Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASFIKSIA NEONATORUM
A. DEFINISI
Ialah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur
setelah lahir. Hal ini oleh karena hipoksia janin intra uterin dan hipoksia ini berhubungan
dengan faktor-faktor yang timbul di dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah
lahir. (Tim FK Unair 1995).
a. Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
Proses persalinan
Terganggu
Sempurna
Gangguan termoregulasi
Sesak nafas
Asfiksia Neonatorum
TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI
Frekwensi Tidak ada Kurang dari 100Lebih dari 100
jantung X/menit X/menit
Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidakMenangis kuat
teratur
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
fleksi sedikit
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
Warna Biru / pucat Tubuh Tubuh dan
kemerahan, ekstremitas
ekstremitas biru kemerahan
- Apgar Skor : 7-10; bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
- Apgar Skor 4-6; (Asfiksia Neonatorum sedang); pada pemeriksaan fisik akan
terlihat frekwensi jantung lebih dari 100 X / menit, tonus otot kurang baik atau
baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada
- Apgar Skor 0-3 (Asfiksia Neonatorum berat); pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekwensi jantung kurang dari 100 X / menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.
F. PENATALAKSANAAN
Tindakan dilakukan pada setiap bayi tanpa memandang nilai apgar. Segera setelah lahir,
usahakan bayi mendapat pemanasan yang baik, harus dicegah atau dikurangi kehilangan
panas pada tubuhnya, penggunaan sinar lampu untuk pemanasan luar dan untuk
meringankan tubuh bayi, mengurangi evaporasi.
Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah, pengisapan saluran nafas bagian
atas, segera dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari timbulnya kerusakan
mukosa jalan nafas, spasmus larink atau kolaps paru. Bila bayi belum berusaha
untuk nafas, rangsangan harus segera dikerjakan, dapat berupa rangsangan nyeri
dengan cara memukul kedua telapak kaki, menekan tendon Achilles atau pada
bayi tertentu diberikan suntikan vitamin K.
G. PATHOFISIOLOGI KEPERAWATAN
BAYI / NEONATUS
Suhu lingkungan
2. Keluhan Utama
Pada klien dengan asfiksia yang sering tampak adalah sesak nafas
4. Kebutuhan dasar
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
c. Kebersihan diri
d. Pola tidur
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lemah,
sesak nafas, pergerakan tremor, reflek tendon hyperaktif dan ini
terjadi pada stadium pertama.
b. Tanda-tanda Vital
c. Kulit
d. Kepala
e. Mata
f. Hidung
g. Dada
Intervensi:
1. Agar keluarga tahu tentang penyebab sesak yang dialami oleh bayinya
3. mencegah aspirasi
6. mencegah sianosis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, suhu tubuh kembali
normal dengan kriteria Suhu tubuh antara 36.5C 37.4C, kelembaban cukup
Intervensi:
Rasional:
No Register : 15.56.75
I. IDENTITAS BAYI
Nama : By Ny. Sn
Agama : Islam
Anak Ke : I
Jumlah Saudara : -
Ayah Ibu
Nama Tn Sr Ny. Sn
Umur 25 tahun 21 tahun
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Indonesia / Jawa Indonesia / Jawa
Pendidikan SLTP SD
Pekerjaan Tani Tani
Penghasilan - -
Alamat Ds. Sumberbendo RT. 10Ds. Sumberbendo RT. 10
RW.II Kec. Bubulan Kab,RW.II Kec. Bubulan Kab,
Bojonegoro Bojonegoro
Sesak Nafas
A. KEHAMILAN
- G1 P10001
B. PERSALINAN
- Kehamilan : Tunggal
- lingkar kepala : 31 cm
- lingkar badan : 35 cm
V. Genogram
Nutrisi : Pasien untuk sementara dipuasakan, dan kebutuhan nutrisi didapatkan dari infus
yaitu D 10% 10 tetes mikro / menit
Eliminasi : B.a.b jumlah 2 kali warna kuning, konsistensi lembek; B.a.k jumlah 3 kali
warna jernih
Kebersihan diri : Bayi tidak dimandikan, hanya diseka saja di tempat tidur
Pola Tidur : Pasien kurang tidur karena sesak dan sesekali menangis (merintih) karena
sesak nafas. Bayi hanya tidur + 15 jam/ hari
Keadaan Umum :
Pergerakan : Tremor
Tangisan : Merintih
Tanda-tanda vital
* Suhu : 39 C
* Respirasi : 60 X / menit
* Panjang Badan: 40 cm
Kulit
Kepala:
E. Mata
Gonoblenorhrhoe : -
Nistagmus : -
Eksopthalmus : -
F. Hidung
G. Mulut
H. Telinga
Bentuk : Simetris
I. Leher
J. Dada
Bentuk : Simetris
Pernafasan : Irreguler
Crepitasi : Tidak ada
RR : 60 X / menit
Jantung
* Suara : Tunggal
* Irama : Reguler
K. Abdomen
Bentuk : Simetris
L. Anus
Pengeluaran : Kuning lembek
N. Muskuloskeletal / Ekstremitas
Bentuk : Simetris
O. Neurologi / Refleks
Morrow : (+)
Tidak ada
IX. THERAPY:
Sanmol 3 X 0,3 cc
Perawat,
ANALISA DATA
Nama Pasien : By Ny Sn
Umur : 3 hari
No Register : 15.56.75
- Sianosis ekstremitas
Ekspansi paru < kuat
- RR : 60 X / menit
- Ekspansi paru
menurun
- Retraksi musc.
Intercostalis (+)
II DS : - Resiko tinggi
Dampak dari Therapi
infeksi
DO :
Terpasang infus 3 hari
- S : 39 C
phlebitis
- Tampak kemerahan
pada lokasi
terpasangnya infus
III DS : - Ketidakefektifan
Bayi (neonatus)
termoregulasi
DO :
Organ belum sempurna
- S : 39 C
Belum mampu
- N: 110 X / menit
beradaptasi dengan
suhu lingkungan
- Tubuh teraba panas
- Kelembaban kulit
kurang
Umur : 3 hari
No Register : 15.56.75
LEMBAR PELAKSANAAN
(IMPLEMENTASI)
Nama Pasien : By Ny Sn
Umur : 3 hari
No Register : 15.56.75
- sanmol 3 X 0,3 cc
3 Jumat, 1 11.00 1. Memberikan penjelasan bahwa bayinya
belum mampu beradaptasi dengan suhu
oktober 2004
lingkungan
Umur : 3 hari
No Register : 15.56.75
No Dx Tanggal Evaluasi
Kep
I 1 Oktober S : -
2004
O:
- RR : 55 X /menit
- Suhu : 36,8 C
A: Masalah teratasi
- Suhu : 36,8 C
A: Masalah teratasi
- RR : 55 X /menit
EVALUASI HASIL
Nama Pasien : By Ny Sn
Umur : 3 hari
No Register : 15.56.75
No No Dx Tanggal Evaluasi
Kep
1 II 1 Oktober S: (-)
2004
O:
- Suhu : 36,8 C
A: Masalah teratasi
- RR : 55 X /menit
- Suhu : 36,8 C
A: Masalah teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin Abdul Bari, (1997), Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta