Sunteți pe pagina 1din 12

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 42, NO. 3, DESEMBER 2015: 231 242

Manajemen Laktasi dan Kesejahteraan Ibu Menyusui


Inge Wattimena1, Yesiana Dwi W. Werdani
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Bernadette Dian Novita, D. A. Liona Dewi


Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Abstract: A mothers success of lactation depends on her self-management. This study


aimed to reveal the contribution of self-awareness (introspection and observation) and
self-determination (competency and autonomy) as self-management factors to a lactating
mothers well-being (self-actualization and positive mood). The subjects of this study
were 100 mothers who had been breastfeeding for at least six weeks. A structured model
was designed with self-awareness as an independent variable to dependent variable of
well-being, and as an antecedent variable to self-determination affecting the dependent
variable of well-being. Likert scale instruments were used. The data obtained from the
questionnaires were analyzed using Structural Equation Modelling program. The models
fitting the requirements showed that self-awareness had direct and indirect effects
through self-determination on well-being, with a total effect of 0.924. It could be
concluded that the success of lactation achieved through the self-management has a
strong influence on well-being.
Keywords: lactation management, self-awareness, self-determination, well-being

Abstrak: Keberhasilan ibu menyusui tergantung kepada manajemen dirinya. Tujuan


penelitian adalah untuk mengetahui peran sadar diri (introspeksi dan observasi) dan
determinasi diri (kompetensi dan otonomi) sebagai faktor-faktor manajemen diri, dengan
kesejahteraan ibu menyusui (aktualisasi potensi dan suasana hati positif). Partisipan
penelitian adalah 100 ibu yang menyusui lebih dari enam minggu. Suatu model struktur
didesain, dengan variabel sadar diri sebagai variabel independen terhadap variabel
dependen kesejahteraan, dan sebagai variabel anteseden untuk variabel determinasi diri
yang mempengaruhi variabel dependen kesejahteraan. Data dari kuesioner (skala Likert)
dianalisis dengan program Structural Equation Modelling. Model yang memenuhi syarat
kesesuaian menunjukkan bahwa sadar diri mempunyai direct effect dan indirect effect
melalui determinasi diri terhadap kesejahteraan, dengan total effect sebesar 0,924.
Disimpulkan bahwa keberhasilan dalam menyusui yang dicapai melalui faktor-faktor
manajemen diri tersebut, berpengaruh kuat pada kesejahteraan.
Kata kunci: determinasi diri, kesejahteraan, manajemen laktasi, sadar diri

Air susu ibu (ASI) menjadi salah satu


* (WHO) dan Pemerintah RI yang gencar
program World Health Organization dikemukakan di sektor kesehatan untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas
* Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat dila- anak. ASI adalah sumber nutrisi yang
kukan melalui: ingewben@yahoo.com

JURNAL PSIKOLOGI 231


WATTIMENA, DKK.

primer bagi anak sejak dilahirkan sampai kualitatif. Hasilnya menggambarkan bah-
ia mampu mencernakan asupan lain wa faktor-faktor manajemen diri sadar diri
setelah usia enam bulan. Lemak, protein, dan determinasi diri berperan terhadap
karbohidrat, vitamin, mineral, enzim, dan kesejahteraan ibu yang berhasil menyusui
hormon yang terdapat dalam ASI tidak lebih dari enam bulan. Manajemen diri
dapat digantikan oleh susu buatan indus- dimulai dari sadar diri tentang keung-
tri. ASI mengandung zat-zat kekebalan gulan ASI. Keadaan ini menumbuhkan
yang melindungi anak dari infeksi dan afeksi positif yang kemudian berperan
penyakit kronis, serta mengurangi dalam determinasi diri untuk menentukan
kemungkinan menderita gangguan sikap yang kuat dan bajik. Ia memper-
kesehatan di kemudian hari seperti obe- juangkan hak dan kepentingan anak untuk
sitas, diabetes, dan asthma (WHO, 2014). mendapat ASI, menghadapi tantangan,
UNICEF (2013) mewartakan bahwa masalah stres fisik/psikis, kepentingan
menyusui merupakan penyelamat hidup pribadi, serta godaan. Tujuan ingin dica-
anak yang paling murah dan efektif dalam pai untuk kepentingan ibu, anak, serta
sejarah kesehatan manusia. Yang keluarga. Manajemen yang baik pada
diharapkan adalah minimal enam bulan seluruh proses ini terlihat sebagai keber-
ibu menyusui anaknya, sedapat mungkin hasilan ibu untuk menyusui lebih dari
secara eksklusif (enam bulan tanpa ada enam bulan yang menyejahterakan ibu
pemberian cairan/asupan lain selain ASI). dan anak dalam kesehatan, kebahagiaan,
Ironisnya, hanya kurang dari setengah komunikasi, dan kedekatan. Keadaan ini
dari anak di dunia menikmati kesempatan meluas sebagai kesejahteraan keluarga
emas ini. Negara-negara Indonesia, Afrika dan ekonomi. Ulasan ini memunculkan
Selatan, Nigeria, dan Tunesia, dilaporkan suatu perumusan masalah: bagaimana
mengalami penurunan dalam angka ke- peran faktor-faktor manajemen sadar diri
berhasilannya. Intervensi dari promosi dan determinasi diri ibu yang menyusui
kesehatan untuk menyusui menunjukkan dalam membentuk kesejahteraannya?
efektivitasnya di beberapa negara. Kam- Tujuan penelitian adalah untuk menjawab
bodia, yang pada tahun 2000 hanya 11,7% perumusan masalah ini, dan hasil anali-
ibu yang berhasil menyusui lebih dari sisnya bermanfaat menambah wawasan di
enam bulan, dengan intervensi promosi bidang promosi kesehatan untuk mengga-
kesehatan untuk menyusui menunjukkan lakkan ibu menyusui.
kenaikan sampai 74% pada tahun 2010. Sadar diri (self-awareness) adalah sta-
Negara Zambia pun ada kenaikan dari tus seseorang yang terfokus pada diri,
hanya 20% pada tahun 1990 menjadi 60% dievaluasi, dan dibandingkan dengan
pada tahun 2000. standar dan nilai-nilai yang dianut. Ia
IDAI (2009) memaparkan bahwa da- menjadi evaluator objektif terhadap diri,
lam proses menyusui, diperlukan mana- dan sadar tidak nyaman bila bertentangan
jemen diri ibu yang kuat dengan fokus dengan apa yang dianutnya. Sadar diri
pada diri dan pada anak. Ia memerlukan sebagai proses kognitif berperan pada
kekuatan untuk mencapai tujuan yaitu inteligensia serta efektifitas dalam kece-
kesejahteraan diri, anak, dan keluarga. patan dan ketepatan berperilaku dan
berargumentasi (Carlson & Buskit, 2001).
Untuk memperdalam masalah ini,
Wattimena, Nathalia, dan Marsuyanto Burnard (2014) mengemukakan bah-
(2012) telah melakukan penelitian secara wa pengembangan keterampilan sese-

