Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
6
7
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak nomor 34 tahun 2015
tentang penetapan kelas Rumah Sakit Umum Universitas Tanjungpura Pontianak.
Pada awal pelayanan kesehatan Universitas Tanjungpura memiliki pelayanan
kesehatan berupa Balai Pengobatan Universitas Tanjungpura yang kemudian
menjadi Klinik Pratama, kemudian Universitas Tanjungpura memiliki pelayanan
kesehatan berupa Rumah Sakit Tanjungpura yang dimulai dengan pelayanan
rawat jalan dengan spesialis yang ada di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura,
yang kemudian pada bulan berikutnya bertepatan dengan peresmian Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura dibuka Instalasi Gawat Darurat dengan pelayanan gawat
darurat dan observasi one day care di ruang Observasi IGD Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura, dengan semakin berkembangnya tingkat kunjungan
maka kemudian kemudian dibuka Rawat Inap 1 Oktober 2013 dengan kapasitas
20 tempat tidur yang berkembang menjadi 88 tempat tidur, dengan pengembangan
pada pelayanan rawat inap umum, anak, kamar bersalin dan perawatan ibu nifas,
perinatal care, high care, dan kamar operasi.
Penetapan kelas Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Kelas C membuka
Peluang pesat dalam pengembangan pelayanan rumah sakit dan peluang
kerjasama dengan berbagai pihak, dan sebagai rumah sakit yang ikut serta
mensukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional maka RS bekerja sama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sejak 11 maret 2015.
Dengan perkembangan tersebut RS membuka Layanan Spesialistik dengan
pelayanan spesialis Penyakit Dalam, Bedah, Anak dan Obstetri dan Gynekologi,
ditambah dengan spesialis Penyakit Mata, Spesialis Anasthesi, Spesialis Pathologi
klinik, serta Sub Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Radiology, Spesialis
Anesthesi, Spesialis Pathologi Klinik, serta Sub Spesialis Obstetri dan
Gynekologi. Sedangkan pelayanan rawat inap dibuka dengan layanan Maternal,
Perinatologi, Rawat Anak, Rawat Bedah Dewasa, Rawat Penyakit Dalam Dewasa,
IGD, ICU, OK dan Penunjang Medis Laboratorium dan Radiologi, Dasar hukum
keberadaan Rumah Sakit didasarkan pada:
1. Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
8
yang jelas, serta mampu menciptakan kesan positif (brand image) tentang
sesuatu yang ingin dicapai di masa depan.
Standar
1. Syarat visi menurut Ambler 2012
2. Sebaiknya fokus masa depan (5 sd 10 tahun atau lebih) yang dicapai
3. Menggambarkan ide besar (big picture) yang ingin dicapai
4. Menggambarkan arah organisasi secara jelas
5. Menggukana kata-kata yang jelas, tidak bias, menggunakan kata kunci
6. Sesuai budaya dan nilai organisasi saat ini
7. Sebagai penggerak bagi seluruh penanggungjawab organisasi
8. Sesuai dengan bisnis utama organisasi
9. Menggunakan kalimat menantang
10. Menggunakan pernyataan unik atau khas
11. Mampu menciptakan kesan positif (brand image) tentang sesuatu yang
ingin dicapai di masa depan
12. Menginspirasi semua penanggungjawab organisasi
2) Misi
a) Misi Universitas Tanjungpura
Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat secara berkualitas sehingga, dan memajukan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni serta mampu memberikan arah bagi pembangunan sesuai
dengan disiplin ilmu masing-masing.
b) Misi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dengan
mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset
2. Melaksanankan pelayanan kesehatan paripurna berdasarkan evidence
base teori dan praktik dan riset IPTEKDOK
3. Menyelenggarakan riset klinik dan non klinik yang berwawasan global
4. Melaksanakan pengabdian kepada kepentingan dan kesehatan
masyarakat
5. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dan kesejahteraan karyawan
Universitas Tanjungpura
6. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
12
Perawatan Umum & Anak yang lebih sedikit dibandingkan misi Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura.
Standar
1. Harus ditulis pendek, singkat, tajam, mudah diingat, unik, realistis,
menggambar kondisi saat ini, kurang dari 25 kata
2. Mampu menggambarkan maksud keseluruhan organisasi
3. Mengandung keyakinan dasar, filosofi, prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan
aspirasi organisasi
4. Harus mengandung siapa penanggungjawab diatasnya atau organisasinya
5. Harus mengandung pernyataan tentang batasan aktivitas yang dilakukan,
mencakup produk, pasar, dan geografi atau kedudukan organisasi
dimana mereka melakukan aktivitas
6. Mampu menyatakan secara tegas tentang kemampuan dasar dan
keunggulan kompetitif yang dimiliki
7. Mampu menyampaikan nilai-nilai yang diharapkan dan diperoleh bagi
penanggungjawab organisasinya
3) Motto
a) Motto Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Ramah dan Peduli
b) Moto Ruang Perawatan Umum
C : Cepat dalam Pelayanan
I : Ikhlas dalam Melayani
N : Nyaman bagi Pelanggan
T : Tepat dalam Tindakan
A : Aman dan Bermutu
c) Moto Ruang Perawatan Anak
C : Cepat
A : Akurat
N : Nyaman dan Aman
T : Tanggap
I : Ikhlas
K : Kerjasama Tim dan Keluarga
14
Analisis
Moto adalah kalimat atau kata yang digunakan sebagai semboyan atau
pedoman yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu
organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut motto Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura sudah sesuai yaitu menerima pasien yang datang sesuai keluhan
dan memerlukan asuhan keperawatan. Menerima dengan ramah dan melayani
setiap pasien yang datang. Sedangkan motto Ruang Perawatan Umum & Anak
terdapat beberapa yang belum sesuai dengan yang dilakukan di ruangan, yaitu
kurang cepat dan tanggap saat pasien memerlukan bantuan dan perawatan.
4) Nilai dasar Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
a) Trust
Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila didasari saling
percaya, oleh rasa saling hormat-menghormati anatar individu dan antara
angota tim pemceri pelayanan.
b) Profesionalisme
Profesionalisme yang dimaksud adalah saling memiliki kemampuan
untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik dan prima disertai
dengan kompetensi berlandaskan disiplin ilmu yang dimiliki setiap individu
yang memberikan pelayanan.
c) Costumer Oriented
Sikap yang profesional akan memberikan layanan yang berorientasi
pada penerima layanan, dimana pelayanan prima tidak hanya ditentukan oleh
satu profesi, tetapi semua yang terlibat dalam tim pelayanan, dimana
keberadaan setiap profesi dalam pemberi pelayanan pada hakekatnya saling
melengkapi.
d) Integritas
Sikap yang bertindak konsisten dengan nilai-nilai kebijakan organisasi
serta kode etik profesi berdasarkan undang-udang yang berlaku.
e) Perfect
Menganggap setiap individu/ manusia adalah kesempurnaan yang
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha esa yang sangat mulia sehingga
menempatkan pasien, teman sejawat, profesi lain, dan sebagainya selalu
15
D. Struktur Organisasi
Skema 2.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
KEPALA RUANGAN
KA TIM KA TIM
16
Skema 2.1
Struktur Organisasi Ruangan Perawatan Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
E. Gambaran SDM
1) Ketenagaan di Rumah Sakit Universitas
Tabel 2.1
Tenaga Kesehatan di RS Universitas Tanjungpura
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Spesialis
PNS 19
2 Dokter.Umum
PNS 5
NON PNS 13
3 Dokter Gigi
PNS 1
4 Perawat
PNS 40
NON PNS 35
RELAWAN 40
5 Bidan
PNS 2
NON PNS 7
RELAWAN 17
6 Perawat Gigi
NON PNS 2
7 Tenaga Kesehatan Lain
PNS 4
NON PNS 21
8 Administrasi
PNS 3
NON PNS 16
9 Satpam
PNS 1
NON PNS 7
10 Supir Ambulance
17
NON PNS 1
11 Laundry
NON PNS 5
Sumber : Data Primer Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (2017)
2) Ketenagaan di Ruangan
Tabel 2.2
Tenaga Kesehatan di Ruangan Perawatan Umum dan Anak
RS Universitas Tanjungpura
3) Jumlah Pasien
Tabel 2.3
Jumlah pasien di ruangan Perawatan Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Bulan
Total
Januari Februari Maret April Mei Juni
Jumlah Pasien 56 36 52 56 66 56 322
Sumber : Data Primer Rumah Sakit (2017)
ruangan.
