Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
R
PERA
WAT
Beranda
Kep Medikal Bedah
Kep Komunitas
Kep Maternitas
Kep Anak
Kosep Keperawatan
Pendidikan Perawat
Wednesday, 9 July 2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN ASMA
BRONCHIAL
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang
94)
Bronkus adalah cabang tenggorokan yang merupakan
1997 : 88)
Asma Bronchial adalah suatu gangguan pada saluran bronchial
dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
2.1.2 Etiologi
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan
pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita asma
2.1.2.1 Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari
rerumputan. Karena tubuh sangat responsive terhadap
(www.medlinux.blogspot.com).
2.1.2.3 Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan
2.1.3 Patofisiologi
Asma merupakan obstruksi jalan nafas difus reversible,
obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini
:
penyakitnya.
2.1.5 Pemeriksaan penunjang.
2.1.5.1 Chest X-ray: dapat menunjukkan hiperinflasi paru-paru,
hiperventilasi.
2.1.5.4 Darah komplit: dapat menggambarkan adanya peningkatan
2.1.5.5 Kimia darah dan darah rutin: jumlah sel leukosit lebih dari
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.6.1.1 Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asma
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang ada pada
2.1.6.1.3 Fisioterapi
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4 kali semprot dan jarak antara
semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan
beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 4
x 125-200 mg sehari.
2.1.6.2.3 Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan
samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
2.1.6.2.4 Kromolin
2.1.6.2.5 Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntungannya dapat
akibat proses diaforesis dan untuk menambah tenaga karena kelelahan akibat sesak
nafas. Oksigen diberikan 4 l/menit melalui nasal kanul untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang kurang akibat sesak nafas. Aminophylin bolus 5 mg/kgBB diberikan pelan-
mg/6 jam secara intravena untuk memacu jantung menghantarkan darah yang
).
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Pengumpulan data.
2.2.1.1.7.2 Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan
Talbot; 1995).
2.2.1.1.7.3 Kepala.
2.2.1.1.7.4 Mata.
Adanya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah
2.2.1.1.7.5 Hidung
Adanya pernafasan menggunakan cuping hidung, rinitis alergi
dan fungsi olfaktori (Karnen B.;1994, Laura A. Talbot;1995).
2.2.1.1.7.7 Leher
Dikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan,
2.2.1.1.7.8 Thorak
a. Inspeksi
Dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke
b. Palpasi.
Pada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil
fremitus. Pada asma, paru-paru penderita normal karena
c. Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
d. Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan
2.2.1.1.7.10 Abdomen.
Perlu dikaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta tanda-tanda
asma,(Laura A.T.;1995).
2.2.1.2 Analisa data
Tucker, 1993):
2.2.2.1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola
peningkatan aktivitas.
2.2.2.5 Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang
2.2.3 Perencanaan
Setelah pengumpulan data klien, mengorganisasi data
Rencana tindakan :
- Pantau TTV, termasuk pengkajian pernafasan tiap 2 jam.
takut.
Hasil yang diharapkan: Ansietas pasien minimal
Rencana tindakan :
dalam).
- Berikan dukungan emosi pada pasien dengan menjelaskan
semua prosedur.
- Izinkan keluarga berpartisipasi dalam perawatan pasien bila
menjadi hipoksemik.
2.2.3.3 Diagnosa Keperawatan III
peningkatan aktivitas.
yang diharapkan : Pasien mampu mentoleransi peningkatan aktivitas
progresif.
na tindakan :
siap ditoleransi.
- Rujuk pasien pada terapi fisik atau kamp asma untuk latihan
fisik
- Ajarkan penggunaan yang tepat dari tehnik relaksasi fisik
penggunaan inhaler.
Rencana tindakan :
sesudah serangan.
- Waspadakan terhadap pemajanan iritan lingkungan yang
krekels, ronki.
Kaji/pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio
inspirasi/ekspirasi.
Catat adanya derajat dispnea, penggunaan otot bantu.
toleransi jantung.
Berikan obat sesuai indikasi.
diindikasikan.
- Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara.
- Palpasi fremitus.
tenang.
- Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi.
sesudah makan.
- Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
- Awasi suhu.
- Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi
diresepkan.
- Diskusikan pentingnya menghindari orang yang sedang
2.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan
2.2.5.2 Untuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak
dapat dibuktikan dengan perilaku pasien :
No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Search This Blog
Search
RIWAYAT PENULIS
Nama : Efri Dulie
Lahir di Desa Talian Kereng, 19 April 1989
Riwayat Pendidikan;
1. D3 Keperawatan AKPER Eka Harap Palangka Raya
2. S1 dan Ners di STIKES Eka Harap Palangka Raya
Riwayat Organisasi dan Aktivitas
1. Pengajar Pada Prodi S1 Keperawatan Eka Harap.
2. Pengajar Pada Prodi D3 Keperawatan Eka Harap
POST TERPOPULER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASMA
Blog Archive
May 2016 (18)
July 2014 (3)
August 2013 (4)
January 2013 (2)
October 2012 (1)
September 2012 (3)
August 2012 (3)
Total Pageviews
118446