232 JURNAL PSIKOLOGI


MANAJEMEN LAKTASI DAN KESEJAHTERAAN IBU MENYUSUI

orang tanpa disertai sadar diri, cenderung & Deci, 2009). Ketiga aspek ini adalah
menjadi presentasi yang tidak alami. Ia esensial untuk memfasilitasi fungsi yang
seolah hanya robot dan otomatis melaku- optimal untuk bertumbuh dan berintegra-
kan sesuatu tanpa sadar akan penghaya- si, demikian pula untuk mengembangkan
tannya. Sadar diri dapat dikembangkan konstruksi sosial dan kesejahteraan.
melalui dua perspektif, yaitu mendalami Dengan determinasi diri terasa suatu
diri (introspeksi) dan mengobservasi kebebasan untuk mengerjakan sesuatu
orang lain. Kedua perspektif ini saling yang menarik, penting, serta memberi
mengimbangi. Introspeksi untuk mening- semangat. Ada energi, arah, keajegan, dan
katkan sadar diri dilakukan dengan keseimbangan. Motivasi dihargai tinggi
mengamati perilaku diri. Diri diharapkan karena ada konsekuensi yang menanti.
berada dalam keadaan awas dan me- Dengan perkataan lain, motivasi yang
ngembangkan keterampilan untuk sang- digerakkan oleh diri (motivasi intrinsik)
gup fokus pada aksi, baik verbal maupun menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
non-verbal. Pengembangan sadar diri juga Keadaan ini menstimulasi diri untuk
menyebabkan semakin erat dan terampil- meningkatkan minat, semangat, dan keya-
nya berelasi, yang menurut Burns (2006) kinan. Semuanya tampak dalam vitalitas
adalah penting sebagai sumber kepuasan dan performa optimal yang persisten,
dan kesejahteraan emosi. kreatif, dan mensejahterakan
Dalam proses menyusui ibu sadar Kesejahteraan atau subjective well-being
akan keunggulan dirinya dalam mengha- adalah kata ilmiah tentang bagaimana
silkan ASI. Sadar dirinya mengatakan individu mengevaluasi diri (Diener, 2008).
bahwa ini suatu proses yang membutuh- Individu mengevaluasi diri secara umum
kan kekuatan spiritual, inteligensia, dan atau global seperti hidup yang memuas-
pikiran rasional. Ia melakukan observasi kan atau perasaan yang terpenuhi, menilai
pada mereka yang berhasil menyusui dan dari domain kehidupan perkawinan atau
menikmati kondisi anak serta keluarga pekerjaan, atau evaluasi suatu penga-
yang bahagia. Keberhasilannya menunjuk- laman. Ryan dan Deci (2009) berpendapat
kan jati diri dalam menyucikan kehidupan bahwa kesejahteraan bukan hanya berki-
spiritual sesuai keyakinannya (Wattimena sar terhadap baik atau bagusnya kehidup-
dkk, 2012). Sadar diri akan kekuatan an, tetapi lebih ke aktualisasi potensi
spiritualitas berperan meningkatkan kese- dengan tujuan, nilai, dan aspirasi yang
jahteraan melalui peningkatan afeksi membentuk kesejahteraan. Secara ringkas
positif bahagia, yang melindunginya ter- dapat dikatakan bahwa kesejahteraan
hadap depresi, serta lebih memudahkan terdiri dari tiga komponen yaitu kepuasan
melakukan koping (Burns, 2006). Untuk hidup, suasana hati positif, serta ketidak-
mewujudkannya perlu kekuatan determi- hadiran suasana hati negatif. Keseluruhan-
nasi diri. nya dirangkum sebagai kebahagiaan
Determinasi diri adalah kualitas dari (happiness).
yakin dan kuat untuk beraksi menuju tu- Kesejahteraan ibu yang berhasil me-
juan. Yang berintegrasi dalam diri adalah nyusui lebih dari enam bulan dalam
motivasi dan kepribadian, serta kondisi penelitian kualitatif Wattimena dkk (2012)
yang mendukung proses positif tersebut dilukiskan sebagai keberhasilannya mem-
melalui kompetensi, keterkaitan (related- berikan asupan yang terbaik sebagai tanda
ness), dan otonomi untuk berkarya (Ryan kepedulian terhadap keselamatan anak.

JURNAL PSIKOLOGI 233


WATTIMENA, DKK.

