Sunteți pe pagina 1din 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, kelemahan , tapi
benar-benar merupakan kondisi positif dan kesejahteraan fisik,mental dan social yang
memungkinkan untuk hidup produktif.
Manusia adalah mahluk social yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi
kebutuhannya,untuk memenuhi kebutuhan tersebut individu dituntut untuk lebih meningkatkan
kinerjanya agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi dan tingkat social di masyarakat lebih
tinggi, kemudian ini merupakan dambaan setiap manusia.
Individu akan merasa gagal, putus asa dan akhirnya mempunyai suatu pikiran negative terhadap
dirinya dan akhirnya akan merendahkan martabat sendiri, individu akan merasa tidak
mempunyai kemampuan apa-apa dan merasa rendah diri, yang dikenal dengan gangguan kosep
diri : Haga Diri Rendah
Klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah yang tidak ditangani akan mengisolasi
diri,perubahan sensori persepsi halusinasi dengar atau lihat, perilaku kekerasan, dan klien akan
kurang memperhatikan kebersihan diri. Oleh karena itu diperlukan perawatan intensif baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dari pelayanan tenaga kesehatan termasuk didalamnya adalah
perawat.
Peran perawat dalam penanggulangan klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
meliputi pran promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Pada peran promotif, perawat
meningkatkan dan memelihara kesehatan mental melalui penyuluhan dan pendidikan untuk klien
dan keluarga. Dari aspek preventif yaitu untuk meningkatkan kesehatan mental dan pencegahan
gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah. Sedangkan pada peran kuratif perawat meencanakan
dan melaksanakn rencana tindakan keperawatan untuk klien dan keluarga. Kemudian peran
rehabilitatif berperan pada follow up perawat klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah melalui pelayanan di rumah atau home visite.
Berdasarkan data statistik yang kami dapatkan pada ruang puri Nurani Rumah Sakit Soeherto
Heerdjan sepuluh bulan yang lalu di dapatkan data klien yang mengalami Gangguan Konsep Diri
: Harga Diri Rendah terdapat 1,72%, Isolasi Sosial terdapat 9,38%, Resiko Perilaku Kekerasan
terdapat 22,70%, Perilaku Kekerasan 1,81, Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi terdapat
53,25% dengan jumlah pasien yang dirawat
Dari hasil proporsi yang didapat walaupun dalam jumlah kecil namun diperlukan penangan
khusus, pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah dapat mengakibatkan
cemas dan takut, individu akan takut ditolak, takut gagal, dan dipermalukan akharnya cenderung
untuk menarik diri yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan orientasi realita.
Komplikasi yang berbahaya adalah individu mempunyai keinginan untuk menciderai dirinya.
Melihat kejadian tersebut maka kami tertarik untuk megambil Asuhan Keperawatan pada klien
Tn. J dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah di ruang Puri Nurani Rumah Sakit Jiwa
Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta sebagai bahan makalah kami.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam penyusunan makalah seminar ini adalah perolehnya pengalaman secara nyata dalam
memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus makalah ini maka mahasiswa mampu
a. Melakukan penkajian pada klien Tn. J
b. Menentukan diagnose keperawatan pada klien Tn. J
c. Merencanakan tindakan keperawatan pad klien Tn. J
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Tn. J
e. Melakukan evaluasi pada klien Tn. J
f. Mengidentifikasi kesenjangan antara kasus dan teori
g. Mengiditifikasi factor pendukung dan penghambat serta mencari solusinya
h. Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi

C. Ruang Lingkup
Penulisan makalah seminar ini dengan ruang lingkup tentang masalah Asuhan Keperawatan pada
klien Tn. J dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah di ruang Puri Nurani Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta yang dilaksanakan pada tanggal 2 November sampai dengan
6 november 2009.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah seminar ini menggunakan metode yang bersifat mengumpulkan data,
menganalisa data serta menarik kesimpulan yang selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi.
Adapun metode yang digunakan dalam menyusun makalah seminar ini sebagai berikut:
1. Studi keperpustakaan
Dengan mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah serta hal-hal yang menyangkut gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah dan Asuham
Keperawatannya.
2. Studi Kasus
Dengan melakukan obsevasi dan partisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatandengan
klien gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah, mengadakan wawancara dengan klien dalam
melengkapi data serta melihat dan menelaah catatan medis, merumuskan makalah, melakukan
perencanaan, melaksnakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi proses keperawatan.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini meliputi lima bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakng, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Meliputi konsep dasar dan asuhan keperawtan secara teoritis
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi penkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implenetasi, dan evaluasi
BAB V PENUTUP
Meliputi kesipulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORITS

A. PENGERTIAN
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang
mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. (Stuart and
sundeen, 1998).
Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau berada pada resiko
mengalami suatu kejadian negatife dan perubahan mengenai perasaan, pikiran atau pandangan
mengenai dirinya (Lynda Jual Carpenito, 1998).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan
negatife yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. ( Mary C Towsend
1998).
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahawa harga diri rendah adalah
penilian peribadi terhadap diri, dimana individu yang menganggap dirinya tidak mampu
melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasil keadaan ini akan membuat individu merasa gagal
dan tidak berharga di hadapan.

B. PSIKODINAMIKA
1. Etiologi
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik dikatakan situasional
yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya dioperasi, kecelakaam, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu kerena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dan dipenjara secara tiba-tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan negative terhadap diri telah
berlangsung lama. Klien ini mempunyai perasaan negative. Kejadian sakit atau dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya.
2. Proses terjadinya masalah
Harga diri terjadi karena perasaan dicintai dan mendapatkan pujian dari orang lain. Harga diri
akan menjadi rendahketika tidak ada lagi cinta dan ketika adanya kegagalan, tidak mendapatkan
pengakuan dari orang lain, merasa tidak berharga, gangguan citra tubuh akibat suatu penyakit
sehingga akan menimbulkan suatu gambaran individu yang berperasaan negative terhadap diri
sendiri.

3. Komplikasi
Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah pertama kali akan merasa cemas
dan takut. Individu akan takut ditolak, takut gagal, dan takut dipermalukan. Akhirnya cenderung
untuk menarik diri, akan mengisolasi diri, yang pada akhirnya individu akan mengalami
gangguan realita. Komplikasi yang berbahaya individu mempunyai keinginan untuk meciderai
dirinya.

C. RENTANG RESPON
Rentang respon konsep diri Respons Maladaptif

Aktualisasi konsep diri Harga diri identitas depersonalisasi


Diri positif rendah kacau

1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan
masalah tersebut.
a. Aktualisasi diri
Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang
sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya
2. Respon maladaftif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat memecahkan masalah
tersebut.
a. Harga Diri Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang
lain
b. Identitas Kacau
Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek idintitas masa kanak-kanak ke
dalam kematangan aspek psikososial keperibadian masa dewasa yang harmonis.
c. Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain.
Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
1. Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa
lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar
peribadi.
3. Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa berapa banyak
kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
4. Peran
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
dihubungkan dengan fungsi idividu di dalam kelompok sosialnya.
5. Identitas diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian
terhadap dirinya, menyadari bahawa dirinya berbeda dengan orang lain.

D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a. Factor Predisposisi
1) Factor predisposisi citra tubuh
a) Kehilangan atau kerusakan organ tubuh (anatomi dan fungsi)
b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh
c) Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
d) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan transpantasi
2) Factor predisposisi harga diri
a) Penolakan dari orang lain
b) Kurang penghargaan
c) Pola asuh yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu dikontrol, terlalu diturut, terlalu dituntut
dan tidak konsisten
3) Faktor predisposisi peran
a) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situai dan sehat-sakit
b) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang bertentangan secara terus
menerus yang tidak terpenuhi.
c) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang spesifik
dan bingung tentang tingkah laku yang sesuai
d) Peran yang terlalu banyak
4) Factor predisposisi identitas diri
a) Ketidak percayaan orang tua dan anak
b) Tekanan dari teman sebaya
c) Perubahan dari struktur sosial

b. Factor Presipitasi
1) Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang membuat individu sulit
menyesuaikan diri atau tidak dat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik,
seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau
menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
2) Ketegangan peran
Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi Transisi peran yang beragam, transisi peran
yang sering terjadi adalah perkembangan, situasi, dan sehat sakit.

c. Manifestasi klinik
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3) Merendahkan martabat
4) Gangguan hubungan social
5) Percaya diri kurang
6) Mencederai diri

d. Mekanisme koping
1) Koping jangka pendek
a. Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya menonton
TV, dan olah raga.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan social
politik dan agama.
c. Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misalnya
aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.
d. Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurng berarti
dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.

2) Koping jangka panjang


a. Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tampa
memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi individu.

b. Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima oleh nilai-nilai dan harapan masyarkat

e. Test diagnostic
1) Test psikologik: test keperibadian
2) EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
3) Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi
4) Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik
f. Penatalaksanaan medis
1) Psikofarmaka
2) Elektro convulsive therapy
3) Psikoterapy
4) Therapy okupasi
5) Therapy modalitas
a. Terapi keluarga
b. Terapi lingkungan
c. Terapi perilaku
d. Terapi kognitif
e. Terapi aktivitas kelompok

g. Pohon masalah
Isolasi Social : Menarik Diri

2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
2. Isolasi social
3. Resikio Gsp : Halusinasi

3. Rencana tindakan keperawatan


a. Diagnosa I
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan Umum
Klien menunjukkan peningkatan harga diri.
1) Tujuan khusus 1
Klien dapat mengindentifikasi perubahan cairan tubuh
a. Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat mengindentifikasi
perubahan cairan tubuh

b. Rencana tindakan
(1). Diskusikan perubahan struktur, bentuk, atau fungsi tubuh .
(2). Observasi ekspresi klien pada saat diskusi.
2) Tujuan khusus 2
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
a. Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi therapeutik diharapkan klien dapat menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
b. Rencana tindakan
(1). Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
(2). Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki
klien.
3) Tujuan khusus 3
Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
a. Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetikdiharapkan klien dapat menerima realita
perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
b. Rencana tindakan
(1) Dorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
(2) Libatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh.
(3) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan.

