Sunteți pe pagina 1din 11

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

ANALISIS SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
DI KABUPATEN BULELENG

Bayu Purnomo Aji, I Ketut Kirya, Gede Putu Agus Jana Susila

Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: bayoe.purnomo@gmail.com, ketutkirya@yahoo.co.id,


janos_undiksha@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini didasari oleh turunnya pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada Tahun Anggaran 2011 dan 2012. Sebagai salah satu sumber
pembiayaan daerah, penerimaan PAD sebaiknya harus terus meningkat. Tujuan
diadakannya penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dan kontribusi sumber-
sumber PAD Tahun Anggaran 2009-2013, estimasinya untuk Tahun Anggaran 2014,
serta proyeksi efektivitas dan kontribusi pada tahun 2014. Desain penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan pada dinas pendapatan daerah
Kabupaten Buleleng. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data dikumpulkan
dengan metode dokumentasi lalu dianalisis dengan rasio efektifitas, rasio kontribusi
dan analisis trend. Hasil penelitian ini menyatakan efektivitas sumber PAD Tahun
Anggaran 2009-2013 berada pada kategori sangat efektif dengan rata-rata 112,48%.
Sedangkan kontribusi terbesar pada Tahun Anggaran 2009-2013 diperoleh dari lain-
lain PAD yang sah sebesar 43,13%. Estimasi sumber PAD Tahun Anggaran 2014
menunjukkan seluruhnya mengalami peningkatan penerimaan dari tahun lalu kecuali
retribusi daerah. Efektivitas penerimaan sumber PAD tahun 2014 memiliki kategori
sangat efektif dengan rata-rata sebesar 110,89%. Terakhir kontribusi tertinggi tahun
2014 diperoleh dari lain-lain PAD yang sah sebesar 51,34%.
Kata kunci: efektivitas, kontribusi, trend

Abstract
This study is based on the decline in the growth of local income revenue
(PAD) in the fiscal years 2010 and 2011. As one of the sources of local financing,
PAD reception should have to continue to rise. The objective of this study was to
examine the effectiveness and contribution of PAD sources for Fiscal Year 2009-
2013, the estimate for Fiscal Year 2014, and the projected effectiveness and
contribution in 2014. The design of this study is quantitative descriptive. The study
was conducted at the offices of regional income Buleleng regency. Data used are
secondary data. Data were collected and analyzed by the method of documentation,
and then data analyzed with effectiveness ratio, contribution ratio and trend analysis.
The results of this study stated the effectiveness of PAD resource for Fiscal Year
2009-2013 is the category of very effective with an average of 112.48%. While the
largest contribution in Fiscal Year 2009-2013 was obtained from other legal PAD by
43.13%. Estimates for Fiscal Year 2014 of PAD sources show entirely increased
revenues from last year except for retribution. Effectiveness reception of PAD
sources in 2014 has a very effective category with an average of 110.89%. Last
highest contribution in 2014 was obtained from other PAD legitimate by 51.34%.
Keywords : effectiveness, contribution, trend
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

PENDAHULUAN pelaksanaan urusan pemerintah yang


Sesuai dengan sistem pemerintahan menjadi kewenangan Provinsi atau
Indonesia yaitu desentralisasi, maka Kabupaten/Kota, yang terdiri dari urusan
pembangunan bangsa ini dimulai dari wajib, urusan pilihan, dan urusan yang
pembangunan daerah/provinsi. Masing- penanganannya dalam bidang tertentu.
masing daerah menggali dan Belanja penyelenggaran urusan wajib
mengembangkan berbagai potensi yang diprioritaskan untuk melindungi dan
dimilikinya yang nantinya akan meningkatkan kualitas kehidupan
menentukan keberhasilan pelaksanaan masyarakat dalam upaya memenuhi
tugas pemerintahan, pembangunan, dan kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
pelayanan masyarakat di daerah. Adanya bentuk peningkatan pelayanan dasar,
otonomi daerah menjadikan pemerintah pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
daerah dapat mengatur jalannya fasilitas umum yang layak serta
pemerintahan didaerah pimpinannya untuk mengembangkan sistem jaminan sosial.
membangun kesejahteraan Kabupaten Buleleng merupakan
masyarakatnya. Pelaksanaan otonomi salah satu daerah bagian dari Provinsi Bali
daerah bertujuan untuk mengurangi peran yang juga melaksanakan otonomi daerah
pemerintah dalam mengatur tiap-tiap seperti daerah lainnya. Serangkaian
daerah diseluruh Indonesia yang pemasukan dari berbagai sektor
jumlahnya sangat banyak. Dengan diharapkan dapat memberikan
demikian kerja pemerintah pusat dapat sumbangan yang maksimal dalam proses
lebih fokus ke arah perumusan kebijakan pembangunan daerah sehingga otonomi
makro. daerah dapat berjalan dengan lancar.
Adanya otonomi daerah akibat dari Pada setiap tahun penerimaan PAD selalu
diterapkannya sistem pemerintahan mengalami peningkatan. Namun dalam
desentralisasi mengharuskan pemerintah beberapa tahun pertumbuhan PAD
daerah untuk mengelola dan memajukan mengalami penurunan. Pada tahun 2011
daerahnya. Hal ini tentu tidak terlepas dari dan tahun 2012 PAD Kabupaten Buleleng
pembiayaan yang harus dikeluarkan oleh mengalami penurunan pertumbuhan.
pemerintah daerah. Terkait hal tersebut Tahun 2011 menurun 11,44% dan tahun
perlu adanya penerimaan/pendapatan 2012 kembali menurun 7,36% dari tahun
dalam penyelenggaraan otonomi daerah. sebelumnya. Hal tersebut tentu menjadi
salah satu sumber pendapatan tersebut suatu permasalahan yang harus segera
adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). dipecahkan mengingat pentingnya peran
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah PAD dalam pembangunan daerah.
penerimaan yang dihasilkan oleh daerah Kendati pada tahun 2013 yang lalu
bersangkutan, yang bersumber dari pajak pertumbuhan PAD mengalami
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan peningkatan, namun peningkatan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pertumbuhan tersebut tidak sebanding
lain-lain PAD yang sah. Potensi yang dengan besar penurunan yang dialami
dimiliki suatu daerah harus terus dipacu sebelumnya.
sehingga hasilnya dapat maksimal. Tujuan penelitian ini adalah sebagai
PAD menunjukkan kemampuan berikut.
daerah untuk membiayai pelaksanaan (1) Untuk menganalisis efektivitas dan
kekuasaan/kewenangan yang dimilikinya kontribusi masing-masing sumber
dan merupakan salah satu faktor Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
pendukung yang menentukan pelaksanaan otonomi daerah di
keberhasilan pelaksanaan otonomi di Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran
daerah (Riduansyah, 2003). Sumber- 2009-2013.
sumber Pendapatan Daerah yang (2) Untuk mengetahui estimasi realisasi
diperoleh dapat dipergunakan untuk masing-masing sumber Pendapatan
membiayai penyelenggaran urusan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2014.
Pemerintah Daerah. Belanja daerah (3) Untuk menganalisis efektivitas dan
dipergunakan untuk mendanai kontribusi masing-masing sumber
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam kepentingan masyarakat setempat


pelaksanaan otonomi daerah di menurut prakarsa sendiri berdasarkan
Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran aspirasi masyarakat (Suparmoko,
2014. 2002:61). Otonomi adalah penyerahan
Hasil dari penelitian ini diharapkan urusan pemerintah pusat kepada
akan mempunyai manfaat praktis bagi pemerintah daerah yang bersifat
Perguruan Tinggi khususnya para operasional. Tujuan otonomi adalah
akademisi sebagai tambahan referensi mencapai efisiensi dan efektivitas dalam
dan informasi mengenai perkembangan pelayanan kepada masyarakat, (Widjaja,
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di 2001:76).
Kabupaten Buleleng. Serta bagi Melalui otonomi daerah ini
pemerintah daerah hasil dari penelitian ini diharapkan daerah akan lebih mandiri
dapat digunakan sebagai bahan dalam menentukan seluruh kegiatannya
pertimbangan dalam menetapkan dan pemerintah pusat diharapkan tidak
kebijakan terkait Pendapatan Asli Daerah terlalu aktif mengatur daerah. Pemerintah
(PAD). Selain itu dapat juga mengetahui daerah diharapkan mampu memainkan
potensi yang diberikan oleh masing- peranannya dalam membuka peluang
masing sumber sehingga dapat memajukan daerah dengan melakukan
memaksimalkan sektor yang dominan identifikasi potensi sumber-sumber
memberikan kontribusi kepada PAD pendapatannya dan mampu menetapkan
Kabupaten Buleleng. belanja daerah secara wajar, efisien dan
Sistem pemerintahan sentralisasi efektif, termasuk kemampuan perangkat
atau terpusat banyak digunakan pada daerah meningkatkan kinerja,
pemerintahan lama di Indonesia. mempertanggungjawabkan kepada
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh pemerintah atasannya maupun kepada
wewenang kepada sejumlah manajer atau masyarakat (Widjaja, 2001:7).
yang berada pada posisi puncak dalam Sesuai dengan penjelasan Undang-
suatu struktur organisasi atau Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang
pemerintahan. Jatuhnya rezim Orde Baru Pemerintahan Daerah, bahwa pemberian
diiringi dengan terbentuknya era reformasi kewenangan otonomi daerah dan
menginginkan sistem pemerintahan yang Kabupaten/Kota didasarkan kepada
demokratis, maka terbentuklah sistem desentralisasi dalam wujud otonomi yang
pemerintahan baru yang dikenal dengan luas, nyata dan bertanggung jawab.
desentralisasi. Dengan adanya sistem (1) Kewenangan Otonomi Luas
desentralisasi ini keputusan dan kebijakan Kewenangan otonomi luas adalah
di daerah dapat diputuskan pemerintahan keleluasaan daerah untuk
daerah, sehingga keputusan dan menyelenggarakan pemerintahan
kebijakan yang ditetapkan dapat yang mencakup semua bidang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di pemerintahan kecuali bidang politik
daerah masing-masing. luar negeri, pertahanan keamanan,
Istilah otonomi berasal dari bahasa peradilan, moneter dan fiskal, agama
Yunani, yaitu outos yang berarti sendiri serta kewenangan di bidang lainnya
dan nomos yang berarti undang-undang. ditetapkan dengan peraturan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 perundang-undangan.
Tahun 2004 tentang Pemerintahan (2) Otonomi Nyata
Daerah Pasal 1 Ayat 5 menyebutkan, Otonomi nyata adalah keleluasaan
otonomi daerah adalah hak, wewenang, daerah untuk menyelenggarakan
dan kewajiban daerah otonom untuk pemerintahan di bidang tertentu yang
mengatur dan mengurus sendiri secara nyata ada dan diperlukan serta
pemerintah dan kepentingan masyarakat tumbuh hidup dan berkembang di
setempat sesuai dengan peraturan daerah.
perundang-undangan. Selain itu otonomi (3) Otonomi yang Bertanggung Jawab
daerah adalah kewenangan daerah Otonomi yang bertanggung jawab
otonomi untuk mengatur dan mengurus adalah berupa perwujudan pertanggung
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

