Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Dalam penelitian ini terdapat 6 (enam) variabel yang dikelompokkan menjadi tiga bagian
yaitu variabel terikat (dependent variable), variabel bebas (independent variable) dan variabel
kontrol. Dependen variabel (Y) dalam penelitian ini adalah pembiayaan yang disalurkan
perbankan syariah, independen variabel (X) yaitu DPK (X1), CAR (X2), NIM (X3), NPF (X4)
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan
1. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam penelitian ini variabel pembiayaan yang digunakan
adalah n+1 dimana yang dimaksud data periode yang digunakan adalah data satu periode
berikutnya. Contoh : data yang digunakan adalah triwulan maka pada saat yang di hitung data
bulan maret maka variabel pembiayaan yang digunakan adalah bulan juni.
Pembiayaan + Ijarah
Revisi BAB IV :
Persyaratan untuk melakukan metode analisis regresi linier berganda telah selesai dan
sesuai, maka tahapan berikutnya adalah melakukan analisis metode regresi linier berganda.
Dalam penelitian ini analisa regresi linier berganda dilakukan sebanyak dua kali yakni tanpa
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda tanpa Ukuran Perusahaansebagai variabel
kontrol pada program komputer SPSS diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 4.10
berikut ini :
Tabel 4.10
Hasil Analisa Berganda Penelitian Tanpa Variabel Kontrol
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 0,529164 0,122576 4,317016 0,0000
Trans DPK 0,925865 0,020227 45,77313 0,0000
Trans CAR -0,007171 0,017329 -0,413798 0,6797
Trans ROA -0,089211 0,018892 -4,722164 0,0000
NPF -0,002706 0,009488 -0,285155 0,7760
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 4.9 maka model persamaan regresi linier berganda yang diperoleh sebagai
berikut :
0,002706 NPF
Menunjukkan jika semua variabel independen bernilai tetap maka pembiayaan akan bertambah
sebesar 0,529164.
Koefisien regresi (b1) trans_DPK = 0,925865
Nilai koefisien regresi trans_DPK menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan variabel
Pembiayaan, artinya jika trans_DPK mengalami penambahan nilai satu maka variabel
pembiayaan akan naik 0,925865 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
Nilai koefisien regresi trans_CAR menunjukkan adanya hubungan yang hubungan yang
berlainan arah dengan variabel Pembiayaan, artinya jika trans_DPK mengalami penambahan
nilai satu maka variabel pembiayaan akan naik (- 0,007171) dengan asumsi variabel independen
lainnya konstan.
Nilai koefisien regresi positif menunjukkan adanya hubungan yang berlainan arah dengan
variabel Pembiayaan, artinya jika variabel trans_ROA mengalami penambahan nilai satu satuan
maka variabel trans_ROA akan turun sebesar negatif (- 0,089211) dengan asumsi variabel
Nilai koefisien regresi NPF positif menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan variabel
Pembiayaan, artinya jika variabel NPF mengalami penambahan nilai satu satuan maka variabel
Pembiayaan akan naik sebesar ( 0,002706) dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
Hasil analisis regresi linier berganda penelitian dengan Ukuran Perusahaansebagai variabel
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 0,411796 0,188356 2,186268 0,0306
Trans DPK 0,927288 0,020327 45,61824 0,0000
Trans CAR -0,006340 0,017381 -0,364782 0,7159
Trans ROA -0,087916 0,018982 -4,631627 0,0000
NPF -0,002995 0,009507 -0,315051 0,7532
Ukuran Perusahaan 0,016235 0,019763 0,821450 0,4129
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 4.11 maka model persamaan regresi linier berganda yang diperoleh
sebagai berikut :
Pembiayaan = 0,411796 + 0,927288 DPK - 0,006340 CAR - 0,087916 ROA - 0,002995 NPF +
Menunjukkan bahwa jika variabel independen dan kontrol bernilai tetap maka variabel dependen
yaitu pembiayaan akan mengalami penurunan dengan nilai konstan sebesar 0,411796.
