Sunteți pe pagina 1din 41

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANGAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Universitas Tannjungpura


1) Catatan Perjalan Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Universitas tanjungpura berdiri sejak tahun 1959 dengan perkembangan
pendidikan yang sangat baik, pada tahun 2005 Universitas Tanjungpura
mendirikan Fakultas Kedokteran 3 Program Studi Kedokteran, Farmasi, dan
Keperawatan. Sebagai pemenuhan lahan praktik di bidang kesehatan bagi civitas
akademika fakultas kedokteran untuk meningkatkan mutu lulusan maka pada
tahun 2000 Rumah Sakit Universitas Tanjungpura muli dibangun dan diresmikan
pada tanggal 20 Mei 2013 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Lokasi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura berada di Wilayah Kota
Pontianak dalam lingkungan Universitas Tanjungpura, dengan luas area tanah
sebesar 42.000 m2, yang terbagi menjadi Gedung Utama, Gedung Pusat
Diagnostik dan Gedung Instalasi Bedah Sentral, CBT, dan OSCE, dengan
perencanaan awal 300 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat
Pontianak yang berjumlah 554.764 jiwa dan masyarakat Provinsi Kalimantan
Barat dengan jumlah penduduk 4.477 juta jiwa. Pengembangan perencanaan
selanjutnya Rumah Sakit Universitas Tanjungpura membangun gedung
operasional pelayanan delapan lantai dengan pelayanan kesehatan paripurna.
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura adalah salah satu unit pelaksana teknis
dan unsur penunjang yang melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi
Universitas dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi yang terkait dengan
pendidikan Civitas Akademika Universitas Tanjungpura, Mahasiswa Kedokteran,
Mahasiswa Farmasi, dan Mahasiswa Keperawatan, serta pengabdian kepada
masyarakat, secara paripurna yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor
nomor 2031/UN22/OT/2013 pada 13 mei 2013, sedangkan izin operasional tetap
Rumah Sakit dikeluarkan pada tanggal 20 januari 2015 oleh Walikotas Pontianak
dengan nomor 503/I/BP2T/R/I/RS/2015 dengan Rekomendasi Kelas C dengan

6
7

Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak nomor 34 tahun 2015
tentang penetapan kelas Rumah Sakit Umum Universitas Tanjungpura Pontianak.
Pada awal pelayanan kesehatan Universitas Tanjungpura memiliki pelayanan
kesehatan berupa Balai Pengobatan Universitas Tanjungpura yang kemudian
menjadi Klinik Pratama, kemudian Universitas Tanjungpura memiliki pelayanan
kesehatan berupa Rumah Sakit Tanjungpura yang dimulai dengan pelayanan
rawat jalan dengan spesialis yang ada di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura,
yang kemudian pada bulan berikutnya bertepatan dengan peresmian Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura dibuka Instalasi Gawat Darurat dengan pelayanan gawat
darurat dan observasi one day care di ruang Observasi IGD Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura, dengan semakin berkembangnya tingkat kunjungan
maka kemudian kemudian dibuka Rawat Inap 1 Oktober 2013 dengan kapasitas
20 tempat tidur yang berkembang menjadi 88 tempat tidur, dengan pengembangan
pada pelayanan rawat inap umum, anak, kamar bersalin dan perawatan ibu nifas,
perinatal care, high care, dan kamar operasi.
Penetapan kelas Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Kelas C membuka
Peluang pesat dalam pengembangan pelayanan rumah sakit dan peluang
kerjasama dengan berbagai pihak, dan sebagai rumah sakit yang ikut serta
mensukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional maka RS bekerja sama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sejak 11 maret 2015.
Dengan perkembangan tersebut RS membuka Layanan Spesialistik dengan
pelayanan spesialis Penyakit Dalam, Bedah, Anak dan Obstetri dan Gynekologi,
ditambah dengan spesialis Penyakit Mata, Spesialis Anasthesi, Spesialis Pathologi
klinik, serta Sub Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Radiology, Spesialis
Anesthesi, Spesialis Pathologi Klinik, serta Sub Spesialis Obstetri dan
Gynekologi. Sedangkan pelayanan rawat inap dibuka dengan layanan Maternal,
Perinatologi, Rawat Anak, Rawat Bedah Dewasa, Rawat Penyakit Dalam Dewasa,
IGD, ICU, OK dan Penunjang Medis Laboratorium dan Radiologi, Dasar hukum
keberadaan Rumah Sakit didasarkan pada:
1. Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
8

5. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2000 tentang Rumah Sakit


6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 147/Menkes/per/I/2010 tentang
Perizinan Rumah Sakit
7. Undang-Undang RI No. 12 tentang Pendidikan Tinggi
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/MENKES/SK/XII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 129/MENKES/SK/XII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Surat Izin Operasional Sementara RS Pendidikan Universitas Tanjungpura
nomor 503/I/BP2PT/R/I/RS/2013 oleh Walikota Pontianak
11. Surat Izin Operasional Tetap RS Pendidikan Universitas Tanjungpura Nomor
503/I/Bp2T/R/RS/2015 oleh Walikota Pontianak
12. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak nomor 34 tahun
2015 tentang penetapan kelas Rumah Sakit Umum Universitas Tanjungpura
13. Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura 2031/UN22/OT/2013
14. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kubu Raya
15. Kepmenkes No. 322 tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan
Pemerintah, antara Pemerintah, Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota
16. Permenkes no. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
17. Rekomendasi perpanjang izin operasional sementara RS Universitas
Tanjungpura Pontianak nomor 445/234/D-Kes/Yankesfar/2014
18. SK Rektor Universitas Tanjungpura nomor 2758/UN22/DT/2013 tentang
Perubahan Nomenklatur Rumah Sakit Pendidikan Menjadi Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura
Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura nomor
2031/UN22/OT/2013 maka Rumah Sakit Universitas Tanjungpura ditetapkan
sebagai Unik Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai fungsi melaksanakan
pendidikan klinik dokter, praktik kerja lapangan Keperawatan dan Kefarmasian,
melaksanakan penelitian, PKM, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, profesi/vokasi sesuai disiplin ilmu yang relevan, melaksanakan
pelayanan kesehatan masyarakat, melaksanakan pembinaan sumber daya
masyarakat (medis dan nonmedis), melaksanakan peningkatan indeks
pembangunan manusia (IPM) dalam bidang kesehatan, sesuai dengan tuntutan
9

masyarakat, RS Universitas Tanjungpura Pontianak memiliki komitmen untuk


selalu berupaya mengembangkan diri melalui peningkatan kualitas pelayanan di
semua bidang secara berkesinambungan. Sejak berdirinya RS Universitas
Tanjungpura telah mengalami pergantian pimpinan. Berikut daftar urutan
Direktur RS Universitas Tanjungpura :
1. H. Buchary A. Rachman, dr. Sp.KK (tahun 2012-2014)
2. Muhammad Asroruddin, dr., Sp. M (tahun 2014-sekarang)

B. Gambaran Umum Ruangan


Ruang rawat inap lantai 2 RS Universitas Tanjungpura merupakan ruang
perawatan pasien penyakit dalam dewasa dan anak. Ruang ini mempunyai kapasitas
untuk perawatan pasien dewasa yaitu 22 tempat tidur namun yang dapat digunakan
hanya 21 tempat tidur karena 1 tidur mengalami kebocoran di atap ruangan, kelas I 5
tempat tidur, kelas II 6 Tempat tidur dan kelas III 10 tempat tidur. Sedangkan untuk
perawatan anak mempunyai kapasitas total tempat tidur yaitu 20 tempat tidur namun
yang dapat digunakan hanya 19 tempat tidur karena 1 tempat tidur mengalami
kebocoran di atap ruangan, kelas I 2 tempat tidur, Kelas II 6 tempat tidur dan kelas III
11 tempat tidur.
Saat ini ruang rawat inap perawatan umum dan anak dipimpin oleh seorang
Kepala Ruangan yang dibantu oleh 15 Perawat pelaksana. Di dalam ruangan terdapat
ruang perawat/nurse station, loker penyimpanan obat, lemari penyimpanan alat tenun,
ruang diskusi dan ruang mushola.
Berdasarkan standar permenkes 56 tahun 2014, kebutuhan tenaga keperawatan
dihitung dengan perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur. Sehingga berdasarkan
perhitungan tersebut dengan jumlah 15 perawat dan 40 tempat tidur di ruang
perawatan penyakit dalam lantai II, jadi ruang perawatan penyakit dalam lantai II
masih kekurangan 6 tenaga perawat untuk bertanggung jawab terhadap 16 tenpat tidur
yang tersisa. Sedangkan cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan
surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,
dengan standar di rumah sakit tipe C yaitu 1 perawat untuk 1 tempat tidur.

C. Visi, Misi, Tujuan dan Motto


1) Visi
a) Visi Universitas Tanjungpura
10

Pada tahun 2020 universitas tanjungpura menjadi institusi preservasi


dan pusat informasi ilmiah kalimantan barat serta menghasilkan luaran yang
bermoral pancasila dan mampu berkompetisi baik di tingkat daerah, nasional,
regional maupun internasional
b) Visi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Menjadi Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan pendidikan, dan
riset yang unggul, berkualitas, mandiri, bermartabat, dan mengabdi kepada
kepentingan masyarakat.

c) Visi Ruang Perawatan Umum


Menjadikan ruang perawatan umum Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura yang melaksanakan pelayanan bermutu dan bekualitas hingga
siap kembali ke keluarga dan masyarakat.
d) Visi Ruang Perawatan Anak
Menjadikan ruang perawatan anak sebagai ruang rawat yang aman dan
nyaman berlandaskan pada asuhan perawatan yang holistik.
Analisis
Visi adalah dasar untuk merumuskan pernyataan misi (Darbi, 2012).
Visi mencakup semua gagasan yang memberikan terobosan ke dalam upaya
perumusan pernyataan misi, dimana visi adalah cita-cita suatu organisasi atau
komunitas tentang gambaran di masa depan.
Berdasarkan pengertian tersebut visi Universitas Tanjungpura dan visi
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura sudah selaras yaitu bersama-sama
menjadi yang unggul dalam berkompetisi dan mengabdi kepada masyarakat.
Visi antara Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dan Ruang
Perawatan Umum & Anak juga sudah selaras yaitu pengabdian kepada
masyarakat dalam bentuk pelayanan bermutu dan berkualitas dengan
memberikan asuhan keperawatan yang holistik.
Visi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dan Ruang Perawatan
Umum & Anak juga sudah sesuai dengan beberapa standar visi menurut
ambler 2012, yaitu fokus dengan masa depan (5 sd 10 tahun atau lebih) yang
ingin dicapai, telah menggambarkan ide besar (big picture) yang ingin
dicapai, menggambarkan arah organisasi secara jelas, menggukana kata-kata
11

yang jelas, serta mampu menciptakan kesan positif (brand image) tentang
sesuatu yang ingin dicapai di masa depan.
Standar
1. Syarat visi menurut Ambler 2012
2. Sebaiknya fokus masa depan (5 sd 10 tahun atau lebih) yang dicapai
3. Menggambarkan ide besar (big picture) yang ingin dicapai
4. Menggambarkan arah organisasi secara jelas
5. Menggukana kata-kata yang jelas, tidak bias, menggunakan kata kunci
6. Sesuai budaya dan nilai organisasi saat ini
7. Sebagai penggerak bagi seluruh penanggungjawab organisasi
8. Sesuai dengan bisnis utama organisasi
9. Menggunakan kalimat menantang
10. Menggunakan pernyataan unik atau khas
11. Mampu menciptakan kesan positif (brand image) tentang sesuatu yang
ingin dicapai di masa depan
12. Menginspirasi semua penanggungjawab organisasi
2) Misi
a) Misi Universitas Tanjungpura
Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat secara berkualitas sehingga, dan memajukan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni serta mampu memberikan arah bagi pembangunan sesuai
dengan disiplin ilmu masing-masing.
b) Misi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dengan
mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset
2. Melaksanankan pelayanan kesehatan paripurna berdasarkan evidence
base teori dan praktik dan riset IPTEKDOK
3. Menyelenggarakan riset klinik dan non klinik yang berwawasan global
4. Melaksanakan pengabdian kepada kepentingan dan kesehatan
masyarakat
5. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dan kesejahteraan karyawan
Universitas Tanjungpura
6. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
12

7. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian, yang terkait


dengan bidang kesehatan secara terpadu
8. Melaksanakan pengamatan pengamatan dan analisis data pelayanan
medik yang strategis, serta menghasilkan rekomendasi dari hasil analisis
dan menyelenggarakan tata kelola kinerja yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku
c) Misi Ruang Perawatan Umum
1. Melaksanakan pelayanan berdasarkan riset ilmu pengetahuan kesehatan
2. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara holistic dengan
menggali kemampuan positif yang dimiliki oleh klien
3. Meningkatkan mutu SDM sesuai perkembangan ilmu keperawatan dan
teknologi
d) Misi Ruang Perawatan Anak
1. Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
2. Mengutamakan kepentingan pasien
3. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit/ komplikasi lebih lanjut
pada pasien
Analisis
Nugroho (2010), berpendapat bahwa pernyataan misi adalah tujuan
yang melekat setiap organisasi sampai organisasi bubar kelak. Misi juga
dapat diganti jika organisasi bubar dan diganti dengan organisasi yang baru,
organisasi berganti produk dan organisasi melakukan transformasi besar-
besaran.
Berdasarkan pengertian tersebut misi Ruang Perawatan Umum & Anak
sudah sesuai yaitu bertujuan untuk memberikan pelayanan asuhan
keperawatan secara holistic dengan meningkatkan komunikasi terapeutik
yang melibatkan pasien dan mengutamakan kepentingan pasien. Sedangkan
berdasarkan standar menurut David 2011, misi Ruang Perawatan Umum &
Anak masih kurang sesuai dengan misi Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura. Misi Ruang Perawatan Umum & Anak belum menggambarkan
maksud keseluruhan misi penanggungjawab diatasnya yaitu Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura. Hal ini juga terlihat pada jumlah misi Ruang
13

Perawatan Umum & Anak yang lebih sedikit dibandingkan misi Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura.
Standar
1. Harus ditulis pendek, singkat, tajam, mudah diingat, unik, realistis,
menggambar kondisi saat ini, kurang dari 25 kata
2. Mampu menggambarkan maksud keseluruhan organisasi
3. Mengandung keyakinan dasar, filosofi, prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan
aspirasi organisasi
4. Harus mengandung siapa penanggungjawab diatasnya atau organisasinya
5. Harus mengandung pernyataan tentang batasan aktivitas yang dilakukan,
mencakup produk, pasar, dan geografi atau kedudukan organisasi
dimana mereka melakukan aktivitas
6. Mampu menyatakan secara tegas tentang kemampuan dasar dan
keunggulan kompetitif yang dimiliki
7. Mampu menyampaikan nilai-nilai yang diharapkan dan diperoleh bagi
penanggungjawab organisasinya

3) Motto
a) Motto Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Ramah dan Peduli
b) Moto Ruang Perawatan Umum
C : Cepat dalam Pelayanan
I : Ikhlas dalam Melayani
N : Nyaman bagi Pelanggan
T : Tepat dalam Tindakan
A : Aman dan Bermutu
c) Moto Ruang Perawatan Anak
C : Cepat
A : Akurat
N : Nyaman dan Aman
T : Tanggap
I : Ikhlas
K : Kerjasama Tim dan Keluarga
14

Analisis
Moto adalah kalimat atau kata yang digunakan sebagai semboyan atau
pedoman yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu
organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut motto Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura sudah sesuai yaitu menerima pasien yang datang sesuai keluhan
dan memerlukan asuhan keperawatan. Menerima dengan ramah dan melayani
setiap pasien yang datang. Sedangkan motto Ruang Perawatan Umum & Anak
terdapat beberapa yang belum sesuai dengan yang dilakukan di ruangan, yaitu
kurang cepat dan tanggap saat pasien memerlukan bantuan dan perawatan.
4) Nilai dasar Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
a) Trust
Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila didasari saling
percaya, oleh rasa saling hormat-menghormati anatar individu dan antara
angota tim pemceri pelayanan.
b) Profesionalisme
Profesionalisme yang dimaksud adalah saling memiliki kemampuan
untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik dan prima disertai
dengan kompetensi berlandaskan disiplin ilmu yang dimiliki setiap individu
yang memberikan pelayanan.
c) Costumer Oriented
Sikap yang profesional akan memberikan layanan yang berorientasi
pada penerima layanan, dimana pelayanan prima tidak hanya ditentukan oleh
satu profesi, tetapi semua yang terlibat dalam tim pelayanan, dimana
keberadaan setiap profesi dalam pemberi pelayanan pada hakekatnya saling
melengkapi.
d) Integritas
Sikap yang bertindak konsisten dengan nilai-nilai kebijakan organisasi
serta kode etik profesi berdasarkan undang-udang yang berlaku.
e) Perfect
Menganggap setiap individu/ manusia adalah kesempurnaan yang
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha esa yang sangat mulia sehingga
menempatkan pasien, teman sejawat, profesi lain, dan sebagainya selalu
15

menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap individu yang berada di


layanan RS.
f) Universality
Sikap individu pekerja yang Alturistik atau tidak membeda-bedakan.

D. Struktur Organisasi

Skema 2.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura

KEPALA RUANGAN

KA TIM KA TIM
16

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

Skema 2.1
Struktur Organisasi Ruangan Perawatan Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura

E. Gambaran SDM
1) Ketenagaan di Rumah Sakit Universitas
Tabel 2.1
Tenaga Kesehatan di RS Universitas Tanjungpura
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Spesialis
PNS 19
2 Dokter.Umum
PNS 5
NON PNS 13
3 Dokter Gigi
PNS 1
4 Perawat
PNS 40
NON PNS 35
RELAWAN 40
5 Bidan
PNS 2
NON PNS 7
RELAWAN 17
6 Perawat Gigi
NON PNS 2
7 Tenaga Kesehatan Lain
PNS 4
NON PNS 21
8 Administrasi
PNS 3
NON PNS 16
9 Satpam
PNS 1
NON PNS 7
10 Supir Ambulance
17

NON PNS 1
11 Laundry
NON PNS 5
Sumber : Data Primer Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (2017)

2) Ketenagaan di Ruangan
Tabel 2.2
Tenaga Kesehatan di Ruangan Perawatan Umum dan Anak
RS Universitas Tanjungpura

No Nama SK Tugas Pendidikan Jabatan Jenjang


1 Devi Riana, PNS S1 Ners Ka. PK II
S.Kep.,Ners Ruangan
2 Athina Amanda, PNS S1 Ners Pelaksana PK II
S.Kep.,Ners
3 Dwi Puji Astuti, PNS D3 Kep Pelaksana PK II
Amd.Kep
4 Iin Parlina, PNS D3 Kep Pelaksana PK II
Amd.Kep
5 Marjuansyah, Pegawai D3 Kep Pelaksana PK I
Amd.Kep Tetap Non
PNS
6 Juliawati, Amd.Kep Pegawai D3 Kep Pelaksana PK I
Tetap Non
PNS
7 Anang Ihsan, PNS S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners
18

8 M. Imam Elbahris, Pegawai S1 Ners Pelaksana PK I


S.Kep.,Ners Tetap Non
PNS
9 Waldy Suwendi, Relawan S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners
10 Anisia Lestari, Relawan S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners
11 Zainab, S.Kep.,Ners Pegawai S1 Ners Pelaksana PK I
Tetap Non
PNS
12 Tessa Dwi R, Pegawai S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners Tetap Non
PNS
13 Rita Astuti, Relawan S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners
14 Masrun, Relawan S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners
15 Nuryana, Amd.Kep Relawan D3 Kep Pelaksana PK I
16 Fradilla Hidayah, Relawan S1 Ners Pelaksana PK I
S.Kep.,Ners

