Sunteți pe pagina 1din 4

The Law of Attraction (3)

Giving thought, on the one hand, and expecting or believing, on the other hand, is the
balance that brings to you that which you receive

Pada artikel pertama mengenai LOA saya telah menyinggung sekilas mengenai prinsip
sukses yang saya tulis di buku Becoming a Money Magnet (BMM) dan yang menjadi
intisari dari materi yang diajarkan di Supercamp (SC) Becoming a Money Magnet. Pada
kesempatan ini saya akan menguraikan sedikit lebih mendalam mengenai prinsip sukses
BMM, mengapa kami menyusunnya sedemikian rupa, dan hubungannya dengan LOA.

Rumus sukses yang kami ajarkan adalah 1) Tahu apa yang diinginkan/dream, 2) Yakin, 3)
Syukur, 4) Pasrah, dan 5) Doa.

Langkah pertama Tahu apa yang diinginkan, atau mudahnya kita sebut saja dream,
merupakan kunci untuk bisa merealisasikan hal-hal yang ingin dicapai dalam hidup.
Bagaimana kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan kalau kita tidak jelas apa yang
kita inginkan? Kejelasan (clarity) merupakan kunci dan tidak bisa ditawar. Dream
merupakan buah pikir (thought) yang akan tampil di layar mental dan selanjutnya di-
broadcast. Apakah hanya dream saja cukup? Tentu tidak. Dream yang kami maksudkan
adalah dream yang mempunyai muatan emosi positif yang tinggi. Semakin tinggi akan
semakin kuat efeknya.

Mengapa perlu dream? Alasan lainnya adalah dream merupakan wants bukan needs. Jika
kita ditanya apa impian kita maka kita pasti akan menjawab sesuatu yang sangat kita
inginkan di masa depan. Jika kita sudah punya mobil Kijang Inova maka dream kita bisa
jadi Toyota Fortuner. Pasti sesuatu yang lebih tinggi. Nah, dengan pemahaman ini maka
sudah jelas dream sangat penting.

Langkah kedua adalah yakin. Nah, ini yang susah. Yakin atau belief adalah urusan pikiran
bawah sadar. Tidak mudah untuk bisa mengubah belief atau keyakinan kita. Itulah
sebabnya mengapa banyak orang tahu apa yang mereka inginkan namun sangat sulit
untuk mendapatkan impian mereka. Syarat pertama sudah terpenuhi. Mereka tahu apa
yang mereka inginkan. Namun mereka tidak yakin. Terjadi konflik antara pikiran sadar
dan bawah sadar. Pikiran sadar mau tapi pikiran sadar nggak yakin. Dan yang selalu
menang adalah pikiran bawah sadar.

Saya mendapat banyak sekali respon positif dari para alumnus SC yang mengatakan
bahwa, Miracle happens in my life , Mengapa sekarang sukses kok sangat mudah
dicapai?, Saya bingung melihat perkembangan bisnis saya yang sedemikian pesat?,
Dulu saya susah payah mencari order, sekarang saya kepayahan dikejar-kejar order.
Dan masih banyak lagi komentar positif senada yang dikirim baik via sms maupun email
ke saya.
Di SC di Trawas baru-baru ini kami melihat begitu banyak peserta yang mengalami
transformasi diri. Kami menangis tangis bahagia bersama-sama. Sungguh satu
kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata saat melihat para naga bangun
dari mimpi yang selama ini membuat mereka bertindak hanya seperti layaknya cacing
atau ular.

Apa yang kami lakukan di SC sebenarnya sederhana. Kami membantu para peserta untuk
bisa keluar dari penjara mental yang telah sekian tahun membatasi mereka. Hanya itu.
Setelah terbebas dari penjara mental (limiting belief) maka mereka bisa yakin. Dengan
demikian dua langkah pertama telah berhasil dicapai.

Sebenarnya hanya dengan dua langkah ini saja, dream dan yakin, kita sudah bisa berhasil.
Dua langkah ini sudah memenuhi syarat untuk bisa membuat LOA bekerja keras untuk
kita.

Sebelum melanjutkan saya ingin membahas sedikit lebih dalam mengenai dream dan
yakin/belief.

Dalam kondisi normal perkembangan diri kita bersifat gradual, perlahan-lahan, step by
step. Demikian juga dengan belief. Itulah sebabnya goal setting ... eh.. salah... outcome
setting harus dilakukan dengan hati-hati. Idealnya kita menset outcome paling tinggi 20%
lebih tinggi dari pencapaian sebelumnya. Mengapa demikian? Karena ini adalah
lompatan yang masih dianggap wajar/masuk akal oleh pikiran kita. Dengan demikian
tidak akan ditolak.

Dalam kondisi normal, bila kita ingin mencapai hasil yang spektakuler, jauh di atas
pencapaian yang selama ini kita capai, suatu quantum leap, maka yang perlu diotak-atik
bukan belief kita. Mengapa? Karena dalam kondisi normal belief kita tidak bisa berubah
drastis.

Nah, karena belief tidak bisa berubah drastis maka yang direkayasa adalah keinginan
kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Bingung? Ini saya beri satu contoh.

