Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Rentang kehidupan yang dimulai dari usia enam sampai mendekati 12 tahun
periode tersebut. Periode usia pertengahan ini sering sekali disebut masa sekolah
atau usia sekolah, pada periode ini dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan
sekolah yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak
susu pertama dan diakhiri dengan memperoleh gigi permanen terakhir (kecuali gigi
mengalami kemajuan dari bayi dantidak berdaya menjadi individu yang kuat dan
dan mulai terlibat dalam perilaku sosial dan motorik yang kompleks. Anak
mengalami pertumbuhan fisik yang sama cepat. Sebaliknya periode masa kanak-
kanak pertengahan antara pertumbuhan yang cepat dimasa kanakkanak awal dan
terjadi lebih lambat tetapi pasti jika dibandingkan dengan masa sebelumnya antara
usia enam tahun sampai dua tahun, anak-anak mengalami pertumbuhan sekitar lima
cm pertahun untuk mencapai untuk mencapai tinggi badan 30-60 cm dan berat
badannya dan berat badan akan bertambah dua kali lipat, dua sampai tiga kg per
tahun. Tinggi rata-rata anak usia enam tahun adalah 116 cm dan berat badannya
sekitar 21 kg. Tinggi rata-rata anak usia 12 tahun adalah sekitar 150 cm dan berat
perempuan periode ini sangat sedikit, walaupun anak laki-laki cenderung sedikit
lebih tinggi dan kadang-kadang lebih berat daripada anak perempuan. Menjelang
akhir usia sekolah ukuran tubuh anak laki-laki dan perempuan mulai meningkat
walaupun sebagian besar tinggi dan berat badan anak perempuan melebihi anak
laki-laki, menyebabkan ketidaknyamanan yang akut bagi anak perempuan dan anak
bahasa, moral, spritual) dan konsep diri (citra tubuh dan harga diri) (Hockembery &
berperan dalam menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Anak mulai
Perkembangan kognitif menurut Piaget (1980 dalam Kozier, Berman & Snynder,
2010) merupakan fase operasi konkrit, pola pikir logis, mengetahui perbedaan
1. Pengertian Gizi
Gizi berasal dari bahasa Arab Algizzai yang artinya makanan yang bermanfaat
untuk kesehatan (Depkes, 2002). Gizi adalah zat-zat makanan yang diproses melalui
normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Menurut Grodner, Long dan
Walkingshaw (2007) gizi adalah makanan yang dikonsumsi, diproses, melalui sistem
perbaikan fungsi tubuh dan makanan yang dikonsumsi untuk kebutuhan tubuh dan
2. Unsur-unsur Gizi
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) menyebutkan bahwa untuk hidup dan
meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi yaitu
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak juga kekurangan (Depkes, 2002). Disamping itu, manusia
memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses metabolisme tubuh.
a. Karbohidrat
adalah semua makanan yang manis termasuk gula dan madu, sedangkan
sebagai cadangan energi, pemberi rasa manis pada makanan, sebagai bagian
b. Protein
hewani dan protein nabati. Bahan makanan sumber protein hewani antara
lain daging, ikan, telur, kerang dan udang, sedangkan sumber protein nabati
antara lain kedelai dan olahannya seperti tahu dan tempe serta kacang-
Walkingshaw, 2007).
c. Lemak
daging atau ayam. Lemak juga sebagai sumber energi, bahkan energi
(Kurniasih, Hilmansyah, Astuti & Imam, 2010). Fungsi lemak antara lain
dalam jumlah sedikit dan tidak bisa dibentuk di dalam tubuh sehingga harus
tubh yang memegang peranan dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
Vitamin dan mineral terutma banyak terdapat dalam sayur dan buah,
khususya yang berwarna kuning dan hijau tua, sebaikna dihidangkan dalam
bentuk mentah setelah dicuci atau setengah matang sebagai salad atau
lalapan.
e. Air
berfungsi untuk transporrasi zat-zat gizi dalam sel. Kebutuhan untuk air lebih
sebagai pengatur suhu tubh, cairan otak dan sumsum tulang belakang serta
Grandjean, 2009).
untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan yang satu
akan dilengkapi oleh keunggulan sususan zat gizi jenis makanan lain
3. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makan dan
penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu
atau lebih zat-zat gizi esensial (Almatsier, 2004). UNICEF: WHO (1996) mendifisinikan
undernutrition atau gizi kurang yang meliputi kurangnya berat badan seseorang
berdasarkan usia, tinggi badan dibawah standar (tidak sesuai umur) sangat kurus
dan gizi kurang adalah akibat ketidakcukupan masukan makanan dan penyakit
infeksi yang berulang, vitamin serta mineral. Penyebab gizi kurang adalah
perekonomian yang kurang, pemberian makan anak, penyakit infeksi dan kronis,
kondisi lingkungan, gizi ibu saat hamil, pola asuh keluarga (Almatsier, 2004). Tanda
a. badan kurus (berat badan tidak sesuai dengan seharurnya), rambut tipis dan
mudah rontok, anak tampak lmah atau tidak linch, kaki dan tangan.
langsung. Adapun penilaian secara langsunng dibagi menjadi empat penilaian yaitu
antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secar
tidak langsung terbagi atas tiga yaitu survei konsumsi makannan, statistik vital dan
faktor ekologi. Parameter antropologi merupakan dasar dari penilaian status gizi.
indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
batas. Penentuan ambang batas yang paling umu digunakan saat ini adalah dengan
memakai standar standar deviasi uni (SD) atau disebut juga Z-Skor (Kepmenkes,
2010). Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Zscore)Indeks masa tubuh
SDObesitas >2SD
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) gizi seimbang sama seperti piramida
makanan, namun dikelompokkan lagi berdasarkan fungsi utama gizi yang sering disebut
dengan istilah Tri Guna Makanan (Depkes, 2002). Tri Guna Makanan terdiri dari tiga
pengelompokan makanan yaitu: sumber zat tenaga yaitu padi-padian, dan umbi-umbian
serta tepungtepungan yang digambarkan didasar kerucut, sumber zat pengatur yaitu
sayur-sayuran digambarkan pada bagian tengah kerucut dan sumber zat pembangun
yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan digambarkan pada bagian atas
kerucut. Keseimbangan gizi dapat diperoleh jika hidangan sehari-hari terdiri dari
sekaligus tiga kelompok bahan makanan. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
(Depkes, 2002) bertujuan untuk mengatur pola makan sehari-hari dengan gizi seimbang
tugas perawatan keluarga seperti potensial, risiko dan aktual. Tahap awal
tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang ditujukan untuk mengatasi masalah
booklet, lembar balik untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga
asuhan keperawatan keluarga menurut teori atau model familiy centre nursing
2003) yaitu :
a. data umum.
c. Lingkungan.
d. struktur keluarga.
e. fungsi keluarga.
perumusan diagnosis keperawatan. Analisis data dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri
sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah
b. Intervensi
(Anderson & Mc Farlane, 2000). Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang
pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketau dan apa
c. implementasi.
istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga dan sarana serta
kesehatan keluarga (Achjar, 2010). Selain itu, ada dua implementasi yang
d. Evaluasi.
kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Evaluasi digunakan untuk
mengetahui seberapa tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah
dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan rencana atau apakah dapat
penyelesaiannya.
Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat dan merupakan lembaga sosial
yang memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya. Menurut Friedman, Bowden dan
Jones (2003), keluarga berpengaruh terhadap perkembangan anggota keluarga yang dapat
menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan dari anggota keluarga. Hal tersebut terjadi
karena keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang saling ketergantungan antara satu
dengan yang lain melalui dukungan emosional, fisik, dan ekonomi (Kaakinen, Duff, Coehlo &
Salah satu tugas keluarga dalam praktik keperawatan adalah praktik diet keluarga.
