Sunteți pe pagina 1din 2

Terapi reduksi non-operatif dan operatif

Setelah parameter sistemik sudah stabil, maka perhatian diarahkan pada stabilisasi
dan alignment dari tulang belakang dan medulla spinalis.13 Setiap CMS yang tidak stabil harus
distabilkan untuk mencegah adanya kerusakan lebih lanjut akibat pergerakan dan juga
melepaskan kompresi medulla spinalis.23Pasien dengan CMS daerah servikal dapat ditangani
dengan menggunakanskeletal traction untuk mereduksi dislokasi, melepaskan kompresi pada
medulla spinalis pada burst fracture, dansplint tulang belakang.23 Skeletal tractionuntuk
mengembalikan atau mempertahankan alignment yang normal merupakan metode yang cepat
dan efektif.13 Beberapa alat yang dapat digunakan, antara lain spring-loaded tongs(Gardner-
Wells), cone, dan university of Virginia (Gambar 26 dan Gambar 27). Beban yang digunakan
tergantung adanya dislokasi atau tidak. Pada fraktur tanpa dislokasi, beban yang digunakan
umumnya 3-5 kg, sedangkan pada dislokasi digunakan peningkatan berat 4 kg setiap 30 menit
(sampai total 25 kg) dalam posisi leher dalam keadaan fleksi.23 Pasien harus diperiksa status
neurologis nya setiap peningkatan beban, dan beban traksi harus dikurangi secepatnya bila
terjadi perburukan status neurologis. Selain itu, halo traction dapat digunakan sebagai alat
alternatif dariskeletal traction (Gambar 28).

Gambar 26. Macam-macam Skeletal traction Cone (kiri), Gardner-Wells (kanan atas)

Cedera Medulla spinalis pada daerah torakolumbal terjadi umumnya karena gaya fleksi-
rotasi. Penanganan konservatif dapat dilakukan pada daerah tersebut yaitu dengan postural
reductiondi ranjang. Pada kondisi tertentu dibutuhkan fiksasi internal pada fraktur-dislokasi
yang tidak stabil untuk mencegah kerusakan medulla spinalis dan radiksnya.
Gambar 29. Penanganan konservatif pada CMS daerah torakolumbal

Banyak kontroversi mengenai penanganan secara operatif pada pasien CMS.13 Kerusakan pada
medulla spinalis umumnya terjadi sewaktu terjadinya trauma sehingga tidak mengherankan
bahwa tidak banyak bukti perubahan fungsi neurologis yang bermakna terjadi setelah
penanganan operatif dekompresi akut dari tulang belakang. Indikasi umum dilakukan
intervensi operatif, antara lain perburukan dari defisit neurologis (indikasi absolut) yang
ditunjukan dari adanya lesi kompresi dengan menggunakan CT-Scan atau MRI, pasien dengan
CMS inkomplit yang tidak mengalami perbaikan dan hasil pencitraan menunjukan adanya lesi
kompresi (dipertimbangkan), luka terbuka akibat luka tembak atau tusuk untuk mengeluarkan
benda asing, dan untuk kepentingan stabilisasi (terutama karena instabilitas hebat dengan lesi
inkomplit, tidak bisa dilakukannya closed reduction,dan agar tirah baring tidak terlalu lama).

S-ar putea să vă placă și