Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. Bahan Aktif
HIDROKORTISON
Nama senyawa : Hydrocortisoni Acetatis
Struktur Molekul : C23H32O6
BM : 404,50
Pemerian : - penampilan : serbuk hablur
- warna : putih atau hampir putih
- bau : tidak berbau
- rasa : tawar kemudian pahit
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%) P dan dalam kloroform.
Suhu lebur : 2200 C disertai peruraian
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
Inkompatibilitas :
Khasiat : Adrenoglukokortikoidum
Dosis maksimum : Sekali 100 mg, sehari 200 mg.
Dosis pemakaian : Umumnya dioleskan pada lesi secara tipis 2-4 kali
sehari tergantung beratnya kelainan.
Indikasi : Diindikasikan untuk mengurangi gejala inflamasi
dan manifestasi piuritik pada dermatosis yang bersifat
responsive terhadap kortikosteroid. Menekan reaksi
radang pada kulit yang bukan disebabkan infeksi
seperti: eksema, dermatitis alergi, dermatitis seboreik,
intertrigo, ruam popok pada bayi, pruritus yang tidak
dapat diatasi dengan cara lain.
Mekanisme kerja : Secara umum, kortikosteroid bekerja dengan
mempengaruhi kecepatan sintesis protein.
Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap hidrokortison,
Inveksi virus, Tuberkulosis kulit,
Efek samping : Rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, folikulitis,
hipertrikosis, erupsi akneiform, dll.
B. Bahan Tambahan
PROPYLEN GLYCOL
GLYCERIL MONOSTEARAT
Sinonim : Glyceryl monostearate; Monostearin; Glyceryl
stearate;
Struktur Molekul : C21H42O4
BM : 358.55578 g/mol
Pemerian :berbentuk serbuk padat dan berwarna putih hampir
kekuningan
Kelarutan : Larut dalam etanol panas, CHCl3, aceton panas,
mineral oil., tidak larut dalam air.
Titik lebur : 55-60 OC
PH : 8-10
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
Inkompatibilitas : Bahan bersifat asam
Stabilitas :gliseril monostearat meningkat dalam asam, mengalami
saponifikasi pada ester dengan air.
Khasiat : Nonionic, stabilizer, emolient, emulsifyimg agent
Rentang Pemakaian : - Kadar Lazim : 10-20 %
- Kadar Terpilih : 16 % (HPE 5th p.309)
NIPAGIN
Sinonim : Methylparaben; methylis parahydroxybenzoas;
Struktur Molekul : C8H8O3
BM : 152,15
Pemerian : Kristal putih, tidak berbau, panas, dan tidak berasa
Kelarutan : larut dalam 5 bagian propilenglikol; 3 bagian etanol
95%; 60 bagian gliserin; 400 bagian air; 50 bagian air 50 oC dan 30 bagian air 80 oC.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
Inkompatibilitas : aktivitas antimikroba dari metilparaben atau golongan
paraben yang lain sangat dapat mengurangi efektivitas dari surfaktan nonionik, seperti
polysorbate 80. Tetapi adanya propilenglikol (10%) menunjukkan peningkatan
potensi aktivitas antibakteri dari paraben, sehingga dapat mencegah interaksi antara
metilparaben dan polysorbate. Inkompatibel dengan beberapa senyawa, seperti
bentonit, magnesium trisilicate, talc, tragacanth, sodium alginate, essential oils,
sorbitol dan atropine.
Stabilitas : larutan metilparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 120 C selama 20 menit, tanpa penguraian. Larutan ini
stabil selama kurang lebih 4 tahun dalam suhu kamar, sedangkan pada pH 8 atau lebih
dapat meningkatkan laju hidrolisis.
Khasiat : Anti mikroba
Rentang Pemakaian : - Kadar Lazim : 0,02- 0,3%
- Kadar Terpilih : 0,3 %
PARAFFIN LIQUIDUM (FI III hal. 474)
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 95%, gliserin, dan air;
larut dalam aseton, benzena, kloroform, eter dan petroleum eter.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
Khasiat : Penggunaan laksativum.
Rentang Pemakaian : - Kadar Lazim : 1-20 %
- Kadar Terpilih : 10 %
AQUADEST
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979)