Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
The DC motor was often used in various fields, from the industrial field; domestic
equipment evens the child's toy. DC Motor is a common used actuator either in speed
control system or position control system. Microcontroller technology and PWM enabled
us to make various digital controls with the large computation capacity but consumption of
the power is low. The capability pursued set point and the keep of the motor speed when the
load is changed are the performance parameters of the control speed quality.
Its important to make a control system for dc motor. One of the most well-known control
systems is proportional integral derivative (PID) and widely used in industrial field. This
control system has fast response, no offset and no oscillation and very suitable for plant
with low disturbance. There are plenty of microcontroller applications in control system.
ATMega 8535 is a microcontroller which has integrated pulse width modulation (PWM)
module to control a plant. PID algorithm will be injected to this microcontroller memory.
With PID control Methods Ziegler-Nichols, the dc motor is expected to reach stable and the
keep of the motor speed when the load is changed are the performance parameters of the
control speed quality
merupakan gabungan dari pengedali proportional (P), Tabel 1. Karakteristik Masing-masing pengendali
integral (I), dan derivative (D). Berikut ini
merupakan blok diagram dari sistem pengendali CL
RISE OVERSHOO SETTLIN Stabilit
dengan untai tertutup (closed loop): RESPONS
TIME T G TIME y
E
Decreas Small Decreas
Kp Increase
e Change e
Decreas Eliminat
Ki Increase Increase
e e
Small
Kd Decrease Decrease Increase
[6] Change
Gambar 1 Diagram Blok Closed Loop
dimana:
Plant : sistem yang akan dikendalikan Metode Tuning PID Ziegler Nichols
Controller : Pengendali yang memberikan respon Metode penentuan parameter pengontrol PID Ziegler
untuk memperbaiki respon Nichols memiliki kelebihan dibandingkan dengan
E : error = R - pengukuran dari sensor metode klasik. Salah satu kelebihan tersebut adalah
tidak ditekankannya penurunan model matematik
MV (t ) Pout I out Dout ... (1) komponen yang akan diatur (plant). Perhitungan
parameter-parameter pengontrol proporsional,
Variabel yang nilai parameternya dapat diatur disebut
integral dan diferensial PID hanya dilakukan untuk
Manipulated variable (MV) biasanya sama dengan
menentukan ultimate gain Ku dan ultimate period Tu
keluaran dari pengendali (u(t)). Keluaran pengendali
dari respon step sebuah plant
PID akan mengubah respon mengikuti perubahan
yang ada pada hasil pengukuran sensor dan set point
yang ditentukan. Pembuat dan pengembang
pengendali PID menggunakan nama untuk
mengidentifikasi ketiga mode pada pengendali yaitu:
P (Kp )= Konstanta Proportional
1
I (Ki) = T s =Ki/s= Konstanta Integral
i
Gambar 3 Menunjukkan blok diagram kontroler PID[8]
Penalaan parameter kontroller PID selalu didasari
d e(t ) atas tinjauan terhadap karakteristik yang diatur
D (Kd) = Td = Konstanta Derivative
dt (Plant). Dengan demikian betapapun rumitnya suatu
plant, perilaku plant tersebut harus diketahui terlebih
Atau secara umum persamaannya adalah sebagai dahulu sebelum penalaan parameter PID itu
berikut : dilakukan. Karena penyusunan model matematik
1 d e(t ) 1 t d e(t ) ... (2) plant tidak mudah, maka dikembangkan (2) suatu
Ti e(t )dt T
KP e(t )dt Td K p e(t )
dt Ti
0
d
dt metode eksperimental. Metode ini didasarkan pada
reaksi plant yang dikenai suatu perubahan. Dengan
Karakteristik pengendali PID menggunakan metode itu model matematik perilaku
Sebelum membahas tentang karakteristik Pengendali plant tidak diperlukan lagi, karena dengan
PID maka perlu diketahui bentuk respon keluaran menggunakan data yang berupa kurva keluaran,
yang akan menjadi target perubahan yaitu : penalaan kontroler PID telah dapat dilakukan.
Penalaan bertujuan untuk mendapatkan kinerja
sistem sesuai spesifikasi perancangan. Ogata
menyatakan hal itu sebagai alat control (controller
tuning) (Ogata, 1997, 168, Jilid 2).
Metode Ziegler-Nichols pertama kali
memperkenalkan metodenya pada tahun 1942.
Metode ini memiliki dua cara, metode osilasi dan
kurva reaksi. Kedua metode ditujukan untuk
menghasilkan respon sistem dengan lonjakan
maksimum sebesar 25%. Gambar (4)
Gambar 2. Grafik Karakteristik kendali [6] memperlihatkan kurva dengan lonjakan 25%.
98
Analisis Pengendalian Motor DC Menggunakan Logika PID dengan Mikrokontroler ATMEGA 8535 (Ruzita Sumiati)
Tipe Kontroler Kp Ti Td
P 0,5.Ku
PI 0,45.Ku Pu 1/1,2
99
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
duty cycle 100%, maka motor berputar penuh karena fungsi khusus, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
keluaran dari PWM 12V terus menerus. Ketika PWM II.4. Port I/O pada mikrokontroler ATmega8535
dalam kondisi 50% maka motor berputar dengan dapat difungsikan sebagai masukan ataupun keluaran
kecepatan setengah kecepatan maksimalnya karena dengan keluaran high atau low.
tegangan rata-rata yang diberikan setengah dari
tegangan penuh.
2.1.3 Microkontroler Atmega 8535
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc
processor) memiliki arsitektur RISC (Reduced
Instruction Set Computing) 8 bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4
kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATmega, dan AT86RFxx.
Pada dasarnya yang membedakan masing-masing
kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Sedangkan dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan, keempat keluarga ini hampir sama .
ATmega 8535 yang terdiri dari 40 pin. Sebagian
besar pin-pin ATmega ini (32 pin) terbagi dalam 4
port untuk input/output (I/O), yaitu port A, port B,
Gambar 8 Mikrokontroler AVR ATmega 8535[11]
port C, dan portD. Masing-masing pin memiliki
fungsi sebagai general digital bidirectional
input/output dan memiliki internal pull-up resistor 3. PERANCANGAN SISTEM
Untuk mengatur fungsi port I/O sebagai masukan Dalam perancangan sistem kendali motor DC,
ataupun keluaran, perlu dilakukan setting pada DDR terlebih dahulu harus dianalisa hardware yang akan
dan port. Port I/O sebagai keluaran hanya diperlukan dalam pengontrolan motor DC setelah itu
memberikan arus sourcing sebesar 20mA sehingga dilakukan perancangan software. Kendali kecepatan
untuk menggerakkan motor atau kendali alat dan posisi motor DC menggunakan mikrokontroler
elektronis yang lain, perlu diberikan penguat ATmega8535 dengan kontrol PID metode tuning
tambahan. Ziegler-Nichols diagram blok kontrolnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Namun selain dapat digunakan untuk I/O port,
sebagian besar dari pin-pin ini juga memiliki option
u(t) e(t) Driver Motor Motor
+- Kenndali
(H-Bridge) DC Keluaran
PID ( MC)
Set point Kecepatan / Posisi
Kecepatan/Posisi
y(t) Sensor
Encoder
Gambar 9 Blok Diagram kendali motor DC
100
Dari blok diagram diatas terlihat bahwa sistem yang berlaku sebagai penguat daya untuk mendrive
control motor bekerja dengan mengumpan balikan arus pada motor sehingga motor dapat berputar
kecepatan atau posisi motor yang terbaca oleh sensor semestinya. Rangkaian H-Bridge juga digunakan
dan membandingkan dengan set poin motor yang untuk memberikan kemampuan pada mikrokontroler
diinginkan. Berdasarkan error antara kecepatan atau untuk dapat memutar motor secara bolak-balik (dua
posisi motor yang terbaca oleh sensor dengan set arah). Sensor encoder berfungsi sebagai umpan balik
point yang diinginkan control PID melalui kendali. Sedangkan USART berfungsi untuk
mikrokontroler ATmega8535 akan melakukan komunikasi data serial antara PC dan mikrokontroler.
perhitungan untuk meminimalisir nilai error
4. ANALISA
sehingga mencapai nilai set point.
Tahap implementasi ini terdiri dari pengujian hasil
Sebagai komponen pendukung kendali motor DC
rancangan dan menganalisa seberapa tingkat
dengan mikrokontroler digunakan PC, driver motor
keberhasilan hasil rancangan yang telah dibuat.
DC, sensor encoder, dan komunikasi data serial. PC
berguna untuk akusisi data . Driver motor berfungsi 4.1 Implementasi Alat
sebagai mengatur suplai daya, tegangan PWM yang
dihasilkan mikrokontroler tidak cukup untuk Set up Perangkat keras pengontrol motor DC secara
keseluruhan adalah sebagai berikut:
menggerakkan motor dengan spesifikasi tegangan di
atas 5V, karena itu dibutuhkan driver atau H-Bridge
4.2.3 Penalaran Kontrol Kecepatan Sistem berosilasi terus-menerus pada harga Kp=30
jadi didapat harga Ku=30. Nilai Pu adalah 1,2s
Pengujian terhadap kontrol kecepatan untuk
sehingga didapat nilai kontrol untuk masing-masing
mendapatkan nilai ku dan Pu yaitu dengan menset Ki
tipe kontrol sebagai berikut:
= ~ dan Kd=0. Nilai Kp ditambah bertahap sampai
akhirnya berosilasi terus. Maka dari pengujian
didapat grafik sebagai dibawah ini
Tabel 3 Hasil Pengujian dengan metoda osilasi
Tipe Kontroler Kp Ti Td
P 0,5*30=15
2250
2000
1750
1500
Kecepatan (Rpm)
1250
1000
750 Kp=1
Kp=2
Kp=5
500 Kp=10
Kp=20
250 Kp=30
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Waktu (second)
Waktu penetapan (settling time), ts = 3,18s 3 Barr, Michael. Pulse Width Modulation,
Embedded Systems Programming, 2001.
5. PENUTUP 4 Durda, Frank. Serial and UART Tutorial,
Berdasarkan hasil imlementasi control kecepatan tp://www.freebsd.org/doc /en_US.ISO8859-
motor DC menggunakan logika PID maka ditarik 1/articles/serial-uart/index.html, 11 juni 2007,
kesimpulan sebagai berikut: 02.50 WIB. 2004.