Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Spondilitis mengacu pada rasa sakit punggung kronis dan kekakuan yang
disebabkan oleh infeksi parah atau peradangan pada sendi tulang belakang.
Peradangan pada tulang belakang dapat disebabkan oleh infeksi atau peradangan
kronik pada jaringan di sekitar tulang belakang seperti pada ankilosis spondilitis.
Ankilosis spondilitis menyerang bagian dari insersi tendon, ligamen, fascia, dan
jaringan fibrosa kapsul sendi. Ankilosis spondilitis dianggap sebagai penyakit
rematik yang relatif jarang terjadi.1
BAB II
1
Di amerika serikat, prevalensi spondilitis ankilosis sebesar 100- 200 per
100.000 penduduk, yang merupakan penyakit spondiloartritis terbanyak. Namun,
prevalensi spondilitis ankilosis di jerman mencapai 1% hingga 5 % sedangkan di
prancis 0, 49 %.4
BAB III
ANATOMI
2
Columna vertebralis terdiri dari 33 vertebra yang teratur dalam 5 daerah,
tetapi hanya 24 dari jumlah tersebut [ 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thoracica,
dan 5 vertebra lumbalis] dapat digerakkan pada orang dewasa. Pada orang dewasa
kelima vertebra melebur membentuk os sacrum, dan keempat vertebra coccygea
melebur untuk membentuk os coccygis.5
Vertebra dari berbagai daerah memiliki ukuran dan sifat khas, dan vertebra
dalam satu daerah pun satu dengan yang lainnya memperlihatkan perbedaan yang
lebih kecil. Vertebra yang khas terdiri atas corpus vertebrae dan arcus vertebrae.
Corpus vertebrae adalah bagian ventral yang memberi kekuatan pada columna
vertebralis dan menganggung berat tubuh. Corpus vertebrae, terutama dari
pediculus arcus vertebrae dan lamina arcus vertebrae. Pediculus arcus vertebrae
adalah taju pendek yang kokoh dan menghubungkan lengkung pada corpus
vertebrae; incisura vertebralis merupakan torehan pada pediculus arcus vertebrae.
Incisura vertebralis superior dan incisura vertebralis inferior pada vertebra-
vertebra yang bertetangga membentuk sebuah foramen intervertebrale. Pediculus
3
arcus vertebrae menjorok ke arah dorsal bertemu dengan dua lempeng tulang yang
lebar dan gepeng, yakni lamina arcus vertebrae. Arcus vertebrae dan permukaan
dorsal corpus vertebrale membatasi foramen vertebrale. Foramen vertebrale
berurutan pada columna vertebralis yang utuh, membentuk canalis vertebralis
yang berisi medulla spinalis, meninges, jaringan lemak, akar saraf dan pembuluh.5
Secara umum tulang punggung cervical memiliki bentuk tulang yang kecil
dengan spina atau processus spinosus yang pendek, kecuali pada tulang ke-2 dan
ke-7 yang processusnya agak panjang. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari
C1- C7, namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau
aksis. Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang
lehernya.5
4
Gambar 3.4 os vertebrae cervicalis.8
5
Gambar 3.5 os vertebrae thorakalis dan ligamentum. 9
6
Untuk memperkuat dan menunjang tugas tulang belakang dalam menyangga
berat badan, maka tulang belakang di perkuat oleh otot dan ligamen, antara lain :
Ligament :
7
Gambar 3.9 otot pada os vertebrae.12
8
Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertikal sagital memungkinkan
gerakan fleksi dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordrosis
lumbalis ( hiperekstensi lumbal) kedua facet saling menjauh sehingga
memungkinkan gerakan ke lateral berputar. 5
BAB IV
ETIOPATOGENESIS
9
tulang vertebra( sindesmofit). Jaringan synovial sekitar sendi yang terkena akan
meradang akibat dari gen HLA-B27.3
BAB V
DIAGNOSIS
10
leher dan daerah dada dan berlangsung selama beberapa tahun. Nyeri
terutama dirasakan pada pagi hari atau setelah istirahat dari aktivitas. Pada
tingkat selanjutnya terjadi kekakuan pada tulang belakang. 13
Pada stadium dini ditemukan sklerosis pada kartilago sakroiliaka yang
dapat dilihat pada foto rontgen. Osifikasi annulus fibrosis dari sendi
intervertebra memberi gambaran radiologi tulang belakang seperti sebatang
bambu. Manifestasi klinis dapat berupa kelainan sistemik ringan, kehilangan
berat badan, dan suhu meningkat sedikit. 13
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang yang pada dasarnya sehat
tetapi memiliki riwayat sakit punggung yang persisten dengan awitan yang
perlahan-lahan. Nyeri punggung akan membaik apabila berolahrga dan
menjadi lebih berat apabila beristirahat, dan adanya radiasi difus di seluruh
punggung bagian bawah dan daerah bokong. 13
Pemeriksaan fisik tidak menemukan adanya skoliosis, berkurangnya
gerakan yang simetris, nyeri difus, dan tes mengangkat kaki dengan posisi
lurus negatif. Sistem saraf perifer biasanya tidak mengalami perubahan.