jawaban sebagai konsekuensi pemberian (5) Sering terjadi perbedaan kemajuan


hak dan kewenangan kepada daerah antar daerah otonom.
dalam mencapai tujuan pemberian Pendapatan daerah merupakan hak
otonomi berupa peningkatan dan pemerintah daerah yang diakui sebagai
kesejahteraan masyarakat yang semakin penambah nilai kekayaan bersih dalam
baik, pengembangan kehidupan periode yang bersangkutan. Semua
demokrasi, keadilan dan pemerataan serta barang dan jasa sebagai hasil dari
pemeliharaan hubungan yang sehat antar kegiatan-kegiatan ekonomi yang
pusat dan daerah serta antar daerah beroperasi di wilayah domestik, tanpa
dalam rangka menjaga keutuhan Negara memperhatikan apakah faktor produksinya
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). berasal dari atau dimiliki oleh penduduk
Sistem atau kebijakan apapun daerah tersebut. Menurut Widjaja
yang diterapkan pada suatu pemerintahan (2003:42) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
tidak terlepas dari keunggulan dan merupakan pendapatan daerah yang
kelemahannya masing-masing. Senada bersumber dari hasil pajak daerah, hasil
dengan hal tersebut, otonomi daerah retribusi daerah, hasil pengelolaan
dalam proses penyelenggaraannya juga kekayaan daerah yang dipisahkan dan
memiliki keunggulan dan kelemahan. lain-lain PAD yang sah serta merupakan
Secara ringkas berikut keunggulan salah satu modal dasar pemerintah
diterapkannya otonomi daerah. daerah dalam mendapatkan dana
(1) Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota pembangunan dan memenuhi belanja
mampu melihat kebutuhan yang daerah. Pendapatan Asli Daerah
mendasar pada daerahnya untuk merupakan usaha suatu daerah guna
menjadi prioritas pembangunan. memperkecil ketergantungan dalam
(2) Dengan dilaksanakannya otonomi mendapatkan dana dari pemerintah guna
daerah maka pembangunan membiayai kebutuhan pembangunan
didaerah tersebut akan maju, sendiri untuk mendukung pelaksanaan
berkembang dalam pembangunan otonomi daerah wilayahnya. Untuk
daerah, peningkatan pelayanan dan mewujudkan kemandirian daerah dalam
kesejahteraan rakyat. pembangunan dan mengurus rumah
(3) Daerah daerah dapat mengatur tangganya sendiri, maka pemerintah
sendiri tata kelola pemerintahannya. daerah diberi kesempatan untuk menggali
(4) Pemerintah daerah bersama-sama sumber-sumber keuangan yang ada di
rakyat akan membangun daerah daerah.
untuk kemajuan dan kepentingan Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004
bersama. tentang Perimbangan Keuangan Antara
Otonomi daerah sebagai Pemerintah Pusat dan Daerah
penerapan dari sistem pemerintahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
desentralisasi juga tidak lepas dari pendapatan yang diperoleh daerah yang
sejumlah kelemahan, adapun kelemahan- dipungut berdasarkan peraturan daerah
kelamahan tersebut sebagai berikut. sesuai dengan peraturan perundang-
(1) Pemerintah daerah yang mengatur undangan, yang dapat dijelaskan sebagai
daerahnya dengan memetapkan berikut.
perda yang bertendangan dengan (1) Pajak Daerah
peraturan yang lebih tinggi. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009
(2) Kontrol/pengawasan pemerintah tentang Pajak Daerah dan Retribusi
pusat lemah. Daerah, pajak daerah yang selanjutnya
(3) Rentan terjadi permasalahan di disebut pajak, adalah kontribusi wajib
daerah. kepada daerah yang terhutang oleh orang
(4) Peraturan yang ditetapkan pribadi atau badan yang bersifat memaksa
pemerintah pusat terkadang tidak berdasarkan Undang-Undang, dengan
sesuai dengan kondisi daerah tidak mendapatkan imbalan secara
tertentu. langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

