Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat Tuberkulosis Paru lebih banyak
dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas. (Depkes RI, 2008).
Tuberkulosis Paru. Dari seluruh kasus Tuberkulosis Paru, sebesar 11 % dialami oleh
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya, seperti: susunan syaraf, ginjal, usus,
di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan jumlah pasien Tuberkulosis Paru di
Indonesia sekitar 10 % dari total jumlah pasien TB Paru di dunia. (Depkes RI, 2008).
hidup sehat dan minum obat secara teratur, serta mencegah penularan penyakit
Di Puskesmas Sei Baung Palembang pada tahun 2010 penderita BTA positif
sebanyak 11 orang, tahun 2008 sebanyak 15 orang, dan tahun 2009 sebanyak 9
orang.
disebabkan oleh penyakit Tuberkulosis Paru. Oleh karena itu Tuberkulosis Paru
terbanyak di Puskesmas Talang Ratu serta perlu penanganan yang baik. Maka dari itu
Tuberkulosis Paru.
3
Paru.Oleh karena itu kami mengangkat kasus Asuhan Keperawatan Keluarga pada
Klien Ny.T usia 57 tahun dengan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Sei Baung
Keperawatan Keluarga pada Klien Ny.T dengan masalah utama TB Paru di wilayah
Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa atau
mahasiswi dapat:
Ny.T.
Paru
Paru
3. Dapat membuat sebuah laporan kasus dalam bentuk karya tulis ilmiah
Merupakan umpan balik dari teori terpadu oleh mahasiswa dan akan berguna
selama 3 hari mulai tanggal 14 februari sampai dengan tangal 17 Januari 2012.
Palembang.
5
Metode yang digunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini adalah
metode deskriptif dan studi kasus dengan teknik pengumpulan data secara
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2.1 Pengertian
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga
menyebar ke bagian tubuh lain seperti: susunan syaraf, ginjal, usus, tulang dan
kelenjar limfe.
yaitu tahan terhadap asam, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam
2.2.2 Etiologi
dengan berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar
tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen. Oleh karena itu, Mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks
paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang
2.2.3 Patofisiologi
tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang
menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar
melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, usus, tulang,
awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.
masa awal infeksi terbentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma.
Granuloma terdiri atas kumpulan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Hal ini
Setelah infeksi awal, jika respons sistem imun tidak adekuat maka penyakit
akan lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau
bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon
9
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus
difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis
dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan
respon berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dahak bertahan
selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang
pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin
tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
10
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. (Depkes
RI, 2008).
Paru selama satu tahun. ARTI sebesar 1 %, berarti 10 (sepuluh) orang dianatra 1000
terinfeksi TB Paru dan 10 % diantaranya (100 orang ) akan menjadi sakit TB Paru
setiap tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah penderita TB Paru BTA positif. Faktor
tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/ AIDS dan mal nutrisi (gizi buruk).
HIV merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB Paru menjadi
11
sakit TB Paru. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh
seperti Tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa
Gejala utama penderita TB Paru adalah batuk berdahak selam 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB,
seperti: asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB Paru di Indonesia
saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut
di atas, dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) penderita TB Paru, dan perlu
dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS).
12
- P (Pagi) : dahak yang dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera
petugas di UPK.
Tuberkulosis Paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar
80 % dari semua penderita. Tuberkulosis Paru yang menyerang jaringan paru ini
Merupakan Tuberkulosis Paru yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
yaitu: kelenjar limfe, tulang, ginjal, susunan syaraf dan usus. Yang termasuk
Tuberkulosis extra paru antara lain: Spondilitis TB, Limfadenitis TB, Pleuritis TB,
2.2.10 Diagnosis TB
Semua penderita TB Paru diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu
Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS). Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan
seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya: kaku kuduk pada
Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe
(Limfadenitis TB), dan deformitas tulang belakang pada spondilitis TB dan lain-
lainnya.
(Depkes, 2008).
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
kuman akan menetap sebagai kuman persisten atau dormant. Kadang-kadang daya
bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis Paru. Masa inkubasi
14
yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit diperkirakan
Tuberkulosis pasca primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau
2. Ziehl neelsen (Acid fast staind applied to smear of body fluid) : positif untuk
BTA
4. Chest X-Ray :
2.2.13Klasifikasi Penyakit
Tuberkulosis Paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar
80 % dari semua penderita. Tuberkulosis Paru yang menyerang jaringan paru ini
Merupakan Tuberkulosis Paru yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
yaitu: kelenjar limfe, tulang, ginjal, susunan syaraf dan usus. Yang termasuk
Tuberkulosis extra paru antara lain: Spondilitis TB, Limfadenitis TB, Pleuritis TB,
a. Kasus baru
adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
b. Kambuh (Relaps)
adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan
BTA positif.
d. Gagal (failure)
adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain
untuk
melanjutkan pengobatannya.
f. Lain-lain:
adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok
ini
1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru.
diobati.