Praktik diet keluarga yang buruk dapat menyebabkan gangguan gizi akibat gaya hidup yang
tidak sehat. Tugas keluarga dalam praktik diet yaitu menyediakan jenis dan jumlah makanan
bagi anggota keluarga, mendorong anggota keluarga untuk menyimpan catatan makanan
tiga hari yang bermanfaat dalam mengkaji kualitas dan kebutuhan gizi keluarga (Saifah,
2011). Makanan yang disediakan di Amerika Sendiri mengikuti piramida makanan sebagai
pendoman makanan seimbang (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Sedangkan pedoman
gizi yang digunakan di Indonesia adalah Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (Depkes,
2002). Praktik diet keluarga berperan dalam perkembangan pola makan anak. Keluarga yang
sering mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, produk susu dan makanan bergizi lain m
embuat anak juga sering mengokonsumsi makanan bergizi tersebut. Penelitian yang telah
makanan yang bergizi dirumah, tetapi anak tidak selalu menyukainya. Hal ini berarti
makanan dalam keluarga tidak selalu menunjukkan kualitas pola makan anak. Lowe, Horne,
Tapper, Bowdery, dan Egerton (2004) menyatakan bahwa perilaku makan anak ditentukan
oleh rasa makanan, paparan, model dan penghargaan. Wardle, Cooke, Gibson, Sapochonik,
Sheiham dan Lawson (2003) menyatakan bahwa rasa makanan yang sesuai dengan selera
rasa yang bervariasi dapat meningkatkan pilihan atau mengkonsumsi makanan tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan perilaku anak dalam
pujian. Penghargaan merupakan salah satu cara efektif untuk merubah perilaku anak
termasuk perilaku makan (Cameron, Banko & Peirce, 2001). Selain itu, hal yang masih terkait
dengan pola makan anak dengan makanan keluarga adalah paparan dan keterserdiaan
makanan. Selain pola makan anak, orang tua juga menetapkan aturan untuk makan
bersama-sama jika semua anggota keluarga memungkinkan minimal satu kali dalam sehari.
Aturan tersebut bukan hanya untuk interaksi keluarga tetapi lebih memudahkan untuk
mengontrol jumlah makanan yang dimakan antara anggota keluarga (Moore, 2009).
oleh status ekonomi dan pendidikan keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan rendah
berisiko mempunyai gizi yang kurang, kemiskinan, konstribusi yang kurang dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan keluarga yang memilliki tingkat pendidikan lebih
rendah kurang mengetahui gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak,
cenderung apatis terhadap makanan yang dikonsumsi anak (Stanhope & Lancaster, 2004).
Peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak usia sekolah dapat disimpulkan
sebagai promosi kesehatan tentang gizi seimbang, menyediakan makanan bergizi sesuai
dengan kemampuan keluarga atau penghasilan, tingkat pengetahuan keluarga tentang gizi,
tingkat pendidikan.
BAB II
KABUPATEN JENEPONTO
Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami Bapak. S,
istri Ibu N (33 tahun), Anak. A (15 tahun) dan Anak. R (7 tahun). Tahap perkembangan
keluarga Bapak S merupakan tahap keluarga dengan anak usia remaja. Bapak. S bekerja
sebagai pembuat tempe sedangkan Ibu. N sebagai ibu rumah tangga dan membantu Bapak.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama 4 kali
kunjungan ke rumah Bapak. S, diperoleh data utama merujuk pada masalah nutrisi/gizi yang
di alami oleh An kedua dari Bapak. S yaitu Anak. R (7 tahun). Menurut hasil wawancara
dengan Ibu N (33 tahun), Anak. R mendapatkan imunisasi lengkap sejak kecil dan
mendapatkan ASI selama 2 tahun. Selain itu, Ibu N mengatakan, Anak. R pernah mengalami
flek paru saat usia 4 tahun dan sekarang sudah sembuh. Ibu N juga mengatakan bahwa
Anak. R memiliki riwayat kejang-kejang, stip, gejala tipes.Hasil skrining yang telah dilakukan
sebelumnya yaitu pada tanggal 10 Mei 2013 diperoleh data BB Anak. R 18 kg, dan TB 113
cm. Namun saat mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik kerumah keluarga Bapak. S
didapatkan BB. Anak. R 18 kg dan TB 117 cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut,
diperoleh bahwa menurut Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak berdasarkan
Kemenkes yaitu Anak. R termasuk pada ketegori status gizi kurus (IMT 13,1 SD), sedangkan
berdasarkan standar WHO Anak. R berada dibawah garis merah. Berdasarkan hasil