4) Tujuan khusus 4
Klien dapat menyusun rencana cara cara menyelesaikan masalah yang dihadapi
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat menyusun rencana cara
cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.

b) Rencana tindakan
(1) Diskusikan cara cara (booklet, leaflet sebagai sumber informasi) yang dapat dilakukan
untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
(2) Dorong klien untuk memilih cara yang sesuai bagi klien.
(3) Bantu klien melakukan cara yang dipilih.
5) Tujuan khusus 5
Klien dapat melakukan tindakan penngembalian integritas tubuh.
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat melakukan tindakan
pengembalian integritas tubuh.
b) Rencana tindakan
(1) Menbantu klien mengurangi perubahan citra tubuh
(2) Rehabilitasi bertahap bagi klien

Diagnosa II
Tujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
1) Tujuan Khusus I
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a) Kriteria Hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik di harapkan kita :
Menunjukkan wajah bersahabat, rasa saying, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama dan asal, menjawab salam, duduk berdampingan dengan perawat.
b) Rencana tindakan
(1) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
(2) Salam terapeutik
(3) Perkenalkan diri perawat
(4) Jelaskan tujuan interaksi antara perawat dan pasien
(5) Ciptakan lingkunagn yang tenang
(6) Selalu kontak mata selama interaksi
(7) Buat kontarak yang jelas pada tiap pertemuan seperti topic yang dibicarakan, waktu, dan
tempat.
(8) Tunjukkan sikap empati dan penuh perhatian
(9) Diskusikan bersama, klien tentang keluarga.
(10) Diskusikan alasan klien masuk rumah sakit
(11) Identifikasi hubungan klien dalam berkeluarga.
2) Tujuan Khusus 2
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki seperti menyanyi dan menari.
b) Rencana tindakan
(1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
(2) Setiap pertemuan klien hindarkan memberi penilaian negative utamakan memberi pujian
realitis.
3) Tujuan Khusus 3
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit.
a) Kriteria Hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat menilai kemampuan yang
dapat dilakukan dirumah sakit seperti menyapu, mengepel, dan mencuci piring.

b) Rencana Tindakan
(1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilakukan
(2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya setelah pulang sesuai dengan
kondisi klien.
4) Tujuan Khusus 4
Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilki.
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat membuat jadwal kegiatan
sehari hari.
b) Rencana tindakan
(1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai kemampuan
kegiatan mandiri.
(2) Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien.
(3) Beri contoh cara pelaksana kegiatan yang boleh klien lakukan.
5) Tujuan khusus 5
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan kilen dapat melakukan kegiatan sehari
hari.
b) Rencana tindakan
(1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
(2) Beri pujian atas keberhasilan klien
(3) Diskusikan kemampuan pelaksanaan kegiatan dirumah
6) Tujuan khusus 6
Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan keluarga dapat merawat klien dirumah
b) Rencana tindakan
(1) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah.
(2) Bantu klien memberi dukungan selama klien dirawat.
(3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

4. Evaluasi
Adapun hal hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
adalah :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakiy.
d) Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
f) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
g) Klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh.
h) Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
i) Klien dapat menyusun rencana cara cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
j) Klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh

BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini kami akan menyajikan asuhan keperawatan pada Tn.J,dengan gangguan konsep
diri : Harga Diri Rendah diruang Puri Nurani Rumah Sakit soeharto Heerdjan.Asuhan
keperawatan ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan proses keperawatan secara
koperensif ,meliputi pengkajian,diagnosa,intervensi,implementasi dan evaluasi yang dilakukan
dari tanggal 2 - 6 november 2009.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Klien bernama Tn. J berumur 19 tahun, anak pertama dari tiga bersaudara, laki-laki,agama Islam,
belum menikah seorang Mahasiswa EMPUTANTULAR jurusan TIK semester III dengan alamat
Padamangan Timur Jakarta utara, suku bangsa Jawa, klien masuk tanggal 29 oktober 2009
dengan nomor Rekamedis 012098

2. Alasan Masuk
Klien masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan dengan alasan di rumah suka marah, tidak
mau bergaul, minder, dan suka menyendiri di kamar.

