Sunteți pe pagina 1din 6

ANALYSIS OF COST CONTROL PROJECT CONSTRUCTION

IN EMPLOYERS CONSTRUCTION

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA


PENGUSAHA JASA KONSTRUKSI
Muh. Nur Sahid
Lecturer ,Civil Engineering ,Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: muh_nur_sahid@yahoo.co.id / m_nursahid@ums.ac.id

ABSTRACT
Along with the rapid advancement of technology and the rapid development of construction entre-
preneurs in Indonesia will affect the sharpness of the competitive world of construction, so that the
construction of the service in the demand for professionals in carrying out their activities. The pro-
blems that often arise in the construction of the service is sharp competition construction services
entrepreneur who decline in the can or decline in income from a construction project, it is the impact
of rising overhead costs and social costs. With the issue of construction businesses should be careful
in carrying out construction activities on a contract , and therefore to achieve the expected results in
construction of the service must be good - smart observe field conditions, how to create your field
organizational structure, how and when to control the time, quality, costs and procentrol, costs , time
and procedure of the construction expected benefits and can anticipate an increased risk occurred in
the implementation of the project.
Key words: construction services, contract, control

ABSTRAK
Seiring dengan majunya teknologi dan pesatnya perkembangan dunia pengusaha konstruksi di Indo-
nesia akan berdampak pada terjadinya persaingan dunia jasa konstruksi, sehingga pengusaha jasa
konstruksi di tuntut untuk professional dalam melaksanakan aktifitasnya. Permasalahan yang sering
muncul pada pengusaha jasa konstruksi adalah persaingan antara pengusaha jasa kontruksi yang ber-
dampak pada menurunnya keutungan atau menurunya pendapatan dari sebuah pekerjaan jasa kons-
truksi karena meningkatnya biaya overhead dan biaya sosial. Dengan permasalahan tersebut pelaku
bisnis jasa konstruksi harus berhati hati dalam melaksanakan kegiatan kontrak. Agar dicapai hasil
yang diharapkan, pengusaha jasa konstruksi harus mampu mengamati kondisi lapangan, bagaimana
membuat struktur organisasi lapangan, bagaimana cara dan kapan pengendalian waktu, mutu, biaya
dan prosedur dilakukan. Dengan mempelajari kontrak, mengamati kebijakan pemerintah serta pe-
ngendalian mutu, maka biaya, waktu dan prosedur pelaksanaan konstruksi diharapkan keuntungan
yang didapat meningkat serta dapat mengantisipasi sebuah resiko yang terjadi pada pelaksanaan
proyek.
Kata-kata Kunci: jasa konstruksi, kontrak, pengendalian

PENDAHULUAN ilmu. Pembengkakan biaya pelaksanaan proyek perlu


Pada pelaksanaan proyek konstruksi banyak dikendalikan dangan harapan biaya sesuai dengan
kita dijumpai proyek mengalami pembengkakan bi- rencana dan kerugian bisa di tekan. Untuk itu penulis
aya (cost over run) maupun ketelambatan waktu. mencoba bagaimana pengendalian biaya pelaksanaan
Pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu pelak- proyek konstruksi dengan harapan tidak terjadi keru-
sanaan proyek tersebut mengakibatkan kerugian pada gian.
kontraktor pelaksana dan owner proyek. Keberhasil-
an pelaksanaan proyek sangat bergantung pada pe- LANDASAN TEORI
rencanaan, koordinasi, pengendalian dari kontraktor Tenaga Kerja
dan juga pada estimasi anggaran biaya. Pelaksanaan Tenaga kerja sangatlah berperan dalam proses
proyek dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan penga- jalannya sebuah poyek atau setiap jenis pekerjaan, te-
lamam tersendiri baik bagi perencana, manajer kons- naga kerja adalah sumberdaya manusia yang memili-
truksi maupun kontraktor pelaksana. Hal ini sangat ki skill dan keahlian yang berbeda-beda sesuai de-
penting, karena pelaksanaan proyek konstruksi ada- ngan bidang dan keahliannya. Adapun kemampuan
lah unik dan sangat komplek, mempunyai resiko ting- tenaga kerja meliputi jenis dan macam-macam tenaga
gi dan merupakan integrasi dari berbagai disiplin
Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Muh. Nur Sahid/Halaman : 1-6 1
kerja, dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk Produktivitas Metode Konvensional
menyelesaikan suatu pekerjaan (Suharto, 1995). Alat yang digunakan pada pekerjaan konven-
sional adalah peralatan sederhana dengan jumlah
Produktivitas yang banyak dan digunakan oleh tenaga manusia pa-
Secara umum produktivitas diartikan sebagai da umumnya. Produktivitas alat adalah kemampuan
hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang- alat melakukan pruduksi kerja dalam kurun waktu
barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. dan jumlah volume pekerjaan yang dihasilkanya. Bi-
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisi- sa pula disebut ukuran yang menyatakan seberapa he-
ensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa- mat sumber daya yang digunakan di dalam organisasi
jasa. Atau juga dijelaskan sebagai: atau pekerjaan untuk memperoleh sekumpulan hasil
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan ha- (Mali, 1995). Produktivitas tenaga kerja konvensio-
sil nal didapat dari hasil pengamatan langsung pada lo-
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran kasi proyek, bisa pula pengamatan dilakukan pada
dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-sa- proyek wilayah sekitar, dengan merata-ratakan pro-
tuan (unit) umum. duktivitas setiap pekerja. Akan didapatkan nilai pro-
Ukuran produktivitas yang paling umum berkaitan duktivitas yang standar.
dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan
membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan Pihak-pihak yang terlibat pelaksanaan proyek
atau jam-jam kerja orang (Sinungan, 2003, p.12). secara kontraktual
Pihak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
Produktivitas Tenaga Kerja proyek terlihat pada gambar di bawah ini:
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu u-
kuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sum-
ber daya manusia merupakan elemen yang paling jitu
dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh ma-
najemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya
mungkin dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu te-
naga kerja merupakan faktor penting dalam meng-
ukur produktivitas. (Siagian, 2002, p.2).

