Sunteți pe pagina 1din 10

GIGI LANSIA

Asep Arifin Senjaya


Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar
aseparifinsenjaya@yahoo.com

Abstract: Projected in 2025, Indonesia will experience an increase in the number


of elderly in the world. Tooth has a function for chewing, speaking, and
aesthetics. Tooth loss in the elderly have an impact on a variety of issues. Data
Basic Health Research in 2013 in Bali showed that, the age group 55-64 years
had the highest proportion in oral health issues, namely 30.8%. Elderly are
expected to at least have 20 teeth function. Tooth loss in the elderly have an
impact on a variety of issues, including the psychological effects such as feeling
embarrassed, tension, loss of appetite, malnutrition, disturbed sleep, trouble
getting along, dodge to get out, do not have friends, impaired concentration, until
it can not work in total. Elderly is a natural process that can not be avoided. Signs
of physical deterioration in the elderly, among others: a) skin begins to loosen
and the wrinkled face and lines are settled; b) hair graying and white; c) gear
slowly start date until toothless; d) visual acuity and hearing loss; e) easily tired;
f) the movement began to slow and less agile; g) lean body fat deposits disappear
and occur in several parts of the body. The purpose of writing this article is to
provide information that the teeth have an important role in the lives of the
elderly.
Keywords: tooth; elderly

Abstrak: Diproyeksikan pada tahun 2025, Indonesia akan mengalami


peningkatan jumlah lansia terbesar di dunia. Gigi memiliki fungsi untuk
pengunyahan, berbicara, dan estetika. Kehilangan gigi pada lansia berdampak
pada berbagai persoalan. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 di Provinsi Bali
menunjukan bahwa, kelompok usia 55 64 tahun memiliki proporsi tertinggi
dalam permasalahan kesehatan gigi dan mulut, yaitu 30,8%. Lansia diharapkan
minimal mempunyai 20 gigi berfungsi. Kehilangan gigi pada lansia berdampak
pada berbagai persoalan, di antaranya dampak psikologis seperti merasa malu,
tegang, kehilangan selera makan, malnutrisi, tidur terganggu, kesulitan bergaul,
menghindar untuk keluar, tidak memiliki teman, konsentrasi terganggu, hingga
tidak dapat bekerja secara total. Lansia merupakan proses alamiah yang tidak
dapat dihindarkan. Tanda-tanda kemunduran fisik pada lansia antara lain: a) kulit
mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap;
b) rambut mulai beruban dan menjadi putih; c) gigi perlahan-lahan mulai tanggal
hingga ompong; d) ketajaman penglihatan dan pendengaran berkurang; e) mudah
lelah; f) gerakan mulai lamban dan kurang lincah; g) kerampingan tubuh
menghilang dan terjadi timbunan lemak di beberapa bagian tubuh. Tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk memberikan informasi bahwa gigi memiliki
peran yang penting dalam kehidupan lansia.
Kata kunci: gigi, lansia.

72
Asep Arifin Senjaya (Gigi Lansia)

Pendahuluan pada tahun 2025 diproyeksikan


Berdasarkan data UNFPA, di sebesar 414%, ini terbesar di dunia.
dunia saat ini terdapat sekitar 737 Hal ini mendorong kita semua untuk
juta jiwa penduduk lanjut usia bersiap menghadapinya, yaitu dalam
(lansia), yaitu usia 60 tahun lebih. menghadapi konsekuensi logis akan
Berdasarkan jumlah tersebut adanya berbagai masalah yang
sekitar dua pertiga tinggal di muncul, seiring dengan ledakan
1
negara - negara berkembang, populasi lansia ini.
termasuk di Indonesia. Data BPS Lanjut usia adalah setiap
tahun 2010 mencatat jumlah orang yang berusia 60 tahun atau
penduduk Indonesia yaitu lebih, yang secara fisik terlihat
sebanyak 237.641.326 jiwa dan berbeda dengan kelompok umur
sekitar 20 juta orang adalah lainnya. Umumnya setiap orang akan
1
penduduk lansia. Sensus Penduduk mengalami proses menjadi tua dan
tahun 2010 menunjukkan bahwa masa tua adalah masa hidup manusia
Indonesia termasuk lima besar yang terakhir. Pada masa ini
negara dengan jumlah penduduk seseorang mengalami kemunduran
lansia terbanyak di dunia yaitu 18,1 fisik, mental, dan sosial hingga tidak
juta jiwa atau 9,6% dari jumlah melakukan tugasnya sehari-hari lagi
penduduk Indonesia. Jumlah lansia dan bagi kebanyakan orang masa tua
tersebut meningkat sebanyak empat kurang menyenangkan.3
kali lipat dibandingkan pada tahun Gigi memiliki fungsi untuk
1970 yang tercatat sekitar 5,3 juta pengunyahan, berbicara, dan
jiwa atau 4,48% dari jumlah estetika. Gigi geligi pada lansia
penduduk saat itu. Meningkatnya mungkin sudah banyak yang rusak,
jumlah lansia seiring dengan bahkan copot sehingga memberikan
meningkatnya angka usia harapan kesulitan saat mengunyah makanan.3
hidup penduduk Indonesia sehingga Berkurangnya kemampuan mencerna
jumlah lansia bertambah dengan makanan akibat kerusakan gigi atau
cepat.2 Indonesia akan ompong merupakan salah satu faktor
mengalami peningkatan jumlah yang mempengaruhi kebutuhan gizi
populasi lansia yang luar biasa, lansia.4 Kehilangan gigi pada lansia

