Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Fishing is one of the most challenging activities in the world. It is about 80% of ship accidents
due to human error. The availability and proper use of safety equipment can minimize the risk. This
study aims to identify the suitability of safety equipment used on Slerek boat in PPN Pengambengan, Bali
in accordance with international and national standards, and describes the role of relevant institutions to
increase the fishermen safety. In this study, we used a survey method, in which focussed on three main
aspects including the types of safety equipment, numbers of safety equipment, and the suitability of
equipment which must be taken. The lack of equipment and awareness about safety, and do not comply
with the national standards for boat less than 24 meters length will directly affect the fishermen safety.
The lack of regulations on the small boat safety showed that the fishermen safety in fishing activities in
Indonesia have not been considered and there is no clear policy from local and central government.
Santara dkk. 53
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 53
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
training for fisheries), sehingga perangkat pada kapal perikanan di PPN Pengambengan,
keselamatan merupakan salah satu penyebab Kabupaten Jembrana, Bali. Aspek-aspek yang
kecelakaan kerja di kapal. Perangkat diteliti adalah jenisjenis peralatan
keselamatan adalah peralatan yang keselamatan kerja, jumlah perlengkapan
mempunyai konstruksi atau bahan yang keselamatan, dan kesesuaian perlengkapan
mempunyai spesifikasi dapat membantu keselamatan yang harus dibawa menurut
melindungi, mencegah dan menghentikan peraturan nasional dan internasional.
kecelakaan kerja di atas kapal. Keberadaan Data yang dikumpulkan terdiri dari data
perangkat keselamatan pada kapal perikanan primer dan sekunder. Metode pengumpulan
didasarkan ukuran kapal terutama berkaitan data primer yang digunakan dalam penelitian
dengan jumlah, ukuran, dan kesesuaian ini adalah metode survei melalui wawancara,
perangkat tersebut. Keberadaan dan kuesioner dan pengamatan langsung di
penggunaan perlengkapan keselamatan kerja lapangan mengenai ketersedian dan
yang sesuai dengan standar dapat kesesuaian peralatan keselamatan kerja untuk
memperkecil risiko kecelakaan dini maupun kapal berukuran < 24 m. Metode survei
kecelakaan yang telah terjadi, sehingga dapat merupakan metode untuk menggali data dan
terhindar dari akibat fatal yang tidak informasi yang diperlukan dari responden
diinginkan. contoh atau orang-orang yang
Penelitian ini bertujuan untuk berpengalaman (pejabat berkepentingan atau
mengidentifikasi kesesuaian peralatan key person) dalam bidang keselamatan dan
keselamatan yang digunakan pada perahu penangkapan di wilayah lokasi studi.
slerek di PPN Pengambengan, Kabupaten Responden dalam penelitian ini terdiri
Jembrana, Bali dengan standar Internasional dari 30 nelayan slerek dan 30 perahu slerek.
dan Nasional dan mengetahui keberadaan Target responden yang digunakan adalah:
alat keselamatan minimal yang harus
Nakhoda/Nelayan perahu slerek pada
dibawa untuk perahu berukuran < 24 m.
ukuran 1224 m (30 nelayan dari 30
perahu slerek),
DATA DAN METODE
Pegawai Pelabuhan Perikanan
/Syahbandar perikanan PPN,
Penelitian dan pengambilan data
HNSI di PPN Pengambengan,
dilakukan pada bulan Januari hingga April
Penyuluh/pengawas perikanan tangkap
2013 bertempat di Pelabuhan Perikanan
yang ada di PPN Pengambengan,
Nusantara (PPN) Pengambengan, Kabupaten
Dinas Kelautan, Perikanan dan
Jembrana, Provinsi Bali. Proses pengolahan
Kehutanan Kabupaten Jembrana, Bali,
dan analisis data dilakukan di Laboratorium
Polairud, dan Syahbandar PPN
Keselamatan Kerja dan Observasi Bawah Air,
Pengambengan.
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Analisis deskriptif digunakan untuk
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
mengidentifikasi kesesuaian peralatan
Kelautan Institut Pertanian Bogor.
keselamatan yang digunakan pada perahu
Metode penelitian yang digunakan
slerek di PPN Pengambengan, Kabupaten
dalam penelitian ini adalah metode survei
Jembrana, Bali sesuai dengan standar
dengan melihat serta mengikuti proses
internasional dan nasional serta
operasi penangkapan ikan secara langsung
Santara dkk. 54
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
menggambarkan peranan institusi terkait dalam (D) secara berurutan yaitu : 19,31 m,
dalam upaya peningkatan keselamatan 5,14 m, dan 1,72 m. Mesin penggerak perahu
nelayan. slerek yang digunakan adalah mesin merk
Yanmar dan terdapat 4-6 buah mesin pada
satu perahu. Mesin ini berdaya 26-30 PK yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebenarnya diperuntukan untuk inboard
engine. Akan tetapi mesin tersebut
Perikanan Slerek Perahu Slerek dimodifikasi menjadi outboard engine.
adalah perahu tradisional asli madura dengan Mesin perahu slerek diletakan di
nama lokal slerek. Perahu slerek di PPN atas lantai dek perahu, serta dilengkapi oleh
Pengambengan berbahan dasar kayu dan poros propeller yang panjang. Mesin tersebut
memiliki penampang melintang berbentuk termasuk mesin diesel dengan menggunakan
double pointed. Dimensi utama perahu solar sebagai bahan bakarnya. Gambar
slerek di Pengambengan memiliki ukuran perahu slerek di PPN Pengambengan Bali
rata-rata panjang (LOA), lebar (B) dan disajikan pada Gambar 1.