kemakmuran rakyat. Pajak daerah adalah pembayar menerima jasa tertentu dari
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pemerintah. Menurut UU Nomor 28
pribadi atau badan kepala daerah tanpa Tahun 2009 secara keseluruhan terdapat
imbalan langsung yang seimbang, yang 30 jenis retribusi yang dapat dipungut oleh
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan daerah yang dikelompokan ke dalam tiga
perundang-undangan yang berlaku yang golongan retribusi, yaitu retribusi jasa
digunakan untuk membiayai umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi
penyelenggaraan pemerintah daerah dan perizinan tertentu.
pembangunan daerah (Mardiasmo, 2008). (3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah
Salah satu usaha untuk mewujudkan yang dipisahkan
kemandirian suatu bangsa atau negara Undang-undang Nomor 33 tentang
dalam pembiayaan pembangunan dapat Perimbangan Keuangan Antara
dilakukan dengan menetapkan pajak. Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun
Menurut Mardiasmo (2009:5) jenis 2004, mengklasifikasikan jenis hasil
pajak dapat dikelompokkan menjadi (1) pengelolaan kekayaan daerah yang
menurut golongan, (2) menurut sifat, (3) dipisahkan, dirinci menurut objek
menurut lembaga pemungutnya. Menurut pendapatan yang mencakup bagian laba
golongannya, pajak dikelompokkan atas penyertaan modal pada perusahaan
menjadi dua yaitu pajak langsung dan milik daerah/BUMD, bagian laba atas
pajak tidak langsung. Menurut sifatnya penyertaan modal pada perusahaan milik
pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak negara/BUMN dan bagian laba atas
subjektif dan pajak objektif. Menurut penyertaan modal pada perusahaan milik
lembaga pemungutan, pajak dibedakan swasta.
atas pajak Negara atau pajak pusat dan (4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang
pajak daerah. Pajak daerah mempunyai sah
peranan ganda yaitu sebagai sumber Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004
pendapatan daerah (budegtary) dan Tentang Perimbangan Keuangan Antara
sebagai alat pengatur (regulatory). Fungsi Pemerintah Pusat dan Daerah,
penerimaan (budgeter) yaitu pajak menjelaskan tentang Pendapatan asli
berfungsi sebagai sumber dana yang Daerah yang sah, disediakan untuk
diperuntukkan bagi pembiayaan menganggarkan penerimaan daerah yang
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. tidak termasuk dalam jenis pajak daerah,
Sedangkan fungsi pengatur (regulatory) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
pajak berfungsi sebagai alat untuk yang dipisahkan. Peraturan Pemerintah
mengatur melaksanakan kebijakan di Nomor 58 Tahun 2005 tentang
bidang sosial dan ekonomi (Rahardjo, Pengelolaan Keuangan Daerah,
2010:72) menyatakan bahwa lain-lain pendapatan
(2) Retribusi daerah daerah yang sah merupakan seluruh
Retribusi daerah adalah pungutan pendapatan daerah selain PAD dan dana
sebagai pembayaran atas jasa yang perimbangan, yang meliputi hasil
disediakan oleh pemerintah daerah penjualan aset daerah yang tidak
(Suandy, 2008:239). Menurut Halim dipisahkan, penerimaan jasa giro,
(2008:97), retribusi daerah merupakan pendapatan bunga deposito, tuntutan
pendapatan daerah yang meliputi retribusi ganti kerugian daerah dan komisi,
pelayanan kesehatan, retribusi pemakaian potongan dan selisih nilai tukar rupiah.
kekayaan daerah, retribusi pasar grosir Menurut Mardiasmo (2002:134)
atau pertokoan, retribusi penjualan efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya
produksi usaha daerah, retribusi izin suatu organisasi mencapai tujuannya.
trayek kendaraan penumpang, retribusi Apabila suatu organisasi telah berhasil
air, retribusi jembatan timbang, retribusi mencapai tujuannya maka organisasi
kelebihan muatan dan retribusi perijinan tersebut dikatakan telah berjalan efektif.
pelayanan dan pengendalian. Menurut Efektivitas digunakan untuk membantu
Mangku Soebroto (1985:182) retribusi menganalisis sejauh mana realisasi
adalah pungutan pemerintah karena penerimaan daerah berhasil mencapai
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