30 Stetoskop Alkes 3 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah stetoskop sudah sesuai
dengan kebutuhan ruangan.
31 Perkusi Hammer Alkes 1 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah perkusi hammer kurang
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
32 Kulkas Non 1 Kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Menurut pedoman
33 Rice cooker Non 1 teknis sarana dan prasarana
Alkes rumah sakit kelas C tahun 2007
34 Kompor Mini Non 1 setiap ruang awat inap
Alkes diharuskan memiliki ruang
35 Dispenser Non 1 dapur kecil (pantry) yang
Alkes memiliki beberapa
36 Rak Piring Non 1 perlengkapan dapur lainya.
Alkes Kulkas yang digunakan untuk
obat dan makanan tidak
dibedakan.
Alat Linen
1 Seprai Besar Non 60 Dalam kondisi bersih dan dapat
Alkes digunakan. Dalam kondisi
bersih dan dapat digunakan.
Jumlah seprai besar sudah
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
2 Seprai Kecil Non - Tidak ada
Alkes
25
ruang perawat.
3 Loker Pasien Non 42 Terpakai 40 loker pasien, 2
Alkes loker pasien tidak digunakan
karena ruangan yang tidak
dapat digunakan
4 Handrub Alkes 12 Dalam kondisi bersih dan dapat
digunakan. Setiap handrub yang
ditempel di dinding tidak
memiliki poster cara cuci
tangan yang baik dan benar.
5 Kamar mandi/ WC Non 22 13 kamar mandi/wc dapat
Alkes digunakan, 11 kamar mandi/wc
tidak dapat digunakan karena
rusak.
6 TV Non 15 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Setiap TV terdapat
di ruangan kelas I.
7 AC Non 15 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Setiap AC terdapat
di ruangan kelas I.
8 Galon/ Dispenser Non 3 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Galon/dispenser
terdapat di lorong dekat
ruangan pasien.
9 Tanda Fall Risk Alkes - Tidak ada. Seharusnya terdapat
tanda fall risk bagi pasien yang
beresiko jatuh.
10 Tiang Infus Alkes 48 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Terdapat pada
setiap bed ruangan.
11 Tabung Oksigen Alkes 6 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Jumlah tabung
oksigen sesuai dengan
27
kebutuhan ruangan.
12 Tempat Sampah Non 27 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. 10 Infeksius dan 17
non Infeksius.
13 Kursi Non 45 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Jumlah kursi sesuai
dengan kebutuhan ruangan.
14 Rak Sepatu Non 8 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan.
15 Pispot Alkes 22 Dalam kondisi baik dan dapat
digunakan. Jumlah pispot
sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
16 Kulkas Non 6 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Kulkas hanya
terdapat di ruang kelas I.
17 Bed Penunggu Non 6 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Hanya ada di ruang
Kelas 1.
18 Meja Makan Non 17 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Meja makan hanya
terdapat di kelas I dan II.
19 Kipas Angin Non 6 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan, terdapat 3 kipas
angin yang rusak.
