Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, salah satu
contohnya dalam bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik (EMR) yang
digunakan oleh dokter untuk mengetahui riwayat penyakit anda, obat-obatan apa
saja yang sudah pernah di konsumsi, apakah anda mempunyai sebuah alergi, dan
lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information system,
sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian
dari suatu sistem kesehatan. Suatu sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.
Hak atas kekayaan intelektual yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.
Sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang pendeknya umur
layak guna sistem informasi ditentukan oleh :
Perangkat keras yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena teknologinya
ketinggalan zaman, sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat
lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok perangkat keras.
Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu sistem
yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu,
merupakan prasyarat yang mutlak untuk mendapatkan sistem informasi yang
terpadu.
Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku
kepentingan.
Data dan informasi yang dikumpulkan harus dapat ditelusuri lebih dalam secara
individual dan aggregate, sehingga dapat menggambarkan perbedaan gender,
status sosial ekonomi dan wilayah geografi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari
suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penggunaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif, hal
tersebut karena keberadaan informasi menentukan kelancaran dan kualitas proses
kerja, dan menjadi ukuran kinerja organisasi atau perusahaan, serta menjadi acuan
yang pada akhirnya menentukan kedudukan atau peringkat organisasi tersebut
dalam persaingan lokal maupun global.
Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang
terdiri dari :
Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai sumber
dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
Perencanaan kesehatan.
Produk hukum.
Oleh karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan menimbulkan kesulitan,
maka dalam penjabarannya sering digunakan istilah :
sistem
subsistem
modul
submodul
dan aplikasi
Pemerintah pusat untuk ruang lingkup berskala nasional dalam ruang lingkup
sistem kesehatan nasional.
Memberikan data dan informasi kesehatan yang diminta oleh pengelola sistem
informasi kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Perencanaan program
Pengorganisasian
Kerja sama dan koordinasi dalam unsur kesehatan sendiri dan melalui lintas sektor,
termasuk melalui jejaring global
Karena suatu sistem informasi merupakan jiwa dari suatu institusi, maka sistem
informasi kesehatan merupakan jiwa dari institusi kesehatan. Jadi dengan kondisi
sistem informasi kesehatan yang kuat akan mampu mendukung upaya-upaya dari
institusi kesehatan. Penguatan sistem infomasi kesehatan secara tidak langsung
akan turut pula memperkuat sistem kesehatan nasional. Agar upaya penguatan
dapat terarah, saling terkait dan dengan langkah-langkah serta strategi yang jelas
dan komprehensif, maka disusunlah suatu roadmap rencana aksi penguatan sistem
informasi kesehatan pada tahun 2011-2014, yang merupakan rencana kerja jangka
menengah yang komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari
sistem informasi kesehatan dalam penerapannya.
Sampai saat ini sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi dan belum
mampu menyediakan data dan informasi yang handal, sehingga sistem informasi
kesehatan masih belum menjadi alat pengelolaan pembangunan kesehatan yang
efektif. Untuk menyelenggarakan pengelolaan pembangunan kesehatan diperlukan
komponen yang dikelompokkan dalam tujuh subsistem, yaitu :
Upaya kesehatan.
Pembiayaan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat.
Saat ini kebutuhan data informasi yang akurat makin meningkat, namun sistem
informasi masih belum menghasilkan data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Masalah yang dihadapi sistem informasi kesehatan saat ini, terutama belum adanya
persepsi yang sama diantara penyelenggara kesehatan terutama penyelenggara
sistem informasi kesehatan terhadap sistem informasi kesehatan. Penyelenggaraan
sistem informasi kesehatan masih belum efisien, terjadi redundant data dan
duplikasi kegiatan, dan kualitas data yang dikumpulkan masih rendah, bahkan ada
yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ketepatan waktu juga masih rendah, sistem
umpan balik tidak optimal, pemanfaatan data informasi di tingkat daerah untuk
advokasi, perencanaan program, monitoring dan manajemen masih rendah serta
tidak efisiennya penggunaan sumber daya, juga pengelolaan data informasi belum
terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik. Masalah inilah yang sedang dihadapi
sistem informasi kesehatan dan perlu dilakukan upaya penguatan dan perbaikan.
