Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
221
Abstract
This research aims to: (1) Assess and evaluate the pattern containedsystem in the Securing of National Vital
Objectsby Vital Object Security Directorate of Polda Kalimantan Selatan; and (2) Assess and evaluate the
obstacles in the Securing of National Vital Objects by Vital Object Security Directorate of Polda
Kalimantan Selatan. It can be concluded that: 1. The system pattern contained in the Securing of National
Vital Objects by Vital Object Security Directorate of Polda Kalimantan Selatan not stated clearly and
explicitly in the legislation pam obvitnas, but in the Presidential Decree No. 63 of 2004 on the Securing of
National Vital Security Object there is described that pattern Sispamobvitnas, they are: (1) The main
executor of the system Securing of National Vital Objek is obvitnas management authority, in this case the
Police through Dirpamobvit; (2) Police are obliged to provide security assistance obvitnas; (3) priority
preemptive and preventive activities; (4) in an integrated and simultaneous shared obvitnas managers
implement security systems obvitnas; and (5) and against obvitnas is an organic part of or including the
military, the security environment remain to be implemented, although the security environment outside
Obvitnas or process interruption handling defense and security. 2. The obstacles in the Securing of National
Vital Objects by Vital Object Security Directorate of Polda Kalimantan Selatan, they are: (1) Lack of
quality personnel guard PT. Pertamina (Persero) BBM Terminal Banjarmasin due to lack of professional
recruitment system; (2) Insufficient number of security officers compared to the vulnerability of the region;
(3) Infrastructure security Obvit Of Polda Kalimantan Selatan are limited;(4) The lack of security
coordination between Ditpamobvit Polda Kalimantan Selatan with regional security managers of the
company, and the company's internal security guard at the Police Post.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji dan mengevaluasi pola sistem yang terkandung dalam sistem
pengamanan Obvitnas olehDirektoratPengamanan Objek Vital Polda Kalimantan Selatan,dan(2)mengkaji
dan mengevaluasi hambatan dalam pengamanan obvitnas oleh Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda
Kalimantan Selatan. Hasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwa: 1. Pola sistem yang terkandung dalam sistem
pengamanan Obvitnas oleh Ditpamobvit Polda Kalimantan Selatan tidak disebutkan secara jelas dan
tersurat dalam peraturan perundangan pamobvitnas, namun dalam Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun
2004 tentang Pengamanan Obvitnas ada dijelaskan bahwa pola sistem Pamobvitnas, yaitu: (1) Pelaksana
utama Pamobvitnas adalah otoritas pengelola obvitnas, Polri sendiri melalui Dirpamobvit; (2) Polri
berkewajiban memberi bantuan pengamanan obvitnas; (3) mengutamakan kegiatan preemtif dan preventif;
(4) dan secara terpadu dan simultan bersama dengan pengelola obvitnas melaksanakan Sispamobvitnas;
dan (5) obvitnasbagianorganikatautermasuk lingkungan TNI maka pengamanan tetap dilaksanakan oleh
TNI, pengamanan diluar lingkungan Obvitnasdalam penanganan gangguan keamanan. 2. Hambatan
pengamanan Obvitnas Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Kalimantan Selatan yang teridentifikasi
yaitu: (1) kurangnya kualitas personil Satpam PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Banjarmasin akibat
sistem rekrutmennya kurang profesional; (2) kurangnya jumlah petugas keamanan dibandingkan tingkat
kerawanan kawasan; (3) sarana prasarana pengamanan Obvit Polda Kalimantan Selatan yang terbatas; (4)
kurangnya koordinasi pengamanan antara Ditpamobvit Polda Kalimantan Selatan dengan pengelola
keamanan kawasan perusahaan.
1
http://polmas.wordpress.com/2010/12/21/strate 2
http://www.metro7.co.id/2014/02/objek-vital-
gi-pengamanan-objek-vital-nasional/ diakses pada negara-pt-adararo-harus.html. diakses pada tgl. 15-
tgl.05-02-2015. pukul 14.15 Wita. 05-2015. Pukul 15.32 Wita.
Army Fuad H.: Pengamanan Obvitnas Oleh Ditpam Obvitnas.....223
kawasan, lokasi, bangunan, instalasi dan juga aset miliknya (harta benda, pekerjaan,
usaha yang bersifat strategis karena gangguan dan data), ikatan keluarga, orang yang dicintai
terhadap Obvitnas tersebut sangat (afiksasi), dan kondisi lingkungan sosialnya.
berpengaruh terhadap hajat orang banyak dan Kaitannyadengan tugas pengamanan
kepentingan nasional. Dampak gangguan dan Obvitnas oleh Polri dapat diartikan bahwa
ancaman terhadap obvitnas dapat Polri melalui Ditpamobvit Polda Kalimantan
mengakibatkan terjadinya bencana Selatan harus bekerjasama dengan berbagai
kemanusiaan dan rusaknya hasil pihak, seperti pengelola obvitnas, kementerian
pembangunan nasional, kekacauan lembaga non departemen terkait, Pemerintah
transportasi dan komunikasi, terganggunya Daerah, TNI(AD, ALRI, dan AURI), satuan
pelaksanaan pemerintahan dan pengamanan internal, organisasi massa atau
ketatanegaraan, terancamnya keamanan dan lembaga swadaya masyarakat, insan Pers, dan
pertahanan, dan sebagainya.4 masyarakat.
