Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kelompok I :
Dekrates Batuwael
Fransina Lasibyanan
Fransischa Hutubessy
Jaisi Syaranamual
Julio Kambalien
Juliana Lan de lima
Latifah Siregar
Moren Lilipory
Nadia Elma
Rachmat Maturbongs
Stevanus Wattimury
Wilhelmina Kobloy
Yenike Latuputty
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a).Bagaimana konsep teori Hordeolum?
b).Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien Hordeolum?
C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami baik konsep teori hordeolum
maupun konsep asuhan keperawatan pada klien hordeolum
b) Tujuan Khusus
Untuk mengetahui konsep teori hordeolum :
a. Untuk mengetahui pengertian hordeolum
b. Untuk mengetahui klasifikasi hordeolum
c. Untuk mengetahui etiologi hordeolum
d. Untuk mengetahui patofisiologi hordeolum
e. Untuk mengetahui pathway hordeolum
f. Untuk mengetahui manifestasi hordeolum
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan hordeolum
h. Untuk mengetahui komplikasi hordeolum
i. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hordeolum
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan hordeolum
a. Untuk mengetahui konsep pengkajian klien hordeolum
b. Untuk mengetahui contoh analisis data klien hordeolum
c. Untuk mengetahui diagnosa klien hordeolum
d. Untuk mengetahui contoh intervensi klien hordeolum
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi Hordeolum
Hordeolum yakni benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh peradangan di folikel
atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di
daerah ini, penyebab utamanya adalah infeksi akibat bakteri.(Sidarta Ilyas,2010:92) Merupakan
peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi
staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata. Biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi
hanya kompres hangat. Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses.
Hordeolum adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata yang biasanya disebabkan
oleh stafilokokkus(Indriana Istiqomah,2004)
B. Klasifikasi Hordeolum
Menurut Indriana Istiqomah,2004 hordeolum dibagi menjadi:
1) Hordeolum internum adalah abses akut pada kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi
stafilokokkus pada kelenjar meibomian, dengan penonjolan mengarah ke konjungtiva.
2) Hordeolum eksternum disebabkan oleh infeksi stafilokokkus yang memberikan gambaran
abses akut yang terlihat pada folikel bulu mata dan kelenjar Zeis atau Moll, hordeolum
aksternum sering ditemukan pada anak-anak.
3) Hordeolum bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum
biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.
C. Etiologi Hordeolum
Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri
dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus). Hordeolum sama dengan jerawat
pada kulit. Hordeolum kadang timbul besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa
timbul secara berulang.(Sidarta Ilyas,2004)
D. Pathway
Stafilococus Aureus
F. Penatalaksanaan Hordeolum
a. Medis
1) Diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga
diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya
diobati juga bersama-sama.
2) Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah
3) Pemberian salep antibiotic pada saccus conjunctivalis setiap 3 jam. Antibiotic sistemik
diindikasikan jika terjadi selulitis.
4) Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B,
Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama
7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
5) Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin.
Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan
antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis
antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
6) Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan
masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
7) Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan
nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
8) Dilakukan insisi hordeolum untuk mengeluarkan nanah pada daerah abses dengan
fluktuasi terbesar, jika keadan tidak membaik selama 48 jam. Pada insisi hordeolum
terlebih dahulu diberikan anesthesia topical dengan patokain tetes mata. Dilakukan
anesthesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi
bila:
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
9) Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang didalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotic (Sidarta Ilyas, 2004 )
b. Keperawatan
1. Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala penyakit, pengobatan dan
penatalaksanaannya pada pasien. (Sidarta Ilyas, 2004 )
G. Komplikasi
Penyulit hordeolum adalah selulitis palpebra,yang merupakan radang jaringan ikat jarang
palpebra didepan septum orbita dan abses palpebra
H. Pemeriksaan diagnostik
Ditegakkan sesuai dengan gejala
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Nama :
Umur : (semua umur bisa terkena penyakit hordeolum)
JenisKelamin :(laki-laki dan perempuan bisa terserang penyakit hordeolum)
Agama :
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan : pekerjaan yang sering menghadap komputer beresiko terkena hordelum
Suku :
Alamat :
a. Head to toe
Kepala :
Mata : nyeri, tampak merah dan bengkak di sekitar mata
Hidung :
Telinga :
Leher :
Dada :
Paru-paru :
Abdomen :
Genetalia :
Ekstremitas :
V. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Inflamasi
2. Penurunan penglihatan b.d Gangguan persepsi
3. Gangguan citra tubuh b.d Pembengkakan kelopak mata
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.hordeolum yang
biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasany sembuh
sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Tanda terjadinya hordeolum antara lain:kelopak
mata yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan terjadinya
pembesaran pada kelenjar preaurikel, kadang mata berair dan peka terhadap sinar dan adanya
abses yang dapat pecah dengan sendirinya
B. Saran
Di dalam menentukan asuhan keperawatan terlebih mengenai Hordeolum kita harus lebih
banyak berdiskusi dengan klien secara langsung.
Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga, kerabat sampai teman dekat klien.
DAFTAR PUSTAKA