Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Gambar1.
konduksi
listrik jantung
Gambar2.
Gambaran
EKG Normal
1. Gelombang
P
Gelombang ini berukuran kecil dan merupakan hasil dari depolarisasi dari atrium
kanan dan kiri . nilai normal interval P adalah kurang dari 0,12 detik
2. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan gelombang P pada
QRS. Lama interval PR : 0,12 0,20 detik
3. Gelombang kompleks QRS
Merupakan hasil depolarisasi dari ventrikel kanan dan kiri .lama interval QRS
adalah 0,07 -0,10 detik.
4. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan gelombang QRS
pada T
5. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi dari ventrikel kanan dan kiri
6. Gelombang U
Gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada , asal dari gelombang ini
merupakan hasil repolarisasi dari atria yang sering tidak dikenali karena
ukurannya kecil dan terbenam pada gelombang QRS
.
Bidang Vertikal/Frontal :
a. Tiga buah bipolar standard leads atau sadapan Einthoven, yaitu Lead I, II,
dan III. Sadapan ini merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang
digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi, segitiga Einthoven.
b. Tiga buah unipolar limb leads atau sadapan Wilson yang sering disebut juga
sadapan unipolar ekstrimitas, yaitu Lead aVR, aVL, dan aVF. Sadapan ini
merekam besar potensial listrik pada satu ekstrimitas, elektroda eksplorasi
diletakkan pada ekstrimitas yang akan diukur.
Bidang Horizontal :
Enam buah unipolar chest leads atau sering disebut juga sadapan unipolar
prekordial, yaitu lead V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
Gambar4. Sadapan
ekstermitas
Gambar
5.
Contoh
bentuk
sinyal
yang
didapat
dari 12 leads (sadapan) EKG normal
Gambar
6. EKG
paper
Interprestasi EKG terdiri dari :
1. Menghitung Frekuensi
Perkiraan Heart Rate (HR):
HR = 1500/interval R-R ( untuk kotak kecil )
HR= 300/Interval R-R ( untuk kotak besar )
2. Menilai Ritme
Untuk mengetahui apakan iramanya sudah teratur atau tidak teratur yaitu dengan
melihat interval R-R dan P-P.
Dikatakan regular jika intervalnya konsisten (jarak R-R sama dari satu siklus ke
siklus lainnya
b. Irama Atrial
Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominanya adalah sumber implus
atrium.
Cirinya gelombang P berbeda dengan irama sinus . contoh pada atrial Fluter.
c. Irama Junctional
Irama denyut jantung yang pemacunya dominan pada nodus AV. Cirinya
gelombang P hilang /inverse/ mundur.
d. Irama Ventrikuler
Irama jantung yang pemacunya dominan dari sumber implus ventrikel
Gambar 12.
Transition
Zone
5. Menilai Aksis Jantung
Jika lead 1 Dan lead aVF Maka arah aksis
+ - Deviasi kiri
+ + Normal
- + Deviasi kanan
- - Deviasi kanan ekstrim
Gambar13. aksis
jantung
2 Aritmia
2.1 Defenisi
Aritmia adalah pola dan/atau perubahan yang cepat dari denyut jantung normal. Jadi
yang dapat didefenisikan sebagai aritmia adalah :
a. irama yang berasal dari bukan nodus SA
b. irama yang tidak teratur , meskipun berasal dari nodus SA, misalnya sinus
aritmia
c. frekuensi kurang dari 60x/menit ( bradikardia) atau lebih dari 100x/menit
( takikardia)
d. terdapatnya hambatan implus supra atau intra ventricular.
2.2 Gejala Aritmia
Aritmia adalah pola dan/atau perubahan yang cepat dari denyut jantung normal.
Beberapa pasien ada yang sama sekali tidak sadar adanya aritmia. Yang lain ada
mengeluh tentang gejala-gejala termasuk palpitasi, perasaan lompatan atau getaran
jantung, pusing, sesak napas atau nyeri dada.
Pada tachycardias dan bradycardias dapat terjadi kekurangan aliran darah ke otak,
arteri koroner dan bagian tubuh lainnya. Aliran darah yang kurang ke otak dapat
menyebabkan pusing atau hilang kesadaran atau pingsan(syncope). Suplai darah
yang kurang ke arteri koroner menyebabkan angina . Suplai darah yang tidak
memadai ke tubuh bagian lainnya menyebabkan letih dan sesak napas.
2.3 Etiologi
Penyebab aritmia disebabkan karena hal hal yang mempengaruhi kelompok sel
yang mengautomisasi dan sistem penghantarnya seperti :
a. Persyarapan outonom dan obat obatan yang mempengaruhinya
b. Lingkungan seperti beratnya iskemia, Ph, dan kadar elektrolit dalam serum
c. Kelainan jantung seperti fibrosis dan sikatrik , infalamasi dan metabolic serta
jaringan abnormal dalam jantung seperti amiloidosis.
Berbagai etiologi ini saling memberatkan , artinya bila ada hipertrofi jantung
misalnya , lalu terjadi iskemia dan gangguan balans elektrolit maka aritmia akan
lebih mudah timbul, dan mengontrolnya akan lebih sulit lagi.
Pada beberapa pasien, aritmia disebabkan oleh penyakit otot jantung, klep jantung
atau arteri koroner. Pada pasien yang lainnya aritmia dapat hanya merefleksikan
penyakit dari sistim listrik jantung dimana sisa jantung lainnya sehat. Penyebab
aritmia lainnya termasuk obat-obatan, alkohol yang berlebihan, kadar hormon tiroid
yang berlebihan, tingkat oksigen darah yang rendah, stres dan merokok.
2.4 Patofisiologi
Mekanisme aritmogenik dapat dibagi menjadi : ganguan pembentukan impuls dan
gangguan konduksi
2.4.1 gangguan pembentukan impuls
gangguan ini dapat dibagi menjadi:
a. kelainan automatisasi
pada keadaan normal, automatisasi (depolarisasi spontan) hanya terjadi pada
nodus SA. Hal ini disebabkan karena impuls-impuls yang dicetuskan di nodus
SA sedemikian cepatnya sehingga menekan proses automatisasi di sel
lain.Apabila terjadi perubahan tonus susunan saraf pusat otonom atau karena
suatu penyakit di Nodus SA sendiri maka dapat terjadi aritmia
b. trigger automatisasi
dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dan delayed after-
depolarisation yaitu suatu voltase kecil yang timbul sesudah sebuah potensial
aksi,apabila suatu ketika terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada gagal
jantung atau terjadi penghambatan aktivitas sodium-potassium-ATP-ase misalnya
pada penggunaan digitalis, hipokalemia atau hipomagnesemia atau terjadi
reperfusi jaringan miokard yang iskemik misalnya pada pemberian trombolitik
maka keadaan-keadaan tersebut akan mnegubah voltase kecil ini mencapai nilai
ambang potensial sehingga terbentuk sebuah potensial aksi prematur yang
dinamakan trigger impuls. trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan
sebuah trigger impuls yang kedua kemudian yang ketiga dan seterusnya samapai
terjadi suatu iramam takikardai.
2.4.2 gangguan konduksi
a. re-entry
Bilamana konduksi di dalah satu jalur tergaggu sebagai akibat iskemia atau masa
refrakter, maka gelombang depolarisasi yang berjalan pada jalur tersebut akan
berhenti, sedangkan gelombang pada jalur B tetap berjalan sepetisemual bahkan
dapat berjalan secara retrograd masuk dan terhalang di jalur A. Apabila bebrapa
saat kemudian terjadi penyembuhan pada jalur A atau masa refrakter sudah lewat
maka gelombang depolarisasi dari ajlur B akan menemus rintangan jalur A dan
kembali mengkatifkan jalur B sehingga terbentuk sebuah gerakan sirkuler atau
reentri loop. Gelombang depolarisasi yang berjalan melingkar ini bertindak seagi
generator yang secara terus-menerus mencetuskan impuls.