3. Faktor Predisposisi
Klien mengatakan baru pertama kali dirawat di rumah sakit jiwa, Klien mengatakan anggota
keluarganya ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu kakek dari pihak bapaknya, dengan gejala
marah-marah dan merusak barang. pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien
malu di rumah karena di marah oleh ayahnya, karena klien menghilangkaan dompet yang berisi
SIM dan STNK dan klien mengatakan menyesal atas perbuatannya. Dan kemudian klien
semenjak itu apa bila ada masalah dipendam sendiri.
Masalah keperawatan: koping keluarga inefektif,Harga diri rendah,isolasi sosial
4. Pemeriksaan Fisik
Pada saat klien dilakukan pemeriksaan fisik didapakan data tekanan darah 100/80mmHg, nadi
80x/menit, suhu 37 C, pernapasan 20x/menit, tingi badan 160cm, berat badan 50kg.
Masalah keperawatan: tidak di temukan masalah keperawatan
5. Psikososial
a. Genogram
Klien mengatakan anak pertama dari tiga bersudara, anak kedua perempuan kelas dua SMA dan
anak ketiga laki-laki kelas tiga SD, orang terdekat dengan klien adalah ibu. Di keluarga klien ada
yang mengalami gangguan jiwa yaitu kakek dari bapaknya.
Klien mengatakan pernah mengalami KDRT oleh ayahnya dan terlihat bekas pukulan di tangan
kirinya,klien mengatakan sangat takut dengan bapaknya.
Masalah keperawatan : koping keluarga inefektif
b. Konsep Diri
1. Gambaran Diri : Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
2. Identitas : Klien mengatakan anak pertama dari tiga bersaudara dan seorang laki-laki yang
berusia 19 tahun
3. Peran : Klien mengatakan malu karena belum berkerja dan masih minta uang dengan orang
tua.
4. Ideal Diri: Klien mengatakan ragu dengan cita-citanya yang ingin menjadi tehniksi
informatika
5. Harga Diri : Klien mengatakan malu bergaul dengan orang lain karena keadaan yang keluarga
yang KDRT
Masalah keperawatan : gangguan kosep diri : Harga diri rendah dan koping keluarga inefektit
c. Hubungan social
Klien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya, klien mengatakan tidak pernah mengikuti
kegiatan di lingkungan rumah karena klien merasa malu dengan keadaan, selama di rumah tidak
mau bergaul dengan orang lain dan lebih senang menyendiri di rumah.
Masalah keperawatan : isolasi social
b. Spiritual
Klien mengatakan agama islam dan suka melakukan kegiatan ibadah sendiri baik di rumah,
pendapat klien terhadap ibadah sangat penting dan harus di lakukan.
Masalah keperawatan: tidak di temukan masalah keperawatan
6 Status Mental
a. Penampilan fisik tampak rapi.klien mengatakan mandi 3x sehari,baik dirumah maupun
dirumah sakit.
b.pembicaraan klien,klien bicara jelas sesuai topic pembicaraan tetapi lambat.
masalah keperawatan : gangguan konsep diri :harga diri rendah
c.aktivitas motorik ,saat berinteraksi klien tampak lesu, saat diruangan klien hanya sendirian
tidak bergabung dengan temannya.
masalah keperawatan: isolasi social
d. alam perasaan :klien merasa sedih dan malu dan ingin segera pulang
masalah keperawatan :gangguan konsep diri :harga diri rendah
e. afek klien :datar,tidak ada perubahan dan tidak mau bercanda
masalah keperawatan :isolasi social
f. interaksi selama wawancara
selama interaksi dengan perawat kontak mata kurang,klien tampak duduk
sendiri.
masalah keperawatan: isolasi social
g.persepsi
klien mengatakan selama dirumah sering mendengar suara-suara,namun setelah di rumah sakit
tidak pernah mendengarnya lagi.
Masalah Keperawatan : Gsp : halusinasi pendengaran
h. Proses pikir
Klien dapat menjawab pertanyaan perawat walaupun jawaban klien singkat.
Masalah Keperawatan : Tidak di temukan masalah keperawatan
i. Isi Pikir
Pada saat pengkajian klien tidak terlihat adanya waham dan tidak ada kelainan dengan isi pikir
klien.
Masalah Keperawatan : tidak di temukan masalah keperawatan
j. Tingkat Kesadaran
Klien dapat menyebutkan tempat hari nama perawat dengan baik, klien mengatakan saat ini
berada di rumah Sakit Jiwa Soeherto Heerdjan.
Masalah Keperawatan : tidak di temukan masalah keperawatan
k. Memori
Klien dapat mengingat gangguan daya ingat jangka panjang
contoh: klien ingat tanggal masuk rumah sakit.
Gangguan daya ingat jangka pendek
contoh: klien ingat apa yang dilakukan pada saat bangun tidur
Masalah Keperawatan : tidak di temukan.
l. tingkat konsentrasi dan berhitung
klien mampu menjawab ketika di Tanya 7+7=14
masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
m. kemampuan penilaian
klien mampu menilai yang sebelum tidur harus berdoa dulu.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
n. daya tilik diri
klien sadar mengalami gangguan jiwa dan berada di rumah sakit jiwa
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