Visi Departemen Kesehatan pada tahun 2010, menetapkan Indonesia sehat dengan
ditandai penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku
sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang
disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandai adanya
peran serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan. Infrastruktur pelayanan kesehatan dibangun mulai dari
tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan seluruh pelosok. Setiap jenjang memiliki
sistem kesehatan yang saling terkait, sehingga jaringan sistem pelayanan
kesehatan itu memerlukan sistem informasi yang saling mendukung dan terkait.
Setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh
masyarakat dapat diketahui, dipahami dan diantisipasi serta dikelola dengan
sebaik-baiknya.
Jaringan sistem informasi kesehatan nasional adalah sebuah koneksi jaringan virtual
sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan
dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan. Jaringan sistem informasi kesehatan
merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi dengan
menggunakan wide area network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup
area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara local area
network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya.
Untuk penguatan sistem informasi kesehatan, dilakukan dengan mengembangkan
model sistem informasi kesehatan nasional yaitu sistem informasi kesehatan yang
terintegrasi, yang menyediakan mekanisme saling hubung antar sub sistem
informasi dengan berbagai cara yang sesuai, sehingga data dari satu sistem secara
rutin dapat mengalir, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.
Model sistem informasi kesehatan yang terintegrasi terdiri dari 7 komponen yang
saling terhubung dan saling terkait, yaitu :
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan
secara manual atau secara komputerisasi offline. Model sistem informasi kesehatan
nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masih
tetap dapat menampung sistem informasi kesehatan manual untuk fasilitas
kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur.
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan
secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan
komputerisasi online, data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan
Nasional dalam format yang telah ditentukan. Selain itu juga dikembangkan
program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung dengan sistem
informasi puskesmas.
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik
kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan dapat berupa laporan softcopy dan
laporan hardcopy.
Mencakup semua data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan). Oleh
karena itu di unit-unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data
langung ke sumber data.
Data kesehatan yang sudah diterima di bank data kesehatan nasional dapat
dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya
serta dinas kesehatan dan UPT/D-nya.
Pengguna data.
Penataan sumber data dan penguatan manajemen sistem informasi kesehatan pada
semua tingkat sistem kesehatan dititik beratkan pada ketersediaan standar
operasional yang jelas, pengembangan dan penguatan kapasitas SDM dan
pemanfaatan TIK, serta penguatan advokasi bagi pemenuhan anggaran.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Sumber
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat dan mendapat
kesempatan untuk menyusun makalah yang bertema tentang Administrasi
Kebijakan Kesehatan sub pokok pembahasan sistem informasi kesehatan dan
manajemen data kesehata untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan,
ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman teman yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat
dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem
yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu
Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang
kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal,
serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta
lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk
mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya
sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode
komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses
pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan yang
menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta
kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan
informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan pengeluaran
informasi.
d. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan
beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien
atau masyarakat.
e. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di
kirim ke bank data nasional (data warehouse).
f. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan
di Unit pelayanan terdepan.
b. Manajemen Produksi
c. Manajemen Keuangan
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para
pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di
semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem
dalam hal berikut :
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 building
block atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam
komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Upaya kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan
tahunan),
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup system
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem
yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus
dilakukan secara berkesinambungan.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari
suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif
(competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut:
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah
sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan
penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam
penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi.
1) Departemen Kesehatan,
3) TNI,
4) BUMN.
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital
Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam
era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu
memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya
yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan
SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari system yang lama pada sistem yang
baru. Selama manajemen rumah sakit belum menganggap bahwa informasi adalah
merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga
tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi
dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah
sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS
sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat
diberikan oleh rumah sakit itu. Perlu disadari sepenuhnya, bahwa penggunaan
teknologi informasi dapat menyebabkan ketergantungan, dalam arti sekali
mengimplementasikan dan mengoperasionalkan SIRS, maka rumah sakit tersebut
selamanya terpaksa harus menggunakan teknologi informasi. Hal ini disebabkan
karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan
kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit tersebut.
2. manajemen keuangan
1. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dikumpulkan dan dicatat dalam suatu formulir yang disebut
dokumen sumber yang berfungsi sebagai input bagi system.
3. Penyimpanan
Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan
dihapus agar sumberdaya data (berkas) tetap mutakhir.
4. Pemeliharaan
Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan
dihapus agar sumberdaya data (berkas) tetap mutakhir.
