Sunteți pe pagina 1din 174

MATERI

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX

Pelajaran I
A. Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif
Standar Kompetensi
1. Memahami dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
Kompetensi Dasar
1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog interaktif pada tayangan
televisi/siaran radio

Dialog sering kita saksikan dalam tayangan televisi atau siaran radio. Topik
pembicaraan dalam dialog biasanya memperbincangkan masalah-masalahyang aktual
Dialog interaktif merupakan forum yang mendiskusikan masalah aktual dan penting untuk
dibahas. Dalam diskusi itu pemirsa atau pendengar dapat terlibat secara langsung dalam
diskusi. Apabila terdapat permasalahan yang perlu diketahui atau perlu disampaikan dalam
diskusi, pemirsa atau pendengar dapat mengajukan pertanyaan atau menyampaikan gagasan
melalui telepon.

Berikut mari kita ikuti bersama dialog dengan para narasumber mengenai alasan
orang menghindari olahraga dan tips mengatasinya
Reporter : Di studio kini telah hadir dua orang narasumber yang membidangi
olahraga. Mereka adalah Bapak Imam Sarjono dan Bapak Anton Syafei.
Pertama saya ingin mengetahui pendapat dari Bapak Imam, menurut
pendapat Bapak, apa penyebab orang malas berolahraga?

Imam Sarjono : Orang suka malas berolahraga karena merasa terlalu tua. Sebenarnya
hal ini bukan merupakan alasan. Anda bisa mencari tempat atau
klub kebugaran yang membuka kelas seusia Anda.
Reporter : Pak Imam tadi mengatakan bahwa alasan orang malas berolahraga adalah
karena terlalu tua. Bagaimana menurut Pak Anton, adakah alasan lain
yang mengakibatkan orang malas berolahraga?
Anton : Orang yang merasa terlalu gemuk biasanya juga malas berolahraga.
Reporter : Nah, kalau begitu bagaimana cara mengatasinya?
Anton : Tak perlu canggung atau malu. Umumnya, orang memang merasa malu
untuk memulai berolahraga padahal orang lain justru menghargai
sebagai individu berkomitmen dalam menjaga kesehatan tubuh. Lagi pula,
jika Anda sudah kelebihan berat badan, sebetulnya justru harus rajin
berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apa pun pasti akan membantu menurunkan
berat badan. Jadi, mengapa tidak dari sekarang memulai berolahraga?
Reporter : Baiklah, mulai sekarang jangan kita malas berolahraga hanya karena
merasa canggung atau malu. Kita juga sering menjumpai di masyarakat,
orang yang terlalu lemah dan terlalu lelah biasanya juga malas
berolahraga. Bagaimana menurut pendapat Anda untuk mengatasinya?

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 1
Imam : Justru aktivitas fisik yang teratur akan memberikan tambahan kekuatan dan
energi. Kegiatan fisik yang teratur sebenarnya akan memberikan Anda
tambahan tenaga. Dengan melatih otot, jantung, paru-paru, dan pembuluh
darah, Anda akan mendapat tambahan tenaga untuk mengatasi stres
dan beban pekerjaan yang Anda hadapi sehari-hari.

Reporter : Bagaimana dengan orang sakit, haruskah ia berolahraga?


Imam : Bagi orang yang sakit, tidak disarankan berolahraga karena kondisi tubuh
tidak sehat. Namun begitu, jika Anda merasa sehat, mulailah berolahraga
karena akan membantu Anda mempertahankan kondisi tubuh. Mulailah
perlahan-lahan dan lakukan secara konsisten.
Reporter : Di kota-kota besar, seperti di Jakarta, masyarakatnya biasa sibuk
dengan pekerjaan sehari-hari. Maka, biasanya tidak ada waktu untuk
berolahraga. Bagaimana dengan kasus semacam ini?
Anton : Jika kita sibuk, tidak perlu waktu berjam-jam untuk merasakan manfaat
olahraga. Yang penting teratur dan porsinya cukup. Seperti berjalan kaki
selama tiga puluh menit setiap hari.
Reporter : Setelah kita mendengarkan dialog ini, akhirnya kita dapat mengetahui
cara mengatasi rasa malas untuk berolahraga. Ternyata olahraga terbukti
mampu meningkatkan dan mempertahankan suasana hati. Jika Anda
berhasil menyingkirkan penghalang yang menghambat Anda untuk
memulai olahraga, Anda pun akan merasa lebih optimis dan bahagia.
Hal ini dapat memberi manfaat bagi kesehatan Anda.
1.Tuliskan hal-hal penting yang disampaikan oleh narasumber dengan menggunakan format
di bawah ini.
1.Imam Sarjono
2. Anton Syafei

2.Berdasar pada catatan tentang hal-hal penting tersebut, buatlah simpulan


isi dialog dalam beberapa kalimat:
Simpulan isi dialog:
a. .......................................................................................................................
b. .......................................................................................................................
c. .......................................................................................................................
d. .......................................................................................................................
e. .......................................................................................................................

Tugas Individu
1.Tuliskan pengertian dialog interaktif.
2.Jelaskan 3 unsur dialoq interaktif
3.Jelaskan pengertian Etika .menurut anda.
4.Tuliskan 7 Etika yang harus dilakukan oleh presenter pada waktu melaksanakan dialog
5. Tuliskan 7 Materi yang sering dibicarakan dalam dialog interaktif.
6.Tulislah / uraikan salah satu materi dialog interaktif minimal 4 paragraf.
7.Tuliskan dialog interaktifnya materi dialog interaktif diatas.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 2
B. Menceritakan Kembali Isi Cerpen
Standar Kompetensi
7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan
cerita pendek (cerpen)
Kompetensi Dasar
7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpencerpen dalam satu
buku kumpulan cerpen

Pernahkan kamu membaca cerpen yang sangat menarik sehingga kamu sangat ingin
menceritakan isinya kepada orang lain? Apa yang harus kamu lakukan agar kamu dapat
menceritakan isi cerpen itu dengan baik? Lalu, apa saja yang harus kamu perhatikan agar
dapat menceritakan kembali dengan baik? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan tersebut, ikutilah kegiatan-kegiatan berikut ini tahap demi tahap sehingga kamu
mampu menceritakan kembali secara lisan isi cerpen.

1. Membaca Cerpen dan Mengapresiasikannya


Bacalah cerpen berikut ini dengan cermat! Ikutilah kata demi kata, kalimat demi
kalimat, paragraf demi paragraf dengan penghayatan sungguh-sungguh. Rasakan suasana
batin tokoh yang terlibat di dalamnya. Bayangkan dan rasakan suasana latar cerita. Ikuti
jalinan cerita dari peristiwa satu ke peristiwa lainnya. Pendek kata, lakukan kegiatan
apresiasi sastra!.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 3
PASIEN
Cerpen Sori Siregar
Waktu keberangkatan pesawat terbang yang akan saya tumpangi
menuju sebuah kota di mancanegara, ditunda dua jam. Seorang ibu
bertubuh sintal mengomel karena ia pasti terlambat menghadiri upacara
wisuda anaknya di kota yang kami tuju itu. Seorang lelaki setengah baya
yang tak putus-putusnya merokok selama menunggu waktu keberangkatan
memukul keningnya. "Aduh, jadwal yang sudah disusun jadi berantakan,"
katanya setengah berteriak.
Berbagai komentar sebagai reaksi atas keterlambatan
keberangkatan itu terlontar dari hampir setiap mulut calon penumpang
yang akan berangkat. Saya yang merasa tidak perlu menambah carutmarut
seperti itu melangkah ke restoran yang tidak jauh dari ruang tunggu
Beberapa calon penumpang lain juga mulai melangkah meninggalkan
ruangtunggu itu.Di restoran itu saya hanya memesan secangkir kopi dan
sepotong croissant.Saya memilih duduk di pojok agar dapat membaca buku
yang barusaya beli dengan tenang. Saya tenggelam dalam kisah yang
dituturkan Gabniel Garcia Marquez pada buku tipis terbitan Penguin
itu.Belum setengah jam dengan keasyikan itu seseorang menghampiri
sayadan menarik kursi di depan saya. Saya menoleh ke arahnya.
Iamengulurkan tangan sambil menyebut namanya. Saya menyambut
ulurantangannya dengan menyebut nama saya."Perjalanan bisnis?" orang
bernama Iskandar Zulkarnain itu bertanya."Oh, bukan. Seminar,"Ia
mengangguk. Setelah mengeluarkan sebungkus rokok Marlboro dari saku
jasnya, ia menawarkan sebatang rokoknya kepada saya. Saya menolak
dengan mengucapkan terima kasih."Anda tahu mengapa Anda yang saya
datangi, bukan yang lain-lainitu?" ia bertanya sambil mengarahkan ibu
jarinya kepada calon penumpanglain yang juga banyak di restoran itu.Saya
menggeleng.

"Karena itu," ujarnya sambil menunjuk buku tipis yang saya pegang.
"Dari tadi saya lihat Anda tekun membaca di ruang tunggu itu. Anda orang
yang tahu menghargai waktu. Dan serius. Maaf, saya mengganggu
keasyikan Anda karena memilih duduk di sini. Silakan terus membaca,"
tuturnya sambil membungkuk mengeluarkan sebuah majalah berbahasa
Inggris dari tas yang dibawanya

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 4
Setelah membalik-balik beberapa halaman majalah itu, ia menyandar
dan mulai membaca. Saya kembali membaca cerita karangan Marquez
sambil sesekali meliriknya. Melihat jas yang dikenakannya dan majalah
yang dibacanya, saya merasa lelaki berusia sekitar 45 tahun ini adalah
seorang pengusaha. Orang-orang bisnis biasanya sangat mementingkan
penampilan seperti itu di samping hanya tertarik pada majalah bisnis.
Ketika ia menoleh ke arah saya, kebetulan saya sedang mengangkat
cangkir kopi. Dengan santun saya mengajaknya minum. Ia baru sadar
bahwa ia belum memesan apa-apa. Dengan isyarat, ia memanggil pelayan
dan memesan segelas cappucino, yang lima menit kemudian diletakkanoleh
pelayan di depannya. Ia segera menyeruput minuman hangat itu.Setelah itu
ia kembali membaca majalahnya. Kalau tadi ia mengatakanbahwa saya
sangat menghargai waktu, kini saya pun beranggapan begitutentang dirinya.
Ia lebih suka membaca daripada berbicara dengan saya.Dan serius, seperti
tadi ia menilai saya.

Apakah hanya karena persamaan itu ia memilih duduk di dekat saya


di restoran ini? Ataukah keasyikannya membaca itu hanya pretensi dan
merupakan pengantar ke arah tujuan yang sebenarnya? Saya tidak berani
mengambil kesimpulan apa pun.

Satu jam berlalu dan kami belum saling mengenal lebih jauh. Setelah
membaca tiga fiksi pendek dari kumpulan cerpen Garcia Marquez, saya
menutup buku tipis itu dan meletakkannya di meja samping cangkir kopi.
Pada waktu yang hampir bersamaan ia menutup majalahnya dan
memasukkannya kembali ke dalam tasnya.
"Marquez," katanya. "Saya suka juga dia. Cuma saya lebih sering
membaca Ortega Y Gasset dan Pablo Neruda. Karya-karya dari Ameria
Latin memang dekat dengan kita. Semangatnya sama, maklum dari dunia
ketiga," ujarnya melanjutkan

Saya menyambut kata-katanya dengan tersenyum. Rupanya ia juga


suka membaca karya sastra. Dugaan saya bahwa ia hanya gemar membaca
yang ada kaitannya dengan bisnis saja ternyata meleset.
"Cuma ke London?" ia bertanya.
Saya mengangguk.
"Saya harus ke beberapa kota. London, Paris, Zurich, dan Wina.
Sebenarnya saya sudah capek mondar-mandir begini, tapi Bos tetap juga
menyuruh saya,".

Ini orang penting, ujar saya dalam hati. Paling tidak orang kepercayaan
atasan. Berhadapan dengan orang seperti ini saya lebih suka mendengar
daripada berbicara.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 5
"Sebagai frequent traveller saya suka menggunakan pelayanan
perusahaan penerbangan yang berbeda. Nah, baru kali ini jadwal
keberangkatan tertunda. Saya tidak akan mau lagi naik pesawat
perusahaan
ini. Buang waktu," tuturnya melontarkan kekesalannya.
Setelah sekali lagi menyeruput cappucino di depannya, ia bercerita
tentang dirinya tanpa saya minta. Ia bekerja di sebuah bank asing di
Jakarta dengan kantor pusat di London. Semula ia bertugas sebagai
kepala departemen sumberdaya, kemudian dipindahkan ke bagian kredit,
dan terakhir memegang jabatan kepala bagian valuta asing. Nah, ketika
bertugas di bagian terakhir inilah ia sering bepergian ke mancanegara.
Saya percayasaja karena saya memang tidak tahu apa-apa tentang dunia
perbankan.

Semula ia tidak tertarik bekerja di bank, tapi karena lamarannya ditolak


di beberapa tempat, akhirnya ia melamar ke bank tempatnya
bekerjasekarang. Karena ia lulus tes dan bahasa Inggrisnya bagus, ia
diterima dengan gaji awal yang lumayan. Belakangan, karena ia telah
akrab dengan dunia perbankan, ia merasa bahagia bekerja di bank asing
itu.

Iskandar Zulkarnain yang berputri dua orang dan keduanya duduk di


SMA itu tak sempat menyudahi riwayatnya karena panggilan terdengar
melalui pengeras suara di restoran agar semua penumpang segera kembali
ke ruang tunggu karena pesawat sebentar lagi akan tinggal landas.

Setelah beberapa jam terbang saya terbangun. Saya adalah


penumpang yang senantiasa tertidur dalam setiap kali perjalanan dengan
Menggunakan pesawat terbang, betapapun singkat jarak terbang itu.
"Nyenyak sekali tidurnya," suara Iskandar Zulkarnain terdengar dari
kursi belakang. Saya menoleh ke arahnya.

"Sejak dua jam lalu saya pindah ke kursi ini," katanya. "Maksudnya
mau melanjutkan obrolan, eh, ternyata Anda tidur," lanjutnya sambil
terkekeh. Ia bisa pindah tempat seperti itu karena belasan kursi
Penumpang memang kosong. Ternyata orang itu benar-benar tidak
menghargai waktu, pikir saya.
Dalam perjalanan sejauh ini ia masih saja ingin mengobrol. Dan ia
masih saja duduk di kursi belakang itu walaupun ia tahu di sebelah saya
ada penumpang lain dan obrolan tidak mungkin dilakukan.
Tiba-tiba penumpang di sebelah saya menawarkan diri untuk
pindah
ke tempat Iskandar jika Iskandar memang ingin mengobrol dengan saya.
Celakanya, tawaran itu diterima Iskandar. Saya tidak mungkin
menyelamatkan diri lagi.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 6
Ketika ia mulai berbicara lagi kantuk saya datang menyerang. Ceritanya

sampai ke telinga saya antara terdengar dengan tidak. Mata saya tiba-tiba
terbelalak ketika ia mengatakan di kursi belakang di tempatnya semula
duduk ada beberapa orang asing yang mencurigakan.
"Jangan-jangan mereka pembajak," katanya. Jantung saya berdebar keras.
"Sebagai aparat keamanan, tentunya Anda tahu bagaimana mengatasi
keadaan seandainya mereka jadi melakukan pembajakan atau bagaimana
mencegah jangan sampai pembajakan itu terjadi," tuturnya dengan
berbisik. Saya menatapnya dengan perasaan heran. Aparat keamanan?
Mengapa ia menduga saya aparat keamanan? Apakah karena itu ia
sejak di pelabuhan udara tadi senantiasa ingin berada di dekat saya?
Saya menggeleng karena tidak percaya kepada pendengaran saya dan
sekaligus membantah dugaannya.
"Coba Anda pura-pura ke belakang dan amati mereka, barangkali
dugaan saya benar."
"Saya bukan aparat keamanan," jawab saya singkat karena saya
keberatan dengan desakannya itu.
"Demi keselamatan semua penumpang, Anda harus berbuat sesuatu.
Cobalah ke belakang dan amati mereka," katanya sambil menarik lengan
saya.
"Saya bukan aparat keamanan," ujar saya agak keras."Cobalah," sahutnya
tanpa mempedulikan penjelasan saya.
Entah apa yang mendorong saya, permintaannya saya penuhi. Saya
melangkah ke jajaran kursi belakang pura-pura ingin ke toilet sambil
memperhatikan penumpang di setiap kursi yang saya lewati.
Dua penumpang kulit putih terdengar berdebat sambil berbisik
memperbincangkan sesuatu pada sebuah peta. Karena jarak kursi mereka
dengan toilet hanya satu meter dan mereka berbahasa Inggris, saya
menangkap sekilas pembicaraan mereka.
Keterlambatan pesawat, menurut yang seorang, membuat mereka
tak mungkin mencapai kota yang tertera pada peta itu seperti yang
direncanakan. Sementara yang seorang lagi dengan yakin mengatakan
mereka akan tiba di kota itu walaupun kecepatan mobil yang mereka
kendarai hanya 50 mil per jam.
Setelah masuk ke toilet sebentar dan keluar, saya melangkah ke
kursi saya dengan perasaan lega. Iskandar Zulkarnain si pengecut itu
telah mendramatisasi keadaan secara berlebihan. Akhirnya, ia sendiri
yang ketakutan. Karena itu, begitu saya duduk ia segera menyambut saya
dengan pertanyaan beruntun. "Apa yang harus saya lakukan?
Mungkinkah kita menyelamatkan diri? Apakah tidak perlu pilot segera
kita beritahu?" Saya memandang wajahnya yang ketakutan itu dengan
tenang.
"Jangan khawatir," jawab saya. "Mereka baru akan melakukan
pembajakan dalam penerbangan dari London ke Paris, bukan sekarang."

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 7
Mendengar kata-kata saya, ia menarik napas lega dan mengelus
dadanya.

"Alhamdulillah," ucapnya pelan.


Setelah menyandar ke kursi, mulutnya komat-kamit berdoa. Baru
setelah itu ia memandang saya dengan wajah berseri.

"Bung," katanya. "Saya capek mondar-mandir ke mancanegara


seperti ini bukan karena jaraknya yang jauh. Tapi karena rasa takut
yang menyerang saya setiap kali naik pesawat. Ketakutan itu terus
menghantui saya. Karena itu, saya selalu mencari teman mengobrol
selama penerbangan berapa lama pun penerbangan itu. Tadi,
sebelum saya pindah ke kursi ini saya mengobrol terus dengan
penumpang di sebelah saya. Karena ia mengantuk dan tertidur,
saya harus mencari teman lain, karena itu saya pindah ke kursi
belakang tadi. Selama menunggu Anda bangun, rasa takut
saya itu menjadi-jadi, terutama ketika tadi mendengar orang asing
itu berbisik-bisik terus tak henti-hentinya, membuka tas,
mengambil kertas lalu berbisik-bisik lagi."
"Apa yang Anda takutkan?" saya bertanya.
"Saya takut kalau pesawat ini mengalami kecelakaan, mendarat
darurat atau dibajak oleh teroris dan diledakkan. Perasaan seperti
itu terus menghantui saya setiap kali naik pesawat terbang,
termasuk sekarang ini."Saya terdiam. Lama saya berpikir. Perasaan
itu mungkin mulai menghantuinya begitu ia menginjakkan kaki di
pelabuhan udara. Karena itu, sejak di sana ia mulai mencari teman
untuk membunuh rasa takut itu. Hal yang sama juga mungkin
dilakukannya begitu memasuki pesawat. Saya yakin ia sebenarnya
tahu bahwa saya bukan aparat keamanan dan saya yakin ia juga
tahu bahwa pembajakan akan dilakukan antara London dan Paris
seperti yang saya katakan tadi hanyalah omong kosong. Tapi, itu
sudah cukup untuk menenteramkan hatinya.
Saya memandangnya. Ia menyandar sambil menutup mata.
Saya tahu ia hanya pura-pura saja tidur karena tangannya
memegang erat lengan kiri saya. Saya menutup mata. Sebelum
tertidur saya telah mengambil keputusan. Ketika akan berpisah di
pelabuhan udara London nanti, kepadanya akan saya berikan kartu
nama saya. Ia dapat menemui saya pada jam saya berpraktek sore
hari. Sebagai tanda persahabatan, saya akan membebaskannya dari
biaya konsultasi. Berdasarkan pengalaman, saya tidak merasa ragu
sedikit pun bahwa pasien yang saya temui di perjalanan ini dapat
disembuhkan.
***
Sumber: Suara Karya, 10 Oktober 2004

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 8
Setelah membaca cerpen tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
a. Siapa para pelaku dalam cerpen?
b. Bagaimana watak para pelakunya?
c. Masalah apa yang dihadapi para pelaku dalam cerpen?
d. Bagaimana para pelaku dalam cerpen mengatasi masalah yang dihadapinya?
e. Apa kira-kira alasan pelaku dalam cerpen menempuh cara itu dalam
menghadapi masalah yang dihadapi?
f. Apakah yang menarik dari cerpen itu?

Menceritakan Kembali secara Lisan Isi Cerpen


Setelah kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan baik, kamu
tentu makin menghayati isi cerpen tersebut. Agar kamu dapat menceritakan kembali isi
cerpen dengan baik, kamu dituntut mampu menyusun kerangka pokok cerita yang terdapat
dalam cerpen tersebut. Kerangka itu dapat dipakai sebagai panduan agar kamu dapat
menceritakan kembali isi cerpen secara runtut.
Latihan
Susunlah kerangka cerita seperti dalam kolom berikut ini!

No Pokok Cerita

Latihan
Berdasarkan kerangka pokok cerita yang sudah kamu susun, secara
bergiliran ceritakan isi cerpen di atas dengan lafal, intonasi, ekspresi, dan pilihan
kata yang tepat sesuai isi cerita. Gunakan kalimat yang efektif, komunikatif
dan sertai dengan gerakan yang tepat, luwes, wajar, dan tidak berlebihan.
Diskusikan dalam kelompokmu hal apa saja yang harus dinilai dalam
menceritakan kembali isi cerpen. Berikan penilaian terhadap penampilan
temanmu dengan menggunakan format penilaian yang sudah disepakati dalam
diskusi atau dengan format penilaian berikut ini!

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 9
C. Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks
Iklan
Standar Kompetensi
3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca
memindai
Kompetensi Dasar
3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar
melalui kegiatan membaca intensif

Iklan dapat kita temukan di media cetak (koran, majalah, tabloid) maupun
di media elektronika (radio, televisi). Hampir semua koran atau majalah
menyediakan ruang untuk memuat iklan. Setiap hari ada saja orang, lembaga,
atau perusahaan yang memasang iklan untuk berbagai keperluan. Dengan
demikian, setiap hari kita akan dapat menemukan informasi baru berupa
penawaran produk, jasa, lowongan kerja, atau informasi yang lain dalam kolom iklan.

Hal ini sebagai indikator bahwa komunikasi antara pemasang iklan dengan
pelanggan atau dengan pembaca dapat dijalin melalui media iklan. Oleh sebab
itu, dalam pembelajaran berikut ini kamu akan diajak untuk mencermati fakta
dan opini yang terdapat dalam iklan.

IKLAN
Pengertian Iklan
bisa di definisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan
persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan
membayar sejumlah biaya untuk media, iklan merupakan sebuah investasi yang dianggap
sangat menguntungkan, apalagi pemasangan dengan layanan Iklan Internet Murah Efektif
Berkualitas Indonesia akan sangat menguntungkan bisnis anda. Dengan demikian iklan dapat
didefinisikan sebagai salah satu jenis teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan
atau waktu untuk menyiarkan informasi tentang barang dan jasa yang di tawarkan oleh si
pemasang iklan.

Iklan memiliki berbagai macam jenis, berdasarkan sifatnya iklan dibedakan atas iklan niaga
dan nonniaga. Iklan niaga dibuat untuk mempengaruhi khalayak/masyarakat supaya tertarik
untuk memiliki, membeli, dan mengunakan produk yang diiklankan. Sedangkan untuk Iklan
nonniaga / layanan masyarakat dibuat untuk menarik perhatian masyarakat sehingga
masyarakat mempunyai rasa simpati atau memberikan dukungan terhadap hal yang
diiklankan.

Berdasarkan tujuannya, Iklan dibedakan atas iklan penawaran/permintaan dan iklan


pengumuman. Sedangkan berdasarkan ruang (space), iklan dibedakan atas iklan baris dan
displai. Iklan baris adalah iklan yang menggunakan bahasa singkat dan padat. Iklan baris
biasanya disusun berdasarkan golongan yang sama. Misalnya: iklan penjualan rumah masuk
dalam kolom properti atau rumah dijual.

Fungsi Dari "Iklan" :

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 10
Iklan sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis, diantaranya;

Menginformasikan

Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi
mengenai merk tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu
produk. Pada tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk
membangun permintan primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang
efisien karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang relativ rendah.

Membujuk

Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin
membangun permintaan selektif untuk produk tertentu (Kotler, 2000:578). Bebrapa
iklan menggunakan comparative advertising yang memberikan perbandingan atribut
dari dua atau lebih merk/produk secara eksplisit. Iklan yang efektif akan membujuk
konsumen utnuk mencoba menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Kadang-
kadang iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan
untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk membangun
permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.

Mengingatkan

Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika
timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat
iklan tentang produk tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat
pembeli. Iklan dengan tujuan mengingatkan ini sangat penting unruk produk matang
(kotler, 2000:579)

Memberikan Nilai Tambah

Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara
mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah
produk sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi,
bahkan melebihi apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan
memberikan kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.

Mendukung Usaha Promosi Lainnya

Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat
untuk menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan
hasil dari komunikasi pemasaran lainnya.

Dari pengertian iklan diatas maka, iklan harus memenuhi syarat-syarat iklan yaitu sebagai
berikut
Syarat-syarat iklan
1. Bahasa Iklan
a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 11
b. ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif
c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan

2. Isi iklan
a. objektif dan jujur
b. singkat dan jelas
c. tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain
d. menarik perhatian banyak orang.

Manfaat beriklan
Promosi adalah upaya penting untuk melakukan pemasaran atau menawarkan produk atau
jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.

Langkah tepat dalam melakukan promosi adalah dengan memasang iklan,

Media periklanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi individu
untuk membeli produk atau jasa selain itu juga dapat bersifat untuk membujuk calon
pelanggan untuk membeli atau mengkonsumsi merek tertentu produk atau jasa.

Media iklan ada dua macam yaitu:

1. media iklan dalam ruang (Indoor advertising) : iklan televisi.radio,surat kabar,


majalah maupun
2. media iklan luar ruang (Outdoor advertising) : billboard, banner, spanduk, baliho,
neon box, shop sign branding, dll.

Media luar ruang adalah media yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan promosi,
dengan karakter visualisasi yang menarik perhatian memudahkan orang untuk mengenal
suatu produk dan mudah dalam mengingatnya karena biasa ditempatkan di tempat-tempat
strategis dan mudah dilihat orang. Dan pastinya biayanya lebih murah.

Berbagai macam contoh media komunikasi visual adalah:

Billboard
Billboard merupakan reklame yang berbentuk bidang yang dapat terbuat dari kayu, logam,
fiberglas, kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel
bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen.

Baliho
Baliho merupakan media promosi luar ruang yang digunakan untuk memberikan
informasi/promosi jangka pendek mengenai acara (event) tertentu dan pelincuran produk baru
atau kegiatan yang bersifat insidentil. Perbedaan baliho dengan billboard terletak pada
konstruksinya yang semi permanent.

T- Banner,Umbul-Umbul dan Spanduk


Suatu bentuk media promosi yang sangat efektif dan sering digunakan karena dibanding

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 12
media promosi luar lainnya T-banner,Umbul-Umbul dan Spanduk lebih terjangkau dan
menarik perhatian karena biasa di pasang di suatu tempat yang terpusat namun dengan
jumlah yang banyak,namun disisi lain memiliki jangka waktu pemasangan yang relatif
pendek

Branding
Branding adalah sebuah proses pengenalan suatu brand tertentu sehingga dapat dikenal oleh
masyarakat, Branding sendiri biasanya dilakukan seperti: Branding pada mobil/kendaraan
umum (iklan berjalan), Branding pada toko, kios atau warung.

Dari paparan diatas, berikut adalah manfaat dan tujuan beriklan:

Manfaat beriklan

1. Mengingatkan konsumen dan prospek konsumen


2. mengenai manfaat dari produk atau jasa yang ditawarkan
3. Membangun dan mempertahankan identitas perusahaan
4. Meningkatkan reputasi perusahaan
5. Mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak
6. Menarik konsumen baru untuk mengganti konsumen yang hilang
7. Membantu meningkatkan penjualan
8. Mempromosikan dan memperkenalkan bisnis ke konsumen, investor, dan pihak-pihak
lainnya

Tujuan beriklan

Menciptakan Awareness
Membangun Pengetahuan
Membangaun Persepsi
Pembelian (purchase)
Membangun Loyalitas Konsumen

Karakteristik Iklan Yang Baik


Iklan yang baik haruslah memiliki karakteristik yang bagus, jika Anda meminta
tolong kepada creative agency mintalah dibuatkan iklan yang memenuhi standar
karakteristik yang bagus. Lalu iklan yang bagaimana yang memiliki karakteristik
iklan yang baik dan bagus ?
Berikut iklan yang baik harus memiliki kriteria di bawah ini :

1.Mempunyai sasaran yang jelas,dengan menentukan target konsumen ada target


utama dan target kedua,ini juga untuk menentukan media pasang iklan dan penetapan
target konsumen tergantung pada kualitas,harga,distribusi(jangkauan pemasaran)

2.Mempunyai fokus atas hal yang ingin di komunikasikan dariproduk dan jasa yang di
iklankan.

3.Mempunyai daya tarik tertentu hingga konsumen yang di sasarnya bisa berhenti

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 13
untuk memperhatikan isi iklan,selain kata kata menarik,daya tarik iklan muncul dari
desain layout yang menarik.
4.Sajikan iklan dengan menarik karena suatu iklan dengan isi pesan bagus jika
tidak di sajikan bagus tak akan menarik.
5.Komunikasi iklan memiliki empat unsur utama yaitu :
a.Pengirim iklan adalah produsen atau dalam bisnis periklanan
di wakili biro iklan
b.Isi iklan dalam iklan ada headline kalimat singkat tidak lebih dari
10 kata dan di harapkan konsumen langsung dapat banyak
informasi mengenai produk dan jasa body copy adalah informasi
tambahan bila konsumen tertarik.

1. Mencermati Teks Iklan

Cermatilah teks iklan baris berikut!

RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)

2. Menemukan Fakta dan Opini yang Terdapat dalam Teks Iklan


Dalam teks iklan di atas, terdapat informasi yang berupa fakta dan
berupa opini. Dikatakan sebagai fakta apabila informasi itu berupa sesuatu
yang benar-benar ada, benar-benar terjadi atau informasi yang
sesungguhnya. Selain itu, kebenaran informasi yang berupa fakta tidak
diragukan lagi. Sebaliknya, sesuatu dikatakan pendapat, jika informasi
dalam iklan itu merupakan ide, gagasan, pendapat, pemikiran atau
penawaran untuk mempengaruhi pembaca.
Informasi yang berupa fakta adalah:
a. tipe rumah yang dijual 48/90
b. terletak di perumahan Kota Wisata-Cluster Montreal Blok YA 15 nomor15,
c. nomor telepon (021) 82482136, 081288731588.
Informasi yang berupa opini adalah:
a. menurut pemasang iklan lokasi perumahan itu bebas banjir (ide pemasang
iklan untuk mempengaruhi pembeli).
b. kondisi standar dan masih bagus (ukuran standar dan bagus
tidak jelas,kebenarannya perlu dibuktikan).
c. ditawarkan dengan harga 220 juta, nego (pemikiran).
Latihan
Identifikasi fakta dan opini yang terdapat pada teks iklan di bawah ini!

RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Jl ry bdg km 7,5 chrg karate cianjur dpn htl ptri krmh, dijual
rmh ls tnh 350m, ls bgnn 100, tnp prntra,
hub 081318658053,0263264733

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 14
MOBIL DIJUAL : AUDI
A4 Black'2006, Antik 100% Ors, Velg 19", Terawat, Rp440 Juta.
Hubungi HP: 0818.0818.3913

Tugas
Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang. Diskusikan untuk
mengidentifikasi fakta dan opini yang terdapat dalam teks iklan di atas. Tuliskan hasil
diskusi, seperti dalam kolom berikut ini!

Nomor Fakta Pendpat

Teks Iklan:
Cegah Infeksi Saat Terluka
Fungsi kulit antara lain untuk melindungi tubuh dari kuman penyebab infeksi,menjaga suhu serta kelembaban
tubuh, dan lain-lain.Seandainya kulit terluka, tubuh rentan terjadi infeksi. Oleh karena itu,pengobatan Wit yang
terluka perlu segera diberikan. Tanpa pengobatan yang tepat, luka kecil bisa terinfeksi dan jika sudah sangat
parah, organ yang terinfeksi bisa diamputasi padahal mengobati luka sangat mudah. Obat-obat yang digunakan
untuk mengatasi luka sebagian besar adalah obat yang dapat membunuh kuman, yaitu golongan antibiotik dan
antiseptik.Pengobatan pertama yang sering diberikan pada luka adalah antiseptik yang tergolong obat luar. Saat
ini tersedia obat-obatan antiseptik untuk mengatasi luka. Pengobatan yang tepat untuk luka terbuka adalah obat
yang dapat menghentikan perdarahan dan menutup luka dengan cepat.

Kini telah tersedia ALBOTHYL concentrate yang terbukti ampuh mencegah infeksi dan merawat luka. Untuk
luka baru, ALBOTHYL concentrate segera menghentikan perdarahan karena mempunyai efek vasokontriksi
pada pembuluh darah. ALBOTHYL concentrate juga mempunyai efek mengerutkan (astringent)sehingga
mencegah terbentuknya luka parut dan luka bisa tertutup sempurna tanpa menimbulkan bekas. ALBOTHYL
concentrate dapat digunakan sebagai antimikroba untuk mencegah kemungkinan infeksi pada kulit dengan luka
terbuka.Zat yang terkandung dalam ALBOTHYL concentrate dapat menghambat mikroorganisme dan efektif

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 15
membunuh kuman. ALBOTHYL concentrate merupakan antiseptik dengan spektrum luas yang efektif
mencegah infeksi kuman,jamur, bahkan virus pada luka.

Adapun keunggulan ALBOTHYL concentrate dibandingkan dengan povidone iodine adalah dapat merangsang
pembentukan jaringan baru menggantikan jaringan yang rusak sehingga penyembuhan luka lebih cepat. Selain
itu,ALBOTHYL concentrate memperbaiki jaringan yang rusak tanpa mengganggu jaringan yang sehat di
sekitarnya. Teteskan ALBOTHYL concentrate pada bagian yang luka yang telah dibersihkan, pastikan
ALBOTHYL concentrate meresap kedalam kulit. Untuk membersihkan luka, dapat digunakan ALBOTHYL
concentrate yang telah diencerkan efektif sebagai antiseptik, larut dalam air, tidak perih, bias dicuci dan tidak
menyebabkan iritasi pada kulit. ALBOTHYL concentrate tidak menimbulkan resistensi sehingga dapat
digunakan berulang kali dan tetap terjaga efektivitasnya. Di Indonesia, ALBOTHYL concentrate diproduksi PT
Pharos Indonesia sejak tahun 1988 di bawah lisensi ALTANA GERMANY. ALBOTHYL concentrate dapat
dibeli di Apotek dan Toko Obat di seluruh Indonesia

D.Menuliskan Kembali Cerita Pendek


Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerpen
Kompetensi Dasar
8.1 Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang telah dibaca

Kamu pernah membaca cerpen bukan? TENTU SAJA SUDAH DAN


BAHKAN SERING! Cerpen dapat dengan mudah kita jumpai di koran, majalah,
atau buku-buku kumpulan cerpen. Cerpen adalah cerita yang selesai dibaca
dalam waktu yang singkat.
Ciri-ciri cerpen antara lain:
(1) singkat, padu dan ringkas,
(2) memiliki unsur utama berupa adegan, tokoh, dan gerakan,
(3)bahasanya tajam, sugestif dan menarik perhatian,
(4) memberikan efek tunggal dalam pikiran pembaca.
Cerpen merupakan karya sastra yang sering ditulis akhir-akhir ini. Cerpen
paling luwes disajikan di koran atau majalah, maupun buku-buku kumpulan
cerpen. Itulah sebabnya cerpen makin populer di kalangan masyarakat. Terlebih
dengan adanya seni pembacaan cerpen yang dikemas dengan baik sehingga
lebih memopulerkan cerpen. Bertolak dari kenyataan inilah kamu harus mampu
menceritakan kembali isi cerpen yang pernah kamu baca dengan kalimatkalimatmu
sendiri. Keterampilan ini akan mengantarkan kamu untuk terampil menulis cerpen.
1. Membaca Cerpen
Bacalah cerpen berikut ini!
MELATI
Cerpen Rista Rifia Libiana
Pagi dingin. Kabut menebal dalam aroma sepi yang menyekat. Pohonpohon menggigil.
Bunga kemboja merah itu mulai ngilu dan terpaku pada buaian angin yang menganak-sungai
menjadi salju. Apa ini? Wangi. Ada aroma bunga yang buai aku di antara kebekuan
pagi. Ada aroma yang begitu kukenal. Ada aroma yang begitu kucintai. Ayu, jangan
menangis, Ayah hanya pergi sebentar, kata Ibu pagi itu.
Tapi, kutahu, ia tak pernah kembali. Suara-suara gumaman orang mendengung-dengung di
telingaku. Suara yang lama-lama mirip doa-doa. Ayat-ayat itu.Tapi, wangi itu kembali, atau
bahkan ia tak pernah pergi. Ia memenuhi rongga hidung lalu mengalir dalam kepalaku,
membius kesadaranku. Ayu mana? Biarkan, dia di kamar. Dia pasti sangat terpukul. Dia kini

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 16
sebatang kara.
Nanti kalau Ayu sudah besar, Ayu mau jadi apa? Jadi guru, jawabku
begitu bersemangat waktu itu. Lalu, Ibu akan memelukku. Begitu hangat.
Tidak seperti pagi ini. Tak sedingin ini. Ibu kenapa pucat? Ibu tak apa-apa, Nak. Ibu hanya
kurang tidur. Ibuistirahat saja! Biar Ayu yang menjahit baju Bu Titik! Tidak, kamu tidak bisa
menjahit. Ibu tidak apa-apa. Wangi itu lagi. Kabut masih menebal di luar, menggantung di
atas kaca jendela yang mengembun, sesak dalam dingin. Bunga kemboja merah
gugur satu-satu, mungkin batangnya lelah oleh dingin. Ia putus asa. Tirai jendela membeku,
hanya terkadang mengayun disibak angin. Sisa hangat bulan masih tertinggal dihelai-helainya
yang tipis. Ibu berhati baja walau tubuhnya sangat ringkih. Kaki kurus itu seolah
tak mampu menyangga tubuhnya yang walau hanya seringan kapas. Kulit wajah yang
keriput, bukan karena usia, tapi karena masa yang terlampau kejam menderanya. Ia masih
sangat muda, bagiku.
Tak pernah ia mengeluh walau hanya sepenggal kata. Ia selalu tersenyum dan
menyanyikan tembang Pangkur atau Durma yang mengalun merdu dalam sungai-sungai di
rongga hatiku. Atau mendongeng kisah lampau, seolah-olah matanya yang luas itu seperti
benar-benar menyaksikannya di waktu itu. Kisah-kisah itu seperti air bagiku yang selalu sepi,
dan kering, lalu Ibu akan menyiraminya dan menidurkanku dengan ciuman hangatnya.
Ibu tak pernah mengeluh, setidaknya padaku. Tapi, kutahu, setiap malam-malamnya, ia selalu
terjaga, bangkit menyingkap gelap. Aku mendengar kericik air pancuran di halaman
belakang. Dalam dingin, ia basahi tubuhnya yang sering ngilu-ngilu itu karena rematik. Tapi,
agaknya ia tak pernah perduli. Ia lalu masuk ke bilik, yang kutahu setiap waktuwaktu
tertentu, ia juga masuk ke sana, berganti kain yang serba putih, lalu bergumam-gumam
sendiri dalam bahasa itu. Bahasa yang kata Ibu, lebih agung dari ribuan puisi. Kalau aku
ingin melihat Ibu dalam bilik itu, aku intip dari balik pintu yang sedikit terbuka, Ibu duduk
dengan wajah rembulan, tengadah dalam puji-pujian padaNya, pada sesuatu yang kata
Ibu, maha tinggi, yang menciptakan alam semesta. Tapi aku tak paham itu apa.Ayu, kamu
sudah besar, sudah waktunya untuk sholat. Kenapa kita harus sholat? Karena itu wujud
syukur kita kepada Sang Pencipta.
Aku tak pernah mengerti mengapa Ibu harus berterima kasih. Atas apa?
Atas air mata itu? Atas penghianatan Ayah? Atas kepergiannya dalam pelukan wanita lain?
Atas ejekan dan cemoohan orang-orang yang mengatakan aku anak haram? Apa itu haram?
Bukankah itu untuk babi? Tapi aku manusia! Jangan begitu, Nak. Ini hanya cobaan. Tuhan
yang lebih mengerti yang terbaik untuk kita. Mungkin duka lebih manis, lebih indah
dari tawa, jika tawa akan membuat kita melupakan-Nya. Dia tidak pernah tidur, Nak. Dia
sedang menguji hamba-hamba-Nya yang beriman. Wangi itu datang lagi. Gumam-gumaman
itu belum berhenti. Ibu ingin kembali pada-Nya, setelah apa yang Ibu lakukan di masa
lalu. Ibu tak bisa apa-apa. Semua telah terjadi, Ibu hanya bisa melakukan ini, kata Ibu dengan
matanya yang sungai dari hulu di gunung yang tinggi.
Aku tak pernah mampu menyelaminya, terlalu luas dan dalam, terlalu berliku.
Ibu tak ingin engkau seperti Ibu, Nak. Ibu mau kau jadi anak yang sholehah, yang berbakti
dan taat kepada-Nya, katanya lagi. Apa pula itu sholehah? Aku juga sekolah. Aku sering
mendengarnya, bersama dengan kata-kata yang lain, yang terlampau banyak dan membuat
kepalaku berdenyut. Walau Ibu hanya seorang penjahit, ia tak pernah mau berhenti
menyekolahkan aku, hingga sekarang, hingga aku menjadi sarjana. Belum, masih pekan
depan, dan ia tak akan pernah melihat aku dalam upacara itu.
Sepertinya, aku jadi batu. Bukan Ibu yang melakukannya karena ku tahu ia tak akan
setega itu. Lagipula, aku sangat menyayanginya, lebih dari apa pun. Setelah segala apa yang
ia alami, pantaskah aku menyakitinya? Entahlah, mungkin orang lain, mungkin Ayah, karena

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 17
aku pernah memakinya, walau umurku belum genap enam tahun waktu itu. Mungkin juga
Tuhan. Entahlah. Tapi, yang jelas, aku telah menjadi batu. Bukan diriku yang sebenarnya
karena aku tetap seorang gadis yang periang dan bahkan berprestasi di sekolah. Tapi, aku tak
pernah mengenal Tuhan. Lebih tepatnya tidak mau karena Ibu nyaris menyerah selalu
berusaha mengajarkan aku, apa yang ia bisa. Tapi, aku tak pernah mau. Bahkan seolah aku
tak pernah mendengar apa-apa tentangnya.
Wangi itu kembali. Samar-samar dibawa angin yang merintis masuk lewat celah tirai. Wangi
yang begitu kukenal.
Ibu suka? Ibu tidak menjawab, hanya mentari hangat terbit dari bibirnya, mengalir ke
lengannya yang lalu memelukku hangat. Selamat hari ibu! Bunga melati buat Ibu! Dan Ibu
semakin erat memelukku. Ibu sangat suka bunga ini. Kata Ibu, melati itu putih, suci. Seperti
ia yang ingin kembali suci. Tapi, ia bilang itu tidak mungkin.
Kenapa? tanyaku. Karena ibu adalah lumpur. Ia tak akan menumbuhkan melati, apa lagi
menjadi melati. Ia terlalu hina sebagai melati. Tapi, Ibu melati, sahutku. Ibu melati dalam
hatiku! Dan mentari itu kembali terbit lewat bibirnya, namun tak pernah ia naik ke langit
biru. Wanginya, aku memang mengenalnya. Seperti wangi itu, wangi Ibu,
wangi kesayangan Ibu. Tiba-tiba ada resah dalam nadiku, membuncah dalam dadaku. Aku
tak mau sendiri. Aku ingin mengejar apa yang selama ini dikejar Ibu dalam kesendiriannya.
Aku ingin mencari apa yang dicintainya dalam penantiannya hingga ia sekarang telah
berhasil mendapatkannya. Nama itu. Nama itu, aku ingin mencarinya sebagaimana Ibu.
Nama itu. Tuhan.
Allah. Wangi itu kembali menyeruak dan membongkar keterasinganku. Wangi itu
menyeretku dalam bayangan Ibu. Ibu yang begitu kucintai. Ibu yang tadi pagi, sebelum
mentari benar-benar terbit dari balik punggung bukit yang berduri, terduduk kaku dalam
sujudnya, sujud terakhirnya, sujud pada yang dirindukan dalam keterasingannya, sujud pada
Tuhan, sujud pada Allah.
Biarkan aku mengenal-Nya, Ibu! Biarkan aku mengenal-Nya! Lalu ku tahu harus
bangkit. Karena, Ibu menunggu di luar sana dengan terbaring, serta mentari di bibirnya yang
tak pernah terbenam, kebahagiaannya berjumpa Kekasih.
Ibu menungguku. Dan aku harus bergegas. Sebelum doa-doa itu usai, lagu dan puisi
yang dicintai Ibu, yang dibaca Ibu dalam malam-malamnya. Sebelum mentari beranjak pergi.
Karena, Ibu menungguku, untuk mengantar kepergiannya. Aku membuka pintu, dan wangi
itu lalu menyeruak. Wangi melati.
Malang, 13 Desember 2005
Sumber: Republika, Minggu, 4 Maret 2007

Pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen


Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya
sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan
bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.

Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana
terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi
atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 18
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya
sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap
pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita
atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).

Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita
pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam
kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.

Ciri-ciri Cerita Pendek

Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah
cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek
menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) sebagai berikut.
Ceritanya pendek ;

Bersifat rekaan (fiction) ;


Bersifat naratif ; dan
Memiliki kesan tunggal.

Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan
(1985 : 177) sebagai berikut.

Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya


mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.

Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.

Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and
intensity).
Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and
action).
Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive,
suggestive, and alert).

SOAL CERPEN

1.Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang
kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat
rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah
kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.
A. Mentari meredup

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 19
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu

2. (1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin
berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu
demi melihat kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita
rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya
esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor .
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

3.Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal dengan seorang anak
bernama Eric yang dulu tinggal di sana itu?" Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya!
Kalau Anda ibunya Eric, sungguh Anda tak punya hati!. Ia membuka pintu tempat
tinggalnya. (1)
"Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan
meninggalkannya lagi! (2)
Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah terlambat.
Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di
kolong jembatan, jawabnya dengan suara terbata-bata. (3)
Eric... maafkan Ibu, Nak! Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu
kutinggalkan. (4)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)

4.Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal nomor 4
s.d. 6

Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah
untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu
hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat
itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai
tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah.
Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang
harus hidup hemat.
Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku? gumam Andi
seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya.
Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil
secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini,
ada senyum menghiasi bibirnya, Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk
Tommy.
Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 20
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua

5.Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ...


A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.

6.Amanat yang terdapat pada cerpen tersebut adalah ...


A. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
B. Usahakan selalu memberi hadiah kepada teman orang tua!
C. Temanilah ibumu saat duduk-duduk di beranda!
D. Matikan lampu jika sudah tidak diperlukan!

7.(1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi
pemuda kere macam aku. (2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini,
mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan
tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas
Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar
mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku,
Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).

Bukti bahwa watak tokoh dia pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada
kalimat bernomor .
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)

8.Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu
menjeratku tapi aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah
kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun
yang kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau
sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi
percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui .
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku

9.Bacalah dengan saksama!


Di Kantor Pos
Oleh: Muhammad Ali
Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos
wesel kepada saya, sebab .

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 21
Mana bisa keliru? si pegawai menyela dengan cepat.
Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah
angka yang tertulis dalam pos wesel saya.
Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara. Si pegawai lalu
memeriksa salah satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian
katanya,Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda C. Jumlah uang:tiga
ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus
rupiah?
Tidak,jawab laki-laki itu. Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar
kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.
Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru, kata si pegawai akhirnya dengan
kemalu-maluan.Maklum banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih
baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau kembalikan uang
yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?
Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya .
Nona! sela si pegawai cepat.
Kutipan cerpen tersebut bertema .
a. Keberanian pegawai mengakui kekeliruan.
b. Kehati-hatian pegawai terhadap seseorang.
c. Kejujuran seseorang dalam hidup.
d. Kebaikan seseorang terhadap pegawai pos.

10.Sudut pandang yang digunakan pengarang pada kutipan cerpen tersebut adalah
a. Orang ketiga sebagai pengamat
b. Orang pertama tokoh utama
c. Orang campuran
d. Orang ketiga manatahu

11.Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat
proyek baru. Rupanya, proyek rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan
Kurdi disetiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti,
sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan
rencananya membangun rumah gedungnya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat
a. pemberani
b. baik
c. egois
d. Sombong

Soal essey
Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat
1.Tuliskan pengertian cerpen
2.Tuliskan 3 ciri ciri cerpen
3.Jelaskan unsur cerpen berikut:
Alur,Tema ,Amanat.Setting,Perwatakan,Sudup pandang
4.Jelaskan pengertian Unsur Intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen
5.Tuliskan 5 fungsi cerpen

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 22
Pelajaran II
A. Menyanyikan Puisi yang Sudah
Dimusikalisasi
Standar Kompetensi
6. Mengungkapkan kembali cerpen dan puisi dalam bentuk yang lain
Kompetensi Dasar
6.2. Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi yang berpedoman pada kesesuaian
isi puisi

Pengertian Musikalisasi puisi

Musikalisasi puisi adalah puisi yang di nyanyikan sehingga seorang pendengar yang kurang
paham menjadi paham, yang tidak bisa menggambarkan sebuah isi puisi bisa tau isi puisi
tersebut. Dengan mengkoloborasikan antara sastra dan musik.

Musikalisasi puisi sudah menjadi sebagian dari sastra dan seni,

Cara proses dari puisi menjadi Musikalisasi puisi :

1. Baca Puisi.
2. Pahami isi puisi
3. jika sudah mengetahui isi puisi, coba mencari nada sesuai isi puisi (nada sedih,
senang, kemerdekaan dll)
4. setelah melakukan kedua tersebut satukan puisi yang kita baca dengan musik.
5. Musik harus sesuai dengan isi puisi agar pendengar paham dengan isi puisi karna
itulah tujuan Musikalisasi puisi.

Kini banyak sanggar musikalisasi puisi bersebaran di indonesia, contohnya seperti :

Sanggar Matahari
Sanggar Kapas
Sanggar Seni SMA MUHAMMADIYAH 1 (SASEMUDISA)
Sanggar SAPTA
Sanggar Poros
Sanggar SapuLidi
Dan masih banyak sanggar-sanggar lain.

A. Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi bukan barang baru di dunia seni. Kelompok musik Bimbo,
misalnya, mereka sangat ekspresif menyanyikan puisi-puisi Taufiq Ismail atau Wing Kardjo.
Sebut saja puisi Dengan Puisi Aku ciptaan Taufiq Ismail telah berhasil disenandungkan
dengan baik tanpa mengubah makna puisi tersebut. Atau puisi Salju karya Wing Kardjo yang
begitu manis dengan iringan dentingan gitar dan sedikit orkestrasi gaya khas Bimbo.
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 23
Beberapa tahun kemudian muncul Ebiet G Ade yang mengusung puisi-puisi ciptaannya ke
dalam bentuk-bentuk melodi baladis. Masih banyak lagi tokoh-tokoh musik yang
memusikkan puisinya seperti : Yan Hartlan dan Rita Rubi Hartlan, juga Uli Sigar Rusady.

B. Mengapa Puisi Dinyanyikan?

Jika kita mencermati lagu-lagu anak-anak muda masa kini, dengan tidak mengabaikan
proses kreatifitas mereka, kita dihadapkan pada ungkapan-ungkapan yang serba sederhana,
polos dan vulgar. Menangkap syair dalam lagu mereka hampir tidak memerlukan energi
untuk menafsirkan makna. Yang penting bagi mereka adalah pesannya capat sampai pada
sasaran. Musik rap adalah satu contoh bagaimana kata-kata disusun secara sederhana, tidak
perlu melalui proses kontemplasi terhadap nilai-nilai estetis. Perenungan terhadap nilai estetis
itulah yang kita harapkan bisa menambah wawasan berkesenian, sekaligus sebagai sarana
apresiasi terhadap suatu karya seni. Dari sinilah siswa dapat menghargai karya seni dan
mempunyai kepekaan terhadap sesuatu yang indah.

Jika hal ini dapat diterapkan, tidak sia-sia FX. Soetopo dan RAJ. Soedjasmin membuat
komposisi untuk dua puisi Chairil Anwar tersebut. Masalah yang dihadapi kemudian
adalah, bagaimana tanggapan sastrawan khususnya penyair, terhadap gagasan
melodisasi puisi ini. Pro dan kontra selalu terjadi terhadap sesuatu yang belum pernah
dicobakan. Lazim atau tidak, setuju atau menolak, yang jelas tidak semua penyair
mencak-mencak ketika puisinya menjadi populer ketika dinyanyikan. Ketika seorang
Ebiet G Ade menyanyikan puisi-puisinya dan laris di pasaran kaset, L. Tengsoe
Tjahjono berpendapat lain terhadap proses kreatif ini. Toh Ebiet, Bimbo, dan Taufiq
Ismail tetap berjalan beriringan. Segi intrinsik dan otoritas puisi sebagai karya sastra
tidak akan terganggu sebagaimana yang diutarakan pengamat sastra tadi. Jika ada cara
lain yang lebih menarik dan diminati siswa dalam mengapresiasi puisi, mengapa tidak
dicobakan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya puisi. Uraian ini sekadar
mencari alternatif lain cara mengapresiasi puisi disamp C. Manfaat Yang Diperoleh

Musikalisasi puisi yang dimaksud pada buku ini bukan sekadar membacakan puisi
dengan diiringi permainan musik seperti kebanyakan orang melakukannya, tetapi sudah
melibatkan penggunaan unsur-unsur musik antara lain : melodi, irama/ritme, harmoni, yang
diwujudkan dalam bentuk lembaran musik (partitur).

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 24
Untuk lebih memudahkan penyampaian kepada siswa dan guru yang tidak terbiasa
membaca notasi balok maupun angka, guru bisa memanfaatkan kaset rekaman yang mudah di
dapat. Guru bersama-sama siswa tentu akan lebih mudah melakukan apresiasi puisi dari
media tersebut dibandingkan sekadar membacakannya. Untuk melengkapi bahan apresiasi,
guru bisa mengumpulkan media serupa yang diambil dari kaset lagu-lagu Bimbo, Ebiet G
Ade, Rita Rubbi Hartlan, dan lain-lain.

1. Bentuk Karya

Bentuk fisik karya Musikalisasi Puisi ini ada 2 (dua), yakni teks lagu (partitur) dan
media Compact Disk (CD) atau kaset yang berisi rekaman puisi yang dibacakan dan
dilagukan.

a. Partitur musik : adalah teks lagu yang berisikan puisi-puisi yang diaransemen ke dalam
bentuk lembaran musik yang berupa : melodi, irama/ritme, dan harmoni, (teks
terlampir)

b. Compact Disk atau kaset rekaman : adalah hasil rekaman pembacaan puisi dan
nyanyian yang diambil dari puisi yang sudah dibacakan.

Kedua bentuk fisik tersebut akan sangat membantu baik guru maupun siswa dalam
mengapresiasi sebuah puisi.

Karya ini bermanfaat tidak saja bagi siswa dan guru, tetapi juga bagi komunitas
pencinta sastra khususnya apresian puisi.

2. Manfaat bagi siswa

a. mudah menghafal puisi mulai dari pembaitan hingga tipografi puisi,

b. mudah memahami isi puisi dari penggunaan tangga nada dan pola ritme,

c. memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih cara yang paling mudah untuk
mengapresiasi puisi,

d. memberikan tambahan khasanah lagu baru di samping lagu-lagu yang sudah biasa
dinyanyikan,
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 25
e. mengajari siswa untuk menhargai karya orang lain,

f. mengajari siswa untuk bersikap positif,

3. Manfaat bagi guru

a. memudahkan guru untuk mengajarkan pembelajaran apresiasi puisi,

b. memberikan variasi pilihan/alternatif pembelajaran puisi di kelas,

c. memancing guru untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sastra dan Bahasa
Indonesia pada umumnya,

d. memperkaya khasanah lagu bagi guru,

4. Manfaat bagi pencinta/apresian

a. memberikan pilihan alternatif bagi apresian untuk mengapresiasi puisi,

b. memancing kreativitas para pencinta sastra untuk mengembangkan daya


imajinasinya,

5. Dampak/Pengaruh Yang Diharapkan

Dampak dan pengaruh yang ditimbulkan dari mengapresiasi karya sastra ini adalah :

1. Bagi siswa :

siswa lebih menyenangi pembelajaran sastra,

terbentuknya sikap dan moral siswa untuk menghargai karya orang lain,
menghargai alam ciptaan Tuhan, mencintai kedamaian, dll,

siswa mendapatkan pengalaman baru dari mengapresiasi puisi,

2. Bagi guru :

guru lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran apresiasi sastra,

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 26
guru lebih menyenangi pembelajaran apresiasi sastra,

guru merasa lebih yakin memberikan pembelajaran di depan kelas,

Dampak yang langsung dirasakan baik bagi siswa maupun guru adalah terciptanya
iklim yang sejuk dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia yang menggunakan pendekatan komunikatif bisa langsung dirasakan oleh
guru maupun siswa.

Metode Musikalisasi Puisi ini sifatnya universal dan sangat fleksibel dalam
penerapannya. Semua jenjang pendidikan, mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA tentulah
mendapatkan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, oleh karena itu sangat tepat jika
metode ini diterapkan. Tentu saja puisi-puisi yang dijadikan bahan apresiasi serta tingkat
kesulitan lagunya disesuaikan dengan usia jenjang pendidikan.

D. Bagaimana Metode Musikalisasi Puisi Diterapkan?

Tentu tidak semua guru bahasa Indonesia dapat menerapkan metode ini karena tidak
semua guru bahasa bisa menyanyi apalagi mengajarkanya kepada siswa siswa. Cara paling
mudah adalah mendengarkan hasil rekaman yang berisi puisi-puisi yang sesuai untuk
diajarkan di jenjang pendidikan tertentu. Puisi-puisi Taufiq Ismail dan Wing Kardjo yang
penulis sebutkan di atas sesuai untuk usia SMP dan SMA dengan pertimbangan bahwa puisi
tersebut mudah untuk dipahami maknanya. Hasil rekaman berbentuk kaset sudah lama
dikenal orang. Cara kedua yakni dengan melibatkan guru kesenian yang ada untuk
mengajarkan bagaimana mengajarkan membaca notasi dan melagukannya. Tahap pemaknaan
tetap dilakukan oleh guru bahasa bersangkutan. Puisi Cintaku Jauh Di Pulau atau Aku
(Semangat) karya Chairil Anwar sudah digubah dalam bentuk lagu oleh FX. Soetopo dan
RAJ. Soedjasmin. Kedua puisi tersebut, menurut Situmorang sesuai diajarkan untuk tingkat
SMU.

Untuk mendukung penerapa teknik musikalisasi puisi perlu sedikit penguasaan unsur-
unsur musik secara umum. Unsur-unsur musik yang dimaksud adalah : nada, melodi, irama,
harmoni, serta unsur pendukung lain seperti ekspresi, dinamika, serta bentuk lagu.

1. Nada

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 27
Nada merupakan bagian terkecil dari lagu. Nada (tone) dalam pengertian
musik adalah suara yang mempunyai getaran tertentu dan mempunyai
ketinggian tertentu. Nada dalam tangga nada diatonis mempunyai jarak
interval tertentu juga. Dalam kegiatan musikalisasi puisi nada merupakan
unsur dasar.

2. Melodi

Nada-nada (tone) di atas akan bermakna jika disusun secara horizontal dengan
lompatan-lompatan (interval) tertentu. Nada-nada yang disusun secara
horizontal dengan lompatan (interval) tertentu itu dinamakan melodi. Melodi
inilah yang kemudian menjadi kalimat lagu dan terdiri dari frase-frase serta
tema tertentu. Deretan melodi kemudian menjadi lagu.

3. Irama

Irama menentukan bentuk lagu. Irama di dalam musikalisasi puisi menjadi


sangat penting untuk memberi jiwa dari puisi yang diapresiasi. Puisi yang
bersemangat seperti Aku-nya Chairil Anwar menjadi lebih bermakna
dengan penggunaan birama 4/4 dengan tempo sedang serta perubahan tempo
accelerando (dipercepat) dan rittardando (diperlambat). Birama (sukat) adalah
(angka pecahan : 2/4, , 4/4, 6/8, 9/8) yang merupakan petunjuk akan jiwa
lagu. Puisi-puisi baladis Ebiet G Ade kebanyakan menggunakan birama 4/4,
sedangkan puisi-puisi religius Taufiq Ismail digubah Bimbo dengan birama .
Meskipun birama kebanyakan digunakan untuk lagu-lagu walz, tetapi
ternyata serasi dengan puisi religius dengan orkestrasi versi Bimbo.

4. Tangga nada

Penggunaan tangga nada berpengaruh besar terhadap penjiwaan puisi. Di


dalam musik tangga nada diatonis (terdiri 7 nada pokok dan 5 nada sisipan)
merupakan tangga nada yang banyak dipakai dalam musikalisasi puisi,
sedangkan tangga nada pentatonic lebih banyak dipakai dalam seni musik
tradisional jawa (karawita) seperti macapatan. Penggunaan tangganada minor
dipakai untuk puisi-puisi atau lagu yang berjiwa melankolis, sendu, sedih,

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 28
duka, pesimistis. Sajak Cintaku Jauh Di Pulau-nya Chairil Anwar sangat
sesuai dengan tangga nada minor, sedangkan Semangat-nya Chairil Anwar
lebih gagah dengan menerapkan tangga nada mayor yang lebih dekat dengan
jiwa optimis, gagah, berani, riang, gembira.

Lagu-lagu yang menggunakan tangga nada mayor memang kebanyakan


bersemangat, optimistis, dan riang, sedangkan penggunaan tangga nada minor
lazimnya digunakan untuk lirik-lirik yang melankolis, pesimistis, duka, lara.
Dalam seni musik, tangga nada mayor dan minor kadang-kadang digunakan
dalam satu lagu. Lagu Sepasang Mata Bola, ciptaan Ismail Marzuki
merupakan salah satu contoh penggunaan tangga nada minor. Awal lagu itu
menggunakan tangga nada minor sesuai dengan lirik bait 1 dan 2, sedangkan
pada bait refrain (bait yang sering diulangi) menggunakan tangga nada mayor.

Tangga nada pentatonic (5 nada pokok) kebanyakan digunakan dalam seni


musik tradisional (seni karawitan). Namun demikian tangga nada ini juga
sering mewarnai penggunaan tangga nada diatonis minor, terutama laras pelog
yang memang bias disejajarkan dengan tangga nada diatonis.

5. Tempo

Tempo menentukan karakter lagu. Tempo secara umum adalah sesuatu yang
berhubungan dengan cepat lambatnya lagu dinyanyikan (musik dimainkan).
Dalam permainan musik, tempo dinyatakan dengan tanda yang merupakan
rambu-rambu yang harus ditepati dalam menyanyikan lagu. Pengelompokan
tempo terdiri dari golongan tempo cepat, tempo sedang, tempo lambat, serta
perubahannya. Kecepatan lagu diukur dengan alat pengukur yang disebut
Metronome buatan Maelzel. Metronome ini yang akan memberikan petunjuk
seberapa cepat dan seberapa lambat lagu dinyanyikan.

6. Tempo lambat

Lento = lambat

Adagio = lambat sedang

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 29
Largo = lambat sekali

7. Tempo sedang

Andante = seperti orang berjalan

Moderato = sedang

8. Tempo cepat

Allegro = cepat

Allegretto = agak cepat

Presto = sangat cepat.

9. Tempo perubahan

Rittenuto (ritt) = dipercepat

Accelerando (accel) = diperlambat

A tempo (tempo primo) = kembali ke tempo semula.

6. Dinamik

Kadangkala suatub lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal


penyajian, kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras, kembali
melembut pada bagian tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada
bagian akhir (ending). Perubahan keras-lembutnya lagu ini akan memberikan
nuansa penjiwaan pada penyajian lagu. Di dalam musik, keras lembutnya lagu
ini ditandai dengan rambu-rambu dinamik, sedangkan tanda-tandanya disebut
tanda dinamik yang berupa istilah maupun tanda (signal). Rambu-rambu
dinamik itu ditulis di bagian-bagian lagu yang memerlukan perubahan keras-
lembut.

Sekadar gambaran, secara garis besar dinamik dibagi menjadi 2 bagian yakni
a. Tanda dinamik keras :
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 30
f = forte, berarti keras

ff = fortissimo, berarti sangat keras

fff = fortissimo assai, berarti sekeras-kerasnya

mf = mezzoforte, setengah keras.

Keterangan : batas antara forte dan fortissimo, serta fortissimo


assai relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik
tersebut tidak dapat diukur dengan alat.

b. Tanda dinamik lembut :

p = piano, berarti lembut

pp = pianissimo, berarti sangat lembut

ppp = pianissimo possible, berarti selembut-lembutnya

mp = mezzopiano, setengah lembut.

Keterangan : batas antara piano dan pianissimo, serta pianissimo


possible relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik
tersebut tidak dapat diukur dengan alat.

c. Perubahan dinamik :

Perubahan dinamik dibimbing dengan penggunaan tanda (signal)


atau istilah pada bagian lagu yang memerlukan perubahan. Tanda-
tanda tersebut antara lain :

< : crescendo, berarti menjadi keras

> : decrescendo, berarti menjadi lembut

<> : meza di voce, berarti menjadi keras kemudian kembali menjadi


lembut dalam satu frase,

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 31
7. Ekspresi

Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu.


Keberhasilan menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar
bagi seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu. Dalam lembaran
musik, ekspresi selain timbul secara alamiah dari seorang penyanyi (internal),
juga dapat dituntun dengan tanda (signal) berupa istilah, ungkapan dalam
bahasa asing. Istilah ekspresi itu lazimnya ditulis pada bagian awal lagu
setelah tanda birama (sukat), tetapi kadangkala juga ditulis di bagian tengah
lagu yang memerlukan perubahan ekspresi. Lagu Cintaku Jauh Di Pulau,
karya Chairil Anwar, digubah ke dalam lagu oleh F.X. Soetopo dengan
membubuhkan tanda ekspresi Andante Con Expresivo, yang merupakan
gabungan dari tanda tempo Andante, berarti pelan, dan Con Expresivo, berarti
dengan penuh ekspresi. Tentu saja setiap lagu mempunyai ekspresi berbeda
tergantung isi/tema puisi/liriknya.

8. Harmoni

Harmoni menjadi sangat dibutuhkan ketika musikalisasi puisi sudah sampai


pada tahap orkestrasi yang melibatkan unsur instrumen musik iringan. Pada
tahap ini peran iringan adalah memadukan unsur melodi, ritme, tempo,
dinamik, serta ekspresi lagu. Harmoni selalu dikaitkan dengan keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan antara unsur yang satu dengan lainnya. Di
dalam musik, harmoni juga berarti keselarasan antara unsur-unsur musik. Pada
seni musik karawitan Jawa, harmoni sering dikaitkan dengan istilah nges,
yaitu rasa musikal yang memadukan antarunsur, sedangkan dalam musik
umum, selain nges, harmoni juga berarti keterpaduan antara nada satu
dengan nada yang lain.

Pengertian praktis dan sederhana, harmoni dalam musik diatonis adalah dua
nada atau lebih (dwinada, trinada) pada tangga nada diatonis dibunyikan
secara bersamaan yang menghasilkan perpaduan nada yang harmonis.
Perkembangan berikutnya, gabungan nada-nada tersebut dikelompokkan

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 32
menjadi tingkata-tingkatan akor (harmoni) yang kelak akan sangat memberi
dukungan pada penyajian lagu.

Pada praktik penyajian musikalisasi puisi, peran harmoni ini ditumpukan


kepada instrumen harmonis, seperti (yang paling ringan) adalah gitar. Gitar
merupakan alat paling sederhana dan relatif mudah dalam membentuk
harmoni dalam musikalisasi puisi. Pada tingkat yang lebih sulit dan relatif
mahal, peran gitar biasanya digantikan oleh piano, harpa, atau ansambel,
bahkan orkes besar seperti simponi. Rambu-rambu harmoni pada tulisan
musik (partitur) biasanya sudah ditulis oleh penyusun komposisi, namun
dalam musikalisasi puisi, rambu-rambu itu bukan harga mati, artinya pelaku
musikalisasi puisi dapat membuat variasi hiasan (ornamentasi) musikal sejauh
masih dalam batas wajar dan enak dinikmati dari segi audio.

Penggunaan harmoni manual pada piano untuk musikalisasi puisi sering kita
dengarkan pada penyajian lagu-lagu seriosa Indonesia seperti festival
pemilihan bintang radio dan televisi tahun-tahun 80-an, sedangkan Bimbo,
Ulli Sigar Rusady, Ebiet G Ade, banyak menggunakan gitar dan orkestrasi.

9. Bentuk Lagu

Bentuk lagu yang dimaksud adalah komposisi lagu secara tertulis/tekstual.


Bentuk lagu akan tergantung kepada tipografi lirik yang diikutinya. Kalimat
lagu akan disesuaikan dengan struktur pembaitan puisi yang dimusikkan. Puisi
lama seperti pantun, seloka, gurindam yang mempunyai struktur pembaitan
baku akan lebih mudah untuk dibentuk kalimat lagu, namun bukan berarti
puisi baru dengan tipografi yang tidak jelas pembaitannya tidak bias dibuat
lagu. Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bacri bahkan bias dibuat komposisi musik.

Pada sajak Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar,


pembaitannya cukup membantu untuk dibuat komposisi lagu. Struktur kalimat
lagu menjadi mudah dipolakan. Sedangkan sajak Semangat, yang kemudian
diubah menjadi Aku oleh pengarangnya sendiri Chairil Anwar begitu sulit
memolakan pembaitan musik, namun demikian R.A.J.Soedjasmin, penggubah

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 33
lagu untuk sajak tersebut begitu manis dan rapi menyusun kalimat lagunya
sehingga sajak tersebut menjadi lebih bermakna ketika dinyanyikan.

E. Tahap-tahap Pembelajaran Musikalisasi Puisi

1. Tahap Pembacaan Puisi

Pada tahap pembacaan puisi ini, siswa diajak membaca puisi secara keseluruhan dengan
memperhatikan teknik baca puisi. Salah satu siswa diberi tugas membaca puisi dengan
teknik yang sudah pernah diajarkan dengan memperhatikan nada, irama, rima, intonasi,
serta artikulasi yang tepat. Dipilih puisi yang pendek serta relatif mudah memahami isi
yang terkandung di dalamnya. Puisi yang bertemakan pahlawan sangat disenangi oleh
anak-anak usia SD sampai SMP, ambillah contoh sajak Karangan Bunga karya Taufiq
Ismail atau sajak Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudharto Bachtiar. Pengamatan
guru (pengamat) dipusatkan selain pada teknik pembacaan puisi juga pada sikap, minat,
serta motivasi siswa dalam mendengarkan pembacaan puisi tersebut. Jika terdapat
kegaduhan atau ketidakacuhan siswa berarti siswa tidak berminat terhadap teknik seperti
ini, walaupun demikian kegiatan ini harus tetap dilangsungkan. Dalam memberikan
motivasi terhadap siswa, seyogianya dihindarkan cara-cara pemaksaan dan tugas terlalu
berat karena akan semakin menjauhkan siswa dari puisi.

2. Tahap membaca nada dan melodi

Kegiatan inti dari musikalisasi puisi adalah mengekspresikan puisi dengan menyanyikan
bait-bait puisi yang diapresiasi. Disebutkan di depan bahwa kegiatan paling mudah dalam
mengapresiasi puisi melalui metode musikalisasi puisi adalah mendengarkannya dari
kaset rekaman, VCD, atau perangkat elektronik lainnya. Dewasa ini sangat mudah
mencari rekaman grup Bimbo, Ebiet G Ade, atau grup-grup musik lain dengan
mengambil dari internet (download), jika sulit menemukan rekaman dalam bentuk kaset.
Namun demikian, akan lebih lengkap jika kepada siswa juga disajikan teks lagu (partitur
musik) dari puisi yang diapresiasi. Dalam hal ini, (seandainya guru bahasa Indonesia
tidak terampil membaca notasi musik), dapat melibatkan guru musik yang mempunyai
kompetensi di dalam membaca nada/melodi lagu.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 34
Tahap membaca nada/melodi ini seperti layaknya mengajarkan lagu dengan
menggunakan notasi, baik notasi balok maupun notasi angka. Karena kepentingannya
untuk menyanyikan lagu, lebih baik menggunakan notasi angka. Selain efisien, juga
mudah mengajarkannya. Baris demi baris siswa diajak menyanyikan melodi dengan
teknik solmisasi, hingga keseluruhan lagu. Pada tahap ini akan dijumpai perubahan sikap
siswa, dan pengamat seyogianya mencatat setiap perubahan, perkembangan yang dialami
siswa (apresian).

3. Tahap menyanyikan puisi

Jika melodi lagu sudah dikuasai, tahap berikutnya adalah menyanyikan puisi sesuai
melodi. Kegiatan ini dilakukan dengan membagi dua kelompok. Kelompok satu
menyanyikan melodi, sedangkan kelompok lainnya menyanyikan syairnya secara
bergantian.

4. Tahap memaknai isi puisi

Menjelang akhir pembelajaran siswa diajak untuk mendengarkan (mengapresiasi) puisi


yang sudah dinyanyikan dari kaset rekaman (Bimbo, Ebiet G Ade, buatan MGMP).
Kemudian pengalaman apa yang diperoleh siswa setelah mendengarkan (atau bahkan
melakukan sendiri) melodisasi puisi.

E. Kendala Yang Dihadapi

Setiap metode pembelajaran selalu dihadapkan pada masalah dalam penerapannya. Kendala
yang dihadapi dalam metode pembelajaran melagukan puisi ini adalah tidak semua guru bisa
membaca melodi. Jika demikian yang terjadi, guru bahasa perlu melibatkan guru seni musik
yang ada untuk mengajarkan lagu, sedangkan segi pemaknaan adalah hak guru bahasa. Cara
paling mudah adalah dengan mendengarkan kaset lagu-lagu yang berisi puisi-puisi, seperti :
Bimbo dengan puisi Taufiq Ismail dan Wing Kardjo, Ebiet G Ade dengan puisi-puisinya, dan
lain-lain.

Jawablah pertanyaan dibawah ini

1.Tuliskan pengertian musikalisasi puisi

2.Tuliskan proses dari puisi men jadi musikalisasi puisi

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 35
3.Tuliskan 7 sanggar musikalisasi puisi

4.Tuliskan 3 nama tokoh musikalisasi puisi

5.Jelaskan mengapa melodi puisi sulit diterapkan.

6.mengapa puisi dinyayikan,jelaskan

7.Tuliskan 2 bentuk karya musikalisasi puisi

8.Tuiskan manfaat musikalisasi puisi dari beberapa aspek kepentingan

9.Tuliskan kendala yang dihadapi dalam musikalisasi puisi

10.Tulislah sebuah puisi yang dapat dimusikalisasi

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 36
B. Menulis Cerita Pendek

Standar Kompetensi
6. Mengungkapkan kembali cerpen dan puisi dalam
bentuk yang lain
Kompetensi Dasar
1.2. Menceritakan kembali isi cerpen secara lisan

Pengertian Cerpen
Dalam dunia sastra kita mengenal prosa dan puisi. Prosa meliputi roman(novel), dan cerita
pendek(cerpen). Ada juga jenis prosa yang lebih pendek dari novel, tetapi lebih panjang dari
cerpen, yang disebut novelet. Cerpen, novelette atau novel, tergolong tulisan kreatif (creative
writing).

Menulis Cerpen

Lalu apakah yang disebut cerita pendek atau cerpen itu? Cerpen adalah cerita yang ditulis
pendek. Tetapi seberapa pendeknya? Bukankah panjang atau pendek itu relative? Karena itu
lalu dibuat patokan yang sudah umum berlaku. Sebagai patokan atau pedoman umum, ceroen
terdiri dari 2000 kata sampai dengan 10.000 kata. Penggolongannya adalah sebagai berikut:

Cerita Pendek (short story)


Cerita pendek yang pendek (short, short story)
Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story)

Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1000 kata. Cerpen jenis ini
biasanya disebut cerita mini yang lazaim disingkat cermin. Di Barat cermin disebut flash

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 37
yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya. Jenis ini tergolong dalam very short-
short story.

Sedangkan cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut dengan cerpan(cerita
pendek yang panjang).Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novelette atau novel
pendek. Karya-karya cerpen para sastrawan Eropa, Amerika Latin dan AS tahun 1940
1960-an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak disebut cerpan.

Cerpen yang ideal adalah sebagai berikut:

Ditulis terdiri dari 3.000 atau 4.000 kata.


Bahasa dan isinya mudah dipahami. Dengan demikian, cerpen tersebut dapat di baca
kurang dari satu jam dan isinya tidak terlupakan oleh pembacanya sepanjang waktu.

Ada dua tipe cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna disebut well made short-
story dan cerpen yang ditulis tidak utuh disebut slice of life short-story. Tipe pertama adalah
cerpen yang ditulis secara fokus yaitu: satu tema dengan plot yang sangat jelas dan ending
yang mudah dipahami. Cerpen tersebut pada umunya bersifat kovensional dan berdasar pada
realitas /fakta. Maka cerpen tipe ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami. Pembaca
awam dapat membaca cerpen jenis ini kurang dari satu jam.

Sebaliknya, cerpen tipe kedua, yaitu slice of life short-story, tidak terfokus temanya,
memencar, sehingga plot tidak terstruktur. Plot(alur) ceritanya kadang dibuat mengambang
oleh pengarang.nya. Pada umumnya,cerpen jenis ini ditulis dengan gaya kontemporer dan
bersumber dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga dengan cerpen gagasan. Dengan
demikian, cerpen tipe ini seringkali sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulang-
ulang.Pembaca karya seperti itu adalah kalangan tertentu yang memang paham akan karya-
karya sastra.

Cerpen tipe mana pun, yang ditulis sebagai cerpen standar, cermin(flash) maupun cerpan
mempunyai beberapa persamaan:

Bercerita tentang manusia atau sesuatu yang dimanusiakan


Menyajikan satu (tunggal) peristiwa(lampau, sekarang atau yang akan datang)
Jumlah tokoh yang ditampilkan satu atau paling banyak tiga orang.
Kurun waktu peristiwa sangat terbatas.
Pada umumnya, karya dipublikasi di media-massa sebelum diterbitkan dalam
bentukkumpulan cerpen.
Mengandung elemen plot, sudut pandang, tokoh/pelaku, dialog, konflik, setting dan
suasana hati (mood/atmosphere)

Langkah awal menulis sebuah Cerpen


Piramida ternyata bukan hanya terdapat di Mesir. Di tempat-tempat lain juga mulai
ditemukan bahkan termasuk piramida di Indonesia. Tapi kali ini kita tidak akan membahas
piramida yang berupa bangunan dari susunan batu yang tertata rapi dengan bentuk semakin
mengecil di atas, tapi bagaimana memulai menulis cerpen dengan bantuan piramida cerita.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 38
Walaupun demkian Anda akan mendapat sebuah keuntungan yang sama yaitu pemusatan
energi sehingga dapat fokus merancang cerita.

Untuk menghindari terjadinya penyajian cerita campur aduk tidak karuan (muddle and
jumble), Laurie E. Rozakis, penulis buku berjudul Creative Writing(2004) memberi saran
agar sebelum memulai menulis cerpen hendaknya membuat diagram cerita terlebih dahulu.

Karena berbentuk mirip piramida maka diagram cerita ini disebut Story Triangle (Piramida
Cerita) dengan langkah-langkah untuk menyusunnya sebagai berikut:

Pertama; tulis nama pelaku utama -> 1 kata


Kedua; lukiskan karakter pelaku tersebut -> 2 kata
Ketiga; Lukiskan dimana terjadinya cerita -> 3 kata
Keempat; ceritakan pola masalah dari cerita yang disajikan -> 4 kata
Kelima; ceritakan masalah pertama dari butir 4 (keempat) -> 5 kata
Keenam; ceritakan masalah kedua dari butir 4 (keempat) -> 6 kata
Ketujuh; ceritakan masalah ketiga dari butir 4 (keempat) -> 7 kata
Kedelapan; ceritakan resolusi atau penyelesaiaan masalah yang ada -> 8 kata

Secara sederhana langkah-langkah diatas dapat dirumuskan dalam rangkaian sebagai berikut
ini:

Pelaku -> Setting -> Konflik -> Resolusi

Ciri Ciri Cerpen


Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya
sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan
bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.

Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana
terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi
atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 39
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya
sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap
pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita
atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita
pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam
kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.

Ciri-ciri Cerita Pendek

Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah
cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek
menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) sebagai berikut.
Ceritanya pendek ;

Bersifat rekaan (fiction) ;


Bersifat naratif ; dan
Memiliki kesan tunggal.

Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan
(1985 : 177) sebagai berikut.

Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya


mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.

Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.

Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and
intensity).
Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and
action).
Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive,
suggestive, and alert).

Manfaat cerpen bagi Siswa


Manfaat cerpen anak sangat banyak terutama sebagai sarana edukasi pembelajaran
pemahaman dan membaca si anak. Banyak anak yang kegemaran membacanya kurang hal
tersebut bukan karena si anak tidak mau membaca, biasanya anak justru ingin mendapatkan
sensasi baru dalam membaca tulisan.

Memberikan cerpen anak Yang Tepat

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 40
Cerpen anak yang di kemas dengan menarik tentu akan memiliki daya tarik tersendiri, anda
sebagai orang tua harus lebih pandai dalam membawa dan mengarahkan anak untuk memilih
cerpen anak yang baik, dengan demikian ia akan bertambah wawasan serta skill
membacanya. Banyak sekali penulis-penulis cerpen anak yang membua tulisannya sederhana
dengan kemasan gambar menarik, lucu dan mampu menghibur. Ini adalah metode belajar
terbaru yang santai tentunya.

Memang dengan memberikan cerpen anak terlihat kita tidak serius untuk membuat anak
mengerti suatu materi, padahal jika kita tahu manfaatnya sangat tinggi. Dengan membaca
cerpen anak akan lebih terangsang untuk melakukan kativitas belajar, dan ia akan tahu bahwa
belajar bukan hal yang menyulitkan dan membosankan.

Setelah anak anda mulai tertarik dengan belajar gaya santai anda bisa coba sisipkan
pelajaran-pelajaran lain di dalmnya, tentu dengan metode pendekatan seperti ini akan
semakin baik di banding dengan harus memberikan paksaan untuk belajar. Anak yang di
paksa untuk belajar kejiwaannya justru akan tertekan dan sulit menerima materi.

Dengan hal di atas cerpen anak bukan hal yang tidak baik untuk di berikan pada anak, karena
anak kita rata-rata di usianya yang masih sangat dini masih senang bermain, jadi jangan
terlalu dipaksakan untuk serius melakukan sesuatu sehingga berdampak pada psikologinya.
Pentingnya memperhatikan psikologi atau kejiwaan anak adalah tanggung jawab terbesar
orang tua, karena jika tidak anak akan mengalami pertumbuhan kejiwaan yang tidak normal,
atau bisa terjadi efek trauma yang membuat ia tidak mau melakukan hal yang sama di
kemudian hari.

Jika ini dalam konteks membaca, tentunya sangat rugi bagi si anak jika ia trauma membaca,
dalam artian yang ia tahu membaca bukanlah hal yang menyenangkan baginya. Cobalah ubah
pola mendidik, terutama membaca dengan bantuan cerpen anak.

Tehnik menulis cerpen


MENGENAL TEKNIK PENULISAN CERPEN

"Menulislah pada saat awal dengan hati. Setelah itu, perbaiki tulisan Anda dengan pikiran.
Kunci pertama dalam menulis adalah bukan berpikir, melainkan mengungkapkan apa saja yang
dirasakan."
- William Forrester -

I. Pengertian Umum Cerpen

Sebenarnya, tidak ada rumusan yang baku mengenai apa itu cerpen. Kalangan sasterawan
memiliki rumusan yang tidak sama. H.B. Jassin Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan
bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan
penyelesaian. A. Bakar Hamid dalam tulisan "Pengertian Cerpen" berpendapat bahwa yang
disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai:
antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.
Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita
rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Dan masih banyak sastrawan yang

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 41
merumuskan definisi cerpen. Rumusan-rumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak saling
bertentangan satu sama lain. Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa
cerita pendek atau yang biasa disingkat cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.
Dari beberapa buku dan uraian yang layak dijadikan pedoman, tampaknya pendapat pakar
cerita pendek dunia, Edgar Allan Poe, sangat cocok menjadi panduan- karena secara teoritis
ia memenuhi kriteria ilmiah, tetapi secara praktis ia dapat diaplikasikan. Pendapat yang
dirinci Muhammad Diponegoro dalam bukunya Yuk, Nulis Cerpen Yuk disederhanakan
sebagai berikut:
Pertama, cerita pendek harus pendek. Seberapa pendeknya? Sebatas rampung baca sekali
duduk menunggu bus atau kereta api, atau sambil antre karcis bioskop. Disamping itu ia juga
harus memberi kesan secara terus-menerus hingga kalimat terakhir, berarti cerita pendek
harus ketat, tidak mengobral detail, dialog hanya diperlukan untuk menampakkan watak, atau
menjalankan cerita atau menampilkan problem.
Kedua, cerita pendek mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal dan unik.
Menurut Poe ketunggalan pikiran dan aksi bisa dikembangkan lewat satu garis dari awal
sampai akhir. Di dalam cerita pendek tak dimungkinkan terjadi aneka peristiwa digresi.
Ketiga, cerita pendek harus ketat dan padat. Setiap detil harus mengarus pada pada satu efek
saja yang berakhir pada kesan tunggal. Oleh sebab itu ekonomisasi kata dan kalimat
sebagai salah satu ketrampilan yang dituntut bagi seorang cerpenis.
Keempat, cerita pendek harus mampu meyakinkan pembacanya bahwa ceritanya benar-benar
terjadi, bukan suatu bikinan, rekaan. Itulah sebabnya dibutuhkan suatu ketrampilan khusus,
adanya konsistensi dari sikap dan gerak tokoh, bahwa mereka benar-benar hidup,
sebagaimana manusia yang hidup.
Kelima, cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai, tidak lagi mengusik dan
menggoda, karena ceritanya seperti masih berlanjut. Kesan selesai itu benar-benar
meyakinkan pembaca, bahwa cerita itu telah tamat, sampai titik akhirnya, tidak ada jalan lain
lagi, cerita benar-benar rampung berhenti di situ.
Rumusan Poe inilah saya sepakat dengan Korrie Layun Rampan- sesungguhnya yang cukup
bisa mewakili pengertian cerita pendek secara umum.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 42
Pelajaran 111

A.Menyimak Syair
Standar Kompetensi
5. Memahami wacana sastra jenis syair melalui kegiatan mendengarkan syair
Kompetensi Dasar
1.2 Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan

Pengertian Syair Beserta Contohnya-


Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke
Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari
bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata
Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri
Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah
Fansuri dengan karyanya, antara lain:

Pengertian Syair

Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah
dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa
Arab syuur yang berarti perasaan. Kata syuur berkembang menjadi kata syiru yang berarti puisi
dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara
umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair
yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya,
antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.