Reentr loop ini dapat berupa lingkaran besar melalui jalur tambahan yang disebut
macroentrant atau microentrant.
c. Blok
Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat dibagi
menjadi blok SA (apabila hambatan konduksi pada perinodal zpne di nodus SA);
blok AV (jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA sampai berkas
His); blok cabang berkas (bundle branch block=BBB) yang dapat terjadi di right
bundle branch block atau left bundle branch block.
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Berdasarkan Irama
a. Irama sinus
Aritmia yang terjadi pada keadaan bradikardia atau takikardi atau sinus aresst.
Gambar 16.sinus Aresst
b. Irama Atrial
Dibagi menjadi :
1. Atrial Flutter
Gambaran terlihat baik pada sadapan II, III, dan aVF seperti gambaran
gigi gergaji , kelaianan ini dapat terjadi pada kelainan katub mitral atau
tricuspid, cor pulmonal akut atau kronis , penyakit jantung koroner dan
dapat juga akibat intoksikasi digitalis
2. Atrial Fibrilasi
Pada EKG terlihat gelombang yang sangat tidak teratur dan cepat sekali ,
mencapai 300 -500 kali permenit dan sering kali ditemukan pulsus deficit.
Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang cepat dan kacau
"menyala" dari daerah-daerah yang berbeda di atria, dari pada hanya dari
satu daerah pemacu jantung di SA node. Signal-signal ini pada gilirannya
menyebabkan kontraksi ventricle yang cepat dan tidak beraturan.
Penyebab-penyebab dari atrial fibrillation termasuk serangan jantung,
tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit klep mitral (seperti mitral
valve prolapse), tiroid yang aktif berlebihan, gumpalan darah di paru
(pulmonary embolism ), alkohol yang berlebihan, emphysema, dan
radang dari lapisan jantung (pericarditis).
3. Atrial takikardi
Biasanya adalah paroksimal (PAT= paroxysmal atrial tachycardia ),
disebut juga takikardi supraventrikuler paroksimal, yaitu takikardai yang
berasal dari atrium dan nodus AV. Pada gambar terdapat ektrassistole yang
berturut- turut.
4. Ekstrasistole atrial
Disebut juga Premature atrial beats. Hal ini timbul akibat impuls yang
berasal dari atrium timbul premature . kelainan ini biasanya tidak memiliki
arti klinis penting dan biasanya tidak butuh terapi
Gambar 20.
Ekstrasistole Atrial
c. Irama Junctional
Gambaran EKG menunjukan laju QRS antara 40 -60 permenit dengan irama
biasanya teratur , gelombag { biasanya terlihat negative disadapan II , III, aVF
. Gelombang P bisa mendahului atau tumpang tindih dengan QRS.
Biasanya disebabkan karena nodus SA kurang aktiv sehingga diambil alih :
a. AV junctional ektrasistole
d. Irama Ventrikuler
1. Ventrikel Ekstra Sistole (VES)
Adalah gelombang ventrikel yang muncul tiba tiba pada gelombang sinus ,
ini muncul karena pace maker ventrikel tiba tiba lebih kuat dari SA node
dalam memproduksi listrik . jenis ini terdiri dari :
a. VES Uniform atau Unifokal
VES yang bentuknya serupa pada lead yang sama.
b. VES multiform
c. VES Begimini
Artinya setiap satu komplek normal diikuti oleh satu VES
d. VES trigemini
Artinya setiap dua komplek normal diikuti oleh satu VES
e. VES Couplet
Artinya setelah komplek normal , muncul 2 VES sekaligus , jika
muncul lebih dari 2 sekaligus disebut Run of
4. Ventrikel Flutter
Ventrikel Fluter adalah gambaran getaran ventrikel yang disebabkan oleh
produksi sebuah pacemaker diventrikel dengan frekuensi 250 350 kali
permenit. Gambaran yang muncul adalah gelombang berlekuk dan rapat.
2.
Gangguan AV Block
a. AV Block derajat 1
Umumnya disebabkan karena gangguan konduksi di proximal His
bundle , sering terjadi pada intoksitas digitalis, peradangan , proses
degenerasi maupun varian normal . Gambar yang muncul pada EKG
adalah interval PR yang melebar > 0,22 detik dan interval PR tersebut
kurang lebih sama disetiap gelombang
Gambar
22. first
degree
AV
Block
b. AV Block derajat II
Dibagi menjadi 2 tipe :
1. Mobitz tipe 1 ( wenckebach block)
Interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu
ketika implus dari atrium tidak sampai ke ventrikel dan denyut
ventrikel ( gelombang QRS)tidak tampak , atau gelombang P tidak
diikuti oleh QRS. Hal ini disebabkan karena tonus otot yang
meningkat , keracunan digitalis atau iskemik .
2. Mobitz tipe 2
Interval PR tetap sama tetapi didapatkan denyut ventrikel yang
berkurang. Dapat terjadi pada infrak miocard akut, miocarditis, dan
proses degenerasi.
Gambar 26. LBBB
b. RBBB
Pada EKG akan terlihat kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12
detik dan akan tambapk gambaran rsRatau RSR di V1, V2 ,
sementara itu di I, aVL , V5 didapatkan S yang melebar karena
depolarisasi ventrikel kanan yang terlambat.
Gambar 27.RBBB
Gambar 28.
Gambaran
EKG pada
Hyperkalemia
2.
Hipokalemia
Ditandai dengan ST Depresi , U tinggi (>1 mm) atau lebih tinggi dari T dan
komplek QRS melebar.
Gambar
29.
Gambaran
EKG pada
Hipokalemia
3. Hiperkalsemia
Ditandai denga QT memendek.
Gambar
30. Gambaran EKG pada
Hiperkalsemia
4. Hipokalsemia
Ditandai denga QT memanjang.
Gambar
31. Gambaran EKG pada
Hipokalsemia
Jika gambaran EKG adalah block derajat II tipe 2 atau AV total / derajat 3
lakukan langkah sebagai berikut:
- Segera pasang pacu jantung transkutan sambil menunggu pemasangan pacu
jantung tranvesa( Konsultasi ke dokter ahli jantung)
- Cari dan tangani penyebab yang dapat menyokong seperti hipoglikemia,
hipokalemia, hipovolumia, asidosis, tamponade jantung, trauma.
b. Pada Takikardi
Dalam penanganan takikardi yang paling penting adalah menetukan apakah nadi
teraba atau tidak .jika nadi teraba, tentukan apakah pasien stabi atau tidak stabil
(terdapat syok , edem paru, hipotensi). Semua takikardi tidak Stabil harus segera
di kardioversi kecuali sinus takikardi. Sinus takikardi adalah respon fisiologi
untuk mempertahankan curah jantung.Jika terjadi gangguan hemodinamik
(misalnya ada tanda- tanda syok) makaharus dicari penyebabnya , bukan
dilakukan kardioversi pada sinus takikardinya.
Monitoring hasil EKG dan lakukan tatalaksana seperti pada alogaritma Bantuan
c. Tatalaksana Fibrilasi Ventrikel (VF)
Gambaran klilniknya adalah henti nafas dan henti jantung , dimana pada
kondisi ini jantung hanya bergetar saja tidak mampu berkerja sebagai pompa,
berarti terjadi kematian klinis yang dapat berlanjut menjadi kematian
biologis . penderita biasanya sudah tidak sadar dan tidak ada respon saat dicek
kesadarannya.
Tatalaksana fibrilasi ventrikel adalah sama dengan tatalaksana ventrikel
takikardi tanpa nadi :
- Lakukan survey ABCD ( jika memungkinkan pasang intubasi trakea) dan
lanjutkan RJP sambil menunggu alat listrik datang. ketika alat datang , pasang
sadapan tanpa menghentikan RJP , lalu lihat irama.
- Bila terlihat gambaran VF , lakukan kejut listrik unsynchronized dengan
energi 350 J( untuk monofasik ) atau 200 J ( untuk bifasik). Lakukan RJP
selama 2 menit (5 siklus) setelah itu monitoring EKG. Bila masih VF ,
lakukan kejut listrik kedua ,RJP selama 2 menit (5 siklus), bila IV line telah
terpasang beri Epinefrin1mg IV yang dapat diulangi setiap 3 5 menit. Obat
alternative lain adalah lidokain 1-1,5 mg/kgbb dan amiodaron 300mg.
- lidokain dosis awal 1-1,5 mg/kgbb dan diikuti 0,5-0,75 mg / kgBB sampai
maksimal dose 3 mgg/kgBB
b. Treadmill
Pada beberapa pasien, treadmill digunakan untuk mendeteksi aritmia yang terjadi
hanya pada keadaan berusaha keras. Treadmill adalah perekaman EKG yang terus
berlangsung tanpa henti dari jantung ketika pasien sedang menjalankan tingkat
latihan yang meningkat. Sebagai tambahan mendeteksi aritmia, treadmill juga
adalah tes screening yang berguna untuk kehadiran dari penyempitan arteri
koroner yang dapat membatasi suplai dari darah beroksigen ke otot jantung pada
waktu tes treadmill.
c. Echocardiography
Alat ini menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari
kamar-kamar jantung, klep jantung dan struktur sekitarnya. Echocardiography
sangat berguna dalam mendeteksi penyakit klep jantung, seperti mitral valve
prolapse, mitral stenosis dan aortic stenosis .
Echocardiography juga berguna dalam mengevaluasi besar ukuran dari kamar-
kamar jantung, begitu juga dengan kesehatan dan kontraksi dari otot-otot
ventricles. Kombinasi dari echocardiograpy dengan stress echocardiography
adalah suatu tes screening yang akurat untuk penyakit arteri koroner yang
signifikan. Bagian dari ventricle yang disuplai oleh pembuluh yang menyempit
tidak akan berkontraksi sebaik sisa bagian lainnya selama latihan.
d. Cardiac catheterization (kateterisasi jantung) dengan angiography
Kadang cardiac catheterization (kateterisasi jantung) dengan angiography dilakukan
untuk mendeteksi penyakit arteri koroner atau penyakit klep jantung yang dapat
memicu aritmia. Arteri koroner mensuplai darah beroksigen dari aorta ke otot
jantung. Selama prosedur ini, pipa (tube) plastik kecil yang berlubang dimasukkan
dengan diawasi dengan x-ray dari pembuluh arteri di pangkal paha (groin) menuju
ke mulut dari kedua arteri koroner utama yang terletak diatas aortic valve (klep
aorta).
Zat kontras yang terbuat dari Iodine disuntikan kedalam arteri ketika gambar-ganbar
x-ray direkam. Ini adalah tes yang akurat dalam mendeteksi, menggambarkan dan
mendapatkan luas dan parahnya dari penyakit arteri koroner.
e. Uji Lab
Uji Laboratorium untuk kadar dari hormon tiroid, potasium, magnesium dan obat-
obatan seperti digoxin. Hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan aritmia
cepat, seperti atrial fibrillation. Kadar darah dari potasium dan magnesium yang
rendah dapat menimbulkan aritmia. Keracunan digoxin (Lanoxin) dapat
menyebabkan aritmia yang serius, seperti bradycardia dan ventricular tachycardias.
Keracunan digoxin dapat diperburuk oleh kadar darah yang rendah dari potasium
dan magnesium.