7. Persiapan Pulang
Makan bantuan minimal, buang air besar dan kecil sendiri, eliminasi secara mandiri denga
frekuensi BAB satu kali perhari, kosisten padat, bau khas fese berwarna kuning dan tidak
mengalami keluhan yang berhubungan dengan BAB, klien mengatakan mandi tiga kali perhari,
klien mengatakan cukup satu hari sekali ganti pakaian, penampian klien kurang rapi. Klien harus
dimotivasi dalam kebersihan diri.
Tidur siang klien pukul 13.00-15.00 dan tidur malam 20.00-05.30 WIB, kegiatan senelum tidur
klien mengatakan berdoa terlebih dahulu, sesudah tidur mengatakan cuci muka dan meyikat gigi,
penggunaan obat bantuan minimal, pemeliharaan kesehatan lanjut klien mengalami rawat jalan
setelah diperbolehkan pulangdan untuk system pendukung klien di bawa ke Rumah Sakait Jiwa
oleh orang tuanya. Kegiatan dalam rumah klien mengatakan tidak ada.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

8. Mekanisme Koping
Klien terletak pada koping maladaftif, yaitu klien tampak duduk menyendiri minder dan klien
mengatakan malu bergaul serta kalau punya masalah selalu dipendam sendiri dan klien tampak
menghindar dari teman-temannya.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah.

9. Masalah Psikososial Dengan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : dari Rumah sakit,teman akrab dan orang tua
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mengatakan lebih senang menyendiri
dari pada ngobrol dengn temannya.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan mahasiswa Emputantular jurusan TIK
smester III, dan sekarang masih cuti.
Masalah dengan perkerjaan, spesifik : klien mengatakan belum memiliki perkerjaan dan masih
kuliah.
Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan tidak memiliki masalah di rumah
kecuali dengan ayahnya.
Masalah dengan ekonomi, spesifik : klien mengatakan merasa malu karena masih meminta uang
dengan orang tuanya, itu di karenakan klien belum berkerja.
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : klien mengatakan tidak punya masalah dengan
lingkungan tetapi kadang klien merasa malas bergaul.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah dan isolasi social

10. pengetahuan kurang tentang


a. Penyakit Jiwa
b. Faktor presifitasi
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan dalam merawat diri sendiri

11. Aspek Medik


Diagnosa medic:
Terapi medic : Rizodal :2 mg
HLP :5 mg
THP :2 mg
Vitromega
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Klien mengatakan malu karena masih minta uang dengan orang tua
Klien mengatakan malu karena menghilangkan dompet yang berisi STNK dan SIM
Klien mengatakan malu mengikuti kegiatan diluar rumah
Klien mengatakan sedih,malu dan ingin cepat pulang
Klien mengatakan malu jika bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan sewaktu dirumah sering mendengar suara-suara,namun sekarang suara
tersebut sudah tidak ada lagi
Klien mengatakan pernah mengalami KDRT oleh ayahnya
Klien mengatakan takut dengan bapaknya
Klien mengatakan lebih senang menyendiri
Klien mengatakan orang lain tidak bisa menerima keadaannya
- Pembicaraan klien lambat
- Kontak mata klien kurang
- Klien menunduk saat diajak berbicara
- Klien tampak lesu
- Klien tampak sedih
- Klien tampak sering menyendiri
- Klien tampak menghindar dari teman-temannya
- Klien tampak duduk menyendiri
- Tampak bekas luka pada tangan kiri klien

ANALISA DATA
Nama klien : Tn. J Ruang : Puri Nurani No. RM : 012098
Senin,
2-11-2009 Ds :
Klien mengatakan malu karena masih minta uang dengan orang tua
Klien mengatakan malu karena menghilangkan dompet yang berisi STNK dan SIM
Klien mengatakan sedih,malu dan ingin cepat pulang
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dimasyarakat
Klien mengatakan orang lain tidak bisa menerima keadaannya
Do:
- Kontak mata klien kurang
- Klien menunduk saat diajak berbicara
- Klien sering menyendiri
- Klien tampak lesu
Ds:
Klien mengatakan selama dirumah sering mengurung diri dikamar
Klien mengatakan malu jika bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah

Do:
- Klien tampak lesu
- Klien tampak sering menyendiri
- Kontak mata klien kurang
- Pembicaraan klien lambat
Ds:
- Klien mengatakan sewaktu dirumah sering mendengar suara-suara,namun sekarang suara
tersebut sudah tidak ada lagi
Do:

Ds:
- Klien mengatakan pernah mengalami KDRT oleh ayahnya
- Klien mengatakan takut dengan bapaknya
Do :
Klien menunjukan bekas KDRT pada tangan
Tampak bekas luka pada tangan kiri klien

Gangguan konsep diri :harga diri rendah


Isolasi social

Resiko gangguan sensori persepsi halusinasi dengar

Koping keluarga inefektif

12. pohon masalah


Resiko GSP: Halusinasi

Isolasi social

Koping keluarga inefektif

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Resiko Gsp : halusinasi
4. Koping keluarga inefektif

C. Intervensi, implementasi, dan evaluasi


1. Diagnose keperawatan 1
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tujuan umum
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Criteria hasil
Setelah satu kali pertemuan, selama 10-15 menit dengan menggunakan komunikasi terapeutik, di
harapkan klien menunjukan wajah bersahabat, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama dan asal, mau menjawab salam dan klien mau duduk berdampingan dengan
perawat.
Rencana tindakan
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien
Bantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
Bantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan pasien
Latih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan
Anjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan harian

D.implementasi dan evaluasi


Hr/tgl/jam No Dx Implementasi Evaluasi Nama/paraf
Senin,2/11/2009
10.00-10.15
Selasa,3/11/2009

Rabu,4/11/2009
Kamis,5/11/2009

1
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
SP2
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan
Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien

Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih


Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih kemampuan yang dimiliki kedua
3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian S:
- Klien mengatakan senang berkenalan dengan perawat
- Klien mengatakan dirinya memiliki kemampuan yaitu menyapu,mengepel,
merapikan tempat tidur dan lain-lain
O:
- Klien mau berjabat tangan
- Klien menyebutkan kemampuan yang dimiliki yaitu menyapu,mengepel ,merapikan tempat
tidur,main music dll
A:
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dimiliki yaitu menyapu,mengepel,merapikan
tempat tidur,bermain gitar dll
PP:
- Lanjutkan SP1
- (membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan dan membantu klien
memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien)
PK:
- Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan yang dimiliki dan memasukkannya kedalam
jadwal kegiatan harian klien
S:
- Klien mengatakan ingin menyapu dan mengepel
- Klien mengatakan dirinya bisa menyapu dan mengepel
O:
- Klien memilih kegiatan menyapu dan mengepel
A:
- Klien mampu memilih kegiatan yang akan dilakukan yaitu menyapu dan mengepel
PP
- Lanjutkan SP 1
- (melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih dan memberikan pujian yang wajar terhadp
keberhasilan klien)
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
PK:
- Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan yang dimiliki dan memasukkannya kedalam
jadwal kegiatan harian klien

S:
- Klien mengatakan sudah menyapu dan mengepel kamar dengan bersih
O:
- Klien tampak sudah melakukan kegiatan menyapu dan mengepel dengan bersih dan rapi
- Kamar klien tampak bersih
A:
- Klien mampu melakukan kegiatan yang dipilih yaitu menyapu dan mengepel dengan rapi dan
bersih
PP:
- SP 1 tercapai
- Lanjutkan SP 2
- (mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien,melatih kemampuan kedua yaitu merapikan tempat
tidur,menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian)
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
PK:
- Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan yang dimiliki yaitu menyapu dan mengepel
setiap hari dan memasukkannya kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian

S:
- Klien mengatakan sudah melakukan kegiatan harian yaitu menyapu dan mengepel
- Klien mengatakan ingin merapikan tempat tidurnya
O:
- Klien tampak sudah mengisi jadwal kegiatan hariannya
- Klien tampak merapikan tempat tidurnya dengan rapi dan bersih
A:
- Klien mampu melakukan kegiatannya yaitu merapikan tempat tidur dengan rapi dan bersih
PP:
- SP 2 tercapai
- Lanjutkan diagnose isolasi social
(mengidentifikasi penyebab isolasi social)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
PK:
- Menganjurkan klien melatih kemampuan-kemampuan yang lain dan memasukkan kegiatan
kedalam jadwal kegiatan harian
Klmpk
Ruang puri nurani

