Sunteți pe pagina 1din 9

Gangguan pada Lidah

1. Fissured tongue
Pada fissured tongue, garis yang dalam dapat berkembang pada garis

normal pada lidah. Hal seperti ini terjadi umumnya karena penuaan dan tidak

dibutuhkan pengobatan kecuali menyebabkan terjebaknya makanan dan

bakteri yang kemudian mengakibatkan inflamasi pada fisura. Seseorang yang

terkena gejala inflamasi dapat mengatasinya dengan cara menyikat lidah

dengan lembut. Fissured tongue juga terlihat pada kondisi seperti sindrom

Down, akromegali, dan sindrom Sjogren.

Gambar 2.10 Fissured Tounge

2. Geographic tongue

Geographic tongue dikenal juga sebagai benign migratory glossitis.

Penyakit ini masih belum diketahui penyebabnya. Walaupun penelitian

sebelumnya mengarah kepada hubungannya terhadap diabetes, dermatitis

seborrheic, dan atopi. Prevalensinya lebih besar terjadi pada orang berkulit

putih dan hitam dibandingkan dengan orang Amerika-Meksika.


Pada geographic tongue, lidah bagian dorsal mengalami atrofi pada

papilla dan lidah terlihat halus dan dikelilingi oleh batasan tegas. Daerah

atrofi ini akan bermigrasi secara spontan dan memberikan lidah tampilan yang

beragam seperti gambaran peta. Kondisi ini tidak berbahaya dan biasanya

tidak membutuhkan pengobatan. Penderita biasanya menjadi sensitif terhadap

makanan pedas dan panas.

Gambar 2.11 Geographic Tongue

3. Glositis

Glositis adalah suatu keadaan inflamasi pada lidah. Gejala yang

terlihat seperti pembengkakan, discoloration, dan halus abnormal pada lidah.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kondisi ini antara lain infeksi virus,

infeksi bakteri, dehidrasi, iritasi, reaksi alergi, malnutrisi (terutama defisiensi

zat besi dan vitamin B) dan faktor genetik. Pengobatan yang dapat dilakukan

untuk menghilangkan inflamasi ini adalah menghilangkan faktor inflamasinya

sendiri. Umumnya, obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dapat

mengurangi gejala glositis seperti kemerahan dan pembengkakan.


Gambar 2.12Glositis

4. Burning Mouth Syndrome (BMS)

Burning mouth syndrome, juga disebut dysesthesia oral, umumnya

diderita oleh wanita setelah menopause. Bagian yang paling terkena adalah

lidah (sakit pada lidah disebut glossodynia). Sensasi terbakar juga dapat

mengenai seluruh mulut khususnya lidah, bibir, dan palatum. Sensasinya

dapat berkelanjutan atau berhenti sesaat dan bertambah parah secara perlahan

setiap harinya. Gejala yang juga terlihat selain sensasi terbakat meliputi mulut

kering, rasa haus, dan perubahan pengecapan.

Penyebab dari kondisi ini adalah penggunaan antibiotik, yang dapat

mengubah keseimbangan bakteri di dalam mulut, menyebabkan pertumbuhan

fungi Candida. Ketidakcocokan pemakaian gigi tiruan dan alergi terhadap

bahan dental juga dapat menjadi penyebabnya.


Pemakaian berlebih dari pembersih mulut dan spray, alcohol, tobacco,

dan obat-obatandapat menyebabkan burning mouth syndrome. Defisiensi


vitamin, termasuk vitamin B12, folat, B kompleks, dan zat besi juga dapat

menjadi penyebab.
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah menambah frekuensi

meminum air putih, penggunaan obat antidepresan seperti nortriptyline dan

obat antianxiety seperti clonazepam. Namun, obat-obatan terkadang

memperburuk keringnya mulut. Terkadang gejalanya menghilang tanpa

pengobatan namun akan muncul kembali.