Nilai koefisien regresi trans_DPK positif menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan
variabel Pembiayaan, artinya jika trans_DPK mengalami penambahan nilai satu maka variabel
pertumbuhan Pembiayaan akan naik 0,927288 dengan asumsi variabel independen lainnya
konstan.
Nilai koefisien regresi trans_CAR menunjukkan adanya hubungan yang hubungan yang
berlawanan arah dengan variabel Pembiayaan, artinya jika trans_DPK mengalami penambahan
nilai satu maka variabel pembiayaan akan berkurang sebesar (- 0,006340) dengan asumsi
Nilai koefisien regresi trans_ROA negatif menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah
dengan variabel Pembiayaan, artinya jika trans_ROA mengalami penambahan nilai satu maka
variabel pertumbuhan laba akan turun sebesar (-0,087916) dengan asumsi variabel independen
lainnya kostan.
Nilai koefisien regresi NPF positif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah dengan
variabel Pembiayaan, artinya jika variabel NPF mengalami penambahan nilai satu satuan maka
variabel Pembiayaan akan turun sebesar (- 0,002995) dengan asumsi variabel independen lainnya
kostan.
Nilai koefisien regresi Ukuran Perusahaanpositif menunjukkan adanya hubungan yang searah
nilai satu satuan maka variabel Pembiayaan akan naik sebesar 0,016235 dengan asumsi variabel
D. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji F, uji t dan uji R2. Untuk
Uji F yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model
persamaan yang dibuat merupakan model yang fit atau sehat bukan bertujuan untuk menguji
hipotesis. Uji ini dilakukan untuk menguji DPK, CAR, ROA, NPF dan Ukuran
Tabel 4.12
Hasil Uji F Penelitian Tanpa Variabel Kontrol
Model F Sig.
1 Regression 751.6519 0,000a
Residual
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Dari Tabel 4.12 yang terdapat diatas diperoleh F hitung sebesar 751.6519 dengan nilai sig
0,000 yang berarti < 0,05 maka, artinya variabel bebas dari penelitian yang meliputi DPK, CAR,
Tabel 4.13
Hasil Uji F Penelitian Dengan Variabel Kontrol
Model F Sig.
1 Regression 599,9166 0,000a
Residual
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Dari Tabel 4.13 yang terdapat diatas diperoleh F hitung sebesar 599,9166 dengan nilai sig
0,000 yang berarti < 0,05 maka, artinya variabel bebas dari penelitian yang meliputi DPK, CAR,
ROA, NPF dan Ukuran Perusahaan(Ukuran) mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan
perbankan syariah.
2. Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial dimaksukkan ke
dalam model akan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel tergantungnya. Dengan
nilai signifikan uji t < 0,05 maka, artinya variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel
tergantung. Jika nilai signifikan > 0,05, artinya variabel bebas tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabel tergantung. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini :
Tabel 4.13
Hasil Uji T Tanpa Variabel Kontrol
Model t Sig.
DPK 45,77313 0,0000
CAR -0,413798 0,6797
ROA -4,722164 0,0000
NPF -0,285155 0,7760
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
DPK
Hasil uji t antara variabel DPK terhadap pembiayaan perbankan syariah menunjukkan nilai
45,77313 dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara DPK
penelitian yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan
bisa diterima.
CAR
Hasil uji t antara variabel CAR terhadap pembiayaan perbankan syariah menunjukkan nilai (-
0,413798) dengan signifikan sebesar 0,6797 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa CAR
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hipotesis kedua
penelitian tidak bisa diterima, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif
terhadap pembiayaan.
ROA
Hasil uji t antara variabel Return On Assets (ROA) terhadap pembiayaan perbankan syariah
menunjukkan nilai t hitung sebesar (-4,722164) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05,
maka dapat disimpulakan bahwa Return On Assets (ROA) secara individu berpengaruh negatif
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hipotesis ketiga penelitian yaitu Net Interest
NPF
Hasil uji t antara variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan perbankan
syariah menunjukkan nilai sebesar (-0,285155) dengan nilai signifikan sebesar 0,7760 > 0,05,
maka dapat disimpulakan bahwa secara individu Non Performing Financing (NPF) berpengaruh
negative tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hipotesis keempat dari
penelitian yaitu Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif terhadap
Tabel 4.14 berikut merupakan uji t variabel penelitian dengan menyertakan Ukuran
Model t Sig.