potensi atau target yang harus dicapai Berdasarkan UU No 33 Tahun 2004


pada satu periode tertentu. Tentu setiap tentang Perimbangan Keuangan Antara
daerah mengharapkan penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah,
realisasi pendapatannya mencapai atau Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari
bahkan melebihi target yang ditetapkan. pajak daerah, retribusi daerah,
Dengan terpenuhinya target yang telah pengelolaan kekayaan daerah yang
terpenuhi artinya daerah tersebut telah dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah,
mampu mencapai tujuannya dengan dan keempat bagian tersebut merupakan
efektif. Menurut Mahsun (2006:187) rasio sumber-sumber pembentuk Pendapatan
efektivitas menggambarkan kemampuan Asli Daerah (PAD). Rasio efektivitas
pemerintah dalam merealisasikan digunakan untuk melihat kemampuan
pendapatan asli daerah yang pemerintah daerah dalam mencapai
direncanakan dibandingkan dengan target realisasi atas target yang diberikan. Rasio
yang ditetapkan berdasarkan potensi riil kontribusi digunakan untuk mengetahui
daerah. seberapa besar peran masing-masing
Analisis Kontribusi digunakan untuk sumber PAD dalam pembentukan PAD itu
mengetahui seberapa besar peranan sendiri. Proses analisis PAD ini
seluruh pendapatan asli daerah dalam menggunakan data aktual dan riil Tahun
meningkatkan penerimaan daerah Anggaran 2009-2013.
sehingga dengan adanya data tersebut Selain menganalisis Pendapatan Asli
dapat memberikan gambaran yang jelas Daerah (PAD) menggunakan data aktual
mengenai tindakan atau kebijakan yang dan riil yang telah ada, dan juga akan
harus dilakukan pemerintah daerah dalam membuat estimasi atau prediksi PAD
usaha meningkatkan peran seluruh Kabupaten Buleleng untuk tahun 2014
penerimaan daerah (Abdul Halim, 2002). dengan menggunakan analisis trend
Model trend biasanya digunakan dengan berdasar data tahun 2009-2013.
untuk memprediksi suatu persoalan Dengan analisis trend ini memungkinkan
(membuat ramalan jangka panjang), untuk melakukan estimasi dan
adapun bentuk umum dari model trend menganalisis data pada tahun-tahun
linier ini dinyatakan dengan persamaan selanjutnya. Masing-masing sumber PAD
= a + bX (Supangat, 2007:168). Analisis tahun anggaran 2009-2013 akan dianalisis
trend merupakan suatu metode analisis menggunakan analisis trend, sehingga
yang ditujukan untuk melakukan suatu menemukan persamaan trend. Setelah itu,
estimasi atau peramalan pada masa yang persamaan trend tersebut akan digunakan
akan datang. Secara teoristis, dalam untuk menghitung dan mengestimasi
analisis time series yang paling sumber-sumber PAD pada tahun
menentukan adalah kualitas atau anggaran 2014. Sumber PAD tersebut
keakuratan dari informasi atau data yang akan dicari besar efektivitas dan
diperoleh serta waktu atau periode dari kontribusinya dalam tahun anggaran 2014.
data tersebut dikumpulkan. Jika data yang Hasil dari perhitungan ini diharapkan
dikumpulkan tersebut semakin banyak dapat bermanfaat dan menjadi bahan
maka semakin baik pula estimasi atau pertimbangan bagi pihak atau lembaga
peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, yang membidangi pendapatan daerah.
jika data yang dikumpulkan semakin
sedikit maka hasil estimasi atau METODE
peramalannya akan semakin buruk. Penelitian ini termasuk jenis
Pendapatan Asli Daerah (PAD) penelitian deskriptif. Variabel yang terlibat
merupakan pemasukan finansial yang dalam penelitian ini yaitu sumber-sumber
diperoleh dari berbagai sektor dan sumber pembentuk Pendapatan Asli Daerah
daya yang dimiliki oleh suatu daerah. (PAD) yang terdiri dari pajak daerah,
Peningkatan PAD ini penting bagi suatu retribusi daerah, hasil pengelolaan
daerah karena itulah sumber untuk dapat kekayaan daerah yang dipisahkan dan
melaksanakan berbagai macam program lain-lain PAD yang sah.
guna pembangunan daerah.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