2.2.16 Pengobatan
1. Tujuan
a) Menyembuhkan penderita
b) Mencegah kematian
c) Mencegah kekambuhan
2. Prinsip Pengobatan
a) Tahap intensif
b) Tahap lanjutan
menggunakan panduan OAT. Panduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket
kelangsungan pengobatan sampai selesai. Satu paket untuk satu penderita dalam
strategi DOTS yang telah teruji ampuh diberbagai Negara yang terdiri dari lima
komponen yaitu:
18
penanggulangan TB Paru.
Sesuai dengan strategi DOTS tersebut di atas, setiap penderita yang baru
hari agar terjamin kesembuhan, tercegah dari kekebalan obat (resisten). Untuk itu
Tuberkulosis Paru dalam masa pengobatan, selain itu PMO dapat bertindak
sebagai penyuluh.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
diantaranya:
1. Patrineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga dalam beberapa
2. Matrineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga dalam beberapa
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
1. Peran ayah
Sebagai suami dari istri, ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberian rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
2. Peran ibu
Sebagai istri dari suami, berperan sebagai pengurus rumah tangga dan
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkunganya.
3. Peran anak
1. Fungsi Biologis
a. Meneruskan keturunan
2. Fungsi Psikologis
3. Fungsi Pendidikan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya: nenek, kakek, saudara sepupu, keponakan, paman, bibi dll.
3. Keluarga berantai (senal family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga duda/ janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
keperawatan.
BAB III
3.1.1 Visi
3.1.2 Misi
3.1.3 Motto
2. Sehat itu bukan segalanya tapi kalau sakit semua itu tak ada artinya
Wilayah Indonesia.
e. Upaya Pengobatan
1. Kelurahan 26 ilir D I
berikut :
Kelurahan 26 ilir D I
Puskesmas Sei Baung merupakan salah satu dari empat puskesmas yang
pembantu yaitu Pustu Kancil Putih yang berada di kelurahan demang Lebar Daun.
2. Demografi
1. Jumlah KK 4.779
- Bayi 532
- Balita 2.462
- Lansia 1.752
27
3. Sarana kesehatan 19
- Posyandu 2
- Poskeskel
4. TTU 2
- PAUD 10
- TK 7
- SD 5
- SMP 3
- SMA 5
- Panti asuhan
orang Dokter Fungsional dan Dokter Gigi,selain itu puskesmas Sei Baung
3.7 Transportasi
1. Promosi kesehatan
3. Gizi
4. Pengobatan
5. Kesehatan lingkungan
6. P L M
Kegiatan praktek di puskesmas terdiri dari kegiatan dalam gedung dan di luar
gedung,yaitu :
- Ruang KIA / KB
- Apotik
8. Ruang Tunggu
9. Ruang Laboratorium
29
- Haemoglobine
- Golongan darah
- Tes kehamilan
- Tes DBD
3.9 Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sei Baung pada tahun 2010
3.9.1 Penyakit Tuberculosis Paru di Puskesmas Sei Baung pada tahun 2010 dapat dilihat
Jan
Feb
Maret 1
April 2
Mei 1
Juni 1
Juli 1
Agustus 1 1
30
Sept 1
Okt 1
Nov
Des
Total
31
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
Nama : Ny T
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Palembang
4.3 Genogram
: laki laki
: perempuan
Di dalam keluarga ada satu anggota ada satu anggota keluarga yang sakit
1. Pola Nutrisi
Makanan pokok keluarga Ny.T adalah nasi, sayur, lauk pauk, seperti: tahu,
tempe. Yang dimasak sendiri menggunakan kompor, frekuensi makan 3 kali sehari.
minum berasal dari air sumur sehat yang direbus sendiri. Keluarga jarang
mengkonsumsi susu.
Ny.T dan kelurganya tidur jam 21.00-05.00 WIB dan jarang tidur siang
hari. Ny.T dan keluarganya jarang mencuci kaki sebelum tidur dan jarang
Ada waktu senggang digunakan untuk istirahat dan nonton TV, tidak ada
hiburan dan rekreasi bersama di luar rumah karena alasan tidak ada waktu, untuk
olahraga keluarga tidak pernah melakukannya. Waktu penuh untuk bekerja jika
pagi hari.
