Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Competition between crop and weed is one of the reason how low the yield of crops. The
presence of weeds on crop cultivation may reduce the ability of plants to produce. This research
was conducted to determine the effect of weeding time on the yield of peanut in dryland and
know the best weeding time to give the highest yield of peanut in dry land. This research was
the single factor experiment with arranged in a randomized complete block design (RCBD) with
three replications. The treatments consisted of weeding at 21 days after planting, weeding at 14
and 28 days after planting, weeding at 21 and 42 days after planting, weeding at 14, 28, and 42
days after planting, pre growth herbicide spraying + weeding 42 at days after planting, pre
growth herbicide spraying + weeding 21 and 42 days after planting, and without weeding as
control. The results showed that the weight of 100 seeds of peanut without weeding treatment
was lower than the plant with had weeding treatment. The yield components and yield of
peanut at various weeding intensity were not significantly different. The yield of peanut that
were not weeded decrease 15.90 to 36.72% compared to the plant weeded 2-3 times.
Key words: peanut, weed, weeding, dry land
penurunan masing-masing sebesar - 13,11;
PENDAHULUAN
- 0,32; dan - 12,96 dibandingkan tahun
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.)
2010. Akibatnya Indonesia harus
merupakan tanaman kacang-kacangan
mengimpor kacang tanah dari negara lain
terpenting kedua setelah kedelai bagi
seperti Vietnam, China, Thailand, India, dan
Indonesia. Bahkan di beberapa daerah
Australia. Volume impor kacang tanah
kacang tanah merupakan tanaman pangan
tahun 2006 mencapai 179.645.073 kg
yang mendapat prioritas kedua untuk
dengan nilai US$ 59.526.740, tahun 2007
dikembangkan dan ditingkatkan
sebanyak 121.229.124 kg dengan nilai US$
produksinya setelah padi. Hal ini didorong
48.273.073, tahun 2008 sebanyak
dengan semakin meningkatnya kebutuhan
206.886.766 kg dengan nilai US$
akan pangan, bahan baku industri dan
102.529.656, tahun 2009 sebesar
pakan ternak.
195.187.368 kg dengan nilai US$
Sampai saat ini produksi kacang
179.108.665, dan tahun 2010 meningkat
tanah belum mampu mencukupi kebutuhan
menjadi 230.786.840 kg dengan nilai US$
kacang tanah nasional. Produksi kacang
225.448.668 (Kementerian Pertanian RI,
tanah Indonesia dari tahun 2007 2010
2011).
menunjukkan terjadi fluktuasi, dan pada
Di Indonesia kacang tanah ditanam
tahun 2011 berdasarkan Angka Ramalan III
pada lahan sawah dan lahan kering dengan
pertumbuhan produksi, produktivitas, dan
rata-rata produksi 1,0 - 2,0 ton/ha pada
luas panen kacang tanah mengalami
lahan sawah dan 0,5 - 1,5 ton/ha pada
33
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
lahan kering (Harsono et al., 1993), tikus, (5) kekurangan unsur hara, (6)
sedangkan rata-rata produksi di tingkat persaingan dengan gulma.
petani di bawah 1,0 ton/ha (Barus et al., Pada lahan yang subur, pengendalian
2000). Sebagai bagian dari revitalisasi penyakit daun tampaknya lebih menonjol.
pembangunan pertanian, pemerintah telah Hal ini menunjukkan bahwa pada lahan
bertekad untuk meningkatkan produktivitas subur, serangan penyakit sangat dominan
pangan. Pengalaman selama ini mempengaruhi hasil, sehingga apabila
menunjukkan bahwa tingkat produksi tindakan pencegahan penyakit tidak
pertanian lebih ditentukan oleh areal tanam dilakukan akan menurunkan hasil cukup
dari pada tingkat produktivitas. besar, dapat mencapai 63%. Untuk lahan
Usaha tani kacang tanah sebagian kering (tegalan), gulma menjadi kendala
besar (70-80%) dilakukan di lahan kering. utama.
Pengembangan di lahan sawah menjadi Keberadaan gulma pada budidaya
sulit karena harus bersaing dengan tanaman tanaman dapat mengurangi kemampuan
pangan atau hortikultura lain yang lebih tanaman untuk berproduksi. Persaingan
ekonomis. Menurut Kurnia dan Hidayat atau kompetisi antara gulma dan tanaman
(2001) cit. Efendi dan Suwardi (2009), lahan yang diusahakan terjadi dalam hal
kering di Indonesia yang potensial untuk penyerapan unsur-unsur hara dan air dari
pengembangan pertanian mencapai sekitar dalam tanah, penerimaan cahaya matahari
76,20 juta ha di antaranya 70,70 juta ha untuk proses fotosintesis, dan ruang untuk
terletak di dataran rendah dan 5,50 juta ha tumbuh. Selain itu gulma seringkali
di dataran tinggi. Sebagian besar dari lahan menimbulkan kerugian-kerugian dalam
tersebut telah dimanfaatkan untuk produksi baik kualitas dan kuantitas, bahkan
pertanian, dan yang berpotensi untuk beberapa gulma dapat menjadi inang bagi
perluasan adalah 35,50 juta ha di dataran hama dan penyakit tanaman yang
rendah dan 0,70 juta ha di dataran tinggi. diusahakan.
Adisarwanto et al. (1993) mengatakan Menurut Harsono (1993) beberapa
bahwa faktor yang menyebabkan cara sehingga gulma dapat menurunkan
rendahnya produktivitas kacang tanah hasil tanaman adalah : (1) kompetisi
berbeda untuk masing-masing daerah langsung untuk memanfaatkan sumberdaya
produksi. Secara umum kendala utama alam yang ada dan input yang diberikan
dalam produksi kacang tanah adalah : (1) pada tanaman. Kompetisi ini terutama
drainase jelek dan tanah padat, (2) dalam hal mendapatkan air, hara, dan
cekaman kekeringan, (3) serangan cahaya; (2) menurunkan hasil melalui racun
penyakit, khususnya bercak daun yang dikeluarkan dan menghambat
Cercospora, karat daun, dan virus belang pertumbuhan tanaman atau disebut
(peanut stripe virus/PStV), (4) serangan allelopati; (3) menjadi inang hama dan
34
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
Dengan demikian biaya, tenaga dan waktu (Randomized Complete Block Design)
dapat ditekan sekecil mungkin dan dengan empat ulangan. Faktor yang
efektifitas kerja menjadi meningkat (Anonim, diujikan adalah intensitas penyiangan,
2008). terdiri atas :
Selain itu agar pengendalian gulma A = Tanpa penyiangan
dapat dilakukan secara efektif dan efisien B = Penyiangan 21 hari setelah tanam
maka perlu pengetahuan yang cukup C = Penyiangan umur 14 dan 28 hari
mengenai sifat tumbuh kacang tanah dalam setelah tanam
kaitannya dengan gangguan gulma. Kapan D = Penyiangan umur 21 dan 42 hari
tanaman kacang tanah harus bebas gulma setelah tanam
dan bilamana keberadaan gulma sudah E = Penyiangan umur 14, 28, dan 42 hari
tidak menimbulkan kerugian hasil perlu setelah tanam
diketahui. F = Penyiangan dengan herbisida pra
Penelitian ini bertujuan untuk tumbuh + 42 hari setelah tanam
mengetahui (1) pengaruh waktu penyiangan G = Penyiangan dengan herbisida pra
terhadap hasil kacang tanah di lahan tumbuh + 21 dan 42 hari setelah tanam
kering; (2) waktu penyiangan terbaik untuk Data hasil pengamatan dianalisis
mengahsilkan kacang tanah tertinggi di dengan sidik ragam = 5%, bilamana
lahan kering. perlakuan menunjukkan beda nyata
dilakukan uji lanjut dengan uji jarak
MATERI DAN METODE PENELITIAN
berganda Duncan = 5%.
Penelitian ini telah dilakukan selama 5
Luas bedengan setiap perlakuan
(lima) bulan, mulai bulan Mei September
sebesar 2 x 3 m2 dengan jarak antar
2011. Tempat penelitian di Kebun
bedengan dalam satu blok sebesar 20 cm
Percobaan Gunungbulu dan Laboratorium
dan antar blok 30 cm. Kacang tanah
Agronomi Universitas Mercu Buana
ditanam 2 biji per lubang dengan jarak
Yogyakarta.
tanam 40 cm x 10 cm. Pupuk yang
Bahan yang digunakan adalah benih
diberikan berupa pupuk Urea 50 kg/ha, SP-
kacang tanah varietas Kancil, pupuk Urea,
36 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha, semuanya
SP-36, KCl, kantung plastik, herbisida
diberikan pada saat tanam.
Roundup, dan insektisida Furadan 3G. Alat
Variabel yang diamati dalam
yang digunakan meliputi knapsack spayer,
penelitian meliputi : jumlah polong total per
bak plastik, timbangan Ohaus, cangkul, dan
tanaman, junlah polong isi per tanaman,
tugal.
bobot polong isi per tanaman, bobot biji per
Penelitian ini merupakan percobaan
tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji per
faktor tunggal yang disusun dalam
hektar.
Rancangan Acak Kelompok Lengkap
36
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
Gambar 1. Jumlah polong total per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan
37
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
Gambar 2. Jumlah polong isi per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan
Gambar 3. Bobot polong isi kering per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan
38
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
Gambar 4. Bobot biji kering per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan
Ulangan
Perlakuan Rata-rata
I II III
Tanpa Penyiangan 24.70 27.80 14.37 22,29 c
Penyiangan 21 HST 26.70 30.47 26.83 28,00 ab
Penyiangan 14 dan 28 HST 32.73 31.07 27.33 30,38 a
Penyiangan 21 dan 42 HST 27.70 28.30 29.30 28,43 ab
Penyiangan 14,28, & 42 HST 31.43 30.97 29.87 30,76 a
Herbsida & penyiangan 42 HST 30.07 28.50 27.57 28,71 ab
Herbisida & penyiangan 21 & 42 HST 26.37 30.33 25.60 27,43 b
Keterangan : Nilai rata-rata dari perlakuan yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata berdasarkan uji Duncan 5%
39
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
Gambar 5. Bobot biji kacang tanah varietas Kancil per hektar pada berbagai intensitas
penyiangan
40
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
dilakukan tidak berbeda nyata dengan 2. Komponen hasil dan hasil kacang
tanpa penyiangan, namun hasil kacang tanah pada berbagai intensitas
tanah yang tidak disiangi menurun 15,90 penyiangan tidak berbeda nyata.
36,72% dibandingkan hasil tanaman yang 3. Hasil kacang tanah yang tidak disiangi
disiangi 2 3 kali. Hasil kacang tanah yang menurun 15,90 36,72% dibandingkan
disiang 2 3 kali sesuai bahkan ada yang hasil tanaman yang disiangi 2 3 kali.
di atas potensi hasil kacang tanah varietas
Kancil yaitu 1,7 ton/ha, sedangkan rataan UCAPAN TERIMA KASIH
hasil kacang tanah varietas Kancil 1,3 2,4 Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
ton/ha. Harsono (1993) mengatakan bahwa 1. Rektor Universitas Mercu Buana
kehilangan hasil kacang tanah akibat Yogyakarta yang telah mendanai
gangguan gulma tergantung pada jenis dan penelitian ini.
kerapatan gulma. Pertumbuhan vegetatif 2. Laboran Laboratorium Agronomi dan
kacang tanah pada awal pertumbuhan agak teknisi Kebun Percobaan Universitas
lambat. Biji kacang tanah memerlukan Mercu Buana Yogyakarta yang telah
waktu 5 sampai 10 hari untuk berkecambah membantu pelaksanaan penelitian ini.
dan muncul ke permukaan tanah, sehingga
tanah baru tertutup oleh kanopi setelah DAFTAR PUSTAKA
tanaman kacang tanah berumur 25 40 Adisarwanto. T., A.A. Rahmianna,
hari setelah tanam. Sementara itu biji-biji Suhartina. 1993. Budidaya Kacang
gulma berkecambah dan tumbuh lebih Tanah. Dalam Kasno, A., A. Winarto,
cepat . Akibatnya tanaman kacang tanah Sunardi. Kacang Tanah (Hal. 91-107).
mendapat saingan gulma dalam Monograf Balittan Malang No. 12.
mendapatkan air, hara, cahaya, ruang Balai Penelitian Tanaman Pangan
tumbuh, dan faktor-faktor yang lain. Kondisi Malang.
yang demikian tidak menguntungkan bagi
tanaman kacang tanah, sehingga apabila Anonim. 2008. Gulma Tanaman.
pengendalian gulma (penyiangan) terlambat eone87.wordpress.com/2008/11/13/
dilakukan akan mengakibatkan penurunan gulma-tanaman. 23 Maret 2011.
hasil yang cukup besar.
Efendi, R. Dan Suwardi. 2009.
KESIMPULAN Mempertahankan dan meningkatkan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasl produktivitas lahan kering dan
penelitian ini adalah : produksi jagung dengan sistem
1. Bobot 100 biji dari tanaman kacang penyiapan lahan konservasi.
tanah yang tidak disiangi lebih rendah Prosiding Seminar Nasional Serealia.
daripada tanaman yang disiangi. ISBN :978-979-8940-27-9
42
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719
43