Dengan semakin beratnya penyakit , maka lordosis lumbal normal menjadi
hilang, fusi tulang punggung dorsal menimbulkan kifosis, dan
pengembangan thoraks yang terbatas. Pada tahap yang lebih lanjut terdapat
fusi tulang belakang yang dapat menyebabkan kontraktur fleksi panggul,
sehingga pasien harus memfleksikan lututnya untuk mempertahankan posisi
tubuh agar tetap tegak. Nyeri biasanya meghilang setelah ankilosis menjadi
komplit, dan sinovitis berkurang nyata. 13
Pada pemeriksaan ditemukan adanya gangguan pergerakan tulang
belakang ke segala arah yang biasanya dimulai dengan gangguan ekstensi
dan sekaligus merupakan gangguan paling berat. Gangguan ekspani rongga
dada ketika melakukan inspirasi dalam juga dapat ditemukan. Selain
gangguan pada sendi vertebra, tedapat gangguan juga pada sendi sakroiliaka
dan kelainanan pada sendi panggul, bahu dan lutut pada 30 % pasien.13
11
spondilitis ankilosis , foto polos os vertebrae dapat mendeteksi adanya
syndesmophytes, yang merupakan prediksi perkembangan
syndesmophytes baru. Pada foto polos, tanda awal sakroilitis adalah
ketidakbedaan sendi. Sendi awalnya melebar sebelum menyempit.
Akan terlihat erosi os. Subchondral di sisi sendi iliaka , diikuti dengan
sklerosis subkhondral dan proliferasi tulang. 13
12
pada sendi sakroiliaka bilateral.13
Pada tahap akhir, sendi sakroiliaka dapat dilihat sangat tipis, garis
padat, atau mungkin tidak terlihat sama sekali. sakroilliitis biasanya
simetris, meskipun mungkin asimetris pada awal penyakit.13
13
fibrosis yang berujung pada peninggian sudut vertebrae dengan
vertebrae yang lain. 13
14
Gambar 5.5 bamboo spine. Fusi sampurna pada corpus vertebrae.
Ankilosis sendi facet. Dan ossifikasi ligamentum posterior
sehingga menghasilkan tampakan troley track.13
15
Terdapat fraktur kompresi lama L1.13
5.2.2 CT Scan
CT Scan sangat berguna pada pasien yang diyakini spondilitis ankilosis
dan pada foto polos sendi sakroiliaka normal. Gambaran yang dapat
ditemukan seperti erosi pada sendi, sklerosis subkhondral. 13
Gambar 5.8 sakroilitis bilateral. Ct scan axial ditemukan erosi dan sklerosis
subkhondral. 13
16
5.2.3 MRI
MRI memiliki peran dalam diagnosis awal sakroiliitis. MRI lebih
unggul diandingkan CT scan dalam mendeteksi perubahan tulang
rawan, erosi tulang, dan perubahan tulang subchondral. MRI juga
sensitif dalam penilaian aktivitas penyakit relatif awal. Situs yang
terkena dampak termasuk persimpangan discovertebral dan sendi
perifer. Secara umum, bidang peningkatan sinyal T2 berkorelasi
dengan kehadiran edema atau jaringan fibrosa. 13
17
Gambar 5.10 Pseudarthrosis. Potongan sagittal T2 menunjukkan daerah linier dari
intensitas sinyal tinggi memperluas miring dari lesi vertebra T11-T12 disc (panah)
untuk elemen posterior (panah).13
5.2.4 Nuklir
Skintigrafi Tulang dapat membantu pada pasien dengan spondilitis
ankilosis yang pada temuan radiografi normal atau samar-samar.
Penilaian kualitatif dari akumulasi radionuklida di wilayah sacroiliac
mungkin sulit karena serapan normal pada lokasi. Analisis kuantitatif
mungkin lebih berguna pada pasien ini.13
18
Gamar 5.11 Scintigraphy kuantitatif. Peningkatan serapan sacroiliac terlihat,
dengan sendi sakroilika ke serapan rasio sakral yang melebihi 1,7: 1 di setiap sisi. 13
19
Gambar 5.12 pewarnaan Hematoxylin dan eosin, infiltrasi sel mononuklear padat
(panah kuning) dan edema interstitial sumsum tulang (panah merah). 14
Gambar 5.13 analisis sel CD3+ T, agregat sel mononuklear dalam sendi
zygapophyseal (panah kuning).14
20
BAB VI
DIAGNOSIS BANDING
Jika artritis perifer timbul pada fase awal penyakit, maka SA sulit
dibedakan dengan artritis reumatoid. Pada SA biasa didapatkan HLA-B27
positif, faktor reumatoid negatif dan tidak ditemukan nodul reumatoid.
21
Radiografi SA tampak gambaran sakroiliitis yang tidak ditemukan pada
artritis reumatoid.15
BAB VII
PENATALAKSANAAN
22
mayor dan mungkin bermanfaat dalam disease-modifying . Berbagai modalitas
telah tersedia, namun secara garis besar penatalaksanaan SA meliputi terapi
farmakologi dan non farmakologi. Tidak ada satupun modalitas yang berhasil
menyembuhkan semua manifestasi pada penderita SA. Perlu pendekatan
kombinasi modalitas agar bisa mengurangi gejala, memperbaiki fungsi dan jika
mungkin menghambat progresi penyakit.16
Penurunan range of motion dan kifosis vertebra jelas ikut berperan pada
morbiditas yang tinggi, sehingga program latihan reguler secara individual
penting untuk mempertahankan fungsi dan postur tubuh. Imobilitas jangka
panjang seperti traveling jauh dengan mobil dan pesawat terbang sebaiknya
dikurangi dan diselingi dengan istirahat untuk melakukan stretching . Lebih
dianjurkan untuk tidur memakai bantal tipis dengan posisi terlentang. Latihan
nafas dalam dan berhenti merokok juga sangat dianjurkan. Kemudian,
berenang merupakan latihan fisik yang terbaik selama otot-otot masih tahan
terhadap posisi ekstensi.Berbagai grup support seperti the Spondylitis
Association of Amerika dan the National Ankylosing Spondylitis Society
(NASS) di Inggris juga bermanfaat untuk edukasi dan menyediakan informasi
tambahan bagi penderita SA dan keluarganya.16
23
Dalam studi kecil secara acak dengan pemberian amitriptilin selama 2 minggu,
Koh dkk. melaporkan adanya perbaikan dalam hal tidur dan berkurangnya
aktifitas penyakit dengan efek samping minimal.16
BAB VIII
PROGNOSIS
Bila penyakit ini ditemukan pada tahap dini, maka deformitas tulang belakang
bisa dicegah. Tetapi bila ditemukan pada tahap lanjut atau telah berlangsung
24
progresif, hanya sedikit yang mengalami perbaikan. Dengan pengobatan dan
penatalaksanaan yang baik, ternyata prognosis lebih baik dari dugaan yaitu 95%
penderita dapat hidup normal, sedang 5% sisanya mengalami onset progresif
sampai terjadi deformitas vertebra dan ankilosa. 17
25