Sunteți pe pagina 1din 36

LAPORAN

PROBLEM BASE LEARNING


PANAS...PANAS...
MINGGU KE 9

Grup B
Ambar Pratiwi 135070309111033
Anisa Masyita Kotta 135070309111066
Annisaa Catur P 135070309111030
Arindra Nirbaya 135070309111003
Ariyanti B 135070309111059
Aslul Khitan 135070309111056
Desi Ayu Ningtyas 115070300111020
Firdausi Ayu Fitriani 115070301111018
Glaveria Galuh Giriananda 115070301111009
Lailatul Muniro 115070301111001
Lega Satya Puspitasari 115070301111025
Lisa Zumrotul Hasanah 115070301111026
Sofy Amelia Putri 115070300111037
Suci Wulansari 115070301111017

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1
DAFTAR ISI

Halaman Sampul........................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2
ISI
A. Competencies............................. 3
B. Skenario................................................ 3
C. Unclear Terms.............................. 4
D. Cues..................................... 5
E. Problem Identification............................ 5
F. Hasil Brainstorming....................................... 5
G. Hipotesis.............................. 11
H. Pembahasan Learning Objektif..................................... 13
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ...................................... 32
B. Rekomendasi...................... 33
DAFTAR PUSTAKA......................................... 34
TIM PENYUSUN............................................... 36

2
BAB I
ISI
A. COMPETENCIES
CADE
CD.7 Mampu mengawasi, mengkoordinir dan memimpin team unutk pendokumentasian
suatu pengkajian maupun intervensi gizi
CD.33 Mahasiswa mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien berdasarkan
status gizi pasien

B. SKENARIO
SKENARIO
PANAS...PANAS...
NY. Tuk MRS kemarin dikarenakan tersiram air panas sesudah menyenggol panci berisi air
panas yang baru saja mendidih. Diagnosa medis yang tercatat di rekam medik hari ini adalah
combustio grade II AB 18% post debriment ec. air panas. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV,
tekanan darah pasien 150/90 mmHg, Nadi= 88x/ menit, RR= 32x/ menit dab suhu= 38,30C.
Pasien sering mengerang kesakitan dan nafsu makanmenurun dengan intake energi dan zat
gizi kurang dari 50% kebutuhannya. Dokter memberikan infus RL 20 tetes/ menit. Ahli gizi
diharapkan membuat asuhan gizi sesuai kondisi pasien sekaligus mendokumentasikannya
dalam format asuhan gizi yang baku.
Hidden data:
TL= 46,1cm lila= 27,4 cm usia= 73 tahun
HB= 8,9 gr/ dl, albumin = 2,69 gr/ dl, GDS=182 ml/dl
Luka bakar pada tangan kanan, sebagian dada dan sedikit pada kaki kanan pasien. Asam
mefenamat 3x 500 mg, valsartan 80 mg, amilodipin 10 mg, injeksi cefriaxon 2x 1 gr injeksi
ranitidin 2x 50 mg, riwayat gizi pasien : frekuensi makan pasien 2x / hari tidak memiliki
riwayat energi makanan, makanan yang biasa dikonsumsi nasi 2x 100 gram, protein hewani
yang biasa dimakan adalah telur 2-3/ minggu 60 gram ayam 1-2 x/ minggu 60 gram dan
protein nabati rahu dan tempe secara pergantian 1x/ hari 1 potong sayuran yang biasa
dikonsumsi bayam 2-3x/ minggu 25 gram, kacang panjang 1-2x/ minggu 15 gram, pasien
jarang mengkonsumsi buah yang biasa di konsumsi adalah semangka 1x/ bulan 100 gram dan
pear 1x/ bulan 100 gram, mengkonsumsi snack yang digoreng 1x/ minggu 25 gram , tiap hari
konsumsi kopi dengan gula 10 gram, dan teh dengan gula 10 gram, makanan yang sering

3
diolah adalah santan dan vetsin setiap kali pengolahan dan belum pernah mendapatkan
edukasi. Riwayat sekarang pasien diberikan diet TKTP dengan intake zat energi < 50 % karena
nafsu makan pasien kurang.

C. UNCLEAR TERMS
TERM DEFINITION
Combustio grade II AB suatu penyakit yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, dan bahan kimia yang mengenai epidermis
dan sebagian dermis berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi, terdapat bullae dan
terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi (Sunarso, 2008)
Post defridement Pasca pengangkatan benda asing atau jaringan
mati yang berdekatan dengan lesi sampai jaringan
yang sehat tampak dengan cara surgical
debridement atau dengan cara pemberian enzim
yang mampu melisiskan jaringan yang mati
(enzimatik debridement)( Dorland Edisi 28).

TTV Tanda tanda vital merupakan cara cepat dan


efisien untuk memantau kondisi pasien dan
mengidentifikasi masalah dan evaluasi merespon
terhadap intervensi teknik dasar (Patricia, 2005)
Infus RL Larutan cristaloid yang digunakan sebagai
replecement terapi untuk syok hipovolemik, diare
dan trauma luka bakar (Rudi, 2006)
Asuhan gizi Serangkaian kegiatan yang terorganisir atau
terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi
dan penyediaan asuhan gizi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut (Depkes, 2013)

4
D. CUES
CUES
Ahli gizi mampu dmembuat asuhan gizi pasien combustio grade II AB post defridement
dan memanage tim untuk mendokumentasika dalam format asuhan gizi yang baku

