Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit jantungkoroner (
PJK ) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting. Di
negara-negara maju dan beberapa negara berkembang seperti Indonesia, PJK merupakan
penyebab kematian utama.Di Amerika Serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50 % dari
penderita PJKmempunyai manifestasi awal Angina Pectoris Stabil ( APS ). Jumlah pasti
penderita angina pectoris ini sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insidens angina pectoris pertahun
padapenderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasijantung
Amerika memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapidata ini
nampaknya sangat kecil biladibandingkan dengan laporan dari dua studi besar dari Olmsted
Country dan Framingham,yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3%
sampai 3.5% daripenderita APS pertahun, atau kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap
penderita infarkmiokard akut Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannya terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komprehensif.
Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infarkmiokard akut dan
kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangisymptom dengan harapan
meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkanriwayat penyakit dan pemeriksaan
awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untukmenderita suatau PJK perlu dilakukan
test secara non invasif maupun invasive untuk
Memastikan diagnosa serta menentukan stratifikasi resiko.Penderita APS dengan
resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu dilakukan
tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki.Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mampumenerapkan keperawatan pada klien dengan angina
pectoris.
B. TUJUAN TEORITIS
1.Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Diperoleh pengetahuan mengenai angina pectoris.
b. Diperoleh gambaran pelaksanaan keperawatan dengan angina pectoris.
2.Tujuan Khusus
a. Mendapat gambaran dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan angina pectoris.
b. Mendapatkan gambaran dalam menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan angina
pectoris.
c. Mendapat gambaran dalam merencanakan asuhan keperawatan pada pasiendengan angina
pectoris
d. Mendapat gambaran dalam melaksanakan evaluasi pada pasien dengan angina pectoris.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Angina pektoris adalah nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia miokard
yang reversibel dan sementara.(Kumar,dkk.2007) .Angina pektoris adalah nyeri hebat yang
berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terahadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke
sel-sel miokardium. ( Corwin, Elizabeth J. 2009).Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis
dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di
dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera
hilang bila aktifitas berhenti.(Sjaifoellah Noer, 2001).Angina Pektoris merupakan nyeri dada
sementara atau perasaan tertekan (kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ). Angina
pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap
miokardium.( Maryllin E. Doengoes. 2002).Angina pektoris merupakan suatu penyakit
berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung
(John F.Knight. 2001).
B. ETIOLOGI
Menurut Kumar,dkk.2007 penyebab terjadinya angina pectoris adalah :
A. Ateriosklerosis
B. Spasme arteri koroner
C. Anemia berat
D. Artritis
E. Aorta Insufisiensi
C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Adapun factor yang menpengaruhi terjadinya angina pectoris menurut Lecture Notes
Kardiologi. Gray, Huon.H, dkk.2008adalah :
1.Dapat Diubah (dimodifikasi)
1) Diet (hiperlipidemia)
2) Rokok
3) Hipertensi
4) Stress
5) Obesitas
6) Kurang aktifitas
7) Diabetes Mellitus
8) Pemakaian kontrasepsi oral
F. PATOFISIOLOGI
Angina pectoris terjadi sebagai konsekuensi dari iskmeik miokard.Pasokan oksigen
gagal memenuhi kebutuhan oksigen, selalu karena penurunan pasokan sebagai akibat aliran
arteri koroner. Faktor utama yang mempengaruhi konsumsi oksigen niokard (MVO2) antara
lain tegangan dinding sistolik, keadaan kontraktil, dan denyut jantung. Subendokard paling
sensitif terhadap iskemia, dan redistribusi perfusi miokard pada stenosis koroner dapa t
berperan dalam suseptibilitas infark subendokard. Adanya hipertrofi vantrikel merupakan
faktor tambahan yang mempengaruhi kemungkinan timbulnya iskemia subendokard (
Corwin, Elizabeth J. 2009 ).
G. GAMBARAN KLINIS
Tanda dan gejala yang sering timbul pada khasus angina pectoris menurut Corwin,
Elizabeth J. 2009 adalah :
1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau
lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya
perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sudoyo, Aru W. 2009 test pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. Elektokardiografi ( EKG )
2. Uji latih
3. Ekokardiografi
4. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan troponin T atau I dan pemeriksaan CK-MB
5. Fhoto Thorax : biasanya normal, namun infiltrate mungkin ada menunjukan dekompesasi
jantung atau paru-paru
6. Angiografi koroner
7. Kadar lipid, trigliserid dan kolesterol : mungkin meningkat
8. Pembedahan bypass modern
9. Treadmill
I. PENATALAKSANAAN
Menurut Sudoyo, Aru W. 2009 penatalaksanannya yang sering dilakukan adalah:
1) Istirahat
2) Terapi oksigen
3) Tindakan revaskularisasi pembuluh koroner
4) Startifikasi resiko
5) Medikamentosa 1218 harrison
6) Obat anti iskemia
7) Nitrat ( nitrogliserin atau isosorbid dinitrat)
8) Penyekat beta
9) Antagonis kalsium
10) Obat antiagregasi trombosit
11) Aspirin
12) Triklopidin
13) Klopidogrel
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : An.A
Umur : 53 tahun
Pendidikan : sma
Suku bangsa : Melayu
Pekerjaan : Wirasuasta
Agama : islam
Status perkawinan : Sudah nikah
Alamat : Jl.suhada No.199
Ruang Rawat : Nuri I
Data Saat Masuk RS
Tanggal masuk RS :
Jam masuk RS : 10.00 wib
Yang mengirim/merujuk : Datang sendiri
Cara masuk : melalui IGD
Alasan masuk : nyeri pada dada saat menarik napas
Diagnose medis saat masuk : Agina pektoris
1) Psikologis
Suasana hati/mood pasiengelisah dan keadaan emosional pasien labil.
2) Sosial
Hubungan dengan orang terdekat,antar keluarga,orang lain,terhadap lawan bicara baik.
3) Spiritual
Pelaksanaan ibadah klien rajin dan klien yakin kepada tuhan.
b.BAB
Sehat: konsistensinya padat,warna kuning,baunya khas,pola defekasi klien 1x sehari dan
bentuknya silinder,tidak ada darah,lendir dan klien mengalami tidak mengalami masalah bowel,
klien tidak menggunakan laksatif.
Sakit : konsistensinya padat warna BAB klien kuning,baunya khas,pola defekasi
H. CATATAN KHUSUS
Pasien/keluarga pasien mengerti tentang penyakit yang diderita nya,selama dirawat pasien
merasa tidak ada gangguan selama di rawat,hubungan klien dengan istri harmonis,dan ketika
dikaji klien tidak ada pertanyaan yang diajukannya.
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran ;GCS E4M6V5.
3. Mata ; konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pupil L 2 mm/ R 2 mm, rangsang cahaya L +/ R
+
4. Hidung ; tidak ada sekret, terpasang kanul nasal 3 liter/menit, napas cuping hidung.
5. Mulut ; mulut tampak kotor, berbau, membran mukosa kering, luka lecet di bibir.
7. Leher; tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, non Jugularis Vena Pressure.
8. Thoraks ; retraksi simetris, menggunakan otot bantu napas, suara jantung S1-S2 reguler,
kekuatan lemah, suara paru vesikuler.
9. Abdomen ; tidak terdapat bekas operasi, abdomen lembek, V U tidak teraba, bising usus
hipoaktif, 12kali /menit.
10. Ektrimitas ; terdapat jejas di telapak tangan kanan, ada jejas di daerah thorax, ektrimitas atas
dextra terpasang infus pump RL 12 tpm, tonus otot ekstrimitas atas L 5/ R5, bawah L 5/ R 5,
tidak terdapat edema.
1) Laboratorium :
- Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumoni
Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
Data Fokus
No Masalah Penyebab
(Subjektif dan Objektif)
4-6 = sedang
Do : wajahnya terlihat
meringis.
sesak kebutuhan O2
Pasien
menggunakan O2 =
3L/i
penyakit nya
Do : Klien tampak
bingung dan
bertanya-tanya tentang
penyakit nya
Diagnosa keperawatan
skala nyeri 4 6
:31 50 48
:Hipertensi
Ruangan/Kamar :Madinah
Kriteria
hasil
1. 06 JULI Nyeri berhubungan Setelah - Kaji skala - Membantu
2010/08.00 dengan ischemia dilakukan nyeri,derajat dalam
miokardium tindakan (skala 0-10) menentukan
S; keperawata managemen
pasien mengatakan nyeri n 3 x 24 nyeri
jam,Nyeri
bertambah saat menarik
pasien
napas, berkurang jika dapat - Mempertahankan
teratasi -
dalam keadaan rileks, tirah baring
-Pasien Meminimalka
kualitasnya seperti otot mengatakan selama fase akut. n stimulus
nyerinya meningkatka
terasa tegang dan
sudah (-) n relaksasi
tertarik-tarik, didaerah KH: - Beri tindakan non
- Nyeri - Menurunkan
dada dan punggung, farmalogis untuk
terkontrol
tekanan
dengan nilai 9, tiap 4-5 - Skala nyeri menghilangkan
vaskuler
detik sekali. 1 sakit kepala misal
serebral.
O: - Ekspresi nya kompre air
wajah tampak terlihat
wajah dingin.
tegang, TD 176/108 tenang
-Mengurangi
mmHg, nadi 99x/mnt. - Meminimalkan
rasa sakit
Faktor etiologi ; stenosis aktivitas yang
arteri, trombus, spasme dapat mengurangi
arteri rasa skit
-Memantau
k gelisah - Monitor TTV
06 Agustus
keadaan klien
2010/11.00 - Kolaborasi
-Memberikan
pemberian obat-
bantuan
obatan.
kebutuhan
obat-obatan.
Intoleransi aktivitas -Kaji respon
berhubungan dengan pasien.
- -Membantu
kelemahan Setelah
dalam
umum,ketidakseimbanga dilakukan
mengkaji
n antara suplai dan tindakan
respon
kebutuhan O2 keperawata
fisiologis
n selama 3 -Intruksikan klien
terhadap stres
x 24 jam hemat energi
aktivitas.
prnafasan
kembali
- Mengurangi
normal dan
penggunaan
klien -Berikan dorongan
energi dan
mampu untuk melakukan
O2
beraktivitas aktivitas/perawata
kembali n diri bertahap
-Kemajuan
KH: jika dapat di
aktivitas
07 Agustus - toleransi.
2010/08.00 bertahap
Berpartisipa
mencegah
si dalam
peningkatan
aktivitas
kerja jantung
Kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan diinginkan. tiba-tiba.
kurangnya informasi -
ditandai dengan klien Melaporkan
bertanya tentang peningkatan
penyakit nya dalam -Memberikan
toleransi informasi dan
aktivitas penkes kepada
yang dapat pasien tentang
diukur penyakit nya. -
Meningkatka
n
pengetahuan
pasien
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 3
x 24 jam
kurang
pengetahua
n teratasi
KH:
- Klien
sudah
paham
tentang
penyakitnya
- Klien tidak
bertanya-
tanya lagi
CATATAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.R
Ruangan/kamar : Madinah
menganjurkan bedres.
CATATAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.R
Ruangan/kamar : Madinah
relaksasi
Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 44 Tahun
Tanggal No. Dx Jam Subjektif, Objektif, Analisa, Planning (SOAP) Paraf
sebagian
-Klien menggunakan O2
sebagian
06 -08 - 1 15.30
S = Pasien mengatakan sudah faham tentang
Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 44 Tahun
Tanggal No. Dx Jam Subjektif, Objektif, Analisa, Planning (SOAP) Paraf
TTV = TD=120/80 RR = 24 N = 92 S = 37 C
analgesik dilanjutkan
terasa lemah
sebagian
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada diagnosa keperawatan teoritis terdapat 4 diagnosa yang muncul yaitu
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Sedangkan pada tinjauan kasus yang muncul hanya 2 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
C. INTERVENSI
Pada perencanaan keperawatan penulis dapat menyusun rencana keperawatan yang
mengacu pada tinjauan teoritis sesuai dengan diagnosa keperawatan
D. IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dari rencana tindakan
keperawatan, untuk mencapai hasil yang diharapkan dengan mengacu pada tinjauan teoritis
sesuai dengan masalah yang ada pada klien.
E. EVALUASI
Berdasarkan pada penelitian yang penulis lakukan selama melakukan asuhan
keperawatan pada Tn.R dengan diagnosa medis Hipertensi semua masalah hanya teratasi
sebagian dikarenakan pasien menginginkan pulang.
BAB V
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Angina pektoris adalah nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia
miokard yang reversibel dan sementara.(Kumar,dkk.2007).Angina pektoris adalah nyeri
hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terahadap suplai oksigen yang
tidak adekuat ke sel-sel miokardium. ( Corwin, Elizabeth J. 2009).Angina pektoris adalah
suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti
ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul
pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.(Sjaifoellah Noer, 2001).Angina
Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan (kontriksi ) didaerah
jantung. ( Brenda Walters. 2003 ).
Menurut (Kumar,dkk.2007) Penyebab dari angina pectoris antara lain :
Ateriosklerosis, spasme arteri coroner, anemia berat,artritis dan aorta insufisiensi.
tindakan yang dilakukan berdasarkan pengkajian secara utuh sehingga dapat menentukan
masalah klien dengan baik. Dengan demikian diharapkan kebutuhan klien dapat terpenuhi
sepenuhnya
ada dan mengacu pada keluhan klien, sehingga masalah klien dapat teratasi. Dan kepada
rekan mahasiswa/i hendaknya dalam melakukan proses keperawatan dilakukan dengan baik,
Tifus Abdominalis
Home >> Penyakit Dalam >> Tifus Abdominalis
Definisi
Tifus abdominalis (demarn tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang bias
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada sa
cerna, dan gangguan kesadaran.
Prevalensi
Penyebab
salmonella typhii, basil Gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak bers
Mempunyai sekurang empat macam antigen, yaitu antigen (somatik), H(flagela), Vi,
protein membran hialin.
Patofisiologi
Definisi
Tifus abdominalis (demarn tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang bias
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada sa
cerna, dan gangguan kesadaran.
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3-30)hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan g
prodromal berupa rasa tidak enak badan.
Pada kasus khas terdapat demam remiten pada minggu pertama, biasanya menurun p
pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien
berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu ketig
Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang di
tremor. Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan. Biasanya terdapat konst
tetapi mungkin normal bahkan dapat diare.
Patofisiologi
Diagnosa Banding
Komplikasi
Pengobatan
Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Semi
kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan berjalan.
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak b
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
Obat terpilih adalah kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10
polis maksimal kloramfenikol 2 g/hari Kloramfenikol tidak boleh diberikan bila jumlah leu
2000/u1. Bila pasien alergi dapat diberikan golongan penisilin atau kotrimoksazol.
Pencegahan
Catatan
Umumnya baik bila pasien cepat berobat. Prognosis kurang baik bila terdapat gejala
yang berat seperti hiperpireksia atau febris kontinua; penurunan kesadaran; komplikasi b
seperti dehidrasi, asidosis, perforasi usus; dan gizi buruk.