20 Trolly Baskom Non 15 Dalam kondisi baik dan dapat
Alkes digunakan. Jumlah trolly
baskom sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
Barang Medis Habis Pakai dan Barang Habis Pakai di Ruang Perawatan
Umum dan Anak Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
No Item Jenis Jumlah
1 Plester BHP 2
2 Hypavix BHP 2 Kotak
3 Kasa Steril BMHP 2 Tromol
4 Kasa Non Steril BMHP 2 Tromol
5 Handscoon non steril BMHP 2 Kotak
6 Handscoon Steril BMHP -
7 Masker BHP 2 kotak
8 Alcohol Swab BMHP 1 Kotak
9 Strip GDS BMHP 15
10 Kanofix BHP -
11 IV Chateter no 26 BMHP 3
12 IV Chateter no 24 BMHP 2
13 IV Chateter no 22 BMHP 3
14 IV Chateter no 20 BMHP 3
15 IV Chateter no 18 BMHP -
16 IV Chateter no 16 BMHP -
17 Infus Set Makro BMHP 15
18 Infus Set Mikro BMHP 5
19 Tranfusi Set BMHP 5
20 Aquades BHP 40
21 Ringer Laktat BHP 20
22 NaCl BHP 17
23 Asering BHP 8
24 D5 NS BHP 2
25 D10 BHP 8
26 Glukosa 5% BHP 10
27 Otsu Salin 3% BHP 6
28 Lubricain Gel BHP 2
29 Tabung Spesimen Darah BMHP 39
29
30 Elektroda BHP 20
5) Administrasi Penunjang
No Item Analisa
1. Buku Pemberian Obat Terdapat 1 buku pemberian obat untuk
semua pasien, baik dewasa maupun anak.
Seharusnya, penggunaan buku pemberian
obat harus dipisah antara dewasa dan
anak, agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pemberian obat.
2. Buku Observasi TTV Terdapat 1 buku observasi TTV untuk
semua pasien, baik dewasa maupun anak.
Seharusnya, penggunaan buku observasi
TTV harus dipisah antara dewasa dan
anak, agar tidak menimbulkan kesalahan.
3. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan anastesi sesuai
Anastesi dengan standar rumah sakit.
4. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan operatif sesuai dengan
Operatif standar rumah sakit.
5. Lembar Penolakan Lembar penolakan tindakan medis sesuai
Tindakan Medis dengan standar rumah sakit.
6. Lembar Discharge Planning Lembar discharge planning sesuai dengan
standar rumah sakit.
7. Lembar Pulang Atas Lembar pulang atas permintaan sendiri
Permintaan Sendiri sesuai dengan standar rumah sakit.
1 Hipertermi
2 Kekurangan Volume Cairan
3 Nyeri Akut
4 Penurunan Curah Jantung
5 Resiko Syok Hipovolemik
6 Kelebihan Volume Cairan
7 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
8 Ketidakefektifan Pola Nafas
9 Intoleransi Aktivitas
10 Hambatan Mobilitas Fisik
X = A+ B + C
Keterangan:
X : Tenaga perawat
A : Jumlah perawat yang bertugas
B : Jumlah perawat libur
C : Jumlah petugas non keperawatan
2) Metode douglas
3) Metode Gillis
4) Metode Nina
Nina menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
Hasil observasi terhadap ruang perawatan penyakit dalam lantai II yang
berkapasitas 40 tempat tidur, didapatakan jumlah rata-rata klien yang dirawat
(BOR) 40 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adalah 7 jam perhari.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga
perawat di ruang tersebut adalah sbb:
Tahap I
33
5) Metode swansburg
Pada suatu unit dengan 40 tempat tidur dan 16 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat klien = 7 jam /klien/hari.
1) total jam perawat /hari = 7 jam
2) jumlah perawat yang dibutuhkan = 15perawat/hari
3) Total jam kerja /minggu = 42 jam
4) jumlah shift perminggu = 6 shift/minggu
5) jumlah staf yang dibutuhkan perhari 2 (jumlah staf sama bekerja setiap hari
dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)
Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999),
merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari untuk pagi :
siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %, Sehingga jika jumlah total staf keperawatan
/hari = 15 orang
Pagi : 47% x 15 = 7 orang
34
6) Metode Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Rata-rata jumlah klien
kelas I = 6 orang x 2 jam/hari = 12 jam
kelas II = 6 orang x 3 jam/hari = 18 jam
kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
Jumlah jam : 48 jam
pagi/sore = 48 jam x 35% = 2,1 orang
8 jam
H. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan di Ruang rawat inap lantai 2 Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura yaitu pelayanan spesialis penyakit dalam dewasa dan anak. Berdasarkan
fasilitas yang dimiliki ruangan dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas I, II dan III.
35
I. Alur Pelayanan
Meninggal
Pulang Sehat Rujuk
Kamar Jenazah
Skema 2.3
Alur Pelayanan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
36
Medical Record
Administrasi
Kamar Mayat
Skema 2.4
Alur Pelayanan Ruang Rawat Inap Umum dan Anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
K. Analisis SWOT
1. Tenaga dan klien (M1 MAN)
Analisa di ruang perawatan umum dan anak yaitu terdapat 15 orang perawat
pelaksana beserta kepala ruangan dengan sebanyak 11 orang berlatar belakang
pendidikan S1 Keperawatan Ners dan 5 orang berlatar pendidikan DIII
Keperawatan. Jumlah perawat di ruangan sudah sesuai dengan tingkat kebutuhan
dan ketergantungan klien. Perawat di ruangan perawatan umum dan anak
memiliki pengalaman kerja paling lama 4 tahun sebanyak 4 orang dan
pengalaman kerja 2 tahun yakni sebanyak 5 orang.
Gambar 2.1
Denah Ruang perawatan umum dan anak
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
pelaksanaan timbang terima mencakup data- data kondisi klien saat ini,
informasi penting yang berhubungan dengan kondisi klien terkini, hasil
pengkajian kondisi klien terkini, dan hal yang perlu dilakukan. Berdasarkan
hasil observasi buku timbang terima yang didapatkan diruangan perawatan
Perawatan Umum dan Anak bahwa data yang diisi dibuku timbang terima
meliputi keluhan dinas saat ini, tindakan yang sudah dilakukan saat shift
sebelumnya, kondisi klien saat ini, tindakan dan terapi yang sudah diberikan
dan rencana yang akan dilakukan untuk shift selanjutnya. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan dilakukan secara lisan dan tulisan di nurse station.
c. Ronde Keperawatan
Ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak belum pernah
melakukan ronde keperawatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
satu perawat ruangan, didapatkan data bahwa salah satu kendala belum
dilaksanakannya ronde keperawatan adalah tidak adanya waktu yang cukup
serta belum ada motivasi yang tinggi dari perawat yang ada.
d. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan
Perawatan Umum dan Anak, telah dilakukan supervisi oleh kepala ruangan
terhadap perawat pelaksana diruangan. Supervisi dilakukan sewaktu-waktu
tanpa terjadwal secara rutin. Kepala ruangan melakukan observasi tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Kemudian Kepala
ruangan memberikan evaluasi kepada perawat yang bersangkutan. Namun
untuk format khusus supervisi belum dimiliki. Selain dari kepala ruangan,
supervisi juga dilakukan oleh bidang penjamin mutu yang dilakukan secara
terjadwal.
e. Discharge Planning
Discharge Planning di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak
sudah dilakukan dan cukup optimal karena disampaikan secara lisan dan
tertulis dalam bentuk kertas yang akan dibawa oleh klien saat akan pulang.
f. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di ruang perawatan Perawatan Umum dan Anak
sudah dilakukan, seluruh obat klien berada dalam loker obatnya masing-
masing yang telah diberi nama sesuai dengan nama klien dan tempat tidur.
Hasil observasi didapatkan bahwa tidak ada troli khusus untuk
40
tidak merata
disetiap ruangan.
7. SOP (Standard
Operating
Procedure) dan
SAK (Standar
Asuhan
Keperawatan)
masih terbitan
tahun 2013.
8. Tidak ada mesin
sterilisator
khusus diruangan
untuk pensterilan
alat.
9. Kotak saran yang
tidak digunakan
sesuai fungsinya
10. Penempelan
lembar-lembar di
dinding yang
tidak seharusnya
pulang
6. patient safety dan
professional
safety didapatkan
ruang infeksius
yang belum
sesuai standar
dan hanya
memiliki 1
ruangan,
kurangnya
fasilitas
pencegahan
infeksi
nosocomial di
ruangan seperti
wastafel dan
handrub yang
hanya terdapat di
beberapa
ruangan, serta
fasilitas edukasi
patient safety
yang kurang,
belum ada tanda
fall risk bagi
pasien yang
beresiko jatuh,
belum terdapat
gelang identitas
yang dipakai
setiap pasien,
serta tidak adanya
46
pemisahan
sampah ampul,
vial dan needle