Keamanan tersebut dapat dipahami Dasar kebijakan pengamanan
dari arti luas dan arti sempit seperti Obvitnas oleh Polri melalui Ditpamobvit
penjelasanHadiman bahwa keamanan dalam Polda Kalimantan Selatan sebagaimana
arti luas adalah merupakan keamanan yang termuat dalam Nota Kesepahaman antara PT.
berkaitan dengan keamanan negara, Pertamina (Persero) dengan Polri diantaranya:
sedangkan keamanan dalam arti sempit adalah 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
merupakan keamanan yang berkaitan dengan Indonesia Tahun 1945; 2) Kitab Undang-
objek keamanan itu sendiri, seperti keamanan Undang Hukum Pidana (KUHP); 3) Kitab
kampung, keamanan sekolah, dan keamanan Undang-Undang Hukum Acara Pidana
5
industri. Di samping ada yangjuga (KUHAP); 4) Undang-Undang Nomor 22
mengartikan bahwa keamanan merupakan Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;
keadaan yang memberikan perlindungan 5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
kepada seseorang dari segala ancaman, bebas tentang Kepolisian Negara Republik
dari ketakutan, kekhawatiran, keraguan, dan Indonesia; 6) Keputusan Presiden Nomor 63
ada perasaan kepastian dan keselamatan. tahun 2004 tentang Pengamanan Obvitnas; 7)
Cakupan keamanan itu sendiri tidak terbatas Peraturan Presiden Nomor 52 tahun 2010
pada keamanan lahir dan batin saja, tetapi tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
4
Kepolisian Negara Republik Indonesia; 8)
Surat Keputusan Kapolri Nomor Pol: Skep
738/X/2005. Tanggal 13 Oktober 2005 tentang Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Pedoman Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional.
5
Hadiman.Et.al. 2010.Materi Mata Kuliah Mineral No : 1762 K/07/MEM/2007 tanggal
Manajemen Sekuriti Fisik.Jakarta: Program KIK
UIAngkatan XIV.hlm.3. 09 Mei 2007 tentang Pengamanan Obvitnas di
Army Fuad H.: Pengamanan Obvitnas Oleh Ditpam Obvitnas.....225
Sektor Energi dan Sumber Daya Minerral; 9) (Persero) dalam upaya pengamanan obvitnas,
Surat Keputusan Kapolri No. Pol: Skep/738/ khususnya aset operasional, produksi dan
X/2005 tentang Pedoman Sistem Pengamanan distribusi BBM.7
Obvitnas; 10) Peraturan Kapolri Nomor 21 Dalam skala wilayah Kalimantan
tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Selatan, PT. Pertamina (persero) Terminal
Tata Kerja Satuan Organisasi tingkat Markas BBM Banjarmasin melaksanakan kesepakatan
Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; bersama bantuan perkuatan pengamanan di
11) Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 Lingkungan PT. Pertamina (persero) Terminal
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja BBM dengan Ditpamobvit Polda Kalsel
Satuan Organisasi tingkat Kepolisian Daerah; dengan Nomor: 023/F16433/2015-SO Nomor:
12) Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 B/01/I/2015/Ditpamobvit tanggal 01 Januari
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja 2015. Yang mendasari PT. Pertamina
Satuan Organisasi tingkat Kepolisian Resor; (persero) Terminal BBM Banjarmasin
13) Peraturan Kapolri Nomor 24 tahun 2007 dijadikan kawasan obvitnas adalah karena
tentang Sistem Manajemen Pengamanan memiliki aset-aset strategis seperti aset-aset
Organisasi, PT. PERTAMINA (Persero) hulu migas dan geothermal, kilang minyak
Pemasaran Kalimantan dan/atau Instansi/ (tanki timbun) yang berjumlah 17 unit dengan
6
Lembaga Pemerintah. rincian 4 tanki timbun premium, 2 tanki
Langkah pengamanan obvitnas timbun korosene, 6 tanki timbun solar, 2 tanki
strategis disektor energi yang dikelola PT. timbun pertamax dan 3 tanki timbun avtur.
