Sunteți pe pagina 1din 19

Sejarah Kekaisaran/Assyria

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas<Sejarah Kekaisaran

Relief Iamassu, banteng bersayap berkepala manusia dari periode Assyria Baru
Kekaisaran Assyria Baru adalah sebuah kekaisaran dalam sejarah Mesopotamia yang berdiri
pada tahun 934 SM dan berakhir pada tahun 609 SM.[1] Pada periode ini, Assyria mencapai
posisi seabgai negara paling kuat di dunia, berhasil melampaui Babilonia, Mesir,
Urartu/Armenia[2] dan Elam dalam hal dominasi atas Timur Dekat, Asia Kecil, Kaukasus,
Afrika Utara, dan Mediterania timur, meskipun baru setelah adanya reformasi oleh Tiglath-
Pileser III pada abad ke-8 SM,[3][4] Assyria menjadi kekaisaran yang amat besar. Assyria pada
awalnya adalah sebauh kerajaan Akkad yang berkembang pada abad ke-25 dan ke-24 SM.
Para raja awal Assyria, misalnya Tudiya, merupakan penguasa kecil, dan setelah pendirian
Kekaisaran Akkad, yang bertahan dari tahun 2334 SM hingga 2154 SM, para raja Assyria
menjadi bawahan Sargon dari Akkad, yang menyatukan semua penutur bahasa Akkad dan
Sumer di Mesopotamia di bawah kekuasaan tunggal.
Bangsa Assyria (dan sejak tahun 1894 SM, Babilonia) di Akkad yang terubanisasi berkembang
pesat sejak runtuhnya Kekaisaran Akkad. Pada periode Assyria Lama pada Zaman Perunggu
Awal, Assyria menjadi kerajaan di Mesopotamia utara (Irak utara modern), pada awalnya
memperebutkan dominasi dengan bangsa Hatti dan Hurri dari Asia Kecil, serta dengan
negara kota Sumer-Akkad semacam Isin, Ur, dan Larsa, kemudian dengan Babilonia yang
didirikan oleh bangsa Amori pada 1894 SM, yang seringkali berada di bawah kekuasaan
bangsa Kass.

Pendeta Tinggi dan Raja Assyria


Selama abad ke-20 SM, Assyria mendirikan koloni di Asia Kecil, dan di bawah raja raja
Ilushuma, Assyria melancarkan serangan yang sukses terhadap negara-negara di selatan.
Assyria mengalami pasang surut kekuasaan pada periode Assyria Pertegahan. Assyria
mengalami periode kekaisaran di bawah kekuasaan Shamshi-Adad I pada akhir abad ke-18
dan pertengahan abad ke-17 SM, Setelah itu Assyria sempat berada di bawah dominasi
Babilonia, lalu Mittani-Hurri pada abad ke-17 dan ke-15 SM. Assyria kemudian menjadi
kekaisaraan yang kuat pada 1365 SM hingga 1076 SM, yang meliputi pemeritahan raja-raja
besar, misalnya Ashur-uballit I, Tukulti-Ninurta I dan Tiglath-Pileser I.

Selama 'Zaman Kegelapan' kuno, Assyria tetap menjadi negara yang kuat dan stabil, tak
seperti saingan-saingannya. Dimulai dengan kampanye Adad-nirari II, Assyria lagi-lagi
menjadi kekaisaran yang kuat. Kekaisaran Assyria menjatuhkan Dinasti keduapuluh lima
Mesir dan menaklukan Mesir, Babilonia, Elam, Urartu, Media, Persia, Mannea, Gutium,
Fenisia/Kanaan, Aramea (Suriah), Arab, Israel, Yudah, Philistia, Edom, Moab, Samarra, Kilikia,
Siprus, Khaldea, Nabatea, Kommagene, Dilmun, dan menaklukan bangsa Hurri, Shutu dan
Het; mengusir bangsa Nubia, Kush, dan Ethiopia dari Mesir; mengalahkan bangsa Kimmeria
dan Skythia, serta menarik upeti dari Phrygia, Magan, dan Punt.
1b876543

Wilayah terluas Kekaisaran Assyria Baru


Periode Assyria Pertengahan dan Kekaisaran
Assyria Pertengahan diteruskan oleh
Kekaisaran Assyria Baru (abad ke-14 sampai
10 SM). Beberapa sejarawan, contohnya
Richard Nelson Frye, berpendapat bahwa
Kekaisaran Assyria Baru adalah kekaisaran
seungguhnya yang pertama kali berdiri
dalam sejarah manusia.[5] Pada periode ini, bahasa Aram menjadi bahasa resmi kekaisaran,
bersama dengan dengan bahasa Akkad.[5]
Kekaisaran Assyria Baru ditaklukan oleh persekutuan bangsa Babilonia, Mede, Skythia, dan
bangsa-bangsa lainnya dalam peristiwa Kejatuhan Nineveh pada 612 SM, serta
penghancuran ibukotanya, Harran, pada 608 SM. Lebih dari setengah abad kemudian,
Babilonia dan Assyria menjadi provinsi di Kekaisaran Akhemenia. Meskipun Assyria pada
masa pemerintahan Ashurbanipal menghancurkan peradaban Elam, namun setelah runtuh,
kebudayaan Assyria tetap berpengaruh terhadap kekaisaran Media dan Persia, yang
merupakan bangsa India-Iran yang pernah dikuasai oleh Assyria.[6]
sistem pemerintahan yang dijalankan assyria bercorak militer, sehingga kerajaan ini dijuluki sebagai
"kerajaan roma dari Asia"

Selain itu, kerajaan Assyria membagi wilayah kerajaan ke dalam beberapa bagian dan menempatkan
seorang gubernur di setiap wilayah kerajaan tersebut. Gubernur harus mempertanggung jawabkan
tugasnya kepada raja