Ibu merasa bangga, puas, lega, rindu, dan hasilan diperankan oleh regulasi kognitif,
cinta. Dengan perasaan dan pikiran positif, regulasi motivasi, regulasi perilaku, dan
ia mengutarakan bahwa kemenangannya regulasi emosi. Selain itu ada regulasi
dalam keberhasilan menyusui berimbas konteks agar tujuan tercapai. Regulasi diri
positif pada diri dan dinamika interelasi mereka dipengaruhi oleh situasi pencetus,
dalam keluarga. Hasil ini sesuai dengan karakteristik individu, dan dukungan
Diener & Seligman (2002) yang mengata- sosialnya.
kan bahwa kesejahteraan dibentuk oleh Dengan ulasan di atas ini dapat
kejadian, pengalaman, dan sumber yang dikemukakan dasar teori untuk penelitian
berpengaruh pada kemampuan individu ini. Ibu yang berhasil untuk menyusui
meraih tujuan pribadinya. lebih dari enam minggu memiliki mana-
Pengalaman positif dan kesejahteraan jemen diri yang positif. Ia mengawali
merupakan bagian dari emosi. Emosi penataan manajemen diri dari sadar diri
positif berperan pada fisiologi tubuh yang tentang keunggulan ASI dari berbagai
positif, kedua keadaan yang tidak aspek kehidupan. Sadar diri secara teoritis
terpisahkan dan saling mendukung. Emosi dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu
dan reaksi fisik berada dalam satu ling- introspeksi untuk bertanggungjawab dan
karan yang tidak putus dan berlangsung mencapai tujuan, dan observasi dari per-
terus. Aksi reaksi ditujukan untuk contohan dan kesehatan. Kedua perspektif
menciptakan keseimbangan jiwa raga agar ini saling mengimbangi dalam meraih
terbentuk kesehatan fisik dan psikis tujuan. Sadar diri menumbuhkan deter-
(Carlson & Buskit, 2001). Dalam proses minasi diri yang kuat untuk berperilaku.
menyusui terjadi interaksi emosi yang Dalam determinasi diri ada kompetensi
unik antara ibu dan anak yaitu melalui untuk kuat dan yakin, dan otonomi dalam
hisapan pada puting dan kontak kulit hak dan kemandirian. Dengan sadar diri
yang menciptakan kedekatan. Hisapan dan determinasi diri, tujuan diraih yaitu
merangsang pengeluaran hormon prolak- keberhasilan untuk menyusui lebih dari
tin (hormon perangsang produksi susu), enam minggu. Ia menikmati kesejahteraan
yang juga menciptakan ketenangan dalam dalam konteks aktualisasi potensi untuk
diri ibu, serta mengurangi intensitas mencapai keberhasilan dan bermanfaat,
pengeluaran adrenalin (Altemus, 1995, dan suasana hati positif yang terwujud
dalam Dermer, 2001). sebagai bahagia dan puas.
Manajemen diri yang positif berhu- Hipotesis yang diajukan adalah
bungan dengan sikap dan emosi yang bahwa model teoritis dinamika psikologis
positif. Keadaan positif merupakan elemen keterkaitan antara variabel sadar diri,
esensial untuk fungsi optimal karena determinasi diri, dan kesejahteraan yang
memperluas atensi dan berpikir, menia- memenuhi syarat kesesuaian model,
dakan bangkitan emosi negatif, membakar menunjukkan bahwa: sadar diri secara
semangat, membangun sumber-sumber langsung berperan positif dan signifikan
personal, serta merupakan bibit pengem- terhadap kesejahteraan ibu menyusui;
bangan diri menuju kesejahteraan yang sadar diri secara tidak langsung, yaitu
optimal (Fredrickson, 2006). Ibu menyusui sebagai anteseden dari determinasi diri,
perlu meregulasi diri agar berprestasi dan berperan positif dan signifikan terhadap
tujuan tercapai. Rachmah (2015) menun- kesejahteraan ibu menyusui; dan penga-
jukkan dalam penelitiannya bahwa keber- ruh sadar diri secara tidak langsung

234 JURNAL PSIKOLOGI


MANAJEMEN LAKTASI DAN KESEJAHTERAAN IBU MENYUSUI

terhadap kesejahteraan yaitu melalui (1) Variabel sadar diri dengan sub-variabel
pengaruhnya terhadap determinasi diri, introspeksi (bertanggung jawab dan
adalah lebih besar daripada pengaruh bertujuan) dan observasi (dari contoh dan
langsungnya terhadap kesejahteraan. kesehatan); (2) variabel kesejahteraan
dengan sub-variabel aktualisasi potensi
(berhasil dan bermanfaat) dan suasana
Metode
hati yang positif (bahagia dan puas); dan
Variabel Penelitian. dalam penelitian ini (3) variabel determinasi diri dengan sub-
terdapat tiga variabel penelitian yaitu: (1) variabel kompetensi (kuat dan yakin) dan
Variabel sadar diri dengan sub-variabel otonomi (menentukan hak dan mandiri).
introspeksi dan observasi; (2) variabel Aitem-aitem instrumen diuji validitas-
kesejahteraan dengan sub-variabel aktuali- nya melalui uji validitas butir-total (meng-
sasi potensi dan suasana hati positif; dan gunakan formula koefisien korelasi product
(3) variabel determinasi diri dengan sub- moment dari Pearson), dan uji reliabilitas
variabel kompetensi dan otonomi. alpha dari Cronbach (dengan program
Partisipan Penelitian. Seratus partisipan SPSS 13.0). Reliabilitas variabel sadar diri
yang diambil secara purposive sampling adalah 0,898, determinasi diri 0,918, dan
adalah perempuan menyusui yang bayi- kesejahteraan 0,924.
nya berumur lebih dari enam minggu dan Analisis data penelitian. Melalui model
bersedia untuk berpartisipasi dalam pene- struktur yang dibentuk oleh tiga model
litian. Batas umur ini ditentukan berda- pengukuran masing-masing variabel
sarkan asumsi bahwa proses penguncian dengan sub-variabelnya, data dianalisis
mulut anak pada puting ibu (latched on) menggunakan structural equation modeling
terjadi setelah enam minggu (Womens (SEM) yang dikomputasi dengan program
Health, 2014). Setelah penguncian, dia- IBM SPSS AMOS versi 21. Model
sumsikan bahwa hubungan batin/perasa- pengukuran (measurement model): Setiap
an ibu dan anak serasi dan erat (Seligman model pengukuran variabel sadar diri,
& Csikszentmihalyi, 2000), dengan harap- determinasi diri dan kesejahteraan diuji
an bahwa pola rasa, pola pikir, dan pola kuatnya model melalui confirmatory factor
sikap dalam sadar diri, determinasi diri, analysis (diuji kesesuaian model dan nilai
dan kesejahteraan ibu sudah semakin lambda) dan reliabilitas model. Ketiga
mantap. model pengukuran mempunyai demensi-
Karakteristik demografi partisipan: demensi yang masing-masing valid dan
5% partisipan berpendidikan sekolah da- reliabel serta unidemensi dalam menjelas-
sar, 15% berpendidikan sekolah menengah kan variabel latennya.
pertama, 29% berpendidikan sekolah Model struktur, dibentuk oleh ketiga
menengah atas, dan 51% berpendidikan model pengukuran variabel. Variabel
sarjana; rerata umur partisipan adalah kesejahteraan berkedudukan sebagai
28.83 tahun; partisipan yang bekerja dan variabel dependen; variabel sadar diri dan
yang tidak bekerja berjumlah sama; umur variabel determinasi diri sebagai variabel
rerata anak adalah 9,74 bulan; dan 40% independen. Variabel sadar diri mempu-
bayi diberi asupan tambahan sebelum nyai pengaruh langsung terhadap variabel
berumur enam bulan. kesejahteraan, dan pengaruh tidak lang-
Instrumen penelitian. Masing-masing sung yaitu sebagai variabel anteseden dari
variabel dibuat kuesioner berskala Likert; variabel determinasi diri terhadap kesejah-

JURNAL PSIKOLOGI 235


WATTIMENA, DKK.

teraan. Tehnik pengolahan data model Diskusi


sturktur diuji kesesuaian model serta
kekuatan regresinya. Partisipan. Umur rerata partisipan 29
tahun, sebagian besar berpendikan
sarjana, mempunyai anak dengan rerata
Hasil umur 10 bulan, dan berjenjang sarjana.
Model struktural teoritis dinamika Jumlah partisipan yang bekerja dan tidak
psikologis keterkaitan antara variabel- bekerja adalah sama, keadaan mana
variabel sadar diri, determinasi diri, dan menguntungkan dari segi terdapatnya
kesejahteraan, setelah dimodifikasi, meme- kesempatan yang cukup untuk menyusui.
nuhi syarat kesesuaian model (fit). Modi- Administrator KPPPARI (2014) menunjuk-
fikasi dilakukan dengan menghubungkan kan bahwa ibu bekerja di perkotaan
eror antar demensi variabel kesejahteraan, adalah 45%, dan di pedesaan 51%.
dan eror kesejahteraan serta eror Enampuluh persen partisipan tidak
determinasi diri. Keadaan ini merupakan memberi asupan tambahan sebelum enam
kelemahan dari model yang fit ini. bulan, yang berarti bahwa mereka
memberi ASI eksklusif. Keadaan ini
Efek sadar diri terhadap kesejahteraan
mendukung program WHO (2012) yang
secara langsung adalah sebesar 0,359,
mempunyai target sebesar 80% ibu
sedangkan efek tidak langsung yaitu mela-
menyusui secara eksklusif pada 2025
lui pengaruhnya terhadap determinan diri
(global rate yang tercapai pada 2012 adalah
adalah sebesar 0,565, dengan efek total
37%), dan program pemerintah, yang ber-
mencapai 0,924. Hasil-hasil ini menunjuk-
dasarkan laporan Sentra Laktasi Indonesia
kan bahwa hipotesis yang diajukan ter-
(2011) menunjukkan bahwa pemberian
bukti.
ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua
Normalitas sebaran univariat ketiga bulan (berdasarkan Survei Demografi dan
variabel adalah normal, sedangkan dalam Kesehatan Indonesia tahun 2006-2007)
bentuk multivariat sebarannya adalah hanya mencakup 67% dari total bayi yang
moderately non normal. Ini menunjukkan ada. Persentase tersebut menurun seiring
bahwa hasil penelitian ini kurang kuat dengan bertambahnya usia bayi, yakni
dalam menggambarkan populasi. 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19%
pada bayi usia 7-9 bulan. Yang lebih
memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua
bulan telah diberi susu formula, dan satu
dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi
makanan tambahan.
Data Polman (2014) menunjukkan
bahwa berdasarkan hasil penelitian World
Breastfeeding Trends Initiative (2012), ha-
nya 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil
memberi ASI eksklusif selama 6 bulan.
Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menun-
jukkan cakupan ASI di Indonesia hanya
42%. Dengan hasil tersebut, Indonesia
Gambar 1: Model struktur yang fit berada di peringkat 49 dari 51 negara yang
mendukung pemberian ASI eksklusif.

236 JURNAL PSIKOLOGI


MANAJEMEN LAKTASI DAN KESEJAHTERAAN IBU MENYUSUI

Sadar diri: Introspeksi untuk bertang- social learning theory. Kondisi sosial yang
gung jawab mempunyai bobot faktor diobservasi menjadi model yang kemu-
tertinggi (0.82), atau merupakan demensi dian dipelajari. Bagaimana ia kemudian
terkuat dari sadar diri. Ismail, Muda, dan berfungsi tergantung pada interaksi antara
Bakar (2013) berdasarkan penelitiannya perilaku yang spesifik dan kondisi yang
menunjukkan bahwa intensi untuk mengontrolnya. Dalam Wattimena dkk.
menyusui dan menyadari pentingnya (2012) dipaparkan tentang observasi
menyusui, berkorelasi secara signifikan. melalui media pengetahuan dan sosial,
Keberhasilan proses yang menunjukkan serta melalui sharing dengan keluarga dan
suatu tanggung jawab, juga didukung teman. Observasi kepada ibu-ibu ASI yang
keluarga dan perawat. Perawat sebagai hebat walaupun bekerja, atau para pendo-
petugas kesehatan mempunyai peran nor ASI, membuat ibu pasca melahirkan
sebesar 21,3% dalam keberhasilan ibu un- semakin sadar diri tentang kesempatan
tuk menyusui secara eksklusif, sedangkan yang ada.
22,9% dipengaruhi oleh peran media cetak Sebanyak 70% partisipan bersadar diri
(Astuti, 2013). Melalui intervensi ini tum- tinggi. Hasil ini mendukung penelitian
buhlah kesadaran keluarga untuk bersama Wattimena dkk. (2012) yang menunjukkan
mendukung keberhasilan pemberian ASI perspektif kekuatan ibu menyusui dengan
sedapatnya secara eksklusif. Dengan sadar sadar diri; (1) untuk menyusui. Ibu berfo-
diri yang tinggi, diharapkan tumbuh kus pada proses yang disadari sebagai
perhatian, motivasi, kesiapan menerima tugas wajib tanpa pamrih dan terbaik
informasi dan latihan keterampilan, dan untuk anak. Niat dan mau mengatur diri
kemudian melakukannya untuk mencapai adalah kunci keberhasilan; (2) untuk
tujuan. memaknai ASI sebagai sumber gizi yang
Bobot faktor introspeksi agar menca- hebat, yang mensuport anak dengan keke-
pai tujuan sebagai demensi sadar diri balan, serta sarana terbinanya kedekatan
adalah 0,74. Wattimena dkk (2012) mema- lahir batin ibu dan anak; dan (3) bahwa
parkan tentang introspeksi ibu bahwa kekuatan spiritual dalam ASI memanu-
beranak berarti siap dengan segala kere- siakan anak manusia sesuai petunjuk
potannya. Mau berkorban, memahami, Allah.
dan berubah dalam menghadapi tantang- Determinasi diri. Kompetensi untuk
an, menghadapi godaan, memperjuangkan yakin dapat melakukan apa yang diikh-
hak dan kepentingan anak, menghadapi tiarkan mempunyai bobot faktor tertinggi
stres fisik dan psikis, serta menghadapi (0,89). Yakin dan leluasa menggunakan
kepentingan pribadinya. Dengan setiap hak adalah demensi terkuat dari determi-
kali melakukan proses introspeksi bila ada nasi diri. Keadaan ini diterangkan oleh
kesulitan dalam menyusui, ibu semakin Bandura (1997) yang mengatakan bahwa
kuat dalam bersikap dan mengatakan salah satu faktor dari determinasi diri
saya pasti bisa. adalah efikasi diri atau bagaimana indi-
Observasi contoh dan kesehatan vidu berfungsi secara efektif karena ia
merupakan demensi sadar diri dengan yakin dapat melakukannya. Dalam efikasi
bobot faktor 0,71. Dengan observasi terjadi diri ada kompetensi untuk melaksanakan,
proses pembelajaran yang memotivasi mempertahankan, dan yakin untuk men-
suatu perilaku, yang disebut Bandura capai keberhasilan. Efikasi diri berkorelasi
(1971, dalam Petri, 1985) sebagai suatu positif dengan keberhasilan menyusui

JURNAL PSIKOLOGI 237


WATTIMENA, DKK.

minimal selama enam minggu (Dennis & duksi, dan tidak akan pernah macet
Fauz, 1999). Melalui BSES (Wilhelm, sumbernya.
Rodehorst, Stefans, & Hertzog, 2008) Otonomi menggunakan hak dalam
ditunjukkan bahwa semakin tinggi intensi berperilaku merupakan demensi kuat dari
dan efikasi diri, semakin besar kemung- determinasi diri (0,87). Suatu penelitian
kinan untuk berhasil menyusui minimal Shroff dkk. (2011) pada 600 ibu menyusui
selama enam bulan. antara 3-5 bulan di India menunjukkan
Kompetensi untuk kuat menjalankan bahwa semakin tinggi hak otonomi (dalam
apa yang diikhtiarkan juga berbobot tinggi aspek mengambil keputusan, bebas ber-
(0,73) Seorang ibu (Wattimena dkk., 2012) karya, mempunyai hak finansial, dan
mengatakan bahwa kekuatan itu meru- bebas dari kekerasan), semakin berhasil
bah pribadi seseorang, karena egoisnya ibu menyusui. Selain ini, partisipasi tinggi
berkurang. Kepentingan pribadi dike- dalam mengambil keputusan dan berhak
sampingkan, dan nyenyaknya tidur menentukan keuangan keluarga, menun-
malam dengan ikhlas ditukar untuk jang pertumbuhan dan kesehatan bayi.
menyusui. Kurniawan (2013) menunjuk- Kent (2006) mengatakan bahwa anak
kan bahwa dari 146 partisipan, 35,3% di mempunyai hak untuk mendapat ASI, dan
antaranya memiliki keinginan kuat dan ibu mempunyai hak untuk menyusui tan-
28% mempunyai kepercayaan kuat untuk pa dihalangi oleh siapapun. Suatu bentuk
memberi ASI secara eksklusif. otonomi adalah penolakan ibu terhadap
Kompetensi menunjukkan adanya pemberian susu formula kepada anaknya.
penguatan (empowerment) untuk mencapai Partisipan dalam penelitian Wattimena
tujuan. Jung, So, dan Eun (2007) melaku- dkk (2012) mengatakan bahwa susu
kan kuasi eksperimen pada ibu-ibu tiga formula tidak dapat menggantikan ASI,
hari pasca melahirkan. Pada kelompok 30 dan bahwa politik perdagangan seperti di
ibu dengan intervensi program penguatan, iklan susu sebenarnya adalah pembo-
terjadi keberhasilan menyusui dan pengu- dohan masyarakat. Hak otonomi lain
rangan keluhan yang signifikan, diban- adalah pernyataan saya akan menyusui
dingkan dengan kelompok tanpa interven- selama mungkin.
si. Menurut Kim (2009) efek dari program Sebagian besar partisipan penelitian
penguatan meningkatkan keingin-tahuan berdeterminasi tinggi. Dengan niat, yakin,
masalah menyusui, keyakinan dan kei- percaya diri, dan semangat, ibu menghim-
nginan untuk melakukan, serta keteram- pun kekuatan positif, yang membentuk
pilan dalam menyusui. Intervensi dilaku- sikap yang memungkinkan ia melihat
kan sebelum dan sesudah melahirkan. secara realistik keadaan diri dan ling-
Ada optimisme (Seligman & kungannya. Mau berkorban, memahami,
Csikszentmihalyi, 2000) dalam keyakinan merubah, mengalahkan ego, dan menyeta-
untuk berani mengambil inisatif, melaku- rakan, membuat tekad ibu semakin bulat
kannya, mencapai tujuan, serta mengha- untuk menyusui selama dibutuhkan.
dapi rintangan dengan kemampuan diri. Dengan demikian ia semakin yakin akan
Partisipan dalam penelitian Wattimena kemampuannya dan mempunyai kontrol
dkk (2012) mengatakan bahwa semula ASI terhadap kehidupannya. Dalam batas
tidak dapat langsung keluar dengan deras. kemampuannya ia sanggup mengerjakan
Dengan optimisme dan menyusui sesering apa yang menjadi harapan, rencana, dan
mungkin, ASI semakin banyak dipro- tantangannya (Wattimena dkk., 2012).