3) Jumlah Pasien
Tabel 2.3
Jumlah pasien di ruangan Perawatan Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Bulan
Total
Januari Februari Maret April Mei Juni
Jumlah Pasien 56 36 52 56 66 56 322
Sumber : Data Primer Rumah Sakit (2017)

4) Peralatan dan Fasilitas


a) Peralatan dan Perlengkapan Ruangan
Tabel 2.4
19

Perlengkapan Ruang Perawatan Umum dan Anak


Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
No Item Jenis Jumlah Analisa
Perlengkapan Ruangan
1 Meja Perawat Non 1 Dalam kondisi baik.
Alkes Digunakan sebagai meja nurse
station. Dokumen-dokumen
perawatan dan rekam medis
pasien masih disusun di meja
perawat tidak diletakkan di
dalam lemari atau loker sesuai
pedoman teknis sarana dan
prasarana rumah sakit kelas C
tahun 2007.
2 Lemari Non 1 Lemari digunakan untuk
Alkes menyimpan linen. Menurut
pedoman teknis sarana dan
prasarana rumah sakit kelas C
tahun 2007 seharunya di ruang
ners station terdapat 1 lemari
untuk menyimpan arsip dan 1
lemari untuk penyimpanan
arsip kepala ruangan.
3 Safety Box Alkes 1 Safety box yang digunakan
masih belum tepat karena
digunakan sebagai tempat
pembuangan needle dan ampul.
Seharusnya tersedia safety box
secara terpisah untuk
pembuangan ampul, vial dan
needle.
4 Gobi/ File Box Non 10 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan semua. Peletekan
file box masih disimpan di
20

meja ners station, seharunya


disimpan di dalam lemari
khusus arsip
5 Troli Injeksi Alkes 2 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Pada saat
pelaksanaan injeksi, troli
jarang digunakan dan lebih
sering hanya menggunakan
nampan obat yang dapat
bersiko tersenggol dan jatuh.
6 Telpon Ruangan Non 2 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. 1 telpon terdapat di
ruang ners station dan 1 telpon
terdapat di lorong ruang
perawatan dewasa
7 Handrub Alkes 3 Dapat digunakan dan dalam
keadaan bersih. Handrub yang
ada di ruangan nurse station
diletakkan berjejer tidak
dipisahkan, seharusnya
diletakan pada tempat yng
berbeda sesuai kebutuhan.
8 Alat Pemadam Non 1 Dalam kondisi baik dan dapat
Kebakaran Alkes digunakan. Posisi alat
pemadam kebakaran mudah
untuk dijangkau ketika terjadi
kebakaran, tetapi jumlah alat
pemadam kebakaran tidak
sesuai dengan jumlah
kebutuhan ruangan.
9 Kamar Mandi/ WC Non 1 Dalam kondisi baik, bersih,
Alkes terawat, dan dapat digunakan.
10 Wastafel Non 1 Kondisi baik dapat digunakan.
21

Alkes Wastafel letaknya kurang


strategis, karena berada di
dalam kamar mandi.Terdapat
poster cuci tangan di atas
wastafel, sehingga
memudahkan perawat untuk
mengikuti langkah cuci tangan
yang baik dan benar jika lupa.
11 Handsoap Alkes 1 Sabun yang digunakan adalah
sabun cair yang sesuai dengan
standar cuci tangan yang baik
dan benar menggunakan sabun.
12 Loker Obat Non 3 Dalam kondisi baik, tetapi
Alkes penataannya kurang rapi.
13 Nebulizer Alkes 1 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Seharusnya di
rungan memiliki 2 nebulizer
yang dibedakan untuk pasien
yang tuberkulosis dan non
tuberculosis.
14 Spignomanometer Alkes 2 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Spignomanometer
jumlahnya sudah sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
15 Termometer digital Alkes 2 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan, tetapi tidak
didapatkan termometer raksa.
16 Timbangan Alkes 2 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan, 1 timbangan rumah
tangga untuk mengukur BB
dan 1 timbangan jarum untuk
mengukur berat diapers.
17 Tromol besar/ kecil Alkes 3/2 Dalam kondisi bersih dan dapat
22

digunakan. Jumlah tromol


besar sudah sesuai dengan
kebutuhan ruangan yaitu untuk
menyimpan kassa steril dan
non steril.
18 Kom Tertutup Alkes 2 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Jumlah kom
tertutup sudah sesuai dengan
kebutuhan ruangan yaitu untuk
menyimpan kapas steril.
19 Kom Terbuka Alkes 2 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Jumlah kom
terbuka sudah sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
20 Nierbeken Alkes 2 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Jumlah nierbeken
sudah sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
21 Korentang Alkes 1 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Jumlah korentang
kurang sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
22 Gunting jaringan Alkes 3 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Jumlah gunting
jaringan sudah sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
23 Gunting Plester Alkes 1 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Jumlah gunting
plester tidak sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
24 Bak Instrumen Alkes 2 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
23

Jumlah bak instrumen sudah


sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
25 Pinset anatomis Alkes 2 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah pinset anatomis sudah
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
26 Pinset Sirugis Alkes 2 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah pinset sirurgis sudah
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
27 Penlight Alkes 1 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah penlight kurang sesuai
dengan kebutuhan ruangan,
seharusnya dipisah antara anak
dan dewasa.
28 Mesin EKG Alkes 1 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah mesin EKG sudah
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
29 Glukometer Alkes 1 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah glukometer sudah
sesuai dengan kebutuhan
24

ruangan.
30 Stetoskop Alkes 3 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah stetoskop sudah sesuai
dengan kebutuhan ruangan.
31 Perkusi Hammer Alkes 1 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah perkusi hammer kurang
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
32 Kulkas Non 1 Kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Menurut pedoman
33 Rice cooker Non 1 teknis sarana dan prasarana
Alkes rumah sakit kelas C tahun 2007
34 Kompor Mini Non 1 setiap ruang awat inap
Alkes diharuskan memiliki ruang
35 Dispenser Non 1 dapur kecil (pantry) yang
Alkes memiliki beberapa
36 Rak Piring Non 1 perlengkapan dapur lainya.
Alkes Kulkas yang digunakan untuk
obat dan makanan tidak
dibedakan.
Alat Linen
1 Seprai Besar Non 60 Dalam kondisi bersih dan dapat
Alkes digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah seprai besar sudah
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
2 Seprai Kecil Non - Tidak ada
Alkes
25

3 Sarung Bantal Non 42 Dalam kondisi bersih dan dapat


Alkes digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah sarung bantal kurang
sesuai dengan jumlah seprai
besar.
4 Selimut Non 11 Dalam kondisi bersih dan dapat
Alkes digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah selimut kurang sesuai
dengan jumlah kebutuhan.
5 Perlak Non - Tidak ada. Seharusnya tersedia
Alkes perlak sesuai jumlah kebutuhan
ruangan pasien.
6 Washlap Non - Tidak ada. Seharusnya tersedia
Alkes washlap sesuai kebutuhan
pasien total care.

b) Fasilitas untuk Pasien


Tabel 2.5
Fasilitas Pasien di Ruang Perawatan Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
No Item Jenis Jumlah Analisa
1 Bed pasien Non 42 Terpakai 21 ruang dewasa dan
Alkes 19 ruang anak. 2 bed pasien
tidak terpakai karena atap
ruangan yang bocor.
2 Bantal pasien Non 24 Dalam kondisi baik dan
Alkes terpakai. Jumlah bantal yang
dimilki ruangan belum sesuai
dengan jumlah tempat tidur
yang ada di ruangan. Tidak
terdapat cadangan bantal di
26

ruang perawat.
3 Loker Pasien Non 42 Terpakai 40 loker pasien, 2
Alkes loker pasien tidak digunakan
karena ruangan yang tidak
dapat digunakan
4 Handrub Alkes 12 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Setiap handrub yang
ditempel di dinding tidak
memiliki poster cara cuci
tangan yang baik dan benar.
5 Kamar mandi/ WC Non 22 13 kamar mandi/wc dapat
Alkes digunakan, 11 kamar mandi/wc
tidak dapat digunakan karena
rusak.
6 TV Non 15 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Setiap TV terdapat
di ruangan kelas I.
7 AC Non 15 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Setiap AC terdapat
di ruangan kelas I.
8 Galon/ Dispenser Non 3 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Galon/dispenser
terdapat di lorong dekat
ruangan pasien.
9 Tanda Fall Risk Alkes - Tidak ada. Seharusnya terdapat
tanda fall risk bagi pasien yang
beresiko jatuh.
10 Tiang Infus Alkes 48 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Terdapat pada
setiap bed ruangan.
11 Tabung Oksigen Alkes 6 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Jumlah tabung
oksigen sesuai dengan
27

kebutuhan ruangan.
12 Tempat Sampah Non 27 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. 10 Infeksius dan 17
non Infeksius.
13 Kursi Non 45 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Jumlah kursi sesuai
dengan kebutuhan ruangan.
14 Rak Sepatu Non 8 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan.
15 Pispot Alkes 22 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Jumlah pispot
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
16 Kulkas Non 6 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Kulkas hanya
terdapat di ruang kelas I.
17 Bed Penunggu Non 6 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Hanya ada di ruang
Kelas 1.
18 Meja Makan Non 17 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Meja makan hanya
terdapat di kelas I dan II.
19 Kipas Angin Non 6 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan, terdapat 3 kipas
angin yang rusak.
20 Trolly Baskom Non 15 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Jumlah trolly
baskom sesuai dengan
kebutuhan ruangan.

c) Barang Habis Pakai di Ruang Perawatan Umum dan Anak


Tabel 2.6
28

Barang Medis Habis Pakai dan Barang Habis Pakai di Ruang Perawatan
Umum dan Anak Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
No Item Jenis Jumlah
1 Plester BHP 2
2 Hypavix BHP 2 Kotak
3 Kasa Steril BMHP 2 Tromol
4 Kasa Non Steril BMHP 2 Tromol
5 Handscoon non steril BMHP 2 Kotak
6 Handscoon Steril BMHP -
7 Masker BHP 2 kotak
8 Alcohol Swab BMHP 1 Kotak
9 Strip GDS BMHP 15
10 Kanofix BHP -
11 IV Chateter no 26 BMHP 3
12 IV Chateter no 24 BMHP 2
13 IV Chateter no 22 BMHP 3
14 IV Chateter no 20 BMHP 3
15 IV Chateter no 18 BMHP -
16 IV Chateter no 16 BMHP -
17 Infus Set Makro BMHP 15
18 Infus Set Mikro BMHP 5
19 Tranfusi Set BMHP 5
20 Aquades BHP 40
21 Ringer Laktat BHP 20
22 NaCl BHP 17
23 Asering BHP 8
24 D5 NS BHP 2
25 D10 BHP 8
26 Glukosa 5% BHP 10
27 Otsu Salin 3% BHP 6
28 Lubricain Gel BHP 2
29 Tabung Spesimen Darah BMHP 39
29

30 Elektroda BHP 20

5) Administrasi Penunjang
No Item Analisa
1. Buku Pemberian Obat Terdapat 1 buku pemberian obat untuk
semua pasien, baik dewasa maupun anak.
Seharusnya, penggunaan buku pemberian
obat harus dipisah antara dewasa dan
anak, agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pemberian obat.
2. Buku Observasi TTV Terdapat 1 buku observasi TTV untuk
semua pasien, baik dewasa maupun anak.
Seharusnya, penggunaan buku observasi
TTV harus dipisah antara dewasa dan
anak, agar tidak menimbulkan kesalahan.
3. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan anastesi sesuai
Anastesi dengan standar rumah sakit.
4. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan operatif sesuai dengan
Operatif standar rumah sakit.
5. Lembar Penolakan Lembar penolakan tindakan medis sesuai
Tindakan Medis dengan standar rumah sakit.
6. Lembar Discharge Planning Lembar discharge planning sesuai dengan
standar rumah sakit.
7. Lembar Pulang Atas Lembar pulang atas permintaan sendiri
Permintaan Sendiri sesuai dengan standar rumah sakit.

F. Data Kasus Terbanyak di Ruangan


Hasil rekam medik di ruang Perawatan Umum dan Anak Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura pada bulan Januari-Juni 2017 ditemukan beberapa kasus
terbanyak yaitu:
Tabel 2.7
Kasus Terbanyak di Ruang Perawatan Umum dan Anak
30

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura


No Kasus Jumlah Persentase
Ruang Perawatan Umum
1 Gastritis 45 20 %
2 GEA 38 16,89%
3 Hipertensi 30 13,33 %
4 Diabetes Mellitus 27 12 %
5 Tifoid Fever 22 9.78%
6 DHF 20 8,89%
7 Febris 19 8,44%
8 Dispepsia 9 4%
9 Asma Bronkial 8 3,56%
10 CHF 7 3,11%
Total 225 100%
Ruang Perawatan Anak
1 GEA 42 31,11%
2 DHF 25 18,51%
3 Febris 25 18,51%
4 Typhoid Fever 11 8,14%
5 Bronko Pneumoni 7 5,18%
6 Dehidrasi Ringan-Sedang 6 4,44%
7 Fomitus 6 4,44%
8 Kejang Demam 5 3,70%
9 Sepsis 5 3,70%
10 Asma Bronkial 3 2,22%
Total 135 100%

Berikut ini 10 besar masalah keperawatan di Ruang Perawatan Umum dan


Anak Rumah Sakit Universitas Tanjungpura pada bulan Januari-Juni 2017 :
Tabel 2.8
10 Besar Masalah Keperawatan Terbanyak di Ruang Perawatan Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
No Masalah Keperawatan
31

1 Hipertermi
2 Kekurangan Volume Cairan
3 Nyeri Akut
4 Penurunan Curah Jantung
5 Resiko Syok Hipovolemik
6 Kelebihan Volume Cairan
7 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
8 Ketidakefektifan Pola Nafas
9 Intoleransi Aktivitas
10 Hambatan Mobilitas Fisik

G. Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruangan


Jumlah tenaga perawat yang bekerja diruang Perawatan Umum dan Anak
berjumlah 15 orang.
1) Metode Depkes
Perhitungan dilakukan berdasarkan metode yang diterapkan oleh Depkes tahun
2006
Perhitungan berdasarkan metode yang diterapkan oleh Depkes adalah
sebagai berikut:

X = A+ B + C
Keterangan:
X : Tenaga perawat
A : Jumlah perawat yang bertugas
B : Jumlah perawat libur
C : Jumlah petugas non keperawatan

Jumlah Jam Perawatan Menurut Depkes

Kriteria pasien Jumlah jam perawatan Jumlah

Perawatan minimal 14 orang 1-2 jam 2 x 14 orang = 28 jam


Perawatan parsial 0 orang 3-4 jam 4 x 0 orang = 0 jam
Perawatan total 2 orang 5-6 jam 6 x 2 orang = 12 jam
Jumlah 40 jam
32

A = Jumlah tenaga keperawatan yang bertugas di Ruang Perawatan umum dan


anak
A = Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam efektif perawat
= 40/7 = 5,71 perawat/hari
B = Jumlah tenaga keperawatan yang libur di Ruang Perawatan umum dan anak
B =( Jumlah hari minggu/tahun+ jumlah hari libur besar/tahun) x A
Jumlah hari kerja/tahun
=(52 + 13+ 40) x 5.71
365-105
=2,08 orang perawat libur
C = Jumlah petugas non keperawatan
C = (A + B) x25%
= (5,71+ 2,08) x25 % = 1,94 orang petugas non kesehatan
Maka, jumlah tenaga perawat dan non perawat di ruang Perawatan Umum dan
Anak menurut teori Depkes adalah:
X =A+B+C
= 5,71 + 2,08 + 1,94
= 9,73= 10 orang
Berdasarkan perhitungan Depkes, dibutuhkan 6 tenaga keperawatan di
Ruang perawatan penyakit dalam lantai II ditambah 1 kepala ruang. dan 2 PP
serta 2 tenaga non keperawatan. Jadi total jumlah perawat dan non perawat yang
bertugas di ruang perawatan penyakit dalam lantai II adalah 11 orang.

2) Metode douglas
3) Metode Gillis
4) Metode Nina
Nina menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
Hasil observasi terhadap ruang perawatan penyakit dalam lantai II yang
berkapasitas 40 tempat tidur, didapatakan jumlah rata-rata klien yang dirawat
(BOR) 40 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adalah 7 jam perhari.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga
perawat di ruang tersebut adalah sbb:
Tahap I
33

Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien.


A= 7 jam/ hari
Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-rata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.
B = A x tempat tidur = 7 x 40 = 280
Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 280 x 365 = 91.250 jam
Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama
setahun.
D= C x BOR / 80 = 91.250 x 16/ 80 = 18.250
Nilai 16 adalah BOR total dari 40 tempat tidur, dimana 40% x 40 = 16.
Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 18.250/ 1878 = 9,7 (10 orang)
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 52 hari minggu = 313 hari)
dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

5) Metode swansburg
Pada suatu unit dengan 40 tempat tidur dan 16 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat klien = 7 jam /klien/hari.
1) total jam perawat /hari = 7 jam
2) jumlah perawat yang dibutuhkan = 15perawat/hari
3) Total jam kerja /minggu = 42 jam
4) jumlah shift perminggu = 6 shift/minggu
5) jumlah staf yang dibutuhkan perhari 2 (jumlah staf sama bekerja setiap hari
dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)
Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999),
merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari untuk pagi :
siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %, Sehingga jika jumlah total staf keperawatan
/hari = 15 orang
Pagi : 47% x 15 = 7 orang
34

Sore : 36% x 15 = 5 orang


Malam : 17% x 15 = 3 orang

6) Metode Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Rata-rata jumlah klien
kelas I = 6 orang x 2 jam/hari = 12 jam
kelas II = 6 orang x 3 jam/hari = 18 jam
kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
Jumlah jam : 48 jam
pagi/sore = 48 jam x 35% = 2,1 orang
8 jam

Malam = 48 jam x 30% = 1,8 orang


8 jam
jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 2+2+2 = 6 orang.

H. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan di Ruang rawat inap lantai 2 Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura yaitu pelayanan spesialis penyakit dalam dewasa dan anak. Berdasarkan
fasilitas yang dimiliki ruangan dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas I, II dan III.
35

I. Alur Pelayanan

IGD/ Rawat Jalan/ COT

Pendaftaran Rekam Medis

Serah Terima di Ners Station

Penjelasan Tata Tertib, Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga

Perawat Ruang Rawat Inap

Diagnostik Lab Administrasi Farmasi

Meninggal
Pulang Sehat Rujuk

Kamar Jenazah
Skema 2.3
Alur Pelayanan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
36

UGD Rawat Jalan

Medical Record

Ruang Perawatan Rawat Inap


Kamar Bedah
Intensif Umum/ Anak

Administrasi

Pulang Sehat Meninggal Dunia

Kamar Mayat

Skema 2.4
Alur Pelayanan Ruang Rawat Inap Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura

J. Penampilan Kinerja Pelayanan


Penampilan kinerja pelayanan di ruang perawatan perawatan umum dan anak
sudah mempunyai standar operasional prosedur dan standar asuhan keperawatan yang
diterbitkan tahun 2013. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala uangan, tidak
ada instrument baku untuk menilai penampilan kinerja perawat di ruang perawatan
ini. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa perawat-perawat yang bekerja
37

diruangan Perawat ruangan sudah menggunakan seragam khusus untuk masing-


masing shift, namun tidak dilengkapi dengan atribut sebagai tanda pengenal perawat.

K. Analisis SWOT
1. Tenaga dan klien (M1 MAN)
Analisa di ruang perawatan umum dan anak yaitu terdapat 15 orang perawat
pelaksana beserta kepala ruangan dengan sebanyak 11 orang berlatar belakang
pendidikan S1 Keperawatan Ners dan 5 orang berlatar pendidikan DIII
Keperawatan. Jumlah perawat di ruangan sudah sesuai dengan tingkat kebutuhan
dan ketergantungan klien. Perawat di ruangan perawatan umum dan anak
memiliki pengalaman kerja paling lama 4 tahun sebanyak 4 orang dan
pengalaman kerja 2 tahun yakni sebanyak 5 orang.

2. Lokasi, Sarana dan Prasarana (M2 Material)


Proses pengumpulan data dilakukan tanggal 3-5 Juli 2017 di Ruang Perawatan
Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Tanjungpura didapatkan:
a. Lokasi dan Denah Ruangan
1) Lokasi ruangan perawatan penyakit dalam terletak di lantai 2 (dua)
2) Sebelah timur berbatasan dengan ruang radiologi
3) Sebelah utara merupakan ruangan perawatan anak kelas III
4) Sebelah barat berdekatan dengan Musholla
5) Sebelah selatan berdekatan dengan ruang diskusi
38

Gambar 2.1
Denah Ruang perawatan umum dan anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura

b. Data Tempat Tidur Klien


Berdasarkan data pengkajian di dapatkan gambaran kapasitas tempat
tidur di Ruang perawatan penyakit dalam adalah 22 tempat tidur untuk
dewasa dan yang dapat berfungsi dengan baik berjumlah 21 tempat tidur.
Sedangkan ruang perawatan anak berjumlah 20 tempat tidur dan yang dapat
berfungsi dengan baik berjumalh 19 tempat tidur.

3. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 Methode)


a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Penerapan MAKP diruang perawatan umum dan anak dalam
menggunakan metode tim. Berdasarkan informasi yang didapat dari salah
satu perawat ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak mengatakan
bahwa di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak menerapkan metode
tim karena sesuai dengan kondisi di ruang perawatan yang memiliki ruangan
dewasa dan anak. Namun dari hasil observasi yang dilakukan, proses
pemberian perawatan dengan metode tim belum berjalan dengan konsep
yang semestinya.
b. Timbang Terima
Timbang terima di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak
dilakukan setiap pergantian shift jaga yang ditulis dalam satu buku khusus
untuk melaksanakan timbang terima. Sebelum melakukan timbang terima
semua laporan pada saat shift dinas tersebut harus sudah selesai hingga
akhirya proses timbang terima dilakukan. Metode timbang terima yang
dilakukan di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak menggunakan
metode SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) yang
bertujuan memperbaiki komunikasi dan meningkatkan keselamatan klien. Isi
39

pelaksanaan timbang terima mencakup data- data kondisi klien saat ini,
informasi penting yang berhubungan dengan kondisi klien terkini, hasil
pengkajian kondisi klien terkini, dan hal yang perlu dilakukan. Berdasarkan
hasil observasi buku timbang terima yang didapatkan diruangan perawatan
Perawatan Umum dan Anak bahwa data yang diisi dibuku timbang terima
meliputi keluhan dinas saat ini, tindakan yang sudah dilakukan saat shift
sebelumnya, kondisi klien saat ini, tindakan dan terapi yang sudah diberikan
dan rencana yang akan dilakukan untuk shift selanjutnya. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan dilakukan secara lisan dan tulisan di nurse station.
c. Ronde Keperawatan
Ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak belum pernah
melakukan ronde keperawatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
satu perawat ruangan, didapatkan data bahwa salah satu kendala belum
dilaksanakannya ronde keperawatan adalah tidak adanya waktu yang cukup
serta belum ada motivasi yang tinggi dari perawat yang ada.
d. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan
Perawatan Umum dan Anak, telah dilakukan supervisi oleh kepala ruangan
terhadap perawat pelaksana diruangan. Supervisi dilakukan sewaktu-waktu
tanpa terjadwal secara rutin. Kepala ruangan melakukan observasi tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Kemudian Kepala
ruangan memberikan evaluasi kepada perawat yang bersangkutan. Namun
untuk format khusus supervisi belum dimiliki. Selain dari kepala ruangan,
supervisi juga dilakukan oleh bidang penjamin mutu yang dilakukan secara
terjadwal.
e. Discharge Planning
Discharge Planning di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak
sudah dilakukan dan cukup optimal karena disampaikan secara lisan dan
tertulis dalam bentuk kertas yang akan dibawa oleh klien saat akan pulang.
f. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak
sudah dilakukan, seluruh obat klien berada dalam loker obatnya masing-
masing yang telah diberi nama sesuai dengan nama klien dan tempat tidur.
Hasil observasi didapatkan bahwa tidak ada troli khusus untuk
40

kegawatdaruratan. Alur sentralisasi obat adalah obat diresepkan oleh dokter


kemudian diserahkan ke keluarga untuk mengambil resep ke depo farmasi.
Setelah itu obat berdasarkan resep diserahkan depo ke keluarga, lalu keluarga
menyerahkan obat ke perawat dengan tanda bukti serah terima obat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pelaksana, tehnik
pendokumentasian sentralisasi obat sudah dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku. Pendokumentasian dilakukan dengan cara mencatat seluruh obat
yang masuk (nama klien, nama obat, jumlah obat, dosis pemberian, waktu
pemberian dan cara pemberian).
g. Dokumentasi Perawatan
Pendokumentasian yang berlaku di ruang perawatan Perawatan Umum
dan Anak adalah sistem SOAP (Subject, Object, Analize, and Planning) yaitu
suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi pada klien. Sistem
pendokumentasian dengan SOAP di ruang perawatan Perawatan Umum dan
Anak dilakukan sesuai pergantian jam dinas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
pendokumentasian perawat di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak
sudah cukup lengkap. Adapun isi pendokumentasian perawat ruangan terdiri
dari lembar pengkajian keperawatan rawat inap, lembar perjalanan penyakit
dan instruksi dokter, lembar ringkasan keluar, lembar daftar pemberian obat,
lembar observasi TTV, lembar grafik TTV, lembar diagnosa dan intervensi,
lembar catatan keperawatan, lembar discharge planning.

STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

Sumber Daya Manusia 1. Kepala ruangan 1. RS Universitas 1. Adanya tuntutan


(M1) berasal dari Tanjungpura masyarakat yang
1. Adanya tugas, peran jenjang merupakan RS tinggi untuk
dan wewenang yang pendidikan S1 pemerintah mendapatkan
jelas secara tertulis. ners dan belum sehingga untuk pelayanan yang
2. Petugas di ruangan mengikuti pengadaan dan lebih profesional.
Perawatan Umum pelatihan kepala pengembangan 2. Rumah sakit lain
dan Anak sudah ruangan dan SDM akan lebih yang mempunyai
41

pernah manajemen mudah. SDM yang lebih


mendapatkan/ bangsal 2. Adanya baik dan
mengikuti pelatihan, 2. Kepala ruangan kesempatan berkualitas.
seminar ataupun dirasakan belum perawat untuk 3. Era globalisasi
workshop. optimal dalam melanjutkan yang menuntut
3. Kepala ruangan melaksanakan pendidikan ke adanya pelayanan
memiliki catatan tugas-tugasnya jenjang yang keperawatan yang
pribadi untuk karena masa lebih tinggi. berkualitas dan
menilai kinerja kerja kepala 3. Sebagian besar bermutu.
perawat di ruangan. ruangan perawat 4. Anggapan
4. Perawat di ruangan tergolong masih mempunyai masyarakat
perawatan umum baru kemauan untuk bahwa rumah
dan anak memiliki 3. Pelaksanaan melanjutkan sakit merupakan
pengalaman kerja tugas di ruangan pendidikan ke rumah sakit
paling lama 4 tahun Perawatan Umum jenjang yang pendidikan, yang
sebanyak 4 orang dan Anak belum lebih tinggi menjadikan
dan pengalaman sesuai dengan 4. Petugas di pasien sebagai
kerja 2 tahun yakni uraian tugas ruangan lahan praktek.
sebanyak 5 orang. 4. Pembagian tugas Perawatan
5. Bila terjadi suatu yang dilakukan Umum dan Anak
konflik baik, pada diruangan belum masih mampu
pasien atau perawat, sesuai dengan untuk melakukan
kepala ruangan struktur double job desk
langsung mengatasi organisasi 5. Adanya
konflik tersebut. 5. Belum terdapat mahasiswa
Apabila tidak dapat struktur praktik yang
diatasi lagi, maka organisasi yang dapat menjadi
kepala ruangan jelas di ruangan. role model bagi
melaporkan konflik perawat ruangan
tersebut kepada
kepala instalasi.
Lokasi, Sarana dan 1. Alat-alat 1. RS Universitas 1. Terbatasnya
Prasarana (M2- emergency Tanjungpura anggaran yang
42

Material) seperti monitor, merupakan RS diberikan oleh RS


defibrillator, dan Pemerintah untuk pemenuhan
1. Tersedianya Nurse
begging belum sehingga untuk saran dan
Station.
tersedia. pengadaan alat prasarana di
2. Terdapat telepon
2. Oksigen sentral dapat lebih ruang Perawatan
ruangan yang
yang tidak dapat mudah Umum dan Anak.
memudahkan
digunakan 2. Adanya anggaran 2. Kesulitan dalam
petugas dalam
sehingga harus dari rumah sakit penanganan
berkomunikasi
menggunakan untuk sarana dan kondisi
dengan ruangan
oksigen tabung prasarana yang kegawatdaruratan
lainnya.
yang tidak ada di rusak yang dapat terjadi
3. Ruang Perawatan
setiap ruangan 3. SOP dan SAK di ruangan
Umum dan Anak
3. Satu Ners station sedang dalam
cukup jauh dengan
masih menangani tahap
UGD dan ruang
dua departemen penyusunan
radiologi
yang berbeda.
4. Tidak terdapat
lokasi bermain
untuk anak.
5. Tidak terdapat
stiker
pemantauan
cairan infus dan
tanda resiko
jatuh.
6. Kurangnya
fasilitas
pencegahan
infeksi
nosocomial
terdekat seperti
wastafel dan
handrub yang
43

tidak merata
disetiap ruangan.
7. SOP (Standard
Operating
Procedure) dan
SAK (Standar
Asuhan
Keperawatan)
masih terbitan
tahun 2013.
8. Tidak ada mesin
sterilisator
khusus diruangan
untuk pensterilan
alat.
9. Kotak saran yang
tidak digunakan
sesuai fungsinya
10. Penempelan
lembar-lembar di
dinding yang
tidak seharusnya

Manajemen (M3- 1. Pelaksanaan 1. RS Universitas 1. Persaingan


Methode) model MAKP tim Tanjungpura dengan RS lain
tidak optimal dapat menjadi yang telah
1. Sudah ada model
2. Terdapat lahan praktik menerapkan
asuhan
ketidaksesuaian mahasiswa standar pelayanan
keperawatan yang
antara konsep keperawatan keperawatan yang
digunakan yaitu
metode Tim yang sehingga dapat optimal.
metode tim.
direncanakan membantu 2. Peningkatan
2. Terlaksanakannya
dengan dalam tuntutan
komunikasi yang
pelaksanaan yang memperbaiki masyarakat akan
44

cukup baik. ada di ruangan, manajemen pelayanan yang


3. Adanya kolaborasi yaitu metode ruangan saat lebih maksimal.
dan komunikasi fungsional. praktik 3. Kebebasan pers
dengan tim 3. ronde manajemen mengakibatkan
kesehatan lain. keperawatan mahasiswa mudahnya
4. Kepala ruangan jarang Ners. penyebaran
melakukan dilaksanakan 2. Kepercayaan informasi di
supervise serta pelaksanaan dari klien dan dalam ruangan ke
keperawatan ronde masyarakat masyarakat.
secara berkala keperawatan cukup baik
terhadap perawat belum sesuai terhadap
maupun dengan konsep pelayanan
mahasiswa yang yang semestinya. rumah sakit.
praktik. 4. terdapat alur
sentralisasi obat,
namun belum
diadakannya
informasi
mengenai
sentralisasi obat
kepada keluarga
pasien.
5. Discharge
Planning sudah
dilaksanakan di
ruang rawat inap
penyakit dalam
pada saat pasien
akan pulang,
tetapi tidak
tersedianya
leaflet untuk
pasien yang
45

pulang
6. patient safety dan
professional
safety didapatkan
ruang infeksius
yang belum
sesuai standar
dan hanya
memiliki 1
ruangan,
kurangnya
fasilitas
pencegahan
infeksi
nosocomial di
ruangan seperti
wastafel dan
handrub yang
hanya terdapat di
beberapa
ruangan, serta
fasilitas edukasi
patient safety
yang kurang,
belum ada tanda
fall risk bagi
pasien yang
beresiko jatuh,
belum terdapat
gelang identitas
yang dipakai
setiap pasien,
serta tidak adanya
46

pemisahan
sampah ampul,
vial dan needle

S-ar putea să vă placă și