu karena menurut Feriana,2010
hardness (kekerasan), springiness menyatakan bahwa semakin besar nilai
(elastisitas) dan cohesiveness (daya tingkat kekerasan maka semakin keras
kohesif). Uji analisis tekstur dilakukan pula tekstur dari bar.
pada pelakuan snack bar yang paling Walaupun tekstur dari snack bar
disukai oleh panelis tidak terlatih. Snack perlakuan 2 ini tidak sekeras produk
bar yang paling disukai adalah snack bar komersil yang ada di pasaran, snack bar
perlakuan F2 dengan konsentrasi tepung perlakuan F2 ini masih bisa diterima
mocaf 75% dan tepung beras pecah kulit secara organoleptik.
25%.
Springiness (Elastisitas)
Tabel 3. Hasil Analisa Tekstur
Elastisitas merupakan tingkat di
Parameter Hasil mana bahan yang mengalami deformasi
Hardness 275,5 g force dapat kembali ke kondisi seperti
Springiness 0,69 mm sebelum mengalami deformasi setelah
Cohesiveness 0,98 gaya deformasi dihilangkan, sedangkan
dalam arti sensorik, elastisitas
didefinisikan sebagai sejauh mana
produk dapat kembali ke bentuk aslinya
setelah mengalami gigitan (Szczesniak, snack bar dengan perlakuan F2 ini
2006) dalam (Sarifudin,2015) memiliki daya kohesif yang lebih besar
dibandingkan dengan snack bar berbasis
Elastisitas snack bar pada perlakuan pisang.
F2 ini yang memiliki konsentrasi tepung Hal ini disebabkan, mungkin karena
mocafnya 75% dan tepung beras pecah kadar amilopektin pada tepung mocaf ini
kulitnya 25% adalah 0,69 mm. Nilai tinggi. Kadar amilopektin berpengaruh
elastisitas pada snack bar ini hampir pada karakteristik produk. Adanya
sama dengan nilai elastisitas pada kemampuan pembentukan gel dari sifat
penelitian sebelumnya yaitu pada pati melalui proses gelatinasinya dan
penelitian snack bar berbasis pisang bentukan daya lengket yang kuat dari
yang memiliki nilai elastisitas 0,62-0,85 tingginya kadar milopektin merupakan
(Sarifudin,2015). potensi dalam pembentukan sifat
Hal ini disebabkan karena pada kekenyalan (Indriyanti,2013). Inilah
formulasi pembuatan snack bar ini yang yang menyebabkan daya kohesifnya
berfungsi sebagai asam lemak adalah lebih tinggi daripada penelitian
telur dan margarin. Telur merupakan sebelumnya.
sumber protein dan asam lemak esensial
yang sangat baik. Menurut Tan dkk. KESIMPULAN DAN SARAN
(2012) bahwa adanya asam lemak dalam Berdasarkan hasil uji organoleptik,
adonan kue dapat menciptakan tekstur didapatkan bahwa daya terima snack bar
kue yang lebih lembut dan elastis. yang paling disukai ada pada perlakuan
Cohesiveness (Daya Kohesif) F2 dengan konsentrasi tepung mocaf
75% dan tepung beras pecah kulit 25%.
Daya kohesif mengukur tingkat Uji statistic dengan menggunakan uji
kesulitan pemecahan dalam struktur One Way Anova didapatkan bahwa
internal gel (Zhu.,et al., 2008). Daya parameter warna, tekstur dan
kohesif pada produk snack bar keseluruhan kesukaan berpengaruh
mencerminkan sejauh mana produk secara signifikan terhadap pemberian
snack bar tidak rusak ketika menerima tepung pada snack bar.
gigitan. Sifat ini dapat dipengaruhi oleh
kemampuan pengemulsi telur dalam Hasil analisis proksimat pada
adonan snack bar. perlakuan F2 menunjukkan kadar air
Daya kohesif dari snack bar pada 5,92% , kadar abu 1,68%, kadar lemak
perlakuan 2 ini memiliki nilai daya 4,42%, kadar protein 5,6% dan kadar
kohesif sebesar 0,98. Apabila karbohidrat 82,83%. Hasil analisis fisik
dibandingkan dengan penelitian menunjukkan bahwa hardness
sebelumnya yaitu snack bar berbasis (kekerasan) adalah 275,5 g force, untuk
pisang (Sarifudin dkk,2015) memiliki springiness (elastisitas) adalah 0,69 mm
daya kohesif sebesar 0,27-0,37 maka
dan untuk cohesiveness (daya kohesif) Organoleptik produk mie kering
adalah 0,98. ubi jalar kunig (Ipomea batatas)
(Kajian Penambahan Telur dan
Perlu adanya uji daya simpan snack CMC). Jurnal Teknologi
bar bebas gluten ini agar mengetahui Pertanian Vol. 15. No.1
tingkat keawetan selama penyimpanan.
Untuk penelitian selanjutnya, Ferawati. (2009). Formulasi dan
penggunaan kacang merah dapat diganti Pembuatan Banana Bars
dengan menggunakan kismis karena Berbahan Dasar Tepung Kedelai,
menurut panelis tidak terlatih, kacang Terigu, Singkong dan Pisang
merah yang ada pada snack bar bebas Sebagai Alternatif Pangan
gluten ini keras. Untuk meningkatkan Darurat. (Skripsi). Institut
cita rasa dan nilai gizinya, dapat Pertanian Bogor, Bogor.
menggunakan manisan buah atau buah Huda, Thoriqul. Titi, Hapsari Palupi.
dalam formulasi snack bar bebas gluten (2015). Mempelajari Pembuatan
ini. Snack bar ini dapat dikonsumsi oleh Nugget Kacang Merah. Jurnal
olahragawan tetapi dengan menambah Teknologi Pangan Vol. 6 No.1
sumber protein pada snack bar ini. Indrianti, Novita. Kumalasari,Rima.
Sumber protein yang dapat ditambahkan Ekafitri, Riyanti. Andy, Doddy
adalah kacang kedelai dengan nilai Darmanja. (2013). Pengaruh
protein 36 g/100 g. Penggunaan Pati Ganyong,
Tapioka Dan Mocaf Sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Substitusi Terhadap Sifat
Arendt, E.K., OBrien, C.M., Schober, Fisik Mie Jagung Instan. Jurnal
T., Gormley, T.R. dan Gallagher, Agritech Vol. 33, No.4
E. (2002). Development of Karim, M. (2013). Analisis Tingkat
gluten-free cereal products. Kesukaan Konsumen Terhadap
Journal of Farmacy and Food Otak-otak Dengan Baahan Baku
12: 21-27. Ikan Berbeda. Jurnal Balik
Avianty, Selma. Ayustaningwarno, Dewa, 4 (1): 25-31.
Fitriyono. (2013). Kandungan zat Martunis. (2012). Pengaruh Suhu dan
gizi dan tingkat kesukaan snack Lama Pengeringan Terhapdap
bar ubi jalar kedelai hitam Kuantitas dan Kualitas Pati
sebagai alternatif makanan Kentang Varietas Granola.
selingan penderita diabetes Jurnal Teknologi dan Industri, 4
mellitus tipe 2. Journal of (3): 26-30.
nutrition college, Volume 2, Rahma, Taufik. Luthfiyanri Rohmah.
Nomor 4. Ekafitri, Riyanti. (2011).
Febrianto, Arie Mulyadi. Wijna, Optimasi Proses Pembuatan
Susinggih. Atsari,Ika. Ika, Food Bar Berbasis Pisang.
Widelia. (2014). Karakteristik Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan PKM Sains, Paradisiaca). Jurnal Agritech,
Teknologi dan Kesehatan. Vol. 35
Universitas Islam Bandung. Suarni. (2012). Potensi Sorgum sebagai
Bandung Bahan Pangan Fungsional.
Ramadayanti, S. (2012). Perilaku Jurnal litbang pertanian, 7 (1):
Pemilihan Makanan dan Diet 59-64.
Bebas Gluten Bebas Kasein Pada Suarti,Budi. Ardyanto,Evan AS. MD,
Anak Autis. Journal Of Nutrition Masyhura. (2015). Penambahan
Collage. 13 (2): 35-43. Tepung Daun Kelor Dan Lama
Rein, Winda Nimas Tasia. Dewanti, Tri Pemanggangan Terhadap Biscuit
Widyaningsih. (2014). Potensi Dari Mocaf (Modified Cassava
Cincau Hitam (Mesona palustris Flour). Jurnal Agrium Volume 19
BI), Daun Pandan dan Kayu No.3
Manis Sebagai Bahan Baku Sundari, Dian. Almasyhuri Dan Astuti
Minuman Herbal Fungsional. Lamid. (2015). Pengaruh Proses
Jurnal Pangan dan Agroindustri Pemasakan Terhadap Komposisi
Vol.2 No 4 Zat Gizi Bahan Pangan Sumber
Rufaizah,Ummi. (2011). Pemanfaatan Protein. Media Litbangkes, Vol.
Tepung Sorghum (Sorghum 25 No. 4. Jakarta Pusat
Bicolor L. Moench) pada
Pembuatan Snack bar Tinggi Tan, T.C., Kanyarat, K. dan Azhar, M.E.
Serat Pangan dan Sumber Zat (2012). Evaluation of functional
Besi untuk Remaja Puteri. properties of egg white obtained
(Skripsi). Institut Pertanian from pasteurized shell egg as
Bogor. Bogor ingredient in angel food cake.
International Food Research
Salim, E., (2011). Mengolah Ubi kayu Journal 19(1): 303-308.
(Manihot utilisima) Menjadi Varshini, Vetha. Sundharam, Azhagu.
Tepung Mocaf Bisnis Produk Praveen, Vijay. (2013). Brown
Alternatif Pangan Pengganti
Rice Hidden Nutrients. Journal
Terigu. Lily publisher. of Bioscience And Technology
Yogyakarta. Vol 4(1).
Sarifudin, Achmat. Ekafitri, Riyanti. Zhu, J.H., Yang, X.Q., Ahmad, I., Li, L.,
Nanang, Diki Surahman. Wang, X.Y. dan Liu, C. (2008).
Khudaifanny, Siti Dasa Rheological properties of K-
Febrianti. (2015). Pengaruh carrageenan and soybean
Penambahan Telur pada glycinin mixed gels. Food
Kandungan Proksimat, Research International 41: 219-
Karakteristik Aktivitas Air 228.
Bebas (aw) dan Tekstural Snack
bar Berbasis Pisang (Musa

S-ar putea să vă placă și