Dalam peraturan perundang-undangan dinyatakan bahwa PDTT adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif. Seperti kasus pengaduan masyarakat terhadap dugaan korupsi mantan Bupati Minahasa Selatan di Amurang yang membuat BPK harus melakukan audit investigatif. Tujuan audit investigatif ini di latar belakangi untuk mengetahui dan menentukan apakah Temuan Laporan pengaduan masyarakat terhadap dugaan korupsi oleh mantan pejabat Bupati Minahasa Selatan di Amurang atas pengadaan kendaraan kendaraan dinas roda empat dan roda dua, dana bencana alam dan dana beasiswa memiliki cukup bukti dan memenuhi syarat untuk diidentifikasi sebagai Tindak Pidana Korupsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lebih jelasnya oyek penyimpangan yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut: a. Mark Up pembelian mobil dinas (kendaraan bermotor roda empat) b. Mark Up pembelian motor dinas (kendaraan bermotor roda empat) c. Dana Bencana Alam d. Dana Beasiswa Metode Pemeriksaan Audit investigatif ini bisa dikelompokkan sebagai audit yang dilaksanankan secara reaktif, karena audit dilaksanakan setelah menerima atau mendapatkan informasi dari pihak lain mengenai kemungkinan adanya tindak kecurangan dan kejahatan . Sifat dari pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh BPK ini adalah reviu. Artinya bahwa pengujian yang dilakukan untuk menyatakan simpulan dengan tingkat keyakinan negatif bahwa tidak ada informasi yang diperoleh pemeriksa dari pekerjaan yang dilaksanakan, menunjukkan bahwa pokok masalah tidak sesuai dengan kriteria dalam semua hal yang material. Untuk mewujudkan hal tersebut tim audit investigatif telah melakukan prosedur pemeriksaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan sesuai dengan undang-undang serta standar pemeriksaan dari SPKN. Seperti melakukan reviu dokumen (contoh: Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah APBD Tahun 2004 Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, dokumen-dokumen pengadaan Kendaraan Dinas Roda Empat dan Roda dua, Dana Bencana Alam dan Dana Beasiswa Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan di Amurang), wawancara (melakukan wawancara kepada instansi/pihak-pihak terkait dengan kasus yang diselidiki) dan observasi fisik. Hasil audit investigatif ini menunjukkan bahwa ada penyimpangan, modus operandi, dan indikasi unsur tindak pidana yang menunjukkan adanya tindakan korupsi. Temuan Pemeriksaan ini juga sudah dikonfirmasikan kepada pihak-pihak yang telibat untuk menkomunikasikan kondisi yang terjadi. Hasil Pemeriksaan Dari 4 obyek audit, Tim Audit Investigatif berkesimpulan telah terjadi penyimpangan dalam pengadaan kendaraan dinas roda empat pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan di Amurang. Pokok modus operandi secara singkat adalah Drs. H.D. Woworuntu, menyetujui dan menandatangani persetujuan prinsip penunjukan langsung tanpa lelang dan pengesahan atas penetapan harga, Drs. O.W. Ch. Tumondo melakukan pengadaan kendaraan dinas kantor Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan tanpa melalui evaluasi harga terlebih dahulu, sehingga mengakibatkan terjadi kemahalan harga atas pengadaan tersebut. Adapun pihak yang terlibat adalah Sdr. Ari Suroto (Kepala Cabang PT. Astra Internasional Tbk Daihatsu Manado). Hasil temuan pemeriksaan tesebut belum di konsultasikan dengan Tim Konsulen Hukum BPK-RI untuk mengetahui apakah Tim Konsulen Hukum berpendapat bahwa kasus ini telah terindikasi terjadinya tindak pidana korupsi. Sehingga, tim tersebut tetap harus menunggu pendapat Tim Konsule Hukum segera diserahkan kepada pihak Kejaksaan untuk diteruskan dalam tingkat penyidikan. Namun sudah terdapat unsur-unsur positif yang meringankan, yaitu pihak rekanan (Sdr. Ari Suroto, Pimpinan Cabang PT. Astra Internasional Tbk Daihatsu Manado) telah menyadari kesalahannya dan telah bersedia menyetor ke Kas Daerah atas kerugian daerah akibat perbuatannya sebesar Rp407.790.000,00, sesuai dengan bukti surat tertanggal 14 Desember 2005. Tim audit investigatif ini juga memeriksa sistem pengendalian intern Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan. Dalam audit dengan tujuan tertentu, pemeriksa tidak diharuskan untuk memberikan rekomendasi. Langkah pencegahan untuk masa depan juga diberikan sebagai bentuk perbaikan. Adapun diantaranya sebagai berikut: 1. Sistem Pengendalian Intern Rekomendasi : Untuk menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan ini, Bupati seharusnya menciptakan sistem pengendalian manajemen yang baik dengan memanfaatkan sistem dan prosedur atau mekanisme saling uji. 2. Kelemahan Proses Penunjukan Langsung Rekomendasi : Untuk menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan ini, dianjurkan Bupati agar menciptakan mekanisme saling uji diantara pelaksanaan kegiatan dengan memberikan pembanding dari proses pengadaan serta mewajibkan membuat laporan pertanggungjawaban secara berkala. 3. Panitia Pengadaan Barang tidak melakukan tugas dan fungsi dengan baik Rekomendasi : Untuk menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan ini, Bupati agar menciptakan sistem dan prosedur mekanisme saling uji dan secara berkala memantau pelaksanaannya 4. Tim Seleksi Beasiswa tidak melaksanakan tugas dengan baik Rekomendasi : Bupati agar secara berkala memantau pelaksanaan kegiatan seleksi dan penyaluran dana beasiswa prestasi maupun bantuan pendidikan bagi mahasiswa perguruan tinggi.