5. Keamanan
6. Organisasi
7. Pengambilan
1. Pemerintah, yaitu APBN yang disalurkan ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, porsi
dana sektor kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga
masih tetap membantu pelaksanaan program kesehatan di daerah melalui bantuan
dana dekonsentrasi khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2. APBD yang bersumber dari PAD (pendapatan asli daerah) baik yang bersumber
dari pajak, atau penghasilan Badan Usaha Milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan
juga bisa bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung
yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan
kesehatan yang diserap oleh berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor
kesehatan yang diserap oleh Dinas kesehatan.
3. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan)
untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
G. Asuransi kesehatan
3. Memeratakan beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih
luas sehingga dapat mengurangi resiko secara individu.
Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko
perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu
menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing
peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena
memperoleh jaminan.
1. Ada perjanjian
1. Asuransi kesehatan sosial (Sosial Health Insurance) Contoh : PT Askes untuk PNS
dan penerima pensiun dan PT Jamsostek untuk tenaga kerja swasta.
1. Pengorganisasian masyarakat
a) Proses
b) Masyarakat
1. Sorting data Dimulai setelah data pertama didapatkan dan tidak menunggu data
menumpuk Mencatat kembali dan memilah-milah data yg didapatkan secara
sistematis Catatan yang tidak jelas harus diperjelas, dan dituliskan kembali
kekurangan-kekurangannya (dengarkan kembali alat rekam) Informasi dlm sorting
data Orang yang ditemui hari ini dan peristiwa yg menyertainya, serta konteks
peristiwa yang terjadi (jika FGD, siapa peserta dan karakteristiknya perlu diketahui)
Tema atau masalah utama yang didiskusikan dijelaskan/digambarkan sejelas
mungkin Tema atau masalah utama yg harus diberi perhatian untuk wawancara
selanjutnya Macam-macam data spesifik yg dicari dari masalah-masalah tersebut
2. Pemberian komentar Setiap set data hendaknya diberi catatan atau komentar
untuk meningkatkan mutu data berikutnya dan menggambarkan proses dan isi
pengumpulan data yg baru dilakukan Komentar berupa catatan substansi, metode,
dan analitik Macam Catatan Substansi: catatan yg berhubungan dengan substansi
atau hasil pengumpulan data (topik-topik data yg sudah ada, dan yg perlu dicari
lagi) Metode: catatan yg berkaitan dg bagaimana data dikumpulkan (dpt berupa
masalah, kesulitan, kesan, dan perasaan yg berkaitan dg cara dan proses
pengumpulan data dan peran penelitinya) Analitik: Catatan yg berkaitan dg analisis
awal dari hasil pengumpulan data (dpt berupa perta-nyaan baru, kemungkinan
hipotesis, tema, dsb)
3. Langkah coding data Coding data adalah melakukan pemilihan dan pemasukan
data ke dalam kategori-kategori Dimulai pada saat sorting data, agar setiap set
data dapat dibandingkan dan pola-polanya dapat segera diidentifikasi Kode-kode
dikembangkan secara induktif dan menunjuk pada domain umum Setiap set
disarankan 3 copy, 1 untuk catatan substansi, metode, dan analitik, 1 untuk
analisis, dan 1 untuk master copy .Skema umum koding Setting/content informasi
umum Definisi dari situasi- bagaimana orang mengartikan situasi yang menyertai
topik tertentu Perspektif cara berpikir, orientasi berpikir Aktifitas perilaku yang
biasa terjadi dan pola-polanya Peristiwa atau kejadian khusus Strategi cara untuk
mendapatkan tujuan. Catatan coding Dapat dilakukan dg merancang unit analisis
spt heading yg relevan, yg diperlukan dalam analisis dan klasifikasi informasi dari
semua wawancara Unit/heading ini berupa enumeration unit (berupa angka pasti
spt umur, jumlah klg), recording unit (jawaban satu pertanyaan atau indikator) dan
context unit (dasar untuk melihat recording unit) Catatan (lanjutan) Pertama
dilakukan open-coding atau coding data dari aslinya dan kemudian dikelompokkan
dlm kategori (clue: data ini menceritakan apa, kategori apa yg sesuai untuk
menggambarkan, apa sebenarnya yg terjadi
a) Lakukan coding baris per baris atau kalimat per kalimat untuk mendapatkan
cakupan teoritis secara memuaskan dan benar-benar dari data (grounded)
b) Catatan (lanjutan) Lakukan coding sendiri dan tidak hanya sekali untuk
meningkatkan sensitifitas peneliti Tuliskan semua ide yang muncul dlm proses
coding Relevansi variabel harus didasarkan pada data bukan asumsi
c) Pembuatan File Pembuatan filing sistem yg efektif dan efisien sangat penting