observasi, Anak. R terlihat kurus, rambut lurus tipis. Hasil pemeriksaan fisik lainya, tidak
didapatkan adanya masalah kesehatan lain yang terjadi pada Anak. R. Hasil wawancara
lainnya yang telah dilakukan mahasiswa selama kunjungan ke rumah Bapak. S, Ibu N
mengatakan bahwa penyediaan makanan seharihari dikeluarga masak sendiri, namun jika
lagi sibuk, Ibu N membeli makanan di warung. Ibu N mengatakan, sehari-hari masak sayur,
lauk ikan ataupun ayam, menyediakan buah-buahan namun anak-anak kurang menyukai
sayuran. Ibu N mengatakan tidak pernah menyiapkan bekal untuk anak saat pergi ke
Sekolah. Pada saat Anak. R pergi sekolah, Ibu N mengatakan kadang-kadang menyiapkan
makanan untuk sarapan, dan memberi uang saku kepada Anak. R p.4000,- saat pergi sekolah
jajan. Ibu. N juga mengatakan, setelah pulang sekolah, Anak. R meminta uang tambahan
untuk jajan dan bermain bersama teman-teman dilingkungan sekitar rumah. Ibu. N
mengatakan Anak.R dapat jajan hingga Rp. 10.000,-/hari. Selain itu, Ibu. N mengatakan suka
menyiapkan cemilan yang lebih banyak di beli diluar daripada dibuat sendiri oleh Ibu. N. Ibu
N mengatakan, memasak makanan sesuai dengan makanan sesuai dengan keinginan anak.
Ibu. S juga mengatakan, selalu mengingatkan anak-anak untuk makan dan kadang-kadang
menyuapkan Anak. R jika sedang tidak nafsu makan. Ibu N mengatakan tidak pernah
memeriksakan BB dan TB setiap 3 bulan sekali, hanya terkadang saat sedang ke dokter
sekalian periksa BB dan TB. Pola makan anak kadang 2-3 x/hari dan hanya 3-4 sendok/sekali
makan. Ibu N mengatakan anak tidak pernah menghabiskan makanan yang telah disediakan
oleh Ibu S. Anak. R menyukai ayam goreng dan ditambah dengan kecap. Ibu S mengatakan,
saat sedang lagi sibuk, Anak. R hanya dimasakan telor goreng dan ditambah kecap di
nasinya.
A. Diagnosa Keperawatan
Data-data yang sudah didapatkan pada saat pengkajian kemudian dianalisis untuk
menetapkan prioritas masalah yang ingin diatasi. Berdasarkan hasil skoring tersebut didapat
bahwa diagnosis prioritas yang ingin diatasi yaitu diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Nanda, 2011).
pada Anak. R. Tujuan umum yaitu setelah dilakukan intervensi, keluarga mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi anak usia sekolah yang ditandai dengan peningkatan status gizi.
Sedangkan tujuan khusus terdiri dari lima fungsi kesehatan keluarga yaitu:
1. Tujuan Khusus I
a. Keluarga mampu menyebutkan definisi gizi seimbang yaitu suatu zat makanan yang
masalah gizi kurang yang terdiri dari perekonomian yang kurang, pemberian makan
anak dan pola asuh keluarga, penyakit infeksi atau kronis, pemilihan, pengolahan
c. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima tanda dan gejala masalah gizi kurang
yaitu badan kurus, rambut tipis berwarna kemerahan dan mudah rontok, lemah dan
2. Tujuan Khusus 2
a. Keluarga mampu menyebutkan dua dari tiga akibat gizi kurang diantaranya
anak kurang/lambat.
b. Akan merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang dengan mengatakan
3. Tujuan Khusus 3
a. Keluarga mampu menyebutkan menyebutkan triguna makanan yang terdiri dari zat
tenaga sebagai zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber
makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. zat pengatur,
dalam buah dan sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam,
kangkung, dll. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, untuk
pertumbuhan bertambah besar dan tinggi terdapat dalam lauk pauk (protein dan
b. Keluarga mampu menyebutkan empat dari sembilan cara mengatasi masalah gizi
kurang yang meliputi memberi jenis makanan yang seimbang (triguna makanan)
terjangkau, nilai gizi baik atau seimbang, masih segar, tidak layu dan tidak berbau
d. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari enam cara mengolah makanan meliputi
sayuran dan buah dicuci air yang mengalih terlebih dahulu baru di potong-potong,
sayuran dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak dan makan dicuci bersih, cuci
tangan sebelum masak dan makan, beras di cuci tidak sampai bening airnya, dan
e. Keluarga mampu menyusun menu sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah yaitu
nasi 2-3 piring, lauk 2-4 potong, sayur 1-1 mangkok, dan buah-buahan, susu 1-2
gelas .