4. Pola Komunikasi
1. Perumahan
ukuran 7x9 meter dan lantai semen. Keluarga Ny.T sudah lama tinggal
dirumah tersebut. Rumah sendiri dari tiga kamar tidur dan terlihat sedikit
kamar tidur tidak memiliki jendela. Di tengah ruangan terdapat ruang keluarga
sekaligus sebagai ruang makan. Bagian belakang merupakan dapur dan kamar
Denah Rumah
5 6 4 1
4 2
Keterangan:
2. Sumber Air
Sumber air berasal dari air PAM, keadaan air tidak berbau, tidak
berasa dan tidak berwarna. Air tersebut digunakan untuk minum, masak,
Sampah dibuang pada tempat sampah umum yang terletak 500 meter
6. Kandang Ternak
saat ini adalah kecoak, sering muncul pada malam hari. Keluarga Ny. T
Alat transportasi yang dimiliki saat ini, Ny. T memiliki kendaraan pribadi
- Rambut
dengan menggunakan pasta gigi dan sikat gigi. Ny.T tidak pernah
- Kulit
- Keadaan Kuku
Kuku keluarga bersih dan untuk saat ini terlihat pendek, sebelum
- Pakaian Keluarga
bersih.
Data imunisasi dapat diketahui karena Ny. T mempunyai anak dan Ny. D
keluarga tidak tentu rata-rata Rp 1000.000 per bulan, keluarga tidak mempunyai
pekerjaan sampingan. Dalam keluarga tidak ada pembagian tugas secara jelas.
3. Pemeriksaan fisik
1.Ny. T
penyakit TB Paru
berkurang.
adanya sekret
terapi diperpanjang.
pengetahuan tentang
program terapi.
40
a. Prioritas Masalah
menerima
perubahan), namun
mengalami
keterbatasan dana.
Fasilitas tersedia
kesehatan yang
datang ke keluarga.
Perlu adanya
teknologi kesehatan
dengan adanya
41
program gratis
kesehatan.
bertambah parah,
namun sangat
membutuhkan peran
mengubah perilaku
kehidupan pada
Ny.T.
mengganggu
Ny.T.
keperawatan, dapat
berdampak pada
masalah lain
(komplikasi, infeksi
sekunder).
kemauan menerima
perubahan). Namun
terbatas sehingga
keluarga mengalami
keterbatasan dalam
memodifikasi
lingkungan dan
kemungkinan penyakit
43
kesehatan tersedia.
Keluarga mempunyai
Tn.R.
berlangsung. Masalah
dicegah dengan
Pelayanan Kesehatan.
Kemungkinan penyakit
lingkungan hanya
dimodifikasi. Keluarga
membutuhkan kesadaran
mempunyai perilaku
memelihara lingkungan
sehat.
diatasi.
obat
Masalah Skor
menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan dan keluarga perlu disusun prioritas
sebagai berikut:
46
1 Sifat masalah 1
Ancaman 2
Kurang Sehat 3
Krisis 1
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Menonjolnya masalah 1
0
47
BAB V
PEMBAHASAN
praktek yang penulis dapatkan pada penderita TB Paru di Puskesmas Sei Baung
5.1`Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini penulis melakukan pengumpulan data untuk membantu
menentukan status kesehatan klien, dalam pengkajian ini diperoleh data-data dari
klien, keluarga dan petugas kesehatan. Dalam melakukan wawancara dengan klien
cukup kooperatif dan keluarga berperan penting dalam membantu tercapainya proses
pengumpulan data.
Pada Ny. T tidak semua data yang ada diteori ditemukan, seperti batuk sejak
satu bulan yang lalu, nyeri dada sesak nafas, sering berkeringat pada malam hari,
berat badan menurun dan keadaan umum yang lemah, batuk bercampur darah
berkurang.
48
keperawatan adalah:
Tujuan:
penyuluhan.
5.2.2. Ketidakefektifan jalan nafas pada Ny.T sehubungan dengan batuk dan
adanya sekret
Tujuan:
5.2.3 Ketidakteraturan Ny.T dalam minum obat s/d kurang informasi tentang
terapi
Tujuan:
penularannya
TB Paru.
keluarga Ny.T
5.4 Implementasi
Puskesmas.
5.4.3 Memberikan Ny.T dan keluarga tentang posisi yang efektif untuk
setengah duduk.
50
5.5 Evaluasi
BAB VI
6.1 Simpulan
6.1.1 Gejala yang ada pada teori tidak semuanya ada pada penderita, hal itu
TB Paru.
6.1.3 Dari hasil pengumpulkan data yang penulis buat, tidak terdapat
6.1.6 Penggunaan alat makan dan minum yang dilakukan secara bersama
6.2 Saran
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Somantri Irman (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
LEMBAR KONSUL
10
11
55
12
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Somantri Irman (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem