Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra seorang
pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik,
fungsional, psikotik ataupun histerik (Maramis, 2004).
Halusinasi adalah perubahan persepsi sensori : keadaan dimana indifidu atau kelompok
mengalami atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau
interpretasi stimulus yang datang ( Carpenito, 2000).
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa, halusinasi sering diidentifisikasikan dengan skizofrenia. Dari seluruh
klien skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang
disertai dengan gejala halusinasi adalah gejala panik defensif dan delirium. Berbeda
dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah satu
persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus internal dipersepsikan sebagai
suatu yang nyata pada klien-klien.
Maladaptif
Respon
Distorsi
Adaptif
pikiran
Gejala pikiran
- Respon logis
- Distorsi pikiran
- Delusi halusinasi
- Persepsi akurat
- Perilaku aneh /
- Perilaku disgonisasi
- Perilaku sesuai
tidak sesuai
- Sulit berespon
- Emosi sosial
- Menarik diri
dengan pengalaman
- Emosi berlebihan
1. Jenis-Jenis Halusinasi
Halusinasi penglihatan (visual, optik): tak berbentuk(sinar, kilapan atau pola cahaya)
atau yang berbentuk(orang, binatang, barang yang dikenal) baik itu yang berwarna atau
tidak
Halusinasi pendengaran (autif, akustik): suara manusia, hewan, binatang mesin,
barang, kejadian alamiah atau musik
Halusinasi peraba (taktil) : merasa diraba, disentuh, ditiup,disinari atau seperti ada ulat
bergerak di bawah kulitnya
Halusinasi kinestetik : merasa badannya bergerak dalam sebuah ruangan, atau anggota
badannya bergerak (umpamanya anggota badan bayangan atau phantom limb)
Halusinasi Hipnagogik : terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tetap sebelum
tertidur persepsi sensorik bekerja salah
Tingkat :
Karakteristik
Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa
bersalah, dan takut serta mencoba untuk memusatkan pada penenangan pikiran untuk
mengurangi ansietas, individu mengetahui bahwa
pikiran dan sensori yang dialami tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya bisa
diatasi (Non Psikotik).
Prilaku klien
Tingkat
Karakteristik
Perilaku klien
Tingkat
Karakteristik
Perilaku klien
Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada
menolaknya.
Tingkat
dengan delusi.
Karakteristik
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah,
halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau beberapa hari bila tidak ada
intervensi terapeutik (Psikotik).
Prilaku klien
C. Etiologi
Faktir biologik
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologist yang mal adaptif yang
baru di mulai di pahami,ini termasuk hal hal sebagai berikut :
Penilaian pencitraan otak sudah mulai menuunjukan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizofrenia:lesi pada area frontal temporal dan limbic paling
berhubunggan dengan perilaku
psikotik,beberapa kimia otak dikaitkan dengan gejalaskizofrenia antara
lain:dopain,neurotransmitter dan lain lain.
c. Faktor sosiokultural.
Teori social budaya atau lingkungan meyakini bahwa oang yang berasal dari
sosial ekonomi rendah aatu kondisi orang tua tunggal dan tidak mempunyai
kesempatan mendaptkan penghargaan dari orang lain yang dapt mempengaruhi
gangguan orientasi realita sehingga memberikan reaksi yang salah dan tidak
mampu berespon terhdap stimulus dari luar.isolasi sosial merupakan factor
dalam gangguan berhubungan.akibat dari dari norma yanfg tuidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat
yang tiak produktif seperti lansia,orang cacat dan berpenyakit kronis.
d. Faktor keluarga.
System keluarga yang terganggu dan Norma keluarga yang tidak mendukung
hubungan keluarga dengan pihak lain diluar keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga dapat mengembangkan perilaku menarik diri.faktor genetic dapat
mendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial sehingga
menimbulkan perilaku menarik diri sampai engan halusinasi.
Berpisah dari orang yang berarti dalam keluarga dalam kehidupannya missalnya karena
dirawat di rumah sakit,perceraian.
Stresor psikologik.
c. Biologis
Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi.
Tanda dan gejala.
Beberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah tersenyum atau tertawa yang
tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, bicara sendiri,pergerakan mata cepat,
diam, asyik dengan pengalaman sensori,kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realitas rentang perhatian yang menyempit hanya beberapa detik atau
menit, kesukaran berhubungan dengan orang lain, tidak mampu merawat
diri,perubahan
Tabel 2 : Karakteristik Halusinasi (Stuart and Farala 2003)
Jenis halusinasi
Karakteristik
Pendengaran
Mendengar suara-suara / kebisingan, paling sering suara kata
pencernaan makanan.
E. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau masalah
klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social, dan spiritual.
Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi factor predisposisi,
factor presipitasi penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan koping
yang dimiliki klien, cara ini yang akan dipakai pada uraian berikut. Cara pengkajian
lain berfokus pada 5 (lima) dimensi, yaitu fisik, emosional, intelektual, social, dan
spiritual.
Faktor Predisposisi
Teori agresif menyerang menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah
yang ditunjukkan pada diri sendiri.
Teori kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik individu dengan benda
atau yang sangat berarti.
Teori organisasi kepribadian menguraikan bagaimana konsep diri yang negatif dan
harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap
stressor.
Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri seseorang, dunia
seseorang dan masa depan seseorang.
Faktor Presipitasi
Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat obatan atau berbagai penyakit fisik.
Resiko tinggi mencederai (diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan) ( Keliet, 1998 :
28-29)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah. (Townsend, 1998 : 73) G. Pohon Masalah.
(Keliat,2006)
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus,
dan rencana tindakan tindakan keperawatan. Tujan umum berfokus pada penyelesaian
permasalahan (P) dari diagnoses tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian
tujuan khusus telah tercapai.
a. Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
Salam terapeutik - perkenalkan diri - jelaskan tujuan - ciptakan lingkungan yang tenang
- buat kontrak yang jelas (waktu, tempat, topik)
Empati
Melatih pasien cara control perilaku kekerasan fisik II (memukul bantal / kasur
atau konversi energi)
Tujuan khusus :
Empati
Tindakan :
Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non verbal)
Tindakan:
Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk
mengontrol halusinasinya
Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi: bicara dengan orang
lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan pada suara
tersebut " saya tidak mau dengar!"
Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian jika
berhasil
Tindakan:
Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping minum obat
Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien, obat, dosis, cara
dan waktu)
optimal.
Tujuan khusus :
Intervensi :
Kriteria Evaluasi: klien dapat menyebutkan menarik diri yang berasal dari
diri sendiri,orang lain dan lingkungan
Intervensi:
Klien perawat
Intervensi :
Sampaikan tujuan
Akibat perilaku menarik diri jika perilaku menarik diri tidak di tanggapi
Mendorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
Anjurkan kepada keluarga secara rutin dan bergantian untuk menjenguk klien minimal 1x
seminggu.Memberi reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai keluarga.
Halusinasi
Pasien
Keluarga
SP I p
SP I k
1.
Mengidentifikasi jenis
1.
Mendiskusikan masalah
halusinasi pasien
2.
Mengidentifikasi isi halusinasi
pasien
2.
Menjelaskan pengertian,
3.
Mengidentifikasi waktu
halusinasi pasien
dan jenis halusinasi yang
4.
Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi pasien
proses terjadinya
5.
Mengidentifikasi situasi yang
3.
Menjelaskan cara-cara
menimbulkan halusinasi
6.
Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
SP III p
Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan
menghardik
Memvalidasi masalah dan latihan
Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal sebelumnya.
kegiatan harian.
SP II p
SP III k
SP IV p