73
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 1 April 2016 : 72 80

berdampak pada berbagai persoalan, 30,8%.7 Lansia diharapkan minimal


di antaranya dampak psikologis mempunyai 20 gigi berfungsi, hal ini
seperti merasa malu, tegang, berarti bahwa fungsi pengunyahan
kehilangan selera makan, malnutrisi, mendekati normal, walaupun sedikit
tidur terganggu, kesulitan bergaul, berkurang. Demikian halnya fungsi
menghindar untuk keluar, tidak estetik serta fungsi bicara masih
memiliki teman, konsentrasi dapat dianggap normal dengan
8
terganggu, hingga tidak dapat jumlah gigi minimal 20 buah.
bekerja secara total.5 Kesehatan gigi Tujuan penulisan artikel ini
merupakan salah satu aspek dari adalah untuk memberikan informasi
kesehatan seseorang yang merupakan pentingnya gigi dalam kehidupan
hasil interaksi dari kondisi fisik, lansia.
mental, dan sosial.6
Pembahasan
Kehilangan gigi merupakan
Pengertian Lansia
penyebab terbanyak menurunnya
Lansia merupakan proses
fungsi pengunyahan. Kehilangan gigi
seseorang bertambah tua, merupakan
juga dapat mempengaruhi rongga
interaksi yang kompleks dari segi
mulut dan kesehatan umum sehingga
biologis, psikologis, dan sosiologis.
akan mempengaruhi kualitas hidup
Lansia adalah seseorang yang
seseorang secara keseluruhan.
berusia 60 tahun atau lebih, yang
Kehilangan gigi dapat disebabkan
secara fisik terlihat berbeda dengan
oleh berbagai hal. Penyebab
kelompok umur lainnya.
terbanyak kehilangan gigi adalah
Berdasarkan kelompok usia,
akibat buruknya status kesehatan
lansia dibagi menjadi tiga, yaitu: a)
rongga mulut, terutama karies dan
kelompok pertama adalah kelompok
penyakit periodontal.3 Hasil Riset
pra lansia 45 - 59 tahun; b) kelompok
Kesehatan Dasar tahun 2013 di
kedua adalah kelompok lansia 60 -
Provinsi Bali berdasarkan kelompok
69 tahun; c) kelompok ketiga adalah
usia diperoleh data bahwa, kelompok
kelompok lansia risiko tinggi yaitu
usia 55 64 tahun memiliki proporsi
usia lebih dari 70 tahun.1
tertinggi dalam permasalahan
Lansia merupakan proses
kesehatan gigi dan mulut, yaitu
alamiah yang tidak dapat

