Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASESMEN PEMBELAJARAN
Pengertian Asesmen
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :
Menurut Robert M Smith (2002)
Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan
anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program
pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
Menurut Bomstein dan Kazdin (1985)
Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
Memilih dan mendesain program treatmen
Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.
Menurut Lidz 2003
Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan
intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta peran penting yang
dibutuhkan anak.
Prinsip-prinsip Asesmen
Prinsip dalam menerapkan asesmen ada 7 macam, prinsip-prinsip memberikan visi tentang cara-cara
mentransformasikan asesmen sebagai bagian dari reformasi sekolah dengan focus utama pada
perbaikan asesmen kelas untuk mendukung belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik
2. Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik
3. Objektif bagi semua peserta didik
4. Kolaborasi profesional
5. Parisipasi komite sekolah dalam pengembangan asesmen
6. Keteraturan dan kejelasan komunikasi mengenai asesmen
7. Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen
Strategi Asesmen
1. Asemen Statis
Asesmen statis adalah asesmen yang yang dilakukan berdasarkan pola wakt yang telah ditentukan.
Misalnya dilakukan pada awal masuk sekolah atau tahun pelajaran baru, tengah semester dan akhir
semester.
2. Asesmen Dinamis
Asesmen dinamis adalah asesmen yang dilakukan tanpa terikat oleh pola waktu. Asesor terus melakukan
penilaian, pengukuran dan evaluasi sepanjang perkembangan anak dalam proses belajar atau
kehidupannya. Setiap hasil asesmen menjadi baseline bagi asesmen berikutnya.
3. Teknik
Tekniknya meliputi tes, evaluasi, wawancara, observasi, dan analisis pekerjaan anak. Dalam satu proses
asesmen, biasanya semua teknik itu digunakan, tidak hanya satu teknik saja.
Pengertian Pengukuran
Pengertian pengukuran menurut para ahli:
1. Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan
merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
2. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu.
3. Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang
objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
4. Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
5. Menurut Pflanzagls pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu
untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.
Tujuan Pengukuran
Tujuan pengukuran adalah pengulangan dari jumlah unit yang mempertahankan ukuran, dalam rentang
yang diijinkan kesalahan, tidak peduli yang instrumen, dimaksudkan untuk mengukur variabel bunga,
yang akan digunakan dan tidak peduli siapa atau apa yang orang terkait atau hal yang diukur.
Perkiraan jumlah pengukuran yang objektif tetap konstan dan tidak berubah (dalam kesalahan diijinkan)
di orang diukur, di berbagai merek instrumen, dan seluruh pengguna instrumen. Tujuan dari pengukuran
yang objektif adalah untuk menghasilkan referensi mata uang bersama standar untuk pertukaran nilai
kuantitatif, sehingga semua penelitian dan praktek yang relevan terhadap suatu variabel tertentu dapat
dilakukan dalam hal seragam. Tujuan penelitian pengukuran tes sejauh mana nomor yang diberikan
dapat diartikan sebagai menunjukkan jumlah yang sama dari hal yang diukur, seluruh orang diukur, dan
merek instrumen.
Intuisi kita tentang pengukuran sudah dikonfirmasi dengan perjalanan sehari-hari ke toko kelontong.
salah satu pasti akan melihat bahwa tiga apel besar mungkin berisi dua kali buah dimakan sebanyak tiga
yang kecil. Untuk menjelaskan perbedaan ini, biaya tidak sebanding dengan jumlah, sebenarnya konkrit
dari apel, tetapi dengan berat abstrak mereka.
Upaya pengukuran Sebagian besar hasil penghitungan tes ilmu manusia berbeda ukuran atau jawaban
survey dan berhenti di situ, keliru memperlakukan hitungan ini beton sebagai ukuran abstrak jumlah.
