Sunteți pe pagina 1din 10

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A.

Yani 9 Kondisi tersebut bisa dilihat dari hasil


A. PENDAHULUAN penelitian Hariyati (1999) di rumah sakit Bhakti Yudha
Tugas tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan Pasal 50 Depok, menyatakan bahwa 64,29 % perawat
UU 23/1992 adalah yang disurvei memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan tentang aspek hukum praktik perawat.
sesuai dengan bidang keahliannya dan atau Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hak untuk
kewenangannya masing-masing. Agar tugas terlaksana mendapatkan pelayanan keperawatan
dengan baik, Pasal 3 PP 32/1996 yang bermutu, mendorong profesi perawat untuk lebih
menentukan setiap tenaga kesehatan wajib memiliki meningkatkan kualitas pelayanannya.
keahlian dan keterampilan sesuai dengan jenis Perkembangan masyarakat terhadap pemahaman hukum
dan jenjang pendidikannya yang dibuktikan dengan ijazah. harus diikuti oleh pemahaman perawat
Ketentuan Pasal 53 ayat (2) UU 23/1992 terhadap konsekuensi hukum dari semua tindakan
jo. Pasal 21 ayat (1) PP 32/1996 tenaga kesehatan dalam keperawatan. Perawat harus menyadari
melaksanakan tugas diwajibkan untuk perubahan yang terjadi pada masyarakat saat ini terkait
memenuhi stadar profesi dan menghormati hak pasien. kesadaran akan hak-haknya. Perawat
Salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian sebagai salah satu anggota dari health provider harus
integral dari pelayanan kesehatan mengantisipasi dirinya dengan meningkatkan
adalah tenaga profesi perawat. Perawat merupakan tenaga pemahaman dan kesadaran tentang aspek-aspek hukum
profesional yang memiliki body of yang berhubungan dengan jasa
knowledge yang khusus dan spesifik dan dalam pelayanan/praktik keperawatan, demikian juga kesadaran
menjalankan praktik profesinya memiliki tanggung untuk melakukan tugas sesuai dengan
jawab dan tanggung gugat, sehingga perawat juga sangat standar profesi.
terikat oleh atauran-aturan hukum yang
mengatur praktik tenaga kesehatan. B. ASPEK HUKUM PRAKTIK KEPERAWATAN
Aspek hukum praktik keperawatan merupakan perangkat Yang akan dibahas dalam aspek hukum praktik
hukum atau aturan-aturan hukum keperawatan ini meliputi: hubungan hukum
yang secara khusus menentukan hal-hal yang seharusnya dengan bidang keperawatan dan instrumen normatif praktik
dilakukan atau larangan perbuatan keperawatan.
sesuatu bagi profesi perawat dalam menjalankan 1. Hubungan Hukum Dengan Profesi Keperawatan
profesinya. Aspek hukum yang terkait langsung Masyarakat profesi dengan masyarakat umum telah
dengan praktik keperawatan diantaranya adalah UU mengadakan suatu kontrak ( social
23/1992 tentang kesehatan; PP 32/1996 contract) yang memberikan hak otonomi profesi untuk
tentang tenaga kesehatan; Kep.Men.Pan/II/2001 tentang melakukan self regulation, self governing
jabatan fungsional perawat dan angka dan self disciplining. Dengan kewajiban memberikan
kreditnya; Kep.Men.Kes 1239/XI/2001 tentang registrasi jaminan profesional yang kompeten dan
dan praktik perawat; Keputusan Direktur melaksanakan praktik sesuai etika dan standar profesinya.
Jendral Pelayanan Medik No. Y.M.00.03.2.6.956 tentang Profesi perawat memiliki kewajiban
hak dan kewajiban perawat. Sampai saat untuk mampu memberikan jaminan pelayanan keperawatan
ini profesi keperawatan di Indonesia belum memiliki aturan yang profesional kepada masyarakat
hukum khusus tentang praktik perawat umum. Kondisi demikian secara langsung akan
setingkat Undang-Undang. menimbulkan adanya konsekuensi hukum dalam
Pemahaman perawat tentang aspek hukum tersebut akan praktik keperawatan. Sehingga dalam praktik profesinya
menuntun perawat untuk dalam melayani masyarakat perawat
melaksanakan praktiknya secara profesional, bertangung terikat oleh aturan hukum, etika dan moral.
jawab dan tanggung gugat. Kondisi Di Indonesia salah satu bentuk aturan yang menunjukan
Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 10 adanya hubungan hukum
tersebut nampaknya sesuai dengan pendapat yang dengan perawat adalah UU No. 23 Tahun 1992 Tentang
disampaikan oleh Green, (1980) yaitu perilaku Kesehatan, Pasal 1 angka 2
seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh pengetahuan, menyebutkan bahwa Tenaga kesehatan adalah setiap
sikap, dan kepercayaannya. Dengan orang yang mengabdikan diri dalam
demikian faktor pengetahuan akan sangat mempengaruhi bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
perawat dalam pemenuhan hak-hak keterampilan melalui pendidikan di
pasien. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 11
Pada perkembangannya dalam melayani pasien di rumah bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
sakit, perawat nampaknya belum kewenangan untuk melakukan upaya
begitu terpapar dengan pemahaman tentang aspek hukum kesehatan. Berdasarkan PP No. 32/1996 Pasal 2 ayat (1)
kesehatan khususnya yang menyangkut jo, ayat (3) perawat dikatagorikan
aturan-aturan hukum yang mengatur praktik keperawatan. sebagai tenaga keperawatan.