dlm proses analisis Tantangan peneliti adalah membuat data narrative menjadi
sistem penyimpanan dimana peneliti dapat secara mudah mengatur dan
menariknya lagi untuk kepentingan yang akan datang terutama dalam penulisan
laporan
f) Analytic File Ketika peneliti melihat kembali catatannya, dia harus menganalisa
dan menginterpretasi data secara tajam pola-pola perilaku dan mencari arti yang
tersirat dari observasi dan interview Analisis awal tsb harus ditulis secara singkat
atau komprehensif dan dimasukkan bersama dg data yg relevan ke dalam folder
yang diberi label ttt sesuai dg kategorinya
g) Analytic (lanjutan) File analitik adalah apa yg dilakukan peneliti thd printout data
Lembaran analisis harus berisi tema utama, kesan, dan ringkasan ttg apa yg muncul
waktu wawancara dan bgmn printout data berhubungan dengan hal tsb. Lembaran
analisis dpt juga berisi penjelasan, spekulasi, dan hipotesis ttg masyarakat secara
luas sebagaimana terdapat dalam permasalahan penelitian
j) Analysis tools Harap diingat bahwa tools tersebut di atas adalah cara untuk
membantu peneliti untuk memilah dan mengorganisasi data Harap diingat bahwa
tools tsb harus didasarkan pada ide pencarian pola-pola dari peristiwa, perilaku,
atau fenomena lain atau disebut pattern-matching
k) Catatan analysis Dalam analisa peneliti harus dapat menjelaskan motif atau
alasan dibalik suatu fenomena (building-explanation), yg dapat diambil dari
beberapa sumber Bukti empiris (yg dicari peneliti) Catatan atau laporan orang lain
di bidang atau di daerah tersebut Teori dan atau kerangka konsep yg spesifik untuk
membantu mengkaitkan data ke dalam gambaran menyeluruh
l) Manajemen dan analisis FGD Sistem coding yg formal harus dilakukan untuk
FGD, jika terjadi salah satu situasi berikut ini: Jumlah FGD cukup besar, lebih dari 20
FGD cukup panjang (per FGD 15 hal transkrip) Tim peneliti akan melanjutkan atau
menambah kelompok setiap waktu
Coding FGD Merupakan pertanyaan dan kategori penting dalam penelitian Mulai
dengan pertanyaan inti Dielaborasi dengan data berdasarkan isi wawancara Melihat
respons kelompok dan variasi dalam kelompok, kemudian dijelaskan, dan kelompok
dan variasi dipertimbangkan, kesimpulan keseluruhan disajikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Sebagai Actuating
1. Pengumpulan Data
2. Integritas dan Pengujian
3. Penyimpanan
4. Pemeliharaan
5. Keamanan
6. Organisasi
7. Pengambilan
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2005.
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan
media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen
dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan
untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima
input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan
keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang
berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai
sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang
diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan
lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
ELEMEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras,
perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini
merupakan komponen fisik.
1. Orang
Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis sistem, programmer,
personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP
2. Prosedur
Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk
fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi
untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan
pusat komputer.
3. Perangkat keras
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit
masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran.
4. Perangkat lunak
Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang
memungkinkan pengoperasian sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap
aplikasi.
5. Basis data
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik
seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak
dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain sebagainya.
6. Jaringan komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang
terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel
sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data.
7. Komunikasi data
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan
dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer dan pirant-
piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data
berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital
dari suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan
komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.
Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang
membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk
menyelesaikannya.
JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan
bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian (gambar 1) :
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang dirancang untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Manfaat
Sebuah SIA menambah nilai dengan cara:
Meningkatkan efisiensi
Manfaat MRP II :
1. Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien
2. Perencanaan prioritas yang lebih baik
3. Pelayanan pelanggan yang meningkat
4. Semangat pekerja yang meningkat
5. Informasi manajemen yang lebih baik
Sistem informsi Sumber daya manusia adalah sistem informasi yang menyediakan
informasi yang dipakai oleh fungsi personalia. Misalnya : berisi informasi gaji
Hubungan antara teknologi dan sumber daya manusia sangat erat kaitannya.
Dengan berkembangnya teknologi maka akan mengefisiensikan tenaga manusia
dalam proses operasi suatu perusahaan. Dalam hal ini harus ada sinkronisasi
antara tenaga kerja manusia dengan perkembangan teknologi supaya peran
tenaga manusia tidak tergantikan oleh teknologi yang ada.
Melihat hal tersebut harus adanya peningkatan kualitas para karyawan dalam
bekerja yaitu mampu berinovasi dan berkreasi dalam pekerjaannya agar sumber
daya manusia (tenaga kerja) tidak tergantikan oleh teknologi yang semakin hari
semakin berkembang.
Aktifitas bisnis dalam suatu perusahaan digerakan oleh tenaga kerja yang memiliki
pemahaman terhadap pengolahan bisnis tersebut. Sumberdaya manusia dalam hal
ini tenaga kerja menjadi syarat utama dalam mengoprasikan perusahaan.
Pengolahan sumber daya manusia yang tepat menjadi bagian yang sangat penting
karena apabila proses perekrutan tenaga kerja dilakukan tidak tepat, maka
dikemudian hari akan menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan.
5. Jenjang karir
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja
(informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap
manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
Bagian
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
BAB III
KESIMPULAN
Sistem Informasi (SI) atau lanskap aplikasi adalah kombinasi dari teknologi
informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung
operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang
sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data,
dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya
pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga
untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung
proses bisnis.
Sistem informasi dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandang,
diantaranya :
a. Sistem abstrak atau sistem fisik
b. Sistem Alamiah Dan Sistem Buatan Manusia
c. Sistem deterministik dan sistem probabilistik
d. Sistem terbuka dan sistem tertutup
Menurut Departemen Pendidikan jenis-jenis system informasi antara lain sebagai
berikut :
Sistem informasi terdiri dari elemenelemen yang terdiri dari orang, prosedur,
perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan
komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://duniabaca.com/pengertian-dan-manfaat-sim-sistem-informasi-
manajemen.html
http://www.anneahira.com/sistem-informasi-manufaktur-13700.htm
http://cintaluna-lovelyluna-psikologi.blogspot.com/2011/02/sistem-informasi-sumber-
daya-manusia.html
2.2.2. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
Secara global sistem informasi rumah sakit terbagi atas :
1. Sistem Informasi Klinik
2. Sistem Informasi Administrasi
3. Sistem Informasi Manajemen
Masing- masing sistem bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan
sebagai suatu kesatuan yang integral. Dibawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai
sistem informasi rumah sakit.
1. Sistem Informasi Klinik
Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien dalam hal
pelayanan medis. Contoh :
1. Sistem Informasi di ICU
2. Sistem Informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu.
2. Sistem Informasi Administratif
Merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administratif di rumah sakit.
Contoh :
1. Sistem Informasi Administratif
2. Sistem Informasi Biling System
3. Sistem Informasi Farmasi
4. Sistem Informasi Penggajian
3. Sistem Informasi Manajemen
Merupakan sistem Informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam
pengambilan keputusan. Contoh :
1. Sistem Informasi manajemen pelayanan
2. Sistem Informasi Keuangan
3. Sistem Informasi Pemasaran
Ketiga jenis sistem informasi diatas merupakan pembagian jenis sistem informasi rumah
sakit berdasarkan pemakaiannya dan apabila dikelompokan akan membentuk beberapa
kelompok lagi, yaitu :
1. Individual
Sistem hanya berjalan sendiri tanpa terkait dengan sistem yang lain. Contoh
a. Sistem Informasi Billing System
b. Sistem Penggajian
2. Modular
Beberapa sistem dikaitkan dalam satu kelompok, sehingga tidak berjalan secara
individu. Contoh :
a. Sistem Informasi Keuangan
b. Sistem Informasi Administrasi terkait dengan Billing System.
3.Terpadu
Semua sistem terkait dan berjalan secara bersamaan serta menjadi satu kesatuan.