Sunteți pe pagina 1din 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya

dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan

vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit memiliki

beberapa fungsi diantaranya yaitu proteksi, absorpsi, ekskresi,

termoregulasi, pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan

keratinisasi. Adanya kelainan/penyakit pada kulit akan menyebabkan

fungsi-fungsi tersebut juga akan terganggu. (Djuanda, 2010)

Salah satu bentuk kelainan pada kulit yaitu iktiosis. Iktiosis adalah

sekelompok penyakit yang dikarakteristikkan dengan kulit bersisik

(scalling) generalisata, dan sering didapatkan area kulit yang menebal. .

Sisik mencerminkan adanya gangguan diferensiasi epidermis/gangguan

keratinisasi. (Fleekman dan DiGiovanna, 2008).

Iktiosis dapat dibedakan menjadi iktiosis herediter dan iktiosis

didapat (acquired). Bentuk-bentuk dari iktiosis herediter yaitu iktiosis

vulgaris, iktiosis lamellar, epidermolytic hyperkeratosis, dan X-linked

iktiosis. (Ngan dan Staff, 2015). Iktiosis acquired sangat jarang.

Prevalensinya di seluruh dunia tidak diketahui. (Schwartz, 2016)

Iktiosis vulgaris, merupakan iktiosis herediter yang paling umum

terjadi dan relatif ringan. Iktiosis vulgaris herediter ditemukan di seluruh

dunia, dan prevalensi tergantung pada lokasi. Iktiosis vulgaris, terdapat

sekitar 95% dari semua kasus iktiosis. Iktiosis vulgaris mempengaruhi 1


dari 250 sampai 300 individu. (Fleekman dan DiGiovanna, 2008) Oleh

karena itu, pada referat ini penulis ingin membahas tentang Iktiosis

Vulgaris.

S-ar putea să vă placă și