Klmpk ruang puri nurani

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan menguraikankasus yang diamati serta membandingkannya dengan teori
yang didapat untuk mengetahui sejauh mana factor pendukung, penghambat dan solusinya dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien Tn. J dengan gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah diruang Puri Nurani Rumah Sakit Jiwa Soeharto heerdjan Jakarta selama 5 hari mulai
tanggal 2 November sampai 6 November 2009.
Dalam pembahasan ini mencakup semua tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan dengan cara wawancara
dan observasi secara langsung dengan klien, informasi dari catatan keperawatan, catatan medis
dan perawat ruang.
Faktor predisposisi yang ada pada teori ada empat bagian yaitu gangguan konsep diri, harga diri
rendah, isolasi social,halusinasi pendengaran, dan koping keluarga infektif.
Sedangkan pada kasus yang kami amati, factor yang menyebabkan gangguan konsep diri harga
diri rendah adalah factor predisposisi,ideal diri, hal ini didukung dengan adanya data klien
mengatakan ragu dengan cita-citanya yang ingin menjadi seorang tehniksi imormatika yang
blum tercapai. Pada gambaran diri dan identitas tidak di temukan masalah sedangakan pada
peran dan harga diri, klien merasa malu karena masih minta uang dengan orang tua dank arena di
rumah terjadi KDRT.
Pada factor presifitasi yang ada pada teori ada tiga bagian yaitu transisi perkembangan, situasi
sehat dan sakit, sedangkan factor presifitasi yang kami temukan pada kasus Tn. J adalah hal
seperti pada teori tidak di temukan.
Mnifestasi klink yang ada pada kasus juga tidak jauh berbeda dari teori yaitu perasaan malu
terhadap diri sendiri dan lingkungan, tejadi hubungan social, seperti kurang percaya diri dan
merasa bersalah terhadap diri sendiri akibat malu menghilangkan dompet berserta isinya yaitu
STNK dan SIM. Dan juga karena di rumah terjadi KDRT.
Di lihat dari kasus klien pada Tn. J perlu dilakukan pemeriksaan sinar X, EEG dan test psikologi,
namun setelah kami lihat dalam catatan perawat itu tidak dilakukan, tetapi menurut kami
meskipum pemeriksaan tersebut tidak dilakukan hal ini tidak menjadi masalah. Dengan melihat
fakto redisposisi, presifitasi ,dan manifestasi klinik kami dapati menyimpulkan bahawa pad klien
mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah sehingga hal di atas merupakan factor
penunjang dalam melakukan pengkajian.
Pada penatalaksanaan medis pada kasus Tn. J di berikan terapi medis yaitu Rizodal 2 mg (2 x
sehari) pukul 06.00 dan pukul 18.00, HLP 5mg (2 x sehari) pukul 06.00 dan pukul 18.00, THP
2mg (2 x sehari) pukul 06.00 dan pukul 18.00 dan Vitromega 1x1 pukul 06.00.
Untuk pohon masalah antara teori dengan kasus tidak sesuai,pada teori gangguan pada konsep
diri : harga diri rendah disebabkan oleh gangguan citra tubuh sehingga mengakibatkan isolasi
social: menarik diri. Sedangkan dalam kasus masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah
diakibatkan dari koping keluarga inefektif. Dan selanjutnya dari harga diri rendah menimbulkan
isolasi social sehingga menyebabkan resiko gangguan sensori persepsi. Kami melakukan kerja
sama dengan perawat ruangan.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilain atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian
keperawatan, kemudian di identifikasi masalah yang muncul dan dikaitkan dengan data yang
ada.
Diagnose keperawatan yang terdapat pada teori ada tiga diagnose yaitu gangguan konsep diri :
harga diri rendah, isolasi social dan gangguan citra tubuh. Sedangkan pada kasus kami
mendapatkan empat diagnose yaitu : yang pertama Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Klien mengatakan malu karena masih minta uang dengan orang tua, Klien mengatakan malu
karena menghilangkan dompet yang berisi STNK dan SIM, Klien mengatakan malu mengikuti
kegiatan diluar rumah, Klien mengatakan sedih,malu dan ingin cepat pulang, Klien mengatakan
tidak pernah mengikuti kegiatan dimasyarakat. Pembicaraan klien lambat, Kontak mata klien
kurang, Klien menunduk saat diajak berbicara,Klien menggungkapkan perasaan dengan menulis.
Diagnose yang kedua isolasi social : menarik diri data yang didapatkan adalah Klien mengatakan
selama dirumah sering mengurung diri dikamar, Klien mengatakan malu/minder jika bergaul
dengan orang lain, Klien tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah. Klien tampak lesu, Klien
tampak sedih dan putus asa, Klien tampak sering menyendiri.
Diagnosa yang ketiga adalah resiko gangguan sensori persepsi : hausinasi data yang didapatkan
adalah Klien mengatakan sewaktu dirumah sering mendengar suara-suara,namun sekarang suara
tersebut sudah tidak ada lagi.
Dan diagnose yang keempat adalah koping keluarga inefektif dan data yang didapatkan Klien
mengatakan pernah mengalami KDRT oleh ayahnya. Klien menunjukan bekas KDRT pada
tangan, Tampak bekas luka pada tangan kiri klien. Dalam keperawatan mengangakat diagnose
kami tidak menemukan masalah.

