Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BERKESADARAN
Sumber: Free Ebook from Agung Webe, Melampaui
tenaga dalam, http://sakraindonesia.com
DAFTAR ISI
1. AH ! TENAGA DALAM !
YOGYA, 1 9 8 6
PENDEKAR
PECAHNYA PERGURUAN
JAKARTA 1993
Saya mulai meninggalkan Yogya untuk bekerja di
Jakarta pada tahun 1993. Saya jauh dari teman-teman
yang hampir setiap malam berdiskusi dan berlatih
tenaga dalam. Saya dan beberapa teman waktu itu
juga sempat mendirikan tenaga dalam Rasa Sejati
yang sekarang sudah bubar. Beberapa dari diskusi
kami ada yang menghasilkan pemahaman baru, juga
pertanyaan-pertanyaan baru seputar tenaga dalam.
Yang jadi menggelitik kami waktu itu, karena kami
belum bekerja, seorang teman bertanya, "kalau sudah
bisa mementalkan orang dan matahin besi, bisa
diterima kerja di bank tidak ya?" Kami semua tertawa
dengan sindirannya itu. Tapi betul juga. Kami mulai
berpikir. Apa yang kami lakukan ini sebenarnya
bermanfaat bagi kehidupan kami atau tidak. Dengan
kesibukan baru sebagai karyawan baru, tentunya
banyak menyita waktu saya untuk lebih serius dengan
pekerjaan baru ini.
ILMU KEBAL
MEMECAHKAN BOTOL
TIDAK PUAS
GERAKAN JURUS
APA LAGI ?
KESEHATAN
Latihan tenaga dalam untuk apa? Untuk sehat?
Memang benar, sebagian orang tertarik latihan tenaga
dalam karena iklannya yang bisa menyembuhkan
berbagai penyakit. Teman saya, yang beberapa waktu
yang lalu saya temui dalam keadaan tidak seimbang
jiwanya, mengatakan bahwa pada mulanya dia ingin
latihan tenaga dalam karena iklannya bisa
menyembuhkan penyakit maag seperti yang dia derita
(padahal latihan dengan pola nafas keras seperti itu
tidak cocok untuk penyakit infeksi, seperti saya saat
sakit dulu). Lain halnya kalau tenaga dalam dimaknai
sebagai pelampauan konsentrasi sehingga pola
nafasnya akan lembut, di sana orang yang sakit
kronispun bisa melakukannya. Kembali pada teman
saya. Dia tidak menyadari kalau sebenarnya penyakit
maag dia itu hasil akumulasi masalah yang ada di
kehidupannya. Beban dia sebagai kepala rumah tangga
dan tuntutan anak-anak menjadikan perut dia rentan
terhadap stress. Lalu latihan yang dia jalani tidak
menyelesaikan masalah yang sebenarnya ada di
lapisan kesadaran emosinya. Hasilnya, alam bawah
sadarnya diaduk-aduk dengan pola konsentrasi yang
dijalani. Keseimbangan jiwanya tergannggu dan dia
sekarang untuk sementara berada dalam rehabilitasi
rumah sakit. Seandainya saat itu dia tahu bahwa
penyakit maag itu karena ada masalah di
keseimbangan emosinya, kemudian kalau dia latihan
tenaga dalam dimaknai sebagai katarsis, sebagai
pembersihan dari sampah-sampah emosinya, mungkin
ceritanya akan lain.
JURUS SATU.
Jurus satu atau pertama, adalah menarik tangan
dengan cara menggesekkan dari bagian bawah anus
(kalo dari depan berarti di bawah kelamin), menggesek
selangkangan sampai di perut, kemudian tangan
kembali lagi melewati selangkangan sampai di bawah
anus atau kelamin kalo dari depan. Ini adalah metafor
dari cakra pertama yang digambarkan di ujung tulang
ekor manusia. Dengan jurus satu ini, seharusnya
diberikan pemahaman tentang cakra dasar manusia
yang sedang diolah, yang sedang kita buka.