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 53 ayat (1) UU No. 23 tahun
merupakan UU yang 1992 jo. Pasal 24 ayat (1) PP No. 32 tahun 1996.
memberikan kesempatan bagi perkembangan profesi Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 12
keperawatan, dimana dinyatakan standar Perlindungan hukum bagi pasien diatur dalam Pasal 55 ayat
praktik, hak-hak pasien, kewenangan, maupun (1) UU No. 23 tahun 1992,
perlindungan hukum bagi profesi kesehatan yaitu Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan
termasuk keperawatan. UU No. 23 tahun 1992 telah atau kelalaian yang dilakukan oleh
mengakui profesi keperawatan, namun tenaga kesehatan, sedangkan perlindungan hukum bagi
dalam praktik profesinya, profesi keperawatan harus tenaga kesehatan diatur dalam Pasal
berjuang untuk mendapat pengakuan dari 23 ayat (1) PP No. 32 tahun 1996 yang menentukan
profesi kesehatan lain, dan juga dari masyarat. pemberian perlindungan hukum bagi tenaga
Profesi perawat dikatakan akuntabel secara hukum bila kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
benar-benar kompeten dan profesinya. Dengan perkataan lain,
melaksanakan profesinya sesuai dengan etika dan standar pasien yang gagal untuk sembuh tidak berhak atas ganti
profesinya. Standar profesi memiliki rugi, sepanjang pelayanan kesehatan
tiga komponen utama yaitu standar kompetensi, standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan/perawat sudah
perilaku dan standar pelayanan. Tugas dilakukan sesuai dengan standar
tenaga kesehatan yang didalamnya termasuk tugas perawat profesinya atau tenaga kesehatan yang sudah menjalankan
berdasarkan ketentuan Pasal 50 tugasnya sesuai dengan stadar
UU No. 23 Tahun 1992 adalah menyelenggarakan atau profesinya tidak akan dapat digugat oleh pasien atas
melakukan kegiatan kesehatan sesuai kegagalan upaya pelayanan kesehatan
dengan bidang keahlian dan atau kewenangannya masing- yang dilakukannya.
masing. Agar tugas terlaksanakan Hubungan hukum antara perawat dengan pasien dan tenaga
dengan baik. Pasal 3 PP No. 32 Tahun 1996 menentukan kesehatan di rumah sakit
setiap tenaga kesehatan wajib dalam upaya mencari kesembuhan, dikonstruksikan dalam
memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan jenis hubungan perikatan dalam upaya
dan jenjang pendidikannya yang pelayanan kesehatan di rumah sakit (Koeswadji, 1998
dibuktikan dengan ijazah Dengan demikian, tugas dan dalam Praptianingsih, 2006) khususnya
kewenangan tenaga kesehatan/perawat yang menyangkut perawat yaitu :
akan ditentukan berdasarkan ijazah yang dimilikinya. a. Hubungan antara rumah sakit dengan perawat diatur oleh
Ketentuan Pasal 53 ayat (2) UU No. 23 tahun 1992 jo. perjanjian kerja dalam Pasal 1601
Pasal 21 ayat (1) PP No. 32 tahun KUHPerdata bagi rumah sakit swasta, sedangkan bagi
1996 tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya perawat yang bekerja di rumah sakit
diwajibkan untuk memenuhi standar pemerintah tunduk pada ketentuan hukum kepegawaian.
profesi dan menghormati hak pasien. Standar profesi Berdasarkan Pasal 1601
merupakan pedoman bagi tenaga KUHPerdata jo. 1601a hubungan perawat dengan rumah
kesehatan/perawat dalam menjalankan upaya pelayanan sakit termasuk dalam perjanjian
kesehatan, khususnya terkait dengan perburuhan, yaitu persetujuan berdasarkan syarat tertentu
tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan pihak yang satu, dalam hal ini
terhadap pasien, sesuai dengan perawat, mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah
kebutuhan pasien, kecakapan, dan kemampuan tenaga serta pihak lain, rumah sakit, untuk suatu
ketersediaan fasilitas dalam sarana waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima
pelayanan kesehatan yang ada. upah. Aspek keahlian dan
Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu, yaitu yang keterampilan yang dimiliki oleh perawat niscaya
berhubungan langsung dengan pasien, menentukan macam dan lingkup tugas yang
seperti dokter dan perawat berdasarkan ketentuan Pasal 22 akan diberikan kepada perawat. Dalam melaksanakan
ayat (1) PP No. 32 tahun 1996 tugasnya, perawat diikat oleh standar
dalam menjalankan tugas profesinya wajib untuk pelayanan keperawatan dan Kode Etik Keperawatan.
menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan b. Hubungan antara dokter dengan perawat, dalam suatu
identitas dan data kesehatan pribadi pasien, memberikan tindakan medik tertentu dokter
informasi yang berkaitan dengan memerlukan bantuan perawat. Perawat dalam tindakan
kondisi dan tindakan yang akan dilakukan, meminta medis hanya sebatas membantu
persetujuan terhadap tindakan yang akan dokter, karenanya yang dilakukan sesuai order dan
dilakukan, dan membuat dan memelihara rekam medis. petunjuk dokter. Perawat tidak
Pelaksanaan tugas tenaga kesehatan bertanggung jawab dan bertangung gugat atas kesalahan
sesuai dengan standar profesi sekaligus memberikan tindakan medis tertentu yang
perlindungan hukum bagi tenaga dilakukan oleh dokter.
