Pengembangan limu
dan Profesi Penyckit
Dalam 1
Perkembangan limu
Penyakit Dalam Sebagai
Suatu Disipiin timu 4
Masa Depan limu
Penyakit Dalam dan
Spesialis Penyakit Dalam 7
Pendekatan Holistikdi
Bidang limu Penyakit
Dalam 13
Empati Dalam
Komunikasi Dokter-
Pasien 16
Tata Hubungan Dokter
dengan Pasien 18
Praktik limu Penyakit
Dalam : Rantai Kokoh
Cost-Effectiveness 22
Praktik Kedokteran
Berbasis Bukti di Bidang
liu Penyokit Dalam 25
Catatan Medik
Berdasarkan Masalch
(Cmbm=Pomr) 29PENGEMBANGAN ILMU DAN
PROFESI PENYAKIT DALAM
Samsuridjal Djauzi
PENDAHULUAN
dimu kedokteran terus berkembang. Salah satu
perkembangan yang terjadi adalah terbentuknya
percebangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran
semula merupakan seni menyernbuhkan penyakit (the art
= healing) yang dilaksanakan oleh dokter yang mampu
melayani pasien yang menderita berbagai penyakit, maka
kemudian sesuai dengan kebutuhan, ilmu kedokteran
‘bercabang menjadi cabang bedah dan medis. Percabangan
{ni sudah terjadi cukup lama yeitu sejak abad kedelapan
sebelum masehi. Percabangan bedah memungkinkan
pendalaman ilmu untuk mendukung layanan bedah
sedangkan medis melayani ilmu yang mendukung
layanan non-bedeh. Selanjutnya terjadi percabangan
lagi, medis bercabang menjadi ilmu penyakit dalam dan
‘imu kesehatan anak. Istilah penyakit dalam pertama kali
digunakan oleh Paracelsus pada tahun 1528. Percabangan
‘imu kedokteran ternyata tidak hanya sampai disitu,
amun terus terjadi percabangan baru sesuai dengan
kebutuhan pelayanan di masyarakat. Percabangan imu
memungkinkan terjadinya pendalaman yang amat
‘bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan keterampilan
‘yang pada akhirnya dapat digunakan untuk meningkatkan
‘mutu pelayanan. Namun selain manfaat yang dipetik dari
percabangan ilmu kedokteran, kita juga menghadapi
‘tantangan bahwa percabangan ilmu dapat memecah ilmu
kedokteran menjadi kotak-kotak yang kurang mendukung
‘imu kedokteran sebagai kesatuan. Untuk itu, perlu
Gisadari bahwa percabangan ilmu kedokteran haruslah
mendukung kesatuan ilmu kedokteran sendiri. Selain itu,
juga harus disadari bahwa layanan yang terkotak akan
meningkatkan biaya kesehatan dan menjadikan pasien
kurang diperlakukan sebagai manusia yang utub.
ILMU PENYAKIT DALAM
‘Sebagai salah satu cabang ilmu kedokteran, ilmu penyakit
dalam mempunyainnilai dan ci yang merupakan jati dirinya.
Sudah tentu ilmu penyakit dalam memiliki nilai bersama
yang merupakan nilai inti ilmu kedokteran yang sarat
dengan nilai-nilai kemanusiaan, bebas deri diskriminasi
serta melaksanakan praktik kedokteran dengan penuh
rasa tanggung jawab. Nilai tersebut diamalkan dalam
‘melaksanakan profesi penyakit dalam. Namun karena ilmu
penyakit dalam mendukung layanan spesialis penyakit
dalam yang menyediakan layanan spesialis untuk orang
dewasa secara berkesinambungan, maka salah satu
nilai penting yang dijunjung dalam layanan spesialis
penyakit dalam adalah nilal yang mewarnai layanan yang
komprehensif berupa penyuluhan, pencegahan, diagnosis,
terapi dan rehabilitasi. Layanan yang komprehensif ini
memungkinkan seorang dokter spesialis penyakit dalam
untuk menatalaksana baik penyakit akut maupun penyakit
kronik, Selain itu pendekatan delam penatalaksanaan
penyakit adalah pendekatan holistik yang berarti
memandang pasien secara utuh dari segi fisik, psikologis
dan sosial. Pendekatan ini memungkinkan dokter untuk
memandang pasien sebagai manusia dengan berbagai
persoalan tidak lnanya terbatas pada persoalan biologik
semata. Nilai lain yang dimiliki oleh ilmu penyakit dalam
adalah keinginan untuk mengikuti perkembangan
ilmy dan kebutuhan masyarakat. Keterampilan kognitif
‘merupakan kemampuan yang penting dalam ilmu penyakit
dalam. Berbagai penemuan baru dalam ilmu kedokteran
rmerupakan masukan yang betharga dalam mengamalkan
keterampilan kognitif ini. Selain itu, ilmu penyakit dalam
tanggap pada maselah kesehatan baik masalah Kesehatan
individu maupun masyarakat, Meningkatnya populasiusia tua misalnya merupakan contoh yang memerlukan
tanggapen ilmu penyakit dalam. Dalam pelayanan
spesialis penyakit dalam diperlukan kemampuan untuk
mengkoordinasi agar pasien dapat dilayani secara tepat
gute dati Leitrasil guna, Keterampilan ini menghendaki
kemampuan memimpin (leadership). Dengan demikian,
nila-nilai yang diamalkan oleh dokter spesialis penyakit
dalam adalah nilai untuk mendukung layanan yang
komprehensif dan berkesinambungan dengan pendekaten
holistk, nilai untuk tanggap terhadap persoalan kesehatan
masyarakat sertanilai kepernimpinan dan profesionalisme.
Nilai-nilai ini bukanlah nilai yang baru, namun perlu
dimiliki oleh dokter spesialis penyakit dalam agar dapat
‘melaksanaken perannya sebagai dokter spesialis penyakit
dalam yang baik.
PROFESI SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI
INDONESIA
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
{PAPDI) merupakan salah satu perhimpunan profesi
yang tertua di Indonesia, Perhimpunan ini lahir pada
16 Nopember 1957 di Jakarta. Dalam perkembangan
keprofesian, PAPDI berusaha secara aktif untuk
mengembangkan layanan kesehaten yang dibutuhkan
oleh masyarakat Indonesia. Sumbangan tersebut dapat
berupa pendidikan dokter spesialis penyakit dalam serta
pemikiran-pemikiran untuk dapat mewujudkan layanan
kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat. PAPDI
bersama pethimpunan profesi lain beruseha juga untuk
meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia.
Dalam mewujudkan layanan kesehatan yang dapat
meningkatkan taraf kesehatan mesyerakal Indunesia,
PAPDI menerapkan nilai-nilai yang dianut dan berlaku
dalam pengembangan ilmu penyakit dalam. Ini berarti
PAPDI menerapkan layanan yang bersifat komprehensif
dengan pendekatan holistik serta merupakan layanan
yang berkesinambungan. Adakalanya seorang dokter
spesialis penyakit dalam melayani pasiennya sejak
pasien masih berusia muda sampai pasien tersebut
berusia lanjut, layanan yang lamanya puluhan tahun
dan berkesinambungan. Dalam mengamati masalah
kesehatan di Indonesia, PAPDI memandang perlunya
ditumbuhkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-
hari. Upaya pencegahan penyakit menular akan lebih
murah dan lebih mudah dilaksanakan daripada terapi.
Karene itu, meski sebagian besar waktu dokter spesialis
penyakit dalam digunakan dalam penatelaksanaan pasien
secara individu, namun dokter spesialis penyakit dalam
perlu menyediakan waktu cukup untuk penyuluhan
penyakit, baik untuk individu maupun masyarakat luas.
FILSAFAT ILMU PENYAKIT DALAM
Pemahaman mengenai latar belakang sosial pasien
memungkinkan seorang dokter spesialis penyakit dalam
untuk memilih tindakan diagnostik dan terapi yang
sesuai dengan kernampuan pasien dan keluarga. Dalam
berbagai kesempatan kullah Prot. Dr. Supartondo, salah
seorang spesialis penyakit dalam senior di Jakarta,
mengungkapkan layanan kesehatan yang diberikan
tanpa mempertimbangkan cost effectiveness merupakan
lyanan yang kurang etis.
MASA DEPAN SPESIALIS PENYAKIT DALAM
Di tingkat global dewasa ini tumbuh kesadaran untuk
menggalakkan kembali layanan yang komprehensif dan
pendekatan holistik. Pengalaman Amerika Serikat yang
menghabiskan dana amat banyak dalam memberikan
layanan kesehatannya, ternyata menghasilkan indikator
kesehatan masyarakat yang lebih buruk daripada Jepang
dan Swedia, sehingga menyadarkan para pakar kesehatan
di sana bahwa layanan terkotak harus dikembalikan pada
layanan komprehensif. Spesialisasi penyakit dalam yang
semula dianggap berada pada masa redup sekarang
menjadi hersinar kembali karena nilai yang dianut oleh
spesialis penyakit dalam jika diamalkan dengan baik akan
mendukung layanan yang lebih manusiawi, lebih hemat,
dan lebih tepat guna,
Slamet Sujono mengemukakan perlunya reorientasi
layanan kesehatan di Indonesia agar Indonesia tidak
mengulangi kembali pengalaman Amerika Serikt.
PERSYARATAN MENJADI DOKTER SPESIALIS
PENYAKIT DALAM
Indonesia membutuhkan banyak dokter spesialis
penyakit dalam. Dokter spesialis penyakit dalam
berperan penting dalam meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat. Mahasiswa kedokteran yang senang
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran, yang
‘menonjol dalam keterampilan kognitif, bersedia menjadi
sahabat pasien, yang mau menyediakan waktu untuk
penyuluhan serta bersedia melakukan layanan yang
komprehensif, bersifat holistik dan berkesinembungan,
serta mampu mengkoordinasikan layanan kesehatan
untuk pasiennya, merupakan calon spesialis penyakit
dalam yang baik. Bersama dengan profesi lain, dokter
spesialis penyakit dalam mudah-mudahan akan dapat
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku
sehat dan mencapai taraf kesehatan yang baik. Untuk itu
Indonesia memerlukan banyak dokter spesialis penyakit
dalam,PERKEMBANGAN ILMU DAN PROFESI PENYAKIT DALAM,
REFERENSI
‘Abdurrachman N, Jati diri dokter spesialis penyakit dalam
Indonesia. 2000 (tidak dipublikasikan).
Bryan CS, Association of professors of medicine: general internal
‘medicine asa 21"century specially: perspective of eommurity-
based chairs of meclicine. Am J Med. 1995;99:1-3.
Kuchatz JE, Internal medicine: yesterday, today, and tomorrow
‘Part origin and development: the historical perspective. Eur
J intern Med. 2008/14:205-8.
Lindgren S, Kjellstrom, Future development of general internal
‘medicine: a Swedish perspective. Eur J Intern Med.
2001,12:4649.
“Myerburg RJ. Departments on medical specialties: a solution for
‘the divergent mission of internal medicine? N Engl J Med.
1994;330:1453-6,
SGIM task force. The future of general internal medicine, ] Ger.
Intern Med. 2004;19(1):69-77.
‘Suyono S. Pidato wisuda guru besar: Quo vadis penyakit dalam
‘satu renungan di awal abad ke 21. 2003