f. Keluarga dan anak mampu menyusun dan mengontrol jadwal kegiatan harian anak
4. Tujuan Khusus 4
a. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima cara menyajikan makanan yaitu jenis
makanan bervariasi setiap hari, Jenis makanan bervariasi setiap harinya, kombinasi
jenis makanan hewani dan nabati, disajikan dalam bentuk hangat, perhatikan jadwal
b. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima prinsip cara mengatasi anak yang tidak
bersedia makan yaitu jangan dipaksa tapi, ikuti keinginan anak misalnya, sambil
bermain, beri makan sesuai selera anak dan tidak membosankan, jangan memberi
makanan yang manis sebelum makan, sajikan makanan dalam bentuk menarik,
menimbulkan nafsu makan anak yaitu makan bersama anggota keluarga yang lain,
makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat, menggunakan alat makan yang
5. Tujuan Khusus 5
C. Implementasi
mengenai diagnosis yang telah dibuah sebelumnya yaitu asuhan keperawatan keluarga.
kebutuhan tubuh pada Anak. R yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi
seimbang sesuai dengan lima tugas kesehatan keluarga. Implementasi dilakukan pertama kali
pada hari selasa, tanggal 28 Mei 2013 yaitu pada kunjungan ke lima. Implementasi yang
dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada tujuan khusus pertama hingga ke
tiga. Pada tujuan khusus pertama, yaitu mengenalkan masalah kesehatan yang terjadi pada
salah satu anggota keluarga dimulai dari penjelasan mengenai definisi dari gizi seimbang dan
gizi kurang. Setelah keluarga mengerti dan paham mengenai defisini gizi seimbang dan gizi
keluarga paham, maka intervensi dilanjutkan dengan menjelaskan penyebab gizi kurang,
pentingnya gizi seimbang serta tanda dan gejala gizi kurang hingga keluarga mampu
mengidentifikasi tanda dan gejala yang status gizi kurang yang terjadi pada Anak. R.
Berdasarkan respon yang diberikan oleh keluarga, maka dapat di simpulkan bahwa keluarga
dianggap telah mengenal masalah gizi kurang dan akan dilanjutkan pada tujuan khusus kedua.
Pada tujuan khusus kedua, yaitu membantu keluarga untuk mengambil keputusan dalam merawat
anggta keluarga yang mengalami gizi kurang dengan memberikan penjelasan mengenai akibat dari
gizi seimbang sampai keluarga mampu untuk memutuskan bahwa masalah gizi seimbang yang
pada keluarga khususnya yang dialami oleh Anak. R memang harus diatasi demi meningkatkan
status gizi Anak. R agar tidak mempengaruhi tumbuh kembang pada saat remaja hingga dewasa.
Tujuan khusus ketiga yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
gizi kurang. Implementasi pertama pada tujuan khusus ketiga ini yaitu pendidikan kesehatan
mengenai triguna makanan yang terdiri dari zat tenaga, pengatur, dan pembangun serta zat
mineral sebagai zat pelengkap gizi seimbang. Setelah keluarga mampu menyusun triguna makanan.
Menyusun triguna makanan untuk mengetahui respon kognitif, verbal dan psikomotor dari
keluarga. Media yang digunakan dalam menyusun triguna makana ini yaitu kartu model makanan
yang terdiri dari berbagai jenis gambar yang mengandung zat tenaga, pengatur, dan pembangun,
serta sumber zat mineral seperti gula dan garam. Setelah keluarga mampu menyusun triguna
makanan, dilanjutkan penjelasan mengenai porsi makanan yang sesuai dengan usia anak sekolah
Implementasi kedua dilakukan pada hari Jumat, 31 Mei 2013 yaitu mengevaluasi tujuan
khusus pertama dan tujuan khusus ke tiga yaitu menyusun menu seimbang untuk makanan sehari-
hari Anak.R. Implementasi ke tiga dilakukan pada hari Senin, 10 Juni 2013 yaitu mengevaluasi
melanjutkan tujuan khusus ketiga yaitu mengevaluasi menu yang telah dibuat oleh Ibu N dan
melanjutkan tujuan khusus ketiga selanjutnya yaitu membuat jadwal kegiatan harian Anak. R.
Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan kepada keluarga mengenai berbagai cara untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami gizi kurang yang terdiri dari memberi jenis makan yang
seimbang sesuai dengan triguna makanan, memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan anak,
makan yang teratur, jangan memberikan jajanan saat ingin atau sedang makan, memberikan
makanan dalam porsi kecil tapi sering, memberi makan bersama anak, memberikan makan anak
sambil bermain dan bercerita, dan tata cara makanan yang menarik, misalnya warna piring dan
gelas yang menarik. Setelah menjelaskan dan mengevaluasi pengetahuan keluarga mengenai cara
mengatasi gizi kurang, dilanjutkan dengan cara memilih makanan yang baik yang meliputi harga
yang terjangkau, nilai gizinya baik, masih segar, tidak layu dan tidak berbau busuk serta mudah
sayuran dan buahbuahan di cuci dengan air yang mengalir terlebih dahulu baru di potong, sayuran
dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak dan makan di cuci bersih, cuci tangan sebelum makan
dan masak dan lauk juga di cuci dan dibuang kotorannya sebelum di potong. Setelah penjelasan
mengenai cara merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang, maka dilanjutkan kontrak
untuk pertemuan ke empat selanjutnya yaitu memodifikasi makanan/cemilan sehat nugget tempe
pada implementasi kelompok yang dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Juni 2013.
Implementasi ke lima dilakukan pada hari Senin 15 Juni 2013 yaitu melakukan tujuan khusus ke
empat dan ke lima. Pada tujuan khusus ke empat, implementasi yang diberikan yaitu memberikan
pendidikan kesehatan mengenai cara memodifikasi lingkungan yaitu dengan menjelaskan cara
penyajian makanan yang meliputi jenis makanan bervariasi setiap harinya, kombinasi jenis
makanan hewani dan nabati, disajikan dalam bentuk hangat, perhatikan jadwal menu makanan,
Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan cara mengatasi anak yang susah makan yaitu jangan
dipaksa, tapi ikuti keinginan anak misalnya makan sambil bermain, beri makanan sesuai dengan
selera anak dan tidak membosankan, jangan memberikan makanan yang manis sebelum makan,
sajikan makanan dalam bentuk menarik, berikan makan dalam porsi kecil namun sering. Setelah
itu, kegiatan dilanjutkan dengan Lingkungan yang mendukung untuk menimbulkan nafsu makan:
makan bersama anggota keluarga yang lain, makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat,
menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita, jenis makanan bervariasi dan
menarik. Setelah penjelasan mengenai tujuan khusus ke empat selesai, maka dilanjutkan pada
Tujuan khusus kelima yang dilakukan pada keluarga Bapak. S yaitu pemanfaatn fasilitas
kesehatan. Tujuan khusus ke lima diberikan dengan menjelaskan mengenai fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga yaitu puskesmas,
rumah sakit dan klinik dokter. Selain itu, pada tujuan khusus ke lima, keluarga juga diberikan
penjelasan tentang manfaat dari kujungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan
kesehatan anak, mendapatkan penyuluhan dan informasi kesehatan dan untuk mengatasi masalah
gizi kurang. Setelah keluarga mengetahui tujuan khusus ke lima ini, diharapkan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan anggoata keluarga Bapak.
S Implementasi ke enam dilakukan pada hari Senin, 17 Juni 2013 yaitu mengevaluasi tujuan khusus
pertama hingga ke lima dan kunjungan terakhir dimanfaatkan untuk terminasi kepada keluarga
Bapak S.