Pertamina (Persero) seperti aset hulu migas, Kemudian terdapat Filling Shed berjumlah 13
geothermal, kilang minyak, terminal BBM, unit dengan rincian 3 Filling Shed premium, 3
hingga SPBU yang dipakai untuk Filling Shed korosene, 5 Filling Shed solar, 1
menyalurkan kebutuhan BBM nasional. Filling Shed pertamax dan 1 Filling Shed
Dalam hal ini, baik TNI maupun Polri telah avtur. Sedangkan dermaga untuk bersandar
melaksanakan kerja-sama dengan PT. kapal tanker berjumlah 3 dermaga. Apabila
Pertamina (Persero), dimana penandatanganan terjadi gangguan/ancaman keamanan maka
dilakukan antara Direktur Utama Pertamina berpotensi menimbulkan dampak yang sangat
dengan Panglima TNI dan Kapolri. Nota serius terhadap ketahanan energi di wilayah
kesepahaman ini dimaksudkan guna mengatur Kalselteng sehingga menjadi pertimbangan
kerjasama antara TNI/Polri dan PT. Pertamina yang mendasari PT. Pertamina (persero)
6
Nota Kesepahaman Antara PT. Pertamina
(Persero) dengan Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 09/C00000/2011-S0 Tanggal20 April
7
2011. Ibid.
226 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
area di kawasan Obvitnas meliputi, lokasi PT. Pertamina (persero) Region IV Terminal
produksi, pemukiman, gudang, tempat-tempat BBM Banjarmasin mulai dari masuk dan
lainnya yang berada di lingkungan kawasan; keluar jam operasional serta pengawalan
b) Lingkungan luar kawasan, meliputi, batas kegiatan pengecekkan di area terbatas seperti
bangunan dengan pagar terluar dan batas area Kilang Minyak (Tanki Timbun BBM)
pemukiman penduduk. dan Felling Sheed.
Menurut penulis, pola pengamanan Menurut Sadjijono, pelaksanaan
yaitu bentuk pengamanan secara langsung fungsi preventif dan represif dari kepolisian
berupa penempatan Anggota Ditpamobvit dilakukan dalam rangka memelihara
Polda Kalsel mengenakan seragam dinas PDL keamanan, ketertiban dan ketentraman dalam
Sus (lengan panjang) berpangkat briptu masyarakat, yang pada gilirannya dalam
sampai bripka menggunakan APD (alat menjamin kelangsungan, kelestarian
pelindung diri) sesuai dengan aturan dalam masyarakat itu sendiri.9 Sifat pengamanan itu
PT. Pertamina (persero) Terminal BBM sendiri yaitu pengamanan terbuka dengan
Banjarmasin melaksanakan penjagaan pada mengenakan seragam dinas Polri PDL Sus
Pos A (Pos Utama) di Depan Gerbang Keluar (lengan panjang) menggunakan upaya-upaya
Masuk area perusahaan sebanyak 3 (tiga) premtif seperti sosialisasi tentang bahaya
Personil. Sedangkan pola pengamanan secara yang akan timbul di area obvitnas dan
tidak langsung berupa pemantauan dan keselamatan berlalu lintas di jalan tatap muka
pengawasan yang dilakukan oleh 2 (dua) secara terbatas dan share kepada para sopir
Perwira Pengawas/Pengendali maupun mobil tanki BBM. Upaya-upaya preventif
Perwira Koordinator berpangkat Pamen yang dilakukan berupa patroli jalan kaki
(Perwira Menengah) di Kantor Ditpamobvit sebanyak 2 (personil) Ditpamobvit Polda
Polda Kalsel dan Kantor Induk PT. Pertamina Kalsel di area terbatas/terlarang.
(persero) Terminal BBM Banjarmasin Mengenai audit sispamobvitnas,
dibuktikan dengan surat perintah yang Ditpamobvit Polda Kalsel belum
dikeluarkan oleh Direktur Pamobvit Polda melaksanakan karena belum adanya pelatihan/
Kalsel. pendidikan kejuruan yang diadakan oleh
Metode pengamanan yang dilakukan Mabes Polri, Ditpamobvit Polda Kalsel hanya
Ditpamobvit Polda Kalsel berupa melaksanakan supervisi atau asistensi ke
pengamanan dan pengawasan serta pihak obvit/obvitnas yang salah satunya ke
pemantauan terhadap pejabat-pejabat PT. PT. Pertamina (persero) Terminal
Pertamina (persero) Terminal BBM
9Sadjijono. 2007. Hukum Kepolisian : Polri dan Good
Banjarmasin seperti Operasional Head (OH) Governance. LaksBang Mediatama. Hal.23.