Lebih dari 70 tahun penelitian pengukuran yang objektif dan praktek telah mendirikan meyakinkan 1)
kelangsungan hidup skala instrumen yang berbeda dimaksudkan untuk mengukur variabel umum ke
penguasa tunggal referensi standar, dan 2) nilai tujuan membangun mengembangkan teori pengukuran
berbasis.
Sejauh mana jumlah unit tetap konstan dalam jarak tertentu kesalahan tidak dapat diasumsikan.
Penelitian di pengukuran yang objektif sebagian besar masalah menyatakan dan pengujian hipotesis
mengenai status kuantitatif variabel psikososial. penelitian seperti ini mungkin mulai dari instrumen,
data, teori, atau kombinasi dari beberapa, tapi hasil dengan cara yang menggunakan masing-masing
untuk memeriksa dan memperbaiki dua lainnya.
Tujuan pengukuran dapat dicapai dan dipertahankan menggunakan berbagai pendekatan dan metode.
Ini termasuk pengujian untuk penggabungan, aditif conjoint, Guttman pemesanan, dibagi-tak terbatas,
parameter pemisahan atau kecukupan. Tujuan pengukuran beroperasi dalam tradisi penelitian teori
dasar pengukuran, teori respon butir, dan teori sifat laten.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitanya dengan tes, hal ini dikarenakan salah satu cara yang
sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Selain dengan tes
terkadang jugadipergunakan nontes. Jika tes dapat memberikan informasi tentang karakteristik kognitif,
psikomotor, maka nontes dapat memberikan informasi tentangkarakteristik afektif obyek.
Pengertian Evaluasi
1. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa
evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
2. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan
bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik.
3. Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi
dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan.
Evaluasi adalah pengumpulan yang sistematis dan analisis data yang diperlukan untuk membuat
keputusan, sebuah proses di mana sebagian besar program yang dijalankan dengan baik terlibat dari
awal. Berikut adalah beberapa kegiatan evaluasi yang sudah cenderung dimasukkan ke dalam program
banyak atau yang dapat ditambahkan dengan mudah:
Pinpointing layanan yang diperlukan misalnya, mencari tahu apa pengetahuan, keterampilan,
sikap, atau perilaku program harus alamat
Menetapkan tujuan program dan memutuskan bukti-bukti tertentu (seperti pengetahuan
khusus, sikap, atau perilaku) yang akan menunjukkan bahwa tujuan telah dipenuhi. Kunci untuk
evaluasi yang sukses adalah seperangkat tujuan program yang jelas, terukur, dan realistis. Jika
tujuan tersebut tidak realistis optimis atau tidak terukur, program mungkin tidak mampu
menunjukkan bahwa ia telah berhasil meskipun telah melakukan pekerjaan yang baik
Mengembangkan atau memilih dari antara pendekatan program alternatif misalnya, mencoba
berbagai kurikulum atau kebijakan dan menentukan mana yang terbaik untuk mencapai tujuan
Pelacakan tujuan program misalnya, membentuk sistem yang menunjukkan siapa yang
mendapatkan pelayanan, bagaimana pelayanan banyak disampaikan, bagaimana peserta
menilai layanan yang mereka terima, dan yang pendekatan yang paling mudah diadopsi oleh
staf
Mencoba dan menilai program baru desain menentukan sejauh mana pendekatan tertentu
sedang dilaksanakan dengan setia oleh personil sekolah atau agen atau sejauh mana itu menarik
atau mempertahankan peserta.
Melalui jenis kegiatan, orang-orang yang menyediakan atau mengelola layanan menentukan apa yang
akan ditawarkan dan seberapa baik mereka menawarkan layanan tersebut. Selain itu, evaluasi dalam
pendidikan dapat mengidentifikasi dampak program, membantu staf dan orang lain untuk mengetahui
apakah program mereka memiliki dampak pada pengetahuan peserta 'atau sikap. Dimensi yang berbeda
evaluasi memiliki nama resmi: proses, hasil, dan evaluasi dampak.
Rossi dan Freeman (1993) mendefinisikan evaluasi sebagai "aplikasi sistematis prosedur penelitian
sosial untuk menilai konseptualisasi, perancangan, implementasi, dan utilitas dari ... program." Ada
banyak definisi lain yang serupa dan penjelasan dari "apa evaluasi adalah" dalam literatur. Pandangan
kami adalah bahwa, meskipun definisi masing-masing, dan pada kenyataannya, setiap evaluasi sedikit
berbeda, ada beberapa langkah yang berbeda yang biasanya diikuti dalam evaluasi apapun. Ini adalah
langkah-langkah yang membimbing pertanyaan pengorganisasian buku ini.
Fungsi utama evaluasi adalah
Menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
A. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1. Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa
beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan
kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program
pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar
dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa.
Proses Evaluasi
Proses Evaluasi menggambarkan dan menilai materi program dan kegiatan. Pemeriksaan bahan yang
mungkin terjadi pada saat program sedang dikembangkan, sebagai memeriksa kesesuaian pendekatan
dan prosedur yang akan digunakan dalam program. Sebagai contoh, staf program sistematis mungkin
meninjau unit dalam kurikulum untuk menentukan apakah mereka cukup menjawab semua perilaku
program ini berusaha untuk mempengaruhi. Seorang administrator program bisa mengamati guru
menggunakan program dan menulis account deskriptif tentang bagaimana siswa merespon, kemudian
memberikan umpan balik kepada instruktur. Meneliti pelaksanaan kegiatan program adalah bentuk
penting dari proses evaluasi. Pelaksanaan analisis dokumen apa yang sebenarnya transpires dalam
sebuah program dan seberapa dekat menyerupai tujuan program. Menetapkan tingkat dan sifat
pelaksanaan program juga merupakan langkah pertama yang penting dalam mempelajari hasil program,
yaitu menggambarkan intervensi yang setiap temuan tentang hasil mungkin akan diberikan. Hasil
evaluasi menilai pencapaian program dan efek.
Pengertian Tes
a. Menurut Riduwan ( 2006: 37) tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian
pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.
b. Menurut Allen Philips (1979: 1-2) A test is commonly difined as a tool or instrument of measurement
that is used to obtain data about a specific trait or characteristic of an individual or group.( Test biasanya
diartikan sebagai alat atau instrumen dari pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data tentang
suatu karakteristik atau ciri yang spesifik dari individu atau kelompok.)
c. Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah sebuah instrument yang dipakai untuk memperoleh
informasi tentang seseorang atau obyek.
Tujuan tes
1. Tes dilakukan untuk mengevaluasi produk / proyek / proses untuk memeriksa memenuhi spesifikasi
yang ditentukan
2. Mengetahui hasil belajar siswa, apakah sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran khusus (TKP) yang tertera dalam kurikulum atau belum.
3. Untuk menentukan angka berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa.
4. untuk mengetahui apakah peserta didik telah memilki keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk mengikuti suatu program belajar dan sampai mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam RPP.
Jadi, pencapaian pembelajaran itu harus diukur dengan tes tentang penguasaan materi dalam satu
pokok bahasan yang telah disampaikan guru pada siswanya sesuai dengan tujuan instruksional khusus.
b. Interviews (interviu)
Ciri-ciri:
- Dipergunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mudah diakses dengan cara lain. Melakukan
asesmen dengan cara melakukan interviu tidak bisa lepas dari proses mengobservasi siswa yang sedang
melakukan proses pembelajaran (in action). Bahkan keduanya terkait erat. Seperti halnya
mengobservasi, dengan menginterviu siswa Anda dapat mengungkap apa yang tidak tampak. Oleh
karena itu pertanyaan yang diajukan sebaiknya semakin lama semakin mendetil terkait dengan proses
dan strategi penalaran yang digunakan.