74
Asep Arifin Senjaya (Gigi Lansia)

dihindarkan. Secara biologis akan dan vaskularisasi mengakibatkan


terjadi kemunduran - kemunduran berkurangnya elas-tisitas, sehingga
fisik pada lansia, tanda-tanda kuku menjadi keras, rapuh, pudar,
kemunduran fisik antara lain: a) kulit tidak bercahaya, dan partumbuhan-
mulai mengendur dan pada wajah nya melambat. Kelenjar keringat
timbul keriput serta garis-garis yang berkurang baik jumlah maupun
menetap; b) rambut mulai beruban fungsinya.
dan menjadi putih; c) gigi perlahan-
Perubahan sistem muskuloskeletal.
lahan mulai tanggal hingga ompong;
Perubahan sistem muskulo-
d) ketajaman penglihatan dan pen-
skeletal yang terjadi pada tulang
dengaran berkurang; e) mudah lelah;
yaitu kehilangan kepadatan tulang
f) gerakan mulai lamban dan kurang
sehingga menjadi rapuh, kehilangan
lincah; g) kerampingan tubuh
cairan sendi menyebabkan persendi-
menghilang dan terjadi timbunan
an menjadi kaku, pergerakan ter-
lemak di beberapa bagian tubuh.9
batas, dan sendi membesar. Tendon
Maryam, dkk. menyatakan
mengerut dan mengalami sclerosis,
bahwa, proses menua pada lansia
juga adanya atrofi serabut otot
menyebabkan terjadinya tanda
sehingga gerakan melambat, otot
tanda penuaan, yaitu berupa:10
mudah kram dan tremor, kecuali otot
Perubahan sistem integumen. polos tidak begitu terpengaruh.
Perubahan sistem integumen
Perubahan sistem kardiopulmonal.
terjadi pada kulit lansia, sehingga
Pada sistem kardiovaskuler
kulit lebih mudah rusak, mengerut/
terjadi perubahan, yaitu arteri
keriput yang diakibatkan hilangnya
kehilangan elastisitasnya. Elastisitas
jaringan lemak. Permukaan kulit
aorta menurun, katup pada jantung
menjadi kasar dan bersisik dikarena-
menebal dan menjadi kaku. Sehingga
kan hilangnya proses kreatinisasi
menurunkan kemampuan jantung,
serta perubahan ukuran dan bentuk
peningkatan nadi, dan tekanan
sel sel epidermis. Kulit kepala dan
sistolik darah.
rambut menipis dan berwarna
kelabu, rambut dalam hidung dan Perubahan sistem pencernaan dan
telinga menebal. Penurunan cairan metabolisme.

75
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 1 April 2016 : 72 80

Pada sistem pencernaan dan Perubahan sistem pendengaran.


metabolisme terjadi kehilangan gigi Perubahan pada organ
akibat penyakit periodontal. Kesehat- pendengaran yang berhubungan
an gigi yang buruk, gizi yang buruk, dengan penam-bahan usia berupa:
dan berkurangnya kekuatan otot daun telinga lebih besar, ini
rahang akan menyebabkan kelelahan dikarenakan pembentukan tulang
pada lansia saat mengunyah rawan yang berlanjut dan penurunan
makanan. Iritasi kronis pada selaput elastisitas kulit. Saluran telinga pada
lendir mengakibatkan atrofi indera lansia menyempit dan rambut pada
pengecap dan berkurangnya saluran telinga lebih kasar dan kaku.
sensitifitas syaraf pengecap yang
Perubahan sistem penglihatan.
menurunkan kemampuan indera
Pada lansia jaringan lemak
pengecap hingga terjadi penurunan
menyelimuti bola mata, membran
selera makan yang pada akhirnya
mukosa konjungtiva menjadi kering
berdampak defisiensi nutrisi dan
karena berkurangnya kualitas dan
malnutrisi pada lansia.
kuantitas air mata, sklera menjadi
Perubahan sistem neurologis. kecoklatan, ukuran pupil dan iris
Berbagai penyakit dan faktor menjadi lebih kecil dan mengalami
lingkungan yang telah berinteraksi penurunan kemampuan kontriksi,
sepanjang hidupnya lansia, ber- sehingga membatasi jumlah cahaya
dampak pada kerusakan sel sel di yang masuk ke mata. Terjadi
otak. Kelainan yang timbul tergan- kekeruhan pada lensa mata yang
tung jumlah kerusakan serta area berakibat katarak. Ambang peng-
otak yang terkena kerusakan. amatan sinar meningkat, daya
Perubahan terbesar yang terjadi pada adaptasi terhadap kegelapan lebih
lansia meliputi lemahnya ingatan, lambat, hal ini mengakibatkan sulit
menurunnya kemampuan kognitif, melihat dalam suasana gelap. Pada
perubahan pola tidur, gangguan akhirnya semua ini berdampak pada
pada: penglihatan, pendengaran, penurunan kemampuan penglihatan
kemampuan berjalan, dan postur lansia.
tubuh.

