Sunteți pe pagina 1din 47

DESIA LAILA

Lbm 3 MODUL SKN


SWOT DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
SGD 13

[Year]

[TYPE THE COMPANY ADDRESS]


LBM 3 KEBIJAKAN KESEHATAN

STEP 1

Eradikasi polio :program pembasmian atau pemberantasan penyakit polio

Kebijakan :suatu aturan tertulis yg merupakan kputusan formal organisasi


yg bersifat mengikat dan mengatur prilaku dg tujuan untuk mnciptkan tata nilai baru
dlm msyrkat

SWOT :Streng Weakness Opportunity Threath

Yakni suatu langkah utk mncari


kkuatan,kelemahan,kesempatan, dan ancaman atau suatu hal

STEP 2

Kebijakan kesehatan

1. Apa Strategi kebijakan kesehtan?


2. Ruang lingkup kebijakan?
3. Tujuan dan manfaat?
4. Apa Visi dan misi kebijakan kesehatan?
5. Sasaran kebijakan kesehatan?
6. Apa proses kebijakan kesehatan?
7. Apa Hubungan produk kebijakan strategis dan SWOT analisis?

SWOT

1. Apa saja unsur2 yg terdapat didalam SWOT?


2. Bagaimana cara menganalisis SWOT?
3. Mengapa harus dilakukan analisis SWOT?
4. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis SWOT?
5. Kelemahan SWOT?

STEP 3

Kebijakan kesehatan

1. Apa Strategi kebijakan kesehtan?


Definisi: segala sesuatu utk mempengaruhi faktor2 penentu di sektor
kesehatan agar dpt meningkatkan kualitas kesehatan msyrkt dan bagi
seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yg berhub dg pelayanan
kesehtan
Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan
Membina sistem kesehatan dan hukum
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehtan
Melaksanakan jejaring pmbangunan kesehtan
Tahapan kebijakan:
Identifikasi maslah dan isudipilih masalah mana yang penting
Perumusan kebijakandirumuskan siapa saja yg terlibat didalamnya
dan bagaimana kebijakan itu dihasilkan
Pelaksanaan kebijakanhal paling penting dari strategi k.kesehatan
Evaluasi kebijakanpengawasan atau pelaksanaan thdp kebijakan
itu sendiri

2. Ruang lingkup kebijakan?


Penyelanggaran upaya kesehatan
Kegiatan2:
Kesehtaan lingkungan,jiwa,kerja,kesehtan keluarga,perbaikan
gizi,pengamanan makanan dan lingkungan, pemberantasan penyakit dan
pemulihan kesehtaan,penyuluhan kshtan msyrkt,pengamanan sediaan
farmasi dan alat kshtan,pengamanan zat adiktif,kesehtan
sekolah,olahraga,pengobatan tradisional dan kshtan matra

3. Tujuan dan manfaat?


Tujuan:
Terselenggaranya pembanguna kshtan scara berhasil dan berdaya guna dlm
rangka mencapai derajat kesehatan msyrkt setinggi2nya
Manfaat:
Memberi arahan dalam teknologi kesehatan

4. Apa Visi dan misi kebijakan kesehatan?


Visi
Depkes sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuju indonesia
sehat
Misi
Memantapkan manajemen kesehtaan yg dinamis
Meningkatkan kerja dan mutu upaya kesehtan
Memeberdayakan masyarakat didaerah
Melaksanakan pembangunan kesehtan

5. Sasaran kebijakan kesehatan?


- tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman serta hukum kesehatan
yang menunjang pembangunan kesehatan
- terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen kesehtaan
yg ditunjang oleh sistem informasi manajemen kesehatan daerah
- terselenggaranya sistem surveillance dan kewaspadaan dini serta
penanggulangan KLB
- tersedianya pembiayaan yg cukup adil dan berdya guna

6. Apa proses kebijakan kesehatan?


Perumusan masalah
Prediksi
Rekomendasi kebijakan
Implementasi
Monitoring kebijakan/pengawasan
Evaluasi kebijakan

Intinya ada:
Penyusunan kebijakan
Pelaksanaan kebijakan
Evaluasi

7. Apa Hubungan produk kebijakan strategis dan SWOT analisis?

SWOT

6. Apa saja unsur2 yg terdapat didalam SWOT?


skelebihan yang bersifat khas utk mencapau tujuan
wkekurangan atau kelemahan yg bersifat khas
0sebgai peluang yg bersifat positif
tkendala yg bersifat negatif