2. Peradaban Cina mulai masuk ke Indonesia melalui pedagang - pedagang yang berlayar ke
Indonesia. Peradaban Cina memberkan beberapa pengaruh pada masyarakat indonesia, antara lain :
- terdapat akulturasi budaya cina dengan budaya Indonesia ( banyak peninggalan - peninggalan
sejarah Indonesai yang bercorak Cina)
- Di bidang medis, kita banyak belajar tentang pengobatan herbal dari masyarakat cina kuno
- Kita juga terpengaruh filsafat-filsafat hidup masyarakat Cina
Latar Belakang
IRAK sesungguhnya adalah bangsa besar karena sejarahnya dimulai dari
Mesopotamia, dataran amat subur antara Sungai Eufrat dan Tigris.
Merekalah yang berjasa meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
peradaban. Nenek moyang bangsa Irak menempati Mesopotamia sejak tahun
7000 sebelum masehi (SM). Kira-kira tahun 3500 SM, hiduplah bangsa
Sumeria di daerah rawa-rawa bagian selatan. Merekalah pengembang
peradaban yang amat mengagumkan. Manakala wilayah lain di muka bumi
ini masih berada dalam kegelapan, Mesopotamia sudah menjdi pusat
peradaban manusia yang sudah mengenal dan menguasai pengetahuan dan
teknologi logam, ilmu pemerintahan dan kemasyarakatan, ilmu perang,
mengembangkan sistem irigasi serta membuat karya-karya arsitektur yang
amat mengagumkan.Di sana, ilmu pengetahuan maju pesat, para ahli
perbintangan merancang kalender berdasarkan pergerakan bulan, pemikir
mengembangkan konsep matematika kompleks dan bahasa tulis baik untuk
perdagangan maupun sastra. Masa keemasan Mesopotamia, terjadi ketika
adanya peleburan suku pendatang Amorit dengan Sumeria dengan Babylon
sebagai ibukotanya. Raja yang paling menonjol di zaman ini adalah
Hammurabi (1792-1759 SM), yang menyatukan kota-kota penting di seluruh
Mesopotamia dan menerapkan undang-undang yang dikenal dengan Code
Hammurabi, merupakan produk hukum tertua yang pernah dibuat manusia.
Pada 689 SM, Babylon dihancurkan oleh bangsa Asiria. Tapi kemudian
dibangun kembali oleh Raja Nebuchadnezzar II (605 - 562 SM) menjadi
kota terindah dan termodern pada zamannya. Raja ini pula yang
membangun "Taman Gantung Babylonia", satu dari tujuh keajaiban dunia
yang telah hancur. Konon, Taman Gantung Babylon (The Hanging Gardens
of Babylon) dibangun Raja Nebuchadnezzar II dalam rangka menyenangkan
istrinya, Amytis yang kerap rindu pada kampung halamannya, Media yang
dikenal hijau, dikelilingi bukit dan pegununganKerajaan Mesopotamia
kuno berakhir ketika Kerajaan Persia di bawah Raja Cyrus tahun 539 SM
menduduki Babylonia, dan menjadikannya sebagai provinsi terkaya di
Kerajaan Persia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Mesopotamia; Sumeria, babylonia, Assyria?
Bab II
Pembahasan
MESOPOTAMIA
Mesopotamia dalam pengertian geografis adalah wilayah yang terletak
antara sungai Tigris dan Eufrat, terbentang dari kaki bukit Taurus-
Armenia di utara sampai ke Teluk Persia. Wilayah ini di bagian barat
dibatasi oleh padang pasir Syria, dan di bagian timur dibatasi oleh
pegunungan Zagros. Wilayah Mesopotamia secara alami dibagi ke dalam
dua bagian, yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia Bawah atau
Babilonia (dataran endapan tanah subur yang ada di selatan Bagdad
modern. Pada masa itu Mesopotamia Atas memiliki dua pusat peradaban
utama, satu berada di wilayah Eufrat Atas yang meliputi kota kota-kota
tua, seperti Carchemish, Harran, Gozan, Khabur, dan Mari. Di wilayah
ini berdiri kerajaan Hurrian di Mittani (abad 15 SM) dan kerajaan
Amorite di Mari (abad 18 SM). Pusat-pusat yang lain adalah Tiggris
Atas dekat kuala (tempat pertemuan air sungai Zab. Wilayah ini
merupakan kerajaan Assyria dengan kota-kota utamanya, Assur, Ninevah,
Calah, dan Dur Sharrukin.
Mesopotamia Bawah, yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia
kuno, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan.
Bagian utara terpusat di sekitar Babilon, yang meliputi kota-kota,
seperti Eshnunna di Diyala, Sippar, Kutha, Kis, Borsippa, dan Isin di
Eufrat. Di bagian selatan dalam terdapat kota-kota Sumeria lama, yaitu
Eridu dan UR, yang memiliki akses ke Teluk Persia. Jauh ke utara
terdapat kota-kota seperti Larsa, Uruk, Lagash, dan Umma. Nippur, yang
berada di pusat negeri adalah sebagai pusat keagamaan Sumeria dan
Akkadia. Tanah bagian selatan ini keadaannya berawa-rawa. Bangsa ini
hidup 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan drainase dan
instalasi irigasi.

