Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
N Vortex P
Larutan Impeller Baffle E/H NRe Np
(rpm) (cm) (watt)
150 12196,41 146,98 1,5 2,718
4/10 250 20327,35 32,16 2,5 2,754
350 28458,3 11,72 6 2,754
0
150 12196,41 148,92 3 2,754
6/10 250 20327,35 32,58 2 2,79
Larutan 0,0008 Disk 350 28458,3 11,78 2,3 2,7693
995,68
Mixing Segar 007 Turbine
kg/m3 150 12196,41 151,84 0 2,808
Dingin kg/m.s 8 blades
4/10 250 20327,35 33,21 0 2,844
350 28458,3 12,17 0 2,8598
3
150 12196,41 148,92 0,3 2,754
6/10 250 20327,35 32,58 0 2,79
350 28458,3 12,1 0 2,844
150 4940 1,67 0,00238 0,0014
4/10 250 8490 1,55 0,00694 0,00602
350 12100 1,48 0,014 0,0157
0
150 4940 1,67 0,00238 0,0014
0,000 6/10 250 8490 1,55 0,00694 0,00602
Larutan Disk 350 12100 1,48 0,014 0,0157
Simulasi 1020 88335
Sedar Turbine
Mixing kg/m3 4 150 2980 5,07 0 0,00424
Dingin 8 blades
kg/m.s 4/10 250 4980 5,06 0,00119 0,0196
350 6990 5,05 0,00233 0,0537
3
150 3350 4,55 0 0,00381
6/10 250 5620 4,53 0,00174 0,0176
350 7890 4,52 0,00343 0,0481
IV-1
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASA
IV.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum dapat dibandingkan antara praktikum simulasi mixing dan
mixing. Terdapat beberapa perbedaan pada simulasi mixing dan mixing. Perbedaan yang
dapat dibandingkan antara lain adalah hubungan Np dan N, dan NRe dan N.
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan pada Visimix Turbulent maka akan
dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses mixing diantaranya:
1. Hubungan N dengan Np
Hubungan N dengan Np
6
Simulasi Mixing,
4
E/H=4/10, 3 Baffle
Simulasi Mixing,
Np
3
E/H=4/10, Tanpa Baffle
2 Simulasi Mixing,
E/H=6/10, Tanpa Baffle
1 Simulasi Mixing,
E/H=6/10, 3 Baffle
0
0 100 200 300 400
N
Grafik IV.1 Hubungan Antara N dengan Np Simulasi Mixing saat E/H = 4/10 dan E/H=6/10
dengan Kecepatan Putaran 150, 250, 350 rpm Pada Larutan Segar Dingin
Pada Grafik IV.1 pada sampel larutan Segar Dingin saat E/H = 4/10, pada putaran
pengaduk Putaran 150, 250, 350 rpm memiliki nilai NP saat tanpa baffle berturut-turut 1,67;
1,55; dan 1,48. Sedangkan Np saat baffle 3, nilai Np berturut-turut 5,07; 5,06; dan 5,05.
Pada sampel larutan Segar Dingin saat E/H = 6/10, pada putaran pengaduk Putaran 150, 250,
350 rpm memiliki nilai NP saat tanpa baffle berturut-turut turut 1,67; 1,55; dan 1,48.
Sedangkan Np saat baffle 3, nilai Np berturut-turut 4,55; 4,53; dan 4,52. Dari hasil tersebut
didapat nilai Np yang mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat bahwa hubungan antara
N dengan Np adalah berbanding terbalik. Yang menyatakan bahwa semakin besar nilai N
maka Np akan semakin besar pula. Sehingga dari hasil percobaan tidak sesuai dengan
persamaan berikut :
P
Np
Da 5 xN 3 x
(Geankoplis, 2003)
Hubungan N dengan Np
2500
Grafik IV.2 Perbandingan N dengan Np Antara Simulasi Mixing dan Mixing Experiment saat E/H
= 6/10 dan 4/10, dengan Kecepatan Putaran 150, 250, 350 rpm Pada Larutan Segar
Dingin
Pada Grafik IV.2 pada sampel larutan Segar Dingin saat E/H = 4/10, hasil
mixing pada putaran pengaduk Putaran 150, 250, 350 rpm memiliki nilai NP saat tanpa baffle
berturut-turut 1,67; 1,55; dan 1,48. Sedangkan Np saat baffle 3 pada mixing, nilai Np
berturut-turut 151,84; 33,21; dan 12,17. pada sampel larutan Segar Dingin saat E/H = 4/10,
hasil simulasi mixing pada putaran pengaduk Putaran 150, 250, 350 rpm memiliki nilai NP
saat tanpa baffle berturut-turut 1,67; 1,55; dan 1,48. Sedangkan Np saat baffle 3 pada
simulasi mixing , nilai Np berturut-turut 151,84; 33,21; dan 12,17. pada sampel larutan
Segar Dingin saat E/H = 6/10, hasil mixing pada putaran pengaduk Putaran 150, 250, 350
rpm memiliki nilai NP saat tanpa baffle berturut-turut 148,92; 32,58; dan 11,78. Sedangkan
Np saat baffle 3 pada mixing, nilai Np berturut-turut 4,55; 4,53; dan 4,5. pada sampel
larutan Segar Dingin saat E/H = 6/10, hasil simulasi mixing pada putaran pengaduk Putaran
150, 250, 350 rpm memiliki nilai NP saat tanpa baffle berturut-turut 1,67; 1,55; dan 1,48.
12000
Simulasi Mixing,
6000 E/H=4/10, 3 Baffle
Simulasi Mixing,
4000
E/H=6/10, Tanpa Baffle
2000 Simulasi Mixing,
E/H=6/10, 3 Baffle
0
0 100 200 300 400
N
Grafik IV.3 Hubungan Antara N dengan NRe Simulasi Mixing saat E/H=4/10 dan E/H = 6/10
dengan Kecepatan Putaran 150, 250, 350 rpm Pada Larutan Segar Dingin
Pada Grafik IV.3 pada sampel larutan Segar Dingin saat E/H = 4/10, pada putaran
pengaduk Putaran 150, 250, 350 rpm memiliki nilai NRe saat tanpa baffle berturut-turut turut
4940; 8490; dan 12100. Sedangkan NRe saat baffle 3, nilai NRe berturut-turut 2980; 4980;
dan 6990. Pada sampel larutan Segar Dingin saat E/H = 6/10, pada putaran pengaduk
Putaran 150, 250, 350 rpm memiliki nilai NRe saat tanpa baffle berturut-turut 4940; 8490;
dan 12100. Sedangkan NRe saat baffle 3, nilai NRe berturut-turut 3350; 5620; dan 7890.
Hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa nilai N berbanding lurus
dengan nilai NRe. Sehingga semakin besar nilai N, maka semakin besar nilai NRe. Hal
tersebut dibuktikan dengan rumus :
Da 2 N
NRe =
(Geankoplis, 2003)
Grafik IV.4 Perbandingan N dengan NRe Antara Simulasi Mixing dan Mixing Experiment saat
E/H = 6/10 dan 4/10, dengan Kecepatan Putaran 150, 250, 350 rpm Pada Larutan
Segar Dingin
Dari grafik tersebut diketahui bahwa hubungan antara NRe dan N pada setiap
variabel menunjukkan bahwa Nre berbanding lurus dengan N, di mana NRe semakin besar
maka N akan semakin besar pula. Salah satu sampel pada larutan Segar Dingin pada
mixing experiment dengan tanpa baffle dengan variabel kecepatan putar sebesar 150, 250,
dan 350 rpm, serta E/H = 4/10 didapatkan nilai NRe adalah 12196,41; 20327,35; dan
28458,3. Sedangkan pada simulasi mixing dengan sampel larutan Segar Dingin, variabel
kecepatan putar dan E/H yang sama didapatkan nilai NRe sebesar 4940; 8490; dan 12100.
Dari rumus dapat dilihat bahwa NRe berbanding lurus dengan diameter, kecepatan
putar, dan densitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa NRe berbanding lurus dengan kecepatan
putar (N), sesuai dengan persamaan :
N D2
NRe=
(Geankoplis, 2003)
Dari hasil perbandingan perhitungan NRe dan N untuk larutan Segar Dingin pada
mixing experiment maupun simulasi mixing, didapatkan nilai NRe pada mixing experiment
lebih besar dibandingkan nilai NRe pada simulasi mixing menggunakan software VisiMix
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA IV-5
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASA
Turbulent. Perbedaan nilai ini disebabkan karena diameter disk/piringan pada impeller
turbin yang di input pada simulasi mixing mempunyai standar tersendiri yaitu berkisar
antara 3,5 - 4,76 cm. Sedangkan diameter disk pada mixing experiment tidak termasuk
dalam kisaran angka tersebut yaitu 6,5 cm. Pada mixing experiment, perbandingan lebar
blade dengan diameter impeller yaitu 1/3. Hal ini tidak sesuai dengan proporsional
geometri impeller standar yang terdapat pada literatur, (Geankoplis, 1993). Sedangkan
pada aplikasi visimix turbulent perbandingan antara lebar blade dengan diameter impeller
sudah terinput secara otomatis dan sesuai literatur. Sehingga terdapat perbedaan nilai NRe
pada mixing experiment dan simulasi mixing.