Sunteți pe pagina 1din 8

LAPORAN KEGIATAN GOTONG ROYONG DI RW IV

A. Latar Belakang Kegiatan

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi kodratnya memegang
peranan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup ekosistem di bumi. Manusia
diberi kelebihan akal dan fikiran untuk mengelola bumi agar terciptanya kelestarian
lingkungan hidup, sehingga manusia dengan makhluk hidup lainnya dapat hidup
berdampingan tanpa merusak alam.

Namun pada kenyataannya, banyak manusia yang tidak memahami hal tersebut.
Aktivitas dan kegiatan manusia sehari-hari baik secara sadar ataupun tidak sadar
banyak merusak alam. Sehingga keseimbangan ekosistem di bumi terganggu yang
menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam. Diantaranya kebiasaan membuang
sampah sembarangan dapat menyumbat saluran air dan pencemaran lingkungan
sehingga menyebabkan banjir.1 Selain itu, manusia juga penyebab utama pembakaran
hutan dan lahan yang menyebabkan bencana asap sehingga membahayakan kesehatan
manusia.

Permasalahan lingkungan hidup merupakan masalah bersama yang dirasakan oleh


seluruh negara yang ada di dunia sehingga masalah lingkungan hidup ini masuk
sebagai salah satu tujuan global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang
merupakan lanjutan dari Millenium Development Goals

(MDGs) yang disepakati oleh 193 Negara Perserikaan Bangsa Bangsa (PBB) pada
tanggal 15-27 September 2015 di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat. Dari
17 tujuan global Sustainable Development Goals (SDGs), terdapat 3 tujuan global yang
berfokus terhadap permasalahan lingkungan hidup. Yaitu pada butir empat belas, Aksi
Terhadap Iklim: Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Butir lima belas, Kehidupan Bawah Laut: Melestarikan dan menjaga keberlangsungan
laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang
berkelanjutan. Dan butir enam belas, Kehidupan di Darat: Melindungi,
mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat,
mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling
tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
Indonesia merupakan negara yang tidak luput dari permasalahan lingkungan.
Dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia setelah Republik Rakyat
Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, menjadikan negara Indonesia rentan terhadap
permasalahan lingkungan.4 Manusia merupakan penyumbang terbesar terhadap
kerusakan lingkungan, dengan jumlah penduduk yang semakin padat akan berdampak
pada tekanan lingkungan. Karena manusia membutuhkan lahan pemukiman, sehingga
lahan menjadi sempit dan berkurangnya ruang terbuka hijau. Meningkatnya jumlah
penduduk juga berdampak pada bertambahnya konsumsi masyarakat. Sampah rumah
tangga menjadi bertambah, sedangkan tempat pembuangan terbatas sehingga sampah
menumpuk. Sampah yang menumpuk, merupakan pusat penyebaran penyakit tertentu,
misalnya tifus, kolera, dan disentri.

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan


bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.
Sehingga lahirlah Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008, karena dalam pengelolaan
sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan
Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga
pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.

Permasalahan lingkungan seperti peningkatan jumlah volume sampah juga terjadi


di Sumatera Barat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya.
Seperti yang terlihat pada distribusi penduduk provinsi Sumatera Barat pada berbagai
daerah tingkat dua (Kota dan Kabupaten).

Sesuai dengan mandat Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan visi


pembangunan berkelanjutan dengan rencana kerja yang diprioritaskan kepada Good
Environmental Governance yaitu kerangka pikir pengelolaan negara dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup melalui interaksinya dengan rakyatnya.10 Dimana
lingkungan yang terjaga baik diharapkan akan mendukung program Good Governance
sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara negara, sektor swasta, dan
masyarakat.11 Yaitu dengan melibatkan peran serta dan partisipasi aktif masyarakat
dalam mewujudkan kota yang bersih dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.
Dalam mewujudkan cita-cita dan harapan tersebut, pemerintah daerah bersama
masyarakat harus mampu melakukan pembenahan dan perubahan dalam pengelolaan
lingkungan, yakni dengan menghidupkan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua
pihak. Karena masyarakat dan pemerintah daerah memiliki kepentingan yang sama
dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup, menciptakan kota yang bersih
untuk kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.

Untuk terciptanya pengelolaan lingkungan hidup perkotaan yang bersih, teduh dan
berkelanjutan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup melahirkanprogram adipura,
yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. Program
tersebut sebagai dorongan terhadap pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik dibidang lingkungan hidup, yang penghargaannya
dalam bentuk anugerah adipura, piagam adipura, dan plakat adipura yang diberikan
terhadap kabupaten/kota yang dinyatakan berhasil dalam pengelolaan lingkungan
hidup menuju pembangunan berkelanjutan.Pemerintah daerah kota dan kabupaten
yang ada di provinsi Sumatera Barat antusias mengikuti program adipura. Beberapa
daerah kota dan kabupaten di provinsi Sumatera Barat berhasil meraih penghargaan
adipura dalam beberapa kaategori.

Didapatkan data demografi RW IV terdapat RT 1, RT II, RT III, RT V. Batas


wilayah RW IV mulai dari selatan berbatsan dengan taruko, timur berbatasan dengan
RW III, utara berbatsan dengan jalan raya belimbing, barat berbatasan dengan komplek
bumi minang. Jumlah penduduk RW IV : 925 jiwa, terdiri dari laki-laki: 484 (52,3%)
perempuan 441(47,7%), jumlh KK yang didata adalah sebanyak 228 KK.

Sedangkan permasalahan lingkungan RW 4 Kelurahan Korong Gadang


Kecamatan Kuranji yang terdiri dari RT 1, RT 2, RT 3, RT 4. Sesuai dengan kegiatan
MMRW pada tanggal 15 april tepatnya di Masjid Nurul Huda terdapat beberapa
masalah salah satunya tentang lingkungan yaitu sampah.

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah bisa berasal dari berbagai tempat,
seperti : Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah
dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis
sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau
sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

Tujuan diadakan GORO di RW 4 ialah suapaya mengajak masyarakat RW 4 dapat


menjaga lingkungan terbebas dari sampah dan membina silahturahmi antar warga.
Gotong royang ini merupakan wadah titik temu antara masyrakat dan peran serta
masyarakat dalam menanggulangi masalah sampah dilingkungan sekitar dimasyarakat,
terutama dalam upaya peningkatan lingkungan yang berih dan sehat.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan hasil Survey gotong royong di RW


IV Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang, didapatkan jumlah
persan serta masyarakat sebanyak .........KK atau % dari KK jumlah 228 KK .

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan diadakan Gotong Royong antara lain :
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan gotong royong ini adalah
agar tokoh masyrakat dan warga RW IV, memiliki rasa jiwa kerja sama yang tinggi
dalam menciptakan hidup bersih di kehidupan sehari hari , di rumah, sekolah
maupun di tempat tempat umum, dan rasa toleransi yang tinggi akan tetap tertanam
dalam jiwa masing - masing.
Di samping itu tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan gotong royong adalah:
1.Terlaksananya rencana lingkungan dengan baik .
2.Terbimbingnya warga dalam melatih hidup sehat dan bersih .
3..Adanya rasa nyaman jika berada dilingkungan RW IV bagi para warga.
4.Adanya rasa cinta warga terhadap lingkungan daerh maing-masing.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat Dari Gotong-royong bagi masyarakat adalah dapat mengembangkan atau
menciptakan rasa kebersamaan antar masyarakat yang dilakukan secara sukarela tanpa
adanya jaminan berupa upah atau pembayaran dalam bentuk lainnya, sehingga
gotong-royong ini tidak selamanya perlu dibentuk kepanitiaan secara resmi melainkan
cukup adanya pemberitahuan pada warga komunitas mengenai kegiatan dan waktu
pelaksanaannya, kemudian pekerjaan dilaksanakan setelah selesai bubar dengan
sendirinya.
D. Keuntungan dari Manfaat Gotong Royong

1. Pekerjaan menjadi mudah dan ringan dibandingkan apabila dilakukan secara


perorangan.
2. Dapat memperkuat dan mempererat hubungan antar warga masyarakat di mana
mereka berada bahkan dengan kerabatnya yang telah bertempat tinggal di
tempat lain.
3. Dapat menyatukan seluruh warga Masyarakat yang terlibat di dalamnya.
4. Gotong-royong dapat dilakukan untuk meringankan pekerjaan di lahan
pertanian.
5. Dapat meringankan pekerjaan di dalam acara yang berhubungan dengan pesta
yang dilakukan salah satu warga masyarakat.
6. Serta bahu membahu dalam membuat dan menyediakan kebutuhan bersama

E. Tahap-tahap Pelaksanaan GORO Tentang Kebersihan Lingkungan


a.Tahap persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan adalah :
1. Persiapan kepanitiaan,
2. Tempat pelaksanaan,
3. Perlengkapan yang diperlukan saat GORO,
4. Berkoordinasi dengan pejabat RW, RT setempat terkait acara GORO,
5. mengumpulkan warga RW IV
b.Pelaksanaan
Tahap kedua yang dilakukan ialah melakukan pengumpulan warga untuk
pembagian wilayah untuk terlaksananya GORO mengelompokkan masyarakat
RT 1,2,3 dan 4.
A. Resources/partisipasi
1. Biaya/dana
Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan GORO diRW IV,
Kelurahan Korong Gadang,Kecamatan Kuranji berasal dari.........
2. Tenaga
Tenaga dalam pelaksanaan kegiatan GORO dari warga RT
I,II,III,dan IV dan dari mahasiswa PKL Prodi DIII Kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
3. Waktu
Kegiatan GORO dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Minggu / 23 april 2017
Pukul : 08.00 s/d selesai
Tempat : Lingkungan sekitar RW IV
4. Dukungan material :
Dukungan material yang didapatkan dalam pelaksanaan acara
GORO, diantaranya:
a. Ember dari mahasiswa PKL STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
b. Cangkul dari mahasiswa PKL STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
c. Sapu Lidi dari mahasiswa PKL STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
d. Tempat RW IV dari RT I,II,III, dan IV
5. Dukungan politis
Dukungan politis yang didapatkan dalam pelaksanaan acara GORO,
diantaranya:
a. Ketua RW 04
b. Ketua RT 01
c. Ketua RT 02
d. Ketua RT 03
e. Ketua RT 04

6. Dukungan Moral
Dukungan moral yang didapatkan dalam pelaksanaan acara gotong
royong, diantaranya:
a. Dosen prodi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
b. Tokoh masyarakat setempat
c. Mahasiswa PKL Prodi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA
Padang.
B. Evaluasi dan hasil kegiatan implementasi
I. Kehadiran sasaran

II.Kegiatan

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Masing-Masing Kegiatan


PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

S-ar putea să vă placă și