kesehatan maupun pasien, sebagaimana ketentuan pada Dalam melaksanakan intervensi keperawatan selain
berpegang pada kode etik dalam keperawatan. Yang terdiri dari
keperawatan, perawat harus memperhatikan hal-hal penting dua komponen yaitu registrasi dan lisensi keperawatan.
yang dapat melindungi perawat Registrasi adalah upaya untuk menjamin
secara hukum. Grane (1983, dalam Kozier, Erb, 1990), tingkat kemampuan tenaga keperawatan untuk dapat
mengatakan bahwa dalam melaksanakan memberikan pelayanan yang memenuhi
tugas perawat harus mengetahui pembagian tugas mereka. standar profesi. Lisensi adalah pemberian ijin
Perawat harus bekerja sesuai melaksanakan keperawatan sebelum
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan di tempat diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.
kerja. Dalam melaksanakan tugasnya Aturan yang berhasil diperjuangkan
Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 13 oleh PPNI adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan
perawat harus melakukan sesuai prosedur yang tepat. Aparatur Negara No.
Dokumentasikan semua proses 94/KEP/M.PAN/II/2001 tentang Jabatan Fungsional
keperawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat. Perawat dan Angka Kreditnya; dan
Pencatatan harus menunjukan bahwa Keputusan Menteri Kesehatan No.
perawat melakukan tindakan tersebut dan melakukan 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik
supervisi pasien setiap hari. Perawat.
Dalam melakukan tindakan-tindakan keperawatan perawat Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 14
harus menerapkan informed PPNI saaat ini sedang memperjuangkan adanya Undang-
consent, sebagai bagian dari pertimbangan aspek hukum. Undang Praktik Keperawatan,
Perawat juga harus mencatat yang prosesnya masih berjalan di DPR RI. Tujuan legislasi
kecelakaan yang terjadi pada pasein, catatan ini segera keperawatan adalah
dibuat untuk memudahkan analisa mengembangkan peraturan atas dasar hukum yang
sebab kecelakaan dan mencegah pengulangan kembali. berfungsi melindungi masyarakat dan profesi
Dalam melaksanakan tugasnya perawat keperawatan dari pihak yang melakukan praktik yang tidak
harus mempertahankan hubungan saling percaya yang baik bermutu. Legislasi keperawatan juga
dengan pasein. Pasien harus diharapkan menjadi dasar bagi keperawatan untuk terlibat
mengetahui tentang diagnosa dan rencana tindakan, serta dalam penyusunan perundangundangan yang mempunyai
perkembangan keadaan pasien. kaitan dengan keperawatan, seperti bidang pendidikan,
Menurut Priharjo (1995), beberapa masalah hukum yang kesejahteraan, ketenagakerjaan. Pada akhirnya nanti,
sering terjadi di keperawatan perawat yang tidak mempunyai legislasi
adalah : kecerobohan/Tort : yaitu kesalahan yang melangar tidak diperkenakan untuk menjalankan praktik keperawatan
seseorang atau kepunyaan/harta ( Astuti.W, 1996 ).
benda seseorang. Tort dapat disengaja atau tidak disengaja 2. Instrumen Normatif Bagi Perawat Dalam Upaya
a. Tort yang disengaja : menipu, melanggar privacy pasien, Menjalankan Pelayanan Keperawatan
membuat dokumentasi yang Perawat dalam menjalankan proses keperawatan harus
salah, tidak menerapkan informed consent, menyentuh berpedoman pada Lafal Sumpah
pasien tanpa ijin Perawat, Standar Profesi Perawat, Standar Asuhan
b. Tort tidak disengaja Keperawatan, dan Kode Etika Keperawatan.
1) Kelalaian/Negligence adalah melakukan sesuatu yang Keempat instrumen tersebut berisi tentang norma-norma
oleh orang dengan klasifikasi yang berlaku bagi perawat dalam
yang sama dapat dilakukan dalam situasi yang sama. memberikan asuhan keperawatan. Ketentuan-ketentuan
Kelalaian sering terjadi karena yang berlaku bagi perawat disebut
kegagalan dalam menerapkan pengetahuan dalam praktik instrumen normatif, karena keempatnya meskipun tidak
yang lain disebabkan karena dituangkan dalam bentuk hukum
kurang pengetahuan. positif/Undang-Undang, tetapi berisi norma-norma yang
2) Mal praktik yaitu kelalaian yang dilakukan oleh tenaga harus dipatuhi oleh perawat agar
profesional yang menyebabkan terhindar dari kesalahan yang berdampak pada
kerusakan, cidera atau kematian. Kegagalan ini dalam pertanggungjawaban dan gugatan ganti kerugian
melaksanakan suatu fungsi apabila pasien tidak menerima kegagalan perawat dalam
tertentu yang berkaitan dengan peran dalam memberikan memberikan asuhan keperawatan.
