Sunteți pe pagina 1din 7

Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

KEPUASAN KERJA PETUGAS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM FAISAL


MAKASSAR 2012

JOB SATISFACTIONOF HEALTH OFFICER IN THE INSTALLATION IN PATIENT FAISAL


MOESLEM HOSPITAL MAKASSAR 2012

Andi Tenri Sanna Ilma, Asiah Hamzah1, Ridwan Amiruddin2


1
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Bagian Epidemiologi
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Unhas, Makassar

ABSTRACT

This study aims to analyze in depth information about the concept of workplace and job
design, selection and development of the concept, the concept of compensation, and the concept of
supporting facilities and equipment installation services in the inpatient hospital Faisal Islam. This type
of research is qualitative research. Collection methods through in-depth interviews, observation and
document review. Results of the study on the concept of workplace design and work it appears that
working relationships with subordinates are less well established due to lack of discipline of nurses in
performing its responsibilities, the concept appears that the selection and development of educational
backgrounds are not prioritized, training and development has not gone up, training costs have not
been following the standard 5% of hospital budgets, more came from health officials and not from the
hospital. On the concept of providing incentives and rewards have not given up in accordance with
the wishes of medical personnel, particularly for nurses. On the concept of incomplete equipment
available in accordance with standard operational procedures, and some existing facilities and other
equipment that is not feasible to use, repair and replacement requests do not get a quick response
from the leadership and management.

Keyword : Job satisfaction, internal service quality

PENDAHULUAN mempengaruhi kualitas layanan eksternal


Rumah sakit merupakan bagian integral kepada pelanggan, dan akhirnya para
dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan pelanggan akan memperoleh kepuasan atas
yang melayani pasien dengan berbagai jenis layanan organisasi tersebut.
pelayanan.Oleh karena itu, agar dapat terus Hasil penelitian Sahyuni di RSUD H. Abdul
mengembangkan dirinya dan untuk Aziz Marahaban Kalimantan Selatan (2009)
kelangsungan hidup organisasi, manajemen secara kuantitatif 1,4 % menyatakan sangat
rumah sakit perlu melakukan perubahan tidak puas, 51, 3% responden menyatakan
(Iswanti, 2004). tidak puas dan 47,3 % menyatakan puas.
Sebenarnya sebuah organisasi harus Dengan rincian 29,7% sangat tidak setuju
menghadapi dua macam customer sekaligus, dengan pernyataan pemberian insentif
yakni secara internal adalah para karyawan memuaskan karyawan, 78,3 % tidak setuju
dan secara eksternal adalah konsumen atau sistem pengawasan protap kerja yang
pelanggan. Jadi kalau organisasi ingin dilakukan oleh manajemen sudah baik dan 66,
memberi layanan yang unggul terhadap 2% tidak setuju pernyataan pengawasan
customer, maka peningkatan kualitas layanan terhadap karyawan telah dilaksanakan dengan
harus dilakukan pula secara internal (internal baik serta 56,7 % tidak setuju pernyataan
service quality) dan secara eksternal (external kepuasan penilaian kinerja karyawan yang
service quality). Peningkatan kualitas layanan dilakukan oleh manajemen.
secara internal akan berdampak pada Hasil penelitian secara kualitatif pada
kepuasan kerja (job satisfaction) para faktor hubungan kerja karyawan tampak terjadi
karyawan, selanjutnya kepuasan kerja ini akan ketidak puasan dalam hubungan karyawan
1
Correspondence : Andi Tenri Sanna Ilma Suciaty, Bagian Administrasi dan KebijakanKesehatan Program Studi Magister
Kesehatan Masyarakat Unhas, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar, 90245 HP : 0823 48 3333 68/0411 9119056
Email : anditenrysanna88@gmail.com
Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

dengan pihak manajemen, pada faktor individu desain tempat kerja & pekerjaan, seleksi &
karyawan sebagian besar menyatakan belum pengembangan, kompensasi dan sarana &
puas terhadap pekerjaan sekarang.Pada faktor prasarana penunjang pelayanan.
luar tampak ketidak puasan pada kesempatan
rekreasi, jenjang karier dan promosi serta METODE PENELITIAN
kesempatan mendapat pendidikan dan Lokasi dan Rancangan Penelitian
pelatihan bagi karyawan.Pada faktor suasana Penelitian dilakukan di RS Islam Faisal
kerja tampak kurang puas terhadap kebijakan Makassar.Jenis penelitian yang dilakukan
pihak manajemen dan kinerja karyawan saat adalah kualitatif.
ini.Pada faktor lingkungan kerja sebagian Informan
besar menyatakan situasi rumah sakit kurang Penentuan informan dilakukan dengan
mendukung karena kurang aman dan nyaman, Teknik Snowball Sampling. Informan terdiri
ketersediaan alat dan sarana penunjang masih dari Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala
kurang.Pada faktor kompensasi karyawan Seksi Tata Ruang & Personalia sebagai
merasa tidak puas karena belum sesuai informan kunci, dan triangulasi kepada Kepala
dengan hasil kinerja karyawan, imbalan kurang Ruang Perawatan, Perawat, Kepala Seksi
proporsional dan belum mencukupi, kurang Pelayanan & Penunjang Medis, dan Kepala
paham dan sering dibayar terlambat. (Sahyuni, Seksi Administrasi & Sekretaris sebagai
2009) informan tambahan.

Rumah Sakit Islam Faisal yang berdiri HASIL


sejak bulan Maret 1976 dengan tipe utama Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
(setara tipe B untuk RS Pemerintah) yang konsep desain tempat kerja & pekerjaan
merupakan mata rantai dari RS Wahidin nampak bahwa Lingkungan kerja nyaman,
Sudirohusodo seharusnya menunjukkan representatif, aman, kondusif, dan memberikan
peningkatan yang pesat seiring dengan kepuasan bagi petugas kesehatan yang
perkembangannya. Data tentang status bekerja, kondisi kerja dalam hal hubungan
ketenagaan menurut lama bekerja, yaitu : < 5 kerja baik, namun hubungan kerja atasan
tahun sebanyak 44 orang (33,6%), 6-10 tahun dengan bawahan terkendala dengan masalah
sebanyak 43 orang (32,8%), 11-15 tahun kedisiplinan tenaga perawat yang sering
sebanyak 22 orang (16,8%), 16 20 tahun melalaikan tanggungjawab shift kerja. Petugas
sebanyak 16 orang (12,2%), serta >20 tahun kesehatan memiliki identitas tugas dalam
sebanyak 6 orang (4,6%). Dari data tersebut artian mengerjakan pekerjaan dan
diatas dapat dilihat kecenderungan lama tanggungjawab sesuai dengan prosedur kerja
bekerja karyawan RS Islam Faisal yang SK Direktur No. 122/A.6/RSIF/XII/2008, serta
terbanyak yaitu <5 tahun sebesar 33,6% dan diberikan otonomi dalam batas tertentu di
yang 6 10 tahun sebesar 32,8%. setiap unit kerja, tetapi tetap mengetahui unit
Kecenderungan lama bekerja ini menunjukkan unit yang lain dan berkonsultasi serta ada garis
adanya ketidakpuasan dalam bekerja dan koordinasi langsung dari pimpinan sebagai
kualitas pelayanan internal yang buruk. pengambil keputusan tertinggi di RS.
Mereka yang bekerja bertahun tahun dan Pada konsep seleksi dan pengembangan
memiliki prestasi tidak diberikan reward nampak bahwa proses rekrutmen dilakukan
(penghargaan prestasi) dari pihak RS sesuai dengan prosedur, mulai dari
sehingga tidak memberikan kepuasan kerja penerimaan berkas lamaran, tes tertulis, tes
bagi karyawan, dan hal tersebut tentu saja wawancara sampai pada tes keagamaan
akan berdampak pada kualitas pelayanan termasuk mengaji. Namun, proses rekrutmen
internal. diutamakan bagi mereka yang berpengalaman
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerja, sudah memiliki SIP (Surat Izin Praktek)
informasi mendalam tentang konsep konsep
2
Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