Pembukaan cakra dasar ini adalah mengoptimalkan
fungsi kesadaran dasar, yaitu makan dan minum.
Dengan maksud setelah latihan jurus dasar ini, saraf
kita terbentuk untuk makan dan minum secukupnya.
Makan di saat lapar, berhenti sebelum kenyang. Tidak
hidup untuk makan. Bukan kerja lalu yang dipikirin
hanya makan dan minum sepuasnya. Setelah cakra
dasar ini terbuka, seseorang akan bisa mengontrol
makan dan minumnya.
JURUS DUA
JURUS TIGA
JURUS EMPAT
JURUS LIMA
Jurus lima dilakukan dengan mengangkat tangan
kanan tinggi di sebelah kanan, seperti mau
mengayunkan pedang. Sementara tangan kiri siap di
tengah dada. Tangan kanan kemudian turun di tengah
dada, bertemu dengan tangan kiri, kemudian bersama-
sama menggesek dada turun melingkar ke pinggang
kiri. Jurus ini masih dalam pengembangan kasih.
Dalam keterkondisian jurus, apabila energi ini
dilempar, orang yang terkena akan berputar-putar.
Metafor ini juga sangat indah. Sebenarnya yang
ditekankan bukan untuk memutar orang. Tetapi
bagaimana kita menyebarkan kasih itu melingkari
tubuh kita. Menyelubungi tubuh kita. Dengan jurus
lima, kita diharapkan bisa melingkari tubuh kita dengan
kasih.
JURUS ENAM
Jurus enam dilakukan sama seperti jurus lima, hanya
saja setelah sampai ketiak, kedua tangan tidak
didorong ke depan melainkan ke bawah seperti
menekan sesuatu. Dalam keterkondisian jurus, apabila
kita di serang dari belakang, orang yang menyerang
akan terpental dari belakang. Sekali lagi, metafor yang
sangat indah. Bukan hal itu yang diharapkan dari jurus
enam ini. Dengan jurus enam ini, kita diharapkan bisa
menyebarkan kasih ke belakang juga. Tanpa kita
mengetahui yang kita tolong. Tanpa kita tahu siapa
yang kita tolong. Kita melakukan sesuatu tanpa
harapan akan dipuja, tanpa harapan akan disanjung.
Lakukan sesuatu karena hal itu memang harus kita
lakukan. Tanpa harapan apapun.
Pengembangan lapisan kesadaran ke empat ini, lapisan
kesadaran kasih, cakra ke empat, menempati tiga
jurus sekaligus. Mengapa? Karena harapan dari
pembuat jurus ini supaya paling tidak kita sampai di
lapisan cakra ke empat. Kita hidup dalam kesadaran
ini. Dalam bahasa agama, kita diseru untuk hidup
dalam kesadaran Muthmainah. Kesadaran Muthmainah
ini adalah kesadaran kasih, kesadaran cakra ke empat.
Kalau hanya lapisan pertama, ke dua dan tiga, hal itu
juga dipunyai oleh binatang. Binatang juga butuh
makan, tidur/kenyamanan dan seks. Binatang tidak
mempunyai lapisan kasih. Apabila kita ingin meningkat
dari binatang, kita harus mengembangkan lapisan
kasih ini, dan kita baru menjadi seorang manusia.
Sungguh indah metafor yang diberikan dari jurus-jurus
tersebut. Kita jangan hanya melihat dari keterkondisian
permainan energi pikiran yang selama ini dikenal di
kalangan tenaga dalam. Marilah kita selami
pemahaman dari jurus, yang akan membawa kita
kepada evolusi jiwa, peningkatan spiritual.
JURUS TUJUH
JURUS DELAPAN
JURUS SEMBILAN
JURUS SEPULUH
KATARSIS
PENDEKAR SEJATI
Biografi
Agung Webe
2. Belajar Mandiri