asuhan keperawatan. a. Lafal Sumpah Perawat
Dalam perjuangan memajukan perawat di Indonesia, Lulusan pendidikan keperawatan harus mengucapkan
profesi perawat mempunyai janji/sumpah sesuai dengan program
organisai profesi perawat yaitu Persatuan Perawat Nasional pendidikannya, D3 atau S1. Lafal sumpah ada dua macam
Indonesia/PPNI. Melalui PPNI yaitu lafal Sumpah/Janji Sarjana
profesi perawat berjuang untuk meningkatkan kualitas Keperawatan dan lafal Sumpah/Janji Ahli Madya
pelayanan keperawatan kepada Keperawatan
masyarakat. PPNI telah berhasil memperjuangkan legislasi b. Standar Profesi Perawat
Pasal 24 ayat (1) PP 23/1996 tentang Tenaga Kesehatan pokoknya menentukan antara
menentukan bahwa perlindungan lain bahwa tenaga kesehatan mempengaruhi keberhasilan
hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan pembangunan pada umumnya
tugas sesuai dengan Standar dan pembangunan kesehatan khususnya, untuk itu perlu
Profesi tenaga kesehatan. Standar profesi merupakan diupayakan tenaga kesehatan
ukuran kemampuan rata-rata tenaga yang berkualitas. Standar Asuhan Keperawatan terdiri dari
kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya delapan standar yang harus
(Praptianingsih, 2006). Dengan memenuhi dipahami dan dilaksanakan oleh perawat dalam
standar profesi dalam melaksanakan tugasnya, perawat memberikan pelayanan kesehatan,
terbebas dari pelanggaran kode khsusunya pelayanan keperawatan, yang terdiri dari : 1)
etik. Standar I berisi falsafah
Sebagai tolak ukur kesalahan perawat dalam melaksanakan keperawatan, 2) Standar II berisi tujuan asuhan
tugasnya, dapat dipergunakan keperawatan, 3) Standar III menentukan
pendapat Leenen dalam Koeswadji (1996) sebagai standar pengkajian keperawatan, 4) Standar IV tentang diagnosis
pelaksanaan profesi keperawatan, 5) Standar V
keperawatan, yang meliputi : terapi harus dilakukan dengan tentang perencanaan keperawatan, 6) Standar VI
teliti; harus sesuai dengan menentukan intervensi keperawatan, 7)
ukuran ilmu pengetahuan keperawatan; sesuai dengan Standar VII menentukan evaluasi keperawatan, 8) Standar
kemampuan rata-rata yang dimilki VIII tentang catatan asuhan
oleh perawat dengan kategori keperawatan yang sama; keperawatan.
dengan sarana dan upaya yang d. Kode Etik Keperawatan
wajar sesuai dengan tujuan kongkret upaya pelayanan yang Kode Etik Keperawatan Indonesia terdapat dalam
dilakukan. Dengan demikian, Keputusan Musyawarah Nasional
Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 15 Persatuan Perawat Nasional Indonesia No. 09/MUNAS
manakala perawat telah berupaya dengan sungguh-sungguh IV/PPNI/1989 tentang pemberlakuan
sesuai dengan kemampuannya Kode Etik Keperawatan Indonesia (Kode etik dapat ditinjau
dan pengalaman rata-rata seorang perawat dengan dari empat segi, yaitu segi arti,
kualifikasi yang sama, maka dia telah fungsi, isi, dan bentuk (Koeswadji, 1996).
bekerja dengan memenuhi standar profesi. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 16
c. Standar Asuhan Keperawatan 1) Arti kode etik atau etika adalah pedoman perilaku bagi
Pelayanan keperawatan dalam upaya pelayanan kesehatan pengembangan profesi. Kode
di rumah sakit merupakan faktor etik profesi merupakan sekumpulan norma yang ditetapkan
penentu citra dan mutu rumah sakit. Di samping itu, dan diterima oleh kelompok
tuntutan masyarakat terhadap profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
pelayanan perawatan yang bermutu semakin meningkat anggotanya bagaimana
seiring dengan meningkatnya seharusnya berbuat dalam menjalankan profesinya dan
kesadaran akan hak dan kewajiban dalam masyarakat. Oleh sekaligus menjamin mutu moral
karena itu, kualitas pelayanan profesi tersebut di mata masyarakat. Berkait dengan
keperawatan harus terus ditingkatkan sehingga upaya profesi, etika erat hubungannya
pelayanan kesehatan dapat mencapai dengan perilaku yang berisikan hak dan kewajiban
hasil yang optimal. berdasarkan pada perasaan moral
Salah satu upaya untuk menjaga mutu kualitas pelayanan dan perilaku yang sesuai dan /atau mendukung standar
keperawatan adalah profesi.
dipergunakannya Standar Asuhan Keperawatan dalam 2) Fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi
setiap pelayanan keperawatan. para pengemban profesi, dalam
Standar ini dipergunakan sebagai pedoman dan tolak ukur hal ini perawat, sebagai tenaga kesehatan dalam upaya
mutu pelayanan rumah sakit. Di pelayanan kesehatan. Kode
dalamnya berisi tentang tahapan yang harus dilakukan oleh etik merupakan norma etik yang mencerminkan nilai dan
perawat dalam memberikan pandangan hidup yang dianut
asuhan keperawatan. Standar asuhan keperawatan yang oleh kalangan profesi yang bersangkutan. Kode etik
disusun oleh Tim Departemen merupakan norma etik yang dapat
Kesehatan Republik Indonesia diberlakukan sebagai berfungsi sebagai sarana kontrol sosial, sebagai pencegah
standar Asuhan Keperawatan di campur tangan pihak lain,
Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik. Kode etik
Pelayanan Medik No. memuat hak dan kewajiban
Y.M.00.03.2.6.7637, pada tanggal 18 Agustus 1993. profesional anggotanya sehingga setiap anggota profesi
Keputusan ini mengacu pada Sistem dapat mengawasi apakah
Kesehatan Nasional dan UU No. 23 tahun 1992 yang pada kewajiban profesi telah dipenuhi. Tentang bagaimana
anggota profesi melaksanakan masyarakat Indonesia
kewajiban profesioanalnya, kode etik telah menentukan membutuhkan pelayanan keperawatan; 2) sifat dan dasar
standarnya sehingga pelayanan keperawatan; 3) ruang
masayarakat dan pemerintah tidak perlu campur tangan lingkup pelayanan keperawatan; 4) kesiapan perawat untuk
dalam hal ini. Kode etik melaksanakan pelayanan
sekaligus mencegah kesalahpahaman dan konflik karena keperawatan secara profesional; 5) perawat berjiwa
merupakan kristalisasi Pancasila dan UUD 1945, dalam
perilaku yang dianggap benar menurut pendapat umum dan melaksanakan pekerjaan berpedoman kepada ketentuan
berdasarkan pertimbangan kode etik. Sedangkan batang
kepentingan profesi. tubuh berisi sebagai berikut : 1) tanggung jawab perawat
3) Isi kode etik. Kode etik bersisi prinsip-prinsip etik yang terhadap individu, keluarga, dan
dianut oleh profesi tertentu. masyarakat; 2) tanggung jawab perawat terhadap tugas; 3)
Prinsip-prinsip etik yang terpenting dalam upaya pelayanan tanggung jawab perawat
kesehatan adalah prinsip terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain; 4)
otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity, tanggung jawa perawat terhadap
nonmaleficence, beneficence, profesi keperawatan; 5) tanggung jawab perawat terhadap
convidentiality, dan justice (Sumaryono, 1995 ). Otonomi pemerintah, bangsa, dan tanah
merupakan bentuk kebebasan air.
