Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
OLEH :
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kita
semua masih diberi rahmat dan hidayah-Nya. Berkat rahmat dan hidayah-Nya pula
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Anak DHF.
Kami sangat menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sebagai bahan koreksi kami agar dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu pembuatan
makalah ini hingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Sekian kata
pengantar ini kami susun, semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah
pengetahuan kita bersama.
Hormat kami
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGIS
C. PATOFISIOLOGIS
D. EPIDEMIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
F. KOMPLIKASI
G. KLASIFIKASI
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di
bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi
kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan
kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan
manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak
teraba.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. PENATALAKSANAAN
Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam)
Minuman dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit,
pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
d. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate
merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na +
130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan
Ca = 3 mEq/liter.
e. Pemberian obat-obatan :
Antibiotic, pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder
antipiretik. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen
Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera
dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak
perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20
30 ml/kg BB.
Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan 12 48
jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi sudah teraba
jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma
biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.
J. PENCEGAHAN
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Data Subyektif
Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga pada
pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan menurut Christianti Effendy,
1995 yaitu :
1) Lemah.
2) Panas atau demam.
3) Sakit kepala.
4) Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
5) Nyeri ulu hati.
6) Nyeri pada otot dan sendi.
7) Pegal-pegal pada seluruh tubuh. Konstipasi (sembelit).
b. Data Obyektif
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan :
1. Suhu tubuh normal (36 370C).
2. Pasien bebas dari demam.
Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.
Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
3. 2,5 liter/24 jam.7)Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
4. Berikan kompres hangat.
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang
mempercepat penurunan suhu tubuh.
5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.
6. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
a. Intervensi :
1. Monitor keadaan umum pasien
Rasional : memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada
saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera
ditangani.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam.
Rasional : tanda vital normal menandakan keadaan umum baik.
3. Monitor tanda perdarahan.
Rasional : Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak
sampai syok hipovolemik.
4. Chek haemoglobin, hematokrit, trombosit
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami
pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
5. Berikan transfusi sesuai program dokter.
Rasional : Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang
hilang.
6. Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik.
Rasional : Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin.
D. IMPLEMENASI
E. EVALUASI KEPERAWATAN.
Hasil asuhan keperawatan pada klien anak dengan DHF sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan
yang terjadi pada pasien.
Adapun sasaran evaluasi pada pasien demam berdarah dengue sebagai berikut :
1. Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien bebas dari demam.
2. Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
3. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
4. Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien
terpenuhi.
5. Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi.
6. Pasien akan mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hypovolemik dengan
tanda vital dalam batas normal.
7. Infeksi tidak terjadi.
8. Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
9. Kecemasan pasien akan berkurang dan mendengarkan penjelasan dari perawat
tentang proses penyakitnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengue Hemoorrahic Fever (DHF) disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa
oleh arthopoda penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypthi dan aedes albopictus. Pemberian asuhan keperawatan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien akan sangat membantu proses penyembuhan
dan mengurangi derajat kecemasan pada keluarga. Dengan melakukan pengkajian,
maka akan diperoleh data yang akan menunjang masalah pasien. Perumusan
diagnosis yang tepat akan membantu dalam merumuskan perencanaan keperawatan.
Dalam menentukan dan menyusun intervensi keperawatan, harus didasarkan pada
kebutuhan pasien yang sangat mendesak. Implementasi keperawatan harus sesuai
dengan rencana intervensi yang telah ditetapkan. Evaluasi keperawatan dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan asuhankeperawatan yang diberikan.Saran
Fokus utama pada masalah demam berdarah adalah pencegahan. Pembenahan
kebersihan lingkungan sekitar kita akan membantu proses pencegahan terjadinya
Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue. Dengan lingkungan bersih, maka akan
tercipta hidup sehat tanpa adanya penyakit baik DBD maupun penyakit lainnya.