76
Asep Arifin Senjaya (Gigi Lansia)

Kesehatan Gigi dan Mulut Lansia intestinal, seperti kanker eusofagus,


Akibat bertambahnya usia kanker lambung, dan kanker
secara berangsur-angsur gigi ber- pankreas. Dampak fungsional
kurang karena tanggal. Ketidak- kehilangan gigi yaitu gangguan
lengkapan gigi tentunya akan dapat bicara dan gangguan pengunyahan. 11
mengurangi kenyamanan makan dan Kurang menjaga kebersihan gigi
membatasi jenis-jenis makanan yang bisa berimplikasi masuknya bakteri
dikonsumsi. Produksi air liur dengan yang berujung pada banyak masalah
berbagai enzim yang dikandungnya kesehatan yang umum seperti
juga mengalami penurunan, sebagai penyakit jantung dan penyakit lain-
akibatnya dapat menimbulkan mulut nya. Penyakit di rongga mulut pada
kering, kemampuan mengecap ma- lansia dapat berakibat negatif
kanan berkurang, dan kemungkinan terhadap kesehatan dan kualitas
mempercepat terjadinya penimbunan hidup lansia secara keseluruhan.
karang gigi. Faktor-faktor penting Beberapa kondisi yang sering terjadi
yang dapat mempengaruhi kesehatan pada rongga mulut lansia: a)
gigi pada lansia di antaranya adalah kehilangan gigi; b) penyakit gusi; c)
kurangnya produksi saliva serta mulut kering/ xerostomia; d)
kebiasaan membersihkan gigi dan periodontitis. Melalui perawatan
mulut. Karies gigi dan penyakit yang baik gigi dapat bertahan selama
periodontal merupakan penyebab mungkin di rongga mulut.12
utama kehilangan gigi pada lansia.9 Status kesehatan gigi lansia
Kehilangan sebagian maupun dipengaruhi oleh beberapa faktor
seluruh gigi dapat menimbulkan yang saling berinteraksi13 : 1) Faktor
dampak emosional, sistemik, mau- dari diri lansia sendiri, berupa: jenis
pun fungsional. Dampak emosional kelamin, usia, perilaku hidup,
di antaranya: hilangnya kepercayaan pendidikan, pekerjaan, status
diri, perasaan sedih, depresi, merasa perkawinan, perumahan, dan status
kehilangan bagian tubuh, dan merasa sosial ekonomi; 2) Faktor keluarga,
tua. Dampak sistemik yaitu berupa seperti: jumlah generasi, pola
penyakit kardiovaskular, osteo- tinggal, dan peri-laku keluarga dalam
porosis, dan penyakit gastro- pemeliharaan kesehatan gigi; 3)

77
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 1 April 2016 : 72 80

Faktor lingkungan, seperti keadaan mengandung gula; 3) Pemeriksaan


sosial budaya; Faktor pelayanan gigi secara teratur ke dokter gigi,
kesehatan gigi, berupa: keberadaan Puskesmas, ataupun Rumah Sakit
program kesehatan gigi lansia, sikap setiap enam bulan sekali untuk
dan perilaku petugas kesehatan saat mengetahui kelainan yang ada pada
memberikan pelayanan kesehatan. mulut sejak dini.
Kegiatan yang harus dilakukan
Pencegahan Kerusakan Gigi
selain seperti di atas, para lansia juga
Lansia
perlu diberi tindakan pencegahan
Para lansia seringkali meng-
penyakit gigi dan mulut seperti
abaikan kebersihan gigi dan mulut-
dalam pelaksanaan asuhan kepera-
nya, mereka sering mengeluh sakit
watan. Berbagai upaya perlu
gigi, gigi goyang dan dapat
diperhatikan baik oleh lansia,
menyebabkan gigi tanggal. Kondisi
keluarga, maupun petugas kesehatan
ini dapat dicegah dengan peme-
yang melaksanakannya, antara lain13:
liharaan kebersihan gigi dan mulut
yaitu dengan menggosok gigi secara Upaya promotif
teratur agar pembentukan bakteri Dengan memberikan penyu-
dalam mulut dapat dicegah. Hal ini luhan tentang: a) cara pemeliharaan
dapat dilakukan secara teratur dan kesehatan gigi dan mulut.; b)
berkesinambungan dimulai dari diri pentingnya protesa untuk mengem-
sendiri dengan cara13 : 1) Menjaga balikan fungsi kunyah; c) pemerik-
kebersihan gigi dan mulut dengan saan secara berkala
menyikat gigi secara teratur dan
Upaya preventif
membersihkan gusi dengan baik.
Berupa: a) pemeliharaan gigi
Bagi yang tidak ada gigi dengan
dan mulut termasuk protesanya; b)
menggunakan kapas yang dicelupkan
pemilihan jenis makanan yang
ke dalam air hangat, tujuan
mudah dikunyah dan dicerna ; c)
pembersihan ini untuk menghindari
deteksi dini bila ada kelainan mukosa
tumbuhnya jamur pada gusi; 2)
untuk mencegah keganasan sehingga
Mengatur pola makan dengan
segera melakukan pemeriksaan; d)
menghindari makanan yang dapat
pemeriksaan berkala ke dokter gigi.
merusak gigi seperti banyak

78
Asep Arifin Senjaya (Gigi Lansia)

Upaya kuratif dan rehabilitatif. makan sehingga dapat menimbulkan


Perawatan diri untuk lansia selera makan; 2) Memperkuat daya
dalam menjaga kebersihan gigi dan tahan tubuh, dengan mengkonsumsi
mulutnya, yaitu12 : 1) Untuk yang makanan yang mengandung zat gizi
masih mempunyai gigi: a) bila ada yang penting untuk kekebalan,
karang gigi dan atau gigi berlubang seperti: biji-bijian utuh, sayuran
sebaiknya segera ke dokter gigi hijau, makanan laut; 3) Mencegah
untuk mendapatkan penanganan tulang agar tidak menjadi keropos
lebih lanjut; 2) Menyikat gigi secara dan mengkerut, dengan makanan
teratur minimal dua kali dalam yang mengandung vitamin D. Pada
sehari, pagi dan malam sebelum usia diatas 60 tahun kemampuan
tidur; 3) Bagi lansia yang meng- penyerapan kalsium menurun,
gunakan gigi palsu lepasan, maka vitamin D membantu penye-rapan
gigi palsu tersebut disikat dengan kalsium dalam tubuh, contoh
sikat gigi perlahan - lahan di bawah makanan sumber vitamin D adalah
air mengalir, bila perlu dapat susu; 4) Memastikan agar saluran
menggunakan pasta gigi. Waktu pencernaan tetap sehat, aktif dan
tidur gigi palsu tersebut dilepas dan teratur. Untuk itu harus makan
direndam di dalam air bersih; 4) Bagi sedikitnya 20 gram makanan yang
lansia yang tidak mempunyai gigi mengandung serat seperti biji-bijian,
sama sekali, setiap habis makan jeruk, dan sayuran yang berdaun
seharusnya langsung berkumur- hijau tua; 5) Menyelamatkan
kumur dan juga menyikat bagian penglihatan dan mencegah terjadinya
gusi dan lidah secara teratur untuk katarak dengan makanan yang
membersihkan sisa makanan yang mengandung vitamin C, E, dan B,
melekat. serta antioksidan; 6) Mengurangi
Sepuluh langkah agar dapat risiko penyakit jantung dengan
hidup lebih lama, sehat, dan berarti membatasi makanan berlemak yang
untuk lansia yaitu: 1) Menciptakan banyak mengandung kolesterol dan
pola makan yang baik, kemudian natrium serta harus banyak makan
bersahabat dengannya. Ciptakan makanan yang kaya vitamin B6,
suasana yang menyenangkan di meja B12, asam folat, serat yang larut

79
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 1 April 2016 : 72 80

dalam air, kalsium, dan kalium; 7) Daftar Pustaka


Agar ingatan tetap baik dan sistem 1. Wiwik Indraswari, A. Razak
syaraf tetap bagus, harus banyak Thaha, Nurhaedar Jafar. Pola
Pengasuhan Gizi dan Status Gizi
makan vitamin B6, B 12, dan asam Lanjut Usia Puskesmas Lau
folat; 8) Mempertahankan berat Kabupaten Maros Tahun 2012,
pasca.unhas.ac.id
badan ideal dengan jalan tetap aktif /jurnal/files/58c4192eb29f12d85
secara fisik, makan rendah lemak 3198579fb322c33.pdf ( di akses
13 Januari 2017)
dan kaya akan karbohidrat kompleks; 2. BPS. Statistik Penduduk Lanjut
9) Menjaga agar nafsu makan tetap Usia 2014; Hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional, Jakarta:
baik dan otot tetap lentur, dengan Badan Pusat Statistik, 2015. Di
cara melakukan olah raga aerobik, akses 12 Januari 2016 pada
http://www.bps.go.id.
berjalan, atau berenang. Olah raga 3. Departemen Kesehatan R.I.
dilakukan menurut porsi masing- Pedoman Puskesmas Santun
Usia Lanjut. Jakarta: t.p; 2003.
masing usia serta tingkat kebugaran
setiap orang; 10) Tetap beraktifitas 4. Akhdrisa Mura Wijaya, I Dewa
Putu Pramantara, Retno
setiap hari.14 Pangastuti. Status Kesehatan
Oral dan Asupan Zat Gizi
Berhubungan dengan Status Gizi
Simpulan dan Saran Lansia, Jurnal Gizi Klinik
Berdasarkan pembahasan di Indonesia, Vol. 8, No. 3, Januari
2012:151-157 di akses 12 Januari
atas dapat disimpulkan bahwa, lansia 2017 pada alamat
harus tetap memelihara giginya http://ijn.or.id/download/vol8no3
Jan2012/AkhdrisaMW.pdf
sehingga minimal memiliki 20 gigi 5. Pasiga B. Dampak Sosial Akibat
berfungsi agar dapat mengunyah Kondisi Gigi dan Mulut
Kelompok Lanjut, Majalah
makanan dengan baik. Pengunyahan Ilmiah Kedokteran Gigi (Edisi
makanan yang baik serta pemenuhan Khusus Foril VII), hal. 257-259.
2002.
kebutuhan gizi yang seimbang akan 6. Setyaningsih D. Menjaga
turut menjaga agar lansia tetap sehat. Kesehatan Gigi dan Mulut.
Jakarta: CV Sinar Cemerlang
Agar lansia dapat hidup lebih Abadi. 2007.
lama, sehat, dan berarti disarankan 7. Kementerian Kesehatan R.I.
Gambaran Kesehatan Lanjut
untuk tetap menjaga pola hidup sehat Usia di Indonesia: (diakses
serta beraktifitas setiap hari. tanggal 3 Maret 2016. Tersedia
pada http://www.
depkes.go.id/downloadpdf/buleti
n-lansia-pdf.

80
Asep Arifin Senjaya (Gigi Lansia)

8. Kementerian Kesehatan R.I. 12. Siska Anggreni. Tesis, Jumlah


Buku Panduan Pelatihan dan bentuk Akar serta
Kesehatan gigi dan Mulut Kader Konfigurasi saluran akar Gigi
Posyandu. Jakarta: t.p. 2012. Molar satu Rahang atas dan
9. Departemen Kesehatan R.I. bawah. Jakarta. Universitas
Pedoman Pembinaan Kesehatan Indonesia, 2012 di akses tanggal
Usia Lanjut Bagi Petugas 13 Januari 2016 di :
Kesehatan. Jakarta: t.p. 2001. http://lib.ui.ac/digital)
10. Riadiani, Bunga; Sari 13. Rahardjo dan Tri B. W.
Dewi,Ratna; Ariani, Nina; Gita Kebijakan Tentang
Farisza, Toot Loss Perceived Kesejahteraan Penduduk Lansia
Masticatory Ability in Post- Di Indonesia Serta Kaitannya
Menopousal Women, Journal of Dengan Upaya Pembinaan
Dentistry Indonesia 2014, vol.21, Kesehatan, Termasuk Bidang
no.111-15doi: Kesehatan Gigi, Majalah Ilmiah
10.146393/jdi.voi0.2012 diakses Kedokteran Gigi 1 (Edisi Khusus
12 Januari 2017 pada Foril V 1996), hal. 68-78. 1996.
http://www.jdentistry.ui.ac.id/ind 14.Wasilah Rocmah, Soedjono
ex.php/JDI/article/view/212/0 Aswin. Tua dan Proses Menua,
11. Hendari, Ratnawati. Pemutihan Yogyakarta, Fakultas Kedokteran
Gigi (Tooth-Whitening) Pada Universitas Gadjah Mada
Gigi yang Mengalami (Berkala Ilmu Kedokteran,
Pewarnaan ( Dosen Jurusan Vol.33, No. 4, 2001) diakses 12
Kesehatan Gigi Politeknik Januari 2017 pada
Kesehatan Semarang) Majalah http://download.portalgaruda.or
Ilmiah Sultan Agung Vol 47, No g/article.php?article=283381&v
118 (2009): Jurnal Majalah al=5016&title=Aged%20and%2
Ilmiah Sultan Agung, Juni - 0Aging
Agustus 2009 Publisher:
Universitas Islam Sultan Agung

81

S-ar putea să vă placă și