E. PROBLEM IDENTIFICATION
1. Apa saja grade dari combustio dan penjelasannya bagaimana persen perhitungan luka bakar?
2. a. Apa saja tanda gejala yang dialami pasien dan bagaimana hubungannya dengan penyakit pasien?
b. Sebutkan fase- fase apa saja dalam burn injury dan fase apa yang terjadi pada pasien dan
perubahan metabolisme apa saja yang terjadi pada pasien dan macamnya?
3. Apa fungsi, indikasi dan komposisi dari infus RL?
4. Bagaimana asuhan gizi yang tepat sesuai kondisi pasien?
a. Bagaimana tabel NCP?
b. Bagaimana menghitung kebutuhan energi , cairan makro dan mikro pada pasien dan TPS?
c. Intervensi untuk intake makanan yang kurang pada pasien dan TPS diet?
d. Materi edukasi apa yang tepat untuk pasien?
5. Bagaimana iom dan fungsi dari obat yang dikonsumsi pasien?
6. Apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh untuk pasien?
7. Bagaimana syarat format asuhan gizi yang baku dan siapa saja pihak- pihak yang terlibat dalam
pendokumentasian?
F. BRAINSTORMING
1. Grade dari combustio meliputi:
Derajat ringan terjadi pada epidermis seperti paparan sinar matahari, derajat sedang timbul bula
dan masih ada saraf dan derajat dalam bula pecah dan saraf sudah tidak ada
Perhitungan luka bakar menggunakan role of nine. Jadi, setiap bagian 9 % dengan rincian tangan 9%,
kaki 9 %, dada 9%, punggung 18 %, dada 18% dan bagian genital 1%.
2. a) Tanda dan gejala pada pasien yang dihubungkan dengan penyakit pasien yaitu pasien mengerang
kesakitan berkaitan dengan luka bakar yang diderita, Nafsu makan pasien menurun karena luka bakar
pada pasien sehingga pasien stress dan gak nafsu untuk makan, Hipertensi karena hipermetabolisme,
riwayat makan pasien seperti kopi dan intake goreng- gorengan pasien, fase ebb fase (24 jam pertama
setelah masuk rumah sakit) dan syock sehingga gula darah naik.
b) Fase- fase yang adadi burn injury yaitu Ebb fase merupakan fase 24 jam ditandai dengan
hipertensi tekanan, gula darah naik, , flow fase merupakan fase 24 jam. Flow phase dibagi menjadi 2
yaitu akut dan adaptive. Pada flow phase ini dapat diberikan makanan tinggi energi dan dapat dikasih
oral namun harus di monev.
Pasien ini terjadi pada flow fase yang akut karena GDS, HB, albumin rendah dan nadi normal.
5
3. Fungsi, komposisi dan indikasi infus ringer laktat yaitu
Fungsi : menstabilkan kebutuhan cairan dari pasien
Komposisi: natrium dan cairan
Indikasi : diberika pada pasien yang sedang mengalami dehidrasi
4. Asuhan gizi yang tepat untuk pasien yaitu
a. NCP
data Sintesa data Diagnosa Intervensi MONEV
Antropometri overweight NI 1.2 Pengaturan Monev intake
TL =46,1 cm Kekurangan makan , setiap hari
TB= 151,6 cm intake oral di pemilihan jenis
BBI= 46,4 kg hubungkan pengolahan Perubahan nilai
LILA= 27,4 cm dengan nafsu makan lab 3x/minggu
BMI = 25,4 makan pasien
menurun di Edukasi : Fisik klinis , nafsu
% LILA= 90% tandai intake pemilihan bahan makan membaik
(normal ) <50% makanan, setiap hari
pengolahannya,
BIOKIMIA NI. Peningkatan jumlah tiap porsi, Edukasi kuisioner
Hb= 8,9 g/dL Rendah kebutuhan keluarga check list pre post
Albumin= 2,69 rendah protein di (menghabiskan test (keluarga dan
g/dL (n= 3-5 g hubungkan makanan ) pasien)
/dL) dengan luka
GDS= 182 mg/ bakar di tandai Kolaborasi :
(normal= 120, tinggi albumin rendah monev nilai
puasa= 110) laboratorium
NB 1.7 pemilihan
Fisik klinis Tinggi bahan makana
Tekananan darah yang salah di
150/90 mmHg hubungkan
dengan
Nadi 88x/menit pengetahuan
yang kurang
RR 32x/menit
NC 2.2 Perubahan
Suhu 38,3 0 C nilai laboratorium

6
tinggi terkait gizi di
Dietary : hubungkan
Riwayat sekarang: dengan luka
Diet TKTP, hanya bakar di tandai
intake energi Intake kurang dengan nilai
<50% dri laboratorium Hb
kbutuhan krna rendah , albumin
kurang nafsu rendah,
mkan

Riwayat dahulu:
Frekuensi 2x
sehari, tidak 1600 kkal/hari,
memiliki alergi intake kurang,
makanan, nasi 2x Makanan tinggi
100 g perhari, lemak
protein hewani Tinggi kafein,
telur 2-3 x 60 g, intake serat
ayam 1-2x rendah
perminggu 60 g ,
protein nabati
tahu dan tempe
gantian 1x perhari
1 potong, sayuran
bayam 2-3x 25 g
perminggu,
kacang panjang ,
jarang konsumsi
buah semangka
1x per bulan 100
g, pear 100gram
1x perbulan,
snack digoreng 25
g, kopi setiap hari

7
gula 10 g dan teh
gula 10 g,
makanan diolah
dengan santan
dan vetsin.

Ekology:
Asam mefenamat +
3x 500,
valsartan,
amilodekstrin, +
injeksi cefriaxon, +
ranitidin +
Belum pernah +
edukasi gizi Pengetahuan gizi
rendah

b. Perhitungan kebutuhan zat makro dan mikro nutrien yaitu


Energi tinggi 35 x 46,4= 1624 kkal karena pada flow phase
Kebutuhan cairan = 35 x BB = 1624 ml
Tujuan:
Memperbaikai status gizi pasien jadi normal
Nilai lab menjadi normal
Meningkatkan derajat kesehatan pasien
Memenuhi kebutuhan cairan akibat combustio
Meningkatkan pengetahuan tentang gizi
Prinsip:
TKTP
Tinggi serat
Syarat:
Karbohidrat 60 % x 1624 = 243 gram
Protein 15 % x 1624 = 60,9 gram
Lemak 25 % x1624 = 45 gram
Cairan 35 x BB 35x 64,4 = 1624 ml
Kebutuhan vitamin dan mineral yaitu

8
Vitamin A (500 RE),D (15 mikro gram) E (15 mg),C (75 mg), untuk memenuhi proses
penyembuhan luka, Kalsium magnesium dan kalium tinggi, Serat 25 gram
Natrium dibatasi 1-3 gram
c. Intervensi yang tepat untuk pasien yang mengalami penurunan nafsu makan yaitu bntuk
makanan lunak dan lauknya dicincang, porsi kecil tapi sering, pemilihan makanan jangan yang
digoreng
d. Materi edukasi untuk pasien yaitu
Pemilihan bahan makanan
Edukasi untuk mengkonsumsi makanan
Cara mengolah makanan
Jumlah porsinya
5. Interaksi obat dan makanan pada pasien yaitu
Nama obat Fungsi Iom
Ranitidin Untuk menghambat sekresi Berinteraksi dengan kopi dan
asam lambung pada teh mengurangi vit B12 dan
pengobatan ulkus gaster dan Fe
duodenum, reflux
gastroesofageal
Asam mefenamat untuk mencegah nyeri sifatnya mengiritasi lambung
peradangan, dismenor dan sehingga diberikan sesudah
nyeri kepala vaskuler makan
Valsartan Sebagai anti hipertensi Menyebabkan hipokalemia
Cefriaxson efektif terhadap bakteri gram
positif dan negatif
Amilodipine untuk obat hipertensi

6. Makanan yang disarankan dan tidak disarankan untuk pasien yaitu

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan


Sumber KH Nasi Bergas ubi, singkong
Lemak PUFA , MUFA, MCT Mentega , santan kental,
minyak kelapa sawit

Protein Hewani rendah lemak : ayam Jerohan dan berlemak tinggi


tanpa kulit, daging tidak
bergajih, telur
9
Buah Semua buah teruma tinggi
antioksiidan dan kalium
Sayur Rendah purin ,

7. Syarat format penulisan asuhan gizi yang baku yaitu nama, diagnosa, tanggal MRS, tanggal
pembuatan NCP, ruangan, kolom ADIME. Pihak- pihak yang terlibat meliputi perawat berperan
dalam memantau fisik klinis pasien, dokter menguasai patofis penyakit dan farmasi memberi
informasi mengenai efek samping obat.

10
G. HIPOTESIS
Combustio

Derajat Persen luka bakar

1 2 3 4 5 6 Rule of Nine Palm and Finger

Iritasi ujung saraf 18%


A (epidermis) B (dermis) Kesakitan
sensorik
Tangan kanan, sebagian
dada, sedikit kaki kanan

Perubahan
Metabolisme

Fase

Flow phase
Ebb phase

Akut Adaptif
11
Asuhan Medis Asuhan Gizi

Antropometri
Biokimia
Obat yaitu asam Assessment Fisik klinis
Intervensi
NI- 2.1 Dietary
mefenamat, Ecology
NI- 5.1
valsartan,cefriaxon, NI- 1.7
Diagnosa
Fungsi komponen NC-2.2
amilodipin, ranitidin

ND- 1.2
Indikasi Intervensi ND-4
ND-3.2.3
E- 1.1
FH- 1.1.1.1
FH 1.2.1.1 Monev
FH- 1.5.2.1
FH- 4.1.1.1
AD-1.1.4

Dokter
Dokumentasi Tenaga Medis Perawat
Ahli gizi
Farmasi
Analis
Syarat format

12
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Etiologi luka bakar:
Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebsbkan oleh terpaparnya atau kontak dengan api, cairan panas
dan objek panas lainnya.
Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jariongan kulit dengan asam atau basa
kuat.
Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh.
Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpaparnya dengan sumber radioaktif.

Klasifikasi derajat dari Luka Bakar dibagi menjadi enam yaitu:


1) Derajat I :
Luka bakar yang diakibatkan oleh sinar matahari, jilatan api, benda panas dan cairan yang
suhunya tidak mencapai titik didih atau akibat cairan kimia.
Biasanya bentuk luka bakar kemerahan, tidak ada bullae dan proses penyembuhan terjadi
tanpa meninggalkan parut atau bekas. Waktu penyembuhan antara beberapa jam sampai
beberapa hari.
Kedalamannya partical superfisial hanya mengenai lapisan epidermis sekitar 0,010 inch.
2) Derajat II :
Luka bakar yang diakibatkan karena terkena benda panas yang suhunya tinggi mencapai titik
didih atau lebih. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensoris teriritasi
sehingga menimbulkan nyeri karena terkena udara. Kedalam luka sekitar 0,020 inch.
Dibedakan menjadi 2 bagian:
a) Derajat IIA
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari dermis disebut superficial
dermis (epidermis dan 1/3 superficial dermis). Organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea masih banyak, semua ini merupakan benih-benih epitel penyembuhan
terjadi secara spontan 10-14 hari tanpa terbentuk cicatriks.
b) Derajat IIB
Kerusakan hampir mengenai seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel tinggal
sedikit disebut deep dermal (rusak 2/3 dermis dan jaringan di bawahnya). Organ-organ
13
kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebecea tinggal sedikit.
Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan
>1 bulan.
3) Derajat III
Akibat cairan yang suhunya diatas titik didih. Pada bagian ini lapisan superfisial kulit
seluruhnya rusak sehingga pada penyembuhannya akan meninggalkan jaringan parut. Ujung
persarafan juga terbakar sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang hebat. Pada proses
penyembuhan dapat terjadi jaringan parut yang mengandung semua elemen kulit, sehingga
tidak menimbulkan kontraktor.
Kedalamannya mengenai semua lapisan kulit, lemak subkutan, dan dapat juga mengenai
permukaan otot, persarafan dan pembuluh darah serta tulang yaitu sekitar 0.030 inch.
4) Derajat IV
Luka bakar yang menimbulkan kerusakan pada seluruh jaringan kulit. Ujung saraf juga ikut
rusak, sehingga pada luka bakar ini rasa nyeri tidak ada. Pada proses penyembuhan akan
terbentuk jaringan parut yang akan mengalami kontraksi dan deformitas. Luka terkelupas
pada hari kelima/keenam dan proses penyembuhan akan berjalan lambat biasanya
memerlukan pencangkokan kulit dan kedalamamnya sampai tulang, hal ini menyebabkan
fungsi organ tubuh terbatas.
5) Derajat V
Luka bakar pada keadaan ini timbul kerusakan pada fasia otot dan hampir selalu
menimbulkan deformitas.
6) Derajat VI
Pada luka bakar derajat ini biasanya fatal, jika pasien tidak meninggal maka biasanya
mengakibatkan kerusakan anggota tubuh.
Cara perhitungan Persentasi Luka Bakar :
1) Rule of Nine
a) Dewasa
- Kepala 9%
- Dada 18%
- Punggung 18%
- Tangan kanan 9%
- Tangan kiri 9%
- Kaki kanan 18%
- Kaki kiri 18%
- Genital 1%
a) Anak-anak
14
- Kepala 18%
- Dada 18%
- Punggung 18%
- Tangan kanan 9%
- Tangan kiri 9%
- Kaki kanan 14%
- Kaki kiri 14%
2) Palmar Method
- Palm and Fingers 1%
- Digunakan untuk luka kecil dan berpencar
Klasifikasi berat ringannya luka bakar
1) Ringan
a) Luka bakar derajat II <15%
b) Luka bakar derajat II <10% pada anak-anak
c) Luka bakar derajat III <2%
2) Sedang
a) Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
b) Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
c) Luka bakar derajat III <10%
3) Berat
a) Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada dewasa
b) Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
c) Luka bakar derajat III 10% atau lebih
d) Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia.
e) Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
Kesimpulan: Pasien ini mengalami luka bakar atau combustio Grade IIAB 18% yang artinya pada tangan
kiri dan dada kiri Grade IIB dan sedikit kaki kiri Grade IIA.
2. a) Tanda dan gejala yang dialami pasien dan hubungan dengan penyakit pasien yaitu
a. Suhu tinggi, pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi akan rusak dan sel darah di dalamnya
ikut mengurangi oksigenasi, sehingga memperlambat proses penyembuhan (Adrianto, 2003)
b. Gula darah sewaktu tinggi, menyebabkan terjadi resistensi insulin, menyebabkan
meningkatnya rasio glukagon : insulin dan peningkatan glukoneogenesis, sehingga glukosa di
plasma juga tinggi (Adrianto, 2003)
c. Tekanan darah yang tinggi, disebabkan karena syok (Hsen et al, 2005)
d. Tanda distress nafas, atau malas bernafas dan adanya wheezing (Sunarso, 2008)
e. Pasien mengerang kesakitan disebabkan karena luka bakar mengenai ujung saraf sensorik
15
f. Terjadi peningkatan katabolisme sehingga keseimbangan protein menjadi rendah (albumin)
g. Terjadi juga hiperventilasi, takikardi dan hiperglikemi
h. Stress yang terjadi pada luka bakar dapat mengakibatkan tukak di mukosa lambung atau
duodenum disebut juga tukak curling yang akan menurunkan nafsu makan (Dewi, 2012)
Perubahan metabolisme apa yang terjadi yaitu
a. Metabolisme energi
Kondisi sehat: dewasa 70 kg total energi yang dibutuhkan 1800 kkal/hari, laju
metabolisme basal 85%
Kondisi trauma: kebutuhan energi meningkat 10-30%, aktifitas fisik menurun, produksi
panas tinggi dan laju metabolismenya tinggi
b. Metabolisme KH
Kondisi sehat: produksi glukosa hepatik meningkat 200 gr/hr
Kondisi trauma: produksi glukosa hepatik menjadi 320 gr/hr (pasien luka bakar tanpa
infeksi) dan menjadi 400 gr/hr (pasien luka bakar infeksi)
c. Metabolisme lemak
Kondisi trauma: lipolisis meningkat
d. Metabolisme protein peningkatan level kortisol menstimulasi proteolisis,
pemecahan protein dan oksidasi protein meningkatkan ekskresi nitrogen dan negatif
nitrogen balance (Prins, 2009)
Kondisi trauma: peningkatan pemecahan protein otot yang ditandai dengan peningkatan
kehilangan nitrogen lewat urin, keseimbangan protein negatif (Halim, 2012)
b) Macam-macam fase saat perubahan metabolisme :
Flow Phase
Ebb Phase
Akut Adaptif
- Kehilangan volume plasma - Aliran darah tinggi - Stress hormon berkurang
- Penurunan perfusi jaringan - Peningkatan glukokortikoid - Respon hormonal turun
- Syok Hipovolemik - Peningkatan glukagon perlahan
- Kadar insulin rendah - Peningkatan katekolamin - Fase penyembuhan
- Rasio glukagon:insulin tinggi
- Normal/tinggi serum insulin
- Pelepasan sitokin
- Penurunan konsumsi - Katabolisme dominan - Anabolisme dominan
oksigen - Hiperglikemi - Gula darah normal
- Penurunan laju - Pernapasan meningkat - Penurunan laju
metabolisme - Glukoneogenesis meningkat hipermetabolik