dan bertahap bahkan sempat mengalami Pada konsep sarana dan peralatan
perubahan yang dahulu menerima lamaran penunjang nampak bahwa sarana dan
dari karyawan lepas, sekarang diawali dengan peralatan penunjang juga masih kurang
pemberian magang, honorer, kontrak, lalu memadai, dari segi ketidaksesuaian jumlah
menjadi tenaga tetap, semua didasarkan pada tenaga dengan jumlah tempat tidur, dari jumlah
kinerja dan masa kerja petugas kesehatan, tempat tidur dan jumlah ruang perawatan yang
pelatihan dan dan pengembangan petugas juga masih kurang sehingga sering terjadi
kesehatan belum merata dan maksimal penolakan pasien, bahkan sampai pada
diberikan kepada semua tenaga perawat kurangnya peralatan EKG untuk operasi dan
maupun non medis, hanya didasarkan atas GP (ganti perban) untuk pasien, mereka harus
kebutuhan unit unit spesifik, dan bagi orang meminjam dari ruangan lain, dan tentu saja
orang tertentu saja dengan masa kerja yang akan menghambat pemberian pelayanan
sudah lama, karena dilihat berdasarkan kriteria kepada pasien, ada beberapa barang yang
pengabdian, tingkat loyalitas, dan risiko untuk sudah tidak layak pakai seperti tempat tidur
pindah, biayanya pun tidak dianggarkan 5% dan bantal yang mulai usang, WC yang kotor,
dari anggaran RS, karena disesuaikan dengan komputer yang harus diganti, yang bahkan
pendapatan RS, hanya diberikan secukupnya tidak jarang kurang cepat mendapat
saja, misalnya untuk biaya transport, dll, jawaban/respon dari pihak
sehinggan tidak jarang petugas kesehatan manajemen/pimpinan untuk segera
yang mengikuti pelatihan harus membiayai menambahkan kekurangan alat dan
dirinya sendiri karena bukan diutus oleh RS, menggantikan beberapa sarana dan peralatan
padahal mereka sangat memerlukan pelatihan penunjang yang sudah tidak layak pakai.
dan pengembangan untuk peningkatan mutu
sumber daya manusia. PEMBAHASAN
Pada konsep sistem kompensasi nampak Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang
bahwa sistem kompensasi (insentif) dirasakan bisa menjelaskan tentang konsep konsep
masih sangat kurang bagi petugas kesehatan kualitas pelayanan internal pada desain tempat
baik medis maupun nonmedis, pemberian kerja & pekerjaan, seleksi & pengembangan,
insentif pun diberikan berdasarkan kompensasi dan sarana & peralatan
tanggungjawab, pendidikan, dan masa kerja, penunjang pelayanan di RS Islam
padahal seharusnya bagi perawat pelaksana Faisal.Desain tempat kerja berbicara tentang
yang mendapat paling banyak insentif karena lingkungan kerja dan kondisi kerja petugas
beban kerja mereka yang cukup berat. Insentif kesehatan.
ada yang berasal dari jasa perawatan, insentif Petugas kesehatan di RS Islam Faisal rata
yang langsung masuk daftar gaji, dan insentif rata mengatakan bahwa lingkungan kerja
per bulan yang diambil dari sumber sumber fisik mereka memberikan kenyamanan,
pendapatan yang dibagikan minimal 3 (tiga) kondusif, representatif dan bisa mendukung
bulan, reward (penghargaan) belum maksimal aktivitas kerja mereka sehari hari.Tidak ada
seperti yang diharapkan, reward diberikan masalah yang berarti dengan lingkungan kerja
hanya sekali pada kepemimpinan terdahulu mereka.Mereka bekerja aman dan nyaman
melalui Karyawan Teladan, mendapat bonus 1 tanpa hambatan.Meskipun demikian pihak
(satu) bulan gaji, itupun hanya bagi mereka manajemen juga seharusnya berupaya agar
yang bekerja lebih dari 20 (dua puluh) tahun ke seluruh petugas kesehatan baik yang
atas. Namun, sejak pergantian pimpinan beresentuhan langsung dengan pasien
reward diberikan bonus umroh melalui maupun tidak (non medis) tetap diupayakan
pengundian dan melihat masa kerja serta agar terhindar dari risiko bahaya dalam
tingkat loyalitas yang tinggi. kegiatan di rumah sakit.

