Sunteți pe pagina 1din 17

MAKALAH PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN

USAHA JASA PELAYANAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN SECARA


MANDIRI MAUPUN BERKESINAMBUNGAN DAN MODEL ASUHAN
KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :
PUPUT KURNIA DESI
PUTRI AYU SAFITRI
RAIHANAH FATHINDYA PRATIWI
ROFIATUL FIKRIAH

DOSEN PENGAMPU : SRI HANDAYANI, SKM., M.SiT., M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN TINGKAT 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH


PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat
dan kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
MODEL-MODEL ASUHAN KEBIDANAN makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah PENGANTAR ASUHAN
KEBIDANAN. Kami menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu
ditambahkan pada tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang
Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang
pembahasan Model Konseptual Asuhan Kebidanan kepada Klien. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa bersama kita amin.

Palembang, September 2017

penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
1. LATAR BELAKANG........................................................................................................ 3
2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 3
3. TUJUAN ....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 5
1. Usaha Jasa Pelayanan dan Praktik Kebidanan Secara mandiri maupun
Berkesinambungan ......................................................................................................... 5
2. Definifisi Konseptual Model-Model Asuhan Kebidanan ............................................. 7
3. Asuhan Kebidanan (midwifery care) ........................................................................... 8
4. Bentuk-bentuk Asuhan Kebidanan ............................................................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 15
1. KESIMPULAN ............................................................................................................. 15
2. SARAN ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam menjalankan tugasnya di dalam lingkungan masyarakat, seorang


bidan harus berpedoman kepada konsep kebidanan. Kenapa? Hal ini dikarenakan
konsep kebidanan merupakan kerangka bagi bidan dalam mengetahui segala
seluk beluk mengenai kebidanan. Melalui konsep kebidanan inilah seorang bidan
akan mampu menjalankan tugasnya, mengerti akan kedudukannya di dalam
masyarakat, efektif dan berkesinambungan dalam memberikan pelayanan yang
sesuai Dengan apa yang telah diatur.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategis terutama dalam penurunan angka kesakitan, Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan
yang berkesinambungan dan paripurna yang berfokus pada aspek pencegahan,
promosi yang belandasan kemitraan. Bidan juga memberikan asuhan kebidanan
yaitu bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu pasien ataupun klien yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap, sistematis dan melalui suatu
proses yang disebut manajemen kebidanan.

Pelayanan serta asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan berdasarkan


cara pandang atau pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan saling terkait yang disebut dengan paradigma sehat.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri


maupun berkesinambungan?

2. Apa model konseptual asuhan kebidanan?


3. Apa yang dimaksud dengan asuhan kebidanan?
4. Apa saja bentuk-bentuk asuhan kebidanan?

3
3. TUJUAN

1. Mengetahui usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri


maupun berkesinambungan
2. Mengetahui model konseptual asuhan kebidanan
3. Mengetahui asuhan kebidanan
4. Mengetahui bentuk-bentuk asuhan kebidan

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Usaha Jasa Pelayanan dan Praktik Kebidanan Secara mandiri maupun


Berkesinambungan

Pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah suatu kegiatan menjual produk


yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan
mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Pamasaran juga merupakan
hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam penyediaan jasa dalam bentuk
pelayanan maupun asuhan kebidanan.
Pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan berdasarkan kepada kebutuhan,
keinginan, permintaan, dan kepuasaan masyarakat terhadap kesehatan.
Salah satu tujuan dari pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan adalah
menurunkan sensitifitas klien pada tarif. Contohnya : seorang bidan memasarkan
obat sesuai dengan harga standar operasional obat tersebut. Dengan bidan
memasarkan obat tersebut, klien dapat mengetahui harga standar dari obat
tersebut, sehingga jika klien membelinya di apotek tidak tertipu dengan harga
yang dijual.
Pemasaran jasa asuhan kebidanan mempunyai peran yang sangat penting,
yaitu menciptakan diferensiasi. Contohnya dalam hal pelayanan. Seorang bidan
harus memberikan pelayanan yang berbeda dengan bidan lainnya agar bisa
memikat klien untuk datang kepadanya.
Proses pemasaran jasa asuhan kebidanan sebagai berikut :
1. Mencari bantuan dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat atau tenaga
kesehatan terhadap pelayanan yang akan diberikan.
3. Menyusun strategi pemasaran pelayanan yang akan diberikan tersebut.
4. Monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang akan diberikan
mengenai kelebihan dan kekurangan pelayanan tersebut.
5. Melaksanakan proses pemasaran pelayanan tersebut.