Santara dkk. 55
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 56
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
ikan dilakukan dengan metode two boat Menurut data tahun 2012 dari Dinas
system dan pola kerja harian (one day trip). Pertanian Kehutanan dan Kelautan Kabupaten
Purse seine Two boat system Jembrana (DKPK), di Kabupaten Jembrana
pengoperasiannya menggunakan dua kapal sebanyak 9,462 jiwa penduduk yang bermata
dan memiliki jaring berbentuk empat persegi
pencaharian sebagai nelayan. Sebanyak 46%
panjang dengan letak kantong pada
dari jumlah tersebut merupakan nelayan PPN
bagian tepi. Kapal yang pertama berfungsi
sebagai tempat jaring sedangkan kapal yang Pengambengan, tetapi juga banyak nelayan
kedua berfungsi sebagai penarik tali pendatang yang berasal dari Jawa Timur dan
kolor/purse line. Di dalam satu kali trip Madura. Jumlah kelompok nelayan yang telah
penangkapan ikan dapat dilakukan 2 memanfaatkan TPI Pengambengan sebanyak
sampai 4 kali pengoperasian alat tangkap. lebih kurang 85 kelompok, dimana setiap unit
Aktivitas pukat cincin dengan metode kelompok perahu/kapal penangkap ikan
pencahayaan one day fishing pada saat beranggotakan 20-40 orang nelayan
penelitian, secara urut dapat dilihat pada tradisional dengan hasil tangkapan utama
Tabel 1.
berupa ikan lemuru yang terkonsentrasi di
Pembagian tugas saat pengoperasian
Selat Bali. Tingkat pendidikan nelayan slerek
alat tangkap pukat cincin, diantaranya;
(1) tekong/fishing master bertugas masih relatif rendah, kebanyakan nelayan
mengawasi untuk melihat tanda-tanda mengenyam pendidikan sekolah sampai
adanya gerombolan ikan dengan tingkat SD, bahkan tidak sekolah sama sekali.
memanfaatkan informasi, dari kondisi alam Usia nelayan slerek berkisar antara 19 tahun
dan ada pula dengan menggunakan sampai 50 tahun, mayoritas berusia antara 30
kepercayaan; (2) Tukang renang, yaitu tahun sampai 40 tahun. Gambar 5
nelayan yang tugasnya melihat/mengamati menampilkan salah satu nelayan slerek yang
jaring di dalam perairan apabila jaring sedang melakukan pengecekan mesin
tersangkut; (3) Juru bantu, bertugas menguras
sebelum pergi untuk melaut.
air di kapal selama melaut dan
Urutan langkah kerja dalam setiap
mempersiapkan segala kelengkapan melaut;
(4) Tukang pelang, adalah nelayan yang aktivitas operasi penangkapan ikan dengan
bertugas untuk mengumpulkan ikan dengan jaring pukat cincin di PPN Pengambengan,
alat bantu lampu di atas sekoci; (5) Juru mudi, Bali sebagai berikut:
bertugas mengemudikan mesin pada kapal
slerek lalu mengarahkan kapal, dan (6) ABK
lainnya bertugas mempersiapkan alat
tangkap, menabur jaring atau melakukan
setting dan hauling. Daerah penangkapan
ikan yang sering disinggahi adalah sekitar
laut Bali/Tanah Lot. Proses penentuan daerah
penangkapan umumnya berdasarkan
pengalaman nelayan.
Santara dkk. 57
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Gambar 3. Perahu slerek dengan muatan Gambar 4. Perahu slerek dengan muatan
penuh. kosong.
Santara dkk. 58
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 59
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
No. Aktivitas
1. Persiapan di darat
2. Pemuatan (loading) ke atas kapal
3. Berlayar menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground)
4. Persiapan alat penangkapan ikan
5. Pengoperasian alat penangkapan ikan; penurunan jaring (setting) pertama
6. Pengangkatan jaring (hauling) alat penangkapan ikan pertama
7. Penanganan hasil tangkapan pertama
8. Persiapan alat penangkapan ikan dan seterusnya
9. Pengoperasian alat penangkapan ikan, setting ke dua dan seterusnya
10. Hauling ke dua dan seterusnya
11. Penanganan hasil tangkapan kedua, dan seterusnya
12. Berlayar menuju pelabuhan asal (fishing base)
13. Proses bongkar hasil tangkapan
Santara dkk. 60
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 61
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 62
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
pengikat 100%, dayung 100%, kompas untuk Dari hasil yang diperoleh, dapat
menentukan arah tujuan sebesar 43,33% dan disimpulkan bahwa masih minimnya
keberadaan ember dengan tali sebesar kesadaran nelayan tentang keberadaan alat
100%. keselamatan terutama pada jaket penolong
disajikan pada Gambar 7.
Santara dkk. 63
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 64
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 65
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 66
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
2) Peralatan yang difungsikan sebagai alat International Maritime Organization. 2006. Code
of Safety for Fishermen and Fishing
keselamatan di perahu slerek adalah ban
Vessels 2005. Part B. Safety and Health
dalam mobil bekas dan jerigen minyak Requirements for The Construction
bekas. and Equipment of Fishing Vessel.
London.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia. 2010. Permen Nomor 7 tahun
2010 tentang Alat Pelindungan diri.
Santara dkk. 67
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 53 - 68 ISSN: 2355-7298
Santara dkk. 68