Implementasi unggulan yang dilakukan yaitu lebih menekankan pada psikomotor orangtua
maupun anak yaitu pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang triguna makanan, menyusun
menu harian gizi seimbang dan pengaturan aktivitas harian anak dengan membuat jadwal kegiatan
harian. Selain implementasi yang telah disebutkan diatas, keluarga juga di ikutkan dalam
implementasi kelompok untuk mengatasi diagnosa peningkatan angka kejadian gizi kurang pada
anak usia sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar yaitu pada hari Sabtu, 01 Juni 2013 mengenai
jajan sehat anak sekolah yang melibatkan anak usia sekolah disekitar RW dan implementasi lainya
pada hari Rabu, 12 Juni 2013 mengenai gizi sehat dan memodifikasi makanan/ cemilan sehat
nugget tempe.
D. Evaluasi
Asuhan keperawatan keluarga kelolaan dilakukan selama lima minggu sebanyak 11 kali
pertemuan, terdiri dari pengkajian selama empat kali pertemuan dan enam kali implementasi
dan 1 kali pertemuan untuk terminasi. Evaluasi yang ingin dijabarkan oleh penulis terdiri dari
rangkungan dari semua implementasi yang telah dilakukan kepada keluarga Bapak. S. Evaluasi
yang didapatkan selama lima minggu kunjungan ke keluarga kelolaan yaitu pada minggu
pertama dan kedua dilakukan untuk mengkaji keadaan keluarga dan menemukan masalah
kesehatan yang terdapat pada keluarga Bapak. S. dan melakukan intervensi here and now.
Pada minggu ketiga, dilakukan implementasi untuk tujuan khusus pertama hingga ketiga yaitu
mengenalkan keluarga pada masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga, membantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah gizi kurang, dan bersama keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami
masala gizi kurang hingga keluarga mampu menyusun menu harian gizi seimbang. Pada
minggu ketiga tersebut, evaluasi yang didapatkan yaitu keluarga sudah mampu mengenal
masalah, memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang yaitu Anak. R
dan merawat anggota keluarga dengan memahami triguna makanan dan cara menyusun
khusus ke tiga mengevaluasi menu harian gizi seimbang, membuat jadwal kegiatan harian
anak, cara pemilihan makanan, dan cara pengolahan makan makanan yang benar. Selain itu,
pada minggu ke empat ini juga dimanfaatkan untuk menyelesaikan implementasi untuk tujuan
khusus ke empat dan lima yaitu memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan fasilitas
kesehatan. Tugas kesehatan keluarga kelima sebenarnya sudah mampu dilaksanakan keluarga
sebelum dilakukan kunjungan oleh mahasiswa, karena dalam keluarga sudah menerapkan
bahwa jika ada salah satu anggota keluarga yang mengalami sakit, misalnya demam dan tidak
kunjung mengalami perbaikan atau malah bertambah buruk dengan perawatan sederhana
seperti kompres dan minum obat penurun panas, maka keluarga akan langsung membawa
anggota keluarga tersebut ke pelayanan kesehatan. Dalam mengatasi masalah gizi kurang ini,
belum terlihat adanya pemanfaatan fasilitas kesehatan karena kondisi anak masih dalam batas
risiko gizi kurang dan fisik anak yang masih dalam keadaan baik dan tidak mengalami keluhan
yang serius.
Selain itu, pada minggu kelima ini dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi
implementasi tujuan khusus pertama sampai tujuan khusus ke lima. Pada minggu ke lima ini,
diperoleh bahwa keluarga telah mencapai lima tugas kesehatan keluarga yang meliputi
mampu mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga khsususnya pada Anak R,
keluarga Bapak. S juga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan gizi kurang. Selain itu, keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah gizi kurang, serta memodifikasi lingkungan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang pemanfaatan kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang tidak hanya untuk mengatasi masalah gizi kurang namun
juga untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya. Selama kunjungan dan intervensi yang
telah dilakukan selama lima minggu, keluarga dalam membina hubungan kerjasama yang baik
dengan mahasiswa untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan didalam keluarga
yaitu yang terjadi pada Anak. R yang memgalami risiko gizi kurang. Selama kunjungan rutin
informasi secara langsung mengenai masalah gizi kurang. Selama lima minggu tersebut,
keluarga yang awalnya memliliki Tingkat Kemandirian I yang meliputi: menerima petugas
puskesmas (mahasiswa), menerima yankes sesuai rencana dan sekarang tingkat kemandirian
keluarga telah meningkat pada Tingkat Kemandirian III yaitu: menerima petugas
KABUPATEN JENEPONTO