seseorang untuk bertindak berdasarkan rencana yang telah Bentuk Kode Etik Keperawatan Indonesia adalah
ditentukannya sendiri. Di Keputusan Musyawarah Nasional IV
dalam prinsip ini setidaknya terkandung tiga elemen yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada tahun 1989.
kebebasan untuk Kode etik ini disusun oleh Komisi
memutuskan, kebebasan untuk bertindak, kebebasan untuk C PPNI pada tahun 1989, yang kemudian dalam keputusan
mengakui dan menghargai MUNAS IV PPNI NO:
martabat dan otonomi pihak lain. Prinsip veracity 09/MUNAS IV/PPNI/1989 tentang pemberlakukan Kode
mewajibkan kedua belah pihak, Etik Keperawatan, kode etik ini
perawat dan pasien, untuk menyatakan yang sebenarnya menjadi materi/isi keputusan musyawarah tersebut yang
tentang kondisi pasien dan tertuang dalam bagian lampiran.
pengobatannya yang dilakukan. Kode etik ini hanya berlaku bagi perawat, jadi sifatnya
Prinsip nonmaleficence berarti bahwa perawat dalam intern. Kode etik harus mampu
memberikan upaya pelayanan menjadi tolok ukur nilai dan moral perawat dalam
kesehatan senantiasa dengan niat untuk membantu pasien melaksanakan pekerjaannya.
mengatasi masalah e. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
kesehatannya. Berdasarkan prinsip beneficence, perawat 94/KEP/M.PAN/11/2001
memberikan upaya pelayanan tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya.
kesehatan dengan menghargai otonomi pasien. Hal ini Keputusan Menteri Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001
dilakukan sesuai dengan (selanjutnya disebut Kepmenpan
kemampuan dan keahliannya. Prinsip confidentiality berarti 94/2001) berlaku bagi perawat, khususnya yang bertatus
bahwa perawat wajib sebagai pegawai negeri sipil, baik
Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 17 PNS pusat maupun PNS daerah, baik yang bekerja di
merahasiakan segala sesuatu yang telah dipercayakan rumah sakit milik pemerintah maupun
pasien kepadanya, yaitu berupa yang diperbantukan atau dipekerjakan di rumah sakit
informasi mengenai penyakitnya dan tindakan yang telah, swasta atau tempat lain yang
sedang, dan akan dilakukan, ditentukan pemerintah, meliputi baik perawat lulusan
kecuali jika pasien mengijinkan atas perintah undang- setingkat SLTA/sederajat, program
undang untuk kepentingan diploma maupun strata. Ketentuan Kepmenpan 94/2001
pembuktian dalam persidangan. Prinsip justice berarti merupakan landasan legalitas
bahwa setiap orang berhak atas perawat yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam
perlakukan yang sama dalam upaya pelayanan kesehatan menjalankan jabatan dan fungsinya di
tanpa mempertimbangkan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 18
suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan sosial ekonomi. rumah sakit dalam melayani pasien namun tidak mengikat
Idealnya perbedaan yang bagi perawat yang bukan PNS,
mungkin adalah dalam fasilitas, tetapi bukan dalam hal kecuali apabila perawat tersebut bekerja pada sarana
pengobatan dan atau pelayanan kesehatan yang
perawatan. memberlakukan aturan bagi perawat yang mengacu pada
Kode Etik Keperawatan Indonesia terdiri dari mukadimah Kepmenpan 94/2001.
dan batang tubuh. Mukadimah Bagi rumah sakit Swasta, pemberian layanan kesehatan
berisi : 1) Pedoman kehidupan profesi keperawatan, bahwa mengikuti standar yang dtentukan
oleh pemeritah (ekstern), sedangkan pembinaan kesehatan, baik perawat yang menjalankan tugasnya pada
kepegawaian, termasuk perawat, dapat sarana pelayanan kesehatan
saja merupakan otoritas rumah sakit karena bersifat intern, maupun perawat yang melakukan praktik keperawatan.
hanya saja pengaturan yang
ditetapkan dan diberlakukan oleh pemilik dan/atau
pengelola rumah sakit tidak boleh DAFTAR PUSTAKA
bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma Aiken,T.D. & Catalano,J.T. (1994). Legal. Ethical, and
susila, dan norma sopan santun political issues in nursing. Philadelphia: F.A.Davis
yang berlaku dalam masyarakat, termasuk peraturan Company
perundangan yang ditetapkan oleh Hariyati,Rr.T.S,. (1999). Hubungan antara pengetahuan
pemerintah. aspek hukum dari perawat, dan karakteristik
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. perawat dengan kualitas pendokumentasian asuhan
1239/Menkes/SK/X1/2001 tentang Registrasi dan keperawatan di RS Bhakti Yuda tahun 1999.
Praktik Perawat Tesis. FIk UI.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 (selanjutnya disebut 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Kepmenkes 1239/2001) berlaku bagi seluruh perawat di Keperawatan.
Indonesia. Kepmenkes 1239/2001 Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor
aspek legal atau berisi ketentuan prosedur registrasi yang Y.M.00.03.2.6.7637 tentang Standar Asuhahan
harus dilakukan oleh perawat, Keperawatan di Rumah Sakit
baik yang akan melakukan praktik perawat Keputusan Musyawarah Nasional IV Perastuan Perawat
perorangan/kelompok maupun yang tidak Nasional Indonesia No. 09/MUNAS IV/PPNI/1989
berpraktik (bekerja di sarana pelayanan kesehatan, dengan tentang Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan.
berstatus sebagai pegawai). Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Perawat yang bermaksud untuk menjalankan praktik Negara Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang
keperawatan baik perorangan maupun Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya.
kelompok, harus mengajukan permohonan kepada pejabat Kozier, B. Erg,. G Blais, K., & Wilkinson, J., ( 1996 ).
berwenang, yang dalam hal ini Pundamental of nursing : concepts, process &
adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan practice. Calipornia : Addison Wesley Pub. Co, Inc.
memenuhi syarat-syarat yang Koeswadji. Hermien Hadiati.(1998). Keadaan hukum
ditentukan. kesehatan di Indonesia dewasa ini. Disampaikan
Permohonan tersebut diterima atau ditolak harus dalam Seminar Etika Biomedis Etika dan Hukum
disampaikan oleh pejabat berwenang Kedokteran. PPE. Universitas Atmajaya.
kepada pemohon selambatnya satu bulan sejak permohonan Sabtu 5 Desember 1998.
diterima. Permohonan yang Moeljanto. (1987). Azas-azas hukum pidana. Jakarta: Bina
diterima harus segera diikuti dengan pemberian Surat Ijin Aksara.
Praktik Keperawatan, sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
permohonan yang ditolak pejabat yang berwenang harus Tenaga Kesehatan (LNRI Tahun 1996 TLNRI
memberikan alasan penolakan. Nomor 3637)
Kewenangan pembinaan dan pengawasan terhadap praktik Petunjuk Pelaksana Keputusan Menteri Kesehatan RI
keperawatan dan pekerjaan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
keperawatan berada pada Organisasi Profesi, Kepala Dinas dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Kabupaten/Kota, Praptianigsih, S. (2006). Kedudukan hukum perawat dalam
dan Majelis Disiplin atau Majelis Pembinaan dan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pengawasan Etika Pelayanan Medis. Ed.1. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Pedoman lebih lanjut bagi perawat untuk menerapkan Priharjo, R. (1995). Praktik keperawatan professional;
kompetensi keperawatannya konsep dasar dan hukum. Jakarta.EGC.
berdasarkan Kepmenkes 1239/2001, Direktorat Jenderal Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Pelayanan Medik, Direktorat (LNRI Tahun 1992 Nomor 100 TLNRI Nomor
Pelayanan Keperawatan, Departemen Kesehatan 3495)
mengeluarkan Petunjuk Pelaksanaan
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang
Praktik Perawat. Dalam juklak tersebut ditentukan mengatur sekelompok masyarakat . dengan demikian
tindakan-tindakan yang harus dan boleh hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur semua
dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan anggota masyarakat.
keperawatan dan pelayanan
Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 19 Tujuan hukum dalam keperawatan
Tujuan hukum yang mengendalikan cakupan praktek melindungi perawat saat memberikan bantuan dalam suatu
keperawatan, ketentuaan, perizinan bagi perawat, dan kecelakan. Melakukan praktik yang kompeten dan aman
standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat yang sesuai dengan undang-undang dan standar praktik
.perawat yang mengetahui dan menjalankan undang- merupakan landasan hukum utama terkait keamanan bagi
undang praktik perawat serta standar asuhan akan perawat. Dokumentasi yang akurat dan lengkap merupakan
memberikan layanan keperawatan yang aman dan komponen perlindungan hukum yang penting bagi perawat.
kompeten.
Undang-undang dan srategi diberlakukan untuk melindungi
Fungsi hukum dalam keperawatan perawat terhadap litigasi diantaranya:

Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan Good Samaritan Act adalah undang-undang yang
jenis tindakan keperawatan yang sah dalam asuhan klien. ditetapkan untuk melindungi penyediaan layanan kesehatan
yang memberikan bantuan pada situasi kegawatan terhadap
Hokum membedakan tanggung jawab perawat dari tuduhan malpraktek kecuali dapat dibuktikan terjadi
tenaga propesional kesehatan lain. penyimpangan berat dari standar asuhan normal atau
kesalahan yang disengaja di pihak penyedia layanan
Hokum membantu memberikan batasan tindakan
kesehatan.
keperawatan yang mandiri.
Asuransi tanggung wajib profesi seiring meningkatnya
Sumber hukum
tuntutan malpraktik terhadap para propesional kesehatan,
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perawat dianjurkan mengurus asuransi tanggung wajib
perundang-undangan, hukum peraturan, dan hukum umum. mereka. Kebayakan rumah sakit memiliki asuransi
pertanggungan bagi semua pegawai, termasuk semua
perawat. Dokter atau rumah sakit dapat dituntut karena
tindak kelalaian yang dilakukan perawat dan perawat juga
1. Hukum Perundang-undangan
dapat dituntut dan dianggap bertanggung jawab atas
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. kelalaian atau malpraktik.Rumah sakit dapat menuntut
Menggambarkan dan menjelaskan batasan legal praktek balik perawat saat mereka terbukti lalai dan rumah sakit
keperawatan. Undang-undang ini melindungi hak-hak mengharuskan untuk membayar. Oleh karna itu perawat
penyandang cacat di tempat kerja, institusi pendidikan, dan dianjurkan mengurus sendiri jaminan asuransi mereka dan
dalam masyarakat. tidak hanya mengandalkan asuransi yang disediakan oleh
rumah sakit saja.
2. Hukum peraturan atau hukum administratif
Melaksanakan program dokter para perawat diharap
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan mampu menganalisis prosedur dan medikasi yang
administratif. Salah satu contoh hukum peraturan adalah diprogramkan dokter. Perawat bertanggung jawab
kewajiban untuk melaporkan tindakan keperawatan yang mengklarifikasi program yang tampak rancu atau salah dari
tidak kompeten atau tidak etis. dokter yang meminta.

3. Hukum umum Memberikan asuhan keperawatan yang


kompeten praktik yang kompeten adalah upaya
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang perlindungan hukum utama bagi perawat. Perawat
pengadilan saat kasus hukum individu diputuskan. Contoh sebaiknya memberikan asuhan yang tetap berada dalam
hukum umum adalah informed consent dan hak klien untuk batasan hokum praktik mereka dan dalam batasan
menolak pengobatan. kebijakan instansimaupun prosedur yang berlaku.penerapan
proses keperawatan merupakan aspek penting dalam
Tipe Hukum
memberikan asuhan klien yang aman dan efektif.
1. Hukum Pidana (criminal laws) mencegah terjadinya
Membuat rekam medis rekam medis klien adalah
kejahatan dalam masyarakat dan memberikan hukuman
dokumen hukum dan dapat digunakan dipengadilan sebagai
bagi pelaku tindakan kriminal. Contohnya antara lain
barang bukti.
pembunuhan, pembunuhan tidak direncana, dan pencurian.
Laporan insiden adalah catatan instantsi mengenai
2. Hukum Perdata melindungi hak-hak pribadi individu
kecelakaan atau kejadian luar biasa.laporan insiden
dalam masyarakat dan mendorong perlakuan yang adil dan
digunakan untuk memberikan semua fakta yang dibutuhkan
pantas di antara individu.
kepada personel instansi.
Undang-undang dan strategi diberlakukan untuk
Peran Perawat Berdasarkan Hukum
melindungi perawat terhadap litigasi. Good Samaritan Act
adalah salah satu contoh hukum yang dibuat untuk
Berdasarkan hukum, perawat memiliki tiga peran berbeda Perawat perlu memahami dan menerapkan banyak aspek
yang saling bergantung, masing-masing dengan hak dan legal pada berbagai peran mereka. Contohnya, sebagai
kewajiban yang terkait, yaitu sebagai penyedia layanan, advokat klien, perawat memastikan klien mendapatkan
pegawai atau penerima kontrak sebagai penyedia layanan, haknya untuk menyetujui atau menolak tindakan setelah
dan warga negara. diberikan informasi yang benar, serta mengidentifikasi dan
melaporkan perilaku kekerasan dan pengabaian terhadap
Penyedia Layanan pasien yang rentan. Aspek legal juga mencakup tanggung
jawab untuk melaporkan perawat yang diduga melakukan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan
penyalahgunaan zat kimia.
kompeten. Tersirat dalam peran ini adalah beberapa konsep
hukum, yakni tanggung wajib, standar asuhan, dan
kewajiban kontrak.
Standar Pelayanan
Tanggung jawab adalah keadaan atau kondisi untuk
bertanggung jawab sesuai hukum terhadap kewajiban dan Standar pelayanan ( standard of care ) merupakan pedoman
tindakan seseorang dan pemberian ganti rugi secara legal bagi praktik keperawatan dan memberikan batasan
finansial atas tindak pelanggaran. Perawat, contohnya minimum pelayanan keperawatan yang dapat diterima.
memiliki kewajiban untuk berpraktik dan mengarahkan Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai dan prioritas
praktik yang dilakukan orang lain di bawah pengawasan profesi.
perawat tersebut sehingga bahaya atau cedera pada klien
dapat dicegah dan standar asuhan dapat terjaga. Dalam sebuah tuntutan malpraktek, standar pelayanan
keperawatan mengukur tindakan keperawatan dan
Standar asuhan yang dilakukan atau tidak dilakukan menentukan apakah perawat melakukan tindakan yang
perawat secara hukum dibatasi oloeh undang-undang layak dan bijaksana seperti yang dilakukan perawat lainnya
praktik perawat dan oleh peraturan tindakan yang rasional dalam situasi yang sama. Pelanggaran terhadap standar
dan bijaksana, yaitu tindakan yang dilakukan oleh tenaga pelayanan keperawatan merupakan salah satu elemen yang
profesional yang rasional dan bijaksana, dengan latar harus dibuktikan dalam kasus kelalaian atau malpraktik
belakang pendidikan dan pengalaman yang sama pada keperawatan.
situasi yang sama.