Peradaban Mesopotamia
Usaha-usaha yang pada mulanya merupakan usaha keluarga kini berkembang
menjadi masyarakat kecil yang segala kegiatannya terutama terikat pada
tempat. Bergesernya keterikatan dari keluarga kepada kelompok,
merupakan penyesuaian social yang ada dalam proses kelahiran kota.
Semakin bertambahnya kemakmuran dan perluasan masyarakat di daerah
Mesopotamia bagian selatan, bertambah banyak pula peternakan dan
perladangan dibuutuhkan, demikian pula terusan waduk yang diperlukan
untuk menunjang ekonomi pertanian, karena disana hampir tidak pernah
mendapatkan hujan.
Terusan dan waduk penampungan yang cukup besar perlu digali,
dibersihkan dan dirawat. Hak penggunaan air perlu dibagi secara
merata, batas-batas perlu ditandai dan disahkan, perselisihan perlu
diajukan ke pengadilan dan diselesaikan, semua factor tersebut
menyebabkan berdirinya organisasi yang mendorong pertumbuhan kota.
Organisasi tersebut adalah pemerintahan sekuler yang mula-mula terdiri
dari beberapa orang yang ditunjuk, tetapi akhirnya menjadi birokrasi
yang besar.dari pemerintahan desa atau kota Mesopotamia pada awalnya
adalah demokratis. Akan tetapi selanjutnya pertikaian antara desa-desa
atau kota di Mesopotamia dalam memperebutkan wilayah dan kekuasaan
membutuhkan salah seorang warganya yang paling mampu dan berani untuk
memimpin mereka agar memperoleh kemenangan atas lawannya.
Dengan demikian lahirlah lembaga kerajaan yang mula-mula menunjuk
orang besar yang bersifat sementara dan terbatas kekuasaannya. Orang
besar yang dalam kata Sumeria adalah Lugal, berarti raja, setelah
krisis militer berlalu ia meninggalkan kekuasaannya dan kembali
menjadi warga biasa yang dihormati masyarakatnya. Akan tetapi
pertikaian melahirkan pertikaian yang lain yang berkelanjutan dan
akhirnya keberadaan seorang Lugal menjadi dibutuhkan secara terus
menerus, tidak bersifat sementara lagi. Kedudukan Lugal seterusnya
diwariskan mengikuti garis kebangsaan serta kekuasaan yang mutlak.
Inilah pergeseran dari demokratis yang theokratis menjado otokratis.
Kota pertama yang berhasil menegakkan kekuasaan atas seluruh Sumeria
adalah kota Kish, yang reruntuhannya kurang lebih 88km disebelah
selatan Bagdad (Irak).
SUMERIA
Sistem Sosial
Pada awalnya, kekuasaan kolektif orang-orang Sumeria bukanlah sebuah
negara politik ekumenis (mewakili seluruh dunia) yang menguasai
seluruh domain tanah genting Tigris-Eufrat yang telah menjadi milik
mereka sendiri. Langkah pembukaannya dilakukan oleh sejumlah komunitas
Sumeria yang terpisah dan saling independen secara politik, yang
berdatangan ke tanah genting itu dari titik-titik yang berbeda. Selama
lima atau enam abad pertama dalam sejarah peradaban Sumeria (Sekitar
3100-2500 SM), negara-negara kota muncul berdampingan tanpa saling
bersatu. Tidak diragukan lagi, tanah genting Tigris-Eufrat dibuka
secara bertahap. Dalam jangka waktu yang panjang sawah-sawah yang
diairi dan padang-padang rumput yang berair yang dibuat oleh para
pendiri masing-masing kota menjadi oasis. Selama fase pertama dalam
peradaban Sumeria, luas rawa perawan yang dimiliki setiap komunitas,
di luar ujung teritori yang telah dibuka oleh setiap komunitas, tak
terhingga. Lebih dari itu, setiap komunitas dapat menguasai air di
dalam rawanya masing-masing tanpa perlu bersaing dengan komunitas
lainnya yang menguasai petak-petak lain secara kontemporer.
Pada fase selanjutnya, sekitar paro milinium ketiga SM, ciri yang
menonjol bukanlah terpeliharanya status istimewa perusahaan di
setiap negara kota, tetapi perseteruan antar negara kota. Negara kota
bangsa Sumeria yang berkuasa setelah Umma adalah Urukagina. Urukagina
mencaplok bukan hanya Lagash tetapi juga seluruh negara kota Sumeria.
Selanjutnya ia meluaskan kerajannya melampaui batas-batas Sumeria
hingga kerajaan ini membentang dari laut ke laut, yaitu dari ujung
kepala teluk Persia sampai pantai Mediterrania di Syria bagian utara.
Dalam proses sejarah selanjutnya, Raja Lugalzaggisi (2371-2347 SM)
menaklukkan kerajaan Urukagina. Prestasi Lugalzaggisi dalam menyatukan
Sumeria adalah secara politik, dan kemudian meluaskan kerajaannya ke
arah barat laut untuk menghasilkan kontrol tunggal atas air di Tigris
dan Eufrat. Selanjutnya, penguasa Sumeria ini memiliki sumber kayu
Sumeria di Gunung Amanus, dan kemungkinan juga sumber-sumber tembaga
yang lebih jauh.
Sistem Mata Pencaharian dan Religi
Walaupun berdekatan dengan jazirah Arab, orang-orang Sumeria bukanlah
berasal dari jazirah Arab, karena bahasa mereka tidak memiliki
afinitas dengan bahasa-bahasa keluarga Semitik. Mereka berbeda dengan
para migran berurutan yang berasal dari Arab ke daerah-daerah Asia dan
Afrika yang semuanya berbahasa Semitik. Pelayanan publik pokok sebagai
tugas penguasa adalah administrasi komunitas dengan sebuah nukleus
urban yang lebih besar dibanding komunitas-komunitas desa Neolitik.
Penguasa juga menghabiskan sebagian kekayaan dan waktu luangnya
sebagai kemewahan pribadi, pelayanan pribadi dari para pembantu dan
karya seni yang kini sejajar dengan peralatan dari logam. Otoritas
penguasa didukung oleh sanksi supranatural. Selain mengatur sistem
irigasi yang merupakan sarana publik yang sangat penting, penguasa
juga melayani komunitas sebagai mediator antara komunitas itu dan dewa-
dewa. Kepercayaan bersama pada kekuatan dan kearifan dewa-dewa adalah
kekuatan spiritual yang menggerakkan para partisipan di sebuah negara
kota Sumeria. Sebagian dari dewa-dewanya masih menggambarkan kekuatan-
kekuatan alam yang mempunyai fungsi secara ekslusif. Akan tetapi,
sebelumnya sebagaian dewa tersebut adalah memiliki peran ganda, dan
masing-masing dewa menggambarkan kekuasaan kolektif manusia di suatu
negara kota Sumeria. Pada saat dewa-dewa Sumeria pertama kali
tergambar dalam pikiran masyarakat Sumeria, mereka bersikap ramah
kepada alam. Namun, dengan dikuasainya tanah genting untuk diolah dan
ditempati secara bersama-sama, kekuatan antara manusia dan alam
bergeser sehingga manusia menjadi lebih berkuasa. Orang-orang Sumeria
yang berhasil menjinakkan tanah genting itu telah menanamkan perubahan
masa depan dengan cara memaksa dewa-dewa alam nenek moyang mereka
untuk menjadi pelindung suci, atau pelayan suci. Jadi, sebagaimana
masyarakat kuno pada umumnya, orang-orang Sumeria adalah polytheistic,
yang memuja banyak dewa. Dewa-dewa ini ide untuk menkontrol setiap
aspek kehidupan, khususnya kekuatan-kekuatan alam. Orang-orang Sumeria
percaya bahwa dewa-dewa dan dewi-dewi berprilaku layaknya manusia.
Mereka makan, minum, menikah, dan keluarga yang terkumpul. Disamping
para dewa berprilaku adil dan benar, mereka juga bertanggungjawab
terhadap kekejaman dan penderitaan.
Bagi orang-orang Sumeria, kewajiban tertinggi adalah melanggengkan
kesenangan manusia dan dengan demikian harus menjaga keselamatan
negara kota mereka. Masing-masing negara kota mempunyai dewa dan dewi
tersendiri, yang mereka sembah dengan mengorbankan hewan-hewan, padi,
dan anggur. Masyarakat merayakan banyak hari-hari besar dengan upacara
dan dan arak-arakan. Acara yang terpenting terjadi pada yahun baru
ketika sang raja mencari dan menginginkan hadiah dari dewi Inanna,
yang memberikannya kehidupan dan cinta. Sang raja berpartidipasi dalam
pernikahan secara simbolik dengan para dewi. Orang-orang Sumeria
meyakini bahwa ritual ini akan membuat tahun beru menjadi bermanfaat
dan makmur. Seperti orang-orang Mesir kuno, orang-orang Sumeria
percaya pada alam baka (akherat). Ketika mati mereka percaya,
seseorang singgah di neraka yang suram yang tanpa pembebasan.
Pandangan orang-orang Sumeria yang suran tentang alam baka adalah
kebalikannya orang Mesir yanitu tentang The Happy Field of Food.
Kemungkinan perbedaan secara geographi inilah yang menjadikan
perbedaan pandangan. Banjirnya sungai Tigris dan Euphrates menjadikan
kurang teratur dan lebih merusak dibanding dengan banjirnya sungai
Nil. Akibatnya, orang-orang Sumeria mungkin telah mengembangkan
pandangan yang lebih pesimistik tentang dunia.

Peradaban Sumeria
Peradaban Sumeria ini merupakan peradaban regional paling awal yang
terletak di Mesopotamia Bawah. Pembentukan peradaban ini terjadi pada
masa Protoliterate (3200-2850 SM). Peradaban ini juga satu-satunya
yang pasti tidak berasal dari sebuah masyarakat atau masyarakat-
masyarakat pra-peradaban, dan bukan tiruan dari, atau bahkan terilhami
oleh masyarakat yang telah ada sebelumnya. Orang-orang Sumeria asli
adalah penemu pertama tulisan mereka. Penemuan tulisan Sumeria adalah
sebuah karya agung dan jenius kreatif. Tulisan ini dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, dan pada saat
bersamaan tulisan tersebut menegaskan kuasa pengaruh para pemimpin
yang melek huruf atas mayoritas anggotanya yang buta huruf.
Tulisan yang paling awal dikenal dalam bentuk pahat (inscription),
kepingan tanah liat dalam bentuk pictographic (penggunaan gambar
sebagai lambang huruf yang berbentuk gambar-gambar orang, benda,
peristiwa dan tindakan), yang ditemukan di kuil Uruk pada kira-kira
3200 SM. Kepingan-kepingan yang paling awal yang dapat ditafsirkan
sepenuhnya adalah teks-teks kuno dari UR, kira-kira 2800 SM. Langkah
kreatifnya adalah penciptaan ideogram (yakni tanda-tanda konvensional
yang sudah tidak terlihat secara jelas bekas-bekasnya sekalipun, yang
memiliki sebuah makna yang identik bagi semua anggota masyarakat
Sumeria yang melek huruf). Fase terakhir adalah penciptaan fonem-fonem
(yakni tanda-tanda konvensional yang memiliki bunyi-bunyi yang
digunakan sebagai bahasa tutur.
Tulisan tersebut sering disebut juga dengan Cuneiform Writing. Jadi
pada tahun 3200 SM, mereka telah menciptakan tulisan yang disebut
dengan Cuneiform, yaitu sistem tulisan yang kira-kira sejaman dengan
hieroglyphics yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Mesir kuno.
Orang-orang Mumeria menggunakan alat yang ditunjukkan secara jelas,
yang disebut dengan stylus, untuk menuliskan karakter-karakter yang
terbentuk dari penggalan kecil pada lempengan tanah liat yang lembut,
yang kemudian diperkeras dengan membakarnya. Membaca dan menulis
tulisan Cuneiform adalah sulit, karena alpabhetnya terdiri dari 550
karakter. Para ahli menulis tuliasan Sumeria harus melelui beberapa
tahun pendidikan dengan tekun untuk mendapatkan kemahiran. Namun
demikian, Cuneiform digunakan secara luas di Timur Tengah selama
ratusan tahun. Orang-orang Sumeria juga mengenalkan sistem penomeran.
Mereka mengembangkan sistem penomeran yang didasarkan pada 60 unit.
Mereka membagi jam ke dalam 60 menit dan lingkaran ke dalam 360
derajat, sebagaimana yang masih kita gunakan sekarang. Mereka juga
mengembangkan dasar aljabar dan geometri. Di samping itu orang-orang
Sumeria juga sudah mengembangkan sastra. Syair orang-orang Sumeria
yang berbentuk cerita, yang sering disebut dengan The Epic of
Gilgamesh, adalah satu karya yang tertua dari bentuk sastra di dunia
ini. Syair kepahlawanan ini adalah koleksi cerita tentang seorang
pahlawan yang disebut Gilgamesh. Satu dari perjalanan Gilgamesh di
dunia adalah mencari keabadian hidup. Dalam perjalanannya, dia
menemukan satu orang yang selamat dari banjir yang besar yang merusak
dunia. Dalam akhir cerita, Gilgamesh telah belajar kebenaran yang
terbesar tentang keseluruhannya, bahwa pahlawan pasti mati karena
pertempuran, dan membutuhkan peranakan keledai untuk membawa barang-
barang.
BABYLONIA
Sebagaimana telah disinggung, bahwa kebesaran Akkadia runtuh dengan
datangnya orang-orang Amoriah yang sama-sama Semit. Jadi Amoriah
merupakan kelompok kedua bangsa Semit yang berhasil merebut supremasi
politik di wilayah lembah Tigris dan Eufrat di bawah kepemimpinan
Hammurabi (1792-1750 SM). Hammurabi dikeal sebagai penguasa Babylonia
dan penguasa dunia terbesar sepanjang sejarah kuno. Melalui sejumlah
peperangan dan penaklukan, ia berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya. Setelah berhasil menyatukun seluruh wilayah bekas
kekuasaan Sumeria-Akkadia, dia menamakan negeri ini Babylonia.
Hamurabi adalah seorang administrator dan sekaligus legislator yang
ulung. Dia berhasil merumuskan dan mengkondifikasikan hukum-hukum yang
berlaku di Babylonia. Pada tahun 1901-1902, seorang ahli arkeolog
Perancis yang bernama M. De. Morgan menemukan susa. (sebuah lempengan
batu yang di atasnya bertuliskan hukum-hukum yang dirumuskan
Hammurabi. Lempengan ini lalu disebut sebagaikitab hukum tertua. Kitab
hukum ini berisi ketentuan mengenai hak-hak dan kewajiban seluruh
warga masyarakat kerajaan Babylonia. Prinsip hukum yang terdpat di
dalamnya adalah hukuman mata untuk mata dan gigi untuk gigi. Kitab
hukum ini sangat besar pengaruhnya dalam penyusunan hukum bangsa
Romawi, sedang hukum bangsa Romawi merupakan dasar penyususnan hukum
bangsa Eropa modern.
Undang-undang Hamurabi ini menunjukkan adanya struktur pemerintahan.
Undang-undang ini diterapkan di sejumlah negara-kota Mesopotamia. Kira-
kira pertengahan abad ke-17 SM, Hamurabi mengumpulkan beberapa kode
hukum yang ada, kemudian dikompilasikan menjadi undangt-undang yang
seragam dan digunakan di seluruh wilayah Imperium Babilonia. Sekalipun
ada beberapa hukum yang tidak cocok menurut ukuran manusia modern,
karena adanya perlakuan yang kasar terhadap hukum, namun undang-undang
Hamurabi merupakan tahapan yang penting dalam perkembangan umat
manusia.
Dalam perjalanannya, kerajaan Hammurabi terancam oleh orang-orang
pegunungan di Gutium. Hammurabi berusaha mencegah ancaman dari Gutium
dengan cara menyerang, namun strategi ini tidak efektif. Hanya
sepeuluh tahun seusai penaklukkan-penaklukkan Hamurabi, pada tahun
kedelapan kekuasaan penerusnya, Samsuilun (pada tahun 1743 SM), orang-
orang barbar Kassite yang turun dari Gutium untuk pertama kalinya
melanggar batas Babylonia. Orang-orang barbar Kassite tampaknya telah
mendirikan rezim di Babylonia sekitar tahun 1732. Setelah kematian
Hammurabi, sejarah politik bangsa Babylonia tidak dikenal orang. Suku-
suku kecil kemudian menguasai wilayah ini secara bergantian, sampai
pada akhirnya seluruh wilayah ini ditaklukkan oleh bangsa Assyria. 2.
Sejarah peradaban dunia mencatat, bahwa bangsa Babylonia sangat besar a
peranannya. Bangsa ini melahirkan banyak pakar dan tenaga ahli dalam
bidang pertanian. Mereka menggali sejumlah sungai unruk keperluan
pengairan pertanian di musim kemarau. Selain itu, mereka juga membuat
bendungan untuk melindungi pertanian mereka dari ancaman banjir di
musim hujan. Dalam bidang industri dan perdagangan, bangsa ini telah
mencapai kemajuan. Para pedagang ini menciptakan sistem timbangan dan
takaran. Lebih kurang selama dua ribu tahun, negeri Babylonia menjadi
pusat perdagangan dan perniagaan wilayah lembah sungai Tigris-Eufrat.
Pada saat itu bangsa Babylonia telah mengenal ragam tulisan yang
dinamakan cuneiform. Sistem ini dipandang lebih maju daripada tulisan
bangsa Mesir Kuno. Bangsa Babylonia menggunakan 400-500 simbol suku
kata. Tidak diketahui apakah mereka telah menggunakan kertas, tetapi
biasanya menggunakan lempengan-lempengan sebagai media tulis. Dalam
bidang ilmu pengetahuan, Bangsa babylonia telah banyak mencapai
kemajuan. Kemajuan mereka dalam ilmu astronomi mengungguli kemajuan
bangsa Mesir. Pengetahuan mereka dalam bidang astronomi berawal dari
hasrat mereka dalam bidang astrologi. Mereka membagi zodiak ke dalam
dua belas simbol dan menyebutkan kedudukan masing-masing. Mereka mampu
meramalkan terjadinya gerhana matahari dan juga bulan. Demikian pula
mereka menggunakan sistem kalender yang lebih maju dibanding bangsa
Mesir. Mereka membagi bilangan tahun menjadi dua belas bulan, membagi
malam dan siang menjadi bilangan jam, dan membagi tujuh bilangan hari
dalam satu minggu. Dalam bidang matematika peran mereka juga sangat
besar. Hitungan inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai rujukan
sistem hitungan modern.
ASSYRIA
Sistem Sosial
Munculnya bangsa Assyria merupakan kisah baru dalam sejarah Iraq. Jadi
bangsa Semit lainnya yang kekuasaannya mendominasi bagian utara
wilayah Mesopotamia adalah bangsa Assyria. Negara kota baru yang
tumbuh dan disuplai air dari sungai Tigris meliputi Ashur, Arbela,
Nimrud (atau Calah), dan Nineveh. Sejarah Assyria pada dasarnya
merupakan kisah raja-raja. Melalui pertumpahan darah, mereka
menaklukkan negara demi negara, dan akhirnya mereka berhasil
mendirikan kerajaan Assyria yang kuat. Lantaran kekejaman mereka dalam
medan peperangan, membuat mereka sering dijuluki sebagai momok atau
hantu. Dalam setiap peperangan, mereka selain menjarah juga membantai
kehidupan, dan dengan cara demikian ini mereka merasakan kepuasan.
Diketahui, Assyria muncul pada abad ke-14 SM sebagai sebuah kekuasaan
militer. Sekitar tahun 932-745, Assyria mulai melancarkan agresinya
terhadap tetangga-tetangganya. Selama tahun 932-859 SM, Assyria
menaklukkan komunitas-komunitas Aramaen yang telah hidup mapan di
sebelah timur sungai Eufrat, persis di ambang pintu barat wilayah
Assyria. Pada tahun 858-856 SM, Shalmaneser III membawa tentara
Assyria memasuki Syria dengan menaklukkan Bit Adini, sebuha negara
Aramaen yang mengangkangi tonjolan barat sungai Eufrat.
Pada tahun 853 SM, Shalmaneser III menderita kekalahan dari koalisi di
Qarqar di sungai Orontes sebelah utara Hamath (Hamah). Dia kembali
menginvansi Syria pada tahun 849, 848, dan 845 SM. Karena lemahnya
koalisi anti-Assyria, maka pada 841 SM dapat memukul Damaskus dan
memaksa bekas sekutu Damaskus untuk mengakui kekuasaan Assyria. Namun
demikian, Shalmaneser III menderita kekalahan di Urartu, dan pada
tahun 831 SM dia digulingkan oleh sebuah pemberontakan dalam negeri,
dan akhirnya meninggal pada tahun 824 SM. Demikian pula, pemberontakan
ini melumpuhkan penerusnya. Shamshi-Adad V, sampai tahun 822 SM. Orang-
orang Urartu yang telah bersatu dalam sebuah negara yang kuat berhasil
menyaingi Assyria selama kekuasaan Raja Argistis I (785-753 SM) yang
memerintah Syria utara dan Sisilia timur. Pada tahun 745 SM, daerah-
daerah penting dan strategis ini berada di bawah kendali orang-orang
Urartu, bukan Assyria.
Dalam proses sejarah diceritakan bahwa pada pergolakan tersebut,
penguasa kota Assyria, Nineveh dan Arbela memberontak bersama dengan
beberapa propinsi. Pada 746 SM, ibukota Kalkhu bergolak yang
mengakibatkan Raja Asshurnirari V terbunuh, dan tahta ditempati pada
tahun 745 oleh seorang pria yang tak dikenal asal-usulnya dab berpura-
pura bernama Tiglath-Pileser III. Selanjutnya, Shalmaneser V,
pengganti Tiglath-Pileser II, telah digantikan oleh seorang raja dari
keluarga yang berbeda, yang dikenal dengan nama Sargon II. Pada masa
Sargon II inilah kerajaan Assyria mendapatkan pencerahan kembali.
Sargon II (722-705 SM) merupakan salah seorang raja yang kejam. Pada
tahun 722 SM, dia menaklukkan Samaria, ibukota kerajaan Israel, dan
menahan pembesar-pembesar dari sepuluh bangsa Israel. Para tahanan ini
dikenal sebagai sepuluh tahanan yang hilang, karena keadaan nasib
mereka tidak pernah diketahui lagi. Sennacherib, putra Sargon II,
merupakan raja penakluk ulung. Ia berhasil menaklukkan Babylonia,
menguasai Mesir dan Syria. Asshurbanipal (668-626 SM), sebagai cucu
Sargon II, merupakan raja Assyria yang terbesar. Hampir seluruh Asia
Barat tunduk pada kekuasaannya. Setelah kematiannya kerajaan Assyria
menurun secara drastis.
Bangsa Assyria asli musnah disebabkan oleh perang yang terjadi terus
menerus dan karena wajib militer bagi tenaga laki-laki sebagai pekerja
di koloni bangsa Assyria dan menjadi pasukan yang ditempatkan di dalam
suatu negara yang telah ditaklukkan. Kekosongan di wilayah tempat
tinggal penduduk Assyria dipenuhi oleh pengungsian orang asing yang
masuk, sampai jumlah penduduk dari Assyria menjadi semi orang-orang
Armenia. Selain itu, ketegangan sosial yang terjadi memaksakan
penduduk Assyria untuk terus menerus berpindah untuk meningkatkan
jarak yang akan memancing ketidak teraturan politik dalam negeri. Pada
akhirnya di tahun 612 SM Nineveh, ibu kota kerajaan Assyria diserbu
dan ditaklukkan oleh Aryan Medes dari Persia. Dengan peristiwa ini
berakhirlah kekuasaan kerajaan Assyria.
Sistem Mata Pencaharian
Basis ekonomi Assyria adalah sabuk tanah agrikultural yang kaya di
wilayahnya sendiri antara tepi kiri sungai Tigris dan kaki barat daya
dataran Zagros. Jantung Assyria ynag subur ini lebih luas daripada
tanah agrikultur di sekitar Napata yang menjadi basis ekonomi bagi
kekuasaan militer Kush, namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan
tanah pertanian di Babylonia. Tidak seperti Babylonia dan Kush,
Assyria sangat bergantung pada bukan irigasi, tetapi curah hujan untuk
tanaman agrikultur.
Peradaban Assyria
Peradaban Assyria banyak terpengaruh oleh peradaban Babylonia. Dengan
mengambil peradaban bangsa lain, bangsa Assyria mengembangkan
peradabannya hingga hampir ke seluruh penjuru dunia. Sekalipun
demikian, mereka tidak sekedar menjiplak peradaban bangsa lain.
Sumbangan peradaban mereka yang asli adalah dalam bidang seni pahat,
arsitektur, dan seni lukis. Sennacherib telah merubah ibukota Nineveh
menghiasinya menjadi kota yang sangat indah, sehingga berkat
keindahannya menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota matahari.
Sebagian raja-raja Assyria adalah kaum terpelajar dan sangat mencintai
kepustakaan. Ashurbanibal merupakan seorang raja yang mendirikan
sebuah perpustakaan dengan berbagai kumpulan buku-buku yang luar
biasa. Perpustakaan ini dipandang sebagai satu-satunya peninggalan
bangsa Semit yang terpenting.
Seringkali bangsa Assyria dipandang sebagai bangsa Romawinya-Asia.
Lantaran sebagaimana bangsa Romawi, Assyria juga berhasil mendirikan
kekuasaan yang luas. Jika bangsa Romawi mengambil peradaban Yunani
yang ditaklukkannya kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke
seluruh penjuru dunia, demikian juga bangsa Assyria. Mereka mengambil
alih peradaban Babylonia, mengembangkannya dan kemudian menyebarkannya
ke seluruh wilayah kekuasaannya. Sebagaimana bangsa Romawi, Assyria
juga memperkenalkan sistem sentralisai administrasi pemerintahan.
Wilayah-wilayah propinsi dikuasakan kepada seorang kepala wilayah yang
bergelar gubernur yang bertanggung jawab secara langsung kepada raja.
Mereka membangun sejumlah jalan raya untuk memperlancar perhubungan
wilayah-wilayah kekuasaannya yang berjauhan. Warisan kerajaan Assyria
berupa alfabet Phoeic dan bahasa versi Armenia. Dalam hal ini alfabet
Phoeic sebagai sarana bahasa Armenia. Untuk menulis alfabet dan bahasa
armenia labih mudah dan lebih cepat karena ditulis di atas daun lontar
dibanding menuliskan di lembaran tanah liat versi Sumeria pada masa
Akkadia. Sebuah bas-relief dari istana Sennacherib pada Nineveh
melukiskan dua pelajar Assyria berdiri berdampingan.
Bab III
Kesimpulan
Mesopotamia dalam pengertian geografis adalah wilayah yang terletak
antara sungai Tigris dan Eufrat, terbentang dari kaki bukit Taurus-
Armenia di utara sampai ke Teluk Persia. Wilayah ini di bagian barat
dibatasi oleh padang pasir Syria, dan di bagian timur dibatasi oleh
pegunungan Zagros. Wilayah Mesopotamia secara alami dibagi ke dalam
dua bagian, yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia Bawah atau
Babilonia (dataran endapan tanah subur yang ada di selatan Bagdad
modern. Pada masa itu Mesopotamia Atas memiliki dua pusat peradaban
utama, satu berada di wilayah Eufrat Atas yang meliputi kota kota-kota
tua, sepertiCarchemish, Harran, Gozan, Khabur, dan Mari. Di wilayah
ini berdiri kerajaan Hurrian di Mittani (abad 15 SM) dan kerajaan
Amorite di Mari (abad 18 SM). Pusat-pusat yang lain adalah Tiggris
Atas dekat kuala (tempat pertemuan air sungai Zab. Wilayah ini
merupakan kerajaan Assyria dengan kota-kota utamanya, Assur, Ninevah,
Calah, dan Dur Sharrukin.
Mesopotamia Bawah, yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia
kuno, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan.
Bagian utara terpusat di sekitar Babilon, yang meliputi kota-kota,
seprti Eshnunna di Diyala, Sippar, Kutha, Kis, Borsippa, dan Isin di
Eufrat.
Peradaban Mesopotamia melahirkan undang-undang Hammurabi yang
merupakan undang-undang pertama didunia. Usaha-usaha yang pada mulanya
merupakan usaha keluarga kini berkembang menjadi masyarakat kecil yang
segala kegiatannya terutama terikat pada tempat. Bergesernya
keterikatan dari keluarga kepada kelompok, merupakan penyesuaian
social yang ada dalam proses kelahiran kota. Semakin bertambahnya
kemakmuran dan perluasan masyarakat di daerah Mesopotamia bagian
selatan, bertambah banyak pula peternakan dan perladangan dibuutuhkan,
demikian pula terusan waduk yang diperlukan untuk menunjang ekonomi
pertanian, karena disana hampir tidak pernah mendapatkan hujan.
Terusan dan waduk penampungan yang cukup besar perlu digali,
dibersihkan dan dirawat.
Sejarah Bangsa Assyria (Mesopotamia Utara) dan Kemajuan Peradaban
Jurnal Muslim 09 Agustus 2016
Sejarah Imperium Sasania (Persi Baru) dan Kemajuan Administrasinya
Sejarah Negeri Babylonia (Mesopotamia Selatan) dan Kemajuan Peradabannya
Sejarah dan Peradaban Bangsa Semit (Sumeria) dan Sistim Administrasinya
Sejarah Administrasi Pra Modern
Jurnalmuslim.com - Masih dalam keturunan bangsa Semit yang mendiami bagian utara
Mesopotamia. Menurut Myers sejarah Assyria pada dasarnya merupakan kisah raja-raja,
melalui pertumpahan darah mereka menaklukkan negara-negara disekitarnya dengan sangat
kejam. Karena penjarahan dan pembantaian terhadap setiap kehidupan yang ada
menjadikan bangsa Assyria dijuluki The Evil Goose (hantu Biadab).

Sargon II (730 705 SM) adalah seorang Tiran. Pada tahun 722 SM Sargon II berhasil
menaklukkan bangsa Samaria, ibukota kerajaan Israel dan berhasil menahan para pembesar
dari sepuluh suku bangsa Israel. Peristiwa penahanan suku bangsa Israel ini pada akhirnya
dikenal dengan The lost tenth of clan ( Sepuluh Suku yang hilang). Karena keberadaan
sepuluh pembesar suku pasca penahanan tersebut tidak pernah diketahui nasibnya lagi.
Raja Sargon II (abad ke-8 SM) yang mengalahkan kaum ini dalam sebuah pertempuran di
Arabia Selatan. Bangsa Yunani juga menyebut kaum ini sebagai bangsa Tamudaei, yang
dalam sejarah Islam dikenal dengan, Kaum Tsamud dalam tulisan Aristoteles, Ptolemeus,
dan Pliny Sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, sekitar tahun 400-600 SM (Harun Yahya,
1980 : 62).

Sennacherib putra Sargon II, adalah raja penakluk yang ulung, ia berhasil menaklukkan
Babylonia, menguasai Mesir dan Syria, dan pada puncak kejayaannya Assyria dipimpin oleh
Ashurbanibal (668 626 SM), hampir seluruh wilayah Asia barat tunduk pada kekuasaannya,
hingga kematian Ashurbanibal 626 SM. Kerajaan Assyria menurun secara drastis dan pada
tahun 612 SM. Niveah sebagai ibukota kerajaan Assyria ditaklukkan oleh Aryan Medes dari
Persia. Dengan penyerbuan ini berakhirlah tirani Assyria.

Peradaban bangsa Assyria banyak terpengaruh oleh peradaban bangsa Babylonia, namun
bangsa Assyria mempunyai kebudayaan asli yang senantiasa dikembangkan yaitu bidang seni
pahat, arsitektur dan seni lukis. Bangsa Assyria mampu mengakulturasikan beberapa
kebudayaan negeri taklukannya dengan budaya bangsa Assyria sendiri serta dengan
didukung dominasi kemajuan peradaban Babylonia yang sangat terkenal itu, sehingga
bangsa Assyria membawa semua unsur budaya tersebut ke ibukota Niveneh. karena
keindahan dan sumber referensi kebudayaan saat itu, kota Niveneh menjadikan kota ini
dijuluki Niveneh The Sun City.
Sebagian besar raja-raja Assyria adalah seorang intelektual yang sangat mencintai ilmu
pengetahuan, disamping mereka merampas harta kekajaan negeri-negeri taklukannya,
mengadopsi kebudayaannya mereka juga merampas segala kepustakaan yang ada dan
diboyong ke Niveneh The Sun City. Hal ini terbukti ketika Ashurbanibal berkuasa, ia
membangun perpustakaan secara kolosal sehingga lengkap dan layaklah ibukotanya disebut
Niveneh The Sun City. Perpustakaan inilah yang pada akhirnya dipandang sebagai satu-
satunya peninggalan bangsa Assyria yang terpenting (Prof. K. Ali, 2000 :6).

Bangsa Assyria sering kali di pandang sebagai The Rome of Asia (Romawinya negara-
negara Asia). Layaknya kerajaan Romawi yang merampas peradaban Yunani, kerajaan Assyria
juga merampas dengan mengambil alih peradaban yang dimiliki negeri Babylonia dan
mengembangkannya menjadi peradaban baru, dan kemudian menyebarkannya ke seluruh
penjuru negeri taklukannya, kerajaan Assyria juga memperkenalkan serta mengaplikasikan
sistem sentralisasi Administrasi Pemerintahan (Public Administration), dimana wilayah
Propinsi di kuasakan oleh kepala wilayah yang bergelar Gubernur yang bertanggung jawab
secara langsung kepada raja di ibukota Niveneh The Sun City. Disamping itu untuk
mempermudah distribusi baik barang maupun memperlancar jalannya sistem administrasi
pemerintahan yang di terapkan tersebut termasuk sistim distribusi pajak yang dipungut,
bangsa Assyria juga membangun segala fasilitas infrasrtuktur yang ada sebagai sarana
pendukung.

Diambil dari Ebook Sejarah Administrasi Dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam oleh
Ikrom Abualiff
Sejarah Peradaban Dunia Kuno
Minggu, 07 Februari 2016
Sejarah Bangsa Assyria
Selamat siang semua, kembali lagi dengan saya. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan
sejarah tentang bangsa Assyria. Kalian belum tahukan, bahwa sebenarnya pada zaman dahulu
bangsa Assyria adalah bangsa terkuat dan terkejam di dunia sebelum bangsa Mongol muncul. Nah,
sekarang biar saya jelaskan secara fakta dan aktual. Selamat membaca.

Gambar 1:1 = Peta Geografis kekuasaan Bangsa Assyria


Assyria. Tempat dimana orang Assyria tinggal yaitu di sekitar Tigris. Tempat itu subur, tetapi
terpotong oleh bukit-bukit dan batu-batu. Tempat itu terletak dekat pegunungan, tempat itu
mengalami salju di musim dingin dan badai di musim panas

Gambar 1:2 = Raja Sargon dari Akkad


Asal-usul. Orang Assyria adalah etnis yang berasal dari Irak, Iran, Turki, dan Suriah, tetapi banyak
yang berpindah ke Kaukasus, Amerika Utara, dan Eropa Timur. Assyria pada awalnya adalah sebuah
kerajaan Akkad yang berkembang pada abad ke-25 SM. Para raja awal Assyria merupakan penguasa
kecil, dan setelah pendirian Kekaisaran Akkad, yang bertahan dari tahun 2334 SM hingga 2154 SM,
para raja Assyria menjadi bawahan Sargon dari Akkad, yang menyatukan Akkad dan Sumeria di
Mesopotamia di bawah kekuasaan tunggal. Bangsa Assyria sejak 1894 SM di Akkad terubanisasi dan
kemudian berkembang pesat sejak runtuhnya Kekaisaran Akkad.

Gambar 1:3 = Sapi Bersayap berkepala Manusia


Penemuan Modern. Pada tahun 1843, Botta, konsul Perancis di Mossoul, menemukan istana raja
Assyria di bawah sebuah bukit dekat Tigris. Di sini untuk pertama kalinya orang bisa melihat produksi
seni Assyria; sapi bersayap yang dipahat di batu, yang ditempatkan di gerbang istana ditemukan
utuh, dan dipindahkan ke Museum Louvre di Paris. Penggalian Botta menarik perhatian Eropa,
sehingga banyak ekspedisi dikirimkan. Place dan Layard berhasil menemukan reruntuhan istana
lainnya. Reruntuhan ini terjaga dengan baik, terlindungi oleh kekeringan iklim dan oleh lapisan bumi.
Mereka menemukan dinding yang dihiasi dengan relief dan lukisan; patung dan prasasti ditemukan
dalam jumlah yang besar.
Istana yang pertama kali ditemukan, istana Khorsabad dibangun oleh Raja Sargon di Niniwe, situs
ibukota raja Assyria. Kota ini dibangun pada beberapa tempat tinggi dan dikelilingi tembok yang
panjangnya 25-30 mil, dalam bentuk persegi. Dinding terdiri dari batu bata pada bagian luar dan
tanah pada bagian dalam. Tempat tinggal di kota itu telah lenyap, tetapi kita telah menemukan
banyak istana yang dibangun oleh raja-raja Assyria.

Gambar 1:4 = Prasasti Cuneiform

Prasasti pada Bata dan Tulisan Cuneiform. Pada saat itu juga mereka telah menemukan sebuah
prasasti pada bata, dan di setiap prasasti tersebut terbentuk sebuah huruf dari kombinasi tanda-
tanda yang berbentuk seperti panah atau baji, dan inilah alasan mengapa gaya penulisan tersebut
disebut cuneiform (runcing).
Selama bertahun-tahun tulisan paku ini telah menguras banyak pikiran para arkeolog. Tulisan ini
sangat sulit untuk dibaca, karena sejak awal tulisan ini berfungsi sebagai media penulisan 5 bahasa
berbeda-Assyria, Susian, Mede, Khaldea, dan Armenia, tanpa menghitung bahasa Persia Kuno-dan
tidak pengetahuan tentang 5 bahasa ini. Alasan lain yang menyebabkan tulisan ini sulit dipahami
adalah:
1. Tulisan ini pada saat yang sama terdiri atas tanda-tanda simbolis, yang masing-masing mewakili
sebuah kata, dan tanda-tanda suku kata, yang masing-masing mewakili suku kata.
2. Terdapat hampir 200 tanda suku kata, yang sangat mirip dan membingungkan.
3. Tanda yang sama sering merupakan representasi dari sebuah kata dan suku kata.
4. Seringkali tanda yang sama digunakan untuk mewakili suku kata yang berbeda.
Prasasti Cuneiform telah dipecahkan dengan cara yang sama seperti hieroglif Mesir-ada prasasti
dalam 3 bahasa-Assyria, Mede, dan Persia. Yang terakhir memberikan kunci bagi 2 lainnya.