Gambar 1. Pihak yang terlibat pelaksanaan proyek secara kontraktual

Unsur-unsur pihak yang terlibat dalam c. tugas dan hubungan pihak-pihak yang ada
pelaksanaan proyek dalam proyek
Unsur dan pihak yang terlibat dalam pelak- 2. Pihak-pihak yang terlibat:
sana-an organisasi proyek diatur dalam bagan a. secara langsung
organisasi. b. secara tidak langsung
1. Organisasi proyek di sini memberikan gambaran 3. Manajemen melakukan koordinasi dan komuni-
dan penjelasan mengenai : kasi pada semua pihak
a. wewenang
b. tanggung jawab
2 Analisis Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada Pengusaha Jasa Konstruksi
Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek kontruksi a- 5. Tenaga Kerja
dalah: a. dapat bagian kontraktor
1. Pemilik/Owner : b. dapat di bawah langsung pemilik
a. penyedia dana c. sebagai sumber utama keberhasilan proyek
b. menetapkan sasaran (fungsi dan kualitas) Sasaran yang diingikan tenaga kerja :
Pemilik dapat di wakilkan : a. gambar kerja tersedia lengkap
a. pemberi tugas (employer) b. perubahan desain tidak terjadi
b. pimpinan proyek c. bahan dan alat tersedia
c. pimpinan bagian proyek d. instruksi kerja dan metode jelas
Sasaran Pemilik proyek antara lain : e. pelayanan tepat waktu
a. mutu sesuai (baik, maksimal) f. pembayaran tepat
b. biaya (murah) g. tidak ada keluhan masyarakat
c. waktu (cepat) 6. Lembaga Internal
d. keuangan (optimal) Bagian dari lembaga/organisasi yang lebih besar.
e. tidak ada kesulitan Contoh : proyek jalan tol PT Jasa Marga dan in-
f. tidak timbul dampak lingkungan vestor jalan tol
2. Konsultan : tenaga ahli yang membantu pemilik 7. Lembaga Keuangan
(owner) sesuai keahlian/fungsinya. Bank, lembaga organisasi, BAKN, Lembaga keu-
a. Konsultan perencana : perencana dan peran- angan lainnya yang akan terlibat dengan pemilik,
cang proyek yang diinginkan pemilik. konsultan atau kontraktor.
b. Konsultan MK : wakil pemilik dalam pengelo- 8. Lembaga penyedia pelayanan
laan proyek sejak tahapan perencanaan sampai a. penyedia pelayanan bagi proyek sebelum atau
terwujudnya/selesainya proyek (penyerahan) setelah proyek selesai
c. Konsultan Supervisi : sebagai pengawas pada b. PLN, PDAM, TELKOM
tahap pelaksanaan agar sesuai dengan rencana c. perlu koordinasi
(gambar dan spesifikasi) 9. Badan pemberi ijin/Peraturan
Sasaran yang diinginkan konsultan : a. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
a. imbalan tinggi b. Penangkal petir/Depnaker
b. waktu/jadwal longgar c. Alat untuk kebakaran (fire hydrant, dan
c. informasi tersedia lengkap sebagainya, Depnaker)
d. keputusan cepat d. Sumur dalam, Dep. Pertambangan
e. pembayaran cepat/tepat Sasarannya :
3. Kontraktor a. tidak ada gangguan/kecelakaan
a. pelaksanaan konstruksi dari rancangan b. tidak timbul dampak lingkungan selama dan
b. bersifat kontraktual setelah proyek
c. kontraktor umum (general contractor) c. kesejahteraan sosisal masyarakat meningkat
Sasaran yang diinginkan kontraktor : d. hasil proyek dapat dinikmati masyarakat
a. keuntungan besar Sasarannya: pelaksana pembangunan sesuai
b. gambar lengkap/tersedia dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku
c. perubahan desain tidak ada 10. Masyarakat
d. tidak ada gangguan masyarakat/lingkungan a. tidak menjadi kendala
e. metode pelaksanaan bebas b. dampak lingkungan
f. ijin pelaksanaan tidak ada bermasalah Sasarannya :
g. pelayanan cepat a. tidak ada gangguan/kecelakaan
h. pembayaran cepat b. tidak timbul dampak lingkungan selama dan
4. Suplier setelah proyek
a. kontraktor pengadaan bahan dan alat c. kesejahteraan sosial masyarakat meningkat
b. sub kontraktor d. hasil proyek dapat dinikmati masyarakat
Sasaran yang diinginkan :
a. syarat dan kualitas jelas Biaya Pelaksanaan Proyek
b. waktu longgar Perkiraan biaya memegang peranan penting
c. keuntungan cukup besar dalam penyelenggaraan proyek, untuk itu diperlukan
d. bahan/alat mudah didapat pemikiranpemikiran yang cermat. Perkiraan biaya
e. toleransi cukup/memadai proyek atau RAB (Rencana Anggaran Biaya) dibuat
berpedoman pada biaya-biaya sebelumnya dan se-
Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Muh. Nur Sahid/Halaman : 1-6 3
dang terjadi, sehingga resiko yang akan terjadi akibat tolak ukur dalam pelaksanaan. Rumus yang diguna-
perubahan harga perlu dipikirkan dan dianggap sebu- kan adalah:
ah resiko yang diberi koefisiennya.
1. Modal Tetap ( Fixe Capital ) BWCS = %pekerjaan yang telah direncanakan x
Modal adalah bagian dari biaya proyek dipakai anggaran biaya (1)
untuk membangun sehingga menghasilkan pro-
duk proyek yang diinginkan, mulai dari pengelu- BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)
aran studi kelayakan, design engineering, peng- BCWP adalah alokasi dana untuk mengerja-
adaan, pabrikasi, konstruksi sampai produk ber- kan suatu pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Ru-
fungsi penuh. mus yang digunakan adalah:
a. Biaya Langsung (Direct Cost), adalah biaya
untuk segala sesuatu yang akan menjadi kom- BWCS = %pekerjaan yang telah diselesaikan x
ponen permanen hasil akhir, (contoh: anggaran biaya (2)
persiapan lahan)
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), adalah ACWP (Actual Cost of Work Performed)
pengeluaran untuk manejemen, supervise serta ACWP adalah jumlah biaya aktual dari peker-
jasa pengadaan bagian proyek yang tidak akan jaan yang telah dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari
menjadi produk permanen tetapi diperlukan, datadata akuntan atau keuangan proyek pada tang-
(contoh: bangunan fasilitas sementara ) gal pelaporan, yaitu catatan segala pengeluaran biaya
2. Modal Kerja ( Working capital ) aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk
Modal kerja diperlukan untuk menutupi kebu- perhitungan overhead. Jadi ACWP merupakan jumlah
tuhan pada tahap awal operasi meliputi upah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan
tenaga, material dan lain-lain. untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu ter-
tentu.
Waktu Pelaksanaan Proyek
Waktu pelakasanaan proyek dibuat dengan Varian dengan kurva S
menggunakan beberapa macam cara yang di dalam- Analisis varian adalah metode pengendalian
nya ada jenis kegiatan, dan volume kegiatan atau ada dengan mengumpulkan informasi mengenai status
starting point dan ending point,salah satu cara de- akhir kemajuan proyek dengan menghitung jumlah
ngan menggunakan kurva S atau pengelolaan pro- unit yang diselesaikan kemudian membandingkan de-
yek dengan menggunakan Prima-vera Project Plan- ngan perencanaan, atau melihat catatan penggunaan
ner (P3). Hal ini sangat membantu dalam pelaksana- sumber daya, misalnya jamorang dan membanding-
an , strategi penyelesaian dan mengevaluasi supaya kannya dengan anggaran. Analisis varian yang akan
keberhasilan penyelesaian proyek meningkat. membedakan dengan yang lain dapat dilihat pada
Gambar 2.
Pengendalian Biaya Pada saat pelaporan data yang terkumpul me-
Pengendalian adalah usaha yang sistematis un- ngenai kemajuan pekerjaan, ikatan pembelian dan
tuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran pengeluaran dianalisis untuk setiap paket kerja (kode
perencanaan yaitu merancang sistem informasi, biaya) yang meliputi:
membandingkan pelaksanaan dengan standar dengan 1. Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan ang-
harapan pelaksanaan proyek berjalan secara efektif garan yang dialokasikan (BCWP).
dan efisien. 2. Pengeluaran tercatat pada sistem akuntansi
(ACWP).
BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule) Perencanaan dasar dan anggaran yang mengaitkan
Anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang di- jadwal dengan biaya (BCWS). Rumus varian biaya
susun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi dan varian jadwal sebagai berikut:
di sini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal, dan a. Varian biaya
lingkup kerja, di mana pada setiap elemen pekerjaan (CV) = BCWP ACWP (3)
telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang menjadi b. Varian jadwal
(SV)= BCWP BCWS (4)

4 Analisis Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada Pengusaha Jasa Konstruksi
Gambar 2: Grafik analisa varian dengan kurva S

Tabel 1. Varians Biaya


Varians Jadwal Varians Biaya
Keterangan
SV = BCWP - BCWS CV= BCWP ACWP
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
Positif Positif
jadwal dan biaya lebih kecil dari anggaran.
Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal
Nol Positif
dan biaya lebih rendah dari anggaran.
Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan
Positif Nol
selesai lebih cepat dari jadwal
Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan
Nol Nol
jadwal
Pekerjaan selesai terlambat dan menelan
Negatif Negatif
biaya lebih tinggi
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan
Nol Negatif
menelan biaya diatas anggaran
Pekerjaan selesai terlambat dengan biaya
Negatif Nol
sesuai anggaran
Pekerjaan selesai cepat dari rencana
Positif Negatif
dengan menelan biaya diatas anggaran
Pekerjaan selesai terlambat dari rencana
Negatif Positif
dengan biaya lebih rendah dari anggaran

Analisa Kinerja Waktu Pelaksanaan a. Indeks kinerja kurang dari satu berarti penge-
Pengelola proyek sering kali ingin mengetahui luaran lebih besar dari anggaran atau waktu pe-
efisiensi penggunaan sumber daya dan indeks kinerja laksanaan lebih lama dari jadwal yang direnca-
sehingga untuk mengetahui besar kecilnya indeks ki- nakan. Bila anggaran dan jadual sudah dibuat se-
nerja dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut: cara realistis, maka berarti ada sesuatu yang ti-
a. Indeks Kinerja Biaya atau Cost Perfomance Index dak benar dalam pelaksanaan proyek.
(CPI) b. Sejalan dengan pemikiran di atas, bila indeks ki-
BCWP nerja lebih dari satu maka kinerja penyelengga-
CPI = (5)
ACWP raan proyek lebih baik dari perencanaan dalam
arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau
b. Indek kinerja jadwal atau SchedulePerformance jadual lebih cepat dari rencana.
Index (SPI) c. Makin besar perbedaannya dari angka satu, ma-
BCWP ka makin besar penyimpangannya dari perenca-
SPI = (6) naan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat
BCWS
angka yang terlalu tinggi, yang berarti presentasi
Bila kinerja ditinjau lebih lanjut akan terlihat hal
pelak-sanaan pekerjaan sangat baik, perlu diada-
hal sebagai berikut :
kan pengkajian apakah mungkin perencanaan-
nya atau anggarannya justru tidak realistis.
Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Muh. Nur Sahid/Halaman : 1-6 5
KESIMPULAN yek dengan harapan ketidak beresan pelaksanaan
Dari pembahasan analisa waktu, dan biaya di- proyek dapat diketahui, sehingga dapat diselesai-
peroleh suatu simpulan yang menjadikan perbedaan kan permasalahan yang terjadi.
antara pekerjaan plesteran dinding antara metode 3. Pelaku bisnis jasa konstruksi harus memasukan
shotcrete dan metode konvensional: resiko dalam biaya tidak langsung akibat perubah-
1. Pelaku bisnis jasa konstruksi harus hati-hati di da- an harga, kebijakan pemerintah perubahan nilai
lam membuat struktur organisasi lapangan yang mata uang, dan lain-lain.
sederhana. 4. Pelaku bisnis jasa konstruksi harus memahami be-
2. Pelaku bisnis jasa konstruksi ,harus melakukan tul jenis-jenis kontrak yang di pakai.
pengendalian biaya diawal-awal pelaksanaan pro-

DAFTAR PUSTAKA
Cormican, D, 1985, Construction Management : Planning and Finance, New York
Suald, H, 1999, Manajeme Biaya, Salemba Empat
Soeharto, I, 1995, Manajemen Proyek, Erlangga
Sutjipto, R, 1985 , Manajemen Konstruksi , Kartika Yuda
Undang-undang No. 18 tahun 1999 , Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000, Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000, Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

6 Analisis Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada Pengusaha Jasa Konstruksi

S-ar putea să vă placă și