1. Syair Panji :
Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang
berada atau berasal dari dalam istana.
Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama
Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2. Syair Romantis :
Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat,
maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang
putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya)
untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya,
yang telah membuang dirinya.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 43
3. Syair Kiasan :
Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan.
Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair
kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat
perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan seperti pungguk merindukan bulan.
4. Syair Sejarah :
Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah.
Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang
Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar
dengan Belanda.
Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik
al Saleh di Aceh,
bertarikh 1297 M.
5. Syair Agama :
Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b)
syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita
simpulkan setelah memahami isi sebuah syair.Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang
(banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-
Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.

Ciri-ciri syair antara lain :


1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
3. Bersajak a-a-a-a.
4. Semua baris adalah isi.
5. Bahasanya biasanya kiasan.

Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut :

A. Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang
berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang
putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

B. Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat,
maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang
putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya)
untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang
telah membuang dirinya.

C. Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut
merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung
Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau
seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan"

D. Syair Sejarah

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 44
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi
tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair
Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

E. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b)
syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayatcerita nabi, dan (d) syair nasihat.

Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan
setelah memahami isi sebuah syair.
Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi
para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi

Contoh Syair sebagai berikut:

Syair Abdul Muluk

Berhentilah kisah raja Hindustan,


Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.

Abdul Muluk putra baginda,


Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik majelis usulnya syahdam
Tiga belas tahun umurnya ada.

Paras elok amat sempurna,


Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulya dan hina

Tema : "Syair Abdul Muluk" adalah kisah putra raja yang bijak. Pesan atau amanat hendaklah kita
menjadi orang yang bijak dan baik budi agar dicintai sesama. Syair ini termasuk Syair Panji

Jawablah pertanyaan dibawah ini :


1.Tuliskan pengertian syair.

2.Syair dapat dibagi 5 golongan Tuliskan.


3.Jelaskan 3 3 golongan syair tersebut.

3.Tuliskan 5 ciri-ciri syair.


4.Syiar menurut isisnya terbagi atas 5 tuliskan
5.Jelaskan 3 syiar menurut isinya
6.Tulislah sebuah syair dalam 3 baik

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 45
B Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan
pada Cerpen
Standar Kompetensi
7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita
pendek (cerpen)
Kompetensi Dasar
7.1 Menemukan tema, latar, penokohan alur, sudut pandang, dan amanat cerpen

Pada saat menulis cerpen, kita harus cermat dalam pemilihan kata. Hal ini dikarenakan
terbatasnya durasi dan lingkup cerita dalam sebuah cerpen. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, agar cerpen yang kita buat memiliki cerita yang jelas serta dipahami oleh
pembaca. Berikut ini adalah paparannya:

Pemilihan Topik/Tema
Topik atau tema adalah ide cerita dari sebuah tulisan, dan biasanya mengandung
pesan, nilai-nilai atau tujuan yang akan disampaikan kepada pembaca. Tema ini pula
yang menjadi benang merah yang menghubungkan awal dan akhir dari sebuah cerita.
Karena durasi cerpen yang pendek, maka apapun yang kita tulis harus disesuaikan
dengan tema agar cerita tidak melantur kemana-mana.

Pengaturan Durasi (Tempo Waktu)


Cerpen yang efektif akan berisi cerita dengan tempo waktu yang pendek. Biasanya
cerita sebuah cerpen hanya berkisar tentang satu kejadian yang dialami oleh si tokoh
cerita. Bisa jadi isi ceritanya hanya terjadi dalam satu hari atau beberapa jam saja,
tidak seperti menulis novel yang bisa menuliskan kehidupan tokoh cerita dari mulai
bayi hingga tua. Karena waktu yang singkat inilah, usahakan agar kejadian yang kita
ceritakan bisa sesuai dengan tema cerita.

Penentuan Setting
Karena ini adalah cerita pendek, maka jumlah kata yang akan kita tulis juga terbatas.
Untuk itu setting atau lokasi kejadian yang kita tentukan haruslah tepat dan
mendukung jalannya cerita. Tidak perlu banyak membuat setting, karena akan
membuat jalan cerita mengambang alias tidak jelas. Misal untuk menulis cerita
tentang kisah cinta pertama, kita bisa mengambil lokasi di sekolah, atau kampus, atau
tempat kerja dan rumah si cewek. Jadi tidak perlu kita menceritakan kejadian saat
ketemu di toko buku, pasar, taman, mall, food court dan lainnya.

Pemilihan Tokoh
Sebuah cerpen cukup memiliki maksimal 4 tokoh saja untuk menjaga efektivitas
cerita. Terlalu banyak tokoh akan membuat cerita menjadi kabur. Dari tokoh-tokoh
tadi, kita harus memilih tokoh utama yang akan menjadi fokus cerita yang kita buat.
Tidak perlu terlalu panjang lebar dalam menjelaskan para tokoh, cukup singkat saja
karena ini hanyalah sebuah cerita dengan durasi yang pendek.

Penyisipan Dialog
Meski ini adalah sebuah cerita pendek, namun ceritanya menjadi kurang bermakna
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 46
jika hanya berisi narasi tanpa dialog. Dialog adalah pendukung yang akan
menguatkan karakter tokoh dan mempertegas jalan cerita. Namun perlu berhati-hati
dalam menyisipkan dialog ini, jangan sampai terlalu panjang. Buat saja dialog yang
bisa sejalan dengan tema. Jika terlalu melebar, lebih baik dialog yang tidak penting
dihapus saja.

Pembuatan Alur Cerita


Untuk membuat cerpen yang bisa membuat pembaca akan mengikuti jalannya cerita
sampai akhir, sebaiknya kita membuka dengan sebuah paragraf yang menarik. Alur
cerita selalu dimulai dengan pembuka, kemudian inti/isi cerita dan diakhiri dengan
penutupan (ending). Karena dibatasi dengan durasi yang pendek, maka sebisa
mungkin kita membuat alur cerita yang singkat dan jelas. Tidak perlu memutar-mutar
cerita sehingga terkesan bertele-tele, yang membuat ending cerita tidak bisa klimaks.
Meskipun kita membuat alur ceritanya singkat dan jelas, tapi tetap usahakan agar
pembaca tidak bisa menebak akhir cerita secara dini (istilahnya (twice ending). Kita
harus pandai membuat cerita yang membuat pembaca penasaran dan selalu menebak-
nebak hingga terus membaca hingga akhir cerita.

Unsur-Unsur Dalam Sebuah Cerpen


1. Tema
Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan.
Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah
sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk
membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.
Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan
pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar
pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan
luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa
saja hanya menyampaikan sebuah masalah kehidupan dan akhirnya terserah pembaca untuk
menyikapi dan menyelesaikannya.
Secara tradisional, tema itu bisa dijelaskan dengan kalimat sederhana, seperti: 1. Kejahatan pada
akhirnya akan dikalahkan oleh kebaikan. 2. Persahabatan sejati adalah setia dalam suka dan duka.
3. Cinta adalah energi kehidupan, karena itu cinta dapat mengatasi segala kesulitan. Dan lain
sebagainya.
Cerpen yang baik dan besar biasanya menyajikan berbagai persoalan yang kompleks. Namun,
selalu punya pusat tema, yaitu pokok masalah yang mendominasi masalah lainnya dalam cerita
itu. Misalnya cerpen Salju Kapas Putih karya Satyagraha Hoerip. Cerpen ini melukiskan
pengalaman aku di negeri asing dengan baik sekali, tetapi secara tajam cerpen ini menyorot
masalah moral. Tokoh aku dapat bertahan dari godaan berbuat serong karena pertimbangan
moral.
2. Alur atau Plot
Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu. Banyak
anggapan keliru mengenai plot. Sementara orang menganggap plot adalah jalan cerita. Dalam
pengertian umum, plot adalah suatu permufakatan atau rancangan rahasia guna mencapai tujuan
tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot, akan tetapi semua aktivitas untuk
mencapai yang diinginkan itulah plot.
Atau, secara lebih gamblang plot adalah menurut Aswendo Atmowiloto- sebab-akibat yang
membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.
Semua peristiwa yang terjadi di dalam cerita pendek harus berdasarkan hukum sebab-akibat,
sehingga plot jelas tidak mengacu pada jalan cerita, tetapi menghubungkan semua peristiwa.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 47
Sehingga Jakob Sumardjo dalam Seluk-beluk Cerita Pendek menjelaskan tentang plot dengan
mengatakan, Contoh populer menerangkan arti plot adalah begini: Raja mati. Itu disebut jalan
cerita. Tetapi raja mati karena sakit hati, adalah plot.
Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan
cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami. Adapun jenis plot bisa disederhanakan
menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. Contohnya: cerpen-
cerpen Anton Chekov, pengarang Rusia legendaris, cerpen-cerpen Trisnoyuwono yang
terkumpul dalam Laki-laki dan Mesiu, cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo dalam
kumpulannya Kejantanan di Sumbing.
2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap
disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. Contoh,
cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam, cerpen-cerpen Danarto
dalam Godlob, dan hampir semua cerpen Guy de Maupassant, pengarang Perancis
menggunakan plot berbisik.
3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut.
Contoh: cerpen Krawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Mati karya R.
Siyaranamual, dan cerpen Putu Wijaya berjudul Topeng bisa dimasukkan di sini.

Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan
cempuran keduanya. Jadi sifat plot ada kalanya:

Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di
samping masalah dasar persoalan.
Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Contoh
Godlobnya Danarto.
Campuran keduanya.

3. Penokohan
Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca
merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh
berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang
didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air
kekuatan sebuah cerita pendek.

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak,
karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui:

1. Tindakan, ucapan dan pikirannya


2. Tempat tokoh tersebut berada
3. Benda-benda di sekitar tokoh
4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya
5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang

4. Latar atau Setting


yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya,
latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan
teman dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. Kalau latar
bisa dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot. Cerpen saya, Bayi-

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 48
bayi Tertawa yang mengambil setting khas Palestina, dengan watak, budaya, emosi, kondisi geografi
yang sangat khas Palestina tentu akan menjadi lucu jika settingnya dipindah di Ponorogo. Jelas
bahwa setting akan sangat menentukan watak dan karakter tokoh.

5. Sudut Pandangan Tokoh


Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adlaah sudah
pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi
pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat
erat dengan teknik bercerita.
Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah:

1. Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang
menggunakan sudut pandang aku atau saya. Di sini yang harus diperhatikan adalah
pengarang harus netral dengan aku dan sayanya.
2. Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan tokoh ia, atau dia. Atau
bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; Aisha, Fahri, dan Nurul misalnya.
3. Sudut pandang campuran, di mana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan
tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga
pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam
Sekelumit Nyanyian Sunda Nasjah Djamin sangat baik menggunakan teknik ini.
4. Sudut pandangan yang berkuasa. Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si
pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandangan yang berkuasa
ini membuat cerita sangat informatif. Sudut pandanga ini lebih cocok untuk cerita-cerita
bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang menggunakan teknik ini. Jika tidak
hati-hati dan piawai sudut pandangan berkuasa akan menjadikan cerpen terasa menggurui.

IV. Anatomi Cerita Pendek

Setelah mengerti betul definisi cerpen, karakteristik cerpen dan unsur-unsur yang wajib ada dalam
membangun cerpen, maka sejatinya Anda sudah sangat siap untuk menciptakan sebuah cerpen.
Sebelum menulis cerpen ada baiknya anda mengetahui anatomi cerpen atau bisa juga disebut
struktur cerita. Umumnya anatomi cerpen, apapun temanya, di manapun settingnya, apapun jenis
sudut pandangan tokohnya, dan bagaimanapun alurnya memiliki anatomi sebagai berikut:

1. Situasi (pengarang membuka cerita)


2. Peristiwa-peristiwa terjadi
3. Peristiwa-peristiwa memuncak
4. Klimaks
5. Anti Klimaks

Atau, komposisi cerpen, sebagaimana ditandaskan H.B.Jassin dapat dikatakan sebagai berikut:

1. Perkenalan
2. Pertikaian
3. Penyelesaian

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 49
B. Menulis Iklan Baris
Standar Kompetensi
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris, resensi, dan
karangan.
Kompetensi Dasar
4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas.

Perhatikan contoh-contoh iklan tersebut! Apakah menarik? Mengapa orang beriklan?


Biasanya untuk memperkenalkan atau menjual sesuatu produk ataupun jasa banyak
yang menggunakan iklan sebagai media komunikasi. Iklan bisa dimuat di media
massa yakni surat kabar ataupun majalah, bisa juga dimuat media elektronika yaitu
radio dan televisi, kini bahkan melalui internet. Iklan adalah sejenis alat komunikasi
yang digunakan untuk memberitahukan dan mempengaruhi khalayak yang
disampaikan secara menarik.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan
merupakan pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang
dijual dan dipasang di media massa.

Jenis Iklan

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 50
Pengertian Iklan
Iklan memiliki berbagai macam jenis, berdasarkan sifatnya iklan dibedakan atas iklan niaga
dan nonniaga. Iklan niaga dibuat untuk mempengaruhi khalayak/masyarakat supaya tertarik
untuk memiliki, membeli, dan mengunakan produk yang diiklankan. Iklan nonniaga/layanan
masyarakat dibuat untuk menarik perhatian masyarakat sehingga masyarakat mempunyai rasa
simpati atau memberikan dukungan terhadap hal yang diiklankan.
Berdasarkan tujuan, iklan dibedakan atas iklan penawaran/permintaan dan iklan
pengumuman. Sedangkan berdasarkan ruang/space, iklan dibedakan iklan baris dan displai.
Iklan baris adalah iklan yang menggunakan bahasa singkat dan padat. Iklan baris biasanya
disusun berdasarkan golongan yang sama. Misalnya: iklan penjualan rumah masuk dalam kolom
properti atau rumah dijual.
Iklan lowongan pekerjaan dan mencari pekerjaan masuk golongan karier, misalnya: pada
setiap surat kabar penggolongan iklan diberi nama yang berbeda-beda. Iklan baris memiliki
beberapa komponen, yaitu: komponen aktivitas, produk yang diiklankan, spesifikasi produk,
dan identitas pengiklan.

contoh iklan penawaran kredit rumah dari suatu bank


contoh iklan baris
berbentuk display

Syarat-syarat Iklan
Syarat-syarat Iklan adalah sebagai berikut:
1. Dibuat dalam format kolom dan baris, hal ini untuk menghemat biaya pemasangan
karena penghitungan biaya berdasarkan jumlah baris
2. Menggunakan singkatan atau akronim yang lazim digunakan, seperti: dijual= djl,
cepat=cpt, murah=mrh, rumah=rmh.
3. Ditulis dengan ukuran yang sama, jumlah baris masimal 6 baris dan minimal 3 baris

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 51
4. Bahasa singkat, padat, hemat, bahasa yang digunakan sesingkat mungkin. Namun,
mengandung informasi yang padat sesuai dengan keinginan pemasang iklan
5. Disusun berdasarkan jenis yang sama, penggolongan ditentukan oleh staf redaksi surat
kabar/majalah

Istilah Iklan Baris

Dari contoh iklan baris di atas ada beberapa istilah yang digunakan dan disingkat yaitu:
cpt = cepat
djl = dijual
hub = hubungi
nego = negosiasi
mls = mulus
bgs = bagus
Jika kita analisis berdasarkan 4 komponen yang selalu ada dalam iklan baris dapat dilihat
dalam tabel berikut.

Menentukan Objek

Mendeskripsikan Objek
Objek yang akan ditulis dalam iklan baris sebaiknya dideskripsikan terlebih dahulu.
Mendeskripsikan objek dengan mempertanyakan apa, di mana, bagaimana, siapa, dan berapa.
Dengan mempertanyakan objek tersebut maka dapat dideskripsikan konsep untuk iklan
barisnya. Yang dimaksud dengan objek iklan dapat berupa benda ataupun jasa. Objek benda
seperti: sepeda motor, mobil, rumah, dan objek jasa seperti lowongan pekerjaan.
Dalam prakteknya lebih banyak orang langsung membuat buram iklan di biro iklan tanpa
mendeskripsikannya terlebih dahulu. Hal tersebut dapat dilakukan bila kita mengetahui
spesifikasi, kondisi, dan pasaran harga produk tersebut. erhatikan contoh berikut ini!
Spesifikasi produk yang akan dijual:
mobil Toyota Yaris
Tahun pembuatan 2007
Kondisi bagus 98 %
Harga bersaing
Warna silver
Interior kulit asli
Kelengkapan DVD, TV, dan audio sistem
Iklan baris yang tepat untuk deskripsi tersebut:

Menulis Iklan Baris

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 52
Menyusun iklan baris berdasarkan objek yang telah dideskripsikan dengan menggunakan
singkatan yang biasa ada pada iklan baris.
Misal:
cpt = cepat,
djl = dijual,
hub= hubungi.
Contoh:
Pak Amir ingin menjual sepeda motornya merek Hombra buatan tahun 2005 dengan harga 7
juta rupiah, sepeda motor tersebut dalam keadaan bagus 90 persen. Adapun rumah Pak Amir
di Jalan Majapahit Nomot 77 Kota Padang dengan nomor telepon 557767.
Maka kemungkinan konsep iklan barisnya sebagai berikut:

Memperbaiki Kesalahan
Menyunting iklan baris yang terdapat kesalahan dengan mengacu kepada ketentuan penggunaan
bahasa yang lazim digunakan dalam iklan baris. Contoh iklan baris yang kurang jelas.

Contoh iklan baris di atas kurang jelas karena tidak memenuhi 4 komponen penulisan iklan baris
yaitu, kegiatannya, barangnya, spesifikasinya, dan identitas penjualnya. Pada iklan di atas baru
ada 2 komponen yaitu kegiatan dan barangnya sedangkan spesifikasi dan identitasnya tidak ada
Maksudnya dijual sebuah rumah dalam kondisi bagus, peminat diharapkan menghubungi nomor
554387. Iklan ini tidak menyebutkan lokasi dan luas tanah serta bangunannya, juga status
tanahnya.
Sebaiknya:

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 53
Pelajaran 1V
Mengkritik/Memuji Berbagai Karya Seni
Standar Kompetensi
2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan infomasi dalam bentuk komentar dan
laporan
Kompetensi Dasar
2.1 Mengkritik/memuji berbagai karya (seni atau produk) dengan bahasa yang lugas
dan santun

=Mengkritik artinya :memberikan tanggapan disertai uraian dan


pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya
Memuji adalah : memberi pengakuan atau penghargaan kepada
sesuatu yang dianggap baik atau indah

Mengkritik atau Memuji Karya Seni Disertai Alasan Logis


Dalam mengkritik atau memuji berbagai karya seni, kamu dapat menggunakan dua pendekatan
kritik/pujian sebagai berikut :
a. Pendekatan Intrinsik yaitu,
pendekatan terhadap karya dengan melakukan kritik atau pujian berdasarkan bentuk karya
tersebut dengan karya lain, mengupas unsur-unsur yang ditampilkan, menilai dan
menyimpulkan kelemahannya atau kelebihannya yang ada dalam karya itu sendiri
b. Pendekatan Ekstrinsik yaitu,
menilai karya dihubungkan dengan pembuatnya/ pembaca/penonton/masyarakat, yakni hal-hal
di luar karya itu sendiri

Cara Mengkritik Karya Seni dan Implementasinya


Cara Mengkritik Karya Seni dan Implementasinya
Kritik adalah kecaman atau tanggapan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik
buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Mengkritik adalah mengemukakan suatu kritik; mengecam.
Memuji adalah mengemukakan pernyataan rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan
kebaikan (keunggulan) sesuatu.
Salah satu kegiatan apresiasi seni adalah mengkritik atau memuji karya seni. Mengkritik dan
memuji karya seni berarti kita menganalisis karya seni tersebut dengan membeberkan kelebihan
maupun kekurangannya. Bermacam-macam karya seni yang dapat diapresiasi antara lain, buku
fiksi, film, lagu, lukisan, seni rupa, dan sebagainya.
Di media massa sering kita jumpai rubrik kritik karya seni. Misalnya kritik terhadap buku (resensi
buku), kritik terhadap film, kritik terhadap lukisan, kritik terhadap seni rupa, dan sebagainya.
Dalam pembelajaran ini siswa akan berlatih mengkritik atau memuji karya seni yang berupa
lukisan yang terdapat di lingkungan sekolah.
Untuk membuat kritik karya seni yang berupa lukisan, hal-hal yang harus dilakukan adalah (1)
mengamati lukisan dengan sungguh-sungguh, (2) berusaha mendeskripsikan lukisan tersebut, (3)
menganalisis kelebihan maupun kekurangan, (4) memberikan komentar atau saran yang
diperlukan.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 54
Untuk membuat kritik karya seni, para siswa harus memiliki cukup pengetahuan tentang
komposisi lukisan dan komposisi warna. Pujian maupun kritikan terhadap karya seni tentunya
harus objektif, tidak berdasarkan rasa senang maupun tidak senang. Kritik karya seni yang berupa
lukisan ini diperlukan antara lain untuk
1. mengapresiasi lukisan tersebut,
2. memberikan masukan kepada pencipta lukisan tersebut,
3. memberikan gambaran mengenai suatu lukisan yang dapat dipakai sebagai bahan
pertimbanganuntuk para kolektor seni lukis.

C. Meresensi Buku Pengetahuan

Standar Kompetensi
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris, resensi, dan karangan
Kompetensi Dasar
4.1 Meresensi buku pengetahuan

Belajar Membuat Resensi Buku

1. 1. Pengertian dan Tujuan Resensi adalah tulisan timbangan suatu hasil karya atau
wawasan tentang baik dan kurang baiknya kualitas suatu tulisan yang terdapat dalam
suatu karya. Resensi dapat pula diartikan sebagai suatu tulisan yang memberikan
penilaian terhadap suatu karya baik fiksi maupun nonfiksi dengan cara
mengungkapkansegi keunggulan dan kelemahannya secara objektif.Tujuan penulisan
resensi adalah:
2. a. Menimbang agar suatu hasil karya memperoleh perhatian dari orang-orang yang
belum mengetahui atau membutuhkannya.
3. b. Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi suatu hasil karya sehingga
penilaian itu diketahui khalayak.c. Melihat kesesuaian latar belakang
pendidikan/penguasaan ilmu pengarang dan kesesuaian karakteristik tokoh,
penokohan, atau setting dengan bahan yang disajikannya.d. Mengungkapkan
kelemahan suatu tuisan dan sistem penulisan atau alur suatu hasil karya.e.
Memberikan pujian atau kritikan yang konstruktif terhadap bobot ilmiah atau nilai
sastra karya tulis seseorang.
4. Cara Membuat ResensiPada saat kita akan membuat resensi nalar kita harus siap
bahwa bahan-bahan yang akan diresensi betul-belul diketahui dan dikuasai. Dengan
demikian hasil resensi kita bukan hanya mengungkapkan segalasesuatu yang terdapat
dalam karya tersebut, melainkan mencakup pula uraian perbandingan dengan karya-
karya lain yang sejenis. Hal-hal yang harus mendapat perhatian dari seorang
resentator untuk membuat resensi:a. Resentator harus bersikap objektif terhadap
sesuatu yang akan diresensi dan meninggalkan sepenuhnya sikap subjektif.b.
Resensator mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan
diresensi.c. Resensaor harus mencoba membandingkan dengan sajian bentuk lain
yang memiliki kesesuaian dengan bahan yang akan diresensi.d. Resensator harus
mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jelas dan terarah pada bagian
yang diberi komentar agar tidak menimbulkan kesalahtafsiran antara resensator
dengan penulis.e. Resensator harus mengungkapkan data yang diresensi secara jelas
dan lengkap agar dapat dengan mudah dihibung-hubungkan di antarra keduanya oleh

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 55
pembaca.f. Resensaor harus menghindari interpretasi yang keliru terhadap bahan yang
resensi dengan jalanmengetahul tujuan dan arah penulis karya tersebut.Bentuk resensi
yang paling populer adalah resensi buku atau timbangan buku. Untuk meresensi buku
pertama-tama kita harus membaca buku itu sampai selesai dan memahaminya. Setelah
membaca buku tersebut kita akan dapat mengetahui bagaimana penulis buku
mengungkapkan gagasannya sesuai dengan tujuan yang digariskannya.Bagian yang
harus ada dalam karangan resensi adalah identitas buku, jenis buku, kutipan
singkat/ikhtisar buku, penilaian resensator terhadap kualitas buku, dan ajakan kepada
khalayak untuk mengetahui isi buku secara keseluruhan dengan jalan membaca atau
memiliki buku tersebut.a. Identitas bukuIdentitas buku meliputi: foto copy jilid luar
buku atau foto buku tersebut, judul buku, pengarang, penerbit,tahun terbit, kota terbit,
ukuran buku, jumlah halaman, dan harga buku.b. Jenis BukuPada bagian jenis buku,
resensator mengelompokkan jenis buku tersebut berdasarkan ciri-ciri yangterdapat di
dalam buku itu. Misalnya kita mengenal jenis fiksi, nonfiksi, ilmiah, nonilmiah
(hiburan), buku remaja, anak-anak, dewasa, keagamaan, psikologi, dan sebagainya.c.
Kutipan Singkat atau Ikhtisar BukuBagian yang mengungkapkan kutipan singkat atau
ikhtisar buku tersebut adalah bagian yang menjadi idesentral buku itu. Hal itu akan
diketahui jika resensator memahami seluruh isi buku itu danmenghubungkannya
dengan isi buku yang diresensi. Gambaran umum tentang isi buku pun dapat
digunakanuntuk mengisi bagian buku lain, tentama gambaran yang dapat ditangkap
oleh resensator tetapi bukanmenginterpretasi.d. Penilaian Kualitas BukuPenilaian
terhadap kualitas suatu buku tentu saja bertolak dari pengungkapan beberapa bagian
yang dapatdiunggulkan dari isi buku tersebut dan bagian yang melemahkan kualitas
buku tersebut dengansikap/wawasan yang sangat luas dan sikap objeklivitas tinggi.
Pada bagian ini dapat pula dimasukkan kritikterhadap isi buku.e. AjakanAjakan dalam
resensi adalah ajakan kepada pembaca yang belum memiliki atau membaca buku
tersebut.Ajakan yang dimaksud bertolak dari ungkapan kualitas suatu buku yang
diharapkan dapat dibaca dandipahami bagi khalayak yang belum mengetahuinya.f.
JudulResensiJudul yang digunakan untuk karangan resensi merupakan gambaran
kesimpulan isi buku itu secarakeseluruhan atau ciri khas dari buku yang resensi agar
tampak lebih menonjolkan eksitensi isi bukutersebut. Cara lain dalam memberikan
judul resensi adalah menggambarkan suatu hal yang kecil tetapimempunyai citra
tersendiri dari buku itu dengan argumentasi yang kuat dari resensator tentang hal
yangkecil itu. Dapat dikatakan judul tulisan resensi adalah nama atau julukan
yang diberikan oleh seorangresensator terhadap buku yang diresensinya.
5. . Unsur-unsur Resensi

Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

1. Membuat judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan,
tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai.
Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 56
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian,
tuliskan judul aslinya.);

b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti
yang tertera pada buku.);

c. penerbit;

d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);

e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi


apa saja yang diperoleh;

b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang
sendiri maupun oleh pengarang lain;

c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;

d. memaparkan keunikan buku;

e. merumuskan tema buku;

f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;

g. mengungkapkan kesan terhadap buku;

h. memperkenalkan penerbit;

i. mengajukan pertanyaan;

j. membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;

b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;

c. keunggulan buku;

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 57
d. kelemahan buku;

e. rumusan kerangka buku;

f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);

g. adanya kesalahan cetak.

5. Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
6. Prinsip-prinsip Penulisan Resensi
RESENSI
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie, yang berarti kupasan atau
pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film,
atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau
majalah.
Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah
pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih
dikenal dengan istilah timbangan buku.
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu
buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar mengubah buku
yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi
pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera
pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang
dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus
membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan
yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan sebuah resensi.
a. Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
b. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi
pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
c. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
d. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan
Umumnya resensi terdiri dari
a. Judul
Judul resensi harus menarik dan selaras dengan keseluruhan isi resensi
b. Identitas buku
meliputi judul buku(judul asli dan Modern.terjemahan),penulis, penerbit, tahun
terbit, tebal buku.
c. Isi
Meliputi
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 58
- ulasan singkat isi
- keunggulan buku,
- kelemahan buku,
- rumusan kerangka
d. Penutup
Penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Selain itu
dapat juga berisi kelemahan buku.
Komponen resensi novel
Komponen yang dapat dibahas dalam menyusun resensi novel adalah sebagai
berikut.
a. Tema
Tema apakah yang diungkap dalam novel? Apakah tema yang diungkapkan itu
menarik pembaca secara umum? Apakah tema sudah sering diungkapkan dalam seri
cerita lain yang dibuatnya? Apakah tema dapat diterima sebagai kebenaran yang
umum?
b. Alur Cerita
Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita? Apa keunikan susunan peristiwa
yang digunakan pengarang? Apakah ada pembaruan susunan peristiwa dalam cerita
itu?
c. Penokohan
Bagaimana pengarang memberi (menciptakan) watak atau karakter pada tokoh-
tokohnya? Bagaimana sifat tokoh tersebut? Adakah keunikan dalam menciptakan
watak tokoh?
d. Sudut Pandang
Sudut pandang apa yang dipakai pengarang untuk menyampaikan cerita?
Adakah keunikan sudut pandang dalam cerita?
e. Latar Cerita
Bagaimana latar cerita digunakan? Apakah latar ceritanya cocok dengan
peristiwa?
f. Nilai-nilai
Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari cerita? Adakah nilai-nilai baru
yang dikembangkan?
g. Bahasa dan Gaya Cerita
Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang? Apakah cerita disampaikan dengan
cara humor, serius, atau sinisme?
h. Pengarang
Siapa pengarang cerita itu? Bagaimana latar belakang kehidupannya?
Bagaimana kreativitasnya?
Dalam sebuah resensi tidak semua cerita tersebut diulas oleh penulis. Biasanya
penulis hanya memilih aspek yang dianggap paling menarik. Pertimbangan tentang
kemenarikan itu bersifat relatif subjektif. Oleh karena itu, resensi novel itu bersifat
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 59
subjektif pula.
Jika anda telah membaca novel secara keseluruhan, hal-hal yang harus dicatat untuk
membuat resensi bisa mengikuti cara seperti yang telah dikemukakan di atas, atau
mengikuti cara berikut.
a. Memberitahukan kepada masyarakat akan terbitnya buku baru dengan
menginformasikan data-data, seperti judul novel, pengarang, penerbit, dan jumlah
halaman.
b. Menginformasikan jenis novel, tema, alur cerita, penokohan, sudut pandang, latar
cerita, nilai-nilai, bahasa dan gaya cerita, reputasi pengarang, dan latar belakang
penerbitan.
c. Menyampaikan tujuan penulisan atau ringkasan novel.
d. Menegaskan keunggulan dan kelemahan novel, apakah bermanfaat bagi
masyarakat atau tidak. Apakah novel itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
atau tidak, bernilai bagi masyarakat atau tidak, dan seterusnya.
Kiat Praktis Menulis Resensi Buku
Resensi adalah tulisan yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah karya
baik yang berupa buku maupun yang berupa karya seni. Tulisan ini biasanya dimuat
di media cetak seperti koran, majalah, atau tabloid. Dilihat dari segi isinya terdapat
berbagai macam resensi, antara lain resensi buku, resensi novel, resensi buku
kumpulan cerpen, resensi film, resensi, patung, dan sebagainya.
Penulis resensi adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang bidang yang
diresensi dan memiliki kemampuan untuk menganalisis sebuah karya secara kritis
sehingga dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari karya yang diresensi.
Resensi dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang
sebuah karya sehingga pembaca mengetahui apakah karya yang diresensi itu
merupakan karya yang bermutu atau tidak. Resensi akan sangat bermanfaat apabila
karya yang diresensi relatif masih baru. Semakin baru karya yang diresensi, semakin
baik. Hal itu dimaksudkan agar pembaca segera mengetahui apakah karya itu layak
untuk dinikmati atau tidak.
Sekurang-kurangnya dalam resensi terdapat hal-hal berikut ini:
a. Judul resensi
b. Identitas karya (buku) yang diresensi
c. Uraian tentang jenis karya yang diresensi
d. Uraian tentang kelebihan dan kekurangan karya yang diresensi
e. Kesimpulan yang berisi penegasan kembali mengenai layak tidaknya karya
tersebut untuk dinikmati oleh pembaca.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis resensi buku (novel) adalah:
a. Tahap Persiapan meliputi:
Membaca contoh-contoh resensi;
dan Menentukan buku yang akan diresensi.
b. Tahap Pengumpulan Data meliputi:
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 60
Membaca buku yang akan diresensi;
Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data meliputi hal-hal
yang menarik dan tidak menarik dari buku (novel) yang diresensi;
Mencatat data-data penulisan resensi yang telah diperoleh melalui membaca buku
yang diresensi.
c. Tahap Penulisan meliputi:
Menuliskan identis buku;
Mengemukakan isi buku (sinopsis novel dan unsur-unsur intrinsik lainnya );
Mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku (novel) baik dari segi isi maupun
bahasa;
Merevisi resensi dengan memperhatikan susunan kalimatnya, kepaduan
paragrafnya, diksinya, ejaan dan tanda bacanya. Membuat judul resensi.
Catatan:
Judul resensi harus singkat, menarik, dan menggambarkan isi resensi.
Cara menemukan kekurangan dan kelebihan buku yang diresensi yaitu dengan cara
membandingkan buku yang diresensi dengan buku lain yang sejenis baik oleh
pengarang yang sama maupun oleh pengarang lain yang meliputi segi isi atau pun
bahasanya (untuk novel meliputi semua unsur intrinsiknya);
Mencari hal-hal yang menarik atau disukai dan hal-hal yang tidak disukai dari buku
tersebut dan mencari alasan mengapa demikian.
Berikut ini adalah contoh resensi novel.

HAL-HAL YANG DITANGGAPI DALAM RESENSI BUKU


1. Kualitas isi
2. Penampilan
3. Unsur-unsur / struktur penyajian
4. Bahasa
5. Manfaat bagi pembaca/masyarakat
UNSUR-UNSUR ATAU SISTEMATIKA RESENSI
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran
pertanyaan, dll)
4. Inti/isi resensi
* Pokok-pokok isi
* Keunggulan buku
* Kekurangan buku
5. Penutup

* Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku dan keterbacaan

Identitas buku
1. judul buku
2. Penulis buku
3. Penerbit buku
4. kota terbit
5. tahun terbit
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 61
6. tebal buku

Pelajaran V

D Menyunting Karangan

Standar Kompetensi
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris, resensi, dan karangan.
Kompetensi Dasar
4.3 Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca,
pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana

A. PENGERTIAN DEFINISI MENYUNTING


Menyunting adalah proses memperbaiki tulisan, naskah dari kesalahan
ejaan, tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraph.
Menyunting adalah membuat perubahan, baik dari sisi substansi maupun sisi kemasan, bahkan
termasuk mengubah banyak subjek yang terlibat, seperti penulis, penerbit, dan pembaca. Dalam
bahasa sederhana menyunting dapat diartikan memperbaiki karangan berdasarkan kaidah-kaidah
yang benar, yang meliputi ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, sistematika
penyajian, keterbacaan, dan kebenaran konsep.
Sedangkan merevisi menurut kamus adalah peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan.
Jadi pada dasarnya keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu upaya memperbaiki
karangan/naskah sehingga layak diterbitkan. Perbedaannya, kalau menyunting dilaksanakan
sebelum tulisan/karangan diterbitkan, sedangkan merevisi biasanya dilaksanakan setelah
karangan diterbitkan/diedarkan dan ditemukan kesalahan yang mendasar baik dari segi isi
maupun segi fisik buku sehingga buku perlu ditarik dan direvisi kembali

B. TAHAPAN ATAU ASPEK DALAM MENYUNTING


Tiga tahapan(aspek) dalam menyunting yaitu:
1. Menyunting isi
2. Organisasi
3. Bahasa

Menyunting bahasa meliputi:

Ejaan
Pilihan kata
Keefektifan kalimat
Keterpaduan paragraf

Ejaan meliputi :

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 62
Penulisan huruf
Penulisan kata
Penulisan angka dan lambang bilangan
Penggunaan tanda baca
Penulisan unsur serapan

Keefektifan Kalimat yaitu:


Kelogisan
Ketunggalan makna ( tidak ambigu )
Kebakuan kata
Kegramatikalan kalimat
Keefisienan
Kesesuaian pada kaidah tata tulis

Kode-kode menyunting/koreksi :
1. = mengubah huruf kecil/besar menjadi huruf besar/kecil
2. X menhilangkan tanda baca, huruf, kata/kalimat yang tidak terpakai
3. O digunakan untuk mengganti tanda baca, huruf,kata / kalimat

MENYUNTING KARANGAN

1. Menyunting karangan berarti memperbaiki karangan berdasarkan kaiidah-kaidah yang benar.

2. Kaidah-kaidah yang harus diperbaiki atau diperhatikan dalam sebuah karangan adalah sebagai
berikut.

a. Ejaan, hendakya menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

b. Tanda baca, ketepatan penggunaan dan penempatan tanda baca, misalnyan tanda titik (.), tanda
koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda petik satu (.), tanda petik dua (.),
dan sebagainya.

c. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat.

d. Kalimat, yaitu keefektifan kalimat.

e. Paragraf, yaitu keterpaduan dan keruntutan paragrraf.

f. Keterbacaan karangan.

g. Sistematika penyajian.

h. Kebenaran konsep materi karangan.

3. Kegiatan menyunting dilakukan salah satunya untuk mempersiapkan naskah yang baik dan benar
sebelum diterbitkan.

4. Naskah-naskah tersebuut biasanyan berupa buku, majalah, surat kabar, tabloid, dan sebagainya.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 63
5. Kegiatan menyunting naskah juga kkegiatan mengedit naskah.

6. Orang yang berprofesi mengedit naskah disebut editor.

Contoh menyunting karangan

Naskah sebelum disunting

Merawat tanaman hias

Tanaman hias adalaah merupakan tanaman yang berfungsi untuk menambah keindahan. Tanaman
hias dapat diletakkan didalam atau diluar ruangan baik dirumah, dikantor, atau dimana saja. Banyak
berbagai jenis tanaman hias yang dijualdengan harga bervaresi. Agar tanaman hias dapat tampil
dengan indah harus dirawat dengan baik.Dalam merawat harus mengeetahui karaakteristik dan
kebutuhan tanaman. Sebagai contoh misalnya merawat tanaman anggrek harus mengetahui sifat-sifat
dan kebutuhan tanaman anggrek tersebut sehingga tanaman anggrek itu dapat tumbuh dengan sehat.
Demikian juga untuk merawat tanaman hias yang lain juga harus mengetahui dan memahami sifat-
sifat serta kebutuhan tanaman. Pada dasarnya setiap jenis tanaman hias memiliki sifat-sifat dan
kebutuhan yang berlainan antara satu dengan tanaman lainnya. Misalnya tanaman teratai tanaman
bunga kamboja kedua jenis tanaman tersebut memiliki sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Tanaman teratai seharusnya ditanam dikolam atau tempat berair sedangkan tanaman kamboja tidak
membutuhkan banyak air sehingga tidak ditanam didalam kolam seperti halnya tanaman teratai.

7. Karangan tersebut belum memenuhi standar karangan yang baik dan benar karena ada beberapa hal
yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan misalnya sebagai berikut.

a. Penulisan kalimat pada awal sebuah paragraph seharusnya sedikit menjorok masuk, bukan
rata kiri.

b. Penulisan judul karangan tersebut tidak tepat, judul karangan seharusnya ditulis
menggunakan huruf capital pada setiap awal kata. Judul karangan seharusnya diletakkan
ditengan atau centering. Penulisan judul yang benar untuk karangan tersebut adalah
Merawat Tanaman Hias.

c. Kalimat pertama pada karangan tersebut tidak efektif karena terdapat penggunaan kata
yang mubazir, yaitu kata adalah dan merupakan. Kedua kata tersebut bermakna sama
sehingga seharusnya digunakan salah satunya.

d. Pada kalimat kedua terdapat kesalahan penulisan kata didalam dan diluar. Penulisan yang
benar adalah dengan memisahkan antara kata di dan kata dalam dan di dengan kata luar.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 64
Kata di pada kedua kata tersebut berfungsi sebagai kata depan dan menunjukan tempat.
Selain itu, pada kalimat tersebut juga terdapat kesalahan pada penggunaan tanda baca,
seharusnya sebelum kata baik diletakkan tanda koma (,).

e. Pada kalimat ketiga juga ditemukan kesalah ejaan pada penulidan kata bervareasi. Kata
tersebut tidak baku. Penulisan kata bervareasi yang benar adalah bervariasi.

Selain hal-hal tersebut, masih banyak ditemukan kesalahan penulisan yang lain.

8. Berikut ini adalah alur kerja seorang editor buku dalam sebuah perusahaan penerbit ketika
menyunting/mengedit sebuah naskah.

a. Membaca naskah secara tuntas dengan tujuan mengetahui gambaran keseluruhan isi naskah. Ini
penting agar sang penyunting juga memahami konsep naskah/ buku yang diinginkan oleh penulis.
Seorang editor tidak boleh begitu saja mengunabah sebuah naskah tanpa mengetahui konsep yang
diinginkan oleh penulis. Hal itu disebabkan, sebuah buku menunjukan identitas penulisnya. Jika
buku diubah terlalu dalam oleh sang editor, dikhawatirkan cirri khas penulis akan jilang. Hal ini
terutama berlaku bagi buku-buku umum.

b. Menandai bagian-bagian yang meragukan. Bagian-bagian yang meragukan ini bisa diberi
tanda dengan pensil berikut keterangan ataupun catatan singkat. Kemudian, seorang
editor perlu berkonsultasi dengan penulis untuk membahas temuan-temuan tersebut.
Tujuannya adalah untuk mencari titik temu.

c. Editor mengeksekusi naskah dengan memperbaiki beberapa temuan sebelumnya perbaikan


tersebut, misalnya dalam hal konsep maupun kebahasaan.

d. Editor berdiskusi dengan bagian art kreatif untuk membahas konsep buku yang akan
diterbitkan tersebut berkaitan dengan naskah grafika : gambar, desain isi, desain kover,
dan tata letak.

Berikut adalah hasil suntingan terhadap karangan tersebut.

Merawat Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan tanaman yang berfungsi untuk menambah keindahan. Tanaman hias dapat
diletakkan di dalam atau di luar ruanga, baik di rumah, di kantor, atau di mena saja. Berbagai jenis
tanaman hias dijual dengan harga bervariasi. Agar tamanan hias dapat tampil dengan indah, harus
dirawat dengan baik.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 65
Dalam merawat tanaman hias, seseorang harus mengetahui karakteristikdan kebutuhan tanaman.
Sebagai contoh, misalnya merawat tanaman anggrek, seseorang harus mengetahui sifat-sifat dan
kebutuhan tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sehat. Demikian juga untuk merawat tanaman hias
yang lain juga harus mengetahui sifat-sifat dan kebutuhannya.