Memang kelebihan interviu adalah sifatnya yang personal dan fleksibel sehingga sangat memungkinkan
Anda sebagai guru membangun hubungan yang positif, saling percaya, dan saling
mendukung dengan setiap siswa tanpa terikat dengan waktu. Artinya, Anda dapat mengajukan sejumlah
pertanyaan baik kepada seorang siswa ataupun sejumlah siswa sebelum, selama, dan setelah pelajaran
baik untuk tujuan asesmen maupun untuk tujuan pembelajaran.
Beberapa pedoman dan langkah ketika Anda ingin melakukan interview kepada siswa adalah sebagai
berikut.
- Rencanakan pertanyaan, baik dari sisi kata-kata yang dipilih maupun cara bertanya, sehingga
hubungan Anda sebagai guru dengan peserta didik menjadi lebih baik.
- Atur pertanyaan Anda sedemikian rupa sehingga tidak membuat siswa bersikap defensif dan
Andapun bisa memperoleh banyak informasi yang bermanfaat sesuai dengan tujuan dilakukannya
interviu.
- Mulailah interviu dengan pertanyaan yang sederhana dan santai.Simpan pertanyaan yang lebih
kompleks dan bersifat menyerang di akhir interviu.
- Mulailah dari pertanyaan yang umum menuju pertanyaan yang khusus.
- Buatlah isyarat non verbal yang sangat berguna untuk memancing siswa agar bersedia memberikan
jawaban lengkap/tuntas.
- Bersikaplah tenang. Siswa membutuhkan pendengar yang baik.
- Berilah cukup waktu kepada siswa untuk merumuskan apa yang dipikirkannya dan apa yang akan
dikatakannya.
c. Angket
Ciri-ciri:
- Dipergunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mudah diakses dengan cara lain.
- Hasilnya berupa data deskriptif.
- Biasanya berupa angket sikap (Attitude Questionnaires).
Seluruh proses pembelajaran memiliki komponen afektif yang sangat penting perannya bagi anak.
Mendapat nilai 100 untuk pelajaran tertentu bagi anak misalnya, tidak begitu bermakna bila dia
membenci pelajaran tersebut atau bahkan tidak ingin lagi mempelajarinya. Oleh karena itu berbagai
sikap anak perlu diketahui karena keberadaannya sangat menentukan di dalam proses pembelajaran.
Beberapa langkah yang perlu Anda lakukan ketika melakukan asesmen terhadap sikap siswa adalah:
- memutuskan sikap-sikap yang hendak diukur atau dinilai.
- menyusun angket atau kuesioner.
- memilih ukuran standar (standardized measure) yang sesuai.
- memberikan angket kepada siswa untuk diisi mendekati awal atau akhir dari tiap-tiap unit
pembelajaran, atau bisa juga di sekitar awal atau akhir semester/tahun.
- menganalisis dan mengelola data untuk umpan balik bagi para stakeholderyang berkepentingan.
- memberikan umpan balik tepat waktu.
- menggunakan hasil untuk membuat keputusan terkait dengan upaya memperbaiki program
pembelajaran.
Dalam menyusun angket Anda bisa menggunakan pertanyaan yang memerlukan jawaban terbuka
(seperti mengisi bagian yang kosong atau jawaban bebas) atau jawaban tertutup (pilihan berganda,
skala, dichotomous, ranking, dsb).
Daftar Pustaka:
1. Evaluasi Buku Pegangan , WK Kellogg Foundation (PDF)
2. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.evaluationwiki.org/in
dex.php/Evaluation_Definition
3. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://web.mit.edu/tll/assessmen
t-evaluation/methods-of-measuring-learning-outcomes-grid.doc
4. http://penilaianhasilbelajar.blogspot.com/
5. http://www.adprima.com/measurement.htm
6. http://unsilster.com/2009/12/pengertian-asesmen/
7. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.evaluationwiki.org/in
dex.php/Evaluation_Definition
8. http://www.scribd.com/doc/23290252/inisiasi-asesmen-pembelajaran-sd-1