238 JURNAL PSIKOLOGI


MANAJEMEN LAKTASI DAN KESEJAHTERAAN IBU MENYUSUI

Kesejahteraan. Dalam measurement dapat pemenuhan kebutuhan, terpenuhi


model kesejahteraan, dilakukan modifikasi dengan baik. Ibu membuktikan tentang
agar model fit, dengan menghubungkan potensinya untuk memberi hak dan
aktualisasi potensi untuk berhasil dengan memprioritaskan kepentingan anak untuk
suasana hati puas dan bangga. Hubungan mendapat ASI.
ini secara teoritis dapat diterangkan Sebanyak 80% partisipan berkesejah-
dengan teori Diener (2008). Ia mengatakan teraan tinggi. Mereka berhasil mewujud-
bahwa evaluasi diri yang positif terhadap kan aktualisasi potensi dan bersuasana
keberhasilan oleh potensi diri, menghasil- hati positif. Ada kesejahteraan ganda
kan rasa puas dan bahagia yang menye- karena terbentuk kesejahteraan anak dan
jahterakan. ibu (Wattimena dkk., 2012). Selain kebu-
Suasana hati positif puas dan bahagia tuhan anak terpenuhi dengan baik, ibu
merupakan demensi terkuat dari kesejah- juga mendapat keuntungan pribadi. Pada
teraan. Wattimena dkk. (2012) mengung- ibu dan anak terbentuk kerjasama lahir
kapkan bahwa perasaan puas, bangga, dan batin dalam konteks saling yang
lega, rindu, dan cinta, diutarakan dalam semakin erat. Kesejahteraan mereka
nyanyian, ungkapan, dan sentuhan baha- menumbuhkan kesejahteraan keluarga
gia sewaktu menyusui. Isen (2000) berpen- dan lingkungan kehidupan.
dapat bahwa suasana hati yang positif Sadar diri dan Determinasi diri. Korelasi
membuat pola pikir fleksibel, kreatif, sadar diri dengan determinasi diri adalah
integratif, terbuka terhadap informasi, dan tinggi (0,85) yang menandakan bahwa
efisien. Suasana positif ini berperan terha- kedua variabel tidak bersifat independen,
dap peningkatan kegiatan otak, yang diha- tetapi mempunyai hubungan kausalitas
rapkan berperan pada regulasi fisiologi yang tinggi. Meskipun demikian, validitas
tubuh yang positif, antara lain dalam diskriminannya tercapai, yang menanda-
berproduksi ASI. kan bahwa kedua variabel ini tetap meru-
Suasana hati positif diteliti Meneses pakan dua hal yang berbeda dan saling
(2013) pada pada 311 perempuan menyu- mendukung.
sui. Tujuannya adalah meneliti emosi Sadar diri dan Kesejahteraan. Peran
dalam proses menyusui, dan menganalisis sadar diri terhadap kesejahteraan secara
sejauh mana hubungannya dengan proses langsung dalam penelitian adalah kecil
kognisi. Hasilnya menunjukkan bahwa (0,36). Dengan berbekal sadar diri saja,
suasana hati, sebagai suatu reaksi emosi, belum ditunjukkan suatu kekuatan atau
merupakan suatu instink reaksi emosional motivasi untuk beraksi atau berbuat,
daripada suatu keputusan yang rasional, sehingga perannya pada hasil yang
dan independen dari proses kognisi. menyejahterakan belum dapat dirasakan.
Aktualisasi potensi untuk berhasil dan Sadar diri tentang keunggulan ASI
bermanfaat berbobot faktor tinggi terha- (Wattimena, 2012) berwacana; (1) ASI
dap kesejahteraan. Wattimena dkk (2012) mempunyai banyak kelebihan, praktis,
memaparkan bahwa aktualisasi potensi dan ekonomis; (2) sadar diri untuk
antara lain adalah dalam keberhasilan menyusui: Menjadi ibu adalah pilihan,
menyusui lebih dari enam bulan, yang mau menyusui dengan mau berkorban,
menunjukkan kekuatan ibu dalam sikap mau memahami, mau berubah, serta
yang kuat dan bajik menghadapi tan- menyetarakan, dan (3) sadar diri tentang
tangan. Minta tolongnya anak agar men- kekuatan spiritual dalam ASI: ASI adalah

JURNAL PSIKOLOGI 239


WATTIMENA, DKK.

berkat Allah, waktu melahirkan ASI nasi diri. Yang menentukan berhasil tidak-
keluar dengan sendirinya, suatu mujizat nya motivasi adalah kompetensi, otonomi,
Allah. dan keterhubungan. Dengan determinasi
Kesadaran diri tinggi untuk menyusui diri, timbullah suatu sikap berperilaku.
selama proses kehamilan, menjadi predik- Wattimena dkk. (2012) memaparkan bah-
tor baik pada keberhasilan menyusui wa sikap yang kemudian terbentuk adalah
minimal selama enam bulan. Meskipun sikap yang kuat dan bajik menghadapi
berprediksi tinggi, tetapi tidak adanya tantangan. Mau berkorban, memahami,
intensi untuk menyusui akan berbanding merubah, mengalahkan ego, dan menyeta-
terbalik dengan keberhasilan untuk rakan, membuat tekad ibu semakin bulat
menyusui minimal selama enam bulan untuk menyusui selama dibutuhkan.
(Rempel, 2004). Keadaan ini menunjukkan Godaan dan stres fisik maupun psikis
bahwa sadar diri saja tanpa intensi atau ditepis dengan bajik. Kesejahteraan dalam
determinasi diri, belum tentu menuju kesehatan, kebahagiaan, komunikasi, dan
keberhasilan dan kesejahteraan. kedekatan antara ibu dan anak, kemudian
menciptakan kesejahteraan keluarga dan
Determinasi diri dan Kesejahteraan.
lingkungan kehidupan.
Dalam model structural, variabel determi-
nasi diri (sub-variabel yakin untuk Paparan Renwick (1996) membenar-
melakukan), terhubung dengan variabel kan hasil penelitian ini. Ia berpendapat
kesejahteraan (sub-variabel aktualisasi bahwa individu menikmati kesejahteraan
potensi). Ryan dan Deci (2009) mengata- apabila ia dapat mencapai aspirasinya
kan bahwa keyakinan adalah suatu bentuk yang ia sadari sebagai sesuatu yang
motivasi intrinsik yang memfasilitasi diri menarik perhatiannya. Dengan determi-
untuk berkarya secara optimal, dan meng- nasi diri ia memilih sendiri secara otonom
hantarkan individu menuju kesejahteraan suatu kesempatan yang merdeka dari
karena terwujudnya aktualisasi potensi hambatan atau tekanan untuk merealisa-
diri yang bermanfaat. Aktualisasi diri sikannya. Kemerdekaan ini tidak terlepas
dalam hierarchy of needs dari Maslow (1968, dari pengalaman hidup. Tanpa pengasuh-
dalam Kiaei, 2014) menduduki jenjang an dan dukungan dari keluarga atau
pola kebutuhan manusia yang tertinggi lingkungan, individu tidak dapat me-
(setelah kebutuhan fisiologis, keamanan, ngembangkan kapasitas untuk membuat
kasih, dan harga diri). Penelitian Kiaei rencana dan menerapkan determinasi diri
menunjukan bahwa aktualisasi potensi di dalam kehidupannya. Dukungan pada
diri berkorelasi positif dan signifikan keberhasilan untuk menyusui (Wattimena
dengan kesejahteraan. dkk., 2012) didapat dari suami/keluarga
serta media pengetahuan/sosial yang
Sadar diri, Determinasi diri, dan Kesejah-
mengajarkan, membimbing, dan mendam-
teraan. Dalam model struktural, efek total
pingi ibu sewaktu menyusui.
sadar diri terhadap kesejahteraan melalui
determinasi diri adalah besar (0,924).
Kenyataan ini menunjukkan bahwa sadar Kesimpulan
diri dan determinasi diri bersama-sama Kesimpulan: Proses menyusui yang
berperan besar pada kesejahteraan. Deci perlu dilakukan dan ditaati ibu pasca
dan Ryan (2008) memaparkan bahwa melahirkan, paling sedikit selama enam
motivasi manusia, pengembangan diri, bulan dan sedapat mungkin secara
dan kesejahteraan dilandasi oleh determi- eksklusif, tidaklah mudah. Penelitian ini

240 JURNAL PSIKOLOGI


MANAJEMEN LAKTASI DAN KESEJAHTERAAN IBU MENYUSUI

menunjukkan bahwa ibu perlu mempu- Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2008). Facili-
nyai manajemen diri yang kuat dalam tating optimal motivation and psycho-
sadar diri dan determinasi diri. Sadar diri logical well-being. Canadian Psycho-
(untuk introspeksi dan observasi) memicu logy, 49(1), 14-23. http://dx.doi.org/
determinasi diri (dalam kompetensi dan 10.1037/0708-5591.49.1.14
otonomi), yang menyejahterakan ibu. Ia Dennis, C. L., & Faux, S. (1999). Devel-
menunjukkan aktualisasi potensinya un- opment and psychometric testing of
tuk berhasil dan bermanfaat, dalam the Breastfeeding Self-Efficacy Scale.
suasana hati yang puas dan bahagia. Research in Nursing Health, 22, 399-409.
http://.dx.doi.org/10.1002/(SICI)109824
Saran 0X(199910)22:5<399::AID-NUR6>3.0.C
Tatanan psikologis hasil penelitian ini O;2-4.
disarankan untuk diimplementasikan Dermer, A. (2001). A well-kept secret:
dalam program Promosi Kesehatan, baik breastfeedings benefits to mothers.
untuk masalah ibu menyusui maupun New Beginnings, 8(4), 124-127. Diun-
masalah kesehatan lain. Kelemahan duh dari: http://www.llli.org/nb/
struktur model penelitian disarankan agar nbjulaug01p124.html.
dikaji lebih lanjut dalam penelitian lain. Diener, E. 2008. The science of optimal
happiness. Boston: Blackwell Publish-
Kepustakaan ing.
Diener, E., & Seligman, M. (2002). Very
Administrator KPPPARI. 2014. Kemente- happy people. Psychology Science,
rian pemberdayaan perempuan dan perlin- 13(1), 81-84. Diunduh dari: http://
dungan anak Republik Indonesia. Artikel. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11894
Diunduh dari: http://www. 851
kemenpppa.go.id tanggal 6 Maret
Fredrickson, B. L. (2006). The broaden-
2015.
and-build theory of positive emotions.
Astuti, I. (2013). Determinan pemberian Dalam F.A. Huppert, N. Baylis, & B.
ASI eksklusif pada ibu menyusui. Keverne (Eds.): The science of well-being.
Jurnal Health Quality, 4(1), 1-76. Oxford University Press.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy, the exercise Ikatan Dokter Anak Indonesia/IDAI.
of control. New York: Freeman. (2009). Air susu dan tumbuh kembang
Burnard, P. (2014). Learning human skills. anak. Artikel. Diunduh dari: http://
An experiential and reflective guide for www.idai.or.id tanggal 19 Desember
nurses and health care professionals. 2009.
Elsevier Science Ltd, Oxford. Isen, A. M. (2000). Positive affect and decision
Burns, G. W. (2006). Naturally happy, making. Handbook of emotions. Guild-
naturally healthy: the role of the book Press, New York.
natural environment in well-being. Ismail, T. A. T., Muda, W. M. W., & Bakar,
Dalam F.A. Huppert, N. Baylis, & B. M. I. (2013). Intention of pregnant
Keverne (Eds.): The Science of Well- women to exclusively breastfeed their
being. Oxford University Press. infants. Journal of Child Health Care,
Carlson, N. R., & Buskit, W. (2001). The Sage Journals, http://dx.doi.org/
science of behavior. London: Allyn & 10.1177/1367493512473857J.
Bacon.

JURNAL PSIKOLOGI 241


WATTIMENA, DKK.

Jung, S. K., So, Y. C., & Eun, J. R. (2007). Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2009). Self-
Effects of a breastfeeding empower- determination theory and well-being.
ment programme on Korean breast- Research review. Diunduh dari:
feeding mothers: A quasi-experimen- http://www.bath.ac.uk tanggal 6
tal study. Journal of Nursing Studies, Desember 2010.
20(9), 103-114. Seligman, M. E. P., & Csikszentmihalyi, M.
Kiaei, Y. A. (2014). The relationship between (2000). Positive psychology. American
metacognition, self-actualization, and Psychologyst, 55, 5-14.
well-being. (Dissertation. FIU Digital Sentra Laktasi Indonesia. (2011). Menyusui
Commons, FIU Electronic Theses and langka perlindungan. Artikel. Diunduh
Dissertations). Florida International dari: http://sentralaktasi.multiply.com/
University. tanggal 13 Oktober 2011.
Kim, Y. (2009). Effects of a breastfeeding Shroff, M.R., Griffiths, P.L., Suchrindan,
empowerment program on exclusive C., Nagalla, B., & Bentley, M. (2011).
breastfeeding. Journal Korean Acad Does maternal autonomy influence
Nurs, 39(2), 279-287. feeding practices and infant growth in
Kurniawan, B. (2013). Determinan keber- rural India? Social Science & Medicine,
hasilan pemberian air susu ibu eksklu- 73(3), 447-455.
sif. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27(4), Unicef. 2013. Breastfeeding is the cheapest
236-240. and most effective life-saver in history.
Meneses, G. D. (2013). An emotional Press release. Diunduh dari: http://
instinct. Breastfeeding medicine, 8(2), www.unicef.org/ tanggal 20 Novem-
191-197. ber 2014.
Petri, H. L. (1985). Motivation: theory and Wattimena, I., Nathalia, L.S., & Marsu-
research. Wadsworth Publishing yanto, Y. (2012). Kekuatan psikologis
Company. ibu menyusui. Jurnal Kesehatan Masya-
Polman, B. (2014). Ibu bekerja dan menyusui. rakat Nasional, KesMas, 7(2), 56-62.
Diunduh dari: http://polman.babel. WHO. (2009). Health topics, the importance of
ac.id tanggal 2 Maret 2015. breastfeeding. Diunduh dari: http://
Rachmah, D. N. (2015). Regulasi diri www.who.int/ tanggal 12 Februari
dalam belajar pada mahasiswa yang 2015.
memiliki peran banyak. Jurnal Psiko- WHO. (2014). Nutrition, exclusive breast-
logi, 42(1), 61-77. Diunduh dari: feeding. Diunduh dari: http://www.
http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/vie who.int/ tanggal 12 Februari 2015.
w/6943 Wilhelm, S. L., Rodehorst, T. K., Stepans,
Rempel, L. A. (2004). Factors influencing M. B., & Hertzog, M. (2008). Influence
the breastfeeding decisions of long of intention and self-efficacy levels on
term breastfeeders. Journal of Human duration of breastfeeding for mid-west
Lactation, 20, 306-317. rural mothers. Applied Nursing
Renwick, R., Brown, & I., Nagler, M. Research, 21(3), 123-130.
(1996). Quality of life in health promotion Womens Health. (2014). Breastfeeding:
and rehabilitation. Sage Publications learning how to breastfeed. Diunduh
Inc. dari: http://www.womenshealth.gov
tanggal 8 Maret 2015.

242 JURNAL PSIKOLOGI

S-ar putea să vă placă și