Pada dasarnya setiap jenis tanaman hias memiliki sifat-sifat dan kebutuhan yang berlainan. Misalnya,
tanaman teratai atau tanaman bunga kamboja. Kedua jenis tanaman tersebut memiliki sifat dan
kebutuhan yang berbeda. Tanaman teratai seharusnya ditanam di kolam atau tempat berair, sedangkan
tanaman kamboja tidak membutuhkan banyak air sehingga seharunya tidak ditanam di dalam kolam
seperti halnya tanaman teratai.

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI :

1.Tulislah pengertian menyunting .


2.Tulislah 3 tahapan menyunting.
3.Menyunting bahasa meliputi 4 tahapan.
4.Menyunting ejaan meliputi 4 tahap tuliskan
5.Dalam menyunting keefektifan kalimat ada 6 tuliskan
6.Tulislah kode-kode menyunting
7. Tulislah 5 kaidah kaidah penyuntingan
8.Tulislah contoh alur kerja seorang editor atau ang harus diperhatikan dalam
menulis ketika akan menyunting atau mengedit.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 66
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2000. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Ajip Rosidi. 1977. Laut Biru Langit Biru. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Asul Wiyanto. 2001. Terampil Pidato. Jakarta: Grasindo.
-------------. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.
-------------. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Daniel Samad. 1997. Dasar-Dasar Meresensi Buku. Jakarta: Grasindo.
Darwin S. Chaniago. 1997. Kata-Kata Mutiara. Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.
Effendi Usman. 1992. Hakikat Fungsi Bahasa dalam Kehidupan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. 2005. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gorys Keraf. 2001. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Hasan Alwi, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hassan Shadily. 1991. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Henry Guntur Tarigan. 1996. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Herman J. Waluyo. 1987. Drama I. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
. 1987. Drama II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widya Sari Press.
Idrus. 2004. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Jakarta: Balai Pustaka.
J.S. Badudu. 1979. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Jawatan Kebudayaan Kementerian PP & K Yogyakarta. 1955. Catatan-Catatan tentang
Amir Hamzah. Yogyakarta PP & K.
M. Ramlan. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
Made Sukada. 1987. Beberapa Aspek tentang Sastra. Denpasar: Kayumas dan Yayasan
Ilmu dan Seni Lesiba.
Maman Sumantri. 1995. Teknik Menyusun Pidato. Jakarta: Balai Pustaka.
McGlynn, John H. 2002. Indonesia Heritage: Bahasa dan Sastra. Jakarta: Buku Antarbangsa.
Nur Arifin Chaniago dan Arief Budiman. 2003. Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Grafika.
Pamusuk Eneste. 1995. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: Obor.
. 2001. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 67
Pelajaran VI

A. Berpidato dengan Intonasi, Artikulasi Suara


Tepat dan Jelas

Standar Kompetensi
9. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah
Kompetensi Dasar
9.1 Memberi komentar tentang isi ceramah yang didengarkan

Pidato merupakan suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau berorasi
dalam situasi tertentu dan dengan pendengar tertentu pula, atau memberikan
gambaran tentang suatu hal. Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan.
Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan
pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Oleh
sebab itu, unsur-unsur yang berupa intonasi (tempo, tekanan, dan panjang pendek
ucapan), gerak-gerik, dan mimik merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pidato.

Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk
sementara ada audiensi yang bertindah sebagai pendengar. Ceramah dapat
dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat
khusus pada pelaksaannya, waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah, dapat
dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti (seminar, lokakarya, pelatihan, atau
sarasehan). Ceramah dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Ceramah Umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk
sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah
keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah
umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak
umum atau maysrakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat
menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun
muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.
2. Ceramah Khusus
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 68
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan
dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah
tersendiri,istimewa, takkan ada yang lain, jadi ceramah khusus itu sendiri berarti
ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada madu atau
khalayak tertentu dan juga abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya.
Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari
audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan
dengan keadaan. Contoh: Peringatan hari besar islam (PHBI) seperti Isramiraj,
maulid Nabi Muhammad SAW, bulan puasa dll.

PERBEDAAN
PIDATO CERAMAH
Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata- Pidato oleh seseorang dihadapan banyak
kata yang ditujukan kepada orang banyak. pendegar yang membicarakan suatu hal,
Pembawa pidato tidak diwajibakan pengetahuan, dan sebagainya.
mengarahkan audiens untuk memahami Pembawa pidato berkewajiban mengarahkan
sungguh-sunggu masalah yang disampaikan audiens untuk memahami sungguh-sunggu
Tidak ditindaklanjuti dengan tanya jawab masalah yang disampaikan.
lebih bersifat umum Diakhiri dengan tanya jawab
Pembukaan biasanya terdiri dari salam, Lebih bersifat khusus
ucapan syukur, ucapan terima kasih, tujuan
Isi biasanya terdiri dari gagasan-gagasan
yang hendak dicapai
Penutup terdiri dari simpulan, ajakan,
harapan, permintaan maaf, salam penutup

Bagaimana Cara Berpidato yang baik dan benar,

Pengertian Pidato dan cara Pidato Yang Baik


A. Definisi / Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari
besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan
publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
B. Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau
mc.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 69
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan
berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah,
dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

B. Mengidentifikasi Kebiasaan, Adat, dan Etika


dalam Novel

Standar Kompetensi
15. Memahami novel dari berbagai angkatan
Kompetensi Dasar
15.1 Mengidentifikasi kebiasaan, adat, etika yang terdapatdalam buku novel
angkatan 20-30an

Mendengarkan pembacaan kutipan/sinopsis novel memang menghibur. Untuk mengukur tingkat


pemahaman pendengar

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 70
mengenai isi cerita dalam novel, di antaranya kamu dituntutuntuk bisa menyebutkan nama-nama
tokoh dan sifatnya.
Nah, pada pelajaran ini kamu akan berlatih untukmenentukan sifat-sifat (karakter) tokoh dalam
sebuah novel.
Untuk itu, ikutilah pembelajaran ini!
1. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastradi samping tema, sudut pandang, amanat
alur, dan latar/setting.
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karaktertokoh-tokoh dalam cerita. Sementara
tokoh adalah orang/pelaku
yang berperan dalam cerita.
2. Macam-Macam Penokohan
Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, tokoh dibedakanmenjadi tiga jenis. Jenis-jenis tokoh
tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Tokoh Protagonis
Yaitu, tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu ataudua figur tokoh protagonis utama yang
dibantu tokoh lain
yang terlibat dalam cerita.Tokoh jenis ini biasanya berwatak baik, dan menjadi idola
pembaca/pendengar.
b. Tokoh antagonis
Yaitu, tokoh yang menjadi penentang cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh yang
menentang cerita. Tokoh
jenis ini berwatak jahat dan dibenci oleh pembaca dan pendengar.
c. Tokoh tritagonis
Yaitu tokoh pembantu (penengah) baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis.

3. Jenis Penggambaran Tokoh


Untuk menggambarkan sifat atau karakter seorang tokoh pengarang menggunakan dua teknik. Dua
teknik tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Teknik analitik, yaitu karakter/sifat tokoh cerita diceritakan secara langsung oleh pengarang.
b. Teknik dramatik, yaitu karakter/sifat tokoh dikemukakan melalui penggambaran tertentu,
misalnya fisik dan perilaku
tokoh, lingkungan kehidupan, dialek bahasa, jalan pikiran, dan lewat gambaran tokoh lain.
Nah, sebagai latihan, tutuplah bukumu kemudian dengarkanlah pembacaan kutipan novel berikut!
Teks akan dibacakan oleh
dua orang temanmu!
Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai)
Waktu itulah baru tahu ayahku bagaimana watak Datuk Meringgih sebenarnya kepadanya. Waktu
itulah barulah berasa,
Datuk Meringgih bukan sahabatnya, melainkan musuhnya. Jadi, musuh yang sebesar-besarnya.
Sekalian sangkaku yang telah
kukatakan kepadanya, mulai dipercayainya. Akan tetapi, apa boleh buat, Sam! Gadai telah terlanjur
ke Cina, tak dapat diubah
lagi. Siapa tahu barangkali Datuk Meringgih inilah yang mendatangkan sekalian mala petaka itu
sehingga sampai ayahku
jatuh sedemikian. Sudah itu dipinjaminya ayahku uang, supaya ia jatuh pula ke dalam tangannya.
Jika demikian,
sesungguhnyalah Datuk Meringgih itu penjahat sebesarbesarnya yang mengail dalam belanga,
menggunting dalam lipatan.
Setelah dipinta oleh ayahku, dengan susah payah, barulah diberinya tangguh sepekan lagi. Akan
tetapi, dengan perjanjian,

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 71
apabila dalam sepekan ini tiada juga dibayar utang itu tentulah akan disitanya rumah dan barang-
barang ayahku dan ayahku
akan dimasukkannya dalam penjara. Hanya bila aku diberikan kepadanya, raksasa buas ini, bolehlah
ayahku membayar utang
itu, bila ada uangnya. Membaca kekejian ini merah padamlah warna muka Samsu. Matanya sebagai
berapi, urat keningnya membengkak
dan sekujur badannya gemetar. Tangannya dikepalkannya sebagai hendak menerkam Datuk
Meringgih yang pada penglihatannya barangkali ada di mukanya.

"Jahanam," demikianlah perkataan yang keluar dari mulutnya, "Anjing tua yang tiada berbudi.
Ingat rupa dan
umurmu! Hendak meminta Nurbaya. Dengan hantu patut engkau kawin!" Setelah disabarkan
Samsu hatinya, lalu dibacanya pula surat
itu karena sangat ingin ia hendak mengetahui, apakah jadinya dengan kekasihnya itu. "Di dalam
sepekan itu", demikianlah sambungan surat Nurbaya, "Pergilah ayahku ke sana kemari mencari
uang, tetapi tiadalah seorang juga yang percaya lagi kepadanya karena ia
telah jatuh sengsara. Sedangkan sahabat karibnya yang acap kali ditolongnya di dalam
kesenangannya telah meninggalkannya
pula. Rupanya begitulah adat dunia ini, patut dikiaskan oleh orang Jakarta dengan sindiran. Ada
uang abang
sayang tak ada uang abang melayang. Ya, kawan gelak yang banyak, tetapi kawan menangis jarang
bersua. Rupanya uang
itulah yang dipandang, ditakuti, dihormati, dan dicintai orang; uang itulah sahabat kerabat, ibu-bapa,
dan sanak saudara. Yang
tak beruang akan yatim piatulah, sunyi daripada sekaliannya, hidup sebatang kara.
Aku tiada berkata-kata lagi, sejak terbakar toko ayahku, hatiku tak dapat kesenangan. Acap kali
menangislah aku pada
malam hari mengenangkan nasibku yang malang ini. Mimpimu selalu terbayang-bayang di mataku.
Setelah Datuk Meringgih
menagih piutangnya, tiadalah aku dapat tidur setiap malam, melainkan selalu menangis bersedih
hati. Kerap kali aku terkejut
karena sebagai kelihatan olehku Datuk Meringgih datang menguasai aku. Dengan demikian,
badanku menjadi kurus
kering tinggal kulit pambalut tulang. Jika engkau lihat aku sekarang ini, pastilah tak kenal lagi
engkau kepadaku.
Demikianlah perubahan badanku karena sedih, susah, takut, dan makan hati. "Aku tahu Nur bahwa
engkau tiada suka kepada Datuk
Meringgih, kata ayahku pada malam itu. Pertama umurnya telah ua, kedua karena rupanya tak elok,
ketiga karena tabiatnya
keji. Itulah sebabnya ia bukan jodohmu. Dan aku tahu pula bagaimana hatimu kepada Samsu dan
hatinya kepadamu. Aku
tiada lain, melainkan itulah yang kucita-citakan dan kuharapkan siang dan malam, yakni akan
melihat engkau duduk bersama
dengan Samsu kelak karena ialah jodohmu yang sebanding dengan engkau.

Mendengar bujukan ayahku ini, barulah dapat aku mengeluarkan suara lalu bertanya, "Tiadalah
cukup untuk
pembayar utang itu, kalau sekalian barang hamba jual dengan rumah dan tanah ayah? Karena hamba
lebih suka miskin
daripada jadi istri Datuk Meringgih." "Tanah tak laku tak ada orang yang hendak membelinya
dan harganya barang-barangmu dengan rumah ini tentulah tak lebih dari enam tujuh ribu rupiah. Di
mana dicari yang lain
dengan bunga uang utang itu? Tetapi sudahlah, jangan kaupikirkan lagi perkara ini, senangkanlah
hatimu, dan kita

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 72
tunggulah apa yang akan datang". menyingsinglah fajar di sebelah timur dan berkokoklah ayam
berbalas-balasan, barulah sadar aku dalam
diriku dan nyatalah kepada hari telah subuh, lalu keluarlah aku membasahi kepalaku yang masih
panas sebagai besi menyala.
Kemudian, aku mandi akan menyegarkan tubuhku. Sesudah mandi, barulah agak dapat berpikir
dengan benar. Tatkala
ingatlah pula akan halku, kecutlah kembali hatiku dan berdebardebarlah jantungku serta gemetar
sendi tulangku karena
sebentar lagi akan jatuhlah hukumanku atau hukuman ayahku. Bila aku tiada diterkamnya, niscaya
ayahkulah yang akan
disiksanya oleh binatang buas itu. Tiada berapa lama kemudian daripada itu sesungguhnya
datanglah Datuk Meringgih dengan dua orang Belanda. Setelah naik ke rumahku dengan tiada
duduk lagi, ia bertanya kepada ayahku, "Bagaimana?"
"Tak dapat kubayar utang itu," jawab ayahku, "Dan anakku tak dapat pula kuberikan kepadamu."
Tatkala mendengar perkataan ayahku ini, merentaklah ia dengan marahnya, lalu berkata, "Jika
demikian, tunggulah
olehmu!" lalu diserahkannya perkara itu kepada pegawai Belanda yang datang bersama-sama dia.
Seorang daripada tuan
ini berkata sambil mendekati ayahku, "Walaupun dengan sedih hati, tetapi terpaksa hamba akan
membawa tuan ke dalam
penjara, atas kemauan Datuk Meringgih." "Dan hamba pula terpaksa menyita rumah dan sekalian
harta tuan hamba," kata pegawai yang lain. Ayahku tiada dapat menyahut apa-apa lain daripada,
"Lakukan kewajiban tuan-tuan". Tatkala kulihat ayahku akan dibawa ke dalam penjara sebagai
seorang penjahat yang bersalah besar, gelaplah mataku

dan hilanglah pikiranku dan dengan tiada kuketahui keluarla aku, lalu berteiak, "Jangan
dipenjarakan ayahku! Biarlah aku
jadi istri Datuk Meringgih!" Mendengar perkataan itu tersenyumlah Datuk Meringgih dengan
senyum yang pada penglihatanku sebagai senyum seekor harimau yang hendak menerkam
mangsanya dan terbayanglah suka citanya dan berahi serta hawa nafsu hewan
kepada matanya sehingga terpaksa aku menutup mataku. Ayahku tiada berkata apa-apa melainkan
datang memeluk
aku, sambil bertanya, "Benarkah katamu itu?" Seperti suatu perkakas mengangguklah aku karena
mengeluarkan perkataan
tak dapat lagi.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!


1. Apa tema yang diangkat dalam kutipan novel tersebut?
2. Apa amanat/pesan ceritanya?
3. Bagaimana bahasa yang digunakan?
4. Apa latar belakang budaya dalam novel tersebut? Berikan alasanmu!
5. Tunjukkan ungkapan/peribahasa dalam novel tersebut dan jelaskan

c.Menulis Naskah Drama Berdasarkan


Cerpen
Standar Kompetensi
16. Menulis naskah drama.
Kompetensi Dasar
16.1 Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

Cara Mengubah Cerita Menjadi Naskah Drama

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 73
Semua Tentang Cara, Cara tentang, Cara mengubah cerita mejadi Naskah Drama
Kamu dapat menyusun naskah drama berdasarkan cerita. Kamu dapat mencari ide cerita,
kemudian mengubahnya menjadi bentuk naskah drama. Di samping itu, kamu dapat
mengubah cerita menjadi naskah drama. Baiklah kita simak Langkah-Langkah Mengubah
Cerita Menjadi Naskah Drama :
1. Membaca dengan saksama cerita yang akan diubah menjadi naskah drama. Hal-hal yang
harus kamu
temukan saat membaca cerita sebagai berikut.
a. Latar cerita (latar waktu, latar tempat, atau latar suasana); Latar yang kamu
temukan akan diubah menjadi setting dalam naskah drama yang kamu buat.

b. Tokoh-tokoh dan perwatakannya Tokoh-tokoh yang kamu temukan


dalam cerita akan menjadi pelaku dalam naskah drama
.
Contoh:

Tokoh Martini : Wanita setengah baya, seorang ibu rumah tangga, emosional,
rendah diri, dan sangat mencintai suami serta anak-anaknya

c. Teknik menentukan karakter tokoh dalam cerita

Pelukisan tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan menjadi dua teknik, yaitu teknik
analitik dan teknik dramatik.

1) Teknik analitik/secara langsung

Teknik analitik menggambarkan watak/karakter tokoh secara langsung


dengan menyebutkan sifat, watak, tingkah laku, dan ciri fisik tokoh.

2) Teknik dramatik

Teknik dramatik tidak menggambarkan karakter tokoh secara langsung,


menulis naskah drama berdasarkan kaidah penulisan naskah drama.
Sebelumnya, kamu dapat berlatih mengubah cerpen menjadi naskah drama.

Karakter tokoh digambarkan sebagai berikut.


a) Percakapan sang tokoh atau tokoh lain.

b) Tingkah laku atau perbuatan tokoh yang mencerminkan sifat.

c) Pikiran sang tokoh atau tokoh lain.

d) Tempat atau lingkungan sang tokoh.

2. Mencatat dialog/percakapan yang terdapat dalam cerita.

Contoh; Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika saya senam pagi . .
. .
Kalimatnya terpotong. Kemudian ia menghambur ke kamar. Ia menunggu suaminya

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 74
masuk ke kamar.

Saya menyesal, kata Martini lagi, mencoba menekan perasaanya sampai wajahnya basah
bergetar menahan gejolak. Sesaat keheningan melayang sangat tajam. Kemudian terdengar
suara Suseno yang dingin penuh kepercayaan. Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?
. . . .
3. Mengubah dialog/percakapan yang terdapat dalam cerpen menjadi dialog/ percakapan
dalam naskah drama.

Contoh:

Martini : (Masuk ke dalam ruangan dengan mata terbelalak dan napas tertahan) Maaf, saya
sangat menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika saya senam pagi . . . .

(Kalimat tidak diteruskan. Kemudian, lari ke kamar dan menunggu suaminya masuk ke
kamar)

Susen: (Mengikuti Martini dan duduk di sebelah Martini. Kemudian, berkata dengan
penuh kepercayaan) Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?

4. Mengubah latar cerita menjadi setting pada drama.

Contoh: Setting : Menggambarkan sebuah rumah dalam suasana yang menegangkan. Ada
ruang keluarga dan ruang tidur. Di ruang keluarga terdapat sofa dan sebuah meja. Suseno
dan anaknya duduk di sofa. Suseno sedang membaca koran.

5. Menulis naskah drama

Rangkaikan tokoh, setting, dan dialog yang telah kamu buat menjadi sebuah naskah drama.
Agar tidak membingungkan, buatlah terlebih dahulu kerangka cerita. Kerangka cerita tersebut
berdasarkan tahapan alur cerita.

a. Tahap perkenalan adalah tahap atau bagian yang menceritakan atau membicarakan
waktu, tempat terjadinya cerita, dan tokoh dalam drama. Tahap perkenalan merupakan awal
cerita drama.

b. Tahap pertikaian adalah tahap mulai terjadinya pertikaian atau konflik antartokoh dalam
drama.
c. Tahap klimaks adalah tahap meruncing atau memuncaknya pertikaian atau perselisihan
dalam drama oleh para pelaku.

d. Tahap peleraian adalah munculnya peristiwa atau kejadian yang memecahkan persoalan
yang dihadapi oleh para pelaku.

e. Tahap penyelesaian adalah bagian yang memperlihatkan tokoh utama menyelesaikan


persoalan. Tahap penyelesaian dapat menyenangkan dapat pula menyedihkan. Jangan lupa
berikan judul pada naskah

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 75
Tugas bahasa Indonesia "Mengubah cerpen menjadi Teks
Drama/Dialog"

JANGAN SEMUDAH ITU


MENYERAH
(Di toko buku, Yani yang mengalami tunanetra karena kecelakaan yang terjadi
di jalan. Hari sudah sore. Diantara rak buku, Yani mengeluh kepada ayah dan
ibunya.)

Yani : Untuk apa, yah? Toh, aku tidak akan bisa membaca apa pun lagi disana.
(menghela napas dan berbicara dengan sabar)
Ayah : Yani, kamu perlu perubahan suasana. Kamu sudah setahun mengurung diri
dirumah seperti ini, mau sampai kapan? Suatu saat nanti kamu harus bisa hidup
sendiri tanpa sokongan siapapun.

(Tiga bulan kemudian, yani sekolah ddi sekolas khusus tunanetra dan
tunarungu yang sebelumnya ia sekolah dengan homeschooling. Lalu ia
berkenalan dengan salag satu temannya yaitu Fery.)

Fery : (menepuk bahu Yani dua kali) Kamu sudah selesai latihan?
Yani : (tersenyum kearah yang diperkirakan Yani adalah tempat Fery) Ada apa?
Fery : Ikut aku, yuk! (menarik tanganku dengan semangat)

(Di depan sebuah ruangan yang dikira Yani seperti Perpustakaan. Fery
menahan pintu untuk yani)

Yani : Terima kasih.


Fery : (sambil memberikan buku ditanganku) ini kuberikan padamu.
Yani : Huruf Braille? (sambil merasakan tonjolan-tonjolan kecil berbentuk bulat
di sepanjang halaman buku) Kamu tahu sendiri kalau aku pernah
mempelajarinya dan gagal total. Kenapa sekarang kamu menyuruhku untuk
mempelajarinya lagi?
Fery : (memegang bahu Yani dan mendudukkan Yani kembali)
Yani : Kenapa? Padahal, kamu pasti tahu kalau aku sangat benci mempelajarinya!
Fery : (Meletakkan buku tersebut di tangan kemudian dada Yani)
Yani : (Yani terdiam dan langsung mengerti)
Fery : jangan semudah itu menyerah.

(Setelah lulus, mereka melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Suatu sore,


Fery menawarkan Yani untuk mengantarkan pulang. Tetapi fery mengajaknya
ke kafetaria terlebih dahulu)

Yani : ada apa, Fer? (tanya yani dengan bingung)


Fery : (mencoba untuk mengeluakan beberapa kata) yani ....
Yani : Fer, kamu sudah bisa bicara?! Sejak kapan? (sambil bersikap seolah olah
tidak percaya)

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 76
Fery : Sedikit....kemarin.... (dijawab dengan jelas yang masih terdengar jelas)
Yani : Kamu hebat! (spontan memeluknya)
Fery : kamu juga berhasil...baca...semua buku...braille...
Yani : (meninju lengan Fery dengan gemas) Memangnya siapa yang sebenarnya
ditugasi menulis ringkasan semua buku itu, tapi malas membacanya sendiri?
Fery : (tertawa renyah dan menggandeng Yani) Ayo....pulang.

Pelajaran VII
A. Menyimak dan Memberi Komentar Isi
Pidato
Standar Kompetensi
9. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah
Kompetensi Dasar
9.2 Memberi komentar tentang isi pidato

Ada sebuah cerita untuk kalian. Ketika diadakan upacara dalam rangka memperingati HUT
ke-62 Republik Indonesia, disampaikan pidato tertulis bupati dari sebuah kabupaten di Jawa
Tengah. Sambutan itu cukup panjang bahkan lebih panjang dari amanat pembina upacara biasanya.
Nah, setelah upacara selesai, para peserta upacara pun berkomentar. Aneka ragam komentar
mereka, ada yang mengomentari isi pidato, ada yang mengomentari isu menarik yang diungkap dalam
pidato tetapi ada pula yang mengomentari panjangnya pidato dan cara p e m b a c a a n n y a . M a n a
k a h komentar yang tepat di antara komentar-komentar yang diberikan oleh para peserta
upacara? Semua komentar yang mereka sampaikan benar dan tepat. Ketika sebuah pidato
disampaikan, maka akan melahirkan berbagai komentar.
Memberikan komentar mungkin merupakan hal yang sangat mudah jika komentar yang
disampaikan hanya sekadar komentar. Ketika seseorang mendengarkan pidato kemudian memberikan
komentar, diharapkan komentar-komentar yang disampaikan merupakan penilaian terhadap pidato
yang baru saja disampaikan. Baik itu mengenai materi pidato maupun penampilan pidatonya.
Bagaimana memberi komentar yang baik? Tengok saja pada saat ada acara pemilihan dai cilik di
salah satu stasiun televise swasta. Setelah seorang peserta menampilkan pidato dakwahnya,
kemudian para ustaz memberikan komentar tentangpenampilan peserta tadi.
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Agar dapat memberikan komentar pidato secara lengkap, maka pada saat mendengarkan pidato
harus dengan konsentrasi yang penuh. Perhatikan secara lengkap baik bagaimana penyampaian
pidatonya, bahasanya, gaya pidatonya, termasuk isi atau materi pidatonya.
2. Menilai dengan objektif
Memberikan komentar boleh dikatakan juga sebagai bentuk lain dari menilai. Apa yang
disampaikan oleh komentator adalah bentuk penilaian terhadap penampilan pidato. Oleh karena itu
sampaikan penilaian dengan objektif tanpa dicampuri rasa suka atau tidak suka dengan orang yang
berpidato. Selain itu jika penilaian diberikan secara objektif akan menjadi masukan yang

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 77
sangat bermanfaat bagi yang berpidato agar penampilan berikutnya semakin baik.
3. Memberikan komentar dengan bahasa yang menarik dan komunikatif
Setelah semua bahan tentang komentar pidato sudah siap, berikan komentar atas pidato
seseorang tersebut dengan bahasa yang simpatik. Jauhkan kalimat komentar yang bernada
menggurui tetapi berikan masukan sebagai saran penyempurnaan. Hindari pernyataan yang sifatnya
menjelekan. Sampaikan komentar dengan bahasa yang komunikatif sehingga orang yang dikomentari
dapat mencerna apa isi komentar.

Untuk melatih kemampuan kalian dalam mendengarkan pidato dan kemampuan memberikan
komentar, berikut ini akan diputarkan rekaman pidato atau gurumu akan berpidato dengan
teks pidato berikut ini!

LESTARIKAN BUMIKU
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai,
Melalui sebuah momen yang sangat tepat ini, perkenankan
saya menyampaikan pidato dalam rangka
Hari Lingkungan Hidup, untuk dijadikan renungan bagi
Saudara-saudaraku semua. Namun sebelumnya marilah kita
memanjatkan rasa syukur kita kepada Tuhan YME atas segala
limpahan rahmatNya sehingga kita dikaruniai kesehatan dan
kesempatan untuk berkumpul di tempat ini.
Saudara-saudaraku,
Hampir setiap hari kita mendengar berita tentang adanya
penebangan-penebangan liar yang membabi buta yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak punya kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan. Sungguh hati ini merasa sangat
prihatin atas kebiasaan buruk yang dilakukan oleh orang-orang
yang mengatasnamakan bisnis kemudian mengesampingkan
kelestarian hutan yang merupakan titipan anak cucu kita nanti.
Berapa ribu meter kubik kayu telah mereka jarah.
Sementara setelah itu mereka tinggalkan lahan yang sudah
sedemikian kritis yang sangat membahayakan saudarasaudara
kita yang lain dengan kemungkinan bencana banjir yang siap
mengancam setiap saat.
Saudara-saudaraku
Sadarlah, sadarlah, bahwa lingkungan ini merupakan
sebuah sistem yang saling terkait antara yang satu dengan
yang lain. Jika salah satu bagiannya kita rusak maka bagian
yang lain juga akan merasakan akibatnya.
Maka dari itu, sudahilah kegiatan merusak hutan,
penebangan liar dan pembabatan hutan yang
hanyamementingkan aspek bisnis tanpa mau peduli terhadap
kelestarian lingkungan.
Bahan Pembelajaran rujukanlingkungan
Lestarikan bagi guru bahasa Indonesia
kita sebagai wujud syukur kita
Disusun Oleh Rahim S.Pd.
kepada Sang Maha Pencipta. Berikan hak-hak anak cucu Page 78
kita berupa alam yang lestari untuk kelangsungan hidup segenap
komponen alam.
Terima kasih atas perhatian Saudara-Saudaraku.
Setelah kalian mendengarkan pidato yang diperagakan guru, sekarang berikanlah komentar
kalian atas penyampaian pidato tersebut! Komentar yang disampaikan hendaknya lengkap baik isi
pidato, gaya pidato, maupun bahasa pidato.

B. Berbicara dengan Menerapkan Prinsip-Prinsip Diskusi

Standar Kompetensi
10. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi
Kompetensi Dasar
10.2 Menerapkan prinsip-prinsip diskusi

Pengertian Diskusi

a. Diskusi adalah salah satuu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. kegiatan
diskusi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu.
Kegiatan diskusi ini dapat menjadi alternatif dalam individu untuk memecahkan masalah.

b. Moh Surya (1975:107) mendefinisikan diskusi sebagai proses bimbingan dimana murid-
murid akan mendapat suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dan
memecahkan masalah bersama.

c. Moh. Uzer Usman (2005:94) menyatakan bahwa diskusi adalah suatu proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

d. Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih.

e. Pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta diskusi
dengan tujuan untuk menemukan pemecahan masalah yang paling baik berdasarkan berbagai
masukan. Diskusi merupakan bentuk komunikasi dua arah, yang di dalamnya melibatkan terjadinya
pertukaran pikiran atau pendapat tentang suatu masalah dalam suatu hal, yang dilakukan secara
teratur dan terarah.

Macam-Macam Diskusi dan Pengertiannya

Diskusi Panel
Pengertian Diskusi Panel
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 79
Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok orang
dihadapan sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentu yang telah
dipersiapkannya.
Diskusi Panel adalah sekelompok individu yang membahas topik tentang kelebihan pada
masyarakat atau pendengar diskusi.
Panel mungkin sangat terstruktur atau mungkin saja sangat tidak formal. Suatu panel yang
berstruktur mungkin membatasi panjang dan keleluasaan dalam menuturkan kata-kata
(sampai pendapat), panel yang tidak formal mungkin menekankan interaksi spontan yang
bebas, para peneliti diharapkan terlebih dahulu memberikan pidato tanpa text dan memiliki
pengetahuan / keahlian sebagai dasar komentar mereka. Keanggotaan panel biasanya terdiri
atas para ahli, orang-orang awam yang tertarik atau gabungan keduanya, tergantung pada
topik yang dibahas. Satu kriteria penting diskusi panel yang baik adalah adanya interaksi
antar para peserta diskusi panel.

Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel

Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengikuti berbagai pandangan


sekaligus.
Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra pandangan, semakin sengit pro dan
kontra, maka diskusi akan semakin menarik untuk diikuti.
Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan diskusi akan berhati-hati dalam mengajukan
pandangan atau mengemukakan pendapat, karena menyadari akan dapat langsung digugat
atau dibantah.
Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam hal yang
didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.

Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel

Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas untuk menyampaikan
pandangan secara terus terang dan semua peserta merasa sungkan untuk berbeda
pandangan.
Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang apabila ada peserta
yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan daripada yang lainnya.
Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat kesimpulannya sendiri dan
menyampaikannya dalam diskusi itu.
Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk menyelamatkan
diskusi agar jangan sampai pincang atau berat sebelah.
Ada kemungkinan terjadinya pencemaran nama baik dalam diskusi panel.

Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel

Tugas-tugas Peserta:

mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi menjadi tim affirmatif
dan oposisi yang termasuk panelis,
mengajukan usul, pendapat, maupun komentar,
meminta panelis untuk memberikan pembuktian, contoh, maupun perbandingan.

Tugas-tugas Notula/penulis:

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 80
menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi,
diperbolehkan untuk menyanggah,
diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui,
membuat makalah tentang permasalahan yang didiskusikan.

Tugas-tugas Penyaji/panelis:

menyajikan materi diskusi,


berperan sebagai pembicara dalam diskusi,
mengutarakan makalah yang disampaikan,
menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah.

Tugas-tugas Moderator:

membuka diskusi,
membacakan riwayat kehidupan panelis,
mempersilakan panelis untuk berbicara,
mengatur dan memimpin jalannya diskusi,
membacakan kesimpulan diskusi.

Tugas-tugas Penyanggah:

menyanggah usulan dari tim affirmatif,


menyanggah pembicaraan panelis,
meneliti kata-kata dalam makalah,
melakukan pembuktian dan menentukan nilai banding,
menyanggah hal-hal yang dianggap penting.

Sarasehan >< simposium


Menilik dari kegiatan yang dilakukan, sarasehan bukanlah simposium. Sarasehan adalah pertemuan
non-formal, biasanya untuk membahas suatu isu yang penting tetapi poin-poin agendanya belum
jelas. Simposium dapat dikatakan sebagai suatu seminar besar, bersifat resmi. Simposium juga dapat
berarti "pesta". Kembangraps (bicara) 16:38, 7 Maret 2010 (UTC)

Diskusi
Sedang ada Konferensi "Together for the Gospel" pada Bulan April 2006

siswa SMP sedang berdikusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya
komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang
akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang
awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya
akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

Macam- macam Diskusi


1. Seminar

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 81
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal.

2. Sarasehan/Simposium

Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu
hal/masalah dalam bidang tertentu.

3. Lokakarya/Sanggar Kerja

Pertemuan yang membahas suatu karya.

4. Santiaji

Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan


kegiatan.

5. Muktamar

Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama.

6. Konferensi

Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

7. Diskusi Panel

Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta
diatur oleh seorang moderator.

8. Diskusi Kelompok

Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil.

Perbedaan Seminar, Simposium, Diskusi Panel,


Rapat dan Lokakarya
I. SEMINAR

A. Pengertian

Seminar merupakan suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah
masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh
karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang
merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.

Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun
sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh
sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu penitia

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 82
penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi
menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka
dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan
seminar terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas
permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub pokok bahasan
untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang
ketua komisi (kelompok). Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan
suatu kesimpulan yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.

Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila
para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak dipergunakan untuk
pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai
persoalan sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat
diatasi bila setiap kali ketua sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan
dibicarakan selanjutnya sudah terarah.

B. Penggunaan Seminar

Seminar akan efektif bila:

1. Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.

2. Problema sudah dirumuskan dengan jelas.

3. Para peserta dapat diajak berfikir logis.

4. Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.

5. Problema akan dipecahkan secara menyeluruh.

6. Pimpmnan sidang cukup terampil dalam mcnggunakan metode ini.

7. Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam
berpendapat.

C. Kelebihan dan kelemahan :

a. Kelebihan :

1. Membangkitkan pemikiran yang logis.

2. Mendorong pada analisa menyeluruh.

3. Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.

4. Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.

5. Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.

b. Kelemahan :

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 83
1. Membutuhkan banyak waktu.

2. Memerlukan pimpinan yang terampil.

3. Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.

4. Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih dahulu.

5. Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.

II. SIMPOSIUM

A. Pengertian

Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin.
Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek
pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas
beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai
sudut pandangan.

Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran
banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator
hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan,
sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama
dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap
perlu saja.

B. Penggunaan Simposium

Simposium dapat digunakan :

1. Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.

2. Jika kelompok peserta besar.

3. Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.

4. Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).

C. Kelebihan dan Kelemahan :

a. Kelebihan :

1. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.

2. Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.

3. Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih
menarik.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 84
4. Dapat direncanakan jauh sebelumnya.

b. Kelemahan :

1. Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.

2. Kurang interaksi kelompok.

3. Menekankan pokok pembicaraan.

4. Agak terasa formal.

5. Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.

6. Sulit mengadakan kontnol waktu.

7. Secara umum membatasi pendapat pembicara.

8. Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.

9. Cenderung dipakai secara berlebihan.

III. DISKUSI PANEL

B. Pengertian

Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan
para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh
seorang moderator.

Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan
mereka. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu
besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak
boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara
berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif.

Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan
persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah
orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan
dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang
dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi
panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat
itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh.
Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses
pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk
kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel,
pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan.

C. PENGGUNAAN PANEL

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 85
Anda dapat menggunakan panel kalau :

1. Ingin mengemukakan pandapat yang berbeda-beda.

2. Ingin memberi stimulus para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan.

3. Ada panelis yang memenuhi syarat.

4. Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.

5. Ingin mengajak pendengar melihat ke dalam tetapi tidak menginginkan tanggapan secara
verbal.

6. Ada moderator yang cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.

D. Kelebihan dan Kelemahan :

a. Kelemahan :

1. Membangkitkan pikiran.

2. Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.

3. Mendorong ke analisis lebih lanjut.

4. Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan
orang lain.

b. Kelebihan :

1. Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.

2. Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.

3. Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.

4. Cenderung menjadi serial pidato pendek.

5. Membutuhkan persiapan yang cukup masak.

IV. RAPAT

A. Pengertian

Apa yang dimaksud dengan Rapat ?

1. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka,
yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah.

2. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok.

3. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan keputusan secara musyawarah
untuk mufakat.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 86
4. Rapat merupakan pertemuan antara para anggota di lingkungan kantor/ perusahaan/

organisasi sendiri untuk membicarakan, merundingkan suatu masalah yang menyangkut

kepentingan bersama.

Rapat merupakan alat/media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka dan sangat penting,
diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan
mufakat melalui musyawarah untuk pengambilan keputusan. Jadi rapat merupakan bentuk
komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk membicarakan dan memecahkan
permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan
berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan.

Walaupun rapat merupakan aktivitas yang sangat penting, namun sering kita temukan beberapa
permasalahan dalam rapat, dimana kita sering mendengar adanya keluhan dari pengawai,Apa sih,
gunanya rapat?. Artinya adanya keterpaksaan anggota organisasi untuk mengikuti rapat karena
rapat dianggap tidak perlu, membuang-buang waktu.

Hal ini terjadi karena pengelolaan rapat yang kurang tepat antara lain:

1. Para anggota organisasi terlalu sering diminta mengikuti rapat tanpa dipertimbangkan, siapa yang
sebenarnya dan seharusnya terlibat dalam rapat.

2. Rapat hanya dijadikan alat pembenaran ide atau kehendak pimpinan.

3. Hasil rapat tidak pernah ditindak-lanjuti atau hanya berhenti pada tataran ide saja, tanpa pernah
diusahakan untuk direalisasikan

V. Lokakarya (Inggris: workshop)

Adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah
tertentu dan mencari solusinya.

a Pengertian Diskusi Kelompok


Menurut Subroto (2002:179), dinyatakan bahwa diskusi kelompok adalah suatu percakapan ilmiah
oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat suatu
masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban atau kebenaran atas suatu
masalah. Hal serupa sesuai dengan apa yang disampaikan Romlan (Dalam Nilawati, 1997:7)
dinyatakan bahwa diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang
atau lebih untuk memecahkan masalah dan memperjelas suatu persoalan. Jadi diskusi kelompok
adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, melalui proses bertukar pikiran
dan argumentasi kearah pemecahan masalah secara bersama-sama. Proses diskusi kelompok ini
dapat dilakukan melalui forum diskusi diikuti oleh semua siswa di dalam kelas dapat pula dibentuk
kelompok-kelompok lebih kecil. Yang perlu diperhatikan ialah para siswa dapat melibatkan dirinya
untuk ikut berpartisipasi secara aktif di dalam forum diskusi kelompok, jadi metode diskusi kelompok
adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana seorang guru memberi kesempatan kepada
siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan percakapan guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas masalah.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 87
b Relepansi Diskusi Kelompok
Teknik metode diskusi kelompok sebagai proses belajar mengajar lebih cocok dilakukan jika guru
memiliki tujuan antara lain : 1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada atau yang dimiliki
oleh para siswa; 2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan pendapatnya
masing-masing; 3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang tujuan yang telah dirumuskan
telah tercapai; 4) Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang
dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah dan 5) Mengembangkan
motivasi untuk belajar lebih lanjut.
c Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi Kelompok
Untuk dapat mengoperasikan metode diskusi kelompok ini ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan bagi guru antar lain : 1) Guru menggunakan masalah yang ada didiskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya, hal terpenting adalah
permasalahan yang dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap siswa, 2)
Para siswa berdiskusi di dalam kelompok dan setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi secara
aktif, 3) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, hasil-hasil yang dilaporkan itu ditanggapi oleh
semua siswa (kelompok lain), 4) Akhir diskusi para siswa mencatat hasil-hasil diskusinya dan guru
mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.
d Keuntungan Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu pengalaman belajar yang diterapkan di semua bidang studi
dalam batasan-batasan tertentu, pengalaman diskusi kelompok memberikan keuntungan bagi para
siswa sebagai berikut : 1) siswa dapat berbagi berbagai informasi dalam menjalani gagasan baru atau
memecahkan masalah, 2) dapat meningkatkan pemahaman atas masalah-masalah penting, 3) dapat
mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi, 4) dapat meningkatkan ketertiban
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dan 5) dapat membina semangat kerjasama dan
bertanggung jawab.
e Kelemahan-kelemahan Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan dalam arti
tidak tercapai tujuan yang diinginkan. Wardani (Dalam Puger, 1997 : 9) dinyatakan bahwa
kelemahan-kelemahan dalam diskusi kelompok antara lain : 1) diskusi kelompok memerlukan waktu
yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa, 2) dapat memboroskan waktu terutama bila
terjadi hal-hal yang negatif seperti pengarahan yang kurang tepat, 3) anggota yang kurang agresif
(pendiam, pemalu) sering tidak mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-
idenya sehingga terjadi frustasi atau penarikan diri dan 4) adakala hanya didominasi oleh orang-

orang tertentu saja. Debat


Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan
maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal,
debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang
menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan
hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.

Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan
debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 88
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan
universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas
dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan.
Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang
dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan
pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.

Diskusi dan Macamnya


Diskusi ditinjau dari tujuannya dibedakan menjadi : (1). The Social Problem Meeting, merupakan
metode pembelajaran dengan tujuan berbincang-bincang menyelesaikan masalah sosial di
lingkungan; (2). The Open ended Meeting, berbincang bincang mengenai masalah apa saja yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana kita berada; (3). The Educational Diagnosis
Meeting, berbincang-bincang mengenai tugas/pelajaran untuk saling mengoreksi pemahaman agar
lebih baik.

Ditinjau dari Bentuknya, dibedakan menjadi :

1. Whole Group, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,paripurna dsb.)

2. Buz Group, merupakan diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.

3. Panel, merupakan diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang mendiskusikan objek tertentu dengan
cara duduk melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Jika dalam diskusi tersebut melibatkan
partisipasi audience/pengunjung disebut panel forum.

4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas yang
berbeda.

5. Brainstorming, merupakan diskusi iuran pendapat, yakni kelompok menyumbangkan ide baru
tanpa dinilai, dikritik, dianalisis yang dilaksanakan

dengan cepat (waktu pendek).

6. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas berbagai aspek
dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini

sering menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang penyaji. Setiap penyaji menyajikan
karyanya dalam waktu 5-20 menit diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari audience/peserta.
Bahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia sebagai hasil simposium. Jika simposium
melibatkan partisipasi aktif pengunjung disebut simposium forum. 7. Colloqium, strategi diskusi yang
dilakukan dengan melibatkan satu atau beberapa nara sumber (manusia sumber) yang berusaha
menjawab pertanyaan dari audience. Audience menginterview nara sumber selanjutnya diteruskan
dengan mengundang pertanyaan dari peserta (audience) lain Topik dalam diskusi ini adalah topik
baru sehingga tujuan utama dari diskusi ini adalah ingin memperoleh informasi dari tangan pertama.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 89
8. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro
dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan

tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya
tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara sistematis disebut diskusi
informal. Adapun langkah dalam diskusi informal adalah : (1). menyampaikan problema; (2).
pengumpulan data; (3). alternatif penyelesaian; (4). memlilih cara penyelesaian yang terbaik.

9. Fish Bowl, merupakan diskuasi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua
mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan. Diskusi model ini biasanya diatur dengan tempat
duduk melingkar dengan 2 atau 3 kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar
duduk mengelilingi kelompok diskusi sehingga seolah-olah peserta melihat ikan dalam mangkok.

10. Seminar, merupakan kegiatan diskusi yang banyak dilakukan dalam pembelajaran. Seminar pada
umumnya merupakan pertemuan untuk

membahas masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui diskusi dan pengkajian untuk
mendapatkan suatu konsensus/keputusan

bersama. Masalah yang dibahas pada umumnya terbatas dan spesifik/tertentu, bersifat ilmiah dan
subject approach.

11. Lokakarya/widya karya, merupakan pengkajian masalah tertentu melalui pertemuan dengan
penyajian prasaran dan tanggapan serta diskusi secara teknis mendalam. Dalam diskusi ini bila perlu
diikuti dengan demonstrasi/peragaan masalah tersebut. Peserta lokakarya pada umumnya

para ahli. Tujuannya mendapatkan konsensus/keputusuan bersama mengenai masalah tersebut.


Telaahnya : Subject matter approach.

Kata Kunci: diskusi, lokakarya, widya karya, Seminar, Fish Bowl, Informal Debate, Simposium,
Brainstorming, Syndicate Group, Panel, Buz GrouP

Diskusi Focus Group Discussion


Focus Group Discussion merupakan salah satu metode yang bisa anda gunakan untuk melakukan
riset pemasaran selain survey dan kuisioner. Orang Indonesia menyebutnya Diskusi Kelompok
Terarah.

Seperti yang anda lihat dari namanya, Focus Group Discussion atau FGD adalah media bagi
sekelompok orang untuk mendiskusikan satu topik tertentu secara lebih mendalam.

Biasanya Diskusi Kelompok Terarah ini mencakup 7 9 orang peserta (ada yang mengatakan 9 12
orang peserta) yang tertarik pada satu topik atau program tertentu. Di dalamnya terdapat seorang
moderator yang akan memandu peserta untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan sesuai dengan
topik yang dibicarakan.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 90
Tapi yang perlu anda ketahui, Diskusi Kelompok Terarah berbeda dengan diskusi kelompok informal
karena pembicaraan dalam diskusi kelompok terarah dipandu oleh moderator. Pertanyaan dan
pembicaraan yang berlangsung harus anda tulis dengan cermat.

Artinya, di dalam Diskusi Kelompok Terarah harus tersedia buku catatan dan atau tape recorder yang
anda gunakan untuk membuat semacam deskripsi dan analisa setelah diskusi berakhir. Sudah ada
pandangan mengenai FGD sekarang? Ok, mari kita bahas kelebihan dan kelemahannya.

Keuntungan Diskusi Kelompok Terarah

1. Biaya relatif murah.


2. Waktu yang digunakan cukup singkat.
3. Moderator relatif dapat dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan pelatihan pendek dan
mengujicobakan menjalankan diskusi.
4. Dapat digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan dan penilaian dari sebuah kelompok.
5. Perhatian yang penting dan mungkin tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari, melalui
diskusi kelompok ini dapat dimunculkan.

Kelemahan Diskusi Kelompok Terarah

1. Peserta seringkali tidak mewakili seluruh kelompok sasaran.


2. Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk dikendalikan.
3. Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi oleh pandangan atau pendekatan dari
moderator.
4. Tidak mempunyai data statistik.

Meskipun Diskusi Kelompok Terarah mempunyai beberapa kelemahan, tapi anda dapat
mengeliminer kelemahan tersebut dengan melakukan 2 hal.
Pertama, proses diskusi kelompok terarah ini sangat tergantung pada moderator untuk memandu
proses diskusi dan menganalisa hasilnya. Kelemahan-kelemahan pada Focus Group Discussion dapat
anda atasi jika sebelumnya sang moderator secara hati-hati menyusun pertanyaan panduan diskusi,
melakukan ujicoba pertanyaan dan secara seksama mencatat atau merekam pernyataan serta reaksi
yang muncul selama proses diskusi.

Kedua, seleksi dan mengumpulkan peserta memang bisa jadi dapat menyulitkan anda. Solusinya,
anda harus mempersiapkan dan menyebarkan undangan secara hati hati agar diskusi hanya diikuti
oleh orang orang yang benar-benar dapat berdiskusi bersama sama. Hal itu juga untuk
menghindari datangnya orang orang yang tidak diharapkan hadir datang dan membuat suasana
diskusi terganggu.

Yang jelas, anda dapat memakai FGD pada saat :

1. Mengumpulkan data untuk memahami apa saja kebutuhan konsumen yang akan anda
pecahkan melalui produk anda sebelum anda membuat sebuah produk inovatif atau produk
kreatif . Termasuk jika jenis usaha anda adalah usaha jasa.
2. Melakukan ujicoba program pemasaran atau produk baru. Anda dapat menggali tanggapan
dan pendapat konsumen terhadap materi iklan atau produk anda yang baru.
3. Melakukan evaluasi terhadap strategi pemasaran untuk mengevaluasi pelaksanaan dan efek
dari program pemasaran anda tersebut.
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 91
Definisi Moderator :
Adalah seseorang yang bertugas untuk memoderasi dan mengawasi jalannya
diskusi yang menjadi tanggung jawabnya dengan Tujuan utamanya adalah agar
diskusi dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan topiknya serta
berlangsung secara kondusif.
Tugas dan Tanggung Jawab Moderator :
1. Mengawal dan Mengawasi jalannya diskusi yang menjadi tanggung jawabnya
agar berjalan sesuai dengan topiknya.

2. Seorang Moderator hanya menjadi Moderator di diskusi yang menjadi


tanggung jawabnya saja

3. Moderator harus dapat menciptakan ide atau topik baru agar diskusi menjadi
lebih hidup dan dinamis.

4. Memberi penjelasan dan bimbingan terhadap peserta agar mau suasana


tenang namun tidak tegang

5. Memberi peringatan kepada peserta apabila terjadi kegaduhan yang tidak


perlu

6. Melakukan tindakan agar diskusi bisa lebih fokus dan kondusif

7. Memberikan peringatan kepada member yang dianggap menyalahi peraturan


dan atau dianggap mengganggu,

8. Menjalankan tugas dan tanggung jawab nya sesuai dengan Peraturan

9. Tugas moderator adalah mengendalikan jalannya diskusi,

C. Membandingkan Karakteristik Novel


Angkatan 20-30-an
Standar Kompetensi
15. Memahami novel dari berbagai angkatan
Kompetensi Dasar
15.2 Membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30an

Sejarah sastra Indonesia mencatat bahwa pada kurun waktu 1920-1930 telah dihasilkan
novel-novel yang menjadi tonggak sejarah sastra Indonesia. Para pakar sastra menggolongkan novel
angkatan 20-30an sebagai novel tradisi Balai Pustaka. Disebut novel tradisi Balai Pustaka karena
novel-novel itu merupakan kelanjutan dari karya-karya sastra terbitan Balai Pustaka.
Sedang angkatan tahun 1920 sendiri lebih dikenal sebagai Angkatan Siti Nurbaya, karena
ditandai dengan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli yang sangat terkenal.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 92
Karakteristik atau ciri khas dari sebuah karya sastra sangat dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi kehidupan masyarakat pada waktu itu. Kalian tentu tahu bahwa pada tahun 20-30an Indonesia
masih dalam cengkeraman pemerintah kolonial Belanda. Penindasan kaum kolonial telah
memposisikan manusia Indonesia waktu itu sebagai budak dan memunculkan feodalisme.
Kondisi masyarakat memunculkan dua kelompok masyarakat yaitu kelompok orang
kaya/saudagar kaya dengan kelompok rakyat miskin. Perbedaan seperti memicu munculnya banyak
kisah sebagai ciri karya prosa tahun 20-30an.
Berikut contoh perbandingan dua buah novel angkatan 20-30an

Periodisasi
Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

lisan
tulisan

Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:

Angkatan Pujangga Lama


Angkatan Sastra Melayu Lama
Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Pujangga Baru
Angkatan 1945
Angkatan 1950 - 1960-an
Angkatan 1966 - 1970-an
Angkatan 1980 - 1990-an
Angkatan Reformasi
Angkatan 2000-an

Pujangga Lama

Salah satu halaman Hikayat Abdullah

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan
sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan
hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi
sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 93
muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah
Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari
istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling
terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-
Raniri.[1]

Karya Sastra Pujangga Lama

Sejarah

Sejarah Melayu (Malay Annals)

Hikayat

Hikayat Abdullah
Hikayat Kalila dan Damina
Hikayat Aceh
Hikayat Masydulhak
Hikayat Amir Hamzah
Hikayat Pandawa Jaya
Hikayat Andaken Penurat
Hikayat Pandja Tanderan
Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Putri Djohar Manikam
Hikayat Djahidin
Hikayat Sri Rama
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Tjendera Hasan
Hikayat Iskandar Zulkarnain
Tsahibul Hikayat
Hikayat Kadirun

Syair

Syair Bidasari
Syair Ken Tambuhan
Syair Raja Mambang Jauhari
Syair Raja Siak

Kitab agama

Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri


Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri

Sastra Melayu Lama


Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang
dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah
Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang
terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 94
Karya Sastra Melayu Lama

Robinson Crusoe (terjemahan)


Lawan-lawan Merah
Mengelilingi Bumi dalam 80 hari
(terjemahan)
Nona Leonie
Graaf de Monte Cristo
Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
(terjemahan)
Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
Kapten Flamberger (terjemahan)
Cerita Rossina
Rocambole (terjemahan)
Nyai Isah oleh F. Wiggers
Nyai Dasima oleh G. Francis
Drama Raden Bei Surioretno
(Indo)
Syair Java Bank Dirampok
Bunga Rampai oleh A.F van
Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
Dewall
Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
Kisah Perjalanan Nakhoda
Tambahsia
Bontekoe
Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
Kisah Pelayaran ke Pulau
Nyai Permana
Kalimantan
Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti
Kisah Pelayaran ke Makassar dan
(indo)
lain-lainnya
dan masih ada sekitar 3000 judul karya
Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R
sastra Melayu-Lama lainnya
Kommer (Indo)
Cerita Nyi Paina
Cerita Nyai Sarikem
Cerita Nyonya Kong Hong Nio

Angkatan Balai Pustaka

Abdul Muis sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920,
yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama)
dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam
khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.

Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan
liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian
(cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 95
bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah
terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.

Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak
karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang,
dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel
Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]

Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting.
Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang
membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-teman inilah yang banyak diikuti oleh
penulis-penulis lainnya pada masa itu.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:

Merari Siregar

Azab dan Sengsara (1920)


Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
Cinta dan Hawa Nafsu

Marah Roesli

Siti Nurbaya (1922)


La Hami (1924)
Anak dan Kemenakan (1956)

Muhammad Yamin

Tanah Air (1922)


Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
Ken Arok dan Ken Dedes (1934)

Nur Sutan Iskandar

Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)


Cinta yang Membawa Maut (1926)
Salah Pilih (1928)
Karena Mentua (1932)
Tuba Dibalas dengan Susu (1933)
Hulubalang Raja (1934)
Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)

Tulis Sutan Sati

Tak Disangka (1923)


Sengsara Membawa Nikmat (1928)
Tak Membalas Guna (1932)

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 96
Memutuskan Pertalian (1932)

Djamaluddin Adinegoro

Darah Muda (1927)


Asmara Jaya (1928)

Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati

Pertemuan (1927)

Abdul Muis

Salah Asuhan (1928)


Pertemuan Djodoh (1933)

Aman Datuk Madjoindo

Menebus Dosa (1932)


Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)

Pujangga Baru

Sutan Takdir Alisjahbana pelopor Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai
Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra
yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah
sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.

Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir
Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman
Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya
Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra
Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der
Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.

Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 97
1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir
Hamzah
2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir
Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

Sutan Takdir Alisjahbana


o Dian Tak Kunjung Padam (1932)
o Tebaran Mega - kumpulan sajak
(1935)
o Layar Terkembang (1936)
o Anak Perawan di Sarang Roestam Effendi
Penyamun (1940) o Bebasari: toneel dalam 3
pertundjukan
Hamka o Pertjikan Permenungan
o Di Bawah Lindungan Ka'bah
(1938) Sariamin Ismail
o Tenggelamnya Kapal Van der o Kalau Tak Untung (1933)
Wijck (1939) o Pengaruh Keadaan (1937)
o Tuan Direktur (1950)
o Didalam Lembah Kehidoepan Anak Agung Pandji Tisna
(1940) o Ni Rawit Ceti Penjual Orang
(1935)
Armijn Pane o Sukreni Gadis Bali (1936)
o Belenggu (1940) o I Swasta Setahun di
o Jiwa Berjiwa Bedahulu (1938)
o Gamelan Djiwa - kumpulan sajak
(1960) J.E.Tatengkeng
o Djinak-djinak Merpati - o Rindoe Dendam (1934)
sandiwara (1950)
o Kisah Antara Manusia - Fatimah Hasan Delais
kumpulan cerpen (1953) o Kehilangan Mestika (1935)

Sanusi Pane Said Daeng Muntu


o Pancaran Cinta (1926) o Pembalasan
o Puspa Mega (1927) o Karena Kerendahan Boedi
o Madah Kelana (1931) (1941)
o Sandhyakala Ning Majapahit
(1933) Karim Halim
o Kertajaya (1932) o Palawija (1944)

Tengku Amir Hamzah


o Nyanyi Sunyi (1937)
o Begawat Gita (1933)
o Setanggi Timur (1939)

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 98
Angkatan 1945

Chairil Anwar pelopor Angkatan 1945

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan


Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga
baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang
perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan
angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang".
Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam
kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave
Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa
Indonesia.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945

Chairil Anwar
o Kerikil Tajam (1949)
o Deru Campur Debu (1949)

Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar


o Tiga Menguak Takdir (1950)

Idrus
o Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
o Aki (1949)
o Perempuan dan Kebangsaan

Achdiat K. Mihardja
o Atheis (1949)

Trisno Sumardjo
o Katahati dan Perbuatan (1952)

Utuy Tatang Sontani


o Suling (drama) (1948)
o Tambera (1949)
o Awal dan Mira - drama satu babak (1962)

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 99
Suman Hs.
o Kasih Ta' Terlarai (1961)
o Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
o Pertjobaan Setia (1940)

Angkatan 1950 - 1960-an

Pramoedya Ananta Toer novelis generasi 1950-1960

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri
angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi.
Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya,
Sastra.

Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam
Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah
perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia
pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk
kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an

Pramoedya Ananta Toer Toto Sudarto Bachtiar


o Kranji dan Bekasi Jatuh (1947) o Etsa sajak-sajak (1956)
o Bukan Pasar Malam (1951) o Suara - kumpulan sajak
o Di Tepi Kali Bekasi (1951) 1950-1955 (1958)
o Keluarga Gerilya (1951)
o Mereka yang Dilumpuhkan Ramadhan K.H
(1951) o Priangan si Jelita (1956)
o Perburuan (1950)
o Cerita dari Blora (1952) W.S. Rendra
o Gadis Pantai (1965) o Balada Orang-orang
Tercinta (1957)
Nh. Dini o Empat Kumpulan Sajak
o Dua Dunia (1950) (1961)
o Hati jang Damai (1960) o Ia Sudah Bertualang (1963)

Sitor Situmorang Subagio Sastrowardojo


o Dalam Sadjak (1950) o Simphoni (1957)
o Djalan Mutiara: kumpulan tiga

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 100
sandiwara (1954) Nugroho Notosusanto
o Pertempuran dan Saldju di Paris o Hujan Kepagian (1958)
(1956) o Rasa Sajang (1961)
o Surat Kertas Hidjau: kumpulan o Tiga Kota (1959)
sadjak (1953)
o Wadjah Tak Bernama: kumpulan Trisnojuwono
sadjak (1955) o Angin Laut (1958)
o Dimedan Perang (1962)
Mochtar Lubis o Laki-laki dan Mesiu (1951)
o Tak Ada Esok (1950)
o Jalan Tak Ada Ujung (1952) Toha Mochtar
o Tanah Gersang (1964) o Pulang (1958)
o Si Djamal (1964) o Gugurnya Komandan
Gerilya (1962)
Marius Ramis Dayoh o Daerah Tak Bertuan (1963)
o Putra Budiman (1951)
o Pahlawan Minahasa (1957) Purnawan Tjondronagaro
o Mendarat Kembali (1962)
Ajip Rosidi
o Tahun-tahun Kematian (1955) Bokor Hutasuhut
o Ditengah Keluarga (1956) o Datang Malam (1963)
o Sebuah Rumah Buat Hari Tua
(1957)
o Cari Muatan (1959)
o Pertemuan Kembali (1961)

Ali Akbar Navis


o Robohnya Surau Kami - 8 cerita
pendek pilihan (1955)
o Bianglala - kumpulan cerita
pendek (1963)
o Hujan Panas (1964)
o Kemarau (1967)

Angkatan 1966 - 1970-an

Taufik Ismail sastrawan Angkatan 1966

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3]
Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 101
angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra
beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat
banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada
angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye,
Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi
Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B.
Jassin.

Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta,
Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma,
Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi
yang lainnya.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966

Taufik Ismail
Djamil Suherman
o Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
o Perjalanan ke Akhirat (1962)
o Tirani dan Benteng
o Manifestasi (1963)
o Buku Tamu Musim Perjuangan
o Sajak Ladang Jagung
Titis Basino
o Kenalkan
o Dia, Hotel, Surat Keputusan
o Saya Hewan
(1963)
o Puisi-puisi Langit
o Lesbian (1976)
o Bukan Rumahku (1976)
Sutardji Calzoum Bachri
o Pelabuhan Hati (1978)
o O
o Pelabuhan Hati (1978)
o Amuk
o Kapak
Leon Agusta
o Monumen Safari (1966)
Abdul Hadi WM
o Catatan Putih (1975)
o Meditasi (1976)
o Di Bawah Bayangan Sang
o Potret Panjang Seorang
Kekasih (1978)
Pengunjung Pantai Sanur (1975)
o Hukla (1979)
o Tergantung Pada Angin (1977)

Iwan Simatupang
Sapardi Djoko Damono
o Ziarah (1968)
o Dukamu Abadi (1969)
o Kering (1972)
o Mata Pisau (1974)
o Merahnya Merah (1968)
o Keong (1975)
Goenawan Mohamad
o RT Nol/RW Nol
o Parikesit (1969)
o Tegak Lurus Dengan Langit
o Interlude (1971)
M.A Salmoen
o Potret Seorang Penyair Muda
o Masa Bergolak (1968)
Sebagai Si Malin Kundang
(1972)
Parakitri Tahi Simbolon
o Seks, Sastra, dan Kita (1980)
o Ibu (1969)

Umar Kayam
Chairul Harun
o Seribu Kunang-kunang di

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 102
Manhattan o Warisan (1979)
o Sri Sumarah dan Bawuk
o Lebaran di Karet Kuntowijoyo
o Pada Suatu Saat di Bandar o Khotbah di Atas Bukit
Sangging (1976)
o Kelir Tanpa Batas
o Para Priyayi M. Balfas
o Jalan Menikung o Lingkaran-lingkaran Retak
Danarto (1978)
o Godlob
o Adam Makrifat Mahbub Djunaidi
o Berhala o Dari Hari ke Hari (1975)
Nasjah Djamin
o Hilanglah si Anak Hilang (1963) Wildan Yatim
o Gairah untuk Hidup dan untuk o Pergolakan (1974)
Mati (1968)
Harijadi S. Hartowardojo
Putu Wijaya o Perjanjian dengan Maut
o Bila Malam Bertambah Malam (1976)
(1971)
o Telegram (1973) Ismail Marahimin
o Stasiun (1977) o Dan Perang Pun Usai (1979)
o Pabrik
o Gres Wisran Hadi
o Bom o Empat Orang Melayu
o Jalan Lurus

Angkatan 1980 - 1990an

Hilman Hariwijaya penulis cerita remaja pada dekade 1980 dan 1990

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya
roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga
T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan
penerbitan umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah:
Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 103
Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman
Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.

Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada
dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko,
La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol
pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh
utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi
romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel
mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih
dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk
menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu
mengalahkan peran antagonisnya.

Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran
pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan
serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar
baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.

Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang
dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de
Fretes, dan Oka Rusmini.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 - 1990an

Ahmadun Yosi Herfanda


o Ladang Hijau (1980)
o Sajak Penari (1990)
o Sebelum Tertawa Dilarang (1997)
o Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)
o Sembahyang Rumputan (1997)

Y.B Mangunwijaya
o Burung-burung Manyar (1981)

Darman Moenir
o Bako (1983)
o Dendang (1988)

Budi Darma
o Olenka (1983)
o Rafilus (1988)

Sindhunata
o Anak Bajang Menggiring Angin (1984)

Arswendo Atmowiloto

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 104
o Canting (1986)

Hilman Hariwijaya
o Lupus - 28 novel (1986-2007)
o Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)
o Olga Sepatu Roda (1992)
o Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)

Dorothea Rosa Herliany


o Nyanyian Gaduh (1987)
o Matahari yang Mengalir (1990)
o Kepompong Sunyi (1993)
o Nikah Ilalang (1995)
o Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)

Gustaf Rizal
o Segi Empat Patah Sisi (1990)
o Segi Tiga Lepas Kaki (1991)
o Ben (1992)
o Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)

Remy Sylado
o Ca Bau Kan (1999)
o Kerudung Merah Kirmizi (2002)

Afrizal Malna
o Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)
o Yang Berdiam Dalam Mikropon (1990)
o Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)
o Dinamika Budaya dan Politik (1991)
o Arsitektur Hujan (1995)
o Pistol Perdamaian (1996)
o Kalung dari Teman (1998)

Angkatan Reformasi
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH
Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang
"Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-
karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar
reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik
sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan
penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.

Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada
akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang
dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi,
cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema
sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 105
Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut
meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi

Widji Thukul
o Puisi Pelo
o Darman

Angkatan 2000-an

Andrea Hirata salah satu novelis tersukses pada dekade pertama abad ke-21

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak
berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun
2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000". Sebuah buku tebal
tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002.
Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke
dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti
Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada
akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000

Ahmad Fuadi
o Negeri 5 Menara (2009)
o Ranah 3 Warna (2011)

Andrea Hirata
o Laskar Pelangi (2005)
o Sang Pemimpi (2006)
o Edensor (2007)
o Maryamah Karpov (2008)
o Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas (2010)

Ayu Utami
o Saman (1998)
o Larung (2001)

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 106
Dewi Lestari
o Supernova 1: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (2001)
o Supernova 2.1: Akar (2002)
o Supernova 2.2: Petir (2004)

Dahta Gautama
o Ular Kuning (2011)
o Silsilah Keluarga Kutukan (2012)

Habiburrahman El Shirazy
o Ayat-Ayat Cinta (2004)
o Diatas Sajadah Cinta (2004)
o Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
o Pudarnya Pesona Cleopatra (2005)
o Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
o Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
o Dalam Mihrab Cinta (2007)

Herlinatiens
o Garis Tepi Seorang Lesbian (2003)
o Dejavu, Sayap yang Pecah (2004)
o Jilbab Britney Spears (2004)
o Sajak Cinta Yang Pertama (2005)
o Malam Untuk Soe Hok Gie (2005)
o Rebonding (2005)
o Broken Heart, Psikopop Teen Guide (2005)
o Koella, Bersamamu dan Terluka (2006)
o Sebuah Cinta yang Menangis (2006)

Raudal Tanjung Banua


o Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
o Ziarah bagi yang Hidup (2004)
o Parang Tak Berulu (2005)
o Gugusan Mata Ibu (2005)

Seno Gumira Ajidarma


o Atas Nama Malam
o Sepotong Senja untuk Pacarku
o Biola Tak Berdawai

Tosa
o Lukisan Jiwa (puisi) (2009)
o Melan Conis (2009)

D. Menulis Naskah Drama Berdasarkan


Peristiwa Nyata
Standar Kompetensi
16. Menulis naskah drama
Bahan Pembelajaran
Kompetensirujukan
Dasar bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd.
16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa Page 107
Pada pembelajaran sebelumnya, kalian telah berlatih menulis naskah drama dengan
memanfaatkan cerpen sebagai bahan cerita. Kalian tinggal mengubah dari narasi pada cerpen menjadi
dialog-dialog pada naskah drama dan menambahkan penanda ekspresi pada dialog. Tidak jauh
berbeda dengan kegiatan tersebut, pada pembelajaran ini kalian diajak berlatih menulis naskah drama
dengan ide cerita dari peristiwa yang pernah kalian lihat maupun peristiwa yang pernah kalian alami
sendiri. Misalnya, kalian pernah melihat sebuah kejadian dua orang teman kalian berselisih pendapat
pada saat akan diadakan kegiatan sekolah, atau kalian pernah melihat kesedihan yang melanda sebuah
keluarga yang rumahnya ditertibkan oleh petugas, keluarga itu kemudian tinggal di tenda-tenda
darurat atau emperan toko.
Yang perlu kalian perhatikan adalah kejelian dalam melihat dan memilih sebuah peristiwa
yang layak dan pasti akan menarik jika dituangkan ke dalam naskah drama untuk dimainkan. Selain
itu, naskah juga harus lengkap dengan deskripsi tata panggung, penanda ekspresi bagi pelaku, ditulis
dengan bahasa yang mudah dipahami dan dialog jangan terlalu panjang.

Tulislah sebuah naskah drama satu babak dari sebuah peristiwa atau kejadian yang
kalian lihat atau kalian alami sendiri lengkap dengan penggambaran tata panggung dan petunjuk
ekspresi bagi pelaku!.

Kamu pasti pernah menonton sebuah film atau sinetron, ya?


Nah, apakah kejadian atau peristiwa yang ada dalam sinetron atau film yang kamu
tonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa yang ada dalam dunia nyata?
Pada dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari drama, atau disebut juga drama
modern. Perbedaan antara sinetron/film dan drama hanya pada latar cerita. Latar cerita
sebuah drama adalah pentas/panggung, sedangkan latar cerita sinetron atau film
adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah tiruan kejadian atau peristiwa hidup
manusia yang disajikan/dilakonkan di atas pentas atau di tempat yang senyatanya
dapat dikatakan sebagai sebuah drama.
Selain sinetron dan film, kita juga pernah mengenal istilah sandiwara atau teater yang
juga berhubungan dengan istilah drama. Apakah sandiwara atau teater juga merupakan
bagian dari drama? Baiklah, agar kamu dapat lebih memahami sebuah drama, berikut
ini akan dipaparkan pengertian drama yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-
jenis drama dan unsur-unsur intrinsik yang dapat membangun sebuah drama.
Agar kamu dapat membedakan istilah-istilah yang berhubungan dengan drama,
pahamilah istilah berikut :
Film adalah lakon atau cerita gambar hidup.
Sinetron adalah pertunjukan sandiwara (drama) yang dibuat khusus untuk penayangan
di media elektronik, seperti televisi.
Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau cerita (yang dimainkan oleh orang); drama;
teater; tonil.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 108
Teater adalah seni drama; sandiwara; pementasan drama sebagai sebuah seni atau
profesi; drama.

Pada penjelasan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa sebuah film dan sinetron
pada dasarnya juga merupakan sebuah drama. Sebuah drama merupakan tiruan
kehidupan manusia yang dilakonkan. Nah, berikut ini, akan kita lihat pengertian drama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
1. Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan
dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
2. Cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus
disusun untuk pertunjukan teater.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kejadian pada sebuah drama adalah
gambaran kisah kehidupan manusia yang dipentaskan. Karena drama adalah
penggambaran kehidupan manusia, tentu ada pelibatan konflik yang akan melahirkan
reaksi emosi di dalamnya. Itulah sebabnya mengapa saat kamu menyaksikan adegan
demi adegan dalam drama (film, sinetron), secara tidak sadar perasaanmu juga
terlibat. Jika aktor/aktris yang menjadi tokoh idolamu bersedih, kamu pun ikut
bersedih, bahkan menitikkan air mata. Jika tokoh idolamu senang/gembira, kamu pun
akan gembira. Nah, itulah drama.
Jadi, drama adalah salah satu ragam sastra (prosa) yang berbentuk cerita atau kisah
yang melibatkan konflik atau emosi dalam bentuk dialog dan gerak yang disusun untuk
dipentaskan.
Dalam sebuah pementasan drama terdapat istilah-istilah berikut :
Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau
posisi pemain di atas pentas.
Aktor adalah pria yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dsb.
di panggung, radio, televisi, atau film.
Aktris adalah wanita yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama,
dsb. di panggung, radio, televisi, atau film.

-Jenis-jenis Drama
Jika kamu pernah menonton sinetron atau film, pernahkah kamu
menonton sebuah pertunjukan wayang atau lenong? Nah, sinetron, film,
wayang, dan lenong juga merupakan drama. Sinetron dan film merupakan
jenis drama modern, sedangkan wayang dan lenong merupakan jenis
drama klasik. Agar kamu lebih memahaminya, bacalah pembagian drama
berikut ini
1. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
Drama Baru/Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki
tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern
adalah sinetron, opera, dan film.

Drama Lama/Drama Klasik


Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang
kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi,
kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama tradisional/klasik,
seperti lenong (pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari
Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa
dengan iringan musik gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang
dimainkan seorang dalang, dan randai (tarian yang dibawakan oleh
sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran dan
menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan).
2. Drama menurut kandungan isi ceritanya, yaitu

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 109
Drama Komedi Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik
penuh keceriaan.
Drama Tragedi Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh
kemalangan.
Drama Tragedi Komedi Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada
sedih dan ada lucunya.
Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
Lelucon/Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah
pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk
gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
Tablo Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh
gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
Passie Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius.
Wayang Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang.

-Unsur Intrinsik Drama


Saat kamu menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosimu pun
terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah
drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi konflik pada
masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian
sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk
menghidupkan drama tersebut. Nah, tertarikkah kamu untuk menulis
sebuah naskah drama? Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan
menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang
dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut
juga dengan unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu :

Agar kamu lebih memahami setiap unsur-unsur tersebut, perhatikan


penjelasan berikut.
1. Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa
berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur
cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan)
sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga
unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat
dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.
1.Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan
para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan
masalah yang akan dihadapi penonton.

Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .


2.Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu
pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok.

Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!


Pada kutipan di atas terlihat bahwa drama sudah mulai masuk ke dalam
tahap pertikaian atau konflik. Penggambaran masalah sudah semakin
jelas bahwa Trisno sudah membuat karikatur yang mengejek. Kejadian itu

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 110
berbahaya seperti terlihat pada perkataan Rini pada dialog di atas, yaitu
"Bahaya?".
3.Puncak,
Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan
keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit
ini, berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat
berdebar, penasaran ingin mengetahui penyelesaiannya.
Perhatikan petikan drama berikut ini!

Pada kutipan di atas dapat dilihat bahwa puncak masalah itu adalah
Anton tidak menyetujui tindakan Trisno yang mencoba membelanya.
Anton menganggap Trisno telah menghinanya, seperti terlihat pada
kutipan dialog yang dicetak tebal di atas.
4.Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan
penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan dapat pula
diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong penonton untuk
mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.

Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!


Pada tahap penyelesaian drama ini dapat dilihat bahwa drama ini berakhir
dengan bahagia karena permasalahan karikatur Trisno yang mengejek Pak
Kusno akan diselesaikan oleh salah satu guru, seperti kalimat yang
dicetak tebal pada kutipan di atas.
2. Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita,
umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis).
Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis
kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh
akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat
dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang
digunakan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .

Dari dialog antara Pak Lurah dengan Pak Jagabaya di atas dapat dilihat
bahwa perwatakan atau karakter kedua tokoh tersebut langsung
diceritakan oleh pengarang, seperti gabungan kata yang tercetak tebal
pada teks drama di atas.
3. Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau
dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang
akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh merupakan
ragam lisan yang komunikatif.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!

Disebut dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Nah, kutipan teks drama di atas dapat disebut sebagai dialog karena
diucapkan secara bergantian oleh tokoh yang bernama Yanti dan Asdiarti.
Selain dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog (adegan
sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang
diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan
atau pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat pengarang
tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog (bagian penutup pada

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 111
karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau kesimpulan
pengarang mengenai cerita yang disajikan).
4. Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau
para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau
perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat
diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis
tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor
atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini
biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau
huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara
diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang
menjadi petunjuk laku)
Perhatikan petikan drama berikut!
5. Latar atau setting
Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya,
latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Dari penggalan teks drama di atas dapat diketahui bahwa latar cerita
tersebut adalah di salah satu ruang yang ada di sekolah. Hal ini
ditunjukkan dengan kata-kata tercetak tebal yang menunjukkan bahwa
dialog tersebut dilakukan di sebuah kelas.
6. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema
dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema
drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini
7. Amanat
Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat
merupakan pesan atau nilai-nilai moral yang bermanfaat yang terdapat
dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara langsung
(tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih
lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia
dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan lebih
mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini.
Tema kutipan teks drama di atas adalah tentang persahabatan tiga orang,
yaitu Fani, Gina, dan Hana. Tema dalam sebuah cerita, baik novel, maupun
drama, tidak semua seperti contoh di atas yang langsung diungkapkan
oleh pengarang. Namun, lebih banyak tema sebuah cerita dapat
ditentukan setelah membaca keseluruhan cerita
Pada kutipan di atas, amanat petikan drama tersebut diungkapkan secara
tersurat oleh pengarang, yaitu Kreativitas harus dibangkitkan.

Langkah Menulis Drama


1. Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam penulisan naskah, baik puisi,
prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam
drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema
drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kesedihan.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 112
Kriteria tema yang baik yaitu:
1. Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai
dengan kenyataan.

2. Tidak menyinggung SARA


SARA adalah kependekan dari suku, agama, ras, dan antargolongan. Artinya,
tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau
antargolongan tertentu.

3. Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya


Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan
pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih bukanlah tema
yang tidak bermanfaat.

2. Mendata Satuan Peristiwa


Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah
naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa
dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita akan
mempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama
terdiri atas beberapa adegan. Perhatikan bagan di bawah ini
Pada bagan di atas telihat bahwa sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak
adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan.
Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi
pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.
Nah, kamu pun bisa membuat naskah drama satu babak dengan cara mengidentifikasi
peristiwa yang pernah dialami. Lalu, susunlah menjadi satuan-satuan peristiwa.
Kemudian satuan-satuan peristiwa tersebut disusun menjadi sebuah adegan. Gabungan
adegan-adegan itulah yang dapat membentuk satu babak dalam drama.

3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
1. Saat pertama kali belajar naik sepeda,
2. Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar,
3. Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-
satuan peristiwa tersebut.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh satuan-satuan peristiwa berikut ini!
Peristiwa yang dialami adalah Saat akan menerima berita kelulusan dari Sekolah
Dasar
1. Aku dan teman- teman telah mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional
pada tanggal 12 Mei 2007.
2. Kami tak sabar ingin mengetahui hasil ujian tersebut.
3. Pengumuman hasil ujian tersebut masih lama, kira-kira tanggal 26 Juni 2007.
4. Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-Nya.
5. Hari yang dinantikan itu pun tiba.
6. Pagi itu, 26 Juni 2007, aku terus memohon kepada-Nya agar aku dan teman-
temanku lulus dari SD.
7. Ternyata aku lulus. Semua temanku juga lulus. Senangnya hatiku.
Nah, sekarang satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi kerangka dasar. Setelah
langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah disusun kemudian dikembangkan menjadi sinopsis
atau kerangka naskah yang selanjutnya disusun menjadi naskah drama satu babak.
Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 113
karangan, yaitu :
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan
diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas, dan ringkas kepada
para pembaca.
2. Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di
antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya
mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
3. Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik
dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga
berakhir tragis.
Dari contoh data satuan peristiwa Saat akan menerima berita kelulusan dari Sekolah
Dasar, dapat dikembangkan sinopsis/kerangka seperti berikut ini.
Pada tanggal 12 Mei 2007 lalu aku dan teman-teman mengikuti ujian akhir
sekolah berstandar nasional di SD Negeri 345, Jakarta. Ujian itu berlangsung selama
tujuh hari, dari hari Senin hingga Jumat. Sekarang aku dan teman-teman sedang
menunggu pengumuman kelulusan itu. Kami tak sabar ingin mengetahui hasil ujian
tersebut. Hal ini wajar karena pengumuman hasil ujian tersebut masih lama, kira-kira
tanggal 26 Juni 2007. Meskipun aku dan teman-teman sudah berusaha sebaik mungkin
mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut, tetap saja kami merasa tidak
tenang. Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-Nya. Hingga hari yang
dinantikan itu pun tiba. Pagi itu, 26 Juni 2007, aku terus memohon kepada-Nya agar
aku dan teman-temanku lulus dari SD. Oh, betapa senangnya hatiku karena aku lulus
ujian, juga teman-temanku.
Sinopsis di atas terbagi atas tiga bagian, yaitu pendahuluan pada kalimat yang
tercetak biru, puncak atau klimaks pada kalimat yang tercetak merah, dan
penyelesaian pada kalimat yang tercetak hijau.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan
peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah naskah drama
satu babak.
Berikut ini adalah contoh penggalan naskah drama satu babak yang dibuat berdasarkan
sinopsis/kerangka di atas.

Nah, kamu bisa melanjutkan naskah drama tersebut hingga menjadi naskah drama satu
babak.

Menyunting Naskah Drama


1. Memperbaiki Kesalahan Latar/Setting
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!

Ada beberapa kesalahan pada latar/setting drama pada penggalan teks drama di
atas. Agar kamu lebih memahami kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
latar/setting, bandingkanlah teks drama di atas dengan teks drama yang ada di
halaman berikut yang tidak sesuai dengan latar cerita secara keseluruhan. Latar yang
tidak sesuai tersebut dicetak berwarna merah.
Kesalahan latar/setting pada penggalan teks drama di atas dapat diperbaiki seperti
contoh berikut ini !

2. Memperbaiki Kesalahan Petunjuk Laku

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 114
Perhatikan penggalan teks drama berikut!

Ada beberapa kesalahan pada latar/setting drama pada penggalan teks drama di
atas. Agar kamu lebih memahami kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
latar/setting, bandingkanlah teks drama di atas dengan teks drama yang ada di
halaman berikutnya yang tidak sesuai dengan latar cerita secara keseluruhan. Latar
yang tidak sesuai tersebut dicetak berwarna merah.
Kesalahan petunjuk laku pada penggalan teks drama di atas dapat diperbaiki seperti
contoh berikut ini.

3. Memperbaiki Kesalahan Teknik Penulisan


Dalam menuliskan sebuah naskah drama, teks tersebut perlu dilengkapi dengan hal-hal
yang berhubungan dengan teknik penulisan. Nah, sebelum kamu melihat contoh teks
drama yang ditulis dengan benar, ada beberapa aturan dalam penulisan naskah drama,
yaitu:
Kalimat dalam naskah drama berupa kalimat langsung,
Sebelum petikan langsung diawali dengan penulisan titik dua ( : ),
Keterangan atau cara memerankan atau ekspresi tokoh ditulis di antara tanda kurung
dan ditulis dengan huruf kecil berupa titik atau berawal huruf besar tanpa titik,
Deskripsi tempat dan suasana ditulis seperti kalimat pada umumnya,
Percakapan tokoh ditulis sesudah tanda titik dua ( : ) dan nama pelaku,
Gerak dan laku pelaku ditulis lengkap dalam tanda kurung (...) agar berbeda dengan
dialog, gerak, dan laku ditulis miring, dan
Apabila ada kata yang dihilangkan atau untuk memperpanjang ucapan dapat digunakan
tanda titik tiga kali.
Perhatikan petikan teks drama berikut!

Pelajaran VIII
A. Menerangkan Sifat-Sifat Tokoh dari
Kutipan Novel
Standar Kompetensi
13. Memahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan
kutipan/sinopsis novel.
Kompetensi Dasar
13.2 Menjelaskan alur peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan

Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang membentuk satu kesatuan cerita


yang utuh. Ibarat kata, alur adalah jalannya cerita yang ingin kita tampilkan. Apakah cerita
itu berjalan mulus atau berbelok-belok tergantung dari bentuk alur yang akan kita tampilkan.
Secara umum alur sebuah cerita terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah:
1. Introduce atau tahap memperkenalkan tokoh cerita. Pada tahap ini tokoh-tokoh cerita
mulai kita munculkan terutama tokoh utama.
2. Action. Tahap action ini berisi mulai dimunculkannya konflik awal sebuah cerita.
Yang perlu diingat, usahakan pada tahap ini menimbulkan pembaca penasaran terhadap
Cerpen yang kita buat. Tahap ini akan menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh para
pembaca Cerpen kita. Apabila tahap ini kurang greget, pada umumnya pembaca tidak akan
meneruskan membaca Cerita yang kita suguhkan. Berikut ini adalah contoh dari tahap
introduce yang dilanjutkan dengan action.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 115
Duduk termangu seorang diri dalam sebuah kereta malam yang melaju kencang menuju
Yogyakarta membuat perasaanku hanyut dalam masa silam. Kenangan manis silih berganti
menyulam benakku. Putriku Salma yang baru berusia tiga tahun, tergolek di pangkuan dalam
keletihan.
Sesaat ingatan pada Retno mengoyak pilu hatiku. Kugigit bibirku kuat-kuat menahan tangis.
Badai kesediahan mengalir deras. Anakku yang masih kecil ini tak akan mengerti mengapa
tante No yang sangat menyayanginya dan selalu memberinya hadiah tak akan pernah
berkunjung lagi kerumah.
(Mimpi yang Dibawa Pergi, Dewi Priatni)
Pada penggalan cerpen di atas tampak pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh ceritanya
pada pembaca. Di situ tampak ada tokoh aku dan Retno yang akan menjadi tokoh sentral. Di
samping itu pengarang juga menampilkan tokoh lain yaitu Salma. Yang tidak kalah
pentingnya adalah di awal bagian cerita pengarang sudah mulai memunculkan suatu awal
konflik yang membuat pembaca bertanya-tanya. Apa sebenarnya yang terjadi?; Siapa
sebenarnya Retno dan Aku? Pertanyaan-pertanyaan ini akan membuat pembaca penasaran
dan akan terus membaca cerita sampai selesai.

3. Rising Action. Pada tahap ini mulai dimunculkannya konflik yang memperkuat ketegangan
yang kita suguhkan pada cerita yang dibuat. Tahap ini disebut juga tahap ketegangan atau
perumitan. Untuk dapat menimbulkan ketegangan, kita dapat memperparah konflik utama
yang telah kita tentukan dengan konflik-konflik lain sehingga permasalahan yang dialami
tokoh cerita semakin kompleks. Yang perlu diingat bahwa jangan terlalu banyak konflik-
konflik kecil kita ungkapkan di sini karena keterbatasan jumlah halaman sebuah cerita
pendek.
4. Klimaks atau puncak konflik. Pada klimaks ini pembaca digiring secara emosi untuk
mengikuti peristiwa cerita sampai puncak permasalahan. Ciri sebuah klimaks adalah
munculnya ketegangan pada pembaca untuk segera mengetahui akhir penyelesaian konflik
yang disajikan. Untuk menciptakan sebuah klimaks yang bagus, buatlah klimaks yang tidak
seperti biasanya. Klimaks yang tidak terduga juga merupakan daya tarik tersendiri. Sebuah
cerita yang akhir ceritanya sangat terbuka untuk ditebak oleh pembaca terkadang kurang
diminati. Buatlah pembaca merasa puas setelah membaca cerita kita dari awal sampai akhir.
5. Ending atau penyelesaian. Setalah cerita sampai pada puncaknya, cerita membutuhkan
penyelesaian. Buatlah penyelesaian yang bijaksana. Pada umumnya penyelesaian ini akan
menentukan amanat atau pesan moral yang ingin kita sampaikan pada pembaca cerita kita.
Berikut ini adalah contoh bagian ending sebuah cerpen
Saat kereta melaju kembali ke Jakarta, aku merasa lebih tegar dan tenang. Jiwaku telah
terlepas dari himpitan satu kesedihan yang mendalam karena semuanya telah kupasrahkan
pada Illahi Robbi. Tempat kembali yang paling indahadalah di sisi-Nya. Dia adalah pencipta
dan pemilik keabadian.

Dilihat dari pola urutan bagian alur dalam sebuah novel atau cerita pada umumnya, alur
terbagi menjadi beberapa yaitu:
1. Alur maju yang menggambarkan urutan peristiwa secara urut dari awal sampai akhir.
2. Alur mundur atau flash back atau juga dikenal dengan sorot balik. Yaitu sebuah cerita yang
diawali dari ending cerita kemudian dilanjutkan dengan peristiwa awal sehingga ending
tersebut terjadi. Flash back tersebut diceritakan dengan cara membayangkan kejadian
sebelumnya, melalui mimpi, lamunan, atau penceritaan tokoh.
3. Alur campuran yaitu alur cerita yang diawali dari awal cerita sampai tengah. Sesampainya
di tengah cerita, cerita mundur ke belakang menceritakan peristiwa yang telah lalu. Setelah

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 116
itu dilanjutkan dengan kondisi sebelumnya. Demikian seterusnya sampai cerita berakhir.

LATIHAN
Bacalah novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburohman el Shirazy kemudian tentukan
peristiwa yang terdapat bagian alur berikut ini!
1. Introduce (pengenalan tokoh)
2. Muncul konflik
3. Konflik memenas
4. Klimaks
5. Ending

KARAKTER TOKOH PADA NOVEL


RINGKASAN MATERI
TOKOH DAN PERWATAKAN
Dalam sebuah cerita baik novel maupun cerpen, terdapat minimal du jenis tokoh dilihat dari
perannya dalam cerita. Kedua tokoh tersebut adalah tokoh utama dan tokoh pendamping.
Tokoh utama adalah tokoh sentral yang menjadi pusat cerita. Dengan kata lain tokoh utama
adalah tokoh yang diceritakan. Cirri-ciri tokoh ini adalah tokoh ini muncul dari awal cerita
sampai akhir. Tokoh yang lain adalah tokoh pendamping. Tokoh ini biasanya hanya
mendampingi atau menyertai keberadaan tokoh utama. Peran tokoh pendamping bias dalam
bentuk teman dari tokoh utama, orang tua, saudara, atau yang lainnya
Dilihat dari karakter tokoh, penokohan terbagi menjadi tokoh antagonis, protagonis, dan
tritagonis. Tokoh antagonis adalah tokoh dengan karakter keras, jahat atau sesuatu yang
kurang bagus. Tokoh protagonist adalah tokoh dengan karakter baik. Tokoh tritagonis adalah
tokoh netral atau tokoh ketiga yang biasanya menjadi penengah konflik antara antagonis dan
tritagonis.
Memang sebuah cerita tidak akan terlepas dari tokoh-tokoh yang diceritakan. Seorang tokoh
juga tidak terlepas dari perwatakan atau karakter mereka. Karakter tokoh dalam sebuah cerita
menjadi salah satu pemicu konflik atau permasalahan. Bukankah cerita tanpa konflik akan
terasa hambar? Hal ini menujukkan bahwa untuk menciptakan sebuah cerita yang menarik,
penentuan tokoh dan perwatakan merupakan hal yang penting.
Untuk menggambarkan perwatakan atau karakter tokoh dalam sebuah cerita, ada beberapa
cara yang dapat kita lakukan cara pertama adalah cara secara langsung atau nalisis. Cara ini
artinya kita sebagai penulis cerita secara langsung memberikan dan menyebutkan karakter
tokoh cerita yang kita buat. Cara yang kedua adalah secara tidak langsung atau secara
dramatis. Cara kedua ini pengarang tidak menyebutkan karakter tokohnya. Namun demikian,
pembaca akan dapat menyimpulkan sendiri karakter tokoh yang ada.
Penentuan karakter secara secara dramatis atau tidak langsung dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu
Melalui gambaran nama dan fisik tokoh.
Dalam sebuah cerita nama sangat berpengaruh dengan karakter tokoh. Di samping itu, setting
atau latar belakang juga dapat mempengaruhi nama tokoh. Cerita dengan setting pedesaan
biasanya akan memunculkan tokoh dengan karakter jujur, terbuka terhadap orang lain, suka
menolong, gigih bekerja atau pekerja keras. Tokoh dengan karakter seperti itu tentunya akan
sangat pantas apabila diberi nama Suryo, Bagaskara, Bambang, Adyaksa. Bandingkan dengan
nama Frans, Daniel, farrel. Rasanya tiga nama terakhir kurang pas apabila kita pakai untuk
tokoh dengan setting dan karakter di atas.
Gambaran fisik tokoh juga sangat berpengaruh terhadap karakter tokoh. Untuk
menggambarkan tokoh dukun, barangkali akan terasa pas apabila kita gambarkan fisik tokoh

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 117
dengan pakain warna hitam, berikat kepala, dan setting di sebuah ruangan yang penuh
pernak-pernik perdukunan. Demikian pula apabila kita akan menggambarkan perempuan
genit kita munkin akan lebih pas menggambarkan fisiknya dengan dandanan yang agak
mencolok, pakaian sensual, rambut bercat warna-warni.
Melalui dialog-dialog yang diucapkan tokoh.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Artinya bahasa
seseorang menunjukkan siapa dan bagaimana orang yang berbicara. Dalam penentuan dialog
sebuah cerita, peribahasa tersebut rasanya perlu untuk diperhatikan. Secara logika rasanya
janggal kalau kita akan menggambarkan tokoh dengan watak penyabar tetapi dialog-
dialognya bernada keras dan ketus. Demikian pula sebaliknya.
Contoh
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi
telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku
ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya, Kek?"
"Siapa?"
"Ajo Sidi."
"Kurang ajar dia," Kakek menjawab.
"Kenapa?"
"Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggorok
tenggorokannya."
"Kakek marah?"
"Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua itu menahan geram. Sudah
lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak
karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah
begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar
dan tawakal."
(Robohnya Surau Kami, A.A. Navis)
Melalui perbuatan atau tindakan tokoh.
Tindakan tokoh dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya juga merupakan penentu
perwatakan tokoh cerita. Dalam menghadapi sebuah permasalahan, tokoh-tokoh akan
menyikapinya dengan berbeda-beda. Sebagai contoh, seorang tokoh yang dituduh mengambil
Hand Phone seseorang akan memunculkan reaksi yang berbeda. Tokoh yang berkarakter
emosional tentunya akan digambarkan dengan tindakan emosional tanpa dipikir panjang
terlebih dahulu seperti marah-marah atau bahkan memukul orang yang telah menuduhnya.
Sementara tokoh yang sabar akan menjelaskan terlebih dahulu keadaan yang sebenarnya.
Apabila terpaksa harus marah, kemarahan barangkali tidak akan digambarkan dengan
meledak-ledak.
Contoh
Juki bukan tentera. Dia guru. Sebenarnya dia tidak perlu ikut-ikut menyingkir ke pedalaman
pada masa perang itu. Ikut tidaknya dia, tidaklah akan menentukan menang-kalah mereka
yang berperang. Kalau dia merasa perlu juga ikut, alasannya cuma satu: agar tidak disangka
mengkhianati teman-teman yang berjuang menegakkan kebenaran. Juga menurutnya, semua
orang harus meninggalkan kota agar musuh tahu bahwa rakyat tidak menyukainya. Kalau itu
tidak mungkin, semua orang terpelajar yang harus menyingkir. Aku pikir taktik itu benar
juga. Maka istrinya, Rosni, dengan dua anaknya yang masih kecil ditinggalkan pada
mertuanya di kota. Karena perempuan tidak perlu ikut perang. Apalagi membawa anak-anak
yang masih bayi. Mereka akan jadi beban perang saja, katanya memberi alasan pada istrinya.
(Sang Guru Juki, A.A. Navis)
Melalui percakapan tokoh lainnya.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 118
Melalui jalan pikiran sang tokoh.
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya
lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?"
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang
bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku
sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan?
Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"

Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka
mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri.
"Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga
seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin
rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak
pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku
dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan,
sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak
kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada
umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk
membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap
waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima
karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut. Masya Allah kataku bila aku
kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."

LATIHAN
....
Saya ingin cari pengalaman sekaligus cari uang di liburan panjang ini.
Tapi, kamu bisa nggak jaga anak umur tiga tahun?
Bisa, Bu.
Telaten nggak?
Telaten dong, Bu. Masa nggak, sih?
Kamu sabar nggak, orangnya?
Vera mengangguk.
....
1. Bagaimana watak tokoh di atas?
2. Bukti watak tokoh seperti yang anda kemukan terdapat pada baris.
3. Perwatakan tokoh di atas digambarkan melalui..

Kutipan 1
Bobi suka sekali membaca majalah. Dia tidak mau diganggu. Setiap hari ia selalu mencoba
untuk menulis pada secarik kertas. Di ruang belajarnya terdapat tumpukan kertas yang berisi
tulisan. Ternyata yang ditulis sebuah cerpen.

Kutipan 2
Savitri sering terlambat. Biar dia buru-buru lari toh terlambat juga karena berangkatnya
memang sudah siang. Pak Rahmat seperti punya indera keenam. Meski jaraknya masih
semeter lebih dari pintu, tahu-tahu suara besar Pak Rahmat sudah menggelegar.
4. Karakter Boby adalah
5. Karakter savitri adalah.
6. Penggambaran perwatakan tokoh tersebut dilakukan dengan cara

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 119
Dan akhirnya Kang Dasrip memang tidak menikmati hasil apa-apa, kecuali nama yang
memalukan. Bahkan lebih dari itu. Di tengah malam, ia gelisah karena genting rumahnya ada
yang melempar berkali-kali. Kang Dasrip naik pitam. Ia keluar rumah dan hendak berlari
mengejar pelaku-pelakunya. Tapi tentu saja ini sia-sia. Akhirnya ia masuk kembali dan
terengah-engah di kursi.
7. Watak Kang Dasrip adalah.
8. Bukti watak kang Dasrip seperti jawaban anda adalah kalimat.

Iwan kepergok penjaga tebu ketika bersama adiknya sedang mencuri tebu sebatang. Adiknya
sangat takut bersembunyi di belakangnya. Penjaga itu menegurnya mengapa ia mencuri tebu.
Sambil membujuk-bujuk adiknya supaya berhenti menangis, ia menjawab bahwa adiknya
ingin sekali makan tebu. Mendengar itu penjaga tersenyum sambil menjawab agar tebu itu
segera dibawa pulang.
9. Karakter penjaga tebu yang bijaksana ditunjukkan pada kalimat
10. Penggambaran karakter tersebut dilakukan melalui

TEMA DAN LATAR ATAU SETTING

RINGKASAN MATERI
Tema merupakan ide pokok sebuah karangan. Dalam kata yang lain, Teguh wibowo
mengatakan bahwa tema adalah ide dasar sebuah cerita(2005:144). Dalam sebuah novel,
untuk mengetahui tema yang ada kita tinggal melihat permasalahan utama yang dihadapi oleh
si tokoh cerita. Hal itu disebabkan permasalahan atau konflik menjadi sesuatu yang
mengakibatkan cerita berjalan dengan menarik. Tanpa konflik, cerita tidak akan terbentuk.
Lain halnya dengan latar atau setting. Latar atau setting adalah sesuatu yang menjadi latar
suatu peristiwa cerita terjadi. Setting selalu berkaitan dengan waktu, tempat, dan suasana. Hal
tersebut terjadi karena sebuah cerita tidak terlepas dari ketiga unsure tersebut. Perhatikan
contoh berikut ini:
Angin sahara kembali menerpa wajahku. Aku melangkah keluar lalu menuruni tangga satu
per satu. Flat kami ada di tingkat tiga. Gedung apartemen ini hanya enam tingkat dan tidak
punya lift. Sampai di halaman apartemen, jilatan panas matahari seakan menembus topi hitam
dan kopiah putih yang menempel di kepalaku. Seandainya tidak memakai kaca mata hitam,
sinarnya yang benderang akan terasa perih menyilaukan mata.
Kulangkahkan kaki ke jalan.
Psst..psst...Fahri! Fahri!
Kuhentikan langkah. Telingaku menangkap ada suara memanggil-manggil namaku dari atas.
Suara yang sudah kukenal. Kupicingkan mataku mencari asal suara. Di tingkat empat. Tepat
di atas kamarku. Seorang gadis Mesir berwajah bersih membuka jendela kamarnya sambil
tersenyum. Matanya yang bening menatapku penuh binar.
Hei Fahri, panas-panas begini keluar, mau ke mana?
Shubra.
Talaqqi Al-Quran ya?
Aku mengangguk.
Pulangnya kapan?
Jam lima, insya Allah.
Bisa nitip?
Nitip apa?
Belikan disket. Dua. Aku malas sekali keluar.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 120
Baik, insya Allah.
Aku membalikkan badan dan melangkah.
Fahri, istanna suwayya!
Fi eh kaman?
Aku urung melangkah.
Uangnya.
Sudah, nanti saja, gampang.
Syukran Fahri.
Afwan.

Kalau kita baca kutipan novel tersebut, kita ketahui bahwa setting novel tersebut adalah:
Setting tempat : halaman apartemen
Bukti : Sampai di halaman apartemen
Setting waktu : siang
Bukti : panas matahari seakan menembus topi hitam dan kopiah putih yang menempel di
kepalaku.
Setting suasana: panas
Bukti : panas matahari seakan menembus topi hitam dan kopiah putih yang menempel di
kepalaku.

B. Berdiskusi untuk Memecahkan


Permasalahan
Standar Kompetensi
10. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi
Kompetensi Dasar
10.2 Menerapkan prinsip-prinsip diskusi

Pernahkah kalian melakukan diskusi? Bagus, diskusi memang merupakan sarana bertukar
informasi maupun bertukar pendapat untuk mencari jalan keluar dari suatu permasalahan. Baik
dalam situasi resmi maupun tidak resmi, diskusi masih menjadi pilihan ketika terjadi kebuntuan
menghadapi permasalahan. Diskusi akan berjalan lancar dan menghasilkan simpulan yang bermanfaat
bila para peserta diskusi mengetahui tatacara dan prinsip-prinsip diskusi.

Perangkat diskusi

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 121
Dalam sebuah diskusi akan terjadi arus lalu lintas pembicaraan dari segenap peserta diskusi,
baik berupa pertanyaan, saran maupun pendapat. Agar diskusi dapat berlangsung dengan baik, maka
1.perlu ditetapkan perangkat diskusi.
a. Pembicara : orang yang ditugasi menghantarkan permasalahan yang akan dibahas dalam diskusi;
b. Moderator : orang yang ditugasi mengatur lalu lintas pembicaraan agar pembicaraan
berlangsung teratur;
c. Penulis/penambat : orang yang bertugas mencatat pertanyaan atau usulan yang disampaikan
para peserta diskusi sekaligus menulis simpulan diskusi untuk disampaikan kepada
seluruh peserta diskusi pada akhir diskusi.
2. Memberikan argumen yang logis dalam berpendapat
Diskusi biasanya bertujuan untuk mencari pemecahan atas sebuah masalah. Dalam mencari
pemecahan masalah dilakukan dengan meramu berbagai pandangan atau pendapat dari para
peserta diskusi. Berikanlah pendapat untuk sebuah mengatasi masalah dengan memberikan alasan
yang dapat diterima akal oleh semua pihak. Hindarkanlah pemaksaan kepada peserta lain
untuk menerima pendapat yang kalian sampaikan. Jika ada pendapat dari peserta lain yang memang
lebih baik dan lebih dapat diterima oleh semua peserta diskusi maka kalian harus juga menerima
pendapat itu dengan kebesaran hati.
3. Tidak ada pemenang dalam diskusi
Akhir dari sebuah diskusi bukanlah siapa yang menang dan siapa yang kalah, melainkan hasilnya
berupa sebuah simpulan untuk mengatasi sebuah permasalahan yang didiskusikan. Simpulan dari
diskusi merupakan simpulan bersama.

Praktikkanlah prinsip-prinsip diskusi tersebut dalam diskusi kelas untuk membahas program
kelas ketika ada teman sekelas yang sakit. Guru akan menunjuk salah satu di antara kalian untuk
bertugas sebagai penyampai masalah, moderator, dan sebagai penulis. Lakukanlah diskusi dengan
sebaik-baiknya

C. Membaca Ekstensif untuk Menemukan


Gagasan
Standar Kompetensi
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, intensif, dan
membaca cepat
Kompetensi Dasar
11.1 Menemukan gagasan dari beberapa artikel dan buku melalui kegiatan
membaca ekstensif

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 122
Pengertian Gagasan Utama, Kalimat Utama dan
Kesimpulan

RAHIM

Pengertian Gagasan Utama, Kalimat Utama dan Kesimpulan, Sebelum bisa membedakan
antara ketiganya, saya akan mengingatkan lagi pengertian dari gagasan utama, kalimat
utama, dan kesimpulan sebagai berikut.

Gagasan Utama/ide pokok


Pokok masalah yang mendasari cerita yang bersifat abstrak/implisit atau katakata kunci
yang terdapat dalam kalimat utama. Cara untuk mengetahui ide pokok yakni dengan cara:
Bacalah sebuah wacana kemudian tutuplah wacana tersebut. Cobalah jawab pertanyaan ini
"Paragraf tersebut membahas mengenai apa?"
Nah, jawaban itulah yang dinamakan ide pokok.

Kalimat Utama
Realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau kalimat yang terletak di awal dan di
akhir paragraph. Kalimat Utama merupakan kalimat inti yang digunakan sebagai acuan
pengembangan menjadi sebuah paragraf.

Kesimpulan
Suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan ide pokok dan kata kunci dari kalimat penjelas
dengan kalimat sendiri.
Untuk lebih jelasnya, langsung saya akan berikan contohnya dibawah ini.

Contoh Paragraf Deduksi

Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang dapat dilakukan
dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu, tetapi mengandung unsure
pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral. Misalnya,
kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik
terhadap sesama.
Gagasan Utamanya : Bacaan yang baik untuk anak
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 123
Kalimat Utamanya : Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula.
Kesimpulannya : Bacaan yang baik untuk anak sebaiknya menceritakan tokoh kartun yang
mengandung unsur pendidikan dan pesan moral
Contoh Paragraf Induksi
Sudah ada ide tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan persoalan apa yang
hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis. Keringnya pengetahuan terhadap
topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar
menulis.
Gagasan Utamanya : Pengalaman belajar menulis
Kalimat Utamanya : Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar menulis.
Kesimpulannya : Pengalaman awal belajar menulis yaitu ketidaktahuan mengenai topik
yang akan ditulis atau bingung dalam memilih topik.

Perhatikan teks wacana berikut!!!

Kebiasaan mencontek justru akan memadamkan semangat belajar. Para pencontek biasa
berpikir untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat contekan, nilai yang diperoleh pun
kadang lebih bagus dari siswa yang jujur. Nilai boleh saja bagus, namun sebenarnya ia tidak
tahu apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Ilmu pengetahuannya tidak pernah bertambah karena
rajin mencontek. Lalu apa bedanya dengan mereka yang tidak pernah sekolah?

Dari kutipan paragraf tersebut, kita dapat tentukan ide pokok, simpulan, rangkuman, saran,
kritikan, maupun sanggahannya, yakni sebagai berikut.
Ide Pokok : Kebiasaan mencontek memadamkan semangat belajar

Simpulan : Kebiasaan mencontek dapat merugikan jati diri pelajar


Rangkuman : Kebiasaan mencontek dapat memadamkan semangat belajar karena
hanya sibuk membuat contekan, tidak memiliki pengetahuan, dan tidak ada bedanya
dengan mereka yang tidak sekolah.
Saran : Para siswa harus menghindari perilaku mencontek
Kritikan : Tidak sepantasnya seorang pelajar mencontek

Jadi secara garis besar ada dua cara untuk menentukan ide pokok, yaitu sesuai
dengan jenis paragrafnya.

1. Paragraf yang memiliki kalimat utama


Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang memiliki kalimat utama sangatlah
mudah, yaitu dengan mengambil isi kalimat utama itu sendiri.
Contoh
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan alam tersebut
terdiri dari kekayaan alam yang bersumber dari darat, laut, dan dari dalam perut bumi.
Kekayaan alam yang bersumber dari darat misalanya hasil hutan. Sedangkan
kekayaan alam yang bersumber dari laut misalnya ikan, rumput laut, dan mutiara.
Sementara, kekayaan alam yang bersumber dari dalam perut bumi misalnya minyak,
batu bara, emas, timah, nikel dan sebagainya.
Ide pokok paragraf di atas terletak pada kalimat pertama karena kalimat pertama
merupakan kalimat utama. Dengan demikian, ide pokok paragraf di atas yaitu
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah atau Kekayaan alam

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 124
Indonesia sangat melimpah
2. Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama
Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu
dengan menyimpulkan isi paragraf tersebut.
Contoh
Banjir melanda daerah Sumatra Selatan dengan ketinggian satu meter. Banjir juga
melanda wilayah Tangerang, Banten dengan ketinggian yang sama, satu meter.
Seolah tak mau kalah, ibu kota, Jakarta, pun dilanda banjir dengan ketinggian
mencapai satu setengah meter.
Ide pokok paragraf diatas adalah Banjir melanda wilayah Sumatra Selatan,
Tangerang, dan Jakarta.
mungkin sekian dulu pembahasan saya kali ini mengenai Pengertian Gagasan
Utama, Kalimat Utama dan Kesimpulan dan Insyaallah akan saya sambung lebih
detail lagi lain waktu.
walaupun sedikit, singkat padat semoga pembahasan saya ini bermanfaat dan berguna
untuk semua. #aamiin :)
Pengertian Gagasan Utama, Kalimat Utama dan Kesimpulan. Gagasan
Utama/ide pokok Kalimat Utama Kesimpulan. Contoh Paragraf Deduksi.
Contoh Paragraf Induksi. cara untuk menentukan ide pokok.
Pengertian Gagasan Utama, Kalimat Utama dan Kesimpulan. Gagasan
Utama/ide pokok Kalimat Utama Kesimpulan. Contoh Paragraf Deduksi.
Contoh Paragraf Induksi. cara untuk menentukan ide pokok.

Kalimat utama, ide pokok, gagasan utama, dan pikiran utama? Ada empat istilah yang
sebetulnya bisa dipangkas menjadi dua saja; Kalimat utama dan ide pokok/gagasan
utama/pikiran utama.

Ide pokok, gagasan utama, dan pikiran utama merupakan tiga istilah berbeda yang
menunjuk pada persoalan yang sama. Ide dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) diartikan sebagai rancangan yang tersusun di dalam pikiran. Sementara,
gagasan artinya hasil pemikiran. Dan pikiran adalah hasil berpikir. Tetapi dalam
bahasa inggris ketiga istilah tersebut menunjuk satu istilah Idea walaupun tentunya
secara etimologi akan berbeda. Dalam hal ini, saya simpulkan bahwa ide
merupakan bahasa serapan untuk arti yang juga di sebut sebagai gagasan atau
pikiran. Gagasan utama, ide pokok, dan pikiran utama dalam bahasa inggris disebut
main idea . Jadi kita akan membahas pengertian kalimat utama dan ide
pokok/gagasan utama/pikiran utama (dalam tulisan ini, kita sebut ketiga istilah utama
tersebut sebagai gagasan utama).

Kalimat Utama/Kalimat Pokok

Kalimat utama adalah kalimat yang menjadi inti/dasar suatu paragraf. Jika kalimat
tersebut sengaja dihilangkan, maka isi paragraf tersebut akan hilang. Hal ini tidak
terjadi dengan kalimat-kalimat lain yang memang hanya berfungsi sebagai penjelas.
Kalimat utama berupa ringkasan dari sebuah paragraf yang rupakan pandangan
mendalam dari ide pokok penulis dalam paragraf tersebut.

Sebagai contoh, perhatikan paragraf berikut.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 125
Banyak orang tua yang makin tidak awas terhadap bahaya MRSA. Sementara mereka
yang mengetahuinya khawatir jika telah mengabaikan tanda-tanda awal. Sebenarnya,
anda tak perlu terburu-buru ke dokter tiap kali anak batuk atau muncul ruam di kulit.
Anda bisa menemukan sendiri tanda-tanda infeksi dengan mengamati kulit anak dari
dekat.

Kalimat utama pada paragraf tersebut adalah Anda bisa menemukan sendiri tanda-
tanda infeksi dengan mengamati kulit anak dari dekat. Ketika kalimat tersebut
dihapus, maka isi dari paragraf tersebut akan buyar atau bahkan hilang. Tetapi itu
tidak akan terjadi pada kalimat pertama dan kedua. Kalimat tersebut mengandung
permasalahan yang diuraikan kalimat penjelas.Dalam Bahasa Inggris, kalimat
utama/kalimat pokok/pokok kalimat, ini disebut sebagai topic sentence atau focus
sentence.Jadi secara garis besar, kalimat utama akan memiliki point-point berikut.

1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan;


2. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
3. Umumnya berada di awal paragraf (untuk paragraf deduktif), dan di akhir paragraf
(paragraf induktif).

Gagasan Utama

Gagasan utama atau dalam bahasa inggris main idea secara sederhana dapat
diartikan sebagai inti dari kalimat utama. Pengertian ini merupakan hasil pendekatan
dari aplikasinya, bukan pada proses kreatif kepenulisan. Karena pada dasarnya,
gagasan utama akan secara paksa atau alami tertuang secara jelas dalam kalimat
utama.Pada contoh paragraf di atas, gagasan utamanya adalah bahwa tanda-tanda
infeksi bisa ditemukan sendiri dengan mengamati kulit anak dari dekat.Gagasan
utama bersifat abstrak. Artinya, gagasan utama tidak melulu tertuang secara konkret
dalam sebuah paragraf. Gagasan utama ini akan tertuang dalam bentuk kalimat utama.
Sementara kalimat bisa beragam bentuk dan sudut pandangnya.Dari uraian di atas,
kita akan dengan mudah menemukan gagasan utama sebuah paragraf ketika kalimat
utama sudah ditemukan. Begitu juga sebaliknya, kalimat utama akan mudah
ditemukan, ketika gagasan utama sudah bisa ditangkap. Namun, karena kalimat
utama lebih bersifat aplikatif, maka, akan lebih objektif jika pencarian kalimat utama
didahulukan daripada gagasan utamaPemahaman terhadap dua hal di atas hanya
mungkin didapat melalui proses latihan yang terus menerus. Dalam proses
pembelajaran di sekolah hendaknya siswa diarahkan untuk terus berlatih menemukan
dua hal tersebut dalam satu atau tiga wacana penuh. Wacana bisa diambil dari surat
kabar terpercaya atau media lainnya.
Perbedaan Gagasan Utama, Kalimat Utama, dan Kesimpulan Tahukan anda,
perbedaan antara gagasan utama (ide pokok), kalimat utama, dan kesimpulan?
Sebelum bisa membedakan antara ketiganya, saya akan mengingatkan lagi pengertian
dari gagasan utama, kalimat utama, dan kesimpulan sebagai berikut

Gagasan Utama/ide pokok Pokok masalah yang mendasari cerita yang bersifat
abstrak/implisit atau katakata kunci yang terdapat dalam kalimat utama. Cara untuk
mengetahui ide pokok yakni dengan cara: Bacalah sebuah wacana kemudian tutuplah wacana
tersebut. Cobalah jawab pertanyaan ini "Paragraf tersebut membahas mengenai apa?" Nah,

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 126
jawaban itulah yang dinamakan ide pokok. Kalimat Utama Realisasi dari ide pokok yang
berupa pernyataan atau kalimat yang terletak di awal dan di akhir paragraph.

Kalimat Utama merupakan kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan
menjadi sebuah paragraf.

Kesimpulan Suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan ide pokok dan kata kunci dari
kalimat penjelas dengan kalimat sendiri. Untuk lebih jelasnya, langsung saya akan berikan
contohnya.
Contoh 1 Paragraf Deduksi
Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang dapat
dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu, tetapi mengandung
unsure pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral.
Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat
baik terhadap sesama.
Gagasan Utamanya : Bacaan yang baik untuk anak Kalimat Utamanya : Bacaan yang
baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula.
Kesimpulannya : Bacaan yang baik untuk anak sebaiknya menceritakan tokoh kartun
yang mengandung unsur pendidikan dan pesan moral
Contoh 2 Paragraf Induksi
Sudah ada ide tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan persoalan apa
yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis. Keringnya pengetahuan
terhadap topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah pengalaman seseorang pada awal
belajar menulis.
Gagasan Utamanya : Pengalaman belajar menulis Kalimat Utamanya : Demikianlah
pengalaman seseorang pada awal belajar menulis. Kesimpulannya : Pengalaman awal belajar
menulis yaitu ketidaktahuan mengenai topik yang akan ditulis atau bingung dalam memilih
topik.
Perhatikan teks wacana berikut!!!
Kebiasaan mencontek justru akan memadamkan semangat belajar. Para pencontek biasa
berpikir untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat contekan, nilai yang diperoleh pun
kadang lebih bagus dari siswa yang jujur. Nilai boleh saja bagus, namun sebenarnya ia tidak
tahu apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Ilmu pengetahuannya tidak pernah bertambah karena
rajin mencontek. Lalu apa bedanya dengan mereka yang tidak pernah sekolah?
Dari kutipan paragraf tersebut, kita dapat tentukan ide pokok, simpulan, rangkuman,
saran, kritikan, maupun sanggahannya, yakni sebagai berikut
Ide Pokok : Kebiasaan mencontek memadamkan semangat belajar Simpulan :
Kebiasaan mencontek dapat merugikan jati diri pelajar
Rangkuman :
Kebiasaan mencontek dapat memadamkan semangat belajar karena hanya sibuk
membuat contekan, tidak memiliki pengetahuan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang
tidak sekolah. Saran : Para siswa harus menghindari perilaku mencontek Kritikan : Tidak
sepantasnya seorang pelajar mencontek Lebih lanjut,
Secara garis besar ada dua cara untuk menentukan ide pokok, yaitu sesuai dengan jenis
paragrafnya
.( 1.) Paragraf yang memiliki kalimat utama Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang
memiliki kalimat utama sangatlah mudah, yaitu dengan mengambil isi kalimat utama itu
sendiri. Contoh Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan alam
tersebut terdiri dari kekayaan alam yang bersumber dari darat, laut, dan dari dalam perut

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 127
bumi. Kekayaan alam yang bersumber dari darat misalanya hasil hutan. Sedangkan kekayaan
alam yang bersumber dari laut misalnya ikan, rumput laut, dan mutiara. Sementara, kekayaan
alam yang bersumber dari dalam perut bumi misalnya minyak, batu bara, emas, timah, nikel
dan sebagainya. Ide pokok paragraf di atas terletak pada kalimat pertama karena kalimat
pertama merupakan kalimat utama. Dengan demikian, ide pokok paragraf di atas yaitu
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah atau Kekayaan alam Indonesia
sangat melimpah
(2). Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama Cara menentukan ide pokok pada paragraf
yang tidak memiliki kalimat utama yaitu dengan menyimpulkan isi paragraf tersebut. Contoh
Banjir melanda daerah Sumatra Selatan dengan ketinggian satu meter. Banjir juga melanda
wilayah Tangerang, Banten dengan ketinggian yang sama, satu meter. Seolah tak mau kalah,
ibu kota, Jakarta, pun dilanda banjir dengan ketinggian mencapai satu setengah meter. Ide
pokok paragraf diatas adalah Banjir melanda wilayah Sumatra Selatan, Tangerang, dan
Jakarta.

D. Menulis Karya Ilmiah


Standar Kompetensi
11. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah
sederhana, teks pidato, surat pembaca
Kompetensi Dasar
12.1 Menyusun Karya Ilmiah sederhana dengan menggunakan berbagai sumber

Menyampaikan buah pemikiran kepada orang lain dapat dilakukan melalui berbagai
cara, baik secara lisan maupun tertulis. Baik penyampaian secara lisan maupun tertulis,
keduanya memerlukan latihan agar gagasan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah dipahami
orang lain.
Salah satu bentuk penyampaian gagasan secara tertulis adalah dengan menyusun karya
tulis, atau karya ilmiah. Biasanya, baik karya tulis maupun karya ilmiah didahului dengan kegiatan
penelitian. Namun demikian, pada pembelajaran ini kalian akan diminta berlatih menyusun karya tulis
sederhana tanpa melakukan penelitian. Kalian cukup mencari bahan dari pustaka atau buku-buku yang
ada di perpustakaan sekolah maupun koleksi pribadi.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat kalian ikuti sebagai bentuk bimbingan
menyusun karya tulis sederhana.
1. Memilih Topik
Topik adalah permasalahan pokok yang akan dibahas dalam karya tulis. Topik ini berguna sebagai
pengendali agar apa yang disampaikan dalam karya tulis lebih fokus atau lebih terarah. Pemilihan
topik harus tepat, menarik, dan bermanfaat baik bagi penyusun maupun pembaca. Pada bagian
pendahuluan karya tulis harus diuraikan alasan pemilihan topik tersebut. Kalian dapat melakukan
pembatasan topik agar tidak terlalu luas pembahasannya.
Misalnya :
Topik : Lingkungan
Pembatasan topik : Penghijauan di lingkungan sekolah

2. Pengumpulan Sumber Bahan/Pustaka


Sumber bahan penyusunan karya tulis bisa diperoleh melalui berbagai macam, antara lain,
penelitian, wawancara, maupun melalui membaca buku rujukan.
3. Merancang Sistematika
Agar mudah dipahami oleh pembaca, karya tulis disusun dengan sebuah sistematika. Berbeda
dengan karya tulis lanjutan, kali ini kalian hanya diminta menyusun karya tulis sederhana.
Secara sederhana, karya tulis memiliki sistematika sebagai berikut.
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 128
I. Pendahuluan
II. Isi
III. Penutup
4. Mengembangkan Sistematika
Setelah bahan penulisan karya tulis telah lengkap dan sistematika telah dibuat, maka langkah
selanjutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi karya tulis sederhana. Penguraian pada
masing-masing bab sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
(Uraikan latar belakang atau alasan pemilihan topik atau pemilihan judul, kemukakan tujuan
penulisan karya tulis dan manfaat dari karya tulis tersebut)
Bab II Isi / Pembahasan
(Uraikan pembahasan terhadap topik yang dipilih berdasarkan sumber bahan yang diperoleh dari
buku- buku rujukan sejelas mungkin)
Bab III Penutup
(Sampaikan simpulan dari pembahasan yang sudah disampaikan pada bagian sebelumnya
kemudian sampaikan juga saran terhadap topik yang dibahas dalam karya tulis)
5. Penulisan Daftar Pustaka
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kalian dalam mengutip atau mengambil informasi dari buku
rujukan tersebut adalah dengan mencantumkan sumber bahan tersebut dalam daftar pustaka.
Lazimnya, daftar pustaka memuat judul buku, nama penyusun, tahun penerbitan, nama penerbit dan
kota tempat penerbitan. Adapun, urutan penulisannya yang lazim adalah :
nama penyusun, tahun penerbitan, judul buku, kota tempat
penerbitan, dan nama penerbit.
Contoh :
Judul buku : Menanam Mangrove
Tahun terbit : 1988
Nama penyusun : Bambang Purwadi
Nama penerbit : CV Setia Hati
Kota penerbitan : Semarang
Penulisan daftar pustakanya adalah :
Purwadi, Bambang. 1988. Menanam Mangrove.
Semarang: CV Setia Hati.

Untuk menguji penguasaan kompetensi menyusun karya tulis, kalian lakukan


secara berkelompok dengan komposisi kelompok seperti biasanya.
1. Diskusikan dalam kelompok kalian untuk menentukan topik apa yang akan
dipaparkan dalam karya tulis!
2. Kumpulkan bahan penulisan yang sesuai dengan topik yang dipilih, baik dengan
mencari di perpustakaan sekolahmaupun koleksi pribadi!
3. Tulislah sistematika penyajian karya tulis!
4. Kembangkan sistematika menjadi sebuah karya tulis sederhana

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 129
Pelajaran IX
A. Menyimak untuk Menerangkan Sifat Tokoh
Standar Kompetensi
13. Memahami wacana sastramelaluikegiatanmendengarkan pembacaankutipan/sinopsis
novel
Kompetensi Dasar
13.1 Menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan

Novel sebagai rekaman peristiwa kehidupan di masyarakat, menceritakan manusia dengan


segala sepak terjangnya. Novel hadir dengan tokoh-tokoh dan karakternya. Beragam karakter
tokoh novel adalah gambaran karakter manusia dalam kehidupan nyata karena novel lahir dari
pengalaman batin pengarang yang menyaksikan pergumulan hidup manusia.
1. Karakterisasi Tokoh
Pelukisan karakter tokoh dalam sebuah cerita rekaan dilakukan pengarang melalui
teknik-teknik berikut.
a. Teknik langsung
Pada teknik ini pengarang secara langsung dan tersurat dalam novel
menyampaikan perwatakan pelaku.
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 130
b. Teknik tak langsung
Pada teknik ini pengarang melukiskan perwatakan tokoh melalui beberapa pelukisan
fisik, reaksi tokoh lain, reaksi tokoh terhadap masalah, dan lain-lain.

Berikut ini contoh karakterisasi tokoh dengan penilaian tokoh lain terhadap tokoh yang
dimaksud.
Dr. Corne menyapaku dengan dingin, seperti biasa dokterdokter
anak lain yang praktek, penuh dengan canda dan
sepertinya selalu menyunggingkan senyum tapi Dr. Corne
tidak. Kurasa aku memang tidak pernah melihatnya
tersenyum. Ia bukan galak. Ia hanya serius.
Sumber: Novel Miranda, Carol Matas, Penerbit Kaifa 1999

Dengan mengenali teknik karakterisasi tokoh tersebut akan membantu kalian dalam mengenali
tokoh novel yang akan diperdengarkan dalam petikan novel.
2. Penokohan
Tiga jenis tokoh dalam cerita rekaan sebagai berikut.
a. Tokoh protagonis
Tokoh utama yang diidolakan, tokoh pahlawan pembela kebenaran, berkarakter baik.
b. Tokoh antagonis
Tokoh utama yang dibenci, tokoh lawan dari protagonis, berkarakter jahat.
c. Tokoh tritagonis Tokoh pembantu, bersifat netral, tokoh penengah.

Dengarkan dengan baik, guru kalian akan membacakan petikan sebuah novel. Setelah kalian
mendengarkan petikan novel tersebut, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan tokoh-tokoh dalam novel tersebut!
2. Sebutkan karakter masing-masing tokoh dengan diikuti alasan atau bukti!

B. Membahas Pementasan Drama


Standar Kompetensi
14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pementasan drama.
Kompetensi Dasar
14.2 Menilai pementasan drama yang ditulis siswa.

Pada kegiatan pembelajaran ini, kalian akan diminta untuk menyampaikan penilaian
pementasan sebuah drama. Aspek yang ditekankan adalah keterampilan berbicara, yaitu teknik
penyampaian penilaian kalian terhadap sebuah pementasan drama.
1. Unsur-Unsur yang Dinilai dari Pementasan Drama
Unsur-unsur yang harus dinilai dari sebuah pementasan drama sebagai berikut.
a. Tata panggung
Panggung merupakan tempat latar sebuah drama dimainkan. Tata panggung yang
baik merupakan pendukung keberhasilan permainan drama.
b. Tata busana
Keberhasilan seorang pelaku memerankan lakon didukung busana atau kostum.
Perlu dipertimbangkan , apakah busana atau kostum sudah sesuai dengan lakon

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 131
yang diperankan.
c. Ekspresi pemeran
Penjiwaan yang total dari para pemeran dalam memerankan tokoh yang mereka
mainkan akan menjadi kunci penentu keberhasilan sebuah pentas drama.
2. Penyampaian Penilaian yang Objektif dan Santun
Setelah unsur yang akan kalian nilai atas sebuah pementasan drama telah kalian
ketahui, sampaikanlah penilaian kalian atas pentas tersebut dengan objektif. Artinya,
tanpa dipengaruhi rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon
drama tersebut. Satu hal yang tak pernah boleh dilupakan adalah sampaikan penilaian
yang objektif tadi dengan penuh kesantunan agar objek yang kalian nilai dengan
lapang dada dapat menerima hasil penialian.
3. Pembicaraan yang komunikatif dan lancar
Kunci keberhasilan sebuah aktivitas berbicara di depan umum adalah bahasa pembicaraan
yang mudah dipahami pendengar dan penyampaian pembicaraan yang lancar.
Ketidaklancaran pembicaraan biasanya disebabkan ketidaksiapan pembicara atau
adanya demam panggung, rasa takut yang berlebihan menghadapi pendengar.
Hal itu jangan pernah terjadi pada diri kalian. Berikut

Berikut ini akan diputarkan video sebuah pementasan drama yang sudah direkam beberapa
waktu yang lalu. Nikmatilah pementasan drama tersebut, tetapi jangan lupa bahwa setelah
selesai kalian menikmati pementasan drama, kalian harus memberikan penilaian tentang pementasan
drama tersebut disertai alasan dan keterangan yang logis.

C. Mengubah Sajian Grafik/Tabel/Bagan


Menjadi Uraian
Standar Kompetensi
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, intensif, dan membaca
cepat
Kompetensi Dasar
11.2 Mengubah sajian grafik, tabel, atau bagan menjadi uraian melalui kegiatan
membaca intensif

Tampilan sebuah grafik di mana pun kalian temukan, tidaklah dibuat sekadar melengkapi
teks, namun lebih dari itu, grafik merupakan bagian tak terpisahkan dari teks yang disajikan.
Pemunculan grafik pada sebuah teks dimaksudkan untuk mendukung kemudahan dalam memahami
isi informasi teks tersebut.
Berikut akan diuraikan secara singkat tentang hal tersebut :

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 132
Pengertian Tabel Diagram dan Grafik

Berhubung aku dapet tugas seperti ini mendingan langsung aku post aja ya, siapa tau ada
gunanya untuk kepentingan kita semua. Demi kelangsungan hidup, demi menghidupi
keluarga, demi... (haha, lebai)
nah, kali ini saya akan membahas tentang pengertian dan contoh gambar dari Tabel Diagram
dan Grafik. Silahkan cekidot!

