Sunteți pe pagina 1din 16

1.

Memahami Dan Menjelaskan Tentang Konsep Keluarga

a. Memahami Dan Menjelaskan Definisi Keluarga


Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli:
1) Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, kakek, dan nenek.
2) Logans (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
3) Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai arti sebagaimana unit individu.
4) Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
5) Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan
dan mempertahankan suatu budaya.
6) Johnsons (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus,
yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan
mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
7) Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau
yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus,
biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan
adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
8) Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua
sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang
lainnya).

9) Bentler et. Al (1989)


Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai
kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan
perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan, dan memberikan asuhan untuk
berkembang.
10) National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama
dalam satu rumah.
11) Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran, dan tugas.
12) BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya.
13) Depkes (1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan
14) WHO (1996)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adaptasi, atau perkawinan.
15) Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

Jadi keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman,1998).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,2004).

b. Memahami Dan Menjelaskan Bentuk Keluarga

TRADISIONAL
1) Nuclear Family atau Keluarga Inti
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll).
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

NON TRADISIONAL
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri.

3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners).
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

c. Memahami Dan Menjelaskan Fungsi Keluarga

Menurut WHO (1978)


Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi kebutuhan
gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara anggota
keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga; memberikan
identitas keluarga.
Fungsi sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.
Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga;
pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang (misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua)
Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.

Menurut Friedman (1998)


Fungsi affective
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling
mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas individu; rasa
aman.
Fungsi sosialisasi peran
Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial
dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat; sasaran untuk kontak sosial
di dalam atau di luar rumah.
Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan keluarga
sampai dengan pengalokasian dana.
Fungsi perawatan kesehatan
Konsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit sebagai
tujuan kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang mandiri.

Menurut Undang-Undang (1992) membagi fungsi keluarga sebagai berikut


1. Fungsi keagamaan
Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota
keluarga,
Menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-
hari bagi seluruh anggota keluarga,
Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran
agama,
Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang
tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,
Membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.
2. Fungsi Budaya adalah
Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya
masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak
sesuai,
Membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari pemecahan
masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
Membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan
kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia,
Membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya
masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
3. Fungsi Cinta kasih adalah
Menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada
diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan tingkah
laku secara optimal dan terus menerus,
Membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun
antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif,
Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam
keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang,
Membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
4. Fungsi perlindungan
Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari rasa
tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
5. Fungsi reproduksi
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik
bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.
Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam
hal usia , kedewasaan fisik dan mental,
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan
jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak, dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga,
Mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
6. Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,
Menyadari ,merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat
tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik dan
permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun
sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang
perlu dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik
fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
7. Fungsi Ekonomi
Adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan
keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup keluarga, mengelola
ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselamatan dan keseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan
orang tua diluar rumah dan perhatiaanya terhadap anggota rumah tangga bejalan
serasi, selaras, dan seimbang, membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga
sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

8. Fungsi Pelestarian Lingkungan


Adalah membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga,
membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi,
selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.

d. Memahami Dan Menjelaskan Dinamika Keluarga


Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut
dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun
kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya
dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya.
Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiriyang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapatdan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur
bagaimanamereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai
sistemnilai keluarga.
Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

e. Memahami Dan Menjelaskan Siklus Kehidupan Keluarga


Duvall (1067) mengklasifikasikan siklus kehidupan keluarga menjadi 8 tahap yaitu :
1) Tahap awal perkawinan (newly married), suatu pasangan yang baru saja kawin dan
belum mempunyai anak.
2) Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child), keluarga tersebut telah
mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang.
3) Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia prasekolah (30 bulan sampai
6 tahun).
4) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school), keluarga
tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah (6-13 tahun).
5) Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager), keluarga tersebut
telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20 tahun).
6) Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as
launching centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga, dimulai oleh anak
tertua dan diakhiri oleh anak terkecil.
7) Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua anak telah
meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
8) Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah berusia lanjut
sampai dengan meninggal dunia.

f. Memahami Dan Menjelaskan Struktur Keluarga


1) Dominasi jalur hubungan darah

a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku
di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang
salah satu suku yang yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati & Dermawan,
2008)

Ciri-ciri struktur keluarga


1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga
memiliki peran dan pungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.
Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota
sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung
jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak semena-
mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga.
3) Perbedaan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota
keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran
ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.

g. Memahami Dan Menjelaskan Genogram


Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan
antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang
mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta
hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan,
anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan
pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik
antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta
informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk
menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu
dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada
kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa
keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap
kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi
keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.

Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :


a. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara
kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
b. pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
2. Memahami dan menjelaskan Diagnosis Holistik

Holistik yakni memandang manusia sebagai mahkluk biopsikososial pada


ekosistemnya. Manusia terdiri dari komponen organ, nutrisi, kejiwaan dan
perilaku. Diagnosa holistik adalah tata cara diagnosa yang memperhatikan
berbagai aspek yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien yang
bersangkutan.
Diagnosis Holistik : kegiatan untuk mengidentifikasikan dan menentukan dasar
dan penyebab (disease), luka (injury), serta kegawatan yang diperoleh dari keluhan
riwayat penyakit pasien, pemeriksaan penunjang dan penilaian internal dan eksternal
dalam kehidupan pasien dan keluarganya. Holistik merupakan salah satu konsep yang
meliputi dimensi personal, fisik, psikologi, sosial, dan spiritual dalam penanggulangan
dan pencegahan penyakit. Dalam pendekatan holistik, dipercayai bahwa kesehatan
seseorang tidak hanya bergantung pada apa yang sedang terjadi secara fisik pada tubuh
seseorang, tetapi juga terkait dengan kondisi psikologi, emosi, sosial, spiritual, dan
lingkungan.
Pendekatan holistik tidak hanya mengobati gejala tetapi juga mencari penyebab
dari gejala. Pendekatan holistik untuk pengobatan pasien telah dikemukakan
oleh Percival di dalam bukunya pada tahun 1803. Kasus kesehatan dari setiap individu
perlu pendekatan secara holistik (menyeluruh). Selain individu sebagai objek kasus,
juga terkait dengan aspek fisik (biologis), psikologis, sosial, dan kultural serta
lingkungan. Masalah kesehatan individu merupakan suatu komponen dari sistem
pemeliharaan kesehatan dari individu yang bersangkutan, individu sebagai bagian dari
keluarga, dan sebagai bagian dari masyarakat yang meliputi aspek biomedis,
psikologis, aspek pengetahuan , sikap dan perilaku,aspek sosial dan lingkungan.

5 aspek diagnosis holistik yaitu:


a. Aspek personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, dan persepsi pasien
b. Aspek klinis: masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan gejala dan tanda
c. Aspek resiko internal: pengaruh genetik, gaya hidup, kepribadian, usia, gender
d. Aspek resiko eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan (keluarga, tempat kerja,
tetangga, dan budaya)
e. Derajat fungsional: kualitas hidup pasien. Dengan menggunakan penilaian skor 1-5,
berdasarkan disabilitas pasien, yaitu:

Aktivitas menjalankan fungsi sosial


dalam kehidupan Skor Keterangan

Mandiri dalam perawatan diri, bekerja di


Mampu melakukan pekerjaan seperti 1 dalam dan luar rumah
sebelum sakit

Mampu melakukan pekerjaan ringan Mengurangi aktivitas kerja kantor


2
sehari-hari di dalam dan luar rumah
Mampu melakukan perawatan diri, Mandiri dalam perawatan diri, tidak mampu
tetapi tidak mampu melakukan 3 bekerja ringan
pekerjaan ringan
Dalam keadaan tertentu masih
Tidak melakukan aktivitas kerja, tergantung
mampu merawat diri, tapi sebagian 4 pada keluarga
besar aktivitas hanya duduk dan
berbaring
Perawatan diri oleh orang lain, hanya Tergantung pada pelaku rawat
5
berbaring pasif

3. Memahami Dan Menjelaskan Konsep Dan Fungsi Keluarga Dalam Islam


Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan
keluarganya sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah
kepada Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam
sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul Al-Ati dalam
bukunya The Family Structure in Islam definisi keluarga dilihat secara operasional
adalah: Suatu struktur yang bersifat khusus yang satu sama lain mempunyai ikatan khusus,
baik lewat hubungan darah atau pernikahan. Perikatan itu membawa pengaruh pada adanya
rasa saling berharap (mutual expectation) yang sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan
dengan kekuatan hukum serta secara individual saling mempunyai ikatan batin.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami
istri dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun
demikian menurut Abdul Al Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka
tempat tinggal. Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal
yang sama. Adanya rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih
penting dari unsur tempat tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan
masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan
hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan
tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya
adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang.
Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)

Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri
itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu
maka ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya
dan membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah
wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang
bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan
mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu
nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terus-
menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada
beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali.
Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian
yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada.
Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu
tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu
padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)

Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri
mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin,
pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan
harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta
memperhatikan diri dan rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih
sayang, pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Juga mengakui kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu
seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek
ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan
mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR.
Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)

Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam
bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).

4. Memahami Dan Menjelaskan Hak Dan Kewajiban Keluarga Dalam Merawat


Anggota Keluarga Yang Sakit Dalam Islam

Kewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit:


1) Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah
Subhanahu wa Taala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya.
Itu yang lebih baik baginya.
2) Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap,
yaitu takut akan siksa Allah Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan rahmat
Allah Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits dari Anas bin Malik
Radhiyallahuanhu yang mengatakan:

3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin
mati. Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahuanha, bahwa Rasulullah
Shallallahualaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala Abbas
Radhiyallahuanhu (paman Rasulullah) menderita sakit, hingga Abbas berangan-
angan ingin mati.
4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan
kepada yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia
berwasiat (kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahualaihi wa Sallam
berkata:

Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri atau hartanya,
hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar
tidak pula dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan
kepada orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosa-
dosa orang yang bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.
5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam:





Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya
sesuatu yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di
sisinya.
Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma berkata: Tidaklah berlalu satu malam sejak aku
mendengar RasulullahShallallahualaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah
kutulis wasiatku. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus
Sunan maupun yang lain.
6) Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak
menerima warisan darinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)


kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan
karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertakwa. (Al-Baqarah: 180)
7) Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.
8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang muslim. Jika
tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang jujur) non muslim dengan diminta agar
keduanya bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan persaksiannya.
9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat
yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini
tidak boleh dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan.
Dan telah dijelaskan pula oleh RasulullahShallallahualaihi wa Sallam dengan
penjelasan yang paling sempurna, ketika beliau berkhutbah pada haji Wada. Kata
beliau:

Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak, dan tidak
ada wasiat bagi ahli waris.
10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain,
seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat
agar melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya
firman Allah Subhanahu wa Taala:






Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (An-Nisaa: 7)
11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam:

Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak
ada asal darinya, maka ia tertolak.
12) Ketika banyak terjadi kebidahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini.
Begitu pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk
kewajiban seorang muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan
kematiannya) dan agar dikuburkan berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi
Shallallahualaihi wa Sallam), sebagai pengamalan terhadap firman Allah Subhanahu
wa Taala (At-Tahrim: 6)

Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya

Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan
sandaran. Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa
materiil sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan
spiritual sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk
si sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang
menjenguknya) menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan
kepadanya, dan mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor spiritual ini
akan memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah.
Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya
merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka
pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits
Nabawi menganjurkan "menjenguk orang sakit"
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan berikanlah
makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (H.R. Bukhari)

Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam:


1) Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam kepadanya.
2) Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu.
3) Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia.
4) Apabila ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu.
5) Apabila ia sakit, tengoklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia.
(H.R. Muslim)

Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang
sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan
membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya
hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan
tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati,
memberikan dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.

S-ar putea să vă placă și