Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Syok merupakan salah satu kondisi yang dapat mengancam jiwa seseorang.
Hal ini terjadi apabila seseorang mengalami syok namun tidak diberikan penanganan.
Menurut VonRueden, Bolton, dan Vary dalam Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever
(2010), syok merupakan kondisi di mana perfusi yang tidak memadai untuk
memberikan pasukan oksigen serta nutrisi bagi organ-organ tubuh dan fungsi seluler.
Pemberian aliran darah yang cukup bagi jaringan serta sel-sel memerlukan pompa
jantung yang adekuat, pembuluh darah dalam kondisi baik, serta volume darah yang
memadai (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010). Apabila ketiga kondisi tersebut
mengalami gangguan, perfusi ke jaringan akan berkurang. Jika ini berlangsung secara
terus menerus dan tanpa diberikan penanganan, akan memberikan dampak seperti
kurangnya asupan oksigen dan nutrisi bagi sel, akhirnya akan menyebabkan kematian
pada sistem peredaran darah untuk mensuplai darah adekuat ke jaringan perifer dan
organ tubuh. Kondisi syok dapat terlihat dalam tanda-tanda vital rentang normal. hal
ini terjadi karena kondisi syok bukan sebagai penyakit, melainkan sebagai tanda atau
sindrom dalam perjalanan suatu penyakit. Menurut Timby dan Smith (2010), syok
terjadi ketika aliran darah yang mensuplai oksigen ke jaringan dan ke sel-sel tubuh
tidak memadai. Dampak yang diakibatkan oleh syok menurut Timby dan Smith
(2010), di antaranya penurunan volume darah, jantung memompa secara tidak efektif,
bergantung pada tanda dan gejala serta keparahan dari fungsi organ. Ada beberapa
tahapan fisiologis tubuh saat mengalami syok. Menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, dan
kompensasi, tekanan darah dalam batas normal. Selain itu, stimulus pada sistem saraf
fisiologis pada syok dengan mengaktifkan sistem saraf simpatis untuk merespon
ini karena mekanisme pengaturan tekanan darah tidak dapat mengimbangi, serta
tekanan rata-rata arteri menurun. Pada pasien, dapat mengalami hipotensi, ketika
tekanan darah sistoliknya berada kurang dari 90 mmHg. Ketiga, tahap irreversible.
Pada tahap ini, organ tubuh mengalami kerusakan yang parah. Dibuktikan dengan
hipotensi masih berlangsung, ginjal dan hati mengalami kegagalan, terjadi asidosis
pertukaran oksigen-karbondioksida.
Kondisi syok dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti perubahan dalam
vasodilatasi pembuluh darah yang berlebihan dengan distribusi aliran darah yang
menurun (syok distributif), dan terdapat obstruksi aliran darah yang melalui sistem
sirkulasi (syok obstruktif) (Poth dan Matfin, 2009). Syok terbagi menjadi beberapa
klasifikasi. Menurut Porth dan Matfin (2010), syok diklasifikasi menjadi 4 yaitu syok
kardiogenik, syok hipovelemik, syok obstruktif, dan syok distributif. Klasifikasi syok
menurut Porth dan Matfin (2010) dan menurut Timby dan Smith (2010) yaitu:
Jenis Syok Menurut Porth dan Matfin (2010) Menurut Timby dan Smith (2010)
Kardiogenik Terjadi ketika jantung gagal untuk Kondisi syok kardiogenik,
memompa darah yang cukup untuk kontraksi jantung menjadi tidak
memenuhi kebutuhan tubuh manusia. efektif. Hal ini akan menurunkan
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai curah jantung.
penurunan curah jantung, hipotensi,
Penyebab utama syok kardiogenik
hipoperfusi, dan indikasi hipoksia
ialah infark miokard.
jaringan.
Daftar pustaka
Porth, C. M., Martfin, G. (2009). Pathophysiology concepts of altered health states. China:
Lippincott Company.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., Cheever, K. H. (2010). Brunner & suddarths:
Textbook of medical-surgical nursing, 12th edition. China: Wolters Kluwer Health,
Lippincott Williams & Wilkins
Timby, B. K., Smith, N. E. (2010). Introductory medica-surgical nursing, 10th edition. China:
Lippincott Williams & Wilkins