DPK 45,61824 0,0000
CAR -0,364782 0,7159
ROA -4,631627 0,0000
NPF -0,315051 0,7532
Ukuran Perusahaan 0,821450 0,4129
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
DPK
Hasil uji t antara variabel DPK terhadap pembiayaan perbankan syariah menunjukkan nilai t
hitung sebesar 45,61824 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa secara DPK berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Dari
dasar tersebut maka hipotesis pertama penelitian yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai
CAR
Hasil uji t antara variabel CAR terhadap pembiayaan perbankan syariah menunjukkan nilai t
hitung sebesar (-0,364782) dengan signifikasi sebesar 0,7159 > 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah
sehingga hipotesis kedua penelitian tidak bisa diterima, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
ROA
Hasil uji t antara variabel Return On Assets (ROA) terhadap pembiayaan perbankan syariah
menunjukkan nilai t hitung sebesar (-4,631627) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05,
maka dapat disimpulakan bahwa Return On Assets (ROA) secara individu berpengaruh negatif
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Berdasar dari hipotesis ketiga penelitian
yaitu Net Interest Margin (ROA) mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan tidak
bisa diterima.
NPF
Hasil uji t antara variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan perbankan
syariah menunjukkan nilai signifikan sebesar (-0,315051) dengan nilai signifikan sebesar 0,7532
> 0,05, maka dapat disimpulakan bahwa secara individu Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Dari dasar diatas
maka dapat disimpulkan bahwa hipotsis keempat dari penelitian yaitu Non Performing
Ukuran Perusahaan
hitung sebesar 0,821450 dengan nilai signifikan sebesar 0,4129 > 0,05, maka dapat disimpulkan
3. Uji R2
Uji R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
Pada Tabel 4.15 berikut merupakan hasil dari uji R2 dari penelitian tanpa melibatkan
Berdasar dari Tabel 4.15 diatas didapat nilai R2 adalah 0, 959472, hal ini berarti bahwa
95,9472 % variabel pembiayaan dapat di jelaskan oleh variabel independen DPK, CAR, ROA
dan NPF, sedangkan sisanya sebesar 4,0528 % di jelaskan variabel yang lain.
Tabel 4.16
Hasil Uji R2 Dengan Variabel Kontrol
Pada tabel 4.16 di atas merupakan hasil uji R2 dengan melibatkan Ukuran
Perusahaansebagai variabel kontrol. Adapun hasil dari uji R2 adalah 0,959688 atau 95,9688 %
variabel pembiayaan dapat di jelaskan oleh variabelin dependen DPK, CAR, ROA, NPF dan
E. Pembahasan
diperoleh bahwa data yang diuji peneliti tidak signifikan yang berarti data tidak terdistribusi
normal. Adanya data tidak normal peneliti melakukan langkah transformasi data untuk
mendapatkan data yang normal. Setelah peneliti melakukan transformasi data dengan ketentuan
yang telah ditetapkan sebelumnya maka data yang telah di transformasi di uji ulang untuk
mendapatkan data yang terdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
yang kedua yakni pada Tabel 4.7 didapatkan nilai Kolmogorov-Smirnov dari semua variabel
penelitian berdistribusi normal. Dengan data yang normal tersebut peneliti melanjutkan
pertumbuhan dari periode maret 2011 sampai dengan Desember 2013, hal ini menandakan
bahwa semenjak terbitnya Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 mampu
mendorong pertumbuhan perbankan syariah. Pertumbuhan perbankan syariah ini dapat dilihat
dari pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat meningkat dari Rp 6.669.774,36 juta pada
Maret 2011 menjadi Rp 12.278.447,09 juta pada Desember 2013. Dari penjelasan tersebut dapat
kita ketahui bahwa fungsi perbangkan syariah sebagai lembaga intermediasi mampu berjalan
dengan baik.
Pada analisis variabel DPK perbankan syariah diperoleh nilai rata-rata DPK mengalami
peningkatan selama periode pengamatan. Peningkatan DPK ini menunjukkan bahwa kehadiran
perbankan syariah di Indonesia dapat diterima oleh masyarakat hal ini diperlihatkan dengan
kemampuan perbankan syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat (DPK) yang terus
meningkat. Untuk variabel CAR perbankan syariah berdasarkan analisa diskriptif menunjukkan
penurunan. Penurunan CAR ini di akibatkan oleh naikknya pembiayaan yang dilakukan oleh
perbankan syariah. Nilai rata-rata CAR perbankan syariah pada periode Desember 2013 adalah
20,5427, nilai ini masih jauh diatas nilai miROAum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni
Nilai rata-rata dari variabel ROA perbankan syariah selama periode pengamatan stabil
berada dikisaran 1,2364 % - 2,2045 % hal ini memandakan bahwa kemampuan manajemen
perbankan syariah dalam menghasilkan laba selama masa pengamatan tidak jauh berbeda. Pada
nilai rata-rata dari variabel NPF perbankan syariah selama masa pengamatan mengalami
kenaikan dari 2,0482 menjadi 2,5655, hal ini mengindikasikan pembiayaan bermasalah pada
perbankan syariah mengalami kenaikan, kenaikan NPF ini selaras dengan pertumbuhan
pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah. Untuk diskriptif data dari variabel kontrol
dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan. Nilai rata-rata untuk Ukuran
Perusahaanperbankan syariah selama masa pengamatan mengalami kenaikan dari 6,4664 pada
bulan Maret 2011 naik menjadi 6,8755 pada Desember 2013. Kenaikan Ukuran Perusahaan ini
Hasil uji analisis regresi linier berganda tanpa menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai
variabel kontrol didapatkan hasil bahwa pada variabel DPK menunjukkan nilai 45,809, variabel
CAR menunjukkan nilai nbgatif (- 0,451), Variabel ROA menunjukkan nilai negatif (- 4,720)
dan variabel NPF menunjukkan nilai negatif (-0,297). Hasil dari uji regresi tersebut
menunjukkan bahwa variabel DPK, CAR dan NPF tersebut mempunyai hubungan yang searah
dengan variabel pembiayaan, jika variabel DPK mengalami penambahan nilai maka variabel
pembiayaan juga akan mengalami penambahan nilai. Variabel CAR, NPF dan ROA mempunyai
berhubungan yang berlawanan arah dengan variabel pembiayaan, hal ini menunjukkan jika CAR,
NPF dan ROA mengalami penambahan nilai maka variabel pembiayaan akan berkurang.
Uji analisis regresi linier berganda dengan menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai
variabel kontrol didapatkan hasil bahwa variabel DPK menunjukkan nilai 45,653 dan Ukuran
Perusahaan memiliki nilai positif 0,820. Hasil dari uji regresi ini berarti bahwa variabel DPK
mempunyai arah yang sama dengan variabel dependen pembiayaan, artinya jika variabel DPK
mengalami kenaikan maka pembiayaan perbankan syariah akan mengalami kenaikan. Untuk
variabel CAR menunjukkan nilai negatif (-0,402), variabel ROA mempunyai nilai negatif (-
4,611) dan variabel NPF menunjukkan nilai nilai negatif (-0,327). Hasil nilai negatif dari
variabel penelitian CAR, NPF dan Ukuran Perusahaan menunjukkan bahwa ketiga variabel
tersebut mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan variabel pembiayaan, jika variabel
CAR, ROA dan NPF mengalami penambahan nilai maka variabel pembiayaan akan mengalami
penurunan nilai.
Hasil uji F yang telah dilakukan baik tanpa menyertakan maupun menyertakan Ukuran
Perusahaan sebagai variabel kontrol diperoleh bahwa model yang digunakan dapat dikatakan fit
atau sehat, hal ini dikarenakan nilai signifikan yang didapatkan dari pengolahan menunjukkan
nilai signifikan sebesar 0,000 dibawah probabilitas yang ditetapkan 0,05. Dari hasil uji F yang
telah dilakukan dapat disimpulkan dari model yang ada bahwa variabel, DPK, CAR, ROA, NPF
Hasil dari uji t yang telah dilakukan dalam penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut:
DPK
Dari hasil uji t tanpa menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol diperoleh bahwa
variabel DPK terhadap pembiayaan menunjukkan bahwa t hitung sebesar 45,77313 dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel DPK berpengaruh
positif signifikan terhadap pembiayaan. Dalam penelitian ini nilai koefisien DPK adalah positif
ini menunjukkan bahwa semakin meningkat DPK maka pembiayaan semakin meningkat. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Olokoyo (2011) yang menunjukkan bahwa deposito bank
dengan baik dimana fungsi perbankan dengan menghimpun dana dari pihak ketiga dan
nilai t hitung dari variabel DPK sebesar 45, 61824 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel DPK berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan. Dalam penelitian ini nilai koefisien DPK adalah positif ini menunjukkan bahwa
semakin meningkat DPK maka pembiayaan semakin meningkat. Hasil penelitian ini selaras
dengan penelitian Olokoyo (2011) yang menunjukkan bahwa deposito bank komersial memiliki
dampak terbesar pada penyaluran pinjaman. Pada penelitian Maharani (2010) juga menyatakan
CAR
Hasil uji t tanpa menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol diperoleh bahwa
variabel CAR terhadap pembiayaan menunjukkan t hitung (-0,413798) dengan nilai signifikan
sebesar 0,6797 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap pembiayaan sehingga hipotesis kedua penelitian di tolak tidak bisa diterima, yaitu
Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan. Dalam
penelitian ini nilai koefisien CAR adalah negatif yang menunjukkan bahwa semakin meningkat
CAR maka pembiayaan semakin menurun. Menurunnya pembiayaan disebabkan kenaikan CAR
di karenakan dana yang ada dipergunakan untuk menjaga likuiditas sehingga dana yang
Uji t yang menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol diperoleh nilai t
hitung dari variabel CAR sebesar (- 0, 364782) dengan nilai signifikan sebesar 0, 7159 > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan. Dari hasil kedua uji t menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan perbankan syariah sehingga hipotesis kedua penelitian tidak bisa diterima,
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan. Hasil
penelitian bertolak belakang dengan penelitian Maharani (2010) yang menyatakan bahwa CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan, namun hasil penelitian ini
mendukung penelitian Olokoyo (2011) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak
ROA
Hasil uji t tanpa menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol diperoleh bahwa
variabel Return On Assets (ROA) terhadap pembiayaan menunjukkan nilai t hitung sebesar (-
4,722164) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulakan bahwa Return
On Assets (ROA) secara individu berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan karena t hitung
bernilai negatif. Berdasar paparan tersebut maka hipotesis ketiga dari peneltian ini ditolak yaitu
Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan. Dalam penelitian
ini nilai koefisien ROA adalah negatif yang menunjukkan bahwa semakin meningkat ROA maka
pembiayaan akan berkurang. Pada uji t dengan menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel
kontrol diperoleh hasil yang bertentangan dimana nilai t hitung dari variabel Return On Assets
(ROA) sebesar negatif (-4,631627) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) secara individu berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Yoga
Pradana dan R. Djoko Sampurno (2013) yang menyatakan ROA mempunyai pengaruh yang
NPF
Hasil uji t tanpa menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol antara variabel Non
bahwa secara individu Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah. Dari dasar diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
keempat dari penelitian yaitu Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif
terhadap pembiayaan ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Maula
(2009) dan Maharani (2010) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan
Uji t yang dilakukan dengan menyertakan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol diperoleh
hasil dimana nilai t hitung dari variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar (-0,315051)
dengan nilai signifikan sebesar 0,7532 >, maka dapat disimpulkan bahwa Non Performing
Kedua nilai koefisien NPF dalam penelitian ini adalah negatif yang menunjukkan bahwa
semakin meningkat NPF maka pembiayaan semakin menurun. Meningkatnya NPF disebabkan
bermasalah.