Gambar 1:5 = Relief Pasukan Assyria


Bangsa Assyria. Bangsa Assyria adalah ras pemburu dan tentara. Relief mereka biasanya
menggambarkan mereka bersenjatakan busur dan tombak. Selama 6 abad mereka menaklukan Asia,
denga keluar dari pegunungan mereka untuk menyerbu tetangga mereka, dan kembali dengan
seluruh tawanan dijadikan budak. Mereka tampaknya melakukan perang semata-mata untuk
kesenangan membunuh, membinasakan, dan menjarah. Tidak ada bangsa yang pernah
memamerkan keganasan yang lebih besar.

Gambar 1:6 = Relief Pasukan Assyria


Raja. Setelah memanfaatkan bangsa Asia, mereka menganggap raja mereka sebagai wakil Tuhan di
bumi dan memberinya ketaatan buta. Dia adalah penguasa mutlak bagi semua rakyat, ia memimpin
mereka dalam pertempuran, dan di bawah kepimpinan mereka berperang melawan bangsa-bangsa
lain di Asia. Setelah kembali, ia mencatat eksploitasinya di dinding istananya dengan prasasti panjang
dimana ia menceritakan kemenangannya, rampasan yang diambil, kota-kota yang dibakar, dan para
tawanan yang dipenggal atau dikuliti hidup-hidup.

Gambar 1:7 = Sisa-sisa reruntuhan Benteng di kota Niniwe


Reruntuhan Kerajaan Assyria. Rezim Assyria dimulai dengan perebutan Babilonia (sekitar 1270
SM). Dari abad kesembilan bangsa Assyria, yang selalu berperang, menundukkan, atau
menghancurkan Babilonia, Suriah, Palestina, dan bahkan Mesir. Bangsa yang ditaklukan selalu
memberontak, dan pembantaian berulang. Akhirnya bangsa Assyria kelelahan. Orang Babilonia,
Mede, Skythia dan bangsa-bangsa lainnya membuat aliansi dan menghancurkan kerajaan mereka.
Pada tahun 612 SM, terjadilah peristiwa kejatuhan Niniwe dan kota tersebut direbut, dan
dihancurkan selama-lamanya.
RELIEF DINDING PRAJURIT ASSYRIA
Prajurit Assyria disebut Pasukan Abadi adalah nama yang diberi Herodotos untuk menyebut
nama lain pasukan khusus dari kekaisaran Persia Akhemeniyah.

Pasukan Abadi ini ditugaskan sebagai Garda Imperial dan juga sebagai pasukan tempur. Pada posisi
sebagai Garda Imperial, pasukan tersebut ditugaskan untuk melindungi kekaisaran jika terdapat
serangan dari luar, sedangkan posisi sebagai pasukan tempur, pasukan tersebut ikut serta dalam
berbagai penyerangan yang dilakukan oleh kekaisaran.

Salah satu contohnya adalah : ketika Ekspansi kekaisaran Persia dan pada perang Yunani Persia
Pasukan Abadi, di dekorasi di Istana Darius di kota Susa pada tahun 510 SM
budaya rupa assyria
Assyria (Syriak:
) dalam masa sejarah terawal dirujuk kepada kawasan pada
sungaiTigris atas, dinamakan untuk ibu kotanya, bandar purba Assur. Kemudian, sebagai
bangsa dan Empayar, ia juga datang untuk memasukkan secara kasarnya bahagian
separuh utara Mesopotamia (bahagian separuh selatan menjadi Babylonia). Ibu kotanya
adalah Nineveh.
Raja-raja Assyria mengawal kerajaan besar pada tiga berlainan masa dalam sejarah. Ini
adalah dipanggil Kuno, Pertengahan, dan kerajaan Neo-Assyria, atau tempoh. Yang paling
berkuasa dan bangsa paling-dikenali dari tempoh ini adalah kerajaan Neo-Assyria, 911-612
SM.
Tanahair Assyria terletak pada kawasan pergunungan, melangkaui sepanjang Tigris sejauh
banjaran gunung Gordiaean tinggi atau banjaran gunung Carchudian dari Armenia,
kadangkala dipanggil "Pergunungan Ashur".
Orang Assyria telah mencipta penggalian untuk melemahkan dinding kota, pelantak pukulan
untuk meruntuhkan dinding dan pagar, konsep dari kor jurutera, yang menjambatankan
sungai dengan pontun atau membekalkan askar dengan kulit pengembang untuk berenang.
Sistem Pemerintahan, Penduduk dan Masyarakat, dll tentang Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan
Tigris
Diposting oleh Ridwan Maulana Personal Sitedi 03.16
Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut.
Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar
tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini menganut kepercayaan
politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa
Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat untuk memuja para dewa tersebut
adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan
bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah
pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.
Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Mereka
bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia. Di bawah pimpinan
Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil
menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka mulai
hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil memenangkan perang
tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka
berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan,
seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak Kota Babylonia
dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang
terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi (1750 SM). Raja Hammurabi terkenal
dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai
seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria.
Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama)
runtuh karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah
oleh bangsa Kassi (Kassit).
Kerajaan Assyria (Assur)
Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan menguasai
daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk melindungi perdagangan.
lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan
Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang
berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini
menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga
mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah pimpinan
Raja Nabopalassar membangun kembali Kerajaan Babylonia (atau disebut juga dengan Babylonia
Baru). Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di antaranya Raja Nabopalassar,
Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat
serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai sebagian dari
daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh.
Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada tahun 525
SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan
oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada
masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena
mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat
serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
Penduduk dan Masyarakat
Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun
bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui Sungai Eufrat dan
Tigris.
Sekitar tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang
Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada ibu kotanya yang
bernama Uruk (Ur).
Pertanian dan Pengairan
Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari kedua sungai itu.
Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah surut meninggalkan Iapisan lumpur
yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau bertani.
Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan memanfaatkan
airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang baik. Bendungan
dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di masa
banjir.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut
tampak dalam bidang-bidang berikut :
Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana.
Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan
perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar
dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di
dunia.
Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan "taman gantung", yang kemudian
menjadi salah satu keajaiban dunia.
Aksara
Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku itu antara
lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku
untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan
Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).
Penanggalan/Kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang dimaksudkan
untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim
berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk
bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya.
Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,, mereka
membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. ~embagian waktu terus
dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan atau sistem kalender,
yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
Kepercayaan
Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa
Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil
(Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa
Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari),
dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).
Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk memajukan pertanian.
Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria adalah dewa yang
berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha
bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di
daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah
ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi
diturunkan kepada bangsa Persia.
Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang.
Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa
hidup abadi di dunia ini tidak ada.
Hukum
Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam
kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan
hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja
Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.
Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan
ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada
ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-
Undang Hammurabi (CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis
pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan
yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum
jenisjenis pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi
bertindak dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.

S-ar putea să vă placă și