228 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
Banjarmasin. Kegiatan supervisi yang pernah Obvitnas atau proses penanganan gangguan
dilakukan meliputi pembaharuan kerjasama kriminalitas.10
(MoU) berupa penambahan isi kerjasama
(addendum), pengecekkan kesiapan personil Standar Operasional Pelaksanaan
Pengamanan Obvitnas Ditpam Obvit
Ditpamobvit maupun satuan pengamanan
PoldaKalsel
(satpam), pengecekkan situasi kerawanan di
area terbatas (tangki timbun dan Felling shed) Polri dalam memberikan pelayanan
dan koordinasi sistem pengamanan yang masyarakat sesuai dengan penjelasan Pasal 1
sudah berjalan. Peraturan Kapolri Nomor1 Tahun 2009
Pola pengamananyang terkandung tentang Penggunaan Kekuatan dalam
dalam sistem pamobvitnas tidak ada Tindakan Kepolisian, bahwa Polri adalah alat
disebutkan secara tersuratdalam pasal-pasal negara yang berperan memelihara keamanan
peraturan perundangan mengenai dan ketertiban masyarakat, menegakkan
pengamanan Obvitnas, namun dari hukum, serta memberikan perlindungan,
pembahasan dan penjelasan dan berdasarkan pengayoman dan pelayanan kepada
peraturan pelaksana yaitu Keputusan Presiden masyarakat guna terpeliharanya keamanan
Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan dalam negeri. Pengamanan dan tindakan
Objek Vital Nasional bahwa pola system aparat Polri untuk penggunaan kekuatan
pengamanan Obvitnasitu sendiri ada secara tindakan kepolisian berdasarkan prinsipnya
tersirat disebutkan yaitu : 1) Pelaksana utama dapat digolongkan yaitu: 1) Legalitas (harus
pengamanan Obvitnas adalah otoritas sesuai hukum); 2) Nessesitas ( penggunaan
pengelola obvitnas, dalam hal ini Polri melalu kekuatan memang perlu diambil); 3)
Direktorat Pengamanan Objek Vital Proporsionalitas (dilaksanakan seimbang
(Ditpamobvit); 2) Polri berkewajiban antara ancaman dan tindakan); 4) Kewajiban
memberikan bantuan pengamanan obvitnas; Umum (Petugas bertindak dengan penilaiaan
3) Mengutamakan kegiatan preemtif dan sendiri berdasarkan situasi dan kondisi yang
preventif; 4) Secaraterpadu dan simultan bertujuan menciptakan kamtibmas); 5)
bersama pengelola obvitnas melaksanakan Preventif (mengutamakan pencegahan); 6)
Sistem Pengamanan Obvitnas
(Sispamobvitnas); 5) Terhadap obvitnas yang
merupakan bagian organik atau termasuk
dalam lingkungan dari TNI, pengamanan
10
Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep / 738
tetap dilaksanakan oleh TNI dan Polri wajib / X / 2005 Tanggal 13 Oktober 2005. Pedoman Sistem
Pengamanan Objek Vital Nasional.Banjarmasin:
membantu pengamanan diluar lingkungan Ditpamobvit Polda Kalsel.
Army Fuad H.: Pengamanan Obvitnas Oleh Ditpam Obvitnas.....229
Masuk akal (tindakan diambil dengan alasan Banjarmasin dan sekitarnya terjadi gangguan
logis dari ancaman yang dihadapi).11 keamanan, namun tidak berpengaruh
Dalam hal ini, situasi keamanan di langsung atau signifikan terhadap
lingkungan PT. Pertamina (Persero) Terminal operasional/kegiatan penyimpanan dan
BBM Banjarmasin terdiri dari kondisi aman, distribusi BBM, dengan indikator sebagai
kondisi rawan dan kondisi sangat rawan, yang berikut :a) Terjadi gangguan seperti
sejalan dengan eskalasi situasi dinamis di meningkatnya kasus pencurian asset
tengah masyarakat. Sebagai landasan perusahaan, penganiyaaan, perselisihan,
bertindak bagi unsur Ditpamobvit Polda tuntutan karyawan dan atau masyarakat,
Kalimantan Selatan dan Satpam internal ancaman terror, serta meningkatnya
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM kriminalitas; b) Terjadi gangguan atas
Banjarmasin, maka indikator eskalasi perusahaan namun operasional masih
keamanan tersebut dapat dirumuskan sebagai berjalan; c) Timbul keresahan, protes atau
berikut:12 Pertama, Situasi Aman (Situasi mogok kerja pekerja atau non pekerja
Hijau). Situasi aman yaitu keadaan dimana yangterkait kerja denganPT. Pertamina
situasi kondisi di lingkungan PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Banjarmasin, aksi
(Persero) Terminal BBM Banjarmasin dalam protes masyarakat namun tidak menyebabkan
keadaan normal, tertib dan aman, dengan terganggunya operasional/ kegiatan
indikator sebagai berikut : a) Gangguan penyimpanan dan distribusi BBM.
Kamtibmas yang terjadi dalam skala kecil dan Ketiga, Situasi Sangat Rawan (Situasi
relatif tidak mengganggu Operasional; b) Merah). Situasi sangat rawan adalah suatu
Operasional perusahaan berjalan normal dan situasi atau keadaan di lingkungan PT.
semua fungsi berjalan sesuai prosedur; c) Pertamina (Persero) Terminal BBM
Kehidupan masyarakat di sekitar wilayah Banjarmasin terjadi gangguan yang dapat
kerja PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM berubah sangat cepat menjadi keadaan darurat
Banjarmasin berjalan normal. dan memerlukan suatu antisipasi atau
Kedua, Situasi Rawan (Situasi tindakan cepat atau luar biasa karena dapat
Kuning). Situasi rawan adalah yaitu keadaan mengakibatkan yang sangat membahayakan,
dimana situasi kondisi di lingkungan PT. dapat berupa kerugian yang besar, kerusakan
Pertamina (Persero) Terminal BBM massal/korban jiwa dan asset perusahaan,
dengan indikator sebagai berikut :a) Intensitas
11
Mitra Bintibmas. 2000. Membangun Polisi gangguan di lingkungan PT. Pertamina
Profesional. Jakarta: Bina Dharma Pemuda. hlm.14.