7. Bagaimana cara melakukan SWOT?


Dalam kasus skenario eradikasi polio
Outcome: peningkatan cakupan polio

8. Mengapa harus dilakukan analisis SWOT?


9. Kelemahan SWOT?
10. Penelitian kebijakan
11. Mengetahui indikator maslah kesehatan

Indikator masalah kesehatan masyarakat


Penelitian kebijakan(bagian dari SWOT)
Kebijakan strategis

STEP 4

STEP 5
STEP 6

STEP 7

1. Apakah DEFINISI KEBIJAKAN KESEHATAN?


Definisi : aturan tertulis yg merupakan keputusan formal organisasi yg

bersifat mengikat dan mengatur perilaku dg tujuan menciptakan tata

nilai baru dlm masy dlm bidang kesehatan yg bersifat problem solving

dan proaktif

(Sumber :http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2009/09/pengertian-

kebijakan)

Menurut KBBI : Rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis besar

dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang

pemerintahan,organisasi,dsb) Hakekatnya kebijakan pembnagunan

kesehatan adalah pedoman dan petunjuk untuk menyelenggarakan

pembnagunan kesehatn.

(Rachmat, 2004, Pembangunan Kesehatan Di Indonesia, UGM)

2. LATAR BELAKANG KEBIJAKAN KESEHATAN

a. Kebijakan merupakan suatu kebijakan dr akumulasi kasus

b. Kompleksitas kebijakan pd hakekatnya merupakan kompleksitas

mslh social

3. STRATEGI KEBIJAKAN KESEHATAN

1. Strategi kebijakan kesehatan:


a. Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan

b. Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan

c. Membina system kesehatan dan system hukum di bidang

kesehatan

d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kesehatan

e. Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan


Depkes RI. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia

Sehat 2010. 1999.


4. TTUJUAN KEBIJAKAN KESEHATAN

tujuan:

Terselenggaranya pembangunan kesehatan yg berdaya guna

dan berhasil guna utk mewujudkan derajt kesehatan masy yg

setinggi-tingginya melalui usaha promotif, preventif,

rehabilitative, dan kuratif sec menyeluruh terpadu dan

berkesinambungan

2. Visi dan misi

Visi: Depkes sbg penggerak pembangun kesehatan menuntun

terwujudnya Indonesia Sehat

Misi: - Menetapkan menejemen kesehatan yg dinamis dan

akuntable

- Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan

- Memberdayakan masy tiap daerah

- Melaksanakan pembangunan kesehatan yg berskala

nasional

3. Sasaran:

a. Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman serta hukum

kesehatan yg menunjang pembangunan kesehatan

b. Terbentuk dan terselenggaranya system informasi menejemen

kesehatan yg ditunjang o/ system informasi kesehatan daerah

c. Terlaksananya dan ketermanfaatannya hasil penelitian dan

pengembangan kesehatan dlm mendukung pembangunan

kesehatan
d. Terselenggaranya promosi kesehatan dlm rangka

pemberdayaan masy dan perilaku sehat

e. Terselenggaranya advokasi dan pengawasan o/ perorangan,

kelompok dan masy di bidang kesehatan

f. Terselenggaranya system survilance dan kewaspadaan dini

serta penanggulangan KLB

g. Tersedianya pembiayaan kesehatan yg cukup adil, berdaya

guna, berhasil guna. Tersedianya tenaga kesehatan bermutu

secara mencukupi dan distribusinya merata.

5. PROGRAM KEBIJAKAN KESEHATAN

1. Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat

Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat

dan generasi muda

Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat

2. Kebijakan program lingkungan sehat

Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan

Pengembangan wilayah sehat


3. Kebijakan program upaya kesehatan

Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan

jaringannya

Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasarana puskesmas dan jaringannya

Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk

obat generik esensial

Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup

sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana

4. Kebijakan program pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan

jaringannya

Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasarana puskesmas dan jaringannya

Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk

obat generik esensial

Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

5. Kebijakan program upaya kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS

Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah

tertinggal secara selektif

Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit


Pengadaan obat dan perbekalan RS

Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan

Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga

Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

6. Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit

Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko

Peningkatan imunisasi

Penemuan dan tatalaksana penderita

Peningkatan surveilans epidemologi

Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit

7. Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat

Peningkatan pendidikan gizi

Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin

A, kekuarangan zat gizi mikro lainnya

Penanggulangan gizi lebih

Peningkatan surveilans gizi

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga

sadar gizi

8. Kebijakan program sumber daya kesehatan

Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan

kesehatan
Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan

kesehatan terutama untuk penduduk miskin

Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah

sakit

9. Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan

kesehatan

Pengkajian dan penyusunan kebijakan

Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran,

pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan

penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum

kesehatan

Pengembangan sistem informasi kesehatan

Pengembangan sistem kesehatan daerah

Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan

10. Kebijakan program penelitian dan pengembagan kesehatan

Penelitian dan pengembangan

Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian

Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan

pengembangan kesehatan

Pengantar epidemiologi budioro

11. BAGAIMANA PROSES KEBIJAKAN KESEHATAN


Meliputi 3 Kegiatan Utama :

1. Pembuatan, formulasi atau penyusunan kebijakan

a. Analisa situasi dn kecenderungan

Kegiatan ini meliputi pengkajian masalah kebijakan

pembangunan kesehatan.

b. Perumusan dan pengkajian alternatif Kebijakan

Penetapan isu strategis

Tujuan/dasar

Perumusan alternatif

Pengkajian/penilaian alternatif kebijakan

c. Penetapan Kebijakan

Melandaskan pada nilai dan prinsip yang

dikemukakan dalam sistem Kebijakan

Pembnagunan kesehatan yg dikemukakan

diatas

2. Pelaksanaan kebijakan

Sebelum pelaksanaan ini kebijakan yang telah dipilih perlu

ditetaokan melalui peraturan perundang-undangan yang

sesuai. Selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh

msyarakat yang berkaitan

3. Evaluasi atau Penilaian Kinerja kebijakan

Untuk dapat menilai seberapa jauh hasil kinerja sebuah

kebijakan.

Evaluasi ada 2 :
a. Evaluasi Proses

b. Evaluasi Hasil

Dengan teknik :

c. Imprisionistik, dengan metode observasi dan

pemnafaatan data kualitatif

d. Ilmiah, dengan metode kajian atau penelitian

(Rachmat, 2004, Pembangunan Kesehatan Di Indonesia, UGM)

12. APA SAJA RUANG LINGKUP KEBIJAKAN?

Ruang lingkup

Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui

kegiatan: kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengamanan

makanan dan minuman, kesehatan lingkungan, kesehatan

kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit, penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan

masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,

pengamanan zat adiktif, kesehatan sekolah, kesehatan

olahraga, pengobatan tradisional dan kesehatan matra.

(Kuliah HAM dan Kesehatan, dr.Setyo)

Tingkatan

a. Kebijakan strategik, yaitu aspek kesehatan yang ada dalam

bentuk UUD, Ketetapan MPR, UU, Peraturan Pemerintah dan

Peraturan Daerah.

b. Kebijakan Material, yaitu aspek kesehatan yang ada dalam

bentuk keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Surat keputusan


Menteri, Instruksi Menteri, surat edaran menteri , Surat

keputusan Bersama, dan keputusan kepala Daerah, Instruksi

Kepala Daerah.

c. Kebijakan teknis Operasional, yaitu aspek kesehatan yang ada

dalam bentuk Peraturan, Keputusan dan Instruksi Lembaga

Pemerintah Non Deparetemen dan direktorat jenderal

departemen.

(Rachmat, 2004, Pembangunan Kesehatan Di Indonesia, UGM)

13. ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN

Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan praktis yang

ditujukan untuk menciptakan, menerapkan, secara kritis menilai, dan

mengkomunikasikan substansi kebijakan. Proses analisis kebijakan

terdiri atas tiga tahap utama yang saling terkait, yang secara bersama-

sama membentuk siklus aktivitas yang komplek dan tidak linear.

Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs.

Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta

14. DEFINISI SWOT


Definisi

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang

bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi

dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian

dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.


Identifikasi bebagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Freddy Rangkuti.Analisis SWOT Teknk Membedah Kasus Bisnis. 2000.

Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama

yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu

institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran

ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi.

Unsur-unsur

Kuat (sehingga dapat dioptimalkan )

Lemah(sehingga dapat segera dibenahi)

Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)

Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)

a. Internal :

Kekuatan berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki

oleh suatu organisasi,yang apabila dapat dimanfaatkan akan

berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,tetapi juga

dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.


Kelemahan berbagai kekurangan yang bersifat khas yang

dimiliki oleh suatu organisasi yang apabila berhasil diatasi akan

berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tetapi juga

dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh suatu organisasi.

b. Eksternal :

Kesempatan peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh

suatu organisasi yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar

peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.