Anda mungkin pernah mendengar cerita mengenai seorang wanita yang mampu
mengangkat mobil demi membebaskan anaknya yang terjepit di bawah mobil itu? Secara
logika atau belief wanita ini tidak mungkin ia mampu mengangkat mobil yang berat.
Namun ia sangat ingin menyelamatkan nyawa anaknya. Satu-satunya cara adalah dengan
mengangkat mobil dan membebaskan si anak dari himpitan mobil. Hasilnya? Ia sukses
mengangkat mobil itu. Jika ia diminta mengulangi lagi, apakah bisa? Tidak bisa.

Dengan kata lain, bila keinginan benar-benar kuat maka pengaruh belief dapat di-by-
pass sehingga kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
Di SC kita mengajarkan peserta untuk berani menetapkan outcome 2 X lipat (200%) dari
pencapaian sebelumnya. Edukasi ini dilakukan langsung ke pikiran bawah sadar.

Mengapa kami melakukan hal ini? Jawabannya sederhana. Untuk bisa mencapai hasil
yang spekatuler atau quantum leap maka kita harus melepas belief lama dan mengadopsi
belief baru yang mendukung pencapaian tujuan. Hanya ini caranya. Tidak ada cara lain.
Ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan rekonstruksi atau restrukturisasi berbagai
program pikiran yang ada di pikiran bawah sadar.

Nah, setelah langkah pertama, dream, dan langkah kedua, yakin/belief, saya jelaskan
maka kini saya akan menjelaskan langkah ketiga yaitu syukur.

Pertanyaannya, Mengapa syukur? Mengapa bukan yang lain?

Syukur mempuyai makna: 1) rasa terima kasih kepada Tuhan, dan 2) pernyataan lega,
senang, dan sebagainya.

Setelah melewati langkah pertama dan kedua sebenarnya kemampuan peserta SC untuk
menarik hal-hal yang mereka inginkan sudah sangat kuat. Kemampuan ini semakin
diperkuat dengan level energi yang sangat tinggi dari perasaan syukur. Jika kita punya
dream dan kita yakin bahwa kita pasti akan mendapatkan apa yang kita inginkan, atas ijin
Tuhan, maka yang perlu kita lakukan tinggal bersyukur dan bersyukur. Bersyukur berarti
kita senantiasa berterima kasih atas kemurahan Tuhan. Bersyukur berarti kita merasa
lega, senang, gembira, bahagia, dan damai karena kita tahu bahwa kita akan mendapatkan
apa yang kita inginkan. Level energinya sangat tinggi, bisa mencapai 600. Bagi pembaca
yang bingung mengenai level energi, anda bisa membaca artikel saya yang terdahulu
yang berjudul Energi Psikis Sebagai Akselerator Keberhasilan.

Setelah bersyukur maka selanjutnya kita pasrah. Kapan kita mendapatkan apa yang kita
inginkan ini sepenuhnya bergantung pada Yang Kuasa, melalui kerja LOA. Dengan
pasrah, kita justru semakin memperkuat kerja LOA.

Langkah terakhir adalah doa. Mengapa saya tidak menempatkan doa sebagai langkah
awal? Karena sudah terlalu banyak orang yang berdoa namun tidak mendapatkan
jawaban untuk doa mereka. Mungkin anda juga pernah mengalaminya. Mengapa bisa
begitu? Karena kebanyakan orang tidak tahu apa yang mereka inginkan (dream).
Kalaupun mereka tahu, mereka tidak yakin bisa mendapatkan dream mereka. Akibatnya
mereka tidak bisa bersyukur karena tidak pernah mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Dan selanjutnya mereka juga nggak pasrah. Banyak orang yang mengaku
pasrah namun sebenarnya tidak. Hal ini tercermin dari sikap mereka yang cenderung
negatif dan suka mengeluh.

Dengan menempatkan doa pada bagian akhir justru saya ingin mengatakan bahwa doa
inilah yang paling penting. Mengapa? Karena definisi doa yang saya tawarkan berbeda.
Ini menurut saya pribadi lho. Anda boleh setuju boleh juga tidak. Doa kita kepada Sang
Hidup sebenarnya berupa pola pikir, ucapan, tindakan, sikap, perilaku, harapan, dan
hidup keseharian kita.

Setelah membaca sejauh ini pasti anda bingung dan bertanya, Lho, Pak Adi kok sama
sekali tidak bicara mengenai action atau kerja?.

He..he... sudah tentu kita perlu kerja. Namun jika telah menggunakan bantuan LOA untuk
mencapai keberhasilan hidup maka kerjanya kita bisa sangat minim. Nggak usahlah
melakukan massive action. Capek ah.. kalau terus-terusan massive action. Cukup action-
action seperlunya saja lah. Inilah yang saya jelaskan panjang lebar di buku BMM. Anda
akan mengalami berbagai kebetulan yang tidak kebetulan yang kebetulan mempermudah
pencapaian tujuan anda dengan cara yang sangat kebetulan.

Lha, kalau bisa dibuat mudah mengapa harus dipersulit? Gitu aja kok repot?

Oh ya... mengakhiri seri tulisan ini, The Law of Attraction, saya sangat menyarankan
anda untuk bisa segera membeli dan membaca buku The Secret yang ditulis oleh Rhonda
Byrne. Buku ini sudah diterbitkan oleh Gramedia. Selain itu anda juga perlu menonton
video The Secret yang merupakan satu video sangat dahsyat yang akan membuka
wawasan berpikir anda mengenai LOA.

S-ar putea să vă placă și