12
Wawancara dengan AKBP Guno Pitoyo, S.Ik (Persero) Terminal BBM Banjarmasin
selaku Kabag Binopsnal Ditpamobvit Polda
Kalsel.Tanggal 05 Agustus 2015. semakin meningkat sehingga operasional
230 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
belum ada tindak lanjut dari Mabes Polri Pertamina (persero) Terminal BBM
dalam pembentukan Satpamobvit jajaran Banjarmasin yang dilaksanakan setiap 2 jam
Polda Kalsel, dalam hal koordinasi ke tingkat sekali secara bergantian.
wilayah masih berkoordinasi dengan Unit Secara administrasi, perjanjian
Pamobvit Jajaran Polda Kalsel. kerjasama antara Ditpamobvit Polda Kalsel
Koordinasi antara Ditpamobvit Polda dengan PT. Pertamina (persero) Terminal
Kalsel dengan Unit Pamobvit Jajaran Polda BBM melalui MoU. Kerjasama penyusunan
Kalsel mengenai permintaan data obyek pembuatan MoU dilaksanakan setahun sekali
wisata, kawasan obvit dan obvitnas, lembaga mengingat masa berlaku pelaksanaan
negara, perwakilan asing, penerimaan dan pengamanan selama setahun dan dapat
pengelolaan dana Non APBN dari pihak diperpanjang sistem pelaporan hasil
ketiga yang dituangkan dalam laporan pengamanan dilaksanakan setiap awal bulan
bulanan dan laporan penerimaan dana Non dengan pergantian personil sebulan sekali.
APBN dilaporkan setiap awal bulan dengan Kedua belah pihak wajib membuat laporan
kriteria tanggal 1 sampai dengan tanggal 5 hasil pelaksanaan tugas beserta dokomentasi
tepat, tanggal 6 sampai dengan tanggal 10 kegiatan. Namun, dari hasil wawancara
terlambat dan lebih tanggal 10 menghambat dengan petugas keamanan sering kali
dalam pelaksanaan administrasi pelaporan. pembuatan laporan mengalami keterlambatan
Menurut penulis, pelaporan setiap awal bulan dikarenakan kualitas petugas pengamanan
sering mengalami keterlambatan sehingga kurang menguasai teknologi seperti komputer.
evaluasi administrasi pelaporan dapat Koordinasi berikutnya yaitu mengenai audit
menghambat pelaporan ke tingkat Mabes sispamobvitnas. Hasil penelitian yang didapat,
Polri. Ditpamobvit Polda Kalsel belum pernah
Koordinasi antara Ditpamobvit Polda melaksanakan audit sispamobvitnas di PT.
Kalsel dengan PT. Pertamina (persero) Pertamina (persero) Terminal BBM
Terminal BBM Banjarmasin berupa back-up Banjarmasin dikarenakan personil
pengamanan. Pengamanan utamanya terletak Ditpamobvit Polda Kalsel belum mempunyai
pada petugas keamanan (security internal) sertifikat sebagai auditor. Jadi selama
yang melaksanakan penjagaan pada Pos A melakukan kerjasama dilaksanakan supervisi
(Pos keluar masuk area) dan Pos B (keluar ke pengelola obvitnas mengenai evaluasi
masuk pengisian mobil tanki). Anggota pelaksanaan tugas pengamanan.
Ditpamobvit Polda Kalsel melaksanakan Koordinasi yang baik berpengaruh
pengamanan pada Pos A (Pos keluar masuk terhadap pelaksanaan petugas keamanan.
area) dan patroli ke area obvitnas PT. Hubungan yang baik adalah menjalin dan
234 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
jelas koordinasi dengan pihak kepolisian Terminal BBM. Menurut penulis, pembuatan
dengan pengelola obvitnas dirasa masih laporan secara rutin tidak terlalu sulit bahkan
belum optimal. menyesuaikan format yang sudah ada, namun
Ditingkat pengawasan dalam situasi dalam pengambilan dokumentasi kegiatan di
aman dilakukan secara terus menerus dalam area mengalami kesulitan karena
terhadap kesiapan dan kesiagaan personil barang elektronik dilarang masuk di area
satuan pengamanan (satpam) PT. Pertamina terlarang yang akan mengakibatkan timbulnya
(persero) Terminal BBM, sedangkan ditingkat percikan api yang dapat membahayakan
polda fungsi pengawasan berada pada keselamatan jiwa.