Hambatan kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh

suatu organisasi yang apabila berhasil diatasi akan besar

peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.

Strength kelebihan yg bersifat khas u/ mencapai tujuan

Weakness kekurangan yg bersifat khas yg jika diatasi dpt

digunakan u/ mencapai tujuan

Opportunity peluang yg bersifat positif

Threat kendala yg bersifat negatif dan jika diatasi tujuan

tercapai

Faktor internal : S dan W

Faktor eksternal : O dan T

Faktor positif : S dan O

Faktor negatif : W dan T


Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Azrul Azwar

Langkah-langkah

a. Identifikasi smua hal yg berkaitan dg SWOT

b. Mennetukan fx penghambat dan pendukung

c. Menentukan alternative kegiatan

d. Merumuskan tujuan dr masing2 kegiatan tsb

e. Mengambil kepustusan yg paling prioritas

Administrasi kesehatan budioro

1. Identifikasi Misi dan Sasaran organisasi

2. Analisa Lingkungan Luar

3. Identifikasi Peluang dan Ancaman

4. Analisa Lingkungan Internal/Sumber Daya Organisasi

5. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

6. Merumuskan Strategi

7. Melaksanakan Strategi

8. Evaluasi Strategi
Fungsi

a. Untuk menganalisa faktor2 dlm organisasi yg berikan andil thdp

kualitas pelayanan atau suatu komponen serta mempertimbangkan

faktor2 eksternal

b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi

c. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan

kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara

sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan

sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa

dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:8EpoLXQFG5sJ:www.sm

eru.or.id/report/training/menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/untuk

_cso/file/82.pdf+%22analisis+swot+adalah%22&hl=id&gl=id&pid=bl&sr
cid=ADGEESg29ZMl9YfZHRqi3VUznJIVyzZAN8d1j9wSdvEKJe6q_h4

G4orlyMwuhGKhrizxDPHFjd3m66ZfTBPDYBDumxoYfJxNgjGVBdUw7

oXLS9xprrMgU2jKtBht53RR_y7DwKI0gjIj&sig=AHIEtbTtr5CfnqAOgZAi

mCnhxPbcwE1EUw

Proses

a. melakukan analisis kelemahan dan kekuatan

menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai

unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang terdiri

dari man, money, material, method.

Unsur fungsi organisasi (fungsi of administration) yang terdiri

dari planning, organizing, actuating, controlling.

memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai

nilai penampilan yang dinyatakan dengan baik/buruk

nilai kepentingan dinyatakan dengan penting/tidak penting.

membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan

menarik kesimpulan hasil penelitian

b. melakukan analisis kesempatan organisasi

menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai

biasanya merupakan hal baru bagi organisasi, misalnya : perubahan

kebijakan pemerintah, perubahan tingkat sosek penduduk.

memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai

nilai daya tarik yang dinyatakn dengan tinggi & rendah


nilai kemungkinan keberhasilan yang dinyatakan tinggi &

rendah.

membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan

menarik kesimpulan hasil penelitian

c. melakukan analisis hambatan organisasi

menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai

hal yang baru bagi organisasi

memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai

nilai kemungkinan munculnya hambatan yang dinyatakan

dengan sering & jarang.

Nilai seriusnya hambatan yang dinyatakan dengan serius

atau tidak.

membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan

menarik kesimpulan hasil penelitian

(Administrasi Kesehatan, Budioro)

Kekurangan dan kelebihan

Dalam proses perencanaan dengan analisis SWOT, perusahaan harus

menghabiskan sebagian waktunya guna memikirkan hal-hal positif

(strengths, opportunities) dan sebagiannya lagi untuk mengurusi hal-

hal negatif (weaknesses, threats). Namun kenyataannya, manusia

cenderung lebih suka menonjolkan hal-hal negatif (weaknesses,

threats). Padahal, kita cenderung lebih suka melupakan kekurangan

dan pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu. Kita akan lebih
termotivasi manakala menyadari bahwa kelebihan atau kekuatan yang

kita miliki dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan organisasi.

Jenis-jenis

1. Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan

antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena

diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang

tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada

ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength

(S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu

rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan

dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian.

Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing

subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan

subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur

vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi,

diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan

kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

2. Model Kualitatif

Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh

dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya


adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing

komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki

pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan

satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi.

Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T)

adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini

berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena

mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah,

sementara subkomponen W hanya 6 buah.

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan

pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh

berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta

dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin

mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah

ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya

yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.

http://blog.unila.ac.id/redha/2009/02/23/analisis-swot-pengertian-swot-

pengantar-swot/

A. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns

menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal

(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal

(Kekuatan dan Kelemahan).Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis

yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Keterangan:

Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang

sehinggamemberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang

lebihcepat.

Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan

upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi

untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah

ancaman itumenjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari

luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang

kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan

karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan

yangdiambil adalah melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain

(divestasi)atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

Sel D: Damage Control


Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena

merupakanpertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan

karenanyakeputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi

organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan

kerugian) sehinggatidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

B. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif

melaluiperhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan

Robinson(1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.

Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total

perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung

skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian

terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi

penilaian terhadap point faktor lainnya). Pilihan rentang besaran skor sangat

menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1

sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10

berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point

faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap

satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya

dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai

yang telah didapat (rentang nilainya samadengan banyaknya point faktor)

dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor.


2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor

O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik

pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai

atautitik pada sumbu Y;

3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada

kuadranSWOT.
Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,

Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam

kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan

ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi

tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi

Strategi,artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah

tantanganberat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan

untuk terusberputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya,

organisasidisarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat

berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya

organisasidisarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.Sebab, strategi yang

lamadikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada

sekaligusmemperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi

tantanganbesar.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan,


artinyakondisi internal organisasi beradadisarankan untuk menggunakan strategi

bertahan, mengendalikankinerja internal agar tidak semakin terperosok.Strategi ini

dipertahankan sambilterus berupaya membenahi diri.

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:gOsL5z-

7njgJ:daps.bps.go.id/index.php%3Fpage%3Dwebsite.ViewDownload%26zip%3Dn%

26id%3D66+%22analisis+swot+adalah%22&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgP

ZWckN0x1i5VNG22VCDVjRCMCEPXPIyDiDImtIC7YI00C4txKwGOlfPLI6U-

ooOJvkQeCcWLEXvUIwkar8OX-

3yqTpfojHEWClH4yCaqFcOaH4lZRM0Ls72SFUJ3qlg1iGXVa&sig=AHIEtbTqw1JaLr

4nchVMVnq8zU2TCxXQzg

Teknik

1) Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai

Unsur perangkat organisasi men, money, material, method

Unsur fungsi organisai perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan serta pengawasan

2) Memberikan nilai untuk unsur yang akan dinilai

- Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan baik atau buruk

- Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting

atau tidak penting

3) Membuat matriks dari hasil penelitian yang dilakukan

4) Menarik kesimpulan hasil penelitian

a. Melakukan analisis kesempatan organisasi

1) Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai


2) Memberikan nilai untuk unsur yang akan dinilai

- Nilai daya tarik (attactiveness) dinyatakan dengan tinggi dan rendah

- Nilai kemungkinan keberhasilan (success probability) yang

dinyatakan dengan tinggi dan rendah

3) Membuat matriks dari hasil penelitian yang dilakukan

4) Menarik kesimpulan hasil penelitian

b. Melakukan analisis hambatan organisasi

1) Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai

2) Memberikan nilai untuk unsur yang akan dinilai

- Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of accurance)

yang dinyatakan dengan sering dan jarang

- Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan dengan

seris dan tidak

3) Membuat matriks dari hasil penelitian yang dilakukan

4) Menarik kesimpulan hasil penelitian

Pengantar Administrasi Kesehatan, Azrul Azwar.2002


15. Apa Hubungan produk kebijakan strategis dan SWOT analisis?

Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang

ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi

membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan

yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi.

16. Bagaimana cara melakukan SWOT?


1. Melakukan Analisis Kekuatan dan Kelemahan organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai,
terdiri dari perangkat organisasi dan fungsi organisai
b. Memberi nilai (performance baik/buruk dan
importancepenting/tidak penting) untuk setiap unsur
yang akan dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
2. Melakukan Analisis Kesempatan Organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilaihal2 baru
seperti kebijakan pemerintah
b. Memberi nilai (nilai attractiveness dan nilai success
probability tinggi/rendah) untuk setiap unsur yang akan
dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
3. Melakukan Analisis Hambatan Organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai,
terdiri dari perangkat organisasi dan fungsi organisai
b. Memberi nilai (nilai probability of
occurancesering/jarang dan nilai seriousness
serius/tidak) untuk setiap unsur yang akan dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian

Dalam kasus skenario eradikasi polio

Outcome: peningkatan cakupan polio

17. Mengapa harus dilakukan analisis SWOT?


18. Kelemahan SWOT?

19. Penelitian kebijakan


1. Penilitian Kebijakan Kesehatan

Definisi : proses penyelenggaran penelitian utk analisis trhdp masalah2

sosial yg bersifat fundamental yg bertujuan utk membantu

pengambilan kebijakan utk memecahkan masalah dg jalan

menyediakan rekomendasi yg berorientasi pd tindakan/tingkah laku


pragmatic dmn hasil penelitiannya punya applicabilitas dlm rangka

memecahkan mslh social

Ann Majchrwk (1984) mendefinisikan penelitian kebijakan sebagai

proses penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau

analisis terhadap masalah-masalah sosial yang bersifat fundamental

secara teratur untuk membantu pengambil kebijakan memecahkan

masalah dengan jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi

pada tindakan atau tingkah laku pragmatik.

Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. 1997.

Latar belakang:

a. penemuan yg diperoleh dlm penelitian kebijakan hanyalah salah

satu dr banyak masukan yg diperlukan bagi pembuatan

kebijakan

b. Kebijakan merupakan suatu kebijakan dr akumulasi kasus

c. Kompleksitas kebijakan pd hakekatnya merp kompleksitas mslh

social

Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. 1997.

Langkah-langkah/kegiatan:

Ann Majchrzak (1984) mengemukakan lima langkah penelitian

kebijakan sebagai berikut:

1. Persiapan.
2. Konseptualisasi studi.

3. Analisis teknikal.

4. Perumusan rekomendasi.

5. Mengkomunikasikan hasil studi.

Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. 1997.

Karakteristik:

a. Memiliki focus multidimensional harus menjangkau seluruh

variable yg terkait dg permasalahn yg sdg dirancang

penelitiannya, harus terkait dg gagasan/ide pengembangan sbg

upaya melakukan perubahan2 sosial

b. Bersifat induktif-empirik berbasis data, bukan teori. Tdk

dimulai dr rumusan proposisi/hipotesis, Data penelitian harus

diolah dg menghitung frekuensi dan distribusi frekuensi, data

penelitian kebijakan harus diolah dan dianalisis dg berbagai

model analisis dr analisis kecenderungan, ketergantungan dan

ramalan.

c. Berorientasi kedepan dg memperhatikan kejadian sebelumnya

d. Berorientasi kpd permintaan pemangku kepentingan harus

sesuai dg hasil assessment trhdp kebutuhan dan permintaan

target grup dr kebijakannya itu

e. Melahirkan rumusan yg meyakinkan dg menjelaskan nilai lebih

dr kebijakannya itu shg masy dpt menerima krn

rasionalismenya.
Karakteristik utama penelitian kebijakan menurut Ann

Majchrzak (1984) adalah sebagai berikut:

1. Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak

dimensi.

2. Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif.

3. Menggabungkan dimensi masa depan dan masa kini.

4. Merespons kebutuhan pemakai hasil studi.

5. Menonjolkan dimensi kerja sama secara eksplisit.

Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. 1997.

Hakikat

Penelitian kebijakan pada hakikatnya merupakan penelitian yang

dimaksudkan guna melahirkan rekomendasi untuk pembuat kebijakan

dalam rangka pemecahan masalah sosial.Masalah sosial oleh para

peneliti tidak dapat dipersepsi secara tunggal, oleh karena terdapat

banyak persepsi mengenai masalah sosial, lebih-lebih masalah sosial

itu menyangkut seluruh tatanan kehidupan.

Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. 1997.

20. Mengetahui indikator maslah kesehatan


JAWAB:

1. Indikator masalah

INDIKATOR TARGET HASIL KET

2010

MORTALITAS
1. Angka kematian bayi per 1.000 40 14

kelahiran hidup

2. Angka kemtian balita per 1.000 58 16

kelahiran hidup

3. Angka kematian ibu per 100.000 150 (10) 22 dari 6500

kelahiran hidup kelahiran

4. Angka Harapan hidup waktu lahir 67.9 hidup

62

MORBIDITAS

5. Angka kesakitan malaria per 1.000 5 1.8

penduduk

6. Angka kesembuhan penderita TB 85 87

paru BTA +

7. Prevalensi HIV ( Presentase Kasus 0.9 0

Terhadap penduduk beresiko)

8. Angka Acute Flasid Paralysis (AFP)

pada anank usia <15 tahun per 0.9 0

100.000 anak

9. Angka kesakitan Demam berdarah

Dengue (DBD) per 100.000 2 4

penduduk.