Kewajiban kontrak adalah tugas perawat yang harus


dilakukan perawat, yaitu tugas untuk memberikan asuhan, Dalam tuntutan malpraktek atau kelalaian perawat, seorang
yang ditetapkan berdasarkan kontrak tersurat dan tersirat. ahli keperawatan memberikan kesaksian kepada juri
Pegawai atau Penerima Kontrak Sebagai Penyedia tentang standar pelayanan keperawatan. Juri menggunakan
Layanan standar pelayanan sebagai dasar untuk menentukan apakah
perawat telah melakukan tindakan yang sesuai.
Perawat yang diperkerjakan oleh suatu lembaga bekerja
sebagai perwakilan lembaga tersebut dan kontrak perawat Persetujuan
dengan klien merupakan bentuk kontrak tersirat. Namun
Formulir persetujuan ( consent ) yang telah ditandatangani
perawat yang diperkerjakan secara langsung oleh klien,
dibutuhkan untuk semua pengobatan rutin, prosedur
contohnya perawat pribadi, mungkin memiliki kontrak
berbahaya seperti operasi, beberapa program pengobatan
tertulis dengan klien tersebut berisi persetujuan perawat
seperti kemoterapi dan penelitian yang melibatkan pasien.
untuk memberikan layanan profesional dengan biaya
imbalan tertentu. Perawat dapat tidak memenuhi ketentuan Informed Consent
dalam kontrak bila ia sakit atau meninggal dunia. Namun
kendala dan masalah pribadi, seperti mobil perawat mogok, Informed consent adalah persetujuan individu terhadap
bukan alasan yang diterima untuk melanggar kontrak pelaksanaan suatu tindakan, seperti operasi atau prosedur
diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan lengkap
Warga Negara tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat penolakan.
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi
dengan setiap individu yang berada di bawah sistem penyelengara pelayanan kesehatan untuk memberikan
hukum. Hak-hak kewarganegaran melindungi klien dari informasi dalam istilah yang dimengerti oleh klien
bahaya dan menjamin pemberian hak atas harta pribadi sehingga klien dapat membuat pilihan. Persetujuan ini
mereka, hak atas privasi, kerahasian, dan hak-hak lain. Hak harus diperoleh pada saat klien tidak berada dalam
ini juga berlaku bagi perawat. pengaruh obat seperti narkotika.
Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan 1. Pengertian malpraktek.
malpraktek didefinisikan merupakan kelalaian dari Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan
seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan administrative malpractice manakala tenaga perawatan
tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati tersebut telah melanggar hukum administrasi. ketentuan di
dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap bidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran perawatan untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja,
dilingkungan yang sama . Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban
tenaga perawatan. Apabila aturan tersebut dilanggar maka
Untuk malpraktek hukum dibagi dalam 3 kategori sesuai tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan
bidang hukum yang dilanggar, yakni Criminal malpractice, melanggar hukum administrasi.
Civil malpractice dan Administrative malpractice.
Dasar Perlindungan Hukum
1.Criminal malpractice
1. Pasal 53 (1) UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori
criminal malpractice manakala perbuatan tersebut 1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan
merupakan kesengajaan,kelalaian, kecerobohan. Criminal hukum dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
malpractice yang bersifat sengaja misalnya melakukan profesinya.
euthanasia (pasal 344 KUHP), melakukan aborsi tanpa
indikasi medis pasal 299 KUHP). 2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan menghormati hak pasien.
pasien informed consent.
3) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat
melakukan tindakan medis terhadap seseorang dengan
Criminal malpractice yang bersifat lalai misalnya kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang
hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya bersangkutan.
pasien, ketinggalan klem dalam perut pasien saat
4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien
melakukan operasi. Pertanggung jawaban didepan hukum
diatur dalam peraturan pemerintah.
pada criminal malpractice adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan 2. Pasal 54
kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana
kesehatan. 1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan
atau kelalaian dalam melaksankan tugas profesinya dapat
2. Civil malpractice dikenakan tindakan sangsi
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil 2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian
malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh
tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang
dapat dikategorikan civil malpractice antara lain: 3) Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan
tata kerja Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya dengan keputusan presiden
wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib 3. Pasal 24 (1) PP 32 tahun 1996 tentang Tenaga
dilakukan tetapi terlambat melakukannya. Kesehatan

c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yg
dilakukan tetapi tidak sempurna. melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga
kesehatan.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
seharusnya dilakukan. Pertanggung jawaban civil 4. Pasal 344 KUHP Barang siapa menghilangkan jiwa
malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of disebutkannya dengan nyata & sungguh-sungguh dihukum
vicarius liability. Dengan prinsip ini maka rumah penjara selama-lamanya duabelas tahun.
sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas
5. Pasal 299 KUHP
kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan)
selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka (1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita
melaksanakan tugas kewajibannya. atau menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan
atau menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu
3. Administrative malpractice
kandungannya dapat digugurkan, diancam pidana penjara
paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak
empat puluh lima ribu rupiah.

(2) Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari


keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai
pekerjaan atau kebiasaan, atau bila dia seorang dokter,
bidan atau juru-obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

(3) Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam


menjalankan pekerjaannya, maka haknya untuk melakukan
pekerjaan itu dapat dicabut.

S-ar putea să vă placă și