5. Atrofi Papila Lidah

Pada orang berusia lanjut, permukaan dorsal lidah akan cenderung menjadi licin

yang disebabkan atropi papila lidah. Atropi biasanya dimulai dari bagian apeks dan

sebelah lateral lidah.Didapati jumlah papila berkurang dan terjadi penurunan

sensitivitas rasa.Biasanya terjadi akibat defisiensi vitamin B kompleks yang sering

terjadi pada lansia.

6. Kandidiasis

Kandidiasis merupakan suatu lesi yang disebabkan oleh berbagai jamur kandida,

dimana paling banyak terdapat pada tubuh manusia adalah candida albicans.Terdapat

beberapa bentuk kandidiasis, yaitu kandidiasis pseudomembran akut (thrush),


kandidiasi atropik akut, kandidiasis atropikkronis, dan kandidiasis kronik

hiperplastik.
Kandidiasi disebabkan oleh berbagai faktor predisposisi.Usia tua merupakan salah

satu faktor predisposisi, terutama tipe psudomembran akut. Lesi ini biasanya

dijumpai pada mukosa pipi, lidah dan palatum lunak.

7. Gangguan Pengecapan

Pengecapan adalah fungsi utama dari taste bud di dalam rongga mulut, namun

indera penciuman juga sangat berperan pada persepsi pengecapan. Penciuman dan

pengecapan sangat berhubungan erat. Serabut pengecap di lidah menentukan rasa dan

saraf di hidung menentukan penciuman. Kedua sensasi tersebut dihubungkan ke otak,

yang kemudian menggabungkan informasi yang didapat untuk mengenal dan

mengapresiasikan rasa.

a. Definisi

Gangguan pengecapan dapat terjadi apabila terdapat suatu bahan yang dapat

merubah sensitivitas rasa sehingga lidah tidak dapat mendeteksi rasa dengan benar.

Selain itu, gangguan pengecapan dapat disebabkan karena adanya destruksi dari taste

bud. Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa manis, asam, asin, dan pahit. Hal

ini menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan


defisiensi protein dan kalori. Pengecapan dapat berkurang sedikit, hilang sama sekali,

atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal

b. Etiologi

Beberapa penyebab terjadinya gangguan pengecapan, sebagai berikut :

1. Drug induced dapat menyebabkan ageusia dan phantogeusia.

Misalnya : penisilamin, griseofulvin, metronidazole, dan litium karbonat.

2. Post influenza like hipogeusia dan hiposmia

Gangguan penciuman dan pengecapan selama mengidap penyakit saluran napas.

3. Acute zinc loss

Zinc merupakan kofaktor pembentukan alkaline fosfatase, enzim yang banyak

pada membran taste bud. Defisiensi zinc dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan pengecapan berupa ageusia dan hipogeusia.

4. Lesi atau cedera pada mukosa lidah, taste bud, atau saraf kranial ke batang

otak.

Kerusakan N. IX (N. glosofaringeus) mengakibatkan gangguan pengecapan 1/3

posterior lidah, menyebabkan ageusia, disgeusia, dan hipogeusia.

5. Gangguan produksi saliva, sangat berpengaruh dalam hal pengecapan. Suatu

zat makanan hanya dapat dinikmati rasanya jika larut dalam saliva. Melalui taste

pores suatu zat dapat mencapai sel-sel pengecap dan mempengaruhi ujung-ujung

sel pengecap dan melalui serabut saraf seseorang dapat merasakan rasa makanan.

Dengan berkurangnya produksi saliva, sel-sel pengecap akan mengalami kesulitan


dalam menerima rangsang rasa yang dapat menyebabkan terjadinya ageusia dan

hipogeusia.

6. Gangguan pada rongga dan mukosa mulut yang meliputi infeksi, inflamasi,

dan mukositis akibat pajanan radiasi yang dapat merusak sensasi rasa berupa

ageusia dan phantogeusia. Lesi akibat radioterapi yaitu pada mikrovili taste bud.

7. Proses degeneratif pada sistem saraf pusat (parkinson, alzheimer disease,

proses penuaan normal) dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pengecapan

(hipogeusia), dimana penurunannya terlihat paling menonjol pada usia dekade

ketujuh.

8. Pada proses penuaan normal dapat menyebabkan berkurangnya rasa

pengecapan akibat perubahan pada membran sel-sel pengecapan. Pada awal

kelahiran, manusia memiliki 10.000 taste bud, tetapi setelah usia 50 tahun, taste

bud akan mengalami penurunan fungsi bahkan banyak yang mengalami kematian

sehingga taste bud berkurang. Selain itu, pada usia lanjut produksi saliva

berkurang yang dapat menyebabkan mukosa rongga mulut menjadi kering dan

rentan terhadap gesekan. Gesekan ini akan menambah dampak pengurangan taste

bud pada usia lanjut. Akibat proses penuaan normal ini dapat menyebabkan

terjadinya gangguan pengecapan berupa ageusia dan hipogeusia.

9. Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan gangguan pengecapan

berupa hipogeusia dan cacogeusia.

10. Keganasan pada kepala dan leher dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu

makan (hipogeusia) dan ketidakmampuan dalam mendeteksi suatu rasa (ageusia).


11. Gangguan endokrin dapat terlibat dalam gangguan pengecapan. Diabetes

melitus, hipogonadisme, dan pseudohipoparatiroid dapat mengurangi sensasi rasa

(hipogeusia). Sedangkan hipotiroid dan defisiensi korteks adrenal dapat

meningkatkan sensasi rasa.

12. Gejala yang khas pada anemia defisiensi besi adalah atrofi papilla lidah.

Permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papilla lidah menghilang.

Atrofi papilla lidah ini dapat menyebabkan gangguan pengecapan berupa ageusia

dan hipogeusia.

13. Penyakit herediter Disautonomia Familial tipe I seperti Sindrom Riley-Day

menyebabkan penurunan (hipogeusia) atau hilangnya sensasi rasa (ageusia)

karena tidak berkembangnya taste bud.

c. Manifestasi Klinis

Gangguan pengecapan berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan sebagai

berikut :3,15,16

1. Ageusia adalah hilangnya daya pengecapan secara total, parsial, dan spesifik.

Penyebabnya adalah berbagai keadaan yang mempengaruhi lidah, seperti mulut

yang sangat kering, perokok berat, terapi penyinaran pada kepala dan leher, dan

efek samping dari obat misalnya vinkristin (antikanker) atau amitriptilin (obat

antidepresi).

- Ageusia total adalah ketidakmampuan mengenali rasa manis,

asam, asin, dan pahit.


- Ageusia parsial adalah kemampuan untuk mengenali

sebagian rasa, tetapi tidak seluruhnya.

- Ageusia spesifik adalah ketidakmampuan untuk mengenali

kualitas rasa pada zat tertentu.

2. Disgeusia adalah berubahnya daya pengecapan.

Penyebabnya bisa berupa luka bakar pada lidah (kerusakan pada jonjot-jonjot

pengecapan), Bells palsy (berkurangnya pengecapan pada salah satu sisi lidah),

dan depresi.

3. Hipogeusia adalah berkurangnya daya pengecapan.

Penyebabnya adalah kerusakan N. glosofaringeus dan kebersihan mulut yang

buruk.

4. Cacogeusia adalah gangguan pengecapan yang ditandai sensasi rasa yang

tidak enak pada makanan, dapat disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk.

5. Phantogeusia adalah gangguan pengecapan yang ditandai dengan rasa yang

tidak enak di mulut, yang dikenal dengan metallic phantogeusia.

Penyebabnya adalah obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, antidepresan, dan

antihipertensi, serta merupakan reaksi yang normal terhadap pengobatan

kemoterapi dan radioterapi.

S-ar putea să vă placă și