STATUS GIZI

10. Presentase Balita 15 2,3

dengan Gizi Buruk

11. Presentase Kecamatan 80 73


Bebas Rawan gizi

INDIKATOR TARGET HASIL KET

2010

KEADAAN LINGKUNGAN

12. Presentase rumah sehat 80 56.7

13. Presentase tempat-tempat 80 50.6

umum sehat

PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

14. Presentase rumah tangga 65 40.3

berperilaku hidup bersih dan sehat

15. Presentase Posyandu Purnama 40 25

dan Mandiri

AKSES DAN MUTU PELAYANAN

KESEHATAN 15 58.2

16. Presentase penduduk yang

memanfaatkan puskesmas 1.5 10.1

17. Presentase penduduk yang

memanfaatkan rumah sakit 100 47

18. Presentase sarana Kesehatan

dengan kemampuan laboratorium 100 100

kesehatan
19. Presentase rumah sakit yang 100 79.2

menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan

spesialis dasar

20. Presentase obat generik

berlogo dalam persediaan obat

INDIKATOR TARGET 2010 HASIL KET

PELAYANAN KESEHATAN

21. Presentase 90 62.9

persalinan oleh tenaga kesehatan

22. Presentase Desa 100 46

yang mencapai Universal Child

Immunization (UCI)

23. Presentase Desa 100 100

Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB

yang ditangani < 24 Jam 80 86

24. Presentase Ibu hamil

yang mendapat tablet Fe 80 46.7

25. Presentase Bayi yang

mendapat ASI Eksklusif 100 66.7

26. Presentase murid

sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah

yang mendapat pemeriksaan gigi 80 70.03

dan mulut
27. Presentase Pekerja

yang mendapat Pelayanan 100 100

kesehatan kerja

28. Presentase keluarga

miskin yang mendapat pelayanan

kesehatan.

INDIKATOR TARGET HASIL KET

2010 2006

SUMBER DAYA KESEHATAN

29. Rasio dokter per 40 15

100.000 penduduk 6 3

30. Rasio dokter spesialis

per 100.000 penduduk 2 0.16

31. Rasio dokter keluarga

per 1.000 keluarga 11 5

32. Rasio dokter gigi per

100.000 penduduk 10 3

33. Rasio apoteker per 100 34

100.000 penduduk 117.5 79


34. Rasio bidan per 22 5

100.000 penduduk 40 5

35. Rasio perawat per

100.000 penduduk 40 7

36. Rasio ahli gizi per

100.000 penduduk 80 65,1

37. Rasio ahli sanitasi per

100.000 penduduk

38. Rasio ahli kesehatan 15 8

masyarakat per 100.000 penduduk

39. Presentase penduduk 100 100

yang menjadi peserta jaminan

pemeliharaan kesehatan

40. Rata-rata presentase

anggaran kesehatan dalam APBD

Kabupaten

41. Alokasi Anggaran

Kesehatan Pemerintah per kapita

per tahun ( ribuan rupiah)

INDIKATOR TARGET HASIL KET

2010

MANAJEMEN KESEHATAN

42. Presentase 100 100


kabupaten yang mempunyai

dokumen sistem kesehatan

43. Presentase 100 100

kabupaten yang memiliki

contingency Plan untuk

masalah kesehatan akibat 100 100

bencana

44. Presentase

kabupaten Kota yang membuat

propfil kesehatan

KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT

45. Presentase 85 78,5

keluarga yang memiliki akses

terhadap air bersih 70 67

46. Presentase usia

subur yang menjadi akseptor 10 4

keluarga berencana

47. Angka kecelakaan 95 83

lalulintas per 100.000

penduduk

48. presentase

penduduk yang melek huruf

www.litbang.depkes.go.id/download/presentasi

2. Indikator keberhasilan
Salah satu indikator keberhasilannya adalah perilaku hidup sehat yang

didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari

ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

masyarakat.

(Sumber : www.promosikesehatan.com/?act=download&id...)

21. kebijakan strategis

S-ar putea să vă placă și