Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
LANDASAN PEMIKIRAN
7
3. Keterbukaan terhadap lingkungan, lingkungan merupakan sumber kesempatan
maupun hambatan pengembangan. Keterbukaan terhadap lingkungan membuat
penilaian terhadap suatu sistem menjadi relatif atau yang dinamakan equifinality
atau pencapaian tujuan suatu sistem tidak mutlak harus dilakukan dengan satu
cara terbaik. Tetapi pencapaian tujuan suatu sistem dapat dilakukan melalui
berbagai cara sesuai dengan tantangan lingkungan yang dihadapi.
4. Transformasi, merupakan suatu proses perubahan input menjadi output yang
dilakukan oleh sistem. Proses transformasi diilustrasikan pada gambar 2.2
8
pemimpin dalam menangani berbagai permasalahan semi terstruktur ataupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.
Decision support system merupakan sebagai suatu pasangan model dasar
berisi prosedur-prosedur untuk mengolah data dan kebijakan untuk membantu
pemimpin dalam mengambil keputusan .Sistem yang baik haruslah mudah dalam
pemakaian, kuat, mudah dikendalikan, mampu menyesuaikan diri, lengkap pada
persoalan yang penting dan mudah dikomunikasikan.
9
6. Output ditunjukkan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.
7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi sebagai kesatuan system
8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan
informasi keseluruhan tingkatan manajemen.
9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu sistem pendukung keputusan yang efektif
adalah kemudahan untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai
untuk memilih atau mengembangkan pendekatanpendekatan baru dalam
membahas masalah yang dihadapi.
10. Kemampuan sistem beradaptasi secara tepat, dimana pengambil keputusan
dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat
menangani dengan cara mengadaptasi sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan
yang terjadi.
10
Salah satu keunggulan dalam sistem pendukung keputusan adalah
kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal
ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam
sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan
komunikasi di antara model-model. Kemampuan yang dimilki subsistem basis
model meliputi :
1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan
mudah
2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model
keputusan.
3. Kemampuan untuk mengelola basis data dengan fungsi manajemen
yang analog dan manajemen basis data (seperti mekanisme untuk
menyimpan, membuat dialog, meng-hubungkan, dan mengakses model).
c. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and
Management Software)
fleksibilitas dan kekuatan karakteristik sistem pendukung keputusan
timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan
subsistem dialog. pemakai, terminal dan sistem perangkat lunak sebagai
komponen-komponen dari sistem dialog. subsistem dialog terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan pemakai dalam
berkomunikasi dengan sistem.
2. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh
pemakai.
3. Basis Pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.
Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukan seperti pada
gambar berikut.
11
2.1.5 Pengertian penilaian kinerja
Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-
kontribusi dari individu dalam instalasi yang dilakukan terhadap organisasi.
[Hamzah,Suyoto,Paulus Mudjihartono,2010]
12
(Nasution, 1982).
belajar Usman, mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing
siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa
mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses
belajar (Usman ,1994).
2.1.7 Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007).
Kuisioner adalah jumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui tujuan pokok dari
kuisioner (Arikunto, 2006) ialah:
1. Merupakan informasi yang relevan dengan tujuan survei,
2. Memberikan urutan pertanyaan yang logis dan terarah pada pokok
persoalan kepada responden.
3. Memberikan format standart pencatatan fakta, pendapat dan sikap
4. Memudahkan pengolahan data.
13
dalam suatu ruang output, sebagai contoh:
1. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi seberapa
banyak persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer
produksi akan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari.
2. Pelayan restoran memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu
akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang
diberikan.
3. Anda mengatakan pada saya seberapa SEJUK ruangan yang Anda
inginkan, saya akan mengatur putaran kipas yang ada pada ruangan ini.
4. Penumpang taksi berkata pada sopir taksi seberapa cepat laju kendaraan
yang diinginkan, sopir taksi akan mengatur pijakan gas taksinya[SRI,2002]
14
2. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari
suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem
fuzzy, yaitu:
a. Variabel Fuzzy
Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu
sistem fuzzy, contoh: umur, temperature, permintaan, dsb.
b. Himpunan Fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau
keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.
Contoh :
15
Gambar II.6 Himpunan Fuzzy untuk variabel temperature
([SRI&HARIS,2010],7)
c. Semesta Pembicaraan
Contoh :
d. Domain
16
e. Fungsi Keanggotaan
1. Representasi Linier
17
Fungsi keanggotaan:
Contoh :
= 7/10
= 0.7
18
Gambar II.9 Representasi Linier Turun([SRI&HARI,2010],10)
Fungsi keanggotaan:
Contoh :
= 10/15
= 0.667
19
Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis
(linier). seperti terlihat pada Gambar II.11
Fungsi keanggotaan:
Contoh
=8/10
=0.8
20
3. Representasi Kurva Bentuk Bahu
1. Opertor AND
21
Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan.
Fire Strength sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh
dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada
himpunan-himpunan yang bersangkutan.
A B = min(A[x], B[y])
=0,6
2. Operator OR
A U B = max(A[x], B[y])
Misal seperti contoh AND jika menggunakan operator OR, maka fire
strengthnya adalah
=0,8
3. Operator NOT
22
dengan menguraikan nilai keanggotaan elemen pada himpunan
bersangkutan dari 1.
A = 1- A[x]
Misal seperti contoh AND dapat dihitung nilai fire strength untuk usia
Tidak MUDA adalah
=1 - 0,6
= 0.4
FIS dapat dibangun dengan dua metode, yaitu Mamdani dan Sugeno.
Kedua metoe hanya berbeda dalam cara menentukan output FIS.
23
1. Tahap pengaburan (fuzzification) yakni pemetaan dari masukan tegas
ke himpunan kabur.
2. Tahap inferensi, yakni pembangkitan aturan kabur.
3. Tahap penegasan (defuzzification), yakni tranformasi keluaran dari
nilai kabur ke nilai tegas.
24
Untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dibuat memiliki standar
minimal kualitas, maka salah satu metoda untuk pengukuran kualitas perangkat
lunak secara kuantitatif adalah metoda SQA (Software Quality Assurance). Ada 8
buah kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas sebuah perangkat
lunak secara kuantitatif, seperti terlihat pada tabel sebagai berikut :
Table III.3 Software Quality Assurance (SQA) Kuantitatif
No Metrik Deskripsi Bobot
1 Auditability Memenuhi standard atau tidak 0.1
2 Accuracy Keakuratan komputasi 0.15
3 Completeness Kelengkapan 0.1
4 Error Tolerance Toleransi terhadap kesalahan 0.1
5 Execution Efficiency Kinerja Eksekusi 0.1
6 Operability Kemudahan untuk dioperasikan 0.15
7 Simplicity Kemudahan untuk dipahami 0.15
8 Training Kemudahan pembelajaran fasilitas Help 0.15
25
3. Tidak baik, jika aplikasi ini tidak
mampu memenuhi startard kebutuhan
1. Baik, jika aplikasi ini menghasilkan
ketepatan perhitungan dan kontrol
2. Cukup, jika aplikasi ini memiliki
Baik ( >80)
perbedaan ketepatan perhitungan dan
2 Accuracy Cukup (60 80)
kontrol
Kurang (<60)
3. Tidak baik, jika aplikasi ini tidak
menghasilkan ketepatan perhitungan
dan kontrol
1. Baik, jika implementasi lengkap dan
fungsi yang dibutuhkan telah tercapai.
2. Cukup, jika implementasi cukup
Baik ( >80)
lengkap dan fungsi yang dibutuhkan
3 Completeness Cukup (60 80)
belum tercapai.
Kurang (<60)
3. Tidak baik, jika implementasi tidak
lengkap dan fungsi yang dibutuhkan
belum tercapai
1. Baik, jika menemukan kesalahan
mudah dan peluang perbaikan
perangkat lunak oleh pengguna
terbuka lebar
Baik ( >80)
Error 2. Cukup, jika kesalahan ditemukan dan
4 Cukup (60 80)
Tolerance perbaikan dapat dilakukan akan tetapi
Kurang (<60)
oleh pihak pengembang perangkat
lunak
3. Tidak baik, jika kesalahan ditemukan
dan perbaikan sulit dilakukan
26
dipahami
2. Cukup, jika aplikasi ini rumit untuk
Cukup (60 80)
dipahami
Kurang (<60)
3. Tidak baik, jika aplikasi ini sukar
untuk dipahami
1. Baik, jika aplikasi ini dapat
membantu user yang baru dalam
penerapan sistem
Baik ( >80) 2. Cukup, jika aplikasi ini cukup rumit
8 Training Cukup (60 80) membantu user yang baru dalam
Kurang (<60) penerapan sistem.
3. Tidak baik, jika aplikasi ini sukar
membantu user yang baru dalam
penerapan sistem.
27
Tampilan fuzzy dalam MATLAB dalam pemberian input, output dan
metode yang akan digunakan.
2. Membership Function Editor
Tool untuk merancang fungsi keanggotaan setiap variable input dan
variable output
3. Rule Editor
Pemberian, pengeditan aturan dalam membuat keputusan yang akan
atau telah dibuat
4. Rule Viewer
Basis pengetahuan penalaran fuzzy dalam penentuan output
5. Surface Viewer[SRI,2006]
Menggambarkan grafik hasil penalaran
Motivasi utama teori Fuzzi Logic adalah memetakan sebuah ruang input
ke dalam ruang output dengan menggunakan IF THEN rules. Pemetaan
dilakukan dalam suatu Fuzzy Inference System (FIS), urutan rule bisa sembarang,
karenanya semua rule harus didefinisikan lebih dahulu sebelum kita membangun
sebuah Fuzzy Inference System (FIS) yang akan digunakan untuk
menginterprestasikan semua rule tersebut. Mekanisme dalam Fuzzy Inference
System (FIS) bisa dirangkum sebagai berikut :
Penelitian tentang penerapan logika fuzzy yang telah dilakukan oleh orang lain:
28
1. Sikap
2. Kedisiplinan
3. Kerapihan
7. Organisasi
ANDIL.
6. Mengembangkan kurikulum
29
9. Menjelaskan keterkaitan materi yang diajarkan dengan kehidupan
sehari-hari
14. Mudah bergaul di kalangan sesama guru, karyawan, orang tua siswa,
dan masyarakat sekitar
3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh[Roni Kastaman, Sudaryanto Zain, Sigit B. Priyudo]
1. Ukuran partikel
c. Warna partikel
d. Kebersihan
a. Warna
b. Rasa
30
c. Bau
a. Warna
b. Kerataan
31
Belajar untuk logika fuzzy dapat ini.
Mengajar lebih objektif dikembangkan/
menentukan
Berdasarka dari pada disesuaikan
n kinerja guru penentuan dengan kondisi
Pendekatan kinerja guru sekolah
dan himpunan
Logika FIS secara manual.
Mamdani fuzzy dapat
Studi
berupan
Kasus:
SMK BAIK,
Mahardika
CUKUP dan
2 Jakarta
BURUK.
3 [Roni Penerapan Syarat mutu 1. Membuat Salah satu Hasil
Kastama Logika dari teh model kekurangan dari penelitian
n, Fuzzy hitam penilaian mutu penilaian yang ni akan
Sudaryan pada ditentukan teh dengan dilakukan oleh menjadi
to Zain, Penilaian berdasarkan menggunakan manusia adalah acuan
Sigit B. Mutu Teh karakteristik: program hasil dalam
Priyudo] Hitam 1. Ukuran komputer penilaiannya penelitian
Orthodox partikel berbasis fuzzy yang ini.
kenampakan logic cenderung
(appearance) 2. subjektif.
teh Menghasilkan Penelitian
hitam, yang penilaian mutu selanjutnya
meliputi: teh yang lebih diharapkan
a. Bentuk, objektif dapat
ukuran membuat
serta beratnya metode
b. Tip penilaian mutu
(jumlah, teh
warna, dan hitam orthodox
keadaan) yang
c. Warna lebih objektif
partikel dengan
d. Kebersihan menggabungkan
2. Air seduhan antara input
(liquor), penilaian dari
yang meliputi: instrumen dan
a. Warna metode
b. Rasa penilaian
c. Bau mutu teh hitam
3. orthodox dengan
Kenampakan menggunakan
ampas logika
seduhan teh fuzzy
32
(infusion),
yang
meliputi:
a. Warna
b. Kerataan
33
VISI
MISI
34
Gambar II-14 Struktur Organisasi
35
3) Membuat laporan mahasiswa baru, mutasi dan penyetaraan
4) Menyusun dan membuat jadwal kegiatan kampus secara berkala
5) Membuat laporan mahasiswa aktif dan tidak aktif
e) Bagian Akademik
1) Menyusun program pengajaran.
2) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.
3) Menyusun pembagian tugas dosen dan jadwal matakuliah.
4) Menyusun jadwal ujian dan pelaksanaan ujian
5) Mengkoordinasikan, menyusun dan mengarahkan penyusunan
kelengkapan mengajar.
6) Melakukan supervise administrasi akademis.
7) Melakukan pengarsipan program kurikulum persemester
8) Penyusunan laporan secara berkala.
36
2. RAM 2 GB
3. HDD 80 GB
4. Monitor 15
2. Spesifikasi sarana software
Spesifikasi sarana software yang diperlukan dalam operasional sehari-hari
adalah sebagai berikut:
a. Client
1. OS: Windows 8
2. Microsoft Office 2007
3. Adobe
b. Administrasi
1. OS: Windows XP
2. Microsoft Office 2007
3. Adobe
3. Jaringan komputer
37
Gambar II-16 Kerangka Konsep
Keterangan :
1. Kondisi saat ini: Tidak adanya sistem informasi yang secara khusus dapat
memberikan dukungan bagi pengambil keputusan penilaian kinerja dosen
pada PBM
2. Hasil yang diharapkan : Memperoleh hasil penilaian kinerja dosen pada PBM
dengan format GUI
3. Permasalahan yang ada : diperlukannya penilaian kinerja dosen pada PBM
yang teruji dengan baik berbasis komputer. Sehingga dibuatkan solusi dari
38
permasalahan dengan membangun program aplikasi berformat GUI
menggunakan Toolbox Matlab dengan pendekatan logika fuzzy.
4. Membuat kriteria penilaian: Berdasarkan kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial.
5. Input indikator dari tiap-tiap kriteria penilaian yang telah dibuat.
6. Pemisahan data : Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi yang
telah dipersiapkan, dibagi dua kelompok data yang saling bebas satu sama
lain. Kelompok pertama adalah Training Data, yang akan digunakan untuk
proses pembelajaran FIS. Sedangkan kelompok kedua adalah Testing Data,
yang akan digunakan untuk melakukan validasi model.
7. Membangun aplikasi berformat GUI dengan menggunakan Toolbox Matlab
dan menggunakan fuzzy logic. Kemudian uji keterampilan GUI dengan
menguji hasil dari pemanfaatan TIK dan Data validasi, untuk mendapatkan
hasil yang akurat. Tahap selanjutnya melakukan evaluasi GUI.
Pada penelitian ini untuk menentukan kinerja dosen dilihat dari 4 kriteria yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan pembelajaran
peserta didik yang meliputi; pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses
dan hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan
dosen yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar mahasiswa.
Kompetensi dosen ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki dosen untuk
mencapai tingkatan dosen profesional. Kompetensi pedagogik antara lain:
menguasai landasan mengajar, menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik),
mengenal mahasiswa, menguasai teori motivasi, mengenal lingkungan
masyarakat, menguasai penyusunan kurikulum, menguasai teknik penyusunan
SAP, menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran.
Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik
39
Rumusan kompetensi pedagogik di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3
bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional dosen adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan
dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau
kedosenan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar dosen dalam
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang
dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai
keterampilan dalam teknik mengajar.
Dosen profesional adalah dosen yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di
sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat
pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang dosen. Dalam Peraturan
Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
Ruang Lingkup Kompetensi Profesional
Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi profesional, yaitu: mempunyai
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai pengetahuan
dan menguasai bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang
diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, dan
mempunyai keterampilan dalam teknikl mengajar. Kompetensi profesional
mencakup: penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang
40
harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan
yang diajarkannya itu; penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan; dan penguasaan proses-proses kependidikan,
keguruan pembelajaran siswa.[Johnson,1980]
3. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah
laku pribadi dosen itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga
terpantul dalam perilaku sehari-hari. Ha ini dengan sendirinya berkaitan erat
dengan falsafah hidup yang mengharapkan dosen menjadi model manusia yang
memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat
Pancasila yang mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi
kelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi kepribadian dosen.
Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi kepribadian dosen harus
dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan
fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan
satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan
perbuatan baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian baik
atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan sikap dan perbuatan
yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak
mempunyai kepribadian baik atau tidak berakhlak mulia. Dengan kata lain, baik
atau tidaknya citra seorang dosen ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi
seorang dosen, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap
keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepribadian dapat
menentukan apakah dosen menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan siswa terutama bagi siswa yang
masih kecil dan mereka yang mengalami kegoncangan jiwa.
Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian
41
Kompetensi kepribadian itu adalah hal yang bersifat universal, yang artinya harus
dimiliki dosen dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk individu (pribadi)
yang menunjang terhadap keberhasilan tugas dosen yang diembannya.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada
pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Dosen
profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai dosen kepada siswa, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan
agamanya. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami
dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta
mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi
dosen dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
lingkungan sosial serta memiliki kemampuan berinteraksi sosial. Tanggung jawab
intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab
spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan dosen sebagai makhluk
beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan
norma moral.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan dosen untuk menyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja di lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya
sebagai dosen. Peran yang dibawa dosen dalam masyarakat berbeda dengan
profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap dosen
pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor
pembangunan di daerah tempat dosen tinggal. Beberapa kompetensi sosial yang
perlu dimiliki dosen antara lain; terampil berkomunikasi, bersikap simpatik, dapat
bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan
42
kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya
(lingkungan).
Ruang Lingkup Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan
dosen dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat
tempat dosen tinggal sehingga peranan dan cara dosen berkomunikasi di
masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak
berbeda dengan orang lain yang bukan dosen. Misi yang diemban dosen adalah
misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaan manusia.
Dosen harus mempunyai kompetensi sosial karena Dosen adalah penceramah
jaman.
Hipotesis dari tulisan ini adalah bahwa diduga penilaian kinerja dosen
pada proses belajar mengajar menggunakan metode logika Fis-Sugeno Studi
Kasus : Kampus B Roxy Universitas Budi Luhur akan memberikan solusi yang
lebih baik dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara manual yang ada
saat ini.
43