Karoops polda. Pada situasi rawan dan sangat Berdasarkan studi dokumen yang ada
rawan terdiri dari tim pengawas dari polda/ bahwa faktor yang mempengaruhi sistem
polres dan satuan pengamanan (satpam) keamanan PT. Pertamina (Persero) Terminal
meliputi perencanaan pengamanan, BBM Banjarmasin berdasarkan kajian Teori
pelaksanaan dan pengakhiran dari segala SWOT sebagai berikut: Pertama, Strengths
kegiatan pengamanan. Dari fakta di lapangan (kekuatan), berupa : a) Dukungan dan
yang didapat, koordinasi selama ini hanya koordinasi dengan pihak pengelola keamanan
melalui Dirpamobvit Polda Kalsel, oleh internal; b) Pembangunan pos di lingkungan
karena itu diperlukan koordinasi yang baik kawasan menjadi 5 pos dengan jumlah 17
antara Karoops Polda Kalsel dengan personil; c) Selain didukung oleh aparat
Dirpamobvit Polda Kalsel. Ditpamobvit Polda Kalimantan Selatan,
Tahap koordinasi berikutnya yaitu perusahaan juga memperkerjakan petugas
tahap evaluasi dan laporan. Tahap ini keamanan yang direkrut dari badan usaha jasa
pengelola maupun pihak kepolisian wajib pengamanan.
membuat laporan hasil kegiatan kemudian Kedua, Weakness (kelemahan), terdiri:
dilaporkan secara berjenjang ke satuan atasan a) Berdasarkan hasil penelitian bahwa pos-pos
masing-masing.laporan ini berupa laporan jaga yang ada di kawasan PT. Pertamina
rutin yang dibuat setiap sebulan sekali (Persero) Terminal BBM Banjarmasin sudah
dikarenakan pergantian anggota pengamanan ada yang dilengkapi dengan sarana kamera
dari Ditpamobvit Polda Kalsel dilakukan pengawas (CCTV). Penempatannya sesuai
sebulan sekali tiap awal bulan atau tanggal dengan kegiatan keluar masuk distribusi
1.Laporan berikutnya yaitu laporan insidentil BBM.Namun di sudut Dermaga III masih
yaitu dalam situasi rawan dan sangat rawan, kurangnya penempatan CCTV dalam
laporan dibuat sesuai perkembangan situasi di memonitor lalu lalang kedatangan kapal
wilayah kerja PT. Pertamina (persero) tanker dari alur Sungai Barito; b) Hasil
236 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
penelitian saat ini tidak ada dukungan mobil komunikasi (HT/Telepon). Alat komunikasi
patroli namun ada mobil digunakan keperluan berfungsi sebagai alat kendali operasional
operasional lain, maka untuk itu perlunya pengamanan dan untuk menyampaikan suatu
pengadaan unit kendaraan patroli roda 2 pesan/informasi secara cepat kepada
maupun roda 4. Karena dengan kendaraan pimpinan. Alat komunikasi yang di
patroli tersebut mobilitas pengawasan akan pergunakan antara lain HT dan telepon.
lebih efektif dan mudah terawasi; c) Jumlah Mengingat tidak seluruh anggota keamanan
kekuatan anggota keamanan masih diperlukan memiliki atau menggunakan alat tersebut; g)
mengingat kawasan yang vital dan memiliki Alat deteksi (metal detector, search
lokasi potensi rawan ancaman dan gangguan. mirror/alat deteksi manual). Alat deteksi
Berdasarkan temuan bahwa anggota jaga search mirror berfungsi sebagai alat deteksi
pengamanan yang terdiri dari manual dan sebagai alat mengetahui adanya
17anggota.Sistem penjagaan terdiri dari 4 bahaya/ancaman (seperti ada bom).Metal
regu, 1 regu terdiri 4 atau 5 anggota detector berfungsi sebagai alat deteksi logam
keamanan. Jam kerja dibagi 4 shift, yaitu (senjata tajam/api) yang diindikasikan dibawa
shift I dimulai dari jam 08.00 Wita sampai oleh seseorang dan masuk ke kawasan.
dengan jam 16.00 Wita, kemudian shift II Ketiga, Opportunities (peluang).
dimulai dari jam 16.00 Wita sampai jam Kebijakan pimpinan (pengelola jasa
24.00 Wita, selanjutnya shift III dari jam pengamanan) dalam membangun sarana
24.00 Wita sampai dengan jam 08.00 Wita. pengamanan, pengaturan jadwal jaga dan
Shift IV melaksanakan istirahat menunggu menetapkan komandan regu jaga.
tugas jaga berikut; d) Lampu penerangan. Keempat, Threats (ancaman).
Lampu penerangan berfungsi sebagai alat Masyarakat yang tinggal disekitar kawasan
bantu saat melakukan pengawasan pada pada umumnya memasuki kawasan sudah
malam hari serta menghindarkan seseorang terbiasa. Kondisi tersebut ditakutkan ada
dari keinginan untuk melakukan penerobosan orang yang memanfaatkan kesempatan
atau pencurian di area kawasan. Lampu tersebut dengan menyusup dengan
penerangan yang ada disetiap sudut pagar mengatasnamakan masyarakat sekitar.
