Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk
menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memberikan bantuan pengetahuan sebagai
refrensi sumber bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah "Otonomi Khusus Daerah Istimewa Yogyakarta", ini dapat bermanfaat
bagi khususnya mahasiswa ITS yang sedang mencari refrensi dan masyarakat umum
pada umumnya agar setelah membaca makalah ini, lebih memahami mengenai
otonomi daerah khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 4
1.2 Pembatasan masalah ................................................................... 4
1.3 Rumusan masalah ....................................................................... 5
1.4 Tujuan .................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................... 6
2.1 Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................ 6
2.2 Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah otonomi khusus . 7
2.3 Dampak positif dan negatif dari bentuk otonomi daerah khusus di Daerah
Istimewa Yogyakarta ................................................................... 8
BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................... 10
REFRENSI .......................................................................................... 11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.3 Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas ialah :
1. Bagaimana sejarah dari Yogyakarta?
2. Bagaimana proses pembentukan wilayah otonomi khusus oleh Yogyakarta?
3. Apakah dampak positif dan negatif dari otonomi khusus yang diberikan
kepada Yogyakarta
4. Bagaimana perkembangan pemerintahan Yogyakarta saat kini?
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejarah dari Yogyakarta
2. Mengetahui proses pembentukan wilayah otonomi khusus oleh Yogyakarta
3. Mengetahui dampak positif dan negatif dari otonomi khusus yang diberikan
kepada Yogyakarta
4. Mengetahui perkembangan pemerintahan Yogyakarta saat ini
5
BAB 2
PEMBAHASAN
7
DPRD atau DPD yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
kepentingan umum.
Dengan UU nomer 1/ 1957 ini pertentangan antara pemerintah pusat
yang menginginkan daerah-daerah dapat dikontrol dengan ketat
dengan lembaga-lembaga serta birokrasi pemerintahan dan daerah
yang menginginkan otonomi seluas-luasnya dikompromikan oleh
pemerintah dan DPR.
2. Setelah UU No. 1 / tahun 1957, ternyata masalah kembali timbul,
dimulainya pesta demokrasi Indonesia dalam kurun waktu tahun 1999
sampai dengan 2009 masih membuat orang bertanya-tanya mengenai
penetapan gubernur dan wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
tersebut. Ke depannya, apakah akan di gantikan atau diberi
kekuasaan penuh yang sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan
UUD 1945. Perjuangan rakyat Yogyakarta dalam mengawal
keistimewaannya sebagaimana Amanat Maklumat 5 September 1945
dari Sultan Hamengku Buwono IX dan Adipati Paku Alam VIII, yang
menyatakan bahwa Kesultanan Ngayogyakarto Hadiningrat menjadi
bagian dari NKRI, merupakan perjuangan yang tak boleh selesai pada
tahapan telah disahkannya UUK DIY saja. Kemudian pada tahun 2012
ditetapkanlah UU Nomer 3 / tahun 2012 tentang keistimewaan
Yogyakarta yang dibagi menjadi 3 bahasan pokok utama yaitu :
- Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta, Pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY
disepakai melalaui penetapan Sultan dan Pakualam yang terdaftar
masing-masing sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.
- Sumber dan mekanisme penyaluran dana keistimewaan
Yogyakarta bersumber dari APBN dan juga memperhatikan
kebutuhan pemerintah Yogyakarta, proses pelaksanaannya
dilaksanakan melalui transfer ke daerah.
- Penyelenggaraan keistimewaan di bidang pertanahan
keistimewaan dilakukan dengan ketentuan Sultan dan Pakualaman
ground merupakan badan hukum subyek hak.
2.3 Dampak positif dan negatif dari bentuk otonomi daerah khusus di
Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam melakukan suatu tindakan, tentu selalu ada akibat yang
dilakukan. Dalam sub-bab ini, akan dibahas mengenai dampak positif dan
negatif dalam pelaksanaannya.
Dampak positif yang dirasakan adalah bahwa dengan otonomi daerah
maka pemerintah daerah Yogyakarta akan mendapatkan kesempatan untuk
menampilkan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang
dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah
8
daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan
dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur
birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah
lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi
kebudayaan dan juga pariwisata yang sudah mengakar dan berbudaya di
Yogyakarta. Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan
pemerintah akan lebih tepat sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah
daerah cinderung lebih mengerti keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-
potensi yang ada di daerahnya daripada pemerintah pusat.
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi
oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat
merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu
terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi
Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan
daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara, seperti contoh
pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi di tingkat daerah. Hal tersebut
dikarenakan dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih
susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena memang
dengan sistem otonomi daerah membuat peranan pemerintah pusat tidak
begitu berarti. Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah
yang terkadang dapat memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah
sedang mengadakan promosi pariwisata, maka daerah lain akan ikut melakukan
hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi
daerah membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh antar daerah.
Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan
daerah pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu saja tanpa ada
pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini sudah
melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
9
BAB 3
KESIMPULAN
10
REFRENSI
11