C. Perencanaan
Rencana tindakan yang ada kasus kamidapat meprediksi waktu pencapaian keberhasilan
tindakandengan melihat kondisi kemampuan dan kebutuhan klien, adapaun kesenjangan yang
terjadi tdak menjadi penghambat dalam merencanakan tindakan.
Perencanaan pada diagnose keperawatan gangguan konsep diri : harga diri renda berhubungan
denag isolasi social : menarik diri dan gangguan konsep diri pada kasus tidak ada perbedan
dengan perencanaan yang ada pada teori.
Adapun perencanaan yang tidak ada pada teori adalah diagnose koping keluarga inefektif
sedandkan perencanaan yang kami buat adalah mengenai pola asuh dan pola komunikasi dalam
keluarga.
Dalam merencanakan tindakan keperawatan kami tidak mengalami hambatan dikarenakan
sumber-sumber buku dari perpustakaan.

D. Implementasi
Pada tahap implementasi asuhan keperawatan yaitu diberikan pada klien dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah sesuai dengan perencanaan tindakan keperawatan yang telah
ditetapkan sebelumnya, berdasarkan teorikasus degan melihat kondisidan kebutuhan.
Diagnose keperawatan gangguan konsep diri : Harga diri rendah, tindakan yang sudah tercapai
masing-masing yaitu membina hubungan saling percaya, klidapat mengidentifikasi aspek positif
yang di miliki , menilai kemampuan yang dapa dilakukan, membuat jadwal sesuai kemampuan
yang dimiliki.sedangkaan yang belum dilaksanakan adalah diagnose isolasi social, gangguan
sensori persepsi : Halusinasi, dan Koping keluarga inefektif.
E. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan untuk menilai sejauh mana,keberhasilan tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien dengan gangguan konsep diri:harga diri rendah dan untuk menilai factor
penghanmbat dan pendukung serta alternative masalah.
Diagnose keperawatan pertama gangguan konsep diri :harga diri rendah,klien dapat membina
hubungan saling percaya,mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilakukan dan membuat
jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Sedangkan diagnosa isolasi social, resiko gangguan sensori persepsi : halusinasi, koping keluarga
inefektif belum dilaksanakan.

BAB V
PENUTUP

Pada bab ini kami akan menarik kesimpulan dan saran yang terkait dengan asuhan keperawatan
pada tn. J dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah diRuang Puri Nurani yang kami
lakukan pada tanggal 02 06 november 2009, sesuai dengan pembahasan yang telah kami
lakukan sebelumnya.

A. Kesimpulan
Secara umum Harga Diri Rendah penilaian pribadi terhadap diri atau individu yang menggap
dirinya tidak mampu melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasialan tanpa mencoba terlebih
dahulu.
Pengkajian yang dilakukan pada Tn. J kami menemukan data sebagai berikut, klien mengatakan
malu karena menghilangkan dompet yang berisi SIM dan STNK, klien mengatakan malu karena
masih minta kepada orang tua, klien mengtakan ragu dengan cita citanya yang ingin menjadi
TIK, klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah.
Diagnosa keperawatan yang didapat pada Tn. J adalah Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, Resiko
gangguan perubahan sensori persepsi : Halusinasi.
Rencana tindakan yang dilakukan pada Tn. J dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
adalah membina hubungan saling percaya, klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki, menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit, membuat jadwal
kegiatan yang dimiliki, melakuakan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah membina hubungan saling percaya,
mengindentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki, menilai kemampuan yang dapat
dilakukan dirumah sakit dan membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Sedangkan untuk diagnosa Isolasi Sosial, koping keluarga inefektif, dan resiko gangguan sensori
persepsi : Halusinasi, dan tindakan keperawatan belum dilaksanakan dan didelegasikan kepda
perawat ruangan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada bab sebelumnya, kami mengajukan beberapa saran untuk
dijadikan bahan evaluasi antara lain :

Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan agar lebih menambah pengetahua mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
b. Mahasiswa lebih meningkatkan komunikasi theraupetik dalam berinteraksi dengan klien.
c. Mahasiswa hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan berkerjasama dengan perawat
ruangan untuk memvalidasi data.

Perawat
a. Untk perawat ruangan, klien harus terus dimotivasi dan dilibatkan dalam kegiatan sehari hari
misalnya membersihkan ruangan dan lain lain.
b. Pertahankan dan tingkatkan komunikasi yang teraupetik serta tingkatkan koping individu dan
keluarga.
c. Perawat diharapkan dapat berkerjasama dengan t im kesehatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan agar tidak terjadi pengulangan dalam melakukan tindakan dan lebih memperhatikan
kebutuhan dasar klien, untuk membina hubungn saling percaya antara perawat dengan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (1999). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia

Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terinteraksi Dengan


Keluarga. Edisi 1. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

Stuart, GW and Sundeen, SJ. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC

S-ar putea să vă placă și