namun tidak menutup kemungkinan adanya Faktor-faktor yang mempengaruhi
bahaya dari masyarakat yang masuk lompat pengamanan PT. Pertamina (Persero)
jalur lainnya; e) Alat proteksi. Alat proteksi Terminal BBM Banjarmasinyang berkaitan
yaitu pemasangan finger point dimaksud dengan hambatan koordinatif berdasarkan
kendaraan yang masuk dapat terdeteksi secara Teori SWOT yang telah dikemukakan di atas
aman dan terekam datanya; f) Alat dapat diidentifikasi sebagai berikut : Pertama,
Army Fuad H.: Pengamanan Obvitnas Oleh Ditpam Obvitnas.....237
personil Ditpamobvit, pengaturan jadwal jaga pengamanan khusus maupun keadaan darurat
dan menetapkan komandan regudari (emergency management) dilakukan mengacu
Ditpamobvit Polda Kalimantan Selatan yang pada tindakan-tindakan Kepolisian
dianggap memang mampu dan profesional sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam
menjalankan tugas tersebut. peraturan perundangan terkait pengamanan
Keempat, Ancaman: a) Jumlah dan keamanan nasional. Pengamanan oleh
Penduduk. Jumlah penduduk sekitar kawasan aparat keamanan umumnya menangani
PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM berbagai masalah sosial yang terjadi dan
Banjarmasin bertambah banyak. Hal ini dirasakan mengganggu, menghambat atau
berpotensi terjadinya kerawanan sosial, salah mengancam kehidupan sosial masyarakat
satunya akibat pengangguran yang akan yang berada di kawasan maupun diluar
berdampak buruk bagi pelaksanaan kawasan. Masalah atau ancaman di kawasan
pengamanan kawasan perusahaan; b) Budaya obvitnas tentu sangat berbeda dari setiap
Masyarakat. Ancaman utama yang dihadapi kawasan, sehingga penanganannyapun
yaitu akses masuk pintu lain, dimana warga bervariasi, misalnya mulai dari penanganan
yang tinggal disekitar kawasan terbiasa kegiatan rutin, kegiatan khusus maupun
memasuki kawasan lewat akses jalan penanganan masalah kontijensi (keadaan
belakang yang ada pintu daruratnya. Hal ini darurat).
dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh oknum Berdasarkan kajian analisa SWOT
untuk menyusup kawasan. terhadap penyelenggaraan pengamanan PT.
Pertamina (Persero) Terminal BBM
Hambatan Sarana dan Prasarana Banjarmasin dapat dikemukakan bahwa
Pengamanan Obvitnas oleh Ditpam Obvit
meskipun telah ditetapkannya Keputusan
Polda Kalsel
Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang
Sistem pengamanan nasional berupa Pengamanan Obyek Vital Nasional dan
obvitnas, kawasan industri, perusahaan pedoman tata laksana sistem pengamanan
Negara atau swasta seperti PT. Pertamina obyek vital nasional, namun implementasi
(Persero) Terminal BBM Banjarmasin sistem pengamanan obvitnas masih belum
merupakan bagian dari managemen keamanan optimal. Banyak aspek pengamanan kawasan
(security management) yang diterapkan di PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM
Indonesia pada umumnya dan sistem Banjarmasinyang belum sesuai dengan SOP
pengamanan objek vital (Pam Obvit) oleh pengamanan obvitnas yang ditetapkan, serta
Polri pada khususnya. Sistem pengamanan rawan terhadap ancaman gangguan
yang umumnya mencakup pengamanan rutin, keamanan, seperti ancaman serangan
Army Fuad H.: Pengamanan Obvitnas Oleh Ditpam Obvitnas.....239
terorisme yang dapat berdampak serius shift III dari jam 24.00 wib sampai dengan
terhadap keamanan nasional. Selain itu, jam 08.00 wib. Shift IV melaksanakan
anggota Ditpamobvit Polda Kalimantan istirahat menunggu tugas jaga berikutnya.
Selatan dan Satpam internal perusahaan juga Kedua, sarana prasarana pengamanan
masih dihadapkan pada beberapa hambatan Obvit Polda Kalimantan Selatan masih
dalam pengamanan PT. Pertamina (Persero) terbatas atau belum tercukupi, diantaranya: a)
Terminal BBM Banjarmasin, antara lain: Jumlah pos penjagaan masih kurang memadai
Pertama, dari segi jumlah petugas keamanan jumlahnya, yaitu hanya ada 3 pos penjagaan
masih kurang apabila dibandingkan dengan padahal sesuai identifikasi kebutuhan sekitar
tingkat bahayanya kawasan PT. Pertamina 5 pos penjagaan. Sesuai dengan Skep Kapolri
(Persero) Terminal BBM Banjarmasin yang nomor 738 tahun 2005 tentang Pedoman
dapat berpotensi timbulnya ancaman dan Sispamobvitnas, Pos utama (Pos A) dengan
gangguan keamanan. Sesuai pedoman penempatan lokasi yang strategis di pintu
sispamobvitnas kekuatan minimal personil masuk utama : bebas pandang, sebagai tempat
pengamanan adalah 4 (empat) regu yang penyeleksian (front office), memiliki fasilitas
terdiri dari 7 sampai 11 orang dengan MCK, memiliki ruang istirahat dan ibadah,
pelaksanaaan tugas sesuai penjadwalan waktu dilengkapi perlengkapan tugas satpam, alat
yang dibagi ke dalam 3 kelompok masing- komunikasi, sistem pemantauan (monitoring
masing selama 8 jam kerja. Berdasarkan system) dan peralatan pertolongan kecelakaan.