5
Dalam memberikan pelayanan kesehatan/kebidanan, seorang bidan harus
mengetahui batasan-batasan pelayanan kesehatan/kebidanan. Batasan pelayanan
kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) mengandung hal-hal sebagai
berikut :
1. Usaha sendiri
Setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat
pelayanan. Misalnya pelayanan bidan praktek mandiri.
2. Usaha lembaga atau organisasi
Setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan secara kelembagaan atau
organisasi kesehatan ditempat pelayanan. Misalnya pelayanan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
3. Memiliki tujuan yang dicapai
Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang beragam yang pada
tujuan pokoknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat atau
perorangan.
4. Lingkup program
Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan kesehatan,
peningkatan kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan, atau gabungan dari keseluruhan.
5. Sasaran pelayanan
Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda,
tergantung dari program yang akan dilakukan, bisa untuk perseorangan,
keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat secara umum .
Syarat pelayanan kesehatan/kebidanan yaitu :
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar

6
Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat
istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3. Mudah dicapai, terutama dari sudut lokasi tempat pelayanan kesehatan
tersebut.
4. Mudah dijangkau, terutama dari sudut biaya.
Artinya pelayanan yang diberikan bidan sesuai dengan ekonomi
masyarakat setempat.
5. Bermutu
Artinya pelayanan yang diberikan, disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

2. Definifisi Konseptual Model-Model Asuhan Kebidanan

Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.


Konseptual model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan
yangmerupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bian(filosofi asuhan kebidanan )
meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan(manusia-
prilaku,lingkungan dan pelayanan kesehatan.
a. Model-model konseptual asuhan Kebidanan

Model konseptual kebidanan adalah :

1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif
keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu
yang bersangkutan (Fawcett, 1992)
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan
praktik guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.

b. Kegunanaan Model-model konseptual asuhan kebidanan

7
Kegunaan model konseptual adalah :

1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)


2. Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu-
ilmu social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.

3. Asuhan Kebidanan (midwifery care)

Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihara, mengawasi dan


memperhatikan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut asuhan
Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery care yaitu:

Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik ,psikis dan lingkungan


kultur social
Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan
seni
Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk
suatu pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau keputusan
akhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
Berprinsip women center care.

4. Bentuk-bentuk Asuhan Kebidanan

a. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal yaitu pemeriksaan


kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian ASI, dan
kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan utama ANC adalah

8
menurunkan/mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal, sedang
tujuan khusus ANC adalah:

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh


kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial
ibu.
Mengenal secara dini adanya ketidak normalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada ibu
hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan
menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan. Tujuan
pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil:

1. Tujuan umum:

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat.

1. Tujuan khusus:

Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam


kehamilan, persalinan dan nifas.

9
Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari.

Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :

Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 13 minggu)


Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 27 minggu)
Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 40 minggu)

Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :

Mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan


kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil.
Dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam
permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan.
Membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya,
pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.

b. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin, bidan melakukan


observasi pada Ibu bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala
IV. Asuhan yang diberikan yaitu:

Memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam.


Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit
pada fase aktif.
Palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase
aktif.
Memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada
fase laten dan fase aktif setiap 4 jam.
Memonitoring pengeluaran urine setiap 2 jam.

10
Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,
keluarga atau teman dekat untuk mendampingi ibu.
Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta
kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana asuhan
selanjutnya.
Mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
Menjaga privasi ibu.
Menjaga kebersihan diri.
Memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri
ketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.
Memberikan cukup minum dan makan.
Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
Menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan
sentuhan.

Pada kala II Asuhan yang diberikan adalah :

Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.


Memastikan kecukupan makan dan minum.
Mempertahankan kebersihan diri.
Mempersiapkan kelahiran bayi.
Membimbing meneran pada waktu his.
Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus menerus.
Melakukan amniotomi bila diperlukan.
Melakukan episiotomi jika diperlukan.
Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir.
Melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala
dan badan bayi.
Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi.
Menilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan
bernafas , denyut jantung, warna kulit.
Klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT.

11
Menjaga kehangatan bayi.
Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan.

Asuhan yang diberikan pada kala III

1. Melaksanakan menagemen aktif kala III


1. melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam 2 menit.
2. memberikan suntikan oksitosin 10 IM

segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal
pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika plasenta masih
belum lahir.
jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan susukan
bayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah.
melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri

1. Memotong dan mengikat tali pusat.


2. Memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.
3. Meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila
memungkinkan.

Asuhan yang diberikan pada kala IV:

1. lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda


vital.

2-3 kali selama 10 menit pertama.


Setiap 15 menit selam 1 jam.
Setiap 20-30 menit selama jam kedua.
Jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus.

2. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum.

12
3. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya.
4. Ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus
dan memasasenya.
5. Evaluasi darah yang hilang.
6. Memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid)
7. Mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan kateterisasi).

c. Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan
Bidan pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir bidan memotong tali plasenta,
memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dan
memakaikan pakaian dan membendong dengan kain. Dan pada balita bidan
memberikan pelayanan, informasi tentang imunisasi dan KIE sekitar kesehatan
neonatus dan balita. Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran bayi. Adapun
fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meluputi:

fase prelinguistic
kata pertama
kalimat pertama
kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat.
perkembangan semantic

d. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Asuhan kebidanan pada ibu nifas adalah asuhan yang di berikan pada ibu
nifas, biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada asuhan ini
bidan memberikan asuhan berupa memantau involusi uteri, Kelancaran ASI, dan
kondisi ibu dan anak. Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu
nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis
maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat masa
nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi proses pengembalian
fungsi rahim, keluarnya lochia dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis

13
meliputi perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi telah
lahir sesuai dengan harapan. Kondisi-kondisi yang membuat
ibu sedih saat nifas yaitu keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dan
sebagainya.

Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus


memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan
kelahiran bayi. Penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan
keluarga.

e. Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan KB

Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah asuhan yang diberikan bidan


pada ibu yang akan melakukan pelayanan KB, bidan memberikan asuhan tentang
macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta memberikan
wewenang terhadap ibu untuk memilih macam-macam KB yang akan di gunakan.
Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat
kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun
psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi.

Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek


samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut, misalnya pusing, BB bertambah,
timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, dan lain-lain.
Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan
keluhan-keluhan yang terjadi, dan kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.

14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Konseptual model kebidanan merupakan suatu bentuk pedoman atau acuan


yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan tidak terlepas dengan teori yang mempengaruhi.Konseptual
model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin
ilmu.

Secara umum teori dan konsep adalah hal yang berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan ,teori-teori yang
digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan

2. SARAN

1. Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, pengetahuan yang dimiliki oleh


penulis maupun para mahasiswa dapat bertambah luas tentang usaha jasa
pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan
dan model asuhan kebidansemoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
acuan untuk mempelajari dan memahami mata kuliah ini.
2. Sebaiknya seorang bidan harus berpedoman kepada konsep kebidanan,
karena konsep kebidanan merupakan kerangka bagi bidan dalam
mengetahui segala seluk beluk mengenai kebidanan agar menjadi bidan
yang profesional

15
DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, Suryani. (2006). Konsep Kebidanan. Bandung: ECG

http://kisnawati.wordpress.com/2011/06/24/makalah-paradigma-sehat/

Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. Jakarta


Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC
: Jakarta.

Saifuddin. A, Bari, dkk. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Swartz, Mark. H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta

Waspodo, Djoko dkk. 2002. Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional


Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi : Jakarta.

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

16

S-ar putea să vă placă și