Subjek penelitian ini adalah 1. Rasio Efektivitas dan Kontribusi


Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Tahun 2009-2013
Sedangkan objek penelitiannya adalah
laporan realisasi Pendapatan Asli Daerah Tabel 1 Efektivitas Sumber PAD Tahun
(PAD) Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2009-2013.
Anggaran 2009-2013. Sumber
Efektivitas Keterangan
Jenis data yang digunakan adalah PAD
data kuantitatif. Sumber data yang Pajak Sangat
111,61%
digunakan adalah data sekunder. Sumber Daerah Efektif
data dalam penelitian ini adalah arsip Retribusi Sangat
124,34%
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Daerah Efektif
Kabupaten Buleleng. Data yang Kekayaan Sangat
108,03%
digunakan adalah laporan realisasi Daerah Efektif
pendapatan daerah Kabupaten Buleleng Lain-lain Sangat
105,97%
tahun anggaran 2009-2013 yang terdiri PAD Efektif
dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil Sumber: Data diolah
pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
dan lain-lain PAD yang sah. Berikut adalah rincian efektivitas
Teknik analisis data yang digunakan masing-masing sumber PAD.
dalam penelitian ini adalah (1) rasio (1) Efektivitas pajak daerah Tahun
efektivitas, (2) rasio kontribusi, dan (3) Anggaran 2009-2013 rata-rata
analisis trend. sebesar 111,61%, dengan perolehan
terbesar terjadi pada tahun 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 120,50%.
Hasil (2) Efektivitas retribusi daerah Tahun
Kabupaten Buleleng merupakan Anggaran 2009-2013 rata-rata
daerah berbukit yang membentang di sebesar 124,34%, dengan perolehan
bagian selatan, sedangkan di bagian utara terbesar terjadi pada tahun 2010
merupakan dataran rendah. menjadikan sebesar 143,93%.
Kabupaten Buleleng memiliki berbagai (3) Efektivitas hasil pengelolaan
macam jenis produk pertanian dan kekayaan daerah yang dipisahkan
perkebunan yang dapat dihasilkan. Tahun Anggaran 2009-2013 rata-rata
Tanaman padi dan palawija, buah-buahan sebesar 108,03%, dengan perolehan
seperti mangga, rambutan, alpokat, terbesar terjadi pada tahun 2011
pisang, jeruk, sawo, durian, jambu, sebesar 126,82%.
papaya, nenas, salak, anggur, semangka, (4) Efektivitas lain-lain PAD yang sah
strawberry, dan melon tersebar diseluruh Tahun Anggaran 2009-2013 rata-rata
wilayah Kabupaten Buleleng. Serta sayur- sebesar 105,97%, dengan perolehan
sayuran yang dominan dihasilkan di terbesar terjadi pada tahun 2010
Kecamatan Sukasada. Kabupaten sebesar 112,11%.
Buleleng memiliki potensi dalam sektor Tabel 2 Kontribusi Sumber PAD Tahun
perikanan. Penangkapan ikan laut dan Anggaran 2009-2013.
budidaya produk laut seperti ikan kerapu, Sumber
mutiara, dan rumput laut sudah banyak Kontribusi Keterangan
PAD
dilakukan. sektor perdagangan sangat Pajak
berkembang di Kota Singaraja, dilihat dari 22,81% Sedang
Daerah
menjamurnya berbagai macam pertokoan Retribusi
kecil, hingga mall yang tersebar di 20,20% Sedang
Daerah
Kabupaten Buleleng. (Buleleng dalam Kekayaan Sangat
Angka, 2013). 9,08%
Daerah Kurang
Lain-lain
43,13% Baik
PAD
Sumber: Data diolah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

Berikut adalah kontribusi masing- 3. Estimasi Efektivitas dan Kontribusi


masing sumber PAD yang dijelaskan Sumber PAD Tahun Anggaran 2014.
sebagai berikut. Tabel 4 Estimasi Efektivitas Sumber PAD
(1) Kontribusi pajak daerah Tahun Tahun Anggaran 2014.
Anggaran 2009-2013 cukup Sumber
Efektivitas Keterangan
berfluktuasi pada setiap tahunnya. PAD
Rata-rata kontribusi pajak daerah Pajak
terhadap PAD sebesar 22,81% 92,37% Efektif
Daerah
dengan kontribusi tertinggi diberikan Retribusi
pada tahun 2013 sebesar 36,04% 104,82% Sangat Efektif
Daerah
(2) Kontribusi retribusi daerah Tahun Kekayaan
Anggaran 2009-2013 juga berfluktuasi 105,36% Sangat Efektif
Daerah
pada setiap tahunnya. Rata-rata Lain-lain
kontribusi pajak daerah terhadap PAD 121,17% Sangat Efektif
PAD
sebesar 20,20% dengan kontribusi Sumber: Data Diolah
tertinggi diberikan pada tahun 2009
sebesar 58,48%. Proyeksi efektivitas sumber PAD
(3) Kontribusi hasil pengelolaan tahun 2014 juga dikategorikan sangat baik
kekayaan daerah yang dipisahkan dengan rata-rata keseluruhan 110,89%.
Tahun Anggaran 2009-2013 juga Penerimaan terbesar diperoleh dari lain-
berfluktuasi pada setiap tahunnya. lain PAD yang sah sebesar 121,17%.
Rata-rata kontribusi pajak daerah
terhadap PAD sebesar 9,08% dengan Tabel 5 Estimasi Kontribusi Sumber PAD
kontribusi tertinggi diberikan pada Tahun Anggaran 2014.
tahun 2011 sebesar 10,25%. Sumber
Kontribusi Keterangan
(4) Kontribusi lain-lain PAD yang sah PAD
Tahun Anggaran 2009-2013 Pajak
36,17% Baik
berfluktuasi pada setiap tahunnya. Daerah
Rata-rata kontribusi pajak daerah Retribusi
7,80% Sangat Kurang
terhadap PAD sebesar 43,13% Daerah
dengan kontribusi tertinggi diberikan Kekayaan
7,62% Sangat Kurang
pada tahun 2010 sebesar 57,61%. Daerah
Lain-lain
55,95% Sangat Baik
2. Hasil Analisis Trend Tahun 2014 PAD
Tabel 3 Estimasi/Peramalan Sumber PAD Sumber: Data Diolah
Tahun Anggaran 2014. Kontribusi terbesarnya diperoleh
Sumber PAD Estimasi/Peramalan dari lain-lain PAD yang sah dengan besar
Pajak Daerah Rp. 63.710.878.993 55,95%. Sedangkan kontribusi terkecil
Retribusi adalah kekayaan daerah dengan 7,62%.
Rp. 13.738.298.342
Daerah
Kekayaan Pembahasan
Rp. 13.412.804.290
Daerah Berdasarkan hasil dari analisis
Lain-lain rasio efektivitas sumber-sumber
Rp. 98.540.319.818
PAD penerimaan PAD yang telah dilakukan,
Sumber: Data Diolah dapat dikemukakan bahwa sumber-
sumber PAD memiliki tingkat efektivitas
Hasil estimasi sumber PAD tahun yang sangat baik selama Tahun Anggaran
2014 semuanya mengalami peningkatan 2009-2013. Hal itu diketahui dari rata-rata
dari tahun sebelumnya kecuali retribusi tingkat efektivitas masing-masing sumber
daerah dengan perolehan terbesar dari PAD pada tahun anggaran tersebut
lain-lain PAD yang sah. mencapai lebih dari 100% dan berada
pada kategori sangat efektif.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

Tingkat efektivitas suatu Tujuan analisis trend adalah untuk


penerimaan PAD sebaiknya selalu tinggi mengetahui perubahan posisi keuangan
atau mencapai target yang telah atau kinerja suatu perusahaan, dalam hal
ditetapkan. Hal ini penting dalam ini adalah pemerintah daerah yang
kaitannya dengan pembiayaan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
penyelenggaraan sistem pemerintahan dalam pengambilan keputusan. Analisis
yang sumber dananya juga berasal dari trend juga dapat digunakan untuk
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Efektivitas mengestimasi/memproyeksikan sumber
yang tinggi merupakan salah satu PAD dalam jangka waktu panjang.
keberhasilan suatu organisasi. Hal ini Penelitian sebelumnya terkait analisis
senada dengan pendapat Mardiasmo trend pernah dilakukan oleh Maxwel
(2002:134) yang menyatakan efektivitas Taluke (2013) yang melakukan penelitian
adalah ukuran berhasil tidaknya suatu pada PAD di Kabupaten Halmahera Barat.
organisasi mencapai tujuannya. Penelitian
sebelumnya juga telah dilakukan oleh PENUTUP
Bobby (2014) yang menggunakan rasio Simpulan dari penelitian ini adalah
efektivitas dalam melakukan penelitian sebagai berikut.
pada dinas pengelola keuangan daerah (1) Sumber-sumber penerimaan
Blitar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilihat
Berdasarkan perhitungan dari hasil perhitungan rasio efektivitas
kontribusi sumber-sumber PAD maka secara keseluruhan menunjukkan
dapat ditemukan hasil bahwa lain-lain tingkat efektivitas yang sangat efektif.
PAD yang sah merupakan penyumbang Retribusi daerah memperoleh
terbesar kedalam Pendapatan Asli Daerah efektivitas tertinggi dengan 124,34%,
(PAD) di Kabupaten Buleleng. Maka daeri lalu pajak daerah 111,61%, kekayaan
itu sumber-sumber PAD yang memiliki daerah 108,03% dan terakhir lain-lain
kontribusi besar terhadap penerimaan PAD 105,97%. Sedangkan kontribusi
PAD harus tetap dijaga konsistensinya sumber PAD terhadap PAD
bahkan ditingkatkan. Namun tidak serta Kabupaten Buleleng selama Tahun
merta meninggalkan sumber penerimaan Anggaran 2009-2013 didominasi oleh
yang lainnya karena potensi suatu daerah penerimaan yang bersumber dari lain-
tidak hanya terletak pada satu atau lain PAD yang sah dengan total rata-
sebagian sumber. rata 43,13% yang dikategorikan
Sesuai dengan yang disampaikan memiliki kontribusi yang baik.
Abdul Halim (2002) analisis kontribusi Selanjutnya pajak daerah, retribusi
digunakan untuk mengetahui seberapa daerah dan kekayaan daerah masing
besar peranan seluruh pendapatan asli dengan kontribusi 28,94%, 20,20%
daerah dalam meningkatkan penerimaan dan 9,08%.
daerah. penelitian sebelumnya terkait (2) Hasil proyeksi sumber-sumber PAD
rasio kontribusi juga pernah dilakukan oleh untuk Tahun Anggaran 2014
Bobby (2014) dalam penelitiannya pada menunjukkan bahwa hanya retribusi
dinas pengelola keuangan daerah Blitar. daerah yang memperoleh hasil
Analisis trend untuk masing- estimasi negatif dibandingkan dengan
masing sumber PAD pada tahun 2014 tahun lalu. Selebihnya pajak daerah
tidak semua mengalami kenaikan. pengelolaan kekayaan daerah dan
Berbeda dengan ketiga sumber lain-lain PAD menunjukkan hasil yang
penerimaan PAD lainnya yang positif dengan proyeksi yang melebihi
menunjukkan hasil positif pada estimasi dari tahun sebelumnya.
tahun 2014 dengan menunjukkan (3) Efektivitas sumber PAD yang telah
peningkatan dari tahun sebelumnya. diproyeksikan dalam Tahun Anggaran
Retribusi daerah adalah satu-satunya 2014 menunjukkan hasil yang sangat
sumber penerimaan PAD yang diestimasi baik. Retribusi daerah, pengeloalaan
akan mengalami penurunan. kekayaan daerah dan lain-lain PAD
dikategorikan ke dalam efektivitas
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

yang sangat baik, masing-masing Hidayat, Paidi dan Sirojuzilam, 2006.


104,82%, 125,21 dan 121,17. Kajian Tentang Keuangan Daerah
Sedangkan efektivitas pajak daerah Kota Medan di Era Otonomi Daerah.
sebesar 92,37 dengan kategori efektif. Jurnal Wahana Hijau, Vol. 2, No.1.
Kontribusi sumber-sumber PAD yang
diestimasi ke dalam Tahun Anggaran Mahmudi, 2007. Analisis Laporan
2014 menunjukkan lain-lain PAD Keuangan Pemerintah Daerah.
sebagai penyumbang terbesar pada Yogyakarta: UUP STIM YKPN
PAD Kabupaten Buleleng sebesar
51,34%, disusul dengan pajak daerah Mahsun,Mohammad, 2006, Pengukuran
sebesar 33,19%, kekayaan daerah Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:
8,31% dan terakhir retribusi daerah BPFE
7,16%.
Saran dari hasil penelitian ini Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor
adalah (1) pengawasan penerimaan PAD Publik. Yogyakarta: Andi Offset
harus diperketat agar tidak ada oknum
yang memanfaatkannya, sehingga Mohammad Riduansyah, 2003, Kontribusi
hasilnya dapat digunakan dengan bijak pajak daerah dan retribusi daerah
untuk pembangunan daerah (2) Terhadap pendapatan asli daerah
memberikan perhatian yang lebih (PAD) dan anggaran Pendapatan
terhadap sumber PAD yang memberikan dan belanja daerah (APBD) guna
kontribusi besar tanpa mengabaikan mendukung Pelaksanaan Otonomi
sumber penerimaan yang lain, dan (3) Daerah (Studi Kasus Pemerintah
membuat peraturan daerah baru yang Daerah Kota Bogor), Makara, Sosial
sesuai dengan perkembangan dan Humaniora, Vol. 7, No. 2, Desember
kondisi, agar mendapatkan pemasukan 2003, Pusat Pengembangan dan
daerah dari sumber-sumber penerimaan Penelitian, Fakultas Ilmu Sosial dan
yang baru. Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
Depok 16425, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmitha, Rahardjo, 2010, Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktek
Pembangunan Kawasan dan Tata Pemerint ahan dan Otonomi Daerah.
Ruang, PT. Graha Ilmu, Jakarta. Edisi Revisi. PT Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Andi, Supangat. 2007. Statistika: Dalam
Kajian Deskriptif Inferensi dan Non Sadono Sukirno, 1994. Pengantar Teori
Parametrik Jakarta: Kencana Makroekonomi, Pt. Raja Grafindo
Prenada Media Group Persada, Jakarta

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Suandy, Erly. 2006. Perpajakan Edisi 2.
Daerah. Salemba Empat. Jakarta Salemba Empat.

, 2004. Manajemen Keuangan Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode


Daerah. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
UPP AMP YKPN.
Sukmadinata. , 2006. Metode Penelitian
Halim, Abdul. 2008. Auditing I. Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Yogyakarta: UPP AMR YKPN. Bandung

Haris, Syamsuddin. 2005. Desentralisasi Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik,


dan Otonomi Daerah. Jakarta : LIPI Untuk Keuangan dan Pembangunan
Pres Daerah. Andi. Yogyakarta
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)

Widjaja, HAW. 2003. Titik Berat Otonomi


Pada Daerah Tingkat II. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta

...(2001). Daerah Otonom. Jakarta:


PT Raya Grafindo Persada.

S-ar putea să vă placă și