16
- Penurunan tekanan darah - Peningkatan penggunaan asam
- Penurunan cardiac output amino sebagai bahan bakar
- Penurunan suhu tubuh
Peningkatan cardiac output, konsumsi oksigen, energy
- Peningkatan ekskresi
expenditure, dan katabolisme protein.
nitrogen
(Halim, 2012; Matarese, 2003; Mahan )
Nutritional management yang diberikan pada flow phase bertujuan untuk
meminimalkan katabolisme, menenuhi kebutuhan protein, energi, dan mikronutrient serta
menstabilkan dan mengatur cairan dan keseimbangan elektrolit (Mahan and Escott-Stump,
2008). Berdasarkan penjelasan di atas, pasien dalam skenario ini berada pada flow phase
respon akut ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, suhu tubuh meningkat, pernapasan
meningkat, gula darah tinggi akibat glukoneogenesis yang meningkat pada fase ini.
3. Fungsi infus Ringer Laktat :
- Pengobatan kekurangan cairan/dehidrasi dalam asidosis ringan (ISO,2012)
- Mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh pada saat dehidrasi/syok (Criss, 2007)
- Untuk menggantikan cairan elektrolit dan isotonik yang hilang (Lab Keterampilan Medik PPD
Unsoed)
Indikasi pemberian infus Ringer Laktat:
- Sebagai sumber air dan elektrolit atau sebagai agen alkalisis (Baxterhealthcare, 2014)
- Dehidrasi dimana tubuh kekurangan cairan dan dehidrasi secara oral tidak mungkin (ISO, 2012)
Kontraindikasi infus Ringer Laktat:
- Hipernatremia, hiperhidrasi, asidosis laktat (ISO, 2012)
Komposisi infus Ringer Lactat (WHO,2009) :
- Na + 130 mmol/L
- K+ 5,4 mmol/L
- Cl - 112 mmol/L
- Lactat 27 mmol/L
- Osmolaritas 273 mOsm/L
- Sediaan yang ada 500 1.000 ml

17
4. a. Format NCP
PAGT
(PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDART)
RSSA
ASSESMENT DIAGNOSA INTERVENSI RENCANA MONEV
DATA DASAR IDENTIFIKASI PES PLAN TERAPI EDUKASI MONEV
MASALAH
ANTROPOMETRI NI 2.1 Kekurangan ND-1.2 Memodifikasi E1.1 Memberikan FH-1.1.1.1 Total energi
TL = 46,1 cm intake oral di type, jumlah dan edukasi terkait intake melihat
TB = 151,7cm hubungkan dengan pengolahan bahan pengolahan bahan kuantitas dari sisa
BBI = 46,53 kg nafsu makan pasien makanan, makanan yang tepat makanan setiap hari
LILA = 27,4 menurun di tandai mengatur dan serta memberikan
BMI = 22,97 intake <50%. memberikan makanan edukasi terhadap FH-1.2.1.1 Intake
% LILA = 91,03% lunak pada pasien keluarga pasien cairan dilihat dari
BIOKIMIA NI. 5.1 Peningkatan sesuai dengan mengenai pemberian urine tampung setiap
HB = 8,9 g/dL Rendah kebutuhan protein di kebutuhan 1641,29 makan diet yang hari
Albumin = 2,69 g/dL Rendah hubungkan dengan kkal dan cairan diberikan oleh rumah
(n= 3-5 g /dL) hiperkatabolisme 1910,16 ml sakit dan diet yang FH-1.5.2.1 Total
GDS = 182 mg/dL Tinggi akibat luka bakar di akan diberikan protein intake dari sisa
(normal= 120, puasa= tandai kadar albumin ND-4 Feeding dirumah nantinya. makanan yang di
110) rendah. assistence mengenai konsumsi pasien
FISIK KLINIS pemberian makanan setiap hari
Tekanan darah = HT stage 1 NB 1.7 Pemilihan yang disesauaikan

18
150/90 mmHg bahan makanan yang dengan kemampuan FH-4.1.1 Pengetahuan
Nadi = 88x/menit salah di hubungkan makan pasien yang diterima pasien
RR = 32x/menit Tinggi dengan pengetahuan dan keluarga pasien
Suhu = 38, 3 C Tinggi yang kurang terkait ND-3.2.3 Pemberian ditinjau dari
DIETARY gizi ditandai konsumsi vitamin dan mineral wawancara atau
Riwayat sekarang: Intake kurang 50% dari makanan tinggi lemak sesuai dengan observasi setelah
Diet TKTP, hanya kebutuhan dan vetsin serta belum kebutuhan pasien luka pemberian edukasi
intake enrgi <50% dari pernah mendapat bakar yang bertujuan
kebutuhan karena edukasi gizi. untuk mempercepat AD-1.1.4 Memantau
kurang nafsu mkan kesembuhan pasien. perubahan BB (2x/
NC 2.2 Perubahan minggu untuk fase
Riwayat dahulu: nilai laboratorium RC-1.2 akut, stabil 1x/minggu)
Frekuensi 2x sehari, intake kurang, terkait gizi di Kolaborasi tenaga
tidak memiliki alergi Makanan tinggi lemak hubungkan dengan medis lain (dokter, BD-1.2.1 BUN untuk
makanan, nasi 2x 100 Tinggi kafein, intake hiperkatabolisme yang perawat, ahli gizi, mengetahui
g perhari, protein serat rendah diakibatkan combustio farmasis dan laborat) keseimbangan
hewani telur 2-3 x 60 grade II AB di tandai terkait keselarasan nitrogen 2-3 x/minggu
g, ayam 1-2x dengan nilai intervensi medis dan
perminggu 60g , laboratorium Hb dan diet yang diberikan. BD- 1.11.1 Albumin
protein nabati tahu albumin rendah. dimonitoring hingga
dan tempe gantian 1x mencapai normal
perhari 1 ptong, (3x/minggu)
sayuran bayam 2-3x

