Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Somers'd correlation is a analysis of correlate is used for data with ordinal scale and formed
in a contingency table. Somers'd correlation can be used for symmetric and asymmetric
relationships. In this case, will be explained about Somersd asymmetric correlation.
Somers'd dYX correlation for asymmetrical association applied to data from questionnaires
about their comfortable level of Students live in dorms of Melati formed into 2 contingency
table, the contingency table for boarding facilities with the comfortable level of students
and the quality of the food with the comfortable level of students. Based on the analysis of
correlation Somers'd dYX, it can be seen that there is relationship between boarding facility
with comfortable level of students and quality of food with comfortable level of students,
and then correlation coefficient from 2 contingency table is 0,330 and 0,345 respectively.
terdapat dalam asrama, keamanan asrama, kualitas Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat
makanan yang disediakan oleh pihak asrama dan masih berupa (Furqon, 2002):
banyak faktor lain yang dapat berhubungan dengan
tingkat kenyamanan siswa-siswi berada di asrama 1. Korelasi Positif
tersebut. Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel,
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka
untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis variabel lainnya (Y) cenderung untuk meningkat juga
Korelasi Somersd pada Data Tingkat Kenyamanan dan begitupun sebaliknya. Hubungan ini dapat
Siswa-siswi SMP Plus Melati Samarinda . Adapun dikatakan sebagai hubungan searah.
korelasi Somersd yang digunakan pada penelitian ini
adalah korelasi Somers dYX. 2. Korelasi Negatif
Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel,
yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka
TINJAUAN PUSTAKA variabel lainnya (Y) menurun dan begitupun
sebaliknya. Hubungan ini dapat dikatakan sebagai
1. Statistika Non Parametrik hubungan tidak searah atau berlawanan.
Metode statistika nonparametrik merupakan suatu
metode analisis data tanpa memperhatikan bentuk 3. Tidak ada korelasi
distribusinya sehingga statistika ini sering juga disebut Tidak ada korelasi terjadi apabila kedua variabel (X
metode bebas sebaran (distribution free methods), karena dan Y) tidak menunjukkan adanya hubungan.
model uji statistikanya tidak menetapkan syarat-syarat
tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. 4. Korelasi Sempurna
Artinya bahwa metode statistika nonparametrik ini tidak Korelasi sempurna adalah korelasi dari dua variabel,
menetapkan syarat bahwa observasi-observasinya harus yaitu apabila kenaikan atau penurunan variabel yang
ditarik dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak satu (variabel X) berbanding dengan kenaikan atau
menetapkan syarat homoskedastisitas (homoscedasticity) penurunan variabel lainnya (variabel Y). Untuk
(Nugroho, Akbar, Vusvitasari, 2008). korelasi sempurna ini nilai koefisien korelasinya
adalah 1.
2. Analisis Korelasi
Analisis Korelasi adalah bentuk analisis variabel a) Koefisien Korelasi
(data) penelitian untuk mengetahui derajat atau kekuatan Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik
hubungan, bentuk atau arah hubungan di antara variabel- kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefisien
variabel dan besarnya hubungan antara variabel yang satu korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan
(variabel bebas/independen) terhadap variabel lainnya linear dan arah hubungan dua variabel acak. Secara umum
(variabel terikat/dependen). Dalam analisis korelasi ini, koefisien korelasi dilambangkan dengan r. Untuk
hubungan antar variabel dapat berbentuk sebagai berikut menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar
(Hasan, 2006): variabel, maka diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi
(r) pada Tabel 1 (Hasan, 2006):
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris merupakan bentuk hubungan di Tabel 1. Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan
mana dua variabel atau lebih muncul secara Hubungan
bersamaan. Dalam bentuk hubungan ini tidak No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
ditemukan secara pasti adanya variabel bebas dan 1 || =0 Tidak terdapat korelasi
variabel terikat. Sangat rendah atau
2 0,00 < || 0,20
lemah sekali
2. Hubungan Kausal Rendah atau lemah
Hubungan kausal merupakan bentuk hubungan yang 3 0,20 < || 0,40
tapi pasti
sifatnya sebab-akibat, artinya keadaan satu variabel Cukup berarti atau
disebabkan atau ditentukan oleh keadaan satu atau 4 0,40 < || 0,70
sedang
lebih variabel lain.