Ukuran Perusahaan
Hasil uji t antara variabel Ukuran Perusahaan terhadap pembiayaan menunjukkan nilai t hitung
sebesar 0,821450 dengan nilai signifikan sebesar 0,4129 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
secara individu Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Hasil
penelitian ini bertentangan dengan penelitian Osei (2013) yang menyatakan bahwa ukuran bank
berpengaruh positif terhadap pembiayaan. Nilai koefisien Ukuran Perusahaandalam penelitian ini
disebabkan kenaikan Ukuran Perusahaan dikarenakan naiknya asset perusahaan sehingga dana
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada perbankan syariah di Indonesia dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua populasi Bank Umum Syariah yang
berjumlah 11 Bank Umum Syariah. Karena dalam penelitian ini mencoba menggunakan data
time series dari laporan triwulan maka sampel menjadi 132 Bank Umum Syariah dari 11 Bank
Umum Syariah selama tiga tahun. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets
(ROA), Non Performing Financing (NPF) dan Ukuran Perusahaan. Dari analisia dan
pembahasan yang telah dilakukan atas hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui uji F yang dilakukan tanpa menyertakan
Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol menyatakan bahwa semua variabel bebas
(independen) yang terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return On Assets (ROA), Non Performing Financing (NPF) dan Ukuran Perusahaan sebagai
variabel kontrol berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah. Adapun
kesimpulan dari uji F yang dilakukan dengan menyertakan Ukuran Perusahaan menyatakan
bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On
Assets (ROA), Non Performing Financing (NPF) dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel
kontrol berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah. Hal tersebut dapat
diketahui nilai dari uji F lebih kecil dari nilai signifikan berada diatas alpha 0,05.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui uji t tanpa menyertakan Ukuran Perusahaan
a. Hipotesis pertama penelitian yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh positif
b. Hipotesis kedua penelitian tidak bisa diterima, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
c. Hipotesis ketiga penelitian tidak diterima yaitu Return On Assets (ROA) mempunyai
d. Hipotesis keempat dari penelitian yaitu Non Performing Financing (NPF) mempunyai
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui uji t variabel penelitian dengan menyertakan
a. Hipotesis pertama penelitian yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh positif
b. Hipotesis kedua penelitian tidak bisa diterima, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
c. Hipotesis ketiga penelitian tidak bisa diterima yaitu Return On Assets (ROA) mempunyai
d. Hipotesis keempat dari penelitian yaitu Non Performing Financing (NPF) mempunyai
syariah.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang apabila dapat diatasi pada penelitian
selanjutnya akan memperbaiki hasil penelitian. Beberapa keterbatasn dari penelitian ini adalah :
1. Jumlah sampel yang diteliti masih sedikit disebabkan populasi Bank Umum Syariah yang
terbatas dan periode penelitian dalam penelitian ini hanya terbatas selama maret 2011 sampai
penelitian.
2. Dalam penelitian ini hanya meneliti lima variabel bebas yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Non Performing Financing (NPF)
3. Dalam penelitian ini data tidak terdistribusi secara normal, maka dilakukan trasformasi data,
sehingga uji outlier tidak dilakukan pada penelitian ini, dikarenakan sampel data yang akan
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang telah diuraikan maka peneliti menyarankan :
1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan agar jumlah sampel dapat ditambah menjadi lebih
banyak denagn menggabungkan populasi Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha Syariah
atau semua perbankan syariah di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil yang
lebih akurat.
2. Penelitian yang akan datang hendaknya menambah variabel penelitian tidakhanya dari faktor
internal tetapi faktor eksternal perbankan sehingga dapat memnetahui faktor-faktor yang