1.Tabel:
Tabel adalah, daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data-data informasi yang biasanya berupa
kata-kata maupun bilangan yang tersusun dengan garis pembatas sebagai kolom-kolom.
Contoh gambar Tabel:

2.Diagram:
Diagram adalah, gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. Data atau
informasi yang disampaikan direalisasikan melalui sebuah gambar. Diagram mempunyai
bentuk yang beragam, antara lain: diagram lingkaran, garis, pohon, dan batang.
Contoh gambar Diagram:
-Diagram Lingkaran:

-Diagram Garis:

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 133
-Diagram Pohon:

-Diagram Batang:

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 134
3.Grafik
Grafik adalah, lukisan dengan gambar atau garis untuk mengetahui naik turunnya suatu
keadaan dalam sebuah perusahaan, DLL.
Contoh Gambar Grafik:

Cara membaca Diagram dan Tabel

Cara Membaca Tabel atau Diagram


Pernahkah kamu membaca bacaan yang disertai dengan tabel atau diagram? Tabel atau
diagram merupakan alat pelengkap yang akan memudahkan kamu untuk menemukan
informasi secara cepat. Dapatkah kamu membaca tabel atau diagram dengan baik?
Bagaimana cara menemukan informasi secara cepat dari tabel atau diagram? Tabel
merupakan daftar berisi ikhtisar data atau informasi yang tersusun urut ke bawah dalam lajur
dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga mudah dibaca dan dipahami. Cara
membaca tabel adalah :

1. membaca judul tabel terlebih dahulu,

2. membaca bagian-bagian dalam kolom tabel,

3. membaca bagian-bagian dalam baris tabel, dan

4. membuat kesimpulan berdasarkan isi tabel.

Diagram merupakan sketsa untuk menunjukkan atau menerangkan sesuatu. Data disampaikan
melalui gambar. Diagram memiliki bentuk yang beraneka ragam. Bentuk diagram, antara lain
diagram gambar, diagram lingkaran, diagram batang, diagram garis, dan diagram pohon. Cara
membaca diagram adalah:

1. membaca judul diagram,

2. membaca informasi/data yang terdapat pada diagram,

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 135
3. mengajukan pertanyaan tentang isi diagram, dan

4. membuat simpulan isi diagram berdasarkan jawaban pertanyaan tentang diagram.

Pe njelasan dan contoh lain tentang grafik bagam dan tabel :

Grafik / Tabel / Bagan

Membaca Intensif Grafik, Tabel, dan Bagan


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan gambar grafik, tabel ataupun bagan
mengenai suatu keadaan atau hal. Kadangkala kita tidak memahami maksud angka-angka
yang tertera di dalamnya. Sebelumnya apakah itu grafik, tabel, dan bagan?
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tentang turun
naiknya hasil, statistik, dan seterusnya).

Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi yang biasanya berupa kata-
kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah di lajur dan deret tertentu
dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
Bagan adalah gambar rancangan, skema, alat peraga grafik untuk menyajikan data agar
mempermudah penafsiran.
Menguraikan Isi Grafik, Tabel, atau Bagan ke Dalam Beberapa Kalimat
Agar dapat memahami informasi yang terdapat dalam grafik, tabel, ataupun bagan secara
tepat, kalian harus banyak berlatih. Salah satu caranya adalah dengan menguraikan isi
grafik, tabel, dan bagan ke dalam beberapa kalimat.
Grafik
Langkah yang kita lakukan untuk membaca grafik, yaitu:
1. Mengamati judul grafik itu.
2. Mengamati lajur kanan, kiri, dan bawah yang biasanya berkenaan dengan jumlah,
bulan, tahun, dan sebagainya.
3. Menemukan perbedaan yang mencolok pada data tersebut, baik tertinggi, terendah,
atau rata-rata.
4. Menarik kesimpulan dari data yang disampaikan dalam grafik.
Ada beberapa jenis grafik, di antaranya adalah grafik batang, grafik lingkaran, dan
grafik garis.
Berikut ini adalah contoh-contoh informasi yang disajikan
dalam bentuk grafik.
1. Grafik lingkaran

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 136
2. Grafik batang

Grafik Batang

3. Grafik garis

Amatilah ketiga grafik di atas dengan cermat! Ketiga grafik di atas berisi informasi mengenai
status kesehatan senam pernafasan di Kota A. Grafik lingkaran menggambarkan status
kesehatan sebelum latihan senam pernafasan di Kota A. Grafik batang menggambarkan status
kesehatan sesudah latihan senam pernafasan di Kota A. Sementara, grafik garis
menggambarkan pertumbuhan sejumlah peserta senam pernafasan di Kota A.
Untuk menguji pemahaman kalian mengenai informasi yang terkandung di dalam ketiga
grafik di atas, kerjakanlah latihan berikut!
Latihan
1. Berapa persenkah jumlah peserta senam pernafasan yang sebelum latihan memiliki
dua penyakit?
2. Berapa persenkah jumlah peserta senam pernafasan yang sebelum latihan tidak
memiliki penyakit?
3. Berapa persenkah jumlah peserta senam pernafasan dengan dua penyakit yang
mengalami sembuh total setelah senam pernafasan?
4. Berapa persenkah jumlah peserta senam pernafasan dengan tiga penyakit yang
tidak mengalami perubahan apapun setelah senam pernafasan?
5. Berapakah jumlah peserta senam pernafasan yang tercatat pada tahun 2000?

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 137
6. Manakah yang lebih banyak, pertambahan jumlah peserta pada tahun 2000-2001
ataukah pada tahun 2002-2003?
7. Uraikan berbagai informasi yang dapat kalian temukan mengenai status kesehatan
sebelum latihan senam pernafasan di Kota A, yang terdapat pada grafik lingkaran! 8. Uraikan
berbagai infromasi yang dapat kalian temukan mengenai status kesehatan sesudah latihan
senam pernafasan di Kota A yang terdapat pada grafik batang! Buatlah uraian ke dalam
beberapa kalimat dalam kolom di bawah ini!

9. Uraikan berbagai informasi yang dapat kalian temukan mengenai pertumbuhan jumlah
peserta senam di Kota A yang terdapat pada grafik di atas! Buatlah uraian ke dalam beberapa
kalimat dalam kolom di bawah ini!

Tabel

Langkah yang harus kita lakukan untuk membaca tabel.


1. Mengamati judul tabel.
2. Mengamati kolom-kolom yang ada di tabel.
3. Menemukan perbedaan yang mencolok pada data tersebut, baik yang tertinggi,
terendah, atau rata-rata (hitunglah bila memang diperlukan).
4. Menarik kesimpulan dari data yang disampaikan dalam tabel.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 138
Contoh Tabel:
Jumlah peserta senam pernafasan di Kota A berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Tabel di atas memuat informasi mengenai jumlah peserta senam pernafasan di Kota A
berdasarkan usia dan jenis kelamin. Amati kembali table di atas dengan cermat! Kemudian,
jawablah pertanyaan-pertanyaan dalam latihan berikut ini! Latihan

Berapakah jumlah peserta di atas usia 60 tahun yang mengikuti senam pernafasan?
Berapa banyak peserta perempuan di atas usia 60 tahun yang mengikuti senam
pernafasan?
3. Antara usia 31-40 tahun, berapakahh jumlah peserta laki-laki dan perempuan?
4. Adakah peserta perempuan yang berusia di bawah 10 tahun? Bila ada, berapa
jumlahnya?
5. Uraikan berbagai iinformasi yang dapat kalian temukan mengenai jumlah peserta
senam pernafasan di Kota A berdasarkan usia dan jenis kelamin! Buatlah uraian ke
dalam beberapa kalimat dalam kolom di bawah ini!

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 139
Bagan

Contoh Bagan:

Bagan di atas menunjukkan susunan pengurus senam pernafasan di Kota A. Untuk


memahami informasi dalam bagan tersebut, kerjakan latihan berikut ini!
Latihan

1. Dilihat dari struktur organisasi, siapakah yang berada di kedudukan paling tinggi?
2. Sebutkan bidang-bidang yang terdapat dalam bagan pengurus senam pernafasan!
3. Di antara ketiga bidang yang ada, manakah yang lebih tinggi kedudukannya?
4. Jelaskan keberadaan posisi penasihat dalam bagan pengurus senam pernafasan di
atas!
5. Uraikan bagan pengurus senam pernafasan di Kota A ke dalam beberapa kalimat!

Mengubah sajian Grafik, Tabel, atau Bagan Menjadi Uraian


Kalian telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dan membuat uraian isi grafik, tabel, dan
bagan kedalam beberapa kalimat. Sekarang kalian akan belajar mengubah sajian grafik, table,
dan bagan menjadi uraian. Kalian akan menguraiakan sajian grafik, tabel, dan bagan tersebut
kedalam sebuah karangan yang bersifat eksposisi (paparan). Sekarang, perhatikan contoh
uraian dare grafik lingkaran, grafik, batang dan grafik garis mengenai senam pernapasan di
kota A.
Contoh Kasus :
Berlatih senam pernafasan dan Efeknya terhadap kesehatan
Untuk menentukan pengaruh dari latihan senam pernafasan terhadap kesehatan, telah
dilakukan suatu survei terhadap peserta senam pernafasan di kota A. Hasil survei
menunjukan, setelah menjalani latihan senam pernafasan, kondisi kesehatan para peserta
semakin membaik. Sebelum mengikuti latihan senam pernafasan, tercatat 50% peserta
memiliki tiga penyakit, 25% peserta memiliki dua penyakit, 20% peserta memiliki satu
penyakit, dan hanya 5% peserta yang memiliki kondisi badan sehat.
Kondisi kesehatan para peserta berangsur baik setelah mereka mengikuti pelatihan senam
pernafasan. Hasil survey menunjukan peserta yang memiliki satu penyakit yang berhasil
sembuh total mencapai angka 75%. Sementara, 50% peserta yang memiliki due penyakit dan
36% peserta yang memiliki tiga penyakit juga sembuh total.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 140
Hasil survey juga menujukan bahwa 5% peserta yang memiliki satu penyakit menunjukan
kondisi hampir sembuh dan sebanyak 28% peserta yang memiliki dua penyakit juga
menunjukan kondisi yang sama.
Sementara itu, tercatat 24% peserta dengan tiga penyakit juga menunjukan kondisi hampir
sembuh. Selanjutnya, hasil survey memperlihatkan sebanyak 20% peserta dengan satu
penyakit dan 24% peserta dengan dua penyakit menunjukan kondisi hampir sembuh.
Dari keseluruhan jumlah peserta senam pernafasan diKota A, hanya 5% peserta dengan satu
penyakit, 12% peserta dengan dua penyakit, dan 10% peserta dengan tiga penyakit yang
menunjukan tidak adanya perubahan kondisi kesehatan setelah mengikuti senam pernafasan.
Melihat besarnya efek berlatih senam pernafasan terhadap kesehatan, minat masyarakat di
Kota A untuk mengikuti pelatihan pernafasan pun semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari grafik yang menunjukan pertumbuhan jumlah peserta dari tahun ke tahun. Apabila dari
tahun pertama senam ini mulai diperkenalkan di Kota A, tepatnya pada tahun 1999, jumlah
pesertanya hanya sebanyak 5 orang, maka setelah lima tahun berdiri, tepatnya pada tahun
2004, jumlah peserta meningkat menjadi 100 orang.
Perkembangan masyarakat menyebabkan standar hidup semakin meningkat. Kebutuhan
masyarakat terhadap peningkatan kesehatan juga semakin tinggi. Dalam kenyataannya,
senam pernafasan mempunyai pengikut yang sangat banyak. Sesuai dengan hasil survei,
terbukti senam pernafasan sangat efektif dalam penyembuhan penyakit dan perbaikan kondisi
fisik.
LATIHAN
1. Siapkan buku latihan kalian
2. Perhatikan kembali tabel mengenai jumlah peserta senam pernafasan di Kota A
berdasarkan usia dan jenis kelamin
3. Ubahlah sajian tabel tersebut menjadi uraian singkat
4. Tukarkan hasil kerja kalian dengan teman sebangku
5. Lakukan penilaian terhadap hasil uraian yang dikerjakan teman kalian
Apabila menurut kalian masih terdapat kekurangan, berilah masukan yang
sifatnya membangun
6. Periksa juga keefektifan kalimat dan penggunaan tanda bacanya
7. Setelah selesai, kumpulkan latihan tersebut pada guru kalian
TUGAS
1. Carilah dikoran atau majalah, bacaan yang menampilkan grafik, table atau
bagan
2. Guntinglah dan tempelkan pada buku tugas kalian
3. Buatlah uraian berdasarkan grafik, tabel, atau bagan tersebut
4. Tulislah atau ketiklah hasil uraian kalian dengan rapi
5. Setelah selesai, suntinglah hasil kerja kalian berdasarkan dan keefektifan
kalimat dan penggunaan tanda bacanya.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 141
D. Menulis Teks Pidato
Standar Kompetensi
12. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah
sederhana, teks pidato, dan surat pembaca
Kompetensi Dasar
12.2 Menulis teks pidato/ceramah/khotbah dengan sistematika dan bahasa yang
efektif

Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut
ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :


1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

PIDATO
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran
atau gagasan atau gambaran kepada pendengar yang disampaikan dalam situasi formal
ataupun non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan
sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa
percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara
sukarela.
Pidato merupakan penampilan diri seseorang di hadapaan pendengar untuk
menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar
pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya.
Pidato merupakan bentuk wicara individual yang banyak ragamnya. Akan tetapi, secara
umum pidato dapat digolongkan atas:
1) pidato memorial, misalnya pidato untuk menyambut Hari Kartini, Hari Kemerdekaan;
2) pidato perpisahan, misalnya pidato perpisahan karena tamat sekolah, perpisahan
karena pensiun, dan sebagainya;
3) pidato penerimaan hadiah, misalnya piato penerimaan suatu medali kejuaraan olah raga;
4) pidato pidato penyambutan tamu, misalnya pidato penyambutan tamu kenegaraan;
5) pidato persembahan, misalnya pidato penyerahan cindera mata kepada tamu;
6) pidato persuasif, misalnya pidato kampanye partai politik;
7) pidato informatif, misalnya pidato penyuluhan kepada ibu-ibu PKK;

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 142
8) pidato instruktif, misalnya pidato tentang anjuran untuk membayar pajak;
9) pidato rekreatif, misalnya pidaato acara perkawinan, ulang tahun;
10) pidato kerohanian, misalnya santapan rohani waktu acara halal bihalal, acara pengajian;
11) pidato ilmiah, misallnya pidato ilmiah dalam acara wisuda.
Agar seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam hal pidato, maka dia harus
memenuhi syarat-syarat berpidato. Syarat-syarat itu antar lain sebagai berikut:
1) berpengetahuan luas,
2) berkepribadian baik,
3) jujur dan ikhlas,
4) bijaksana dan sopan santun,
5) punya keberanian moral,
6) kaya dengan perbendaharaan kata,
7) berpikir kritis,
8) meyakini dan menguasai tema pembicaraan,
9) mengenal dan memahami karakteristik audience,
10) percaya diri,
11) bersikap menarik,
12) dan bertanggung jawab.
Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, ada
empat macam pidato
1. Impromptu (serta merta) : pidato yang apabila Anda menghadiri pesta dan
tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato.
Keuntungan : lebih mengungkapkan perasaan pembicara gagasan datan
secara spontan memungkinkan Anda terus berpikir
Kerugian : menimbulkan kesimpulan yang mentah mengakibatkan penyampaian
tidak lancar gagasan yang disampaikan ngawur demam panggung
2. Manuskrip : pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku istilah
menyampaikan pidato tapi membacakan pidato. Manuskrip dibutuhkan oleh
tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan : kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya pernyataan dapat
dihemat kefasihan bicara dapat dicapai tidak ngawur manuskrip dapat diperbanyak
Kerugian : komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak
berbicara langsung pada mereka pembicara tidak dapat melihat pendengar
dengan baik pembuatannya lebih lama
3. Memoriter : pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata.
Keuntungan : kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya gerak dan isyarat
yang diintegrasikan dengan uraian
Kerugian : komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih
pada usaha untuk mengingat kata-kata memerlukan banyak waktu
4. Ekstemporan : pidato sudah dipersiapkan sebelumnya berupa garis besar dan
pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak
berusaha mengingatnya kata demi kata.
Keuntungan : komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik pesan
dapat fleksibel
kerugian : kemungkinan menyimpang dari garis besar kefasihan terhambat
karena kesukaran memilih kata-kata.
Seseorang akan mahir pidato jika ia benar-benar mau belajar dengna sungguh-
sungguh. Cara belajar pidato tersebut dapat ditempuh dengan membaca buku-buku
retorik(ilmu yang mempelajari masalah tutur secara efektif) dan buku-buku pengetahuan

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 143
umum lain. Selain itu, mereke harus juga sering berlatih pidato, karena dangan cara trial and
error, seseorang akan makin matang penglamannya. Begitu pula seorang yang akan tampil
berpidato harus benar-benar siap terhadap materi pembicaraan dan siap pula dari segi fisik
maupun mental, sehingga diharapkan dalam penampilan pidato nanti tidak terdapat adanya
hambatan-hambatan.
Skema susunan suatu pidato yang baik:
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya
variasi langgam atau gaya tertentu.Gaya atau langgam yang sering timbul dalam suatu
penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.
Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya
ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan
oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian.
Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan-
pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam
ini dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep
propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang
diinginkan .
Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakn langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang
sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas.
Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali
dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.
Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti
seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui,
sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa
lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipaki pada waktu berpidato kepada
pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.
Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam
pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-
kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si
pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya
akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan
atas kejadian sosial di sekitar kita.
Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang
diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato
dengan akting lengkap dengan gerak wajah(mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan
pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan
paanggung sandiwara.
Di dalam penampilan pidato, seseorang dapat memilih salah satu dari berbagai metode dalam
penampilan pidato. Metode penampilan pidato tersebut ada empat macam.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 144
Metode naskah, yaitu metode berpidato dengan membaca naskah pidato, misalnya
dilakukan dalam pidato-pidato resmi.
Metode menghafal, yaitu metode berpidato dengan menghafal isi atau materi pidato lebih
dahulu, kemudian menyampaikan isi pidato tersebut tanpa sebuah naskah.
Metode ekstemporan, yaitu metode berpidato dengan membawa dan melihat butir-butir
pokok isi pidato dalam lembar cerita catatan, lalu menyampaikan isi catatan itu kepada
pendengar dengan ilustrasi bahasa secara spontanitas.
Metode impromptu, yaitu metode berpidato dengan berpidato secara spontanitas baik dari
segi isi maupun bahasa berdasarkan situasi dan kondisi tertentu, misalnya berpidato sesuai
dengan keadaan tempat, keadaan pendengar, waktu, topik, dan hajat pada waktu ia berpidato.
Di dalam memperrsiapkan penampilan pidato seseorang dapat membuat naskah pidato
dengan menggunakan metode impromptu, pembuatan naskah tak perlu dilakukan karena
materi pembicaraan sudah dipersiapkan dalam benak pembicara lewat belajar secara
bertahun-tahun dengan membaca buku dan belajar dari pengalaman hidup. Ilmu dan
pengalamannya ini akan dipidatokan sesuai dengan situasi pada waktu ia berpidato. Agar
pembicara tak lupa dengan materi pembicaan, biasanya pembicaraan membawa catatan kecil
untuk dilihat sewaktu-waktu ia membutuhkan. Bagi seorang pemula, pembuatan naskah
pidato wajib dilakukan lebih dahulu sebelum ia tampil di depan pendengar. Adapun pokok-
pokok isi pidato itu tersusun sebagai berikut:
1. salam pembuka,
2. kata penahuluan,
3. pokok-pokok isi pidato,
4. uraian lengkap materi pidato,
5. simpulan isi pidato,
6. saran-saran dan harapan-harapan,
7. penutup, dan
8. salam penutup.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 145
Pelajaran X
A. Menjelaskan Alur Peristiwa Sinopsis Novel .
Standar Kompetensi
13. Memahami wacana sastra melalui kegiatan
mendengarkan pembacaan kutipan/sinopsis novel.
Kompetensi Dasar
13.2 Menjelaskan alur peristiwa dari suatu sinopsis novel
yang dibacakan

Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang membentuk satu kesatuan cerita yang
utuh. Ibarat kata, alur adalah jalannya cerita yang ingin kita tampilkan. Apakah cerita itu
berjalan mulus atau berbelok-belok tergantung dari bentuk alur yang akan kita tampilkan.
Secara umum alur sebuah cerita terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah:
1. Introduce atau tahap memperkenalkan tokoh cerita. Pada tahap ini tokoh-tokoh cerita mulai
kita munculkan terutama tokoh utama.
2. Action. Tahap action ini berisi mulai dimunculkannya konflik awal sebuah cerita. Yang
perlu diingat, usahakan pada tahap ini menimbulkan pembaca penasaran terhadap Cerpen
yang kita buat. Tahap ini akan menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh para pembaca
Cerpen kita. Apabila tahap ini kurang greget, pada umumnya pembaca tidak akan
meneruskan membaca Cerita yang kita suguhkan. Berikut ini adalah contoh dari tahap
introduce yang dilanjutkan dengan action.
Duduk termangu seorang diri dalam sebuah kereta malam yang melaju kencang menuju
Yogyakarta membuat perasaanku hanyut dalam masa silam. Kenangan manis silih berganti
menyulam benakku. Putriku Salma yang baru berusia tiga tahun, tergolek di pangkuan dalam
keletihan.
Sesaat ingatan pada Retno mengoyak pilu hatiku. Kugigit bibirku kuat-kuat menahan tangis.
Badai kesediahan mengalir deras. Anakku yang masih kecil ini tak akan mengerti mengapa
tante No yang sangat menyayanginya dan selalu memberinya hadiah tak akan pernah
berkunjung lagi kerumah.
(Mimpi yang Dibawa Pergi, Dewi Priatni)
Pada penggalan cerpen di atas tampak pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh ceritanya
pada pembaca. Di situ tampak ada tokoh aku dan Retno yang akan menjadi tokoh sentral. Di
samping itu pengarang juga menampilkan tokoh lain yaitu Salma. Yang tidak kalah
pentingnya adalah di awal bagian cerita pengarang sudah mulai memunculkan suatu awal
konflik yang membuat pembaca bertanya-tanya. Apa sebenarnya yang terjadi?; Siapa
sebenarnya Retno dan Aku? Pertanyaan-pertanyaan ini akan membuat pembaca penasaran
dan akan terus membaca cerita sampai selesai.

3. Rising Action. Pada tahap ini mulai dimunculkannya konflik yang memperkuat ketegangan
yang kita suguhkan pada cerita yang dibuat. Tahap ini disebut juga tahap ketegangan atau
perumitan. Untuk dapat menimbulkan ketegangan, kita dapat memperparah konflik utama
yang telah kita tentukan dengan konflik-konflik lain sehingga permasalahan yang dialami
tokoh cerita semakin kompleks. Yang perlu diingat bahwa jangan terlalu banyak konflik-

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 146
konflik kecil kita ungkapkan di sini karena keterbatasan jumlah halaman sebuah cerita
pendek.
4. Klimaks atau puncak konflik. Pada klimaks ini pembaca digiring secara emosi untuk
mengikuti peristiwa cerita sampai puncak permasalahan. Ciri sebuah klimaks adalah
munculnya ketegangan pada pembaca untuk segera mengetahui akhir penyelesaian konflik
yang disajikan. Untuk menciptakan sebuah klimaks yang bagus, buatlah klimaks yang tidak
seperti biasanya. Klimaks yang tidak terduga juga merupakan daya tarik tersendiri. Sebuah
cerita yang akhir ceritanya sangat terbuka untuk ditebak oleh pembaca terkadang kurang
diminati. Buatlah pembaca merasa puas setelah membaca cerita kita dari awal sampai akhir.
5. Ending atau penyelesaian. Setalah cerita sampai pada puncaknya, cerita membutuhkan
penyelesaian. Buatlah penyelesaian yang bijaksana. Pada umumnya penyelesaian ini akan
menentukan amanat atau pesan moral yang ingin kita sampaikan pada pembaca cerita kita.
Berikut ini adalah contoh bagian ending sebuah cerpen
Saat kereta melaju kembali ke Jakarta, aku merasa lebih tegar dan tenang. Jiwaku telah
terlepas dari himpitan satu kesedihan yang mendalam karena semuanya telah kupasrahkan
pada Illahi Robbi. Tempat kembali yang paling indahadalah di sisi-Nya. Dia adalah pencipta
dan pemilik keabadian.

Dilihat dari pola urutan bagian alur dalam sebuah novel atau cerita pada umumnya, alur
terbagi menjadi beberapa yaitu:
1. Alur maju yang menggambarkan urutan peristiwa secara urut dari awal sampai akhir.
2. Alur mundur atau flash back atau juga dikenal dengan sorot balik. Yaitu sebuah cerita yang
diawali dari ending cerita kemudian dilanjutkan dengan peristiwa awal sehingga ending
tersebut terjadi. Flash back tersebut diceritakan dengan cara membayangkan kejadian
sebelumnya, melalui mimpi, lamunan, atau penceritaan tokoh.
3. Alur campuran yaitu alur cerita yang diawali dari awal cerita sampai tengah. Sesampainya
di tengah cerita, cerita mundur ke belakang menceritakan peristiwa yang telah lalu. Setelah
itu dilanjutkan dengan kondisi sebelumnya. Demikian seterusnya sampai cerita berakhir.

LATIHAN
Bacalah novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburohman el Shirazy kemudian tentukan
peristiwa yang terdapat bagian alur berikut ini!
1. Introduce (pengenalan tokoh)
2. Muncul konflik
3. Konflik memenas
4. Klimaks
5. Ending

KARAKTER TOKOH PADA NOVEL

Kompetensi dasar : 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau
terjemahan) yang dibacakan
Indikator : 1. Mampu mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel
2. Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/alasan yang logis

RINGKASAN MATERI
TOKOH DAN PERWATAKAN
Dalam sebuah cerita baik novel maupun cerpen, terdapat minimal du jenis tokoh dilihat dari
perannya dalam cerita. Kedua tokoh tersebut adalah tokoh utama dan tokoh pendamping.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 147
Tokoh utama adalah tokoh sentral yang menjadi pusat cerita. Dengan kata lain tokoh utama
adalah tokoh yang diceritakan. Cirri-ciri tokoh ini adalah tokoh ini muncul dari awal cerita
sampai akhir. Tokoh yang lain adalah tokoh pendamping. Tokoh ini biasanya hanya
mendampingi atau menyertai keberadaan tokoh utama. Peran tokoh pendamping bias dalam
bentuk teman dari tokoh utama, orang tua, saudara, atau yang lainnya
Dilihat dari karakter tokoh, penokohan terbagi menjadi tokoh antagonis, protagonis, dan
tritagonis. Tokoh antagonis adalah tokoh dengan karakter keras, jahat atau sesuatu yang
kurang bagus. Tokoh protagonist adalah tokoh dengan karakter baik. Tokoh tritagonis adalah
tokoh netral atau tokoh ketiga yang biasanya menjadi penengah konflik antara antagonis dan
tritagonis.
Memang sebuah cerita tidak akan terlepas dari tokoh-tokoh yang diceritakan. Seorang tokoh
juga tidak terlepas dari perwatakan atau karakter mereka. Karakter tokoh dalam sebuah cerita
menjadi salah satu pemicu konflik atau permasalahan. Bukankah cerita tanpa konflik akan
terasa hambar? Hal ini menujukkan bahwa untuk menciptakan sebuah cerita yang menarik,
penentuan tokoh dan perwatakan merupakan hal yang penting.
Untuk menggambarkan perwatakan atau karakter tokoh dalam sebuah cerita, ada beberapa
cara yang dapat kita lakukan cara pertama adalah cara secara langsung atau nalisis. Cara ini
artinya kita sebagai penulis cerita secara langsung memberikan dan menyebutkan karakter
tokoh cerita yang kita buat. Cara yang kedua adalah secara tidak langsung atau secara
dramatis. Cara kedua ini pengarang tidak menyebutkan karakter tokohnya. Namun demikian,
pembaca akan dapat menyimpulkan sendiri karakter tokoh yang ada.
Penentuan karakter secara secara dramatis atau tidak langsung dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu
Melalui gambaran nama dan fisik tokoh.
Dalam sebuah cerita nama sangat berpengaruh dengan karakter tokoh. Di samping itu, setting
atau latar belakang juga dapat mempengaruhi nama tokoh. Cerita dengan setting pedesaan
biasanya akan memunculkan tokoh dengan karakter jujur, terbuka terhadap orang lain, suka
menolong, gigih bekerja atau pekerja keras. Tokoh dengan karakter seperti itu tentunya akan
sangat pantas apabila diberi nama Suryo, Bagaskara, Bambang, Adyaksa. Bandingkan dengan
nama Frans, Daniel, farrel. Rasanya tiga nama terakhir kurang pas apabila kita pakai untuk
tokoh dengan setting dan karakter di atas.
Gambaran fisik tokoh juga sangat berpengaruh terhadap karakter tokoh. Untuk
menggambarkan tokoh dukun, barangkali akan terasa pas apabila kita gambarkan fisik tokoh
dengan pakain warna hitam, berikat kepala, dan setting di sebuah ruangan yang penuh
pernak-pernik perdukunan. Demikian pula apabila kita akan menggambarkan perempuan
genit kita munkin akan lebih pas menggambarkan fisiknya dengan dandanan yang agak
mencolok, pakaian sensual, rambut bercat warna-warni.
Melalui dialog-dialog yang diucapkan tokoh.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Artinya bahasa
seseorang menunjukkan siapa dan bagaimana orang yang berbicara. Dalam penentuan dialog
sebuah cerita, peribahasa tersebut rasanya perlu untuk diperhatikan. Secara logika rasanya
janggal kalau kita akan menggambarkan tokoh dengan watak penyabar tetapi dialog-
dialognya bernada keras dan ketus. Demikian pula sebaliknya.
Contoh
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi
telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku
ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya, Kek?"
"Siapa?"
"Ajo Sidi."

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 148
"Kurang ajar dia," Kakek menjawab.
"Kenapa?"
"Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggorok
tenggorokannya."
"Kakek marah?"
"Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua itu menahan geram. Sudah
lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak
karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah
begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar
dan tawakal."
(Robohnya Surau Kami, A.A. Navis)
Melalui perbuatan atau tindakan tokoh.
Tindakan tokoh dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya juga merupakan penentu
perwatakan tokoh cerita. Dalam menghadapi sebuah permasalahan, tokoh-tokoh akan
menyikapinya dengan berbeda-beda. Sebagai contoh, seorang tokoh yang dituduh mengambil
Hand Phone seseorang akan memunculkan reaksi yang berbeda. Tokoh yang berkarakter
emosional tentunya akan digambarkan dengan tindakan emosional tanpa dipikir panjang
terlebih dahulu seperti marah-marah atau bahkan memukul orang yang telah menuduhnya.
Sementara tokoh yang sabar akan menjelaskan terlebih dahulu keadaan yang sebenarnya.
Apabila terpaksa harus marah, kemarahan barangkali tidak akan digambarkan dengan
meledak-ledak.
Contoh
Juki bukan tentera. Dia guru. Sebenarnya dia tidak perlu ikut-ikut menyingkir ke pedalaman
pada masa perang itu. Ikut tidaknya dia, tidaklah akan menentukan menang-kalah mereka
yang berperang. Kalau dia merasa perlu juga ikut, alasannya cuma satu: agar tidak disangka
mengkhianati teman-teman yang berjuang menegakkan kebenaran. Juga menurutnya, semua
orang harus meninggalkan kota agar musuh tahu bahwa rakyat tidak menyukainya. Kalau itu
tidak mungkin, semua orang terpelajar yang harus menyingkir. Aku pikir taktik itu benar
juga. Maka istrinya, Rosni, dengan dua anaknya yang masih kecil ditinggalkan pada
mertuanya di kota. Karena perempuan tidak perlu ikut perang. Apalagi membawa anak-anak
yang masih bayi. Mereka akan jadi beban perang saja, katanya memberi alasan pada istrinya.
(Sang Guru Juki, A.A. Navis)
Melalui percakapan tokoh lainnya.
Melalui jalan pikiran sang tokoh.
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya
lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?"
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang
bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku
sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan?
Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"

Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka
mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri.
"Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga
seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin
rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak
pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku
dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan,
sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 149
kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada
umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk
membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap
waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima
karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut. Masya Allah kataku bila aku
kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."

LATIHAN
....
Saya ingin cari pengalaman sekaligus cari uang di liburan panjang ini.
Tapi, kamu bisa nggak jaga anak umur tiga tahun?
Bisa, Bu.
Telaten nggak?
Telaten dong, Bu. Masa nggak, sih?
Kamu sabar nggak, orangnya?
Vera mengangguk.
....
1. Bagaimana watak tokoh di atas?
2. Bukti watak tokoh seperti yang anda kemukan terdapat pada baris.
3. Perwatakan tokoh di atas digambarkan melalui..

Kutipan 1
Bobi suka sekali membaca majalah. Dia tidak mau diganggu. Setiap hari ia selalu mencoba
untuk menulis pada secarik kertas. Di ruang belajarnya terdapat tumpukan kertas yang berisi
tulisan. Ternyata yang ditulis sebuah cerpen.

Kutipan 2
Savitri sering terlambat. Biar dia buru-buru lari toh terlambat juga karena berangkatnya
memang sudah siang. Pak Rahmat seperti punya indera keenam. Meski jaraknya masih
semeter lebih dari pintu, tahu-tahu suara besar Pak Rahmat sudah menggelegar.
4. Karakter Boby adalah
5. Karakter savitri adalah.
6. Penggambaran perwatakan tokoh tersebut dilakukan dengan cara

Dan akhirnya Kang Dasrip memang tidak menikmati hasil apa-apa, kecuali nama yang
memalukan. Bahkan lebih dari itu. Di tengah malam, ia gelisah karena genting rumahnya ada
yang melempar berkali-kali. Kang Dasrip naik pitam. Ia keluar rumah dan hendak berlari
mengejar pelaku-pelakunya. Tapi tentu saja ini sia-sia. Akhirnya ia masuk kembali dan
terengah-engah di kursi.
7. Watak Kang Dasrip adalah.
8. Bukti watak kang Dasrip seperti jawaban anda adalah kalimat.

Iwan kepergok penjaga tebu ketika bersama adiknya sedang mencuri tebu sebatang. Adiknya
sangat takut bersembunyi di belakangnya. Penjaga itu menegurnya mengapa ia mencuri tebu.
Sambil membujuk-bujuk adiknya supaya berhenti menangis, ia menjawab bahwa adiknya
ingin sekali makan tebu. Mendengar itu penjaga tersenyum sambil menjawab agar tebu itu
segera dibawa pulang.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 150
9. Karakter penjaga tebu yang bijaksana ditunjukkan pada kalimat
10. Penggambaran karakter tersebut dilakukan melalui

TEMA DAN LATAR ATAU SETTING

Kompetensi Dasar : 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan)
yang dibacakan.
Indikator :
1. Mampu menyimpulkan tema cuplikan
2. Mampu mendata latar-latar yang ada dalam cuplikan novel

RINGKASAN MATERI
Tema merupakan ide pokok sebuah karangan. Dalam kata yang lain, Teguh wibowo
mengatakan bahwa tema adalah ide dasar sebuah cerita(2005:144). Dalam sebuah novel,
untuk mengetahui tema yang ada kita tinggal melihat permasalahan utama yang dihadapi oleh
si tokoh cerita. Hal itu disebabkan permasalahan atau konflik menjadi sesuatu yang
mengakibatkan cerita berjalan dengan menarik. Tanpa konflik, cerita tidak akan terbentuk.
Lain halnya dengan latar atau setting. Latar atau setting adalah sesuatu yang menjadi latar
suatu peristiwa cerita terjadi. Setting selalu berkaitan dengan waktu, tempat, dan suasana. Hal
tersebut terjadi karena sebuah cerita tidak terlepas dari ketiga unsure tersebut. Perhatikan
contoh berikut ini:
Angin sahara kembali menerpa wajahku. Aku melangkah keluar lalu menuruni tangga satu
per satu. Flat kami ada di tingkat tiga. Gedung apartemen ini hanya enam tingkat dan tidak
punya lift. Sampai di halaman apartemen, jilatan panas matahari seakan menembus topi hitam
dan kopiah putih yang menempel di kepalaku. Seandainya tidak memakai kaca mata hitam,
sinarnya yang benderang akan terasa perih menyilaukan mata.
Kulangkahkan kaki ke jalan.
Psst..psst...Fahri! Fahri!
Kuhentikan langkah. Telingaku menangkap ada suara memanggil-manggil namaku dari atas.
Suara yang sudah kukenal. Kupicingkan mataku mencari asal suara. Di tingkat empat. Tepat
di atas kamarku. Seorang gadis Mesir berwajah bersih membuka jendela kamarnya sambil
tersenyum. Matanya yang bening menatapku penuh binar.
Hei Fahri, panas-panas begini keluar, mau ke mana?
Shubra.
Talaqqi Al-Quran ya?
Aku mengangguk.
Pulangnya kapan?
Jam lima, insya Allah.
Bisa nitip?
Nitip apa?
Belikan disket. Dua. Aku malas sekali keluar.
Baik, insya Allah.
Aku membalikkan badan dan melangkah.
Fahri, istanna suwayya!
Fi eh kaman?
Aku urung melangkah.
Uangnya.
Sudah, nanti saja, gampang.
Syukran Fahri.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 151
Afwan.

Kalau kita baca kutipan novel tersebut, kita ketahui bahwa setting novel tersebut adalah:
Setting tempat : halaman apartemen
Bukti : Sampai di halaman apartemen
Setting waktu : siang
Bukti : panas matahari seakan menembus topi hitam dan kopiah putih yang menempel di
kepalaku.
Setting suasana: panas
Bukti : panas matahari seakan menembus topi hitam dan kopiah putih yang menempel di
kepalaku.
B. Menilai Pementasan Drama .

Standar Kompetensi
14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pementasan drama.
Kompetensi Dasar
14.2 Menilai pementasan drama yang ditulis siswa

Pengantar

Kamu pasti pernah menonton sebuah film atau sinetron, ya?


Nah, apakah kejadian atau peristiwa yang ada dalam sinetron atau film yang
kamu tonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa yang ada dalam
dunia nyata?
Pada dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari drama, atau disebut
juga drama modern. Perbedaan antara sinetron/film dan drama hanya pada
latar cerita. Latar cerita sebuah drama adalah pentas/panggung, sedangkan
latar cerita sinetron atau film adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah
tiruan kejadian atau peristiwa hidup manusia yang disajikan/dilakonkan di
atas pentas atau di tempat yang senyatanya dapat dikatakan sebagai sebuah
drama.
Selain sinetron dan film, kita juga pernah mengenal istilah sandiwara atau
teater yang juga berhubungan dengan istilah drama. Apakah sandiwara atau
teater juga merupakan bagian dari drama? Baiklah, agar kamu dapat lebih
memahami sebuah drama, berikut ini akan dipaparkan pengertian drama
yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-jenis drama dan unsur-unsur
intrinsik yang dapat membangun sebuah drama.
Agar kamu dapat membedakan istilah-istilah yang berhubungan dengan
drama, pahamilah istilah berikut :
Film adalah lakon atau cerita gambar hidup.
Sinetron adalah pertunjukan sandiwara (drama) yang dibuat khusus untuk
penayangan di media elektronik, seperti televisi.
Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau cerita (yang dimainkan oleh orang);
drama; teater; tonil.
Teater adalah seni drama; sandiwara; pementasan drama sebagai sebuah
seni atau profesi; drama.

Pada penjelasan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa sebuah film dan
sinetron pada dasarnya juga merupakan sebuah drama. Sebuah drama

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 152
merupakan tiruan kehidupan manusia yang dilakonkan. Nah, berikut ini,
akan kita lihat pengertian drama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
3. Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan
kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang
dipentaskan.
4. Cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang
khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kejadian pada sebuah drama
adalah gambaran kisah kehidupan manusia yang dipentaskan. Karena drama
adalah penggambaran kehidupan manusia, tentu ada pelibatan konflik yang
akan melahirkan reaksi emosi di dalamnya. Itulah sebabnya mengapa saat
kamu menyaksikan adegan demi adegan dalam drama (film, sinetron),
secara tidak sadar perasaanmu juga terlibat. Jika aktor/aktris yang menjadi
tokoh idolamu bersedih, kamu pun ikut bersedih, bahkan menitikkan air
mata. Jika tokoh idolamu senang/gembira, kamu pun akan gembira. Nah,
itulah drama.
Jadi, drama adalah salah satu ragam sastra (prosa) yang berbentuk cerita
atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi dalam bentuk dialog dan
gerak yang disusun untuk dipentaskan.
Dalam sebuah pementasan drama terdapat istilah-istilah berikut :
Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian
formasi atau posisi pemain di atas pentas.
Aktor adalah pria yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita,
drama, dsb. di panggung, radio, televisi, atau film.
Aktris adalah wanita yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita,
drama, dsb. di panggung, radio, televisi, atau film.

-Jenis-jenis Drama
Jika kamu pernah menonton sinetron atau film, pernahkah kamu
menonton sebuah pertunjukan wayang atau lenong? Nah, sinetron, film,
wayang, dan lenong juga merupakan drama. Sinetron dan film
merupakan jenis drama modern, sedangkan wayang dan lenong
merupakan jenis drama klasik. Agar kamu lebih memahaminya, bacalah
pembagian drama berikut ini
1. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
Drama Baru/Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki
tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern
adalah sinetron, opera, dan film.

Drama Lama/Drama Klasik


Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan
tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-
dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama
tradisional/klasik, seperti lenong (pertunjukan sandiwara dengan
gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak
(sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan, diringi
tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan
randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling
membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk
tangan).
2. Drama menurut kandungan isi ceritanya, yaitu
Drama Komedi Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 153
penuh keceriaan.
Drama Tragedi Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh
kemalangan.
Drama Tragedi Komedi Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada
sedih dan ada lucunya.
Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
Lelucon/Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah
pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk
gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
Tablo Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh
gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
Passie Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius.
Wayang Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang.

-Unsur Intrinsik Drama


Saat kamu menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosimu pun
terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis
naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi
konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir
sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari
kemahiran penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Nah,
tertarikkah kamu untuk menulis sebuah naskah drama? Untuk dapat
menulis naskah drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan
pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah
naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur intrinsik
drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu :

Agar kamu lebih memahami setiap unsur-unsur tersebut, perhatikan


penjelasan berikut.
1. Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa
berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur
cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari awal
(pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari
rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting.
Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai
berikut.
1.Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama,
pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan
pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.

Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .


2.Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu
pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok.

Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 154
Pada kutipan di atas terlihat bahwa drama sudah mulai masuk ke dalam
tahap pertikaian atau konflik. Penggambaran masalah sudah semakin
jelas bahwa Trisno sudah membuat karikatur yang mengejek. Kejadian
itu berbahaya seperti terlihat pada perkataan Rini pada dialog di atas,
yaitu "Bahaya?".
3.Puncak,
Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan
keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai
rumit ini, berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton
dibuat berdebar, penasaran ingin mengetahui penyelesaiannya.
Perhatikan petikan drama berikut ini!

Pada kutipan di atas dapat dilihat bahwa puncak masalah itu adalah
Anton tidak menyetujui tindakan Trisno yang mencoba membelanya.
Anton menganggap Trisno telah menghinanya, seperti terlihat pada
kutipan dialog yang dicetak tebal di atas.
4.Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan
penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan dapat pula
diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong penonton untuk
mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.

Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!


Pada tahap penyelesaian drama ini dapat dilihat bahwa drama ini
berakhir dengan bahagia karena permasalahan karikatur Trisno yang
mengejek Pak Kusno akan diselesaikan oleh salah satu guru, seperti
kalimat yang dicetak tebal pada kutipan di atas.
2. Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita,
umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis).
Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis
kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh
akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh
dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan
yang digunakan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .

Dari dialog antara Pak Lurah dengan Pak Jagabaya di atas dapat dilihat
bahwa perwatakan atau karakter kedua tokoh tersebut langsung
diceritakan oleh pengarang, seperti gabungan kata yang tercetak tebal
pada teks drama di atas.
3. Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan
atau dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan
yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh
merupakan ragam lisan yang komunikatif.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!

Disebut dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Nah, kutipan teks drama di atas dapat disebut sebagai dialog karena
diucapkan secara bergantian oleh tokoh yang bernama Yanti dan
Asdiarti. Selain dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog
(adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 155
percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri
sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi
keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan
disajikan), dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya
menyampaikan intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita
yang disajikan).
4. Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca
atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana,
peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya.
Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku
berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara,
keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan
sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan
huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog,
petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di
belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku)
Perhatikan petikan drama berikut!

5. Latar atau setting


Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya,
latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!

Dari penggalan teks drama di atas dapat diketahui bahwa latar cerita
tersebut adalah di salah satu ruang yang ada di sekolah. Hal ini
ditunjukkan dengan kata-kata tercetak tebal yang menunjukkan
bahwa dialog tersebut dilakukan di sebuah kelas.
6. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama.
Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-
tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan,
dan kemiskinan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini

7. Amanat
Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat.
Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral yang bermanfaat yang
terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara
langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan
pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan
drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral
tersebut. Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut
dipentaskan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini.
Tema kutipan teks drama di atas adalah tentang persahabatan tiga orang,
yaitu Fani, Gina, dan Hana. Tema dalam sebuah cerita, baik novel,
maupun drama, tidak semua seperti contoh di atas yang langsung
diungkapkan oleh pengarang. Namun, lebih banyak tema sebuah cerita
dapat ditentukan setelah membaca keseluruhan cerita

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 156
Pada kutipan di atas, amanat petikan drama tersebut diungkapkan
secara tersurat oleh pengarang, yaitu Kreativitas harus dibangkitkan.

Langkah Menulis Drama


1. Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam penulisan naskah, baik
puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang
terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik
melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan,
persahabatan, kesedihan, dan kesedihan.
Kriteria tema yang baik yaitu:
4. Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau
sesuai dengan kenyataan.

5. Tidak menyinggung SARA


SARA adalah kependekan dari suku, agama, ras, dan antargolongan.
Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku,
agama, ras, atau antargolongan tertentu.

6. Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya


Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan
pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema
yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.

2. Mendata Satuan Peristiwa


Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis
sebuah naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan
atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah
drama. Pada materi ini, kita akan mempelajari cara membuat naskah drama
satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri atas beberapa adegan.
Perhatikan bagan di bawah ini
Pada bagan di atas telihat bahwa sebuah drama terdiri atas beberapa babak.
Babak adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas
beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan
pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri
atas satuan-satuan peristiwa.
Nah, kamu pun bisa membuat naskah drama satu babak dengan cara
mengidentifikasi peristiwa yang pernah dialami. Lalu, susunlah menjadi
satuan-satuan peristiwa. Kemudian satuan-satuan peristiwa tersebut
disusun menjadi sebuah adegan. Gabungan adegan-adegan itulah yang dapat
membentuk satu babak dalam drama.

3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
4. Saat pertama kali belajar naik sepeda,
5. Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar,
6. Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah
satuan-satuan peristiwa tersebut.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 157
Agar lebih jelas, perhatikan contoh satuan-satuan peristiwa berikut ini!
Peristiwa yang dialami adalah Saat akan menerima berita kelulusan dari
Sekolah Dasar
8. Aku dan teman- teman telah mengikuti ujian akhir sekolah
berstandar nasional pada tanggal 12 Mei 2007.
9. Kami tak sabar ingin mengetahui hasil ujian tersebut.
10. Pengumuman hasil ujian tersebut masih lama, kira-kira tanggal
26 Juni 2007.
11. Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-Nya.
12. Hari yang dinantikan itu pun tiba.
13. Pagi itu, 26 Juni 2007, aku terus memohon kepada-Nya agar
aku dan teman-temanku lulus dari SD.
14. Ternyata aku lulus. Semua temanku juga lulus. Senangnya
hatiku.
Nah, sekarang satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi kerangka
dasar. Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat
menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah disusun kemudian dikembangkan menjadi
sinopsis atau kerangka naskah yang selanjutnya disusun menjadi naskah
drama satu babak. Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian
struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu :
4. Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan
diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas, dan ringkas
kepada para pembaca.
5. Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang
terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-
macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
6. Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian
dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir
bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
Dari contoh data satuan peristiwa Saat akan menerima berita kelulusan dari
Sekolah Dasar, dapat dikembangkan sinopsis/kerangka seperti berikut ini.
Pada tanggal 12 Mei 2007 lalu aku dan teman-teman mengikuti
ujian akhir sekolah berstandar nasional di SD Negeri 345, Jakarta. Ujian itu
berlangsung selama tujuh hari, dari hari Senin hingga Jumat. Sekarang aku
dan teman-teman sedang menunggu pengumuman kelulusan itu. Kami tak
sabar ingin mengetahui hasil ujian tersebut. Hal ini wajar karena
pengumuman hasil ujian tersebut masih lama, kira-kira tanggal 26 Juni
2007. Meskipun aku dan teman-teman sudah berusaha sebaik mungkin
mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut, tetap saja kami
merasa tidak tenang. Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-
Nya. Hingga hari yang dinantikan itu pun tiba. Pagi itu, 26 Juni 2007, aku
terus memohon kepada-Nya agar aku dan teman-temanku lulus dari SD. Oh,
betapa senangnya hatiku karena aku lulus ujian, juga teman-temanku.
Sinopsis di atas terbagi atas tiga bagian, yaitu pendahuluan pada kalimat
yang tercetak biru, puncak atau klimaks pada kalimat yang tercetak merah,
dan penyelesaian pada kalimat yang tercetak hijau.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema,
mendata satuan peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut
menjadi sebuah naskah drama satu babak.
Berikut ini adalah contoh penggalan naskah drama satu babak yang dibuat

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 158
berdasarkan sinopsis/kerangka di atas.

Nah, kamu bisa melanjutkan naskah drama tersebut hingga menjadi naskah
drama satu babak.

Menyunting Naskah Drama


1. Memperbaiki Kesalahan Latar/Setting
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!

Ada beberapa kesalahan pada latar/setting drama pada penggalan teks


drama di atas. Agar kamu lebih memahami kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada latar/setting, bandingkanlah teks drama di atas dengan teks
drama yang ada di halaman berikut yang tidak sesuai dengan latar cerita
secara keseluruhan. Latar yang tidak sesuai tersebut dicetak berwarna
merah.
Kesalahan latar/setting pada penggalan teks drama di atas dapat diperbaiki
seperti contoh berikut ini !

2. Memperbaiki Kesalahan Petunjuk Laku


Perhatikan penggalan teks drama berikut!

Ada beberapa kesalahan pada latar/setting drama pada penggalan teks


drama di atas. Agar kamu lebih memahami kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada latar/setting, bandingkanlah teks drama di atas dengan teks
drama yang ada di halaman berikutnya yang tidak sesuai dengan latar cerita
secara keseluruhan. Latar yang tidak sesuai tersebut dicetak berwarna
merah.
Kesalahan petunjuk laku pada penggalan teks drama di atas dapat diperbaiki
seperti contoh berikut ini.

3. Memperbaiki Kesalahan Teknik Penulisan


Dalam menuliskan sebuah naskah drama, teks tersebut perlu dilengkapi
dengan hal-hal yang berhubungan dengan teknik penulisan. Nah, sebelum
kamu melihat contoh teks drama yang ditulis dengan benar, ada beberapa
aturan dalam penulisan naskah drama, yaitu:
Kalimat dalam naskah drama berupa kalimat langsung,
Sebelum petikan langsung diawali dengan penulisan titik dua ( : ),
Keterangan atau cara memerankan atau ekspresi tokoh ditulis di antara
tanda kurung dan ditulis dengan huruf kecil berupa titik atau berawal huruf
besar tanpa titik,
Deskripsi tempat dan suasana ditulis seperti kalimat pada umumnya,
Percakapan tokoh ditulis sesudah tanda titik dua ( : ) dan nama pelaku,
Gerak dan laku pelaku ditulis lengkap dalam tanda kurung (...) agar berbeda
dengan dialog, gerak, dan laku ditulis miring, dan
Apabila ada kata yang dihilangkan atau untuk memperpanjang ucapan dapat
digunakan tanda titik tiga kali.
Perhatikan petikan teks drama berikut!

LAKON
BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
Para Pemain

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 159
1. Bawang Merah
2. Bawang Putih
3. Bawang Bombay
4. Ibu Bawang Merah
5. Bapak Bawang Putih
6. Pangeran
7. Pengawal I, II, dan III
8. Peri
Jaman dahulu kala, si sebuah desa yang bernama desa BUMBU tinggalah sebuah keluarga yang
bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun, dan Bawang putih.
Ayah Bawang :Bu , nak , Ayah pamit kerja ya. Hati hati di rumah.
Ibu bawang daun :iya Yah hati-hati di jalan. Nanti bawang putih mengantarkan makan siang
untukmu ke pasar.
Bawang putih :semoga jualan ayah laku ya.
Ayah bawang pun pergi ke pasar untuk berjualan di toko besarnya.
Bawang putih :bu, bawang putih pergi ke sungai dulu ya bu. Asalamualaikum.
Ibu bawang daun :ya hati-hati ya nak.
Bawang putih pun pergi ke sungai untuk menyuci. Di balik pohon bawang merah dan ibunya pun
tersenyum jahat.
Ibu bawang merah :Ini saatnya kita menjalankan rencana.
Bawang merah:ya benar bu ! ayo cepat mumpung ibu bawang daun lagi sendiri tuh!
Ibu bawang merah :selamat pagi bu. Sendirian aja nih?
Ibu bawang daun :eh ibu iya nih. Kenapa bu?
Bawang merah :ini bi, kami bawakan nasi kuning yang sangat enak!
Ibu bawang merah :iya bu. Habiskan ya, saya khusus membuatkannya untuk ibu.
Ibu bawang daun :Wah..... sepertinya enak sekali. Terima kasih ya. Saya pasti menghabiskannya.
Ayo makan bersama~
Bawang merah :ah bi, kami sudah makan. Lebih baik bibi saja.
Ibu bawang merah :kita pulang dulu ya. Asalamualaikum.
Ibu bawang daun :walaikumsalam. Terima kasih ya.
Ibu bawang daun pun memakan nasing kuning itu.
Ibu bawang merah :HAHAHAHAHA .....rasain kamu ! sebentar lagi suamimu akan menikahkanku
! dan seluruh hartanya akan menjadi milikku!
Bawang merah :rasain! Dan ini kesempatanku untuk menyikasa bawang putih!
Pada saat itu juga Ibu bawang daun tewas di tempat.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 160
Bawang putih :Ibu !!!! IBU !!! IBUUUUUUUUUUUUUUU!!! Bangun!!!
Ayah bawang :istriku !!! istriku !!! bangguuun !!!
Setelah ibu bawang daun meninggal Ayah bawang menikahi ibu bawang merah.
Ayah bawang :saya terima nikahnya Ibu bawang merah dengan mas kawin seperangkat bumbu
dapur di bayar tunai.
Penghulu :bagaimana saksi ? sah??
Saksi :Saaaaaah.......alhamdulilah.
Beberapa hari kemudian..
Ibu bawang Merah :hey kau bawang merah, sapu sapu dong yang rajin kayak bawang putih. Sapu
sampai bersih.
Bawang merah :ya!
Bawang putih :biar aku bantu ya..
Bawang merah :tidak usah!
Ibu bawang merah :sudah sudah, bawang putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan ayah.
Ayah bawang :ah....aku harus pergi ke pasar.
Ibu bawang merah :ah...minum teh dulu.
Bawang merah :udah! Ayo cepet kita ke sungai!
Bawang putih :untuk apa ?
Bawang merah :udah ayo antar aku !!
Bawang putih dan bawang merah pun pergi ke sungai lalu ayah bawang meminum teh itu dan mati di
tempat.
Ibu bawang :RASAIN KAU !! sekarang semuanya menjadi miliku ! haha.
Bawang putih :AYAAAAAAAAAAAH !!! ayah bangun bangun !!
Pei :lihat saja. Kelak akan ada bencana yang menghampiri bawang merah dan ibunya. Karna semua
yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal. *triiiing.
Setelah ayah bawang putih meninggal, bawang putih selalu di jadikan pembantu di rumahnya sendiri.
Ibu bawang :heh heh ! tuh masih ada yang kotor ! yang bener doong !!!!
Bawang merah ;kalo nyapuu itu harus sampai bersih. (sambil terus menjatuhkan tisu tisu di lantai)
Bawang putih :bawang merah, hentikan. Lantai tak akan bersih jika kau terus mengotorinya seperti
ini.
Ibu bawang :berani kau !! diam ! kerjakan yang benar!!
Bawang merah :dan jangan lupa cucikan semua bajuku ! nih !
Ibu bawang dan bawang merah pun pergi jalan jalan ke pasar sedangkan bawang putih harus
membereskan pekerjaan rumah.
Cabe baik :bawang putih-bawang putih kau tak kenapa kenapa ?
Bawang putih :aku bai- baik saja. Ada apa cabe baik?

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 161
Cabe baik :ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari pangeran. Pangeran mengundang semua
warga di desa bumbu ini. Kau jangan lupa datang ya. Kalau bisa kau jangan beritahu bawang merah
dan ibu bawang ! biar mereka tau rasa.
Bawang merah :apa kau bilang ?? berikan undangan itu padaku !!
Ibu bawang :hey bocah ingusan ! berani-beraninya kau !! pergi sana !!
Cabe baik :kalian memang benar -benar jahat..
Bawang putih :sudah cabe baik ayo kita pergi, antarkan aku ke sungai.
Bawang putih dan cabe baik pun pergi ke sungai.
Ibu bawang :hanya kita berdua saja yang boleh datang ek pesta panen ini. Dan biarkan bawang outih
sendirian disini !
Saat di sungai bawang putih dan cabe bertemu dengan bawang bombay, bawang bombay adalah
teman baik bawang merah.

Bawang putih :apa kabar bawang bombay ?


Bawang bombay :tadinya baik. Karna ada kau jadi buruk !
Cabe baik :biasa aja deh ! bawang putih kan nanya baik baik !
Bawang bombay :diem deh kamu ! heh bawang putih, itu baju milik ibu tirimu ya ?
Bawang putih :iya memangnya kenapa ?
Bawang Bombay :pinjam dong.
Bawang putih :untuk apa ?
Bawang bombay :untuk di hanyutkan. (menghanyutkan baju milik ibu bwang )
Cabe baik :hey kau !! apa salah bawang putih !!
Bawang putih :kenapa kau melakukannya ? cabe baik bantu aku mengejar baju hanyut itu.
Bawang Bombay :maaf ya bawang putih yang malang. Ini perintah dari bawang merah.
Bawang putih dan cabe baik pun terus mengejar baju yang hanyut itu tapi sayangnya baju itu sudah
menghilang enath hanyut kemana.
Cabe baik :kau pasti akan kena marah oleh ibu tiri mu.
Bawang putih :bagaimana ini, aduuh ibu akan sangat marah besar padaku.
Cabe baik :sudahlah lebih baik kita pulang dulu.
Bawang putih pun pulang ke rumah dan menceritakan kepada ibunya tentang baju yang hanyut itu.
Ibu bawang :DASAR ANAK CEROBOH !!
Bawang putih :maafkan saya bu !
Bawang merah :maaf maaf ! cari baju itu sampai ketemu !!
Ibu bawang :heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN !!
Dengan sedih bawang putih terus mencari baju itu sampai larut malam.
Bawang putih :bagaimana ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di temukan.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 162
Peri :tenanglah nak, aku akan membantumu~
Bawang putih :suara siapa itu ? siapa kau?
Peri :bawang putih. Aku adalah peri, aku akan membantumu untuk menemukan baju ibu tirimu.
Bawang putih :kau peri ? peri ? perii.. tolong bantu aku.
Peri :pergilah ke sebuah istana. Disanalah kau akan menemukan baju itu.
Bawang putih :istana pangeran yang akan mengadakan pesta panen itu ?
Peri :iya.
Bawang putih :terima kasih peri.
Bawang putih pun segera pergi ke istana. Di lain tempat ibu bawang dan bawang merah sedang
bersiap-siap untuk pergi ke pesta panen.
Ibu bawang :pasti anak itu sedang pusing mencari baju itu. Haha
Bawang merah :iya, emangnya enak di bohongin.
Bawang merah dan ibunya pun pergi ke pesta panen yang diadakan oleh pangeran.
Bawang putih :peri, disinikah ? tapi bagaimana bisa ? aku dekil, pasti tidak di boleh kan untuk
masuk.
Peri :cobalah masuk.
Pengawal :heh ! mana undangannya ? jika kau punya maka kau boleh masuk
Bawang putih :undangan apa ? aku tak punya undangan yang kalian maksud !
Pengawal :dasar gembel ! pergi kau !!
Bawang putih :peri bagaimana ini ? aku harus menemukan baju itu dimana ?
Peri :kemarilah.....pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal pengawal itu mengijinkan mu
masuk. 1..2..3..4..5..
Bawang putih :bolehkah aku masuk?
Pengawal :tentu saja, silahkan.
Bawang putih pun masuk ke istana.
Peri :pergilah ke belakang istana tempat dimana air sungai mengalir, disana akan ada baju
orangtuamu.
Bawang putih pun pergi ke belakang istana.
Bawang merah :halo pangeran. Apa kabar ?
Pangeran :baiK.... terimakasih atas kedatangan kalian.
Ibu bawang daun :wah wah. Kau sangat tampan malam ini. Begitu pulang dengan putriku yang
cantik.
Pangeran :terimakasih. Kudengar kau mempunyai sudara bernama bawang putih. Dimana dia ?
Bawang merah m:apa ??? bawang putih ?? dia bukan saudaraku lagi !!
Pangeran :benarkah? Apa kau tak membohongiku??
Bawang merah :sungguh ! aku tak membohongimu~ tanya saja pada bawang bombay.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 163
Pangeran :bawang bombay, benar dia tak mempunyai saudara bernama bawang putih ?
Bawang Bombay :benar. Bawang putih hanyalah pesuruh.
Di belakang istana, akhirnya bawang putih bisa mendapatkan baju yang hanyut itu.
Bawang putih :terimakasih peri. Kau sangat baik.
Peri : ini sudah menjadi tugasku. Ini aku punya beberapa perhiasan untukmu. Pakailah. Jika ada
oranglain yang memakainya, maka orang itu akan mendapatkan bahaya.
Bawang putih :terimakasih peri.
Bawang putihpun berjlan menuju gerbang istana untuk pulang. Pangeran melihat bawang putih yang
berjalan terburU- buru menuju gerbang.
Pangeran :kau !! kau !! kau bawang putih ??
Bawang putih :pangeran?
Pangeran :tunggu! Apa yang sedang kau lakukan ?

Bawang putih :maaf pangeran. Tadi aku mengambil baju ibu tiriku yang hanyut di aliran sungai
belakang istana ini.
Ibu bawang :bawang putih? Kenapa kau ada di sini ? seharusnya kau membersihkan rumah!
Bawang merah :dasar kau ! malah keluyuran !
Bawang putih :maafkan aku. Aku akan segera pulang bu.
Pangeran :oh jadi benar bwang putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian memperlakukannya
seperti itu?
Bawang bombay :tidak pangeran! Sungguh dia adalah pesuruh di rumah bawang merah.
Bawang merah :yang dikatakan bawang bombay benar! Lihatlah pengaran! Bawang outih mencuri
kota perhiasanku, berikan !!
Bawang putih :jangan bawang merah , jangan !
Ibu bawang :dasar kau ! anak tak punya malu !!
Bawang merah :lihat pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan ibu ku.
Ibu bawang :nih karna aku baik hati aku berikan satu perhiasan untukmu bawang bombay !
Bawang Bombay :oh...terimakasih.
Bawang merah, ibu bawang, dan bawang bombay pun memakai perhiasan itu.
Bawang merah :ah tidak ! kenapa kulitku gatal gatal begini perih pula !! ada apa ini.
Ibu bawang :kulitku gatal sekali !!
Bawang bombay :aah...... kulitku..
Pangeran :kalian pasti selalu jahat pada bawang putih. Dan itu ganjaran untuk kalian. Sekarang cepat
minta maaf pada bawang putih !!
Peri :apa yang kalian lakukan pada bawang putih selama ini sungguh sangat jahat. Dan sekarang

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 164
kalian telah mendapatkan balasan yang setimpal. Cepat minta maaf pada bawang putih, jika tidak
keadaan kalian akan terus seperti ini.
Pangeran :sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada bawang putih.
Bawang merah :bawang putih ! aku mohon maafkan aku. Maaf karna sikapku selalu jahat padamu.
Sungguh aku minta maaf.
Ibu bawang : maafkan ibu nak, ibu sudah berprilaku kasar padamu. Maafkan ibu.
Bawang bombay :maafkan aku, aku sudah menjadi teman yang sangat jahat padamu.
Bawang putih :sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa berubah.
Ibu bawang dan bAwang merah :terimakasih bawang putih. Kau memang sangat baik.
Pangeran :sekarang, maukah kalian menjadi sahabatku? Ibu bawang , bwang merah, dan bwang
putih. Tinggalah di istanaku ini. Aku ingin kalian menjadi bagian dari keluargaku.
Akhirnya ibu bawang dan bwang putih pun bertaubat dan pangeran mengajak bawang putih dan
keluarganya untuk tinggal di istananya yang megah. Kini bawang putih hidup rukun dengan bawang
merah dan hidup bahagia.

C. Membaca Cepat
Standar Kompetensi
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif cepat
Kompetensi Dasar
11.3 Menyimpulkan gagasan utama suatu teks dengan membaca cepat
kurang lebih 200 kata per menit

Ada tiga hal yang dapat menentukan kecepatan baca seseorang, yaitu gerak mata, penguasaan
kosakata, dan konsentrasi. Selain itu, berikut ini ada beberapa faktor yang menjadi
penghambat dalam membaca cepat yang perlu kalian ketahui.
1. Vokalisasi, yaitu menyuarakan setiap kata yang dibaca.
2. Subvokalisasi, yaitu mengucapkan kata-kata dalam bacaan secara berbisik/batin.
3. Regresi, yaitu membaca mundur, kebiasaan mengulang kata/kalimat yang telah dibaca
karena merasa kurang dapat menangkap arti atau terasa ada sesuatu yang hilang.
4. Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris-baris bacaan.
5. Membaca dengan menunjuk baris-baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat yang lain.
6. Membaca kata demi kata.
7. Ketidaksiapan mental.
8. Susah untuk berkonsentrasi sewaktu membaca.
9. Ketiadaan atau kurang motivasi.
10. Tidak dapat cepat menemukan pikiran pokok bacaan, dan lain-lain.

1. Teknik Membaca

Berikut ini adalah teknik membaca untuk mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca
(KEM).
a. Skimming
Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum, bagian
penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca.
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 165
b. Scanning
Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi
tertentu, misalnya kata-kata tertentu dalam kamus atau nomor telepon.
c. Selecting
Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan. Teknik ini
dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat
kabar.
d. Skipping
Adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang tidak diperlukan
atau bagian yang sudah dimengerti.

Setelah mengetahui beberapa teknik membaca, kamu dapat menghitung sendiri KEM dengan
rumus sebagai berikut.

Jumlah kata dalam teks


X % pemahaman = kpm (kata per menit)
Waktu baca per menit

Contoh:
Jumlah kata dalam teks: 300, waktu baca: 2 menit, persentase pemahaman 70% (angka 70%
ini merupakan angka untuk pemahaman minimal).
Maka, KEM = 300 : 2 X 70% = 105 kpm
7 Langkah Membaca Cepat
Banyak orang yang bertanya harus mulai dari mana jika akan membaca cepat. Berikut saya sarikan 7
langkah yang akan membuat Anda menjadi seorang Speed Reader.

1. Rileks

Tubuh dan pikiran yang rileks sebelum membaca akan membantu Anda membaca dengan
nyaman dan tanpa tekanan. Kendurkan otot-otot tubuh yang tegang dan buat diri Anda
senyaman mungkin sebelum membaca. Hilangkan seluruh kekhawatiran karena buku yang
Anda baca terlalu tebal, bahasanya sulit, atau tidak menarik perhatian.

2. Tentukan Tujuan

Pepatah mengatakan Malu bertanya, sesat di jalan. Sama halnya dengan membaca, jika
Anda tidak memiliki tujuan untuk apa Anda membaca, maka jangan heran jika tersesat di
dalam buku yang dibaca. Tentukan tujuan Anda dalam membaca buku dan camkan baik-baik
tujuan tersebut. Jika Anda membaca buku tentang perencanaan keuangan misalnya, tentukan
tujuan bahwa Anda ingin mengatur keuangan bulanan rumah tangga sehingga bisa menabung
minimal 500 ribu sebulan. Tujuan yang jelas akan membuat seluruh indra memasuki fase
alert yang membantu memahami bahan bacaan.

3. Kenali materi bacaan

Sebelum membaca keseluruhan, kenali materi yang akan dibaca. Periksa ada berapa bab buku
tersebut. Bagaimana bab disusun. Apakah ada diagram dalam setiap bab yang membantu
penjelasan. Atau mungkin ada tabel yang disajikan untuk menjelaskan fakta dan data. Lihat

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 166
sekilas kosa kata yang dipakai apakah tergolong mudah, sedang atau sulit. Perhatikan pula
apa yang dituliskan dalam kata pengantar dan sampul belakang buku.

4. Kenali ide pokok, jangan terjebak dalam detail

Ingat, Anda membaca untuk memahami, bukan menghafal. Apa yang dipahami akan terus
diingat sementara apa yang dihafal akan gampang sekali lupa. Karena itu dalam membaca
berpeganglah pada tujuan yang telah Anda tetapkan dalam langkah dua. Kenali ide pokok dan
dapatkan pemahaman. Mungkin ada beberapa detail di sana. Kuasai detail tersebut
secukupnya dan tinggalkan sementara jika membuat Anda bingung. Banyak orang langsung
terjebak dengan detail dan kesulitan menyelesaikan 1 paragraf dan terus menerus
mengulangnya. Dengan menguasai ide pokok bacaan setidaknya Anda memahami 80% isi.
Sisanya adalah detail yang bersifat referensi yang dapat Anda cari kembali dengan cepat dan
mudah jika menguasai ide besarnya.

5. Hindari kebiasaan buruk dalam membaca

Agar bisa membaca cepat dan efektif, semua kebiasaan buruk dalam membaca harus
dihilangkan mulai dari membaca sambil bersuara, bibir yang bergerak, gerakan kepala, dan
mengulang-ulang kembali apa yang sudah dibaca (regresi). Jika Anda masih memiliki
kebiasaan buruk tersebut maka latihlah untuk menghilangkannya. Anda akan memiliki
kecepatan baca yang signifikan jika bisa menghilangkan seluruh kebiasaan buruk tadi.

6. Kenali beberapa kata sekaligus

Membaca cepat dilakukan dengan mengenali beberapa kata sekaligus dalam sekali lihat. Jika
kebanyakan orang membaca kata per kata, maka usahakan agar Anda membaca dua kata
sekaligus. Jika sudah lancar, tingkatkan dengan 3, 4 bahkan 5 kata sekaligus. Dengan
demikian, kecepatan baca Anda menjadi sangat tinggi dan Anda dapat membaca dengan
efisien.

7. Lakukan pergerakan mata dengan cepat

Selain jumlah kata yang bisa dikenali dalam sekali lihat, faktor penting berikutnya dalam
menentukan kecepatan baca seseorang adalah seberapa cepat mata bergerak menyusuri baris
demi baris, halaman demi halaman. Otak memiliki kapasitas dan kemampuan yang luar biasa.
Jika saja mata Anda bisa bergerak lebih cepat dan mengenali kata-kata yang dibaca, otak
sangat mampu untuk memprosesnya menjadi sebuah pengertian. Lakukan latihan untuk
membuat pergerakan mata menjadi teratur, berirama serta cepat.

Itulah 7 langkah membaca cepat yang akan menjadikan Anda seorang pembaca cepat dan
efektif. Jika Anda ingin mengetahui detail dari ketujuh langkah tersebut, silakan lihat artikel
sebelumnya tentang membaca cepat dan download buku Speed Reading for Beginners
yang akan mengajarkan kepada Anda cara mudah belajar membaca cepat.

Cara Mengukur Tingkat Kecepatan Baca Efektif

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 167
Tahukah Anda bahwa membaca cepat juga berarti memahami secara cepat?. Ya, membaca
cepat bukanlah hanya sekedar membaca tanpa memahami artinya. Tidak ada gunanya bila
Anda atau putera-puteri Anda mampu membaca dengan kecepatan 500 kata per menit (kpm)
tetapi sama sekali tidak mengerti intisari atau makna dari materi yang dibaca. Kemampuan
membaca cepat efektif seseorang tidaklah diukur hanya dari jumlah kata yang dibacanya
setiap menit, tetapi harus dilihat berapa persen pemahaman orang itu terhadap isi bacaan.

Pemahaman seseorang terhadap isi bacaan saat membaca cepat, dapat dinilai dari ketepatan
menemukan gagasan utamanya. Selain itu, dapat dinilai dari ketepatan menjawab pertanyaan
yang ada. Oleh karena itu, setiap pelaku baca cepat harus mampu untuk memahami apa-apa
yang dibacanya, sehingga ketika diminta untuk menceritakan ulang dia mampu untuk
melakukannya. Atau ketika diminta untuk menjawab berbagai soal pertanyaan, dia pun
mampu untuk menjawab dengan benar. Hal ini sangat berguna bagi Anda atau putera-puteri
Anda ketika mereka harus menghadapi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester atau
ujian akhir nasional.

Cara menghitung kemampuan membaca cepat yang efektif adalah:

KPM = (Jumlah kata / Lama waktu baca) x Persentase jawaban benar

Satuan pengukur kemampuan membaca seseorang dinyatakan dalam satuan KPM (kata per
menit).

Contoh:

Vira membaca cepat suatu teks selama 5 menit. Jumlah kata dalam teks berjumlah 450 kata.
Persentase Vira dalam menjawab soal yang benar 80%. Berapa kecepatan bacacepat efektif
Vira?

KPM = (450 / 5 menit) x 80%

KPM = 90 x 80/100 = 72 kata per menit.

Jadi kecepatan bacacepat efektif Vira bukanlah 90 kpm, tetapi 72 kpm.

(Silakan tuliskan komentar Anda pada area di bawah ini. Bila Anda suka dengan artikel-
artikel bacacepat, silakan klik tanda suka di bagian Please Like Us dan bila Anda ingin
menerima kiriman tulisan-tulisan bacacepat silakan klik tombol ikuti di area paling bawah
halaman ini).

Kebiasaan Buruk Dalam Membaca

Sebelum melakukan latihan bacacepat, ada beberapa kebiasaan buruk yang harus diwaspadai
dan usahakan untuk dihilangkan. Kebiasaan buruk ini mungkin tanpa disadari sering kita atau
putera-puteri kita lakukan. Apa saja kebiasaan buruk itu?

Kebiasaan Buruk No.1: Membaca kata demi kata

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 168
Kita seringkali diajarkan untuk membaca kata demi kata terutama bagi pemula atau para
pelajar yang duduk di bangku sekolah dasar. Cara membaca seperti ini memang tidak salah,
terutama bagi pelajar kelas 1 dan 2 SD yang baru mulai belajar baca. Tetapi, sayangnya cara
baca seperti ini tanpa disadari menjadi kebiasaan yang terus terbawa hingga SMP, SMA dan
dewasa. Padahal, dengan cara baca seperti ini menyebabkan beberapa hal yang merugikan
yaitu (1) waktu baca menjadi sangat lama sehingga kita menjadi cepat lelah / jenuh, dan (2)
kebanyakan dari kita sering merasa kurang memahami keseluruhan makna dari apa yang
dibaca tersebut. Akibatnya, seringkali kita atau putera-puteri kita menjadi malas membaca.

Kebiasaan Buruk No.2: Sub-vokalisasi

Merupakan kebiasaan kita yang suka membunyikan kata-kata atau menyebutkan kata-kata
yang dibaca di dalam hati seakan-akan mendengar bunyi kata-kata tersebut di dalam pikiran
kita. Hal ini menyebabkan waktu membaca yang lebih lama dari seharusnya. Otak kita
sebenarnya mampu mencerna / memahami kata-kata tanpa harus menyebutkan kata-kata
tersebut di dalam hati. Bila hal ini dilatih terus menerus, niscaya kita akan mampu membaca
400 sampai 500 kata per menit.

Kebiasaan Buruk No.3: Gerakan mata dan kepala yang tidak efisien / tidak perlu

Ada kebiasaan buruk lain yang sering terjadi ketika seseorang membaca yaitu kalau
diperhatikan ketika membaca tersebut kepalanya cenderung bergerak dari kiri ke kanan dan
seterusnya berulang-ulang hingga akhir bacaan. Hal ini tidak perlu karena menyebabkan
waktu baca menjadi lebih lama. Di samping itu, jangkauan mata kita sebenarnya bisa
mencapai 4 cm sampai 5 cm dalam sekali baca atau setara dengan 5 sampai 7 kata dalam
suatu kalimat. Bahkan bila sudah terlatih, kita bisa membaca beberapa kalimat sekaligus
dalam suatu paragraf dalam waktu sangat cepat. Sehingga dalam bacacepat bukanlah gerakan
kepala dari kiri ke kanan yang dipercepat, tetapi latihan gerakan mata yang dipercepat.

Kebiasaan Buruk No.4: Membaca ulang

Beberapa orang juga sering melakukan baca ulang terhadap kalimat-kalimat yang sudah
dibacanya karena khawatir ada bagian-bagian yang terlewatkan atau lupa. Rasa khawatir ini
sebenarnya tidak perlu karena mengindikasikan kurang percaya diri atau kurang konsentrasi
sehingga memperlambat proses bacacepat. Sebaiknya kebiasaan ini dihilangkan dan apabila
ada hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti suara radio atau TV, agar gangguan
tersebut bisa dihilangkan terlebih dahulu sebelum membaca. Dengan hilangnya gangguan,
maka konsentrasi menjadi lebih baik dan membaca pun bisa menjadi lebih cepat.

Teknik Membaca Cepat


-Scanning, yaitu melihat pada rangkaian teks tertentu untuk menemukan informasi yang spesifik. hal
ini bisa di lakukan dengan menyimak daftar isi, kata pengantar atau bagian bagian lainnya

-Melihat kata kata kunci

-Skimming, yaitu melihat sekilas pada bagian awal dan akhir sebuah tulisan. hal ini didasari "teori
menulis" yang mengajarkan untuk memuat gagasan utama pada awal tulisan dan kesimpulan
pada akhir tulisan.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 169
MEMBACA PERLAHAN, dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman mendetil atau mengingat
materi yang dibaca. cara

ini juga digunakan untuk memahami uraian yang sulit dan kompleks.

Teknik MEMBACA PERLAHAN

1. Membaca analitik atau membaca kritis


2. Mencoba membaca sembari memikirkannya
3. Memahami bacaan sembari mengajukan pertanyaan pertanyaan.

SQ3R

Bagaimana caranya menyerap esensi bacaan secara efektif? dlm bukunya effective study, Francis
Pleasent Robinson (1946) mengintroduksi strategi membaca yang dikenal sebagai "SQ3R". Nama
tersebut adalah singkatan dari 5 (lima) langkah dalam strategi membaca

menurut Robinson, yaitu

1. Survey ( atau skim)

2. Question

3. Read

4. Recite (atau Recall)

5. Review.

Strategi ini kemudian sangat populer dan diadopsi menjadi bagian dari cara belajar efektif yang
dianjurkan di banyak perguruan tinggi di Amreika Serikat.

Cara kerja strategi tersebut kira kira sebagai berikut :

-Survey, Sebelum memulai membaca, ambil waktu 1 menit untuk melakukan survey untuk
mendapatkan gambaran yang terkandung didalam buku yang dibaca. Simak bab yang
hendak di baca secara keseluruhan; apasaja judul dan sub judulnya, bagaimana struturnya
yang kira kira mudah dicerna, perhatikan apakah ada ringkasan, rujukan atau kesimpulan.
perhatikan apakah kita dapat menemukan sekurang kurangnya tiga pikiran / topik utama
dalam bab tersebut.

-Question (bertanya), memakan waktu kurang dari 30 detik. Masalah apa yang akan dibahas
dalam bab tersebut dan dalam sub-sub judulnya? masalah apa yang sedang kita pikirkan dan
dijawab oleh baba ini? Dengan demikian, anda sudah terlibat dan memasuki esensi dari bab
tersebut.

-Read, lakukan dengan cepat yang nyaman bagi kita, tidak perlu terlalu cepat. Bacalah setiap
bagian satu kali dan temukan jawaban dari pertanyaan yang telah ada di benak kita (active
reading) membutuhkan konsentrasi yang baik.

-Recite (bacakan) atau tuliskan kalimat kunci yang meringkas semua maksud dari bagian yang
kita baca dengan kata kata kita sendiri. Hal ini penting krn dengan demikian berarti kita
telah menangkap esensi bacaan

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 170
-Review (meninjau kembali atau mengulang), setelah kita memiliki sejumlah kalimat kalimat
kunci yang merupakan kerangka (outline) dari keseluruhan bab. ujilah diri kita dengan
mengulang kalimat kalimat kunci ini dan perhatikan apakah kita dapat mengingat kembali
semuanya. lakukan hal ini segera setelah anda menyelesaikan satu bab jika ada bagian yang
tidak dapat kita ingat dengan baik, ulangi membaca bagian tersebut. Proses ini memakan
waktu kurang dari 5 (lima) menit.

D.Menulis Surat Pembaca


STANDAR KOMPETENSI :

12.. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk

karya ilmiah sedehana, teks pidato, surat pembaca

KOMPETENSI DASAR :

12.3 Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah

Anak Berseragam Main di Mall

Setiap orangtua tentu tidak ingin anaknya mengalami kegagalan dalam jalur pendidikannya.
Semua ingin agar anak-anaknya menjadi manusia cerdas dan berbudi pekerti yang luhur sehingga
kehidupannya kelak dapat bahagia.

Oleh karena itulah setiap orangtua selalu ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.

Melalui tulisan ini saya ingin membagi informasi kepada segenap orangtua dan sekaligus
menyampaikan

saran agar kondisinya tidak semakin mengkhawatirkan. Informasi ini berkait dengan adanya anak-
anak usia sekolahdan berseragam sekolah namun saya melihat mereka berada

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 171
di mall seputar kawasan Semarang. Ketika mereka berada di sana saya lihat jam tangan saya ternyata
masih pada jamjam sekolah. Saya tidak yakin kalau mereka berada di situdalam rangka tugas dari
guru. Mereka lebih terlihat dalam keadaan santai tanpa tujuan yang jelas.

Bahkan satu hal yang lebih membuat saya prihatinadalah di antara mereka adalah anak
perempuan. Hal ini tentu tidak sekadar kekhawatiran dari sisi ilmu dan kedisiplinan sekolah, namun
masalah kerawanan salah pergaulan harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi mereka berada di
situ tanpa tujuan yang jelas, hanya sekadar nongkrong, ngobrol, dan bahkan merokok. Saya menduga
bahwa orangtua mereka tidak tahu jika

mereka berbuat seperti itu hampir setiap hari. Pada saat jam sekolah mereka pun bubaran sehingga
terkesan mereka tidak membolos sekolah karena sampai di rumah pada jam pulang sekolah.

Sebenarnya pemerintah kota juga sudah berkali-kali mengambil tindakan terhadap siswa-siswa
yang demikian melalui operasi ketertiban. Namun demikian perlu juga dijalin kerja sama dengan
orangtua anak-anak yang terjaring operasi agar orangtua mengetahui kebiasaan anaknya.

Yumnu Dwi Novanto

Perum Wiku II Demak Jl. Cempaka 8 C 12 Demak

Apakah kalian mengenali jenis apakah teks tersebut? Teks tersebut adalah salah satu jenis teks yang
sering ditemukan sebagai salah satu rubrik di media cetak. Teks itu dikenal dengan

nama rubrik surat pembaca. Digolongkan sebagai surat karena isi teks tersebut biasanya ditujukan
kepada seseorang atau sebuah instansi atau organisasi. Teks itu ditulis oleh para pembaca dari media
cetak tersebut. Itulah sebabnya dikenal dengan rubric surat pembaca. Isi surat pembaca sangat
beragam. Sebagian besar isi surat pembaca berisi keluhan atau komplain atas sebuah permasalahan.
Di samping itu ada juga orang yang mengirim surat pembaca berisi saran atau kritikan, baik kepada
media cetak

itu sendiri maupun kepada pribadi atau instansi tertentu. Seperti yang tertulis pada contoh surat
pembaca di atas adalah surat pembaca yang berisi saran untuk menertibkan kebiasaan sekelompok
pelajar yang suka bermain-main di mall ketika jamjam sekolah.

Hal-hal yang secara nyata membedakan surat pembaca dariteks yang lain sebagai berikut.

1. Struktur

Susunan surat pembaca memang berbeda dari suratmenyurat biasa. Dalam surat pembaca alamat
tujuan surat pembaca tidak ditulis dalam bagian tersendiri sebagaimana surat biasa. Namun demikian
secara tersirat dapat diketahui surat pembaca itu ditujukan kepada siapa.

2. Gaya bahasa

Gaya bahasa surat pembaca sangat beragam, tergantung pada gaya masing-masing pengirim surat.
Ada surat pembaca dengan gaya mempertanyakan, menyindir, mengimbau, bahkan ada yang menulis
surat pembaca berbentuk puisi atau anekdot.

3. Kesantunan

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 172
Apapun gaya penyampaian dalam surat pembaca, yang tak boleh dilupakan adalah kesantunan.
Entah itu kritikan, pertanyaan, usulan atau apa pun isinya sebaiknya disampaikan dengan penuh
kesantunan agar tidak menyebabkan ketersinggungan pihak yang dituju

Buatlah surat pembaca ! Adapun permasalahan yang diungkap dalam surat pembaca tersebut adalah
mohon adanya kepedulian pada pendidikan masa kini bagi siswa smp bagi pengembangan
pendidikan di Indonesia. Panjang tulisan minimal 4 paragraf..kemudia tentukan kalimat utamanya dan
gagasan pokonya. Atau pilih judul sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2000. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Ajip Rosidi. 1977. Laut Biru Langit Biru. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Asul Wiyanto. 2001. Terampil Pidato. Jakarta: Grasindo.
-------------. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.
-------------. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Daniel Samad. 1997. Dasar-Dasar Meresensi Buku. Jakarta: Grasindo.
Darwin S. Chaniago. 1997. Kata-Kata Mutiara. Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.
Effendi Usman. 1992. Hakikat Fungsi Bahasa dalam Kehidupan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. 2005. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gorys Keraf. 2001. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Hasan Alwi, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hassan Shadily. 1991. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Henry Guntur Tarigan. 1996. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Herman J. Waluyo. 1987. Drama I. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
. 1987. Drama II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widya Sari Press.
Idrus. 2004. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Jakarta: Balai Pustaka.
J.S. Badudu. 1979. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Jawatan Kebudayaan Kementerian PP & K Yogyakarta. 1955. Catatan-Catatan tentang
Amir Hamzah. Yogyakarta PP & K.
M. Ramlan. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
Made Sukada. 1987. Beberapa Aspek tentang Sastra. Denpasar: Kayumas dan Yayasan
Ilmu dan Seni Lesiba.
Maman Sumantri. 1995. Teknik Menyusun Pidato. Jakarta: Balai Pustaka.
McGlynn, John H. 2002. Indonesia Heritage: Bahasa dan Sastra. Jakarta: Buku Antarbangsa.
Nur Arifin Chaniago dan Arief Budiman. 2003. Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Grafika.
Pamusuk Eneste. 1995. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: Obor.
. 2001. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia


Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 173
Bahan Pembelajaran rujukan bagi guru bahasa Indonesia
Disusun Oleh Rahim S.Pd. Page 174

S-ar putea să vă placă și