5 0,70 < || 0,90 Tinggi atau Kuat
Sangat tinggi atau kuat
3. Hubungan Timbal Balik (Asimetris) 6 0,90 < || 1,00
sekali
Hubungan timbal balik atau hubungan interaktif atau
hubungan resiprokal merupakan bentuk hubungan di 7 || = 1,00 Sempurna
mana dua variabel atau lebih saling mempengaruhi.
Dalam bentuk hubungan ini, sudah ditemukan secara b) Analisis Korelasi Bivariate
pasti adanya variabel terikat dan variabel bebas, Analisis korelasi bivariate adalah analisis hubungan
namun kedua variabel ini dapat bergantian antara dua variabel yaitu erat atau tidaknya suatu
kedudukannya, artinya variabel terikat dapat hubungan, arah hubungan, dan berarti atau tidaknya
bertindak sebagai variabel bebas. Demikian pula hubungan. Beberapa macam korelasi bivariate yaitu,
sebaliknya, variabel bebas dapat bertindak sebagai korelasi Product Moment (Pearson), korelasi Kendalls
variabel terikat (Hasan, 2006). Tau, Korelasi Spearman, Korelasi Gamma, Korelasi
Somers, Korelasi Eta dan sebagainya (Priyatno, 2009).
memiliki kategori X1, X2, , Xk dengan skala data ordinal diketahui bahwa banyaknya nilai diskordan adalah
dan diasumsikan bahwa variabel tersebut memiliki besar sebagai berikut:
kategori 1 < 2 < < serta dapat dikatakan sebagai r 1 k
variabel independen (bebas). Selanjutnya, untuk variabel
Y memiliki kategori Y1, Y2, , Yr dengan skala data
D n N
i 1 j 2
ij ij
(4)
ordinal dan diasumsikan bahwa besar kategori dengan i = 1,2,.., r 1 dan j = 2,.., k.
Y1 Y2 .... Yr , serta dapat dikatakan bahwa variabel Y Pada korelasi Somersd dYX, banyaknya ties pada
tersebut merupakan variabel dependen (terikat). Jika variabel X harus dihilangkan sehingga untuk menghitung
variabel X dapat dikatakan sebagai variabel independen koefisien korelasi Somersd dYX, dapat menggunakan
dan variabel Y dikatakan sebagai variabel dependen, maka persamaan (5).
YX merupakan suatu parameter populasi diantara kedua 2K D
d YX k
(5)
variabel tersebut. Jika peranan antara kedua variabel
tersebut dibalik atau jika dimisalkan bahwa variabel X
n2 C
j 1
j
2
X1 X2 Xk Jumlah dimana:
Y1 n11 n12 n1k R1 K : Banyaknya pasangan konkordan
Y2 n21 n22 n2k R2 D : Banyaknya pasangan diskordan
n : Banyaknya data pengamatan
Yr nr1 nr2 nrk Rr Ri : Frekuensi marginal ke-i dari variabel Y.
Jumlah C1 C2 Ck N Jika variabel X dan variabel Y tidak dapat dikatakan
sebagai variabel independen dan variabel dependen, maka
Langkah awal yang harus dilakukan untuk dapat menggunakan korelasi Somersd simetris untuk
menghitung koefisien korelasi Somersd adalah menghitung besar koefisien korelasi dari kedua variabel
menghitung banyaknya nilai konkordan (pasangan yang tersebut. Secara sederhana, koefisien korelasi Somersd
searah/agreements) dan nilai diskordan (pasangan yang dapat dihitung dengan merata-ratakan koefisien korelasi
tidak searah/disagreements) diantara sepasang variabel Somersd dYX dan dXY. Jika dimisalkan:
tersebut. Untuk menghitung banyaknya nilai konkordan k
maka dapat menggunakan persamaan (1) (Siegel dan Dc n 2 C
j 1
j
2
(7)
Castellan, 1988).
r 1 k 1 r k r
K
i 1 j 1
nij n pq
p i 1 q j 1
(1) Dr n 2 R
i 1
i
2
(8)
Sehingga, rumus perhitungan untuk koefisien korelasi Jika peneliti ingin melakukan pengujian hipotesis
Somersd simetris dapat dituliskan pada persamaan (11). untuk parameter XY , maka perlu dihitung terlebih
d d XY dahulu nilai var(dXY) dengan menggunakan persamaan
d sym YX
2 (16).
2( K D) 2( K D) r k
Dc
Dr
4 n ( N ij ij
M ij Nij M ij ) 2
Var (d XY )
i 1 j 1
(16)
2 2 r
2
1 2( K D) 2( K D)
n
i 1
Ri 2
2 Dc Dr
(11)
1 2 Dr ( K D) 2 Dc ( K D) Untuk melakukan pengujian hipotesis dimana
2 diketahui bahwa H0 : XY 0 , baik untuk pengujian satu
Dc Dr
1 2( K D) Dr Dc
sisi ataupun dua sisi, maka dapat menggunakan statistik
uji pada persamaan (17).
2 Dc Dr d XY
z
( K D) Dr Dc
(17)
var( d XY )
Dc Dr
Untuk melakukan pengujian signifikansi pada
4. Pengujian Signifikansi dari Statistik dYX, dXY dan korelasi Somersd simetris, maka perlu dilakukan
dsym perhitungan untuk mencari nilai standar error terlebih
Sebelum melakukan pengujian signifikansi dari dahulu. Untuk mencari nilai standar error dapat
analisis korelasi Somersd maka perlu dicari terlebih menggunakan persamaan (18) (Goktas dan Isci, 2011).
dahulu nilai variansinya. Untuk menghitung variansi dari r k
korelasi Somersd, maka diperlukan frekuensi diatas sel ij SE
4
Dc Dr nij ( N ij M ij N ij M ij ) 2
1
n
K D2 (18)
sampai ke kiri sel ij yang dilambangkan dengan M ij dan i 1 j 1
kategori, yaitu tidak baik (X2(1)), kurang baik (X2(2)), baik Dimana:
(X2(3)) dan sangat baik (X2(4)). z tabel z z 0,05 1,96
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
2 2
adalah proportionate stratified random sampling atau Keputusan:
sampling acak berstrata secara proporsional. Sedangkan Berdasarkan hasil output pengujian validitas dengan
untuk teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan software SPSS 20, maka diperoleh
sebagai berikut: keputusan pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.
1. Uji Validitas menggunakan analisis korelasi
Spearman Tabel 4. Pengujian Validitas Untuk Variabel Fasilitas
2. Uji Reliabilitas menggunakan formula Spearman- Asrama
Brown
3. Analisis statistika deskriptif menggunakan diagram Butir-butir s zhitung ztabel
Keputusan
batang dan tabel kontingensi Pertanyaan
4. Analisis korelasi Somersd dYX. Fasilitas kamar
0,765 7,764 1,96 H0 ditolak
mandi
Kondisi sarana
HASIL DAN PEMBAHASAN 0,655 6,648 1,96 H0 ditolak
olahraga
Kondisi kamar
a) Uji Validitas 0,594 6,028 1,96 H0 ditolak
asrama
Berikut adalah pengujian validitas untuk butir-butir Kondisi gedung
pertanyaan dari variabel tingkat kenyamanan, fasilitas 0,587 5,957 1,96 H0 ditolak
asrama
asrama dan kualitas makanan. Kebersihan
Hipotesis: fasilitas Ruang 0,771 7,825 1,96 H0 ditolak
Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan untuk Makan
pengujian validitas adalah sebagai berikut:
H0 : Pertanyaan tidak mengukur aspek yang
diinginkan (tidak valid) Tabel 5. Pengujian Validitas untuk Variabel Kualitas
H1 : Pertanyaan mengukur aspek yang diinginkan Makanan
(valid) Butir-butir s zhitung ztabel Keputusan
Pertanyaan
Tabel 3. Pengujian Validitas Untuk Variabel Tingkat
Kenyamanan Siswa-siswi Penyajian
0,833 8,454 1,96 H0 ditolak
Butir-butir s zhitung ztabel makanan
Keputusan Menu makanan
Pertanyaan 0,551 5,592 1,96 H0 ditolak
yang disajikan
Kebersihan Frekuensi
0,713 7,236 1,96 H0 ditolak
lingkungan asrama membeli makanan 0,727 7,378 1,96 H0 ditolak
Hubungan di luar asrama
siswa/siswi dengan 0,426 4,323 1,96 H0 ditolak Gizi yang
pengasuh asrama terkandung dalam 0,764 7,754 1,96 H0 ditolak
Letak lokasi makanan
0,774 7,855 1,96 H0 ditolak
asrama Kebersihan alat-
Tingkat 0,848 8,606 1,96 H0 ditolak
0,673 6,830 1,96 H0 ditolak alat makan
pengawasan asrama
Kedisiplinan yang Kesimpulan:
diterapkan oleh 0,718 7,287 1,96 H0 ditolak Setelah pengambilan keputusan, maka dapat ditarik
asrama kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan untuk variabel
tingkat kenyamanan siswa-siswi, fasilitas asrama dan
Taraf Signifikansi: kualitas makanan yang diberikan oleh pihak asrama dapat
Taraf signifikansi () yang digunakan pada mengukur aspek yang diinginkan (valid).
pengujian ini adalah sebesar 5% atau sama dengan 0,05.
Statistik Uji: b) Uji Reliabilitas
Statistik uji yang digunakan pada penelitian ini Adapun hasil pengujian reliabilitas dari seluruh
adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010): variabel adalah sebagai berikut:
s Hipotesis:
z hitung
1 Hipotesis yang digunakan untuk pengujian
n 1 reliabilitas pada penelitian ini, yaitu:
H0 : Pertanyaan tidak menghasilkan pengukuran yang
Daerah Kritis:
konsisten (tidak reliabel)
Daerah kritis pada pengujian ini adalah menolak H0
H1 : Pertanyaan menghasilkan pengukuran yang
apabila z hitung z tabel . konsisten (reliabel)
Taraf Signifikansi:
Taraf signifikansi () yang digunakan pada Gambar 1. Diagram Batang untuk Variabel Tingkat
pengujian reliabilitas ini adalah sebesar 5% atau sama Kenyamanan Siswa
dengan 0,05.
Analisis statistika deskriptif yang digunakan pada
Statistik Uji: penelitian ini, dilakukan dengan membuat diagram batang
Pada penelitian ini, untuk pengujian reliabilitas dan tabel kontingensi untuk setiap variabel. Diagram
digunakan teknik formula Spearman-Brown sebagai batang untuk variabel tingkat kenyamanan, fasilitas
berikut (Azwar, 2012): asrama dan kualitas makanan berturut-turut ditunjukkan
2( R y1 y2 ) oleh Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3.
R xx ' Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa
1 R y1 y2 mayoritas siswa-siswi SMP Plus Melati Samarinda
dimana: merasa nyaman tinggal di asrama. Hal itu dapat diketahui
R xx ' : Koefisien reliabilitas Spearman-Brown berdasarkan tingginya frekuensi siswa-siswi SMP plus
Melati Samarinda yang memilih kategori nyaman, yaitu
R y1 y2 : Koefisien korelasi antara skor kedua belahan
sebesar 61,4% atau sebanyak 86 orang.
Daerah Kritis:
Daerah kritis untuk pengujian ini adalah menolak H0
apabila R xx ' Rtabel
46,4%
41,4% (65 Orang)
dimana: (58 Orang)
Rtabel R ;n2
R0,05;138
0,167
Keputusan:
Berdasarkan hasil output pengujian reliabilitas 6,4% 5,7%
dengan menggunakan software SPSS 20, maka dapat (9 Orang) (8 Orang)
diperoleh hasil keputusan yang disajikan pada Tabel 6.