19
25 g perminggu, BD-1.10.1 Hb
kacang Panjang , dimonitoring hingga
jarang konsumsi buah mencapai normal
semangka 1x per (3x/minggu)
bulan 100 g, pear
100gram 1x perbulan, BD-1.5.2 GDS (Gula
snack di goreng 25 g, Darah Sesaat)
kopi setiap hari gula (3x/minggu )
10 g dan teh gula 10 g,
di olah dengan santan
dan vetsin.
EKOLOGI
Asam mefenamat 3x +
500, valsartan, +
amilodekstrin, injeksi +
cefri, ranitidin 50
Belum pernah edukasi Pengetahuan gizi
gizi. rendah

20
TB = 84,88 (0,24 x U(th)) + (1,83 x TL (cm)) >120% = obesitas
= 84,88 (0,24 x 73) + (1,83 x 46,1) = 151,7 cm 110-120% = overweight
BBI = (151,7 cm - 100) x 0,9 = 46,53 kg 90-110% = normal
BMI = (1,01 x LILA) 4,7 <90% = underweight
= (1,01 x 27,4) 4,7 = 22,97 (normal)
27,4
% LILA =
x 100 = 30,1 x 100% = 91,03% (Normal)

21
b. Kebutuhan energi, kebutuhan cairan, kebutuhan zat gizi makro dan zat gizi mikro untuk pasien yaitu
Kebutuhan Energi = (22 kkal x kg BB) x BMR faktor + (40 kkal x %TBSA)
= (22 x 46,53) x 0,9 + (40 kkal x 18)
= 1641,294 kkal

Kebutuhan Karbohidrat = 55% x 1641,294 kkal


= 902,71kkal 225,68 gr

Kebutuhan Protein = 25% x 1641,294 kkal


= 410,32kkal102,58 gr

Kebutuhan Lemak = 20% x 1641,294 kkal


= 328,26kkal 36,47 gr

Kebutuhan cairan = 4 ml x (%TBSA x BB)


= 4 ml x (18% x 46,53 kg)
= 3350,16 ml
- Cairan dari infus Ringer Laktat = 20 tetes/menit = 1cc/menit
= 1 ml x 60 x 24
= 1440 ml
- Cairan untuk makanan dan minum = Kebutuhan cairan cairan infus
= 3350, 16 ml - 1440 ml
= 1910,16
Kebutuhan Micronutrient untuk pasien dengan luka bakar <20% yaitu
NUTRIENT JUMLAH FUNGSI
Vitamin A 2xAKG= 1000 RE Meningkatkan epitelisasi sel membrane
Meningkatkan sintesa kolagen
Antagonis efek inhibitor glukokortikoid
Fungsi kekebalan tubuh
Pembentukan sel darah merah dengan berinteraksi
bersama Fe
Vitamin B1 2 x AKG = 2 mg Metabolism energy, protein, dan lemak
Vitamin B 9 2 x AKG = 800 mg Pembentukan sel darah merah dan putih di sum sum tlg.
belakang
Vitamin B 12 2 x AKG = 4,8 mg Mengaktifkan folat precursor folat

22
Vitamin C 2 x AKG = 180 mg Hidroxilasi prolin dan lisin pada sintesa kolagen
Penangkalradikal bebasantioksidan
Meningkatkan pertahanan dari infeksi
Penyembuhan luka perdarahan dibawah kulit
Vitamin E 2 x AKG = 30 mg Penangkal radikal bebas
Fungsi structural dalam memelihara integritas membrane
sel
Merangsang reaksi kekebalan tubuh
Fe 13 mg Meningkatkanbakte risidal akcivity dari leukosit
Hemoglobin oksigen transport to wound
Pembentukan sel darah merah
Zinc 13 mg Stabilisasisel membrane
Ko factor enzim
Mitosis dan ploriferasi sel wound repair
Selenium 30 mcg Mencegah meluasnya pembentukan radikal bebas
Cooper 900 mcg Bagian mineral dari enzim lisil oxidase yang mana
memecah pembentukan cross link stale kolagen
(Almatsier, 2006 ; Molnar,2007)

Kebutuhan micronutrient untuk pasien dengan luka bakar >20 %


NUTRIENT JUMLAH FUNGSI
Vitamin A 10.000 IU/d Meningkatkan epitelisasisel membrane
Min 30 mg/hr Meningkatkan sintesa kolagen
Antagonis efek inhibitor glukokortikoid
Fungsi kekebalan tubuh
Pembentukan sel darah merah dengan berinteraksi
bersama Fe
Vitamin B 9 2-3 x RDA Pembentukan sel darah merah dan putih di sum sum tlg.
belakang
Vitamin C 66 mg/kgBB stlh Hidroxilasi prolin dan lisin pada sintesa kolagen
resusitasi, Penangkal radikal bebasantioksidan
5-10x RDA setelahnya Meningkatkan pertahanan dari infeksi
Penyembuhan luka perdarahan di bawah kulit
Vitamin E Min 100 mg/hr Penangkal radikal bebas
Fungsi structural dalam memelihara integritas membrane

23
sel
Merangsang reaksi kekebalan tubuh
Cooper 2,5-3,1 mcg/hr Bagian mineral dari enzim lisil oxidase yang
manamemecah pembentukan crosslink stale kolagen
Zinc 25-31,4 mg/hr Stabilisasi sel membrane
Ko factor enzim
Mitosis dan ploriferasisel wound repair
(Agency for Clinical Innovation, 2011)
c. Intervensi untuk intake makanan yang kurang pada pasien dan TPS diet yaitu

Tujuan : - Mempertahanakan status gizi secara optimal sehingga mempercepat penyembuhan


- Memberikan jumlah nutrisi yang tepat untuk membatasi respon stress dankomplikasi
- Mengusahakan penyembuhan luka
- Memperkecil terjadinya hipertrigliseridemia dan hiperglikemi
- Mencegah keseimbangan nitrogen yang negative

Prinsip : Tinggi Energi, Tinggi Protein

Syarat : - Energi 1641,294 kkal


- Protein 25% TEE
- Lemak 20% TEE
- KH 55% TEE
- Cairan 3350,16 ml
- Serat 25 mg
- Na 1- 3 gr
- Vitamin A 1000 RE
- Vitamin B1 2 mg
- Vitamin B 9 800 mg
- Vitamin B12 4,8 mg
- Vitamin C 180 mg
- Vitamin E 30 mg
- Fe 13 mg
- Zinc 13 mg
- Selenium 30 mcg
- Cooper 900 mcg

