Sunteți pe pagina 1din 11

Nomor : 2396 /III.

2/0217 Jakarta, 24 Februari 2017


Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemetaan Rumah Sakit dengan
Triase IGD

Yth. Kepala Divisi Regional I-XIII


BPJS Kesehatan
di
Tempat

Menindaklanjuti hasil pertemuan penyusunan Peraturan BPJS Kesehatan tentang


Kegawatdaruratan Medis dalam Program JKN, maka bersama ini disampaikan hal- hal
sebagai berikut;
1. Disepakati bersama oleh seluruh pihak untuk menggunakan indikator
kegawatdaruratan (Emergency Severity Index) sebagai acuan kuantitatif dan kualitatif
dalam penentuan kasus kasus IGD. Indikator ini seyogyanya dilaksanakan dengan
metode triase sesuai Keputusan Menteri Kesehatan nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit.

2. Untuk memastikan implementasi RS maka diminta kepada semua Kantor Cabang untuk
melakukan pemetaan triase IGD dengan mengacu pada format terlampir. Hasil
pemetaan disampaikan ke Grup MPKR pada tanggal 1 Maret 2017 ke email
mpkr@bpjs-kesehatan.go.id

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan


terima kasih.

Kepala Grup
Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

Andi Afdal Abdullah

DH/an/PK.00
Lampiran surat nomor : 2396/III.2/0217
Hal: Pemetaan Rumah Sakit dengan Traise IGD

A. Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban


dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk dirawat
atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

B. Tujuan Triase perawatan gawat darurat


1) Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera, Ini lebih ke perawatan
yang dilakukan di lapangan.
2) Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan
3) Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan.

C. Prinsip-prinsip Triase dan Tata cara melakukan Triase

Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The Right
Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah
terbanyak dengan seleksi korban berdasarkan :

Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit


Dapat mati dalam hitungan jam
Trauma ringan
Sudah meninggal

Triase dilakukan berdasarkan observasi Terhadap 3 hal, yaitu :


1. Pernafasan ( respiratory)
2. Sirkulasi (perfusion)
3. Status Mental (Mental State)
Dalam pelaksanaannya biasanya dilakukan Tag label Triase (Label Berwarna) yang
dipakai oleh petugas triase untuk mengidentifikasi dan mencatat kondisi untuk tindakan
medis terhadap korban.
D. Pengelompokan Triase berdasarkan Tag label

1) Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk sangat
berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera,
mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat
segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya
sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada
tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%
2) Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital
bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II
dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
3) Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak
perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial,
luka-luka ringan
4) Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah.
Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.
E. Penilaian dalam triage

1) Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya


2) Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III,0 dan
selanjutnya
3) Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada A, B, C,
derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
4) Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban

F. Dokumentasi/rekam medis triage

Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera, pertolongan
pertama yang telah diberikan
Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran
Diagnosis singkat tapi lengkap
Kategori triage
Urutan tindakan preoperatif secara lengkap

Perhatian :

Jika fasilitas kurang memadai maka lebih diutamakan yang potensial selamat. Contoh
: jika korban label merah lebih potensial selamat maka label biru dapat berubah
menjadi label hitam
Dalam keadaan bencana, lebih baik memberi bantuan lebih daripada kurang
Pikirkan kemungkinan yang paling buruk sehingga dapat mempersiapkan lebih baik.

Gambar Skema triage rumah sakit


Contoh form TRIASE RSCM
Contoh triase pada RS Premier
Format Pelaporan RS dengan implementasi Triage:

dst sesuai RS pada Divre masing- masing

S-ar putea să vă placă și