3
Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

Hasil penelitian Sahyuni di RSUD H. Abdul Prinsip The Right Man On The Right Place
Aziz (2009) yang berbeda tentang faktor dapat terlaksana apabila diadakan seleksi
lingkungan kerja sebagian besar menyatakan yang cukup selektif terhadap tenaga kerja
situasi rumah sakit kurang mendukung karena yang akan direkrut, sehingga tenaga kerja
kurang aman dan nyaman, hubungan kerja yang terpilih adalah tenaga kerja yang paling
karyawan tampak terjadi ketidakpuasan dalam tepat. Namun, untuk memilih karyawan yang
hubungan karyawan dengan pihak paling tepat tidak semata mata tergantung
manajemen, pada faktor individu karyawan pada metode seleksi yang tepat, tetapi juga
sebagian besar menyatakan belum puas harus ditunjang oleh ketepatan dalam
terhadap pekerjaan sekarang. membuat analisa jabatan karena analisa
Lain halnya dengan hubungan kerja atasan jabatan merupakan dasar dan landasan dari
dengan bawahan yang terdapat sedikit seleksi tenaga kerja, kalau syarat personalia
masalah.Masalah tersebut hanya menyangkut yang ditetapkan dalam analisa jabatan tidak
soal kedisiplinan tenaga perawat yang tidak tepat maka perusahaan tidak akan mendapat
memahami tanggungjawabnya.Tenaga karyawan yang tepat.
perawat terkadang meninggalkan shif kerja, Proses rekrutmen sekarang, tenaga
sehingga pelayanan kepada pasien terganggu. perawat yang akan diseleksi terlebih dahulu
Kenyataan tersebut memberikan gambaran diikutkan magang selama 3 (tiga) bulan
bahwa hubungan kerja di tempat kerja sebagai bentuk penilaian kinerja. Mereka yang
merupakan hal utama dalam bekerja, mengikuti magang belum mendapat gaji
utamanya bagi petugas kesehatan yang ataupun bonus.Mereka bekerja dengan baik
nantinya akan bersentuhan langsung dengan agar bisa diikutkan tes masuk menjadi tenaga
pemberian pelayanan kepada pasien. honorer, dan seterusnya.Mereka yang
Desain pekerjaan memiliki spesifikasi, mengikuti magang hanya diberikan sertifikat
yaitu; Skill variety, yaitu karyawan lebih bila waktu magang berakhir dan mereka belum
ditekankan pada keahliannya, yang dibutuhkan memenuhi criteria untuk diikutkan seleksi
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan; Task penerimaan berikutnya, bila kinerja mereka
identity, yaitu karyawan melakukan pekerjaan kurang memuaskan.Sedangkan mereka yang
secara bertahap sesuai prosedur kerja; Task memiliki kinerja bagus, dan tiba tiba saja
significance, yaitu pekerjaan dipandang oleh unit tempat mereka bekerja membutuhkan
sebagai suatu hal yang penting bagi tenaga, maka kepala ruangan
kehidupan bagi pekerjaan orang lain; merekomendasikan mereka untuk direkrut
Autonomy, yaitu karyawan memiliki menjadi tenaga honorer dan diberikan gaji
keleluasaan untuk dapat pershift, kalau tidak masuk berarti tidak dapat
mempertanggungjawabkan rancangan gaji.Setelah berjalan sebagai tenaga honorer
pekerjaan sampai pada hasil pekerjaan; dan selama 2 3 tahun, kalau layak dan
Feedback, yaitu karyawan memperoleh umpan memenuhi syarat untuk diangkat menjadi
balik informasi mengenai kinerjanya. tenaga kontrak, baru diangkat menajadi tenaga
Petugas kesehatan di RS Islam Faisal kontrak selama 2 (dua) tahun.Kemudian bila
bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang selama menjadi tenaga kontrak kinerjanya baik
sudah ditetapkan oleh manajemen RS.Mereka dan memuaskan, maka direkomendasikan
berpegang pada ketentuan ketentuan untuk mengajukan permohonan menjadi
tersebut, sehingga pada saat ada komplain tenaga tetap.Namun, bila kinerjanya kurang
dari pasien, mereka memberikan penjelasan baik, maka diberi masa percobaan selama 1
sesuai dengan prosedur kerja yang sudah (satu) tahun untuk memperbaiki kinerjanya lalu
ada.Bagi perawat pelaksana sudah ditetapkan diangkat menjadi tenaga tetap.
prosedur kerja sesuai dengan standar Pengembangan karyawan adalah bentuk
pelayanan kesehatan kepada pasien. bentuk pengembangan sumberdaya yang

4
Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

dilakukan melalui kursus-kursus, seminar, dan sebagai motivator untuk pelaksanaan


bahkan sampai pada pelatihan pelatihan. kegiatan di waktu yang akan datang.Bagi
Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi organisasi /perusahaan, kompensasi memiliki
suatu keniscayaan bagi organisasi, karena arti penting karena kompensasi mencerminkan
penempatan karyawan secara langsung dalam upaya organisasi dalam mempertahankan dan
pekerjaan tidak menjamin mereka akan meningkatkan kesejahteraan
berhasil. Karyawan baru sering sering merasa pegawainya.Secara umum pemberian
tidak pasti tentang peranan dan tanggung manajemen kompensasi adalah untuk
jawab mereka.Permintaan pekerjaan dan membantu organisasi dalam mencapai tujuan
kapasitas karyawan haruslah seimbang keberhasilan strategi dan menjamin
melalui program orietasi dan terciptanya keadilan baik keadilan internal
pelatihan.Keduanya sangat dibutuhkan. Sekali maupun keadilan eksternal.
para karyawan telah dilatih dan telah Insentif yang diberikan kepada petugas
menguasai pekerjaannya, mereka kesehatan di RS Islam Faisal berasal dari
membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk beberapa sumber.Ada dari jasa perawatan,
menyiapkan tanggung jawab mereka di masa insentif yang masuk dalam daftar gaji, dan
depan. Kenyataan di RS Islam Faisal, insentif perbulan yang diambil dari sumber
beberapa dari petugas kesehatan sudah sering sumber pendapatan yang dibagikan minimal 3
diikutkan pelatihan pelatihan sesuai dengan (tiga) bulan.Ada pula yang disebut pundi
kebutuhan unit unit kerja di RS. Untuk pundi pendapatan yang diperuntukkan bagi
pelatihan sendiri ada klasifikasi yang semua pegawai. Pembagian insentifnya
ditetapkan bagi tenaga perawat yang akan berdasarkan 3 (tiga) hal yaitu : tanggungjawab,
diikutkan yaitu dilihat dari masa kerjanya, pendidikan dan masa kerja.
pengabdian, tingkat loyalitas dan risiko untuk Sejalan dengan hasil penelitian Sahyuni
pindah. (2009) pada factor kompensasi karyawan
Sejalan dengan hasil penelitian Hamsyah merasa tidak puas karena belum sesuai
(2004) di RSU Ungaran Semarang tentang dengan hasil kinerja karyawan, imbalan kurang
tenaga perawat melalui wawancara mendalam proporsional dan belum mencukupi, kurang
menunjukkan adanya kesamaan persepsi paham dan sering dibayar terlambat.Insentif
tentang perasaan dan harapan mereka yang proporsional akan memotivasi dan
terhadap pihak manajemen rumah memuaskan karyawan serta sebaliknya
sakit.Mereka merasa kurang sekali diberikan insentif yang tidak proporsional akan
tambahan pengetahuan dan keterampilan baik menimbulkan keluhan, penurunan prestasi,
melalui kursus, seminar atau pelatihan- kepuasan kerja dan menurunnya moral
pelatihan, jika ada yang dikirim untuk pekerja, dan ini akan menjadi sumber berbagai
mengikuti kursus/pelatihan hanya untuk orang aktivitas protes serikat buruh (Akustia, 2001).
orang tertentu saja.Menurut Efendi (2002) Reward (penghargaan) adalah semua
pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan pendapatan yang berbentuk uang, barang
kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang langsung atau tidak langsung yang diterima
spesifik pada saat ini, dan pengembangan karyawan sebagai imbalan atau jasa yang
lebih ditekankan pada peningkatan diberikan kepada perusahan. Penghargaan
pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada berarti semua bentuk penggajian atau
masa yang akan datang, yang dilakukan ganjaran kepada pegawai dan timbul karena
melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kepegawaian mereka. Dapat berupa
kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. pembayaran uang secara langsung (upah, gaji,
Kompensasi adalah pemberian kepada insentif, bonus) dan dapat pula berbentuk
pegawai dengan pembayaran finansial sebagai pembayaran tidak langsung (asuransi, liburan
balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan atas biaya perusahaan) dan dapat pula berupa

5
Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

ganjaran bukan uang (jam kerja yang luwes, bila belum ada perekrutan, maka diupayakan
kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih untuk memaksimalkan tenaga yang ada.
menantang). KESIMPULAN DAN SARAN
Reward diberikan kepada petugas
kesehatan yang memiliki loyalitas tinggi Penulis menyimpulkan bahwa kualitas
terhadap RS dan sudah bekerja lebih dari 20 pelayanan internal sudah cukup memberikan
tahun. Sebelum pergantian pimpinan sekitar kepuasan kerja bagi petugas kesehatan dalam
10 (sepuluh) tahun yang lalu pernah diadakan hal lingkungan kerja yang nyaman dan
Karyawan Teladan sebagai bentuk representatif, tetapi hubungan kerja yang
penghargaan RS terhadap petugas kesehatan bermasalah antara atasan dan bawahan,
yang bekerja maksimal dan mendedikasikan dimana bawahan yang kurang disiplin yang
dirinya untuk RS Islam Faisal. Karyawan sering melalaikan tanggungjawabnya
teladan tersebut mendapatkan reward menyebabkan atasan sering menegur dan
sejumlah 1 (satu) bulan gaji. Namun, setelah ingin menindaktegas, namun masih menjaga
pergantian pimpinan reward karyawan teladan hubungan baik. Semua petugas kesehatan
itu sudah tidak lagi dilaksanakan.Kenyataan sudah bekerja sesuai dengan prosedur tetap
tersebut menunjukkan bahwa penghargaan yang dikeluarkan oleh pimpinan RS. Proses
terhadap kinerja petugas kesehatan dirasakan seleksi sudah mengikuti prosedur tetap,
masih sangat kurang bagi petugas kesehatan diberikan magang terlebih dahulu, kemudian
yang sudah mendedikasikan dirinya bagi honor, kontrak baru bisa diangkat menjadi
rumah sakit.Namun, mereka tetap tenaga tetap dengan melihat masa kerjanya.
bertanggungjawab dan bekerja maksimal Pelatihan dan pengembangan masih belum
meskipun tidak diberikan reward maksimal merata dilaksanakan. Pemberian
(penghargaan). insentif dan reward juga dirasakan masih
Peraturan perundang-undangan yang sangat kurang. Kelengkapan dan kelayakan
mengatur standarisasi ketenagaan di RS peralatan penunjang juga dirasakan masih
adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik sangat kurang yang menjadi kendala terhadap
Indonesia No. pemberian pelayanan kepada pasien.
262/Menkes/Per/VII/1979.Peraturan Menteri Diharapkan adanya peningkatan
sampai saat ini masih berlaku. Standarisasi kesejahteraan petugas kesehatan dan
yang dimaksud dalam Permenkes 262 tahun peningkatan persediaan peralatan penunjang
1979 ini didasarkan pada rasio jumlah tenaga seperti ruang perawatan, tempat tidur,
dengan tempat tidur rumah sakit masing peralatan penunjang lain lebih ditingkatkan
masing kelasnya. Untuk RSU Kelas A dan agar bisa memberikan kepuasan kerja petugas
Kelas B, adalah : Tempat tidur : tenaga medis kesehatan dan peningkatan kepuasan pasien.
= (4-7) : 1, tempat tidur : paramedis
perawatan= 2 : (3-4), tempat tidur : paramedis DAFTAR PUSTAKA
nonperawatan = 3 : 1, tempat tidur : non
medis= 1 : 1. Akustia, Eny.(2001). Pengaruh Karakteristik
Kesesuaian ini bisa dilihat mengingat RS dan Faktor Kondisi Pekerjaan Dengan
islam Faisal merupakan Rumah Sakit Tipe B Kepuasan Kerja Perawat Puskesmas di
Kabupaten Pati. Semarang.
yang setara dengan RS Pemerintah. (Profil RS Amran, Tiena Agustina. (2009). Analisis Model
islam Faisal, 2010). Bila melihat jumlah Kepuasan Kerja dalam Organisasi Jasa
tersebut di atas, maka terjadi ketidak sesuaian dengan Struktural Equation Modelling
jumlah tempat tidur dengan masing masing (SEM). Universitas Trisakti.Eksekutif,
tenaga.Namun, RS Islam Faisal yang Volume 6 N0.1.
merupakan RS Swasta mengupayakan agar Andini, Rita. (2006). Analisis Pengaruh
Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja,

6
Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55

Komitmen Organisasional Terhadap


Turnover Intention. Semarang
Arifin, Bey. (2003). Pengaruh Faktor-Faktor Parwanto dan Wahyudin. (2010). Pengaruh
Kepuasan Komunikasi Terhadap Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada 3 Terhadap Kinerja Karyawan Pusat
Rumah Sakit Swasta di Kota Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA
Semarang). Program Magister di Surakarta. Program Pascasarjana.
Manajemen Pascasarjana, Universitas Universitas Muhammadiyah.Surakarta
Diponegoro. Semarang RS.Islam Faisal.(2010).Profil Rumah Sakit
Brannen, Julia. (2005). Memadu Metode Islam Faisal Makassar. Makassar.
Penelitian-Kualitatif & Kuantitatif. Sahyuni, Riza.(2009). Kepuasan Kerja
Yogyakarta:Pustaka Belajar Karyawan, Analisis SWOT dan
Efendi. (2002). Manajemen Sumber Daya Rencana Strategik Pengembangan
Manusia : Pengadaan, Pengembangan, Sumber Daya Manusia Dalam Upaya
Pengkompensasian dan Peningkatan Meningkatkan Pelayanan di RSUD H.
Produktivitas Pegawai. Jakarta: Abdul Aziz Marabahan Kalimantan
Grasindo Widiasarana Indonesia. Selatan Tahun 2009. Semarang.
Hamsyah, Arir.(2004).Analisis Pengaruh
Suasana Kerja Terhadap Tingkat
Kepuasan Kerja Perawat di Bangsal
Rawat Inap RSU Ungaran Semarang.
Haerawati, Susi. (2006). Analisis Faktor-Faktor
Manajemen yang Berpengaruh
Terhadap Kepuasan Kerja Dokter di
Rumah sakit Umum Daerah Kota
Semarang. Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Konsentrasi Administrasi
Rumah Sakit. Universitas Diponegoro.
Semarang
Iswanti, D. S. (2004).Analisis Faktor Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap
Kepuasan Kerja Tenaga Medis
Poliklinik Rawat Jalan RSUD
Tugurejo. Semarang.
Johan, Rita. (2002). Kepuasan Kerja Karyawan
dalam Institusi Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Penabur No. 01/Th.
I/Maret 2002. Universitas Atmajaya.
Jakarta
Kotler Philip. (2003). Manajemen Pemasaran
Edisi Kesebelas. PT: Prenhallindo :
Jakarta
Laily, Nur. (2011). Pengaruh Karakteristik
Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Manajerial Industri Pupuk
di Indonesia. www.jurnal.pdii.lipi.go.id
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi.
Edisi Sepuluh. Penerbit Andi :
Yogyakarta
Muljono, Pudji. (2008). Hubungan Antara
Kepuasan Kerja dan Sikap Terhadap
Profesi dengan Motivasi Kerja
Penyuluh Pertanian. Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi
dan Ekologi Manusia. Studi Terhadap
Penyuluh Pertanian Bogor
7

View publication stats

S-ar putea să vă placă și