24
- Bentuk makanan lunak dengan lauk cincang
- Frekuensi pemberian makan 3x makan utama dan 3x snack
Fungsi dari masing- masing zat gizi makro :
Fungsi karbohidrat :
Substrat energy dari leukosit dan fibroblast
Fungsi protein :
Fungsi platelet
Neovaskularisasi
Pembentukan limfosit
Ploriferasi fibroblast
Sintesa kolagen
Wound remodeling
Fungsi Lemak:
Blok prostaglandin dan isoprostane yang merupakan mediator inflamasi
Pemberian lemak yang tinggi dapat menyebabkan penundaan respon kekebalan sehingga
dapat memicu terjadinya infeksi (Almatsier, 2007)
Asamlinoleat (omega-6) = 2-3% dari TEE untuk penyusunan membran sel
Asam linolenat (omega-3) = untuk responimun, penurunan prostaglandin E2 dan
leukotrin yang merupakan imunosupresan,
Perbandingan omega 6 dan omega 3 adalah 2: 1
MCT = Bersifatmudahdiserap yang kemudian digunakan sebagai sumber energi sehingga
mencegah terjadinya lipolisis jaringan lemak tubuh (Nutrition and Metabolic Stress, 2008 ;
Molnar, 2007).
d. Materi edukasi yang disampaikan untuk pasien dan keluarganya yaitu
Pasien : pola makan yang baik, pemilihan bahan makanan yang baik
Keluarga : diet yang diberikan selama di RS, pola makan yang baik, pengolahan
makanan yang tepat, pemilihan bahan makanan yang baik, dan interaksi antara obat dan
makanan (Almatsier, 2006).

25
5. Interaksi obat dan makanan pada pasien yaitu
NAMA OBAT FUNGSI INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN
Asam Mefenamat Untuk menghilangkan nyeri akut - Asam mefenamat bisa
dan kronik, ringan sampai sedang menyebabkan terjadinya
sehubungan dengan sakit kepala, gangguan lambung jadi
sakit gigi, disminore primer, sebaiknyabdikonsumsi bersama
termasuk nyeri karna trauma, susu atau makanan (Sumber :
nyeri sendi, nyeri otot, nyeri Ernawati Sinaga, 2004).
sehabis operasi dan nyeri pada - Alkohol dapat meningkatkan
persalinan. resiko pendarahan pada lambung
(Sumber : PT indofarma) jika dikonsumsi dengan obat asam
mefenamat. (Drugs, 2013).

Valsartan Untuk mengobati tekanan darah - Meminum obat ini bersama


tinggi, selain itu juga digunakan makan makanan yang
untuk gagal jantung dan diabetes mengandung thiamin akan
netropati. (Sumber : Medline plus menyebabkan tekanan darah
dan MIMS Indonesia) menjadi tidak terkontrol. (Sumber
: Anggraini 2012)
- Diminum sebelum/sesudah
makan karna makanan
menurunkan kecepatan dan luas
absorbsi berturut-turut 40% -
50%. Hindari gingseng karna
memperparah hipertensi.

Ceftriaxone Untuk mengobati infeksi-infeksi Berinteraksi dengan kalsium dan


yang disebabkan ole patogen produk-produk yang mengandung
yang sensitif terhadap cefriaxone, kalsium. Kalsium dapat terikat
seperti : infeksi saluran nafas, dengan cotriaxone sehingga dapat
infeksi THT, infeksi saluran kemih, menjadi deposit yang berbahaya bagi
sepsis, meningitis, infeksi tulang, jantung dan paru (www.drughdax,
sendi dan jaringan lunak, infeksi 2008)
intra abdominal, infeksi genital

26
(termasuk gonore), protilaksis
perioperatif dan infeksi pada
pasien dengan gangguan
pertahanan tubuh. (Sumber :
Hexpharmjaya.com)
Ranitidin Digunakan untuk mengobati - Makanan tidak mengganggu
tukak lambung dan usus 12 jari, absorbsi ranitidin.
hipersekresi patologik (Sumber : Intonasiobat.com)
sehubungan dengan sindrom - Dapat diminum sebelum/sesudah
zollinger-Ellison. Ranitidin bekerja makan, jangan diminum bersama
dengan cara mengangkat kerja antasida dan sulerafate. Minum
histamin pada reseptor H2 secara antasid dan sulerafate 1 jam
kompotitif, serta menghambat sebelum atau 1 jam sesudah
sekresi asam lambung. (Sumber : minum ranitidine (Dorland, 2012)
PT.OGB dexa, 2009) - Menurunkan iron dan B12 dalam
tubuh, serta menurunkan absorbsi
B1 (thiamin). (McCabe et all,2003)

Amilodipin untuk mengobati tekanan darah - Amilodipin termasuk dalam


tinggi dan nyeri dada/angina golongan obat calcium channel
dengan cara merelaksasi blocker. Pemberian grapefruit
pembuluh darah sehingga juice dengan obat calcium channel
jantung tidak harus memompa blocker menyebabkan
berat. Dia mengontrol nyeri dada peningkatan konsentrasi plasma
dengan meningkatkan pasokan dan AUC obat. (Widodo, 2013)
darah ke jantung. - Bawang putih dan gingseng juga
(Sumber : diu.ff.unair.ac.id) menurunkan efek dari amilodipin.

6. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien yaitu
Bahan Makanan Bahan Makanan Yang Tidak
Zat Gizi
Yang Dianjurkan dianjurkan
Karbohidrat Beras, kentang dan tepung tepungan. Yang mengandung gas ubi,
singkong, beras ketan, talas.
Protein Daging, ikan, ayam yang tidak berlemak, tahu, Yang teksturnya keras kacang

27
tempe. merah, kacang - kacangan.
Hiperalergik udang.
Lemak PUFA , MUFA, MCT, omega 3 (antiinflamasi) Semua bahan makanan yang
minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji mengandung lemak tinggi seperti
bunga matahari, minyak wijen, salad dressing. gajih. Omega 6 (pro inflamasi)
minyak kelapa sawit, margarin,
metega
Buah Semua buah teruma tinggi antioksidan dan Yang mengandung gas nanas,
kalium: apel, pir, pepaya, pisang, semangka. durian.
Sayur Semua sayur teruma tinggi antioksidan dan Yang tinggi purin bayam, daun
kalium: labu kuning, wortel, tomat. singkong, daun dan biji melinjo,
kangkung.
Cara Ditim, dibubur, direbus, dipure, dikukus, Digoreng.
Pengolahan dipanggang, ditumis. (Almatsier, 2006)

7. Syarat dokumentasi medical record:


a) Dapat dipertanggungjawabkan
b) Sesegera mungkin setelah dilakuakn perawatan atau asuhan gizi
c) Berintegrasi, berhubungan dengan kondisi pasien
d) Berkelanjtan, akurat, relevan dan berkala
e) Adanya jaminan kerahasiaan
f) Selalu memberikan nama terang dan tanda tangan pada setiap melakukan dokumentasi (Mahan,
2005)
g) Setiap pencatatan dibentuk berdasarkan kekhasan dan keunikan masing masing tempat dan siapa
yang membuat.
h) Ada tanda tangan pihak berwenang.
i) Berisi kata kata dengan tata bahasa yang benar dan dapat dibaca.
j) Kata kata yang dipakai menjunjung tinggi nilai keilmiahan dan hanya berdasarkan kondisi pasien
dan menghargai pasien.
k) Laporan bersifat jelas dan bermanfaat.
l) Semua data ditulis menggunakan pena hitam.
m) Semua data harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, dan jenis pelayanan.
n) Kalimat lengkap tidak diperlukan tapi bahasa dan ejaan harus benar
o) Singkatan yang tidak jelas atau yang memiliki arti ganda harus dihindari