temuan diketahui bahwa jumlah petugas Dari hasil pengamatan ditemukan : kaca riben
keamanan belum memenuhi standar warna gelap/hitam tidak tembus pandang,
pengamanan obvitnas yang terdiri dari 17 tidak memiliki ruang istirahat dan tempat
anggota satuan pengamanan apabila ibadah serta peralatan pertolongan kecelakaan
dibandingkan dengan tingkat bahaya kawasan ada namun obat-obatan sudah tidak layak
yang harus diamankan. Dengan adanya pakai (kadaluarsa); b) Jumlah pos jaga ada 3
pembagian tugas jaga menjadi 4 (empat) regu, Pos yaitu Pos Utama (Pos A gerbang depan)
1 (satu) regu terdiri 4 sampai 5 anggota satuan dan Pos B (Pos keluar masuk pengisian mobil
pengamanan. Maka otomatis petugas tangki) sudah dilengkapi sarana kamera
keamanan harus bertanggung jawab akan pengawas (CCTV), namun pada Pos Pelumas
keamanan. Pembagian jam kerja menjadi 4 belum dilengkapi sarana CCTV. Pada titik-
(empat) shift, yaitu shift I dimulai dari jam titik rawan area terlarang seperti tangki
08.00 Wib sampai dengan jam 16.00 Wib, timbun, Filling Shed dan Dermaga II dan III
kemudian shift II dimulai dari jam 16.00 Wib sudah dilengkapi CCTV. Hasil pemantauan
sampai dengan jam 24.00 Wib, selanjutnya ditemukan pada Dermaga I yang menghadap
240 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
sungai barito belum termonitor terhadap penerangan yang dapat menghambat petugas
keluar masuk kapal/kelotok yang sering keamanan saat melaksanakan pengawasan dan
dilewati aktivitas masyarakat yang berbatasan pemeriksaan kawasan pada malam hari. Hasil
dengan pagar PT. Pertamina. Untuk itu temuan di lapangan diketahui tidak semua
penambahan CCTV di titik-titik yang lampu penerangan yang terdapat di setiap
dianggap lokasi rawan gangguan dan sudut pagar berfungsi dengan sempurna
ancaman keamanan yang dimaksud.Selain itu sehingga tidak menutup kemungkinan adanya
belum disediakannya ruang khusus untuk bahaya dari masyarakat yang masuk lompat
memonitor aktivitas keluar masuk pengisian jalur lain; f) Kurang layaknya alat komunikasi
mobil tanki melalui ruang kontrol CCTV dan seperti handy talky (HT), telepon kabel, dan
petugas yang khusus di ruang tersebut. Dari Handphone. Hasil pengamatan yang didapat
hasil pantauan di Kantor Pemasaran atau di Pos A dan Pos B handy talky(HT)
utama, tidak ada ruang khusus untuk ruang mengalami drop baterai karena sering diisi
monitor CCTV, yang memantau adalah semalaman mengakibatkan baterai jadi
ruangan terbuka dari Ruang Chief Security kembung, telepon kabel pada Pos A tidak
bergabung dengan karyawan lainnya dan bisa digunakan karena sambungannya diputus
ruang kerja Operation Head; c) Tidak adanya sehingga dapat menghambat kendali
menara untuk memantau (monitoring system) operasional pengamanan dan untuk
yang dapat memantau dari ketinggian tentang menyampaikan pesan/informasi secara cepat
aktivitas keluar masuk mobil tanki BBM dari kepada pimpinan dan komunikasi antar
Pos A menuju area parkir mobil tanki personel Satpam internal; g) Tidak
kemudian masuk ke Pos B menuju Filling difungsikannya alat deteksi (metal detector,
Shed (pengisian BBM) dan keluar menuju search mirror/alat deteksi manual) dan portal
pendistribusian yang dituju; d) Tidak adanya otomatis. Dari pantauan Pos A search
unit mobil patroli, kendaraan roda dua mirrorterlepas antara ganggang pegangan
maupun sepeda. Sesuai standar dengan cermin deteksi dan berdebu, artinya
sispamobvitnas diperlukan mobil minimal jarang sekali digunakan alat tersebut.Metal
1unit mobil untuk kegiatan operasional.Oleh detector baterainya lemah dan perlu diganti
karena itu diperlukan mobil patroli sehingga dengan yang baru serta berdebu. Portal
dapat mendukung pelaksanaan patroli petugas otomatis yang dikendalikan dari dalam Pos
keamanan dalam rangka memantau dan Auntuk jalur masuk berfungsi dengan baik,
memeriksa situasi dan kondisi kawasan.Di namun pada jalur keluar tidak dapat berfungsi
samping itu perlu difasilitasi dengan bahan dengan baik sehingga dibiarkan terbuka. Pada
bakar yang cukup; e) Masih kurangnya lampu pelaksanaan tugas dapat menghambat
Army Fuad H.: Pengamanan Obvitnas Oleh Ditpam Obvitnas.....241