Kesimpulan:
44,3%
Berdasarkan hasil keputusan, maka dapat (62 Orang)
39,3%
disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel (55 Orang)
tingkat kenyamanan siswa-siswi, fasilitas asrama dan
kualitas makanan yang diberikan oleh pihak asrama
menghasilkan pengukuran yang konsisten (reliabel).
61,4%
(86 Orang)
Y X2 Total
n12 N ij n13N ij n14 N ij n22 N ij n23N ij
(1) (2) (3) (4)
(1) 5 7 2 1 15 n 24 N ij n32 N ij n33 N ij n34 N ij
(2) 2 13 9 0 24
(3) 3 35 42 6 86
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diketahui:
(4) 1 0 9 5 15 j 1
r
Total 11 55 62 12 140 n12 N ij n12 n
p i 1 q 1
pq
n
Fasilitas Asrama dengan Tingkat Kenyamanan
n12 pq
Siswa-siswi
p 2 q 1
Untuk melakukan analisis korelasi Somersd dYX,
maka data yang telah diperoleh dibentuk menjadi suatu n12 n21 n31 n41
tabel kontingensi yang terdapat pada Tabel 7. Sebelum
n12 N ij
dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien korelasi
71 3 1
Somersd dYX maka perlu dicari nilai konkordan dan
diskordan terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan 35
untuk mencari nilai konkordan. n13 N ij 224 n23 N ij 369 n33 N ij 90
r 1 k 1 r k
K n n
i 1 j 1
ij
p i 1 q j 1
pq n14 N ij 0 n24 N ij 0 n34 N ij 18
3 3 n22 N ij 56 n32 N ij 36
n
i 1 j 1
ij N ij
Sehingga,
n11N ij n12 N ij n13N ij n21N ij n22 N ij
D 35 224 0 56 369 0 36 90 18
n 23 N ij n31 N ij n32 N ij n33 N ij 828
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai koefisien
dapat diketahui: korelasi Somersd dYX dengan menggunakan persamaan
4 4 (5).
n11N ij n11 n
p i 1 q j 1
pq
2[ K D]
d YX k
C
4 4
n n2 2
n11 pq
j
j 1
p 2 q 2
0,330
Interpretasi Koefisien Korelasi
0,0095
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa besar korelasi yang 3,386
terjadi pada variabel fasilitas asrama dengan variabel Daerah Kritis:
tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal diasrama adalah Daerah kritis pada pengujian ini adalah menolak H0
sebesar 0,330. Berdasarkan nilai koefisien korelasi apabila zhitung > ztabel.
tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel fasilitas asrama dengan variabel tingkat Dimana:
kenyamanan siswa-siswi tinggal di asrama rendah atau z tabel z
lemah tapi pasti. Jenis korelasinya adalah korelasi positif
2
dan memiliki hubungan yang searah atau berbanding z 0,05 1,96
lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
2
memadai fasilitas yang terdapat dalam asrama, maka
siswa-siswi akan merasa semakin nyaman untuk tinggal Keputusan:
di asrama. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
Setelah melakukan perhitungan untuk mencari nilai dapat diketahui bahwa nilai zhitung yang diperoleh sebesar
koefisien korelasi Somersd dYX, maka perlu dilakukan 3,386 dan lebih besar dari ztabel yaitu 1,96. Sehingga
pengujian korelasi Somersd. Akan tetapi, sebelum dapat diputuskan untuk menolak H0.
dilakukan pengujian maka perlu mencari nilai variansi Kesimpulan:
dari dYX dengan menggunakan persamaan (14) sebagai Setelah pengambilan keputusan, maka dapat ditarik
berikut: kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara fasilitas
r k asrama dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal di
4 n
i 1 j 1
ij ( N ij
M ij N ij M ij ) 2 asrama.
d YX
z n12 N ij n13N ij n14 N ij n22 N ij n23N ij
var( d YX )
n 24 N ij n32 N ij n33 N ij n34 N ij