28
Contoh format asuhan gizi:
Format Asuhan Gizi Baku (Kemenkes RI, 2013)
NRM :
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal :
Diagnosa Medis :
ASSESSMENT
Antropometri
BB : LiLA :
TB : TL :
IMT :

Biokimia

Klinik/Fisik

Riwayat Gizi
Alergi Makanan: Ya Tidak

- Telur
- Susu Sapi/produk olahannya
- Kacang kacangan dan olahannya
- Gluten/Gandum
- Udang
- Ikan
- Hazelnut/ Almond
Pola Makan
.
Riwayat Personal
..
DIAGNOSA GIZI

29
INTERVENSI GIZI

MONEV GIZI

(ttd Ahli Gizi)

Pihak yang terlibat dalam proses pendokumentasian :


a) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Menentukan preskripsi diet awal (order diet awal)
Bersama dietisien menetapkan preskripsi diet definitive
Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait masalah gizi secara berkala bersama
dietisien, perawat dan tenaga kesehatan lain
b) Perawat
Melakukan pengukuran antropomoteri yaitu penimbangan berat badan, tinggi
badan/panjang badan secara berkala
Menyampaikan informasi kepada dietisien bila terjadi perubahan kondisi pasien
Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga terkait pemberian makanan melalui
oral
c) Dietisien
Mengkaji hasil skrining gizi perawat dan order diet awal dari dokter
Melakukan assessment/pengkajian gizi lanjut pada pasien yang beresiko malnutrisi
atau kondisi khusus meliputi pengumpulan, analisa dan interpretasi data riwayat gizi,
riwayat personal, pengukuran antropometri, hasil laboratorium terkait gizi dan hasil
pemeriksaan fisik terkait izi

30
Mengidentifikasi masalah/diagnose gizi berdasarkan hasil assessment dan
menetapkan prioritas diagnosa gizi
Merancang intervensi gizi dengan menetapkan tujuan dan preskripsi diet yang lebih
terperinci untuk penetapan diet definitive serta merencanakan edukasi/konseling
Melakukan koordinasi dengan dokter terkait dnegan diet definitive
Koordinasi dengan dokter,perawat, farmasi dan tenaga lain dalam pelaksanaan
intervensi gizi
Melakukan monitoring respon pasien terhadap intervensi gizi
Melakukan evaluasi proses maupun dampak asuhan gizi
Memberikan penyuluhan, motivasi dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya
Mencatat dan melaporkan asuhan gizi kepada dokter
Melakukan assessment gizi ulang (reassessment) apabila tujuan belum tercapai
Mengikuti ronde pasien bersama tim kesehatan
Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter, perawat, anggota
tim asuhan gizi lain, klien/pasien dan keluarganya dalam rangka evaluasi keberhasilan
pelayanan gizi
d) Farmasi
Mempersiapkan obat dan zat gizi terkait seperti vitamin, mineral, elektrolit dan nutrisi
parenteral
Memnetukan kompabilitas zat gizi yang diberikan kepada pasien
Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan cairan parenteral oleh
klien/pasien bersama perawat
Berkolaborasi dengan dietisien dalam pemantauan interaksi obat dan makanan
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai interaksi obat dan
makanan
(Kemenkes RI, 2013)

31
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN
Klasifikasi derajat dari Luka Bakar dibagi menjadi enam yaitu derajat I (luka bakar yang diakibatkan oleh
sinar matahari, jilatan api, benda panas), Derajat II (luka bakar yang diakibatkan karena terkena benda
panas yang suhunya tinggi mencapai titik didih atau lebih), Derajat IIA (kerusakan mengenai bagian
epidermis dan lapisan atas dari dermis disebut superficial dermis (epidermis dan 1/3 superficial
dermis)), Derajat IIB (Kerusakan hampir mengenai seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel
tinggal sedikit disebut deep dermal (rusak 2/3 dermis dan jaringan di bawahnya)), Derajat III (luka bakar
yang disebabkan oleh cairan yang suhunya diatas titik didih. Pada bagian ini lapisan superfisial kulit
seluruhnya rusak sehingga pada penyembuhannya akan meninggalkan jaringan parut), Derajat IV (luka
bakar yang menimbulkan kerusakan pada seluruh jaringan kulit. Ujung saraf juga ikut rusak, sehingga
pada luka bakar ini rasa nyeri tidak ada). Derajat V (luka bakar pada keadaan ini timbul kerusakan pada
fasia otot dan hampir selalu menimbulkan deformitas) dan Derajat VI (luka bakar yang bersifat fatal, jika
pasien tidak meninggal maka biasanya mengakibatkan kerusakan anggota tubuh).
Cara perhitungan persentase luka bakar dapat menggunakan role of nine dan palmar method
Klasifikasi berat ringannya luka bakar yaitu ringan (luka bakar derajat II <15%, luka bakar derajat II <10%
pada anak-anak, atu luka bakar derajat III <2%), sedang (luka bakar derajat II 15-25% pada orang
dewasa, luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak atau luka bakar derajat III <10%), berat (luka bakar
derajat II 25% atau lebih pada dewasa, luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak, luka bakar
derajat III 10% atau lebih, luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia atau luka
bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
Pasien ini mengalami luka bakar atau combustio Grade IIAB 18% yang artinya pada tangan kiri dan dada
kiri Grade IIB dan sedikit kaki kiri Grade IIA
Kebutuhan energi pasien sebesar 1641,294 kkal, Kebutuhan KH sebesar 225,68 gr, Kebutuhan Protein
sebesar 102,58 gr, Kebutuhan Lemak sebesar 36,47 gr, Kebutuhan cairan sebesar 3350,16 ml (cairan
infus RL 1440 ml dan cairan dari makanan dan minuman sebesar 1910,16 ml.
Kebutuhan zat gizi mikro pada pasien yaitu Vitamin A 1000 RE,Vitamin B1 2 mg,Vitamin B 9 800 mg,
Vitamin B12 4,8 mg, Vitamin C 180 mg, Vitamin E 30 mg, Fe 13 mg, Zinc 13 mg, Selenium 30 mcg,
Cooper 900 mcg.
Syarat dokumentasi medical record yaitu dapat dipertanggungjawabkan, sesegera mungkin setelah
dilakuakn perawatan atau asuhan gizi, berintegrasi, berhubungan dengan kondisi pasien, berkelanjutan,
akurat, relevan dan berkala, adanya jaminan kerahasiaan, selalu memberikan nama terang dan tanda
tangan pada setiap melakukan dokumentasi, setiap pencatatan dibentuk berdasarkan kekhasan dan
keunikan masing masing tempat dan siapa yang membuat, ada tanda tangan pihak berwenang, berisi
kata kata dengan tata bahasa yang benar dan dapat dibaca, kata kata yang dipakai menjunjung tinggi
32
nilai keilmiahan dan hanya berdasarkan kondisi pasien dan menghargai pasien, laporan bersifat jelas dan
bermanfaat, semua data ditulis menggunakan pena hitam, semua data harus mencantumkan hari,
tanggal, waktu, dan jenis pelayanan, kalimat lengkap tidak diperlukan tapi bahasa dan ejaan harus
benar,singkatan yang tidak jelas atau yang memiliki arti ganda harus dihindari.
Pihak yang terlibat dalam proses pendokumentasian yaitu dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(Menentukan preskripsi diet awal (order diet awal)), perawat (Menyampaikan informasi kepada
dietisien bila terjadi perubahan kondisi pasien), dietisien (mengkaji hasil skrining gizi perawat dan order
diet awal dari dokter, mengidentifikasi masalah/diagnose gizi berdasarkan hasil assessment dan
menetapkan prioritas diagnosa gizi, merancang intervensi gizi dengan menetapkan tujuan dan preskripsi
diet yang lebih terperinci untuk penetapan diet definitive serta merencanakan edukasi/konseling), dan
farmasi (mempersiapkan obat dan zat gizi terkait seperti vitamin, mineral, elektrolit dan nutrisi
parenteral)

REKOMENDASI
Skenario yang dikemas memiliki banyak hidden data, sehingga dibutuhkan ketelitian dan kepekaan
untuk menemukan hidden data yang dibutuhkan. Karena apabila hidden data tidak ditemukan, maka untuk
menganalisis kasus tersebut juga akan sangat sulit. Untuk kasus-kasus selanjutnya mungkin bisa diteruskan
seperti ini lagi.
.

33
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Meiliya, Eli. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Ed.5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Meiliya, Eli. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Ed.5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Subekti, NikeBudhi. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed.3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hartono, Andry. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dorland, Newman. 2008. Kamus Saku Kedokteran Dorland Ed.28. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Rudi, Mukhlis. 2009. Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat Dibandingkan NaCl 0.9% Terhadap
Keseimbangan Asam Basa Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesu Regional. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Newsholme, Eric. Leech, Tony. 2010. Functional Biochemistry In Health And Disease. United Kingdom: John
Wiley & Sons, Ltd.
Halim, Samsirun. 2012. Respon Metabolik Terhadap Stress. Jambi: Majalah Kedokteran Terapi Intensif.
Fatmah. 2006. Persamaan (Equation) Tinggi Badan Manusia Usia Lanjut (Manula) Berdasarkan Usia Dan Etnis
Pada 6 Panti Terpilih Di DKI Jakarta Dan Tanggerang Tahun 2005. Depok: Makara, Kesehatan, Vol. 10,
No.1, Juni 2006: 7-16.
Academy Of Nutrition And Dietetics. 2013. International Dietetics And Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual: Standardized Language For Nutrition Care Process. Chicago: Academy Of Nutrition And Dietetics.
Raharjo, Rio. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Yahya, Fauzi. 2010. Menaklukkan Pembunuh No.1: Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Secara
Tepat Dan Cepat. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Criss, Elizabeth A. 2007. A comparison of NS and RL IV Solution for Treatment and Shock. USA : University of
Arizona
Lab Keterampilan Medik PPD Unsoed. Modul Skill Lab A Jilid I : Pemasangan Infus. Universitas Soedirman
Purwokerto.
Baxterhealthcare. 2014. Lactated ringers. Baxter Healthcare Corporation.
Mc.Cabe BJ, Frankel EH dan Wolfe JJ. 2003 Handbook Of Food-Drug Interaction. Washington : CRC Press LLC
Adrianto. Adi. 2003. Perawatan Luka Bakar Derajad II Metode Tertutup: Perbandingan Antimikroba Topikal
Silver Sulfadiazine 1% dngan Kombinasi Levertan-Neomisin-Basitrasin. Bagian Ilmu Bedah FK UNDIP SMF
Bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang
Mahan dan Escott-Stump. 2008. Krauses Food Nutrution and Diet Therapy. Elseviers Health Science Right
Department: Philadelpia USA
Matarese, LE. 2003. Contemporary Nutritional Support Practice 2nd ed: Page 597
Prins. 2009. Nutritional Management of The Burn Patient. S Afr J Clin Nutr 2009; 22(1): 09-15
34
Clinical Practice Guidelines : Burn Patient Management. Agency for Clinical Interaction. 2012
The Nutrition and Dietetics Journey for the Burn Injured Patient within the Midland Burn Care Netwok:
Guidelines for the Nutritional Management of Adults and Pediatrics. Midlands Burn Care Network.
2012
Nutrition and Metabolic Stress chapter 15. 2013
WHO. 2009. Pelayanan Gizi Anak Di Rumah Sakit . Diakses Tanggal 26 April 2014 Pukul 21.33 WIB.
Sunarso. 2008. LUKA BAKAR (COMBUSTIO).
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu%20Kedokteran%20Terintegrasi%20-
%20PBL/Materi%20PBL%20IIa%202007-2008/luka%20bakar%20akut%20text.pdf. Diakses Tanggal 26
April 2014 Pukul 21.33 WIB.
Dewi. 2012. LUKA BAKAR: KONSEP UMUM DAN INVESTIGASI BERBASIS KLINIS LUKA ANTEMORTEM DAN
POSTMORTEM. http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/4930/3719. Diakses Tanggal 26
April 2014 Pukul 19.47 WIB.
Drug. 2013. Mefenamic acid and alkohol/food interaction. Diakses Tanggal 26 April 2014 Pukul 19.47 WIB.
Dzulfikar. 2012. Penanganan Luka Bakar di Ruang Perawatan Intensif Anak. Majalah Kedokteran Terapi
Intensif. Volume 2 No 2. Jakarta
AKG. 2013. Angka Kecukupan Gizi
Almatsier, Sunita. 2010. Buku Penuntun Diet. Edisi Baru. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Almatsier, Sunita. 2009. Buku Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Yofita, Safriani. 2013. Penanganan Luka Bakar

35
TIM PENYUSUN

A. KETUA :
Aslul Khitan 135070309111056
B. SEKRETARIS :
Lailatul Muniro 115070301111001
Lega Satya Puspitasari 115070301111025
C. ANGGOTA
1. Ambar Pratiwi 135070309111033
2. Anisa Masyita Kotta 135070309111066
3. Annisaa Catur P 135070309111030
4. Arindra Nirbaya 135070309111003
5. Ariyanti B 135070309111059
6. Desi Ayu Ningtyas 115070300111020
7. Firdausi Ayu Fitriani 115070301111018
8. Glaveria Galuh Giriananda 115070301111009
9. Lisa Zumrotul Hasanah 115070301111026
10. Sofy Amelia Putri 115070300111037
11. Suci Wulansari 115070301111017
FASILITATOR
Mbak Zaenab
PROSES DISKUSI
1. Diskusinya berjalan sangat lancar dengan pengarahan dari fasil yang sangat baik, cepat, dan
tanggap,serta dapat mengarahkan mahasiwa dengan tepat.
2. Fasil sangat membantu dalam jalannya diskusi
3. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan baru mengenai penanganan gizi yang tepat pada pasien
luka bakar
4. Mahasiswa mengetahui format baku asuhan gizi dan